Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 75882 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sylvia Febrina
"Kualitas udara merupakan salah satu indikator lingkungan yang berpotensi terkena dampak dari wabah COVID-19 (Zambrano, 2020). Sebagaimana diketahui bahwa pencemaran udara sebagian besar disebabkan oleh aktivitas manusia. Kebijakan lockdown untuk memutus mata rantai COVID-19 membuat mobilisasi masyarakat berkurang signifikan serta menghasilkan peningkatan kualitas udara bahkan menghasilkan manfaat kesehatan manusia yang sejauh ini melebihi jumlah kematian yang dikonfirmasi akibat COVID-19 (Zeng, 2020). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak mobilitas masyarakat selama PSBB terhadap konsentrasi polutan udara. Data set utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah set data harian trend mobilitas dan set data harian indikator polutan udara primer (SO2, CO dan NO2). Ditemukan bahwa mobilitas masyarakat selama PSBB berdampak signifikan meningkatkan ketiga polutan tersebut. Sebaliknya, aktivitas masyarakat dirumah berdampak signifikan mengurangi ketiga polutan udara tersebut. Temuan ini mengkonfirmasi beberapa penemuan penelitian terdahulu. Namun ditemukan bahwa ada kecenderungan masyarakat bermobilisasi menggunakan transportasi pribadi selama pandemi COVID-19. Kebijakan yang direkomendasikan adalah dengan mengatur pola mobilitas masyarakat, yaitu pelaksanaan kegiatan kerja secara hybrid, mengevaluasi sumber energi penyebab tingginya polutan dan menghimbau masyarakat untuk tetap menggunakan transportasi umum dengan protokol kesehatan yang ketat

Air quality is one of the environmental indicators that may be affected by the COVID-19 outbreak (Zambrano, 2020). It is known that air reports are mostly caused by human activities. Lockdown policies to break the COVID-19 chain have significantly reduced community mobilization and improved air quality and even resulted in human health benefits that far exceed the number of confirmed deaths from COVID-19 (Zeng, 2020). This study aims to analyze the impact of community mobility during PSBB on the concentration of air pollutants. The main data sets used in this study are daily data sets of movement trends and daily data sets of primary air pollutant indicators (SO2, CO and NO2). It was found that community mobility during the PSBB had a significant impact on increasing the three pollutants. On the other hand, community activities at home have a significant impact on reducing the three air pollutants. This finding confirms some of the findings of previous studies. However, there is a tendency for people to mobilize using private transportation during the COVID-19 pandemic. The recommended policy is to regulate the pattern of community mobility, namely implementing hybrid activities, finding sources of energy that cause pollution and urging people to continue to use public transportation with strict health protocols."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Armyn Trimulia Atmadja Tunggawidjaja
"Latar belakang. Belum diketahui apakah ada hubungan antara usia penerbang, obesitas sentral, kebiasaan merokok, riwayat penyakit metabolik, dan jam terbang total dengan kejadian sindroma metabolik pada penerbang sipil pesawat sayap tetap.
Metode. Penelitian ini merupakan studi kasus kontrol, yang dilakukan pada bulan Desember 2022. Penerbang sipil laki-laki pesawat sayap tetap yang menjalani pemeriksaan kesehatan di Balai Kesehatan Penerbangan pada periode Juni – November 2022 diinklusi dalam studi. Variabel bebas yang diteliti adalah jam terbang, usia, status obesitas, merokok, dan riwayat DM tipe II keluarga.
Hasil. Terdapat dua ratus enam puluh dua penerbang sipil pesawat sayap tetap yang diinklusi dalam studi ini, dengan 131 (50%) penerbang dengan sindrom metabolik dan 131 (50%) lainnya tidak memiliki sindrom metabolik. Rerata usia pasien dalam penelitian adalah 38,70 ± 10,54 tahun, dengan 57,6% penerbang berusia ≤ 40 tahun. 59,2% subjek memiliki jam terbang ≥ 5000 jam, dengan median jam terbang keseluruhan subjek adalah sebesar 5600 (45¬27700) jam. Sebagian besar subjek (64,5%) memiliki indeks massa tubuh (IMT) yang termasuk dalam kategori obesitas. Hanya usia > 40 tahun dan IMT ≥ 25 kg/m2 yang ditemukan berhubungan dengan sindrom metabolik (p < 0,001), dengan rasio odds masing-masing sebesar 5,90 (IK 95%, 2,79–12,45) dan 6,24 (IK 95%, 3,25–12,00). Setelah menghilangkan faktor usia, jam terbang ≥ 5000 jam memiliki risiko 3,33 (IK 95%, 1,87–5,94) kali lebih tinggi untuk mengalami sindrom metabolik.
