Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 167562 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ainun Salsabila
"Radioterapi merupakan salah satu cara digunakan untuk mengobati kanker pada manusia. Perawatan radioterapi yang ideal memberikan radiasi dosis tinggi ke tumor tetapi dosis minimal ke jaringan normal di sekitarnya. Teknik Intensity Modulated Radiation Therapy (IMRT) dipilih karena dapat memungkinkan untuk menyelamatkan lebih banyak jaringan normal jika dibandingkan dengan teknik lainnya. Treatment Planning System (TPS) merupakan kunci untuk memaksimalkan distribusi dosis pasien dalam pelaksanaan radioterapi. Akan tetapi ketidakpastian geometris selalu ada dalam proses perencanaan dan pelaksanaan radioterapi. ICRU 50 merekomendasikan penerapan margin ke Planning Target Volume (PTV) sebagai kompensasi atas ketidakpastian geometri. Nilai margin untuk PTV akan dihitung dengan menggunakan persamaan yang dirokemendasikan oleh Stroom dan van Herk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai margin untuk PTV melalui nilai kesalahan sistematik dan acak yang diperoleh dari data pasien yang menjalani perawatan radioterapi kanker payudara. Kriteria yang digunakan adalah pasien yang mendapatkan perawatan untuk kanker payudara, mendapatkan penyinaran dengan teknik IMRT menggunakan pesawat Halcyon di Instalasi Pelayanan Terpadu Onkologi Radiasi RSCM, verifikasi geometri dilakukan menggunakan citra EPID, dan memiliki 25 fraksi perawatan. Pengambilan data pergeseran dilakukan melalui perangkat lunak TPS Eclipse. Data yang diperoleh adalah data pergeseran isocenter yang dikoreksi secara online dalam tiga arah yaitu arah vertikal (anterior – posterior), longitudinal (cranial – caudal), dan lateral (left – right). Nilai kesalahan sistematik didapatkan melalui standar deviasi dari rata-rata pergeseran pasien, sedangkan nilai kesalahan acak didapatkan melalui rata-rata dari standar deviasi pergeseran pasien. Nilai-nilai tersebut digunakan untuk mendapatkan nilai margin untuk PTV berdasarkan persamaan margin untuk PTV rekomendasi Stroom dan van Herk. Nilai margin untuk PTV yang diperoleh dievaluasi kepada beberapa pasien dengan melakukan planning dan contouring ulang. Hasil dari planning dan contouring ulang akan dibandingkan dengan hasil dari penerapan margin yang disarankan oleh dokter.

Radiotherapy is one of the methods used to treat cancer in humans. The ideal radiotherapy treatment delivers a high dose to the tumor but a minimal dose to the surrounding normal tissue. The Intensity Modulated Radiation Therapy (IMRT) technique was chosen because it can help save more normal tissue when compared to other techniques. The Treatment Planning System (TPS) is the key to maximizing the patient dose distribution in the implementation of radiotherapy. However, geometric uncertainty always exists in the process of planning and implementing radiotherapy. ICRU 50 recommends applying a margin to the Planning Target Volume (PTV) as compensation for geometric uncertainty. The margin value for PTV will be calculated using the equation recommended by Stroom and van Herk. This study aims to determine the margin value for PTV through systematic and random errors obtained from data on patients undergoing radiotherapy treatment for breast cancer. The criteria used were patients who received treatment for breast cancer, received radiation with the IMRT technique using a Halcyon aircraft at the Radiation Oncology Integrated Service Installation of RSCM, geometric levers were carried out using EPID images, and had 25 treatment fractions. data retrieval is done through the TPS Eclipse software. The data obtained is isocenter shift data which is corrected online in three directions, namely vertical (anterior – posterior), longitudinal (cranial – caudal), and lateral (left – right) directions. The systematic error value is obtained through the standard deviation of the shift mean, while the random error value is obtained through the average of the shift standard deviation. These values ​​are used to obtain the margin value for PTV based on the margin equation for PTV recommended by Stroom and van Herk. Margin values ​​for PTV obtained by some patients by planning and contouring. The results of the re-planning and re-contouring will be compared with the results of applying the margins recommended by the doctor."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ainun Salsabila
