Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 203117 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ridha Syifa Salsabila
"Karbon dioksida merupakan gas rumah kaca dengan kelimpahan yang tinggi di bumi. Buruknya dampak yang ditimbulkan oleh gas CO2 menjadi tantangan sendiri bagi manusia untuk memanfaatkan CO2 sebagai bahan baku yang nantinya akan menghasilkan produk bermanfaat yang memiliki nilai tambah. Pada kenyataannya, selain memiliki dampak buruk yang buruk, CO2 ternyata memiliki manfaat yakni sebagai sumber C1 reaksi organik, salah satunya reaksi karboksilasi. Pada penelitian ini, nanopartikel NiAg berhasil disintesis dengan PVP sebagai capping agent dan NaBH4 yang berperan sebagai reduktor untuk menghasilkan katalis bimetalik yang digunakan dalam reaksi karboksilasi difenilasetilan dengan CO2. Analisis XRD menunjukkan NiAg yang telah disintesis menunjukkan terbentuknya logam Ni(0) dan Ag(0). Analisis SEM-EDX dari NiAg menunjukkan NiAg memiliki karakteristik yang baik dibuktikan dengan persebaran logam Ni dan logam Ag yang tersebar merata yang menandakan katalis bimetalik terbentuk. Analisis TEM menunjukkan NiAg memiliki ukuran rata-rata partikel sebesar 7,69 nm yang termasuk ke dalam nanomaterial. Uji katalitik dilakukan untuk beberapa katalis pada reaksi karboksilasi difenilasetilena dengan CO2 dengan lima variasi waktu, lima variasi suhu, dan penggunaan DBU sebagai pelarut tambahan. Analisis HPLC menunjukkan hasil reaksi karboksilasi difenilasetilena dengan CO2 terbaik dengan persen yield sebesar 7,1% dengan bantuan katalis NiAg (1:1) pada suhu 50°C selama 4 jam pada medium DMF dengan adanya penambahan DBU sebanyak (4 mmol, 5 ekuivalen)

Carbon dioxide is the most abundant greenhouse gas in the earth’s atmosphere. While most of the focus on CO2 is on its bad impact, it can also be a challenging for human to utilize CO2 as a raw material that will produce useful products. However, aside from the negative effects of CO2, it has been used as a source of C1 in organic reactions, for example, carboxylation reactions. The synthesis was based on the reduction of Ni and Ag ions with sodium borohydride in the presence of PVP as a capping agent. NiAg as a bimetallic catalyst used in the carboxylation reaction of diphenylacetylene with CO2. Based on the results of XRD analysis for NiAg, there are diffraction indicating that the Ni(0) and Ag(0) was successfully formed. Bimetallic catalyst was successfully formed with Ni and Ag species was evenly distributed based on SEM-EDX analysis. The size of particles were determined using TEM test. The obtained nanoparticles had an average size of 7,69 nm. The Catalytic test of NiAg on diphenylacetylene carboxylation with CO2 was accomplished at five time variations, five temperature variations, and the used of DBU as an additional solvent. HPLC analysis shows the best results of the carboxylation of diphenylacetylene with CO2 obtained at reaction temperature of 50°C and time of 4 hour using NiAg (1:1) catalyst in DMF medium and in the presence of (4 mmol, 5 eq) of DBU. The optimum reaction on diphenylacetylene carboxylation resulting phenylmaleic as a product with percentage yield of 7,1%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Ratna Endriana
"ABSTRACT
Karbon dioksida (CO2) adalah gas rumah kaca utama yang menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim. Karena jumlahnya yang melimpah, CO2 dapat dijadikan sebagai sumber C1 terbarukan untuk sintesis bahan kimia yang berguna. Dalam penelitian ini, telah dilakukan studi reaksi karboksilasi fenilasetilena dengan CO2 menggunakan katalis logam Ni terimpregnasi pada support karbon mesopori. Karbon mesopori telah berhasil disintesis dengan metode soft template menggunakan Pluronik F127 sebagai pembentuk pori, formaldehida dan phloroglucinol sebagai sumber karbon, dan HCl sebagai katalis asam. Material ini dikarakterisasi dengan FTIR, XRD, SEM, dan BET. Modifikasi support dilakukan dengan cara impregnasi logam Ni ke dalam karbon mesopori (Ni@MC). Katalis Ni@MC digunakan sebagai katalis dalam reaksi karboksilasi fenilasetilena dengan CO2. Reaksi dilakukan dalam reaktor dengan kondisi reaksi yang bervariasi, yakni variasi jenis pelarut (DMF dan Toluene), variasi tekanan (1 atm, 3 atm, 5 atm), variasi suhu (85oC, 100oC, 125oC). Produk reaksi karboksilasi ini yang diharapkan merupakan asamsinamat yang kemudian dianalisis dengan menggunakan HPLC untuk menentukan %yield dan %konversi.