Simpulan. Usia ≥ 40 tahun dan status obesitas berhubungan dengan peningkatan risiko sindrom metabolik di kalangan penerbang sipil pesawat sayap tetap laki-laki.

Background. It is not yet known whether there is a relationship between pilot age, central obesity, smoking habits, history of metabolic disease, and total flight hours with the incidence of metabolic syndrome in civil fixed-wing aircraft pilots.
Methods. This research is a case control study, which was conducted in December 2022. Male civil pilots of fixed wing aircraft who underwent medical examinations at the Balai Kesehatan Penerbangan in the period June – November 2022 were included in the study. The independent variables studied were flight hours, age, obesity status, smoking, and family history of type II DM.
Results. Two hundred and sixty-two fixed-wing civil aviation pilots were included in this study, of which 131 (50%) pilots had the metabolic syndrome and 131 (50%) did not have the metabolic syndrome. The mean age of the patients in the study was 38.70 ± 10.54 years, with 57.6% of the pilots aged ≤ 40 years. 59.2% of the subjects had flight hours ≥ 5000 hours, with the median flight hours of all subjects being 5600 (45¬27700) hours. Most of the subjects (64.5%) had a body mass index (BMI) which was included in the obesity category. Only age > 40 years and BMI ≥ 25 kg/m2 were found to be associated with the metabolic syndrome (p < 0.001), with odds ratios of 5.90 (95% CI, 2.79–12.45) and 6, respectively. 24 (95% CI, 3.25–12.00). After removing the age factor, flying hours ≥ 5000 hours had a 3.33 (95% CI, 1.87–5.94) times higher risk of experiencing metabolic syndrome.
Conclusion. Age ≥ 40 years and obesity status are associated with an increased risk of metabolic syndrome among male civil fixed-wing aircraft pilots.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Minar Indriasih
"Sejak pertama kali dilaporkan pada Desember 2019 di Kota Wuhan, China, infeksi SARS-CoV-2 telah menjadi pandemi global dan mengancam kesehatan masyarakat di seluruh dunia. Provinsi DKI Jakarta merupakan salah satu episenter kasus COVID-19 di Indonesia. Hingga tanggal 25 September 2022, DKI Jakarta menjadi penyumbang kasus tertinggi yaitu sebanyak 1.422.965 kasus, dengan 15.553 kasus yang berakhir dengan kematian. Dari total kasus positif di DKI Jakarta per tanggal 25 September 2022 tersebut, Kota Administrasi Jakarta Pusat menyumbang sebanyak 131.410 kasus dengan mortality rate yang paling tinggi yaitu sebesar 1,35%.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor iklim (suhu, kelembaban, curah hujan, kecepatan angin) dan pencemaran udara (PM10, PM2.5, SO2, NO2) dengan kasus COVID-19, menganalisis faktor yang paling dominan dan membuat model prediksi kasus COVID-19 berdasarkan faktor iklim dan pencemaran udara. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan desain studi ekologi berdasarkan waktu (time trend). Penelitian dilakukan pada bulan April-Juni 2023 menggunakan data iklim, data pencemaran udara dan data insidens kasus COVID-19 di Kota Administrasi Jakarta Pusat Tahun 2020-2022. Data dianalisis menggunakan analisis univariat, bivariat dan multivariat serta hasilnya disajikan dalam bentuk tabel dan grafik.
Hasil uji bivariat dengan korelasi spearman menunjukkan bahwa suhu (p = 0,000; r = -0,291) dan kecepatan angin (p = 0,001; r = 0,265) berhubungan signifikan dengan kasus COVID-19. Hasil uji multivariat dengan regresi linear berganda menunjukkan bahwa variabel yang berhubungan signifikan dengan kasus COVID-19 adalah suhu, kecepatan angin dan PM2.5, dimana faktor yang paling dominan adalah PM2.5. Model prediksi kasus COVID-19 adalah ln(Y) = 22,330 - 0,875(X1) + 1,806(X2) + 0,053(X3) + e dengan R2 = 0,225. Penelitian ini menyimpulkan bahwa ada hubungan antara faktor iklim dan pencemaran udara dengan kasus COVID-19 di Kota Administrasi Jakarta Pusat Tahun 2020-2022. Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian di tingkat individu dengan desain studi kohort untuk membuktikan hubungan antara iklim dan pencemaran udara dengan kasus COVID-19.