"Radioterapi merupakan salah satu cara digunakan untuk mengobati kanker pada manusia. Perawatan radioterapi yang ideal memberikan radiasi dosis tinggi ke tumor tetapi dosis minimal ke jaringan normal di sekitarnya. Teknik Intensity Modulated Radiation Therapy (IMRT) dipilih karena dapat memungkinkan untuk menyelamatkan lebih banyak jaringan normal jika dibandingkan dengan teknik lainnya. Treatment Planning System (TPS) merupakan kunci untuk memaksimalkan distribusi dosis pasien dalam pelaksanaan radioterapi. Akan tetapi ketidakpastian geometris selalu ada dalam proses perencanaan dan pelaksanaan radioterapi. ICRU 50 merekomendasikan penerapan margin ke Planning Target Volume (PTV) sebagai kompensasi atas ketidakpastian geometri. Nilai margin untuk PTV akan dihitung dengan menggunakan persamaan yang dirokemendasikan oleh Stroom dan van Herk.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai margin untuk PTV melalui nilai kesalahan sistematik dan acak yang diperoleh dari data pasien yang menjalani perawatan radioterapi kanker payudara. Kriteria yang digunakan adalah pasien yang mendapatkan perawatan untuk kanker payudara, mendapatkan penyinaran dengan teknik IMRT menggunakan pesawat Halcyon di Instalasi Pelayanan Terpadu Onkologi Radiasi RSCM, verifikasi geometri
dilakukan menggunakan citra EPID, dan memiliki 25 fraksi perawatan. Pengambilan data pergeseran dilakukan melalui perangkat lunak TPS Eclipse. Data yang diperoleh adalah data pergeseran isocenter yang dikoreksi secara online dalam tiga arah yaitu arah vertikal (anterior–posterior), longitudinal (cranial-caudal), dan lateral (left-right). Nilai kesalahan sistematik didapatkan melalui standar deviasi dari rata-rata pergeseran pasien, sedangkan nilai kesalahan acak didapatkan melalui rata-rata dari standar deviasi pergeseran pasien. Nilai-nilai tersebut digunakan untuk mendapatkan nilai margin untuk PTV berdasarkan persamaan margin untuk
PTV rekomendasi Stroom dan van Herk. Nilai margin untuk PTV yang diperoleh dievaluasi kepada beberapa pasien dengan melakukan planning dan contouring ulang. Hasil dari planning dan contouring ulang akan dibandingkan dengan hasil dari penerapan margin yang disarankan oleh dokter.

Radiotherapy is one of the methods used to treat cancer in humans. The ideal radiotherapy
treatment delivers a high dose to the tumor but a minimal dose to the surrounding normal tissue.
The Intensity Modulated Radiation Therapy (IMRT) technique was chosen because it can help save more normal tissue when compared to other techniques. The Treatment Planning System (TPS) is the key to maximizing the patient dose distribution in the implementation of radiotherapy. However, geometric uncertainty always exists in the process of planning and implementing radiotherapy. ICRU 50 recommends applying a margin to the Planning Target
Volume (PTV) as compensation for geometric uncertainty. The margin value for PTV will be
calculated using the equation recommended by Stroom and van Herk. This study aims to determine the margin value for PTV through systematic and random errors obtained from data on patients undergoing radiotherapy treatment for breast cancer. The criteria used were patients who received treatment for breast cancer, received radiation with the IMRT technique using a Halcyon aircraft at the Radiation Oncology Integrated Service Installation of RSCM, geometric levers were carried out using EPID images, and had 25 treatment fractions. data retrieval is done through the TPS Eclipse software. The data obtained is isocenter shift data which is
corrected online in three directions, namely vertical (anterior-posterior), longitudinal (cranial-caudal), and lateral (left-right) directions. The systematic error value is obtained through the standard deviation of the shift mean, while the random error value is obtained through the average of the shift standard deviation. These values are used to obtain the margin value for
PTV based on the margin equation for PTV recommended by Stroom and van Herk. Margin values for PTV obtained by some patients by planning and contouring. The results of the replanning and re-contouring will be compared with the results of applying the margins recommended by the doctor.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shafira Kemala Salsabila
"Planning Target Volume (PTV) adalah konsep geometris dan ditentukan untuk memilih pengaturan sinar yang sesuai, dengan mempertimbangkan efek dari semua variasi geometris yang memungkinkan, untuk memastikan bahwa dosis yang ditentukan benar-benar diserap pada Clinical Target Volume (CTV). Penambahan margin diperlukan untuk mendapatkan PTV dari CTV yang telah ditentukan. Margin tersebut bisa berdasarkan hitungan manual maupun referensi penelitian yang sudah tersedia sebelumnya. Margin CTV-ke-PTV dapat dihitung menggunakan rumus Van Herk yang membutuhkan nilai kesalahan sistematik dan acak dari nilai pergeseran pasien. Pada penelitian ini, data pergeseran pasien yang digunakan adalah sejumlah 21 pasien kanker nasofaring di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Pergeseran dilihat dari berbagai arah, yaitu laterolateral (LL), kraniokaudal (KK), dan anteriorposterior (AP), sehingga margin PTV yang didapatkan juga dari masing-masing arah. Margin yang digunakan secara klinis di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo adalah 0,5 cm dari semua arah, sedangkan margin yang didapat dengan rumus Van Herk adalah 0,4 cm pada sumbu LL, 0,5 cm pada sumbu KK, dan 0,2 cm pada AP. Hal tersebut berpengaruh pada organ at risk (OAR) yang akan menerima lebih sedikit dosis dari margin yang biasanya diterapkan karena pada sumbu LL dan AP nilai margin lebih kecil. 