ABSTRACT
Carbon dioxide (CO2) is the main greenhouse gas that causes global warming and climate change. Due to its abundance, CO2 can be used as a renewable C1 source for the synthesis of useful chemicals. In this research, carboxylation reaction of phenylacetylene with CO2 has been carried out using nickel impregnated in mesoporous carbon as catalyst support. Mesoporous carbon has been successfully synthesized using soft template method with Pluronik F127 as a pore-forming, formaldehyde and phloroglucinol as carbon source, and HCl as acid catalyst. Material was characterized by FTIR, XRD, SEM, and BET. Modification of support was done by impregnating nickel into mesoporous carbon (Ni@MC). Ni@MC was then used as a catalyst in carboxylation reaction of phenylacetylene with CO2. The reactions were carried out in reactor with various conditions, such as temperature (85oC, 100oC, 125oC), solvent (DMF and Toluene), and pressure (1 atm, 3 atm, 5 atm). The result of carboxylation reactions which is expected to be cinnamic acid, were analyzed by HPLC and LC MS to determine yield and conversion."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asridin Dayan
"Gas rumah kaca seperti karbon dioksida merupakan gas yang melimpah di alam sehingga diperlukan cara untuk mengkonversi CO2. Namun, CO2 bersifat stabil secara termodinamika dan kinetika sehingga diperlukan bantuan logam bervalensi rendah contohnya Ni(0) atau Pd(0) untuk dapat bereaksi. Pada penelitian ini digunakan ZSM-5 hirarki terimpregnasi logam nikel sebagai katalis reaksi karboksilasi bertekanan antara fenilasetilena dengan karbon dioksida menjadi asam sinamat. ZSM-5 hirarki dianggap mampu menjadi penyangga katalis logam Ni dikarenakan ZSM-5 hirarki memiliki selektivitas dan transport massa yang baik. ZSM-5 Hirarki disintesis menggunakan metode double template yaitu TPAOH sebagai pengarah struktur MFI dan PDD-AM sebagai pengarah mesopori. Impregnasi logam nikel dilakukan menggunakan metode impregnasi basah dengan reduksi oleh aliran gas hidrogen. Karakterisasi material ZSM-5 hirarki dan Ni/ZSM-5 hirarki dilakukan dengan menggunakan XRD, FTIR, XRF, SEM-EDS dan SAA. Analisa XRD menunjukkan ZSM-5 telah berhasil disintesis.
Analisa FTIR menunjukkan dekomposisi template melalui kalsinasi telah berhasil. Pencitraan SEM menunjukkan morfologi material dengan bentuk coffin like-shaped yang merupakan ciri khas ZSM-5. Hasil analisa EDS menunjukkan persen loading Ni dalam ZSM-5 sebesar 1,4 %. Sedangkan analisa XRF menunjukkan persen loading Ni dalam ZSM-5 sebesar 3,325 % yang mengindikasikan logam Ni telah masuk ke dalam pori ZSM-5. Analisa BET menunjukkan adanya hysteresis loop yang mengindikasikan adanya pori berukuran meso. Reaksi karboksilasi bertekanan fenilasetilena dilakukan dalam reaktor batch dengan variasi tekanan CO2 (1, 3, 5, 7 bar) dan suhu (85, 100, dan 125 C). Berdasarkan analisa terhadap campuran produk didapat tekanan CO2 optimum sebesar 3 bar dan suhu optimum pada 85 C.

Carbon dioxide is one of greenhouse gases which is abundant in nature, therefore efforts are needed to reduce its concentration through CO2 conversion. However, CO2 is thermodynamically and