Since it was first reported in December 2019 in Wuhan, China, SARS-CoV-2 infection has become a global pandemic and threatens public health worldwide. DKI Jakarta Province is one of the epicenters of COVID-19 cases in Indonesia. As of September 25 2022, DKI Jakarta is the highest contributor of cases, namely 1,422,965 cases, with 15,553 cases ending in death. From the total positive cases in DKI Jakarta as of September 25 2022, the Central Jakarta Administrative City contributed 131,410 cases with the highest mortality rate, which was 1.35%. This study aims to determine the relationship between climatic factors (temperature, humidity, rainfall, wind speed) and air pollution (PM10, PM2.5, SO2, NO2) with COVID-19 cases, to analyze the most dominant factors and to create a case prediction model.
This research is a quantitative study using a time trend ecological study design. The research was conducted in April-June 2023 using climate data, air pollution data and COVID-19 case incidence data in the Administrative City of Central Jakarta for 2020-2022. Data were analyzed using univariate, bivariate and multivariate analysis.
The results of the bivariate test with spearman correlation show that temperature (p = 0.000; r = -0.291) and wind speed (p = 0.001; r = 0.265) are related significantly to COVID-19 cases. The results of the multivariate test with multiple linear regression show that the variables that had a significant relation on COVID-19 are temperature, wind speed and PM2.5, where the most dominant factor is PM2.5. The COVID-19 case prediction model is ln(Y) = 22.330 - 0.875(X1) + 1.806(X2) + 0.053(X3) + e with R2 = 0.225. This study concludes that there is a relationship between climate factors and air pollution with COVID-19 cases in the Administrative City of Central Jakarta in 2020-2022. It is suggested to future researchers to conduct research at the individual level with a cohort study design to prove the relationship between climate and air pollution with COVID-19 cases.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizqika Alamsyah
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perubahan pola mobilitas non-permanen tenaga kerja di kawasan metropolitan antara sebelum dan selama pandemi Covid-19. Penelitian ini juga menganalisis pengaruh faktor individu dan faktor daerah asal dan tujuan pekerja terhadap keputusan pilihan pola mobilitas non-permanen selama pandemi. Adapun data yang digunakan adalah Sakernas 2019, 2020, dan 2021. Metode penelitian menggunakan regresi multinomial logistik. Hasil penelitian menunjukan terjadi penurunan pola mobilitas non permanen di kawasan metropolitan Indonesia selama pandemi melanda. Faktor yang mempengaruhi pola mobilitas komuter selama pandemi adalah usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status pekerjaan, sektor lapangan pekerjaan, klasifikasi daerah tempat tinggal, serta pertumbuhan PDRB. Sementara, faktor yang mempengaruhi pola mobilitas sirkuler selama pandemi melanda adalah usia, jenis kelamin, status perkawinan, tingkat pendidikan, status pekerjaan, bekerja di sektor manufaktur, klasifikasi daerah tempat tinggal, serta pertumbuhan PDRB.

This research aims to analyze the changes in the patterns of non-permanent labor mobility in metropolitan areas before and during the Covid-19 pandemic. The study also examines the influence of individual factors and factors related to the workers' origin and destination areas on the decision to choose non-permanent mobility patterns during the pandemic. The study utilizes data from Sakernas (National Labor Force Survey) for the years 2019, 2020, and 2021. The research methodology employed in this study is multinomial logistic regression. The findings of this research reveal a notable decline in non-permanent mobility patterns in Indonesian metropolitan areas during the pandemic. Factors that influence commuter mobility patterns during the pandemic include age, gender, education level, employment status, employment sector, residential area classification, and regional gross domestic product growth. Meanwhile, factors that affect circular mobility patterns during the pandemic include age, gender, marital status, education level, employment status, working in the manufacturing sector, residential area classification, and regional GDP growth."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dera Fazrin Aldini
"Penelitian ini membahas mengenai dampak pandemi Covid-19 terhadap tren belanja online di Rusia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat di Rusia untuk melakukan belanja online selama pandemi Covid-19 dengan teori perilaku konsumtif oleh Sumartono (2002). Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analisis oleh Moh.Nazir (2003) dan penelitian kepustakaan oleh Mestika Zed (2008). Hasil penelitian ini adalah pandemi Covid-19 memberikan perubahan terhadap tren belanja online di Rusia. Pandemi Covid-19 tidak menurunkan minat masyarakat Rusia dalam berbelanja online. Masyarakat Rusia cenderung lebih memilih untuk tetap berbelanja online dengan berbagai alasan yang ditawarkan seperti kemudahan dan kepraktisan dalam bertransaksi, keamanan dan kenyamanan, serta penawaran diskon.