Planning Target Volume (PTV) is a geometric concept and it is determined to select an appropriate beam setting, by considering the effects of all possible geometric variations. This volume aims to ensure that the specified dose is absorbed at the CTV. Additional margin is required to generate PTV from delineated CTV. The margin can be based on manual calculations or research references that have been previously available. The CTV-to-PTV margin can be calculated using the Van Herk formula which requires the systematic and random error values of the patient shift. In this study, the patient shift data were 21 patients with nasopharyngeal cancer at Dr. RSUPN. Cipto Mangunkusumo. The shift can be seen from various directions, anterior-posterior (AP), cranial-caudal (CC), left-right (LR) so that the PTV margin obtained is also from each direction. In the clinical routine of Dr. RSUPN. Cipto Mangunkusumo, PTV margin for NPC cases was 0.5 cm from all directions. However, the margin obtained by the Van Herk formula were 0.4 cm on the LR axis, 0.5 cm on the CC axis, and 0.2 cm on the AP. This affects the organ at risk (OAR) which received fewer doses than the standard margin because on the LR and AP axes the margin values are smaller."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Mutmainnah
"Planning Target Volume (PTV) merupakan area treatment radioterapi yang diperoleh dengan melakukan penambahan margin pada Clinical Target Volume (CTV). Margin tersebut merupakan kompensasi dari ketidakpastian geometri yang terjadi pada saat treatment. Nilai margin diperoleh dari data online On-Board Imaging (OBI) match result 26 pasien kanker serviks yang mendapatkan penanganan dengan mesin linac Halcyon di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Data OBI dalam arah vertikal (anterior-posterior), longitudinal (cranial-caudal), dan lateral (left-right) digunakan untuk menghitung kesalahan pengaturan, yakni berupa kesalahan sistematik dan acak sebagai variabel dari formulasi Stroom dan Van Herk. Berdasarkan formula Stroom, diperoleh nilai margin sebesar 1 cm untuk arah vertikal dan longitudinal, serta 1,6 cm untuk arah lateral. Sedangkan formula Van Herk, yaitu 1,2 cm untuk arah vertikal, 1,1 cm untuk arah longitudinal, dan 1,9 cm untuk arah lateral. Hasil tersebut menunjukkan nilai yang jauh lebih besar dibandingkan dengan margin yang digunakan pada approved treatment plan yaitu 0,7 cm untuk segala arah. Evaluasi dilakukan dengan cara pengonturan ulang PTV dan planning ulang pada 4 kasus pasien. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dosis yang diterima target pada approved treatment plan lebih baik dibandingkan target yang menggunakan margin Stroom dan Van Herk. Hal ini dikarenakan nilai margin yang lebih besar berisiko mengenai organ lebih banyak, sehingga optimasi yang dilakukan harus lebih optimal agar organ at risk (OAR) menerima dosis serendah mungkin sesuai dengan constraint guidelines menurut QUANTEC.