This research discusses the impact of the Covid-19 pandemic on online shopping trends in Russia. The research aims to determine the factors that influence people in Russia to do online shopping during the Covid-19 pandemic with the theory of consumptive behavior by Sumartono (2002). The research method used is descriptive analysis method by Moh.Nazir (2003) and literature research by Mestika Zed (2008). The result of this research are pandemi provides changes to online shopping trends in Russia. Pandemi Covid-19 does not reduced Russian people's interest in online shopping. Russian people tend to prefer to continue shopping online for various reasons, such as convenience and practicality in transactions, security and convenience, and discount offers."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fiorin Kusuma Wardhani
"Transmisi Covid-19 dapat berlangsung dengan cepat melalui droplets, aerosol, maupun direct contact. Salah satu bentuk pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan pengaturan ventilasi untuk mengurangi kontaminasi pada udara sehingga dapat mengendalikan transmisi virus via aerosol. Oleh karena itu, penting diketahui hubungan antara ventilasi terhadap risiko penularan Covid-19 melalui udara. Desain penelitian yang dilakukan adalah cross sectional. Data yang diambil berasal dari data primer dengan dilakukan pengukuran pada ruangan yang menjadi sampel yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Kemudian data diolah dengan uji analisis statistik bivariat. Dari 8 ruangan yang diteliti, terdapat 2 ruangan yang berisiko tinggi terhadap transmisi Covid-19. Hubungan antara jumlah ventilasi outlet dengan penularan Covid-19 melalui udara memiliki hubungan yang signifikan terbukti dengan hasil uji statistik Mann-Whitney U (U = 0,5, p = 0,049). Selain itu, jumlah ventilasi outlet juga dapat meningkatkan ACH outlet dan memiliki korelasi sangat kuat yang signifikan (p = 0,001) serta besar koefisien korelasi 0,993. Pengaturan ventilasi terutama ventilasi outlet pada ruang kuliah kampus Depok dan Salemba perlu ditingkatkan supaya bisa mencapai laju udara > 12 ACH sehingga risiko transmisi virus Covid-19 dapat ditekan menjadi lebih rendah.

Covid-19 transmission can be done rapidly through droplets, aerosol, or direct contact. It can be prevented by regulating ventilation to reduce contamination in the air so that virus transmission via aerosol can be controlled. Therefore, it is important to know the relationship between ventilation and risk of Covid-19 transmission through the air. This study design is cross sectional. Data was taken from primary data by measuring room that is the sample that fits the inclusion and exclusion criteria. After that, data was processed by a bivariate statistical analysis test. Of the 8 rooms studied, there are 2 rooms that are at high risk of transmitting Covid-19. The relationship between the amount of outlet ventilation and transmission of Covid-19 through the air has a significant relationship as evidenced by the results of the Mann-Whitney U test (U = 0,5, p = 0,049). Furthermore, outlet ventilation can increase outlet ACH which has very strong correlation with correlation coefficient 0,993 and is statistically significant (p = 0,001). The ventilation arrangements especially outlet ventilation for the lecture halls in Depok and Salemba need to be increased to ventilation that can reach an air rate of > 12 ACH so that the risk of transmitting Covid-19 virus is lower."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nugrahiza Satryo Bimantoro
"Latar Belakang: Virus COVID-19 pertama kali diidentifikasi pada tanggal 31 Desember 2019. Sejak ditemukan, virus ini telah menginfeksi lebih dari 700 juta orang di seluruh dunia. Varian delta pertama kali ditemukan pada Oktober 2020 di India. Virus ini sangat mudah menular dengan tingkat penularan 50-60% lebih tinggi dibandingkan dengan varian sebelumnya. Varian ini juga lebih sulit untuk diobati dikarenakan adanya mutasi pada sisi penempelan antigen-antibodi. Data epidemiologi dan dampak dari varian ini di Indonesia masih belum banyak diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi mortalitas pada pasien COVID-19 varian delta di Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI).
Metode: Penelitian ini menggunakan desain kasus-kontrol dengan melibatkan 224 rekam medis pasien COVID-19 dari bulan Juni-Agustus 2021. Faktor-faktor yang dianalisis adalah usia, jenis kelamin, derajat keparahan, komorbiditas, D-dimer, SGOT, dan temuan radiologi.
Hasil: Analisis regresi logistik menunjukkan bahwa semua faktor meningkatkan odds ratio mortalitas kecuali jenis kelamin. CKD/AKI (p=0,01), kerusakan hati (p=0,01), derajat kritis-berat (p=<0,01), dan peningkatan SGOT (p=<0,01) secara signifikan berkontribusi pada model akhir.
Kesimpulan: Hubungan signifikan ditemukan antara mortalitas dan usia, tingkat keparahan, komorbiditas, peningkatan D-dimer dan SGOT, serta temuan radiologi yang abnormal. Selain itu, semua faktor ini berkontribusi dalam meningkatkan odds ratio mortalitas.

Introduction: The COVID-19 virus was first identified on December 31st of 2019. Ever since it was discovered, the virus has infected more than 700 million people worldwide. The delta variant was first discovered in October 2020 in India. The virus was found to be highly transmissible with 50-60% higher transmission rate compared to the previous variant. The variant was also found to be more difficult to treat and manage. The epidemiological data and the impact of this variant in Indonesia is still undermined. This study intends to investigate the factors that affects mortality in COVID-19 patients during the delta variant in Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI).
Method: This research utilizes a case-control design including 224 COVID-19 patients’ medical records from June-August 2021. Factors analyzed are age, gender, degree of severity, comorbidities, D-dimer, SGOT, and radiology findings.
Results: Logistic regression analysis revealed all factors increases the odds ratio of mortality except for gender. CKD/AKI (p=0.01), liver injury (p=0.01), severe-critical degree (p=<0.01), and SGOT elevation (p=<0.01) were significantly contributing to the final model.
Conclusion: Significant relationship between mortality and age, degree of severity, comorbidities, D-dimer and SGOT elevation, and abnormal radiology findings. Additionally, these factors are all contributing to increasing the odds ratio for mortality.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manalu, Dewi Yohana
"Tesis ini membahas mengenai implementasi konsep shuudan shugi dan budaya organisasi yang diterapkan oleh PT. SYS Indonesia dalam menghadapi pandemi COVID-19. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan konsep shuudan shugi, bagaimana konsep tersebut membantu PT. SYS Indonesia dalam menghadapi pandemi COVID-19, dan bagaimana teori budaya organisasi menjelaskan kondisi tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode studi pustaka dan observasi partisipasi. Berdasarkan hasil penelitian, konsep shuudan shugi yang terdiri dari shuudan ishiki, shuudan shikou, dan shuudan seikatsu, dapat terlihat dari berbagai kebijakan seperti perubahan jam kerja, efisiensi pengambilan keputusan perusahaan, dan sistem kerja berkelompok. Berdasarkan teori budaya dan perilaku menujukkan bahwa unsur-unsur kebudayaan dalam perusahaan masih mengandung kebudayaan Jepang. Unsur-unsur eksternal berupa politik, ekonomi, sosial, hukum, dan teknologi mempengaruhi faktor individu, kelompok, manajemen organisasi, dan proses kepemimpinan yang menghasilkan kebijakan berkaitan dengan efektivitas kerja dan kesejahteraan kehidupan kerja.

This thesis discuss about the implementation of Japanese shuudan shugi concept and culture organization that enforced by PT. SYS Indonesia in order to counter COVID-19. The purposes of this thesis are to explain the concept of shuudan shuugi, how this concept helps PT. SYS Indonesia to deal with COVID-19, and how culture organization theory explain those situations. This thesis is qualitative research utilizing literature study and observation participation methods. Based on the analysis, shuudan shugi concept that consist of shuudan ishiki, shuudan shikou, and shuudan seikatsu, can be observed through several policies for instances the changes of work hours, efficiency of decision-making process, and work-in-group system. Based on the theory of organization of culture and behaviour, it appears that the corporate’s cultures are influenced by elements of Japanese culture and values. External elements such as politics, economy, social, legal, and technology predisposing individual, group, organizational management, and leadership process factors, that generate policies related to work effectivity and work life well-being"
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christian Damara Utomo
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dampak dari pandemi COVID-19 dan kebijakan lockdown yang diterapkan untuk mengatasi pandemi terhadap return saham di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode regresi data panel untuk mengetahui dampak dari pertumbuhan jumlah kasus dan kematian akibat COVID- 19 serta kebijakan PSBB terhadap return saham harian kepada 272 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2 Maret 2020 hingga 27 Maret 2020. Penelitian ini mengonfirmasi dampak negatif dan signifikan dari pertumbuhan jumlah kasus dan kematian COVID-19. Selain itu, kebijakan lockdown dinilai memberikan dampak positif terhadap return saham. Penelitian ini juga menambahkan analisis sektoral dan menemukan bahwa sektor properti serta trade, service dan investment mengalami performa yang lebih rendah dibandingkan dengan sektor lain. Sementara itu, sektor basic industry, consumer goods dan mining memiliki performa yang lebih baik. Penelitian ini mengindikasikan bahwa pandemi COVID-19 dan kebijakan lockdown memiliki dampak yang berbeda terhadap return saham di Indonesia.