Planning Target Volume (PTV) is a radiotherapy volume concepts that obtained by adding margin to the Clinical Target Volume (CTV). The margin is a compensation for geometric uncertainty that occurs during treatment. PTV margin was obtained from online data on On-Board Imaging (OBI) match results of 26 cervical cancer patients treated with the Halcyon Linac machine in RSUPN. Dr. Cipto Mangunkusumo. OBI data in the vertical (anterior-posterior), longitudinal (cranial-caudal), and lateral (left-right) axis used to count setup errors, namely systematic and random errors, variables from the Stroom and Van Herk formulations. Based on the Stroom formula, the margin values ​​are 1 cm for the vertical and longitudinal axis, and 1.6 cm for the lateral axis. On the other hand, the margin from Van Herk formula was 1.2 cm for the vertical axis, 1.1 cm for the longitudinal axis, and 1.9 cm for the lateral axis. These results are larger than the margin in approved treatment plan, which is 0.7 cm for all axis. We evaluated the dosimetric difference by re-contouring PTV and replanning 4 cases of the treated patients. This study indicate that the dose received by the target in the approved treatment plan is better than the target using Stroom and Van Herk margins. That cause a large margin has a bigger risk of affecting more normal tissue area. Therefore, optimization must be more optimal to reduce organ at risk (OAR) dose as low as possible according to QUANTEC constraint guidelines."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novita Ariani
"Pendahuluan : Radioterapi kanker serviks uteri dalam pelaksanaannya memerlukan verifikasi geometri sebagai salah satu rantai prosedur radioterapi. Prosedur ini dilakukan untuk mengetahui kesalahan set-up yang terdiri dari kesalahan sistematik dan acak yang nantinya digunakan untuk menentukan margin PTV yang sesuai untuk radioterapi kanker serviks uteri di Departemen Radioterapi Rumah Sakit dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM).
Metode : Penelitian ini merupakan studi potong lintang terhadap data verifikasi dengan Electronic Portal Imaging Devices (EPID) dari 9 pasien kanker serviks uteri yang mendapatkan radioterapi dengan teknik 3DCRT/IMRT di Departemen Radioterapi RSCM antara bulan Oktober 2013 hingga Desember 2013. Pergeseran pada lapangan radiasi yang didapatkan dari hasil verifikasi dalam tiga fraksi awal dianalisis untuk memperoleh kesalahan sistematik dan acak, yang selanjutnya dihitung untuk mendapatkan margin PTV.
Hasil : Sebanyak 72 data verifikasi EPID dianalisis. Didapatkan kesalahan sistematik dan kesalahan acak pada pelaksanaan radiasi (radioterapi) kanker serviks uteri di Departemen Radioterapi RSCM, berturut-turut sebesar 3.8 dan 3.0mm pada sumbu laterolateral, 5.9 dan 2.6mm pada sumbu kraniokaudal, serta 4.3 dan 3.5mm pada sumbu anteroposterior. Margin PTV yang diperoleh sebesar 9.8mm, 13.5mm dan 11,0 mm untuk masing-masing sumbu laterolateral, kraniokaudal, dan anteroposterior.
Kesimpulan : Hasil penelitian ini mendapatkan kesalahan sistematik dan acak menggunakan verifikasi dengan EPID yang digunakan sebagai rekomendasi pemberian margin PTV sebesar 13.5mm dalam pelaksanaan radioterapi kanker serviks uteri dengan teknik 3DCRT/IMRT di Departemen Radioterapi RSCM. Diperlukan alat imobilisasi khusus regio pelvis untuk meningkatkan akurasi penyinaran.

Introduction : Geometric verification is needed as a part of chain of radiotherapy procedures in cervical cancer irradiation. This procedure used to detect set-up erros contains sistematic and random errors for the next step use to formulating adequate PTV margin for cervical cancer irradiation in Cipto Mangunkusumo Hospital.
Methods : This is a cross-sectional study using Electronic Portal Imaging Devices (EPID) verification data of 9 cervical cancer patients treated with 3DCRT/IMRT in Department of Radiotherapy, Cipto Mangunkusumo Hospital between October 2013 and December 2013. Translation errors from the first three fractions were analyzed to count for systematic and random errors. These errors were then calculated to acquire PTV margin.
Results : A total of 72 EPID data were analyzed. Systematic and random errors for cervical cancer irradiation in this study were respectively 3.8mm and 3.0mm in laterolateral direction, 5.9mm and 2.6mm in craniocaudal direction, and 4.3mm and 3.5mm in anteroposterior direction. PTV margin were 9.8mm, 13.5mm and 11.0mm in laterolateral, craniocaudal and anteroposterior direction, respectively.
Conclusions : The result in this study acquire systematic and random errors with verificaton by EPID gave PTV margin recommendation and showed that 13.5mm margin was adequate in planning 3DCRT/IMRT technique for cervical cancer in Department of Radiotherapy, Cipto Mangunkusumo Hospital. Immobilisation devices for pelvic region might be needed to improve the accuration of radiotherapy.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novita Ariani
"Pendahuluan : Radioterapi kanker serviks uteri dalam pelaksanaannya memerlukan verifikasi geometri sebagai salah satu rantai prosedur radioterapi. Prosedur ini dilakukan untuk mengetahui kesalahan set-up yang terdiri dari kesalahan sistematik dan acak yang nantinya digunakan untuk menentukan margin PTV yang sesuai untuk radioterapi kanker serviks uteri di Departemen Radioterapi Rumah Sakit dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM)
Metode : Penelitian ini merupakan studi potong lintang terhadap data verifikasi dengan Electronic Portal Imaging Devices (EPID) dari 9 pasien kanker serviks uteri yang mendapatkan radioterapi dengan teknik 3DCRT/IMRT di Departemen Radioterapi RSCM antara bulan Oktober 2013 hingga Desember 2013. Pergeseran pada lapangan radiasi yang didapatkan dari hasil verifikasi dalam tiga fraksi awal dianalisis untuk memperoleh kesalahan sistematik dan acak, yang selanjutnya dihitung untuk mendapatkan margin PTV.
Hasil : Sebanyak 72 data verifikasi EPID dianalisis. Didapatkan kesalahan sistematik dan kesalahan acak pada pelaksanaan radiasi (radioterapi) kanker serviks uteri di Departemen Radioterapi RSCM, berturut-turut sebesar 3.8 dan 3.0mm pada sumbu laterolateral, 5.9 dan 2.6mm pada sumbu kraniokaudal, serta 4.3 dan 3.5mm pada sumbu anteroposterior. Margin PTV yang diperoleh sebesar 9.8mm, 13.5mm dan 11,0 mm untuk masing-masing sumbu laterolateral, kraniokaudal, dan anteroposterior.
Kesimpulan : Hasil penelitian ini mendapatkan kesalahan sistematik dan acak menggunakan verifikasi dengan EPID yang digunakan sebagai rekomendasi pemberian margin PTV sebesar 13.5mm dalam pelaksanaan radioterapi kanker serviks uteri dengan teknik 3DCRT/IMRT di Departemen Radioterapi RSCM. Diperlukan alat imobilisasi khusus regio pelvis untuk meningkatkan akurasi penyinaran.

Introduction : Geometric verification is needed as a part of chain of radiotherapy procedures in cervical cancer irradiation. This procedure used to detect set-up erros contains sistematic and random errors for the next step use to formulating adequate PTV margin for cervical cancer irradiation in Cipto Mangunkusumo Hospital
Methods : This is a cross-sectional study using Electronic Portal Imaging Devices (EPID) verification data of 9 cervical cancer patients treated with 3DCRT/IMRT in Department of Radiotherapy, Cipto Mangunkusumo Hospital between October 2013 and December 2013. Translation errors from the first three fractions were analyzed to count for systematic and random errors. These errors were then calculated to acquire PTV margin.
Results : A total of 72 EPID data were analyzed. Systematic and random errors for cervical cancer irradiation in this study were respectively 3.8mm and 3.0mm in laterolateral direction, 5.9mm and 2.6mm in craniocaudal direction, and 4.3mm and 3.5mm in anteroposterior direction. PTV margin were 9.8mm, 13.5mm and 11.0mm in laterolateral, craniocaudal and anteroposterior direction, respectively.