This study explores the impact of COVID-19 pandemic and the lockdown policies that are used to tackle the pandemic on stock market return in Indonesia. This study uses fixed effect panel-data regression method to evaluate the impact of the growth in COVID-19 total confirmed cases and death as well as the lockdown policies on daily stock returns of 272 firms that are listed in the Indonesia Stock Exchange’s main board and operate in the real sector from 2 March 2020 to 27 November 2020. The study confirms the significantly adverse impact of growth in total of COVID- 19 confirmed cases and deaths due to COVID-19 on Indonesia’s daily stock returns. Moreover, the lockdown policies regardless of the strictness, have a positive and significant impact on the Indonesia’s daily stock returns. This study further considers the different impact of COVID-19 pandemic on each of eight observed sectors; where the sector of property as well as trade, service and investment have a significantly negative performance; while the sector of basic industry, consumer goods and mining have a significantly better performance. This study suggestes that COVID-19 pandemic and the lockdown policies have a mixed impact on the Indonesia’s stock market returns."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Utari Prasetya Ningrum
"Vaksinasi dan penggunaan antivirus remdesivir dan favipiravir merupakan strategi yang dapat digunakan untuk menekan pertumbuhan COVID-19. Namun penelitian tentang pengaruh vaksinasi terhadap efektivitas terapi antivirus pada pasien COVID-19 secara klinis masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh vaksinasi terhadap efektivitas terapi remdesivir dan favipiravir pada pasien terkonfirmasi COVID-19. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain kohort retrospektif dilakukan di rumah sakit Universitas Indonesia, Depok. Data diambil dari rekam medis RS periode Januari 2021 hingga Agustus 2022. Efektivitas terapi ditentukan dengan menilai kelompok sudah vaksin dan belum vaksin berdasarkan perbaikan kondisi klinis pasien, lama rawat inap, dan kematian pada pasien COVID-19. Hasil analisis menunjukkan bahwa vaksinasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perbaikan kondisi klinis, lama rawat inap, dan kematian (p < 0,05) pada pasien yang diberi terapi remdesivir dan telah divaksin dibandingkan dengan pasien yang belum divaksin. Pada pasien yang diberi terapi favipiravir vaksinasi tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap perbaikan kondisi klinis, lama rawat inap, dan kematian pada pasien yang telah divaksin dibandingkan dengan pasien yang belum vaksin. Vaksinasi memiliki pengaruh yang baik terhadap efektivitas terapi remdesivir pada pasien COVID-19, yaitu dapat meningkatkan perbaikan kondisi klinis pasien kearah yang lebih baik, mengurangi lama rawat inap dan kematian. Namun tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap efektivitas terapi favipiravir.

Vaccination and the use of the antivirals remdesivir and favipiravir are strategies that can be used to suppress the growth of COVID-19. However, clinical research on the effect of vaccination on the effectiveness of antiviral therapy in COVID-19 patients is still limited. This study aims to analyze the effect of vaccination on the effectiveness of remdesivir and favipiravir therapy in patients with confirmed COVID-19. This study was an observational study with a retrospective cohort design conducted at Universitas Indonesia Hospital, Depok. Data were taken from medical records for the period from January 2021 to August 2022. The effectiveness of therapy was determined by assessing the vaccine and non-vaccine groups based on improvement in the patient's clinical condition, length of stay, and mortality in COVID-19 patients. The results of the analysis showed that vaccination had a significant effect on improving clinical condition, length of stay, and mortality (p <0.05) in patients who were given remdesivir therapy and vaccinated compared to patients who not vaccinated. In patients who were given favipiravir, the vaccination did not show a significant effect on improving clinical conditions, length of stay, and death in patients who had been vaccinated compared to patients who not vaccinated. Vaccination has a positive effect on the effectiveness of remdesivir therapy in COVID-19 patients, which can improve the patient's clinical condition, reducing length of stay and mortality. However, it does not have a significant effect on the effectiveness of favipiravir therapy."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>