Conclusions : The result in this study acquire systematic and random errors with verificaton by EPID gave PTV margin recommendation and showed that 13.5mm margin was adequate in planning 3DCRT/IMRT technique for cervical cancer in Department of Radiotherapy, Cipto Mangunkusumo Hospital. Immobilisation devices for pelvic region might be needed to improve the accuration of radiotherapy.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Akbar Azzi
"Penelitian ini bertujuan untuk memverifikasi dosis radiasi radioterapi pada kasus kanker payudara dan kanker nasofaring (KNF). Percobaan dilakukan dengan menggunakan Linac Varian Trilogy radiasi foton berenergi 6 MV. Detektor yang digunakan dalam penelitian ini adalah film gafchromic, MatriXX 2D array, TLD, dan EPID. Film gafchromic dan TLD ditempatkan dalam phantom rando untuk mengevaluasi distribusi dosis pada volume target, sedangkan untuk mendapatkan hasil registrasi film gafchromic dan MatriXX 2D array ditempatkan dalam Multi Cube, dan dilakukan juga penyinaran pada EPID. Hasil perbedaan distribusi dosis teknik IMRT dan VMAT antara film dengan dosis preskripsi TPS pada KNF PTV70 adalah 6,87% dan 8,55%, pada KNF PTV50 adalah 14,43% dan 4,65%, sedangkan pada kanker payudara 11,98% dan 12,10%. Perbedaan nilai dosis antara TLD dengan dosis preskripsi TPS teknik IMRT dan VMAT pada KNF PTV50 sebesar 1,76% dan 1,60%, dan pada kanker payudara sebesar 7,06% dan 3,36%. Selisih perbedaan nilai gamma indeks teknik IMRT dan VMAT pada KNF sebesar -0,09% dan -1,65% antara film dan MatriXX, dan 5,13% dan 1,43% antara film dengan EPID. Pada kanker payudara selisih perbedaan nilai gamma indeks teknik IMRT dan VMAT sebesar 0,51% dan 0,19% antara film dengan MatriXX, dan 2,28% dan 4,38% antara film dengan EPID. Verifikasi dosis radioterapi dan registrasi citra pada kasus kanker payudara dan KNF dapat dilakukan menggunakan film gafchromic, TLD, MatriXX 2D array, dan EPID.

This study was aimed to verify the radiation dose in the case of breast cancer and nasopharyngeal carcinoma (NPC). The experiments were performed using a Varian Trilogy Linac at 6 MV photon radiation and gafchromic films, Matrixx 2D Array, TLD, and EPID detectors. Gafchromic films and TLD were inserted into rando phantom to measures the dose on target volume and organ at risk. In order to evaluated the gamma index, gafchromic films and Matrixx 2D array were placed in the Multi Cube, and was irradiated with EPID in position. Results of the dose distribution differences on IMRT and VMAT between film and TPS on NPC PTV70 was 6.87% and 8.55%, the NPC PTV50 was 14.43% and 4.65%, and for breast cancer was 11,98% and 12,10%. The dose differences between TLD and TPS on IMRT and VMAT for NPC PTV50 was 1.76% and 1.60%, and the breast cancer was 7.06% and 3.36%. Gamma index differences on IMRT and VMAT technique on NPC was -0.09% and -1.65% between film and MatriXX, and 5.13% and 1.43% between films and EPID. In breast cancer the gamma index differences on IMRT and VMAT was 0.51% and 0.19% between films and MatriXX, and 2.28% and 4.38% between films and EPID. Radiotherapy dose verification and image registration for breast cancer and NPC was done using gafchromic film, TLD, MatriXX 2D array, and EPID."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unversitas Indonesia, 2015
S59859
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eagret Aung Suci
"Penelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi dosis titik pada kasus kanker payudara untuk teknik Enhanced Dynamic Wedge (EDW), Forward IMRT, dan Inverse IMRT. Evaluasi ini dilakukan dengan mempertimbangkan pergerakan seperti pergerakan pernafasan manusia. Penelitian ini menggunakan fantom Rando jenis fantom female pada saat TPS untuk mendapatkan nilai CT yang mendekati densitas jaringan tubuh manusia. Selain itu, penelitian ini menggunakan Slab fantom RW3berukuran 30 cm  30 cm  10 cm. Fantom ini akan digunakan utuk pengukuran yang dilakukan pada Linear Accelerator (Linac) dengan mensimulasikan couch dalam keadaan diam dan pergerakan secara translasi pada bidang Anterior Posterior (AP) untuk menirukan pergerakan akibat pernafasan manusia. Pengukuran yang diperoleh berupa dosis titik menggunakan dosimeter thermoluminescence TLD LiF-100. Dari penelitian ini didapatkan pada daerah target, yaitu breast atas dan breast bawah serta daerah Organ at Risk (OAR), persentase dosis terbesar dimiliki oleh teknik EDW pada keadaan dinamik dan persentase dosis terkecil dimiliki oleh teknik Inverse IMRT. Pergerakan anterior posterior memberikan konstribusi terhadap peningkatan persentase dosis pengukuran TLD dengan TPS untuk teknik EDW, Forward IMRT, dan Inverse IMRT berkisar antara 2% sampai 50%.

This research aimed to evaluate point doses in breast cancer cases for the Enhanced Dynamic Wedge (EDW), Forward IMRT, and Inverse IMRT techniques. The evaluation was conducted considering motion, such as human respiratory motion. The study utilized a female Rando phantom during the Treatment Planning System (TPS) to obtain CT values approximating human tissue density. Furthermore, a 30 cm  30 cm  10 cm  Slab phantom RW3 was used in the research. The phantom was employed for measurements performed on the Linear Accelerator (Linac), simulating a stationary couch and translational motion in the Anterior-Posterior (AP) plane to mimic respiratory-induced motion. Point dose measurements were taken using the LiF-100 thermoluminescence dosimeter (TLD).  From this study, it was found that in the target areas, namely the upper and lower breast regions, as well as the Organ at Risk (OAR) areas, the EDW technique exhibited the highest percentage of dose in dynamic conditions, while the Inverse IMRT technique had the lowest percentage of dose. The anterior-posterior motion contributed to an increase in the percentage of dose measurement differences between TLD and TPS for the EDW, Forward IMRT, and Inverse IMRT techniques, ranging from 2% to 50%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ken Ibrahim Anhar
"Kanker payudara merupakan jenis kanker paling banyak kedua di dunia dan menjadi penyebab kematian tertinggi pada Wanita. Pengobatan menggunakan modalitas radioterapi merupakan salah satu teknik pengobatan utama dalam kasus kanker payudara. Teknik perencanaan radioterapi yang dapat digunakan untuk kasus kanker payudara adalah teknik 3DCRT dan IMRT. Verifikasi dosis merupakan salah satu tahapan penting dalam proses radioterapi untuk memastikan distribusi dosis yang diterima sesuai dengan perencanaan. Penelitian ini adalah melakukan verifikasi distribusi dosis perencanaan radioterapi menggunakan simulasi Monte Carlo. Verifikasi dilakukan pada kasus kanker payudara dengan teknik 3DCRT dan IMRT yang menggunakan modalitas linac foton 6 MV. Perencanaan radioterapi dilakukan dengan 25 fraksi penyinaran serta besar dosis setiap fraksi adalah 2 Gy. Oleh karena itu, total dosis yang diterima pasien adalah 50 Gy. Teknik 3DCRT dilakukan perencanaan menggunakan 2 lapangan penyinaran, sedangkan IMRT menggunakan 9 lapangan penyinaran. Hasil kalkulasi dosis dari treatment planning system (TPS) akan dilakukan verifikasi terhadap hasil perhitungan Monte Carlo. Parameter Gamma Indeks (GI) digunakan untuk menilai perbedaan distribusi dosis pada PTV dan OAR antara hasil kalkulasi TPS terhadap Monte Carlo.

Breast cancer is the second most commonly diagnosed type of cancer in the world and also the number one leading cause of death for women. Radiotherapy comes as one of the preferred choices for the treatment of breast cancers. Radiotherapy for breast cancer uses 3DCRT and IMRT techniques as the modality of choice for treatment. One of the most crucial steps in planning a radiotherapy treatment is dose verification to ensure the quality of the therapy is guaranteed. This research was conducted in order to verify the dose distribution to breast canser radiotherapy for 3DCRT and IMRT techniques using Monte Carlo simulation. The 3DCRT and IMRT are performed by using linac as the radiation modality with an energy of 6X, 2 Gy of dose per fraction for 25 fractions resulting in total dose of 50 Gy, the 3DCRT technique utilized 2 fields of radiation while IMRT used 9 fields. The data acquired through Treatment Planning System will then be verified against the Monte Carlo calculation. The results for this research are the comparisons for the dose distributions received by the PTV and the OARs around the target volume, the passing rates of the gamma index for each radiotherapy techniques are also calculated for verification purposes."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Maulana
"[ABSTRAK
Telah dilakukan verifikasi dosis organ target dan jaringan sehat di sekitar target dengan menempatkan TLD Rod LiF100 dan film Gafchromic EBT2 di lubang slab bagian pelvis dari phantom Rando Alderson untuk simulasi kanker prostat. TLD dievaluasi menggunakan TLD Reader Harshaw, sementara Film Gafchromic EBT2 dipindai menggunakan scanner Epson Perfection V700 dengan mode transmisi, red channel dan resolusi 72 dpi. Pengukuran dosis titik dilakukan dengan membandingkan antara dosis yang direncanakan TPS Eclipse ver. 11 dan dosis yang diukur pada target organ target dan organ beresiko menggunakan teknik IMRT dan VMAT. Hasilnya adalah deviasi dosis pada organ target menggunakan teknik IMRT dan VMAT adalah kurang dari 5%. Demikian pula, deviasi dosis pada bladder dan rectum untuk kedua teknik juga kurang dari 5% karena posisinya sangat dekat dengan target volume. Di sisi lain, deviasi dosis di femoral head lebih dari 5% untuk kedua teknik karena lokasinya pada gradien dosis rendah. Selanjutnya, deviasi dosis organ target untuk teknik IMRT cenderung lebih kecil dari teknik VMAT baik untuk TLD dan Film. Perbedaan dosis pada dosis titik organ target antara IMRT dan VMAT kurang dari 1% tetapi terjadi pada dosis yang random untuk organ beresiko. Adapun dosis permukaan pada teknik IMRT cenderung lebih kecil dari teknik VMAT jika kita menggunakan TLD, tetapi dosis pada film EBT2 cenderung sama antara teknik IMRT dan VMAT.

ABSTRACT
Have been done the dose verification of the target and healthy tissues around by placing the TLD Rod LiF100 and EBT2 Gafchromic film at slab hole of pelvic part of the Alderson Rando phantom for prostate cancer simulation. The Exposed TLDs was evaluated using the TLD Reader Harshaw, while Gafchromic Film EBT2 was scanned using Epson Perfection V700 scanner with transmission mode, red channel and resolution 72 dpi. The point dose measurements were compared between planned dose TPS Eclipse ver. 11 and measured dose at target volume organ and organ at risk for IMRT and VMAT techniques. The result is the dose difference at target volume for IMRT and VMAT are less than 5%. Similarly, the dose difference at Bladder and Rectum for both techniques are also less than 5% due to the position of OAR is very close to target volume. On the other hand, the dose difference at Femoral head are more than 5% for both techniques because the location of OAR already in low gradient dose. Furthermore, the difference dose of the target volume for IMRT technique is tends to be smaller than VMAT either for TLD and film detectors. The dose difference at point dose of target volume between IMRT and VMAT techniqe are less than 1% but it occur in random number for organ at risk. More over, the surface dose of IMRT tend to be smaller than VMAT dose if we are using TLDs, but the dose of EBT2 films tend to be similar between IMRT and VMAT techniques, Have been done the dose verification of the target and healthy tissues around by placing the TLD Rod LiF100 and EBT2 Gafchromic film at slab hole of pelvic part of the Alderson Rando phantom for prostate cancer simulation. The Exposed TLDs was evaluated using the TLD Reader Harshaw, while Gafchromic Film EBT2 was scanned using Epson Perfection V700 scanner with transmission mode, red channel and resolution 72 dpi. The point dose measurements were compared between planned dose TPS Eclipse ver. 11 and measured dose at target volume organ and organ at risk for IMRT and VMAT techniques. The result is the dose difference at target volume for IMRT and VMAT are less than 5%. Similarly, the dose difference at Bladder and Rectum for both techniques are also less than 5% due to the position of OAR is very close to target volume. On the other hand, the dose difference at Femoral head are more than 5% for both techniques because the location of OAR already in low gradient dose. Furthermore, the difference dose of the target volume for IMRT technique is tends to be smaller than VMAT either for TLD and film detectors. The dose difference at point dose of target volume between IMRT and VMAT techniqe are less than 1% but it occur in random number for organ at risk. More over, the surface dose of IMRT tend to be smaller than VMAT dose if we are using TLDs, but the dose of EBT2 films tend to be similar between IMRT and VMAT techniques]"
2015
T43792
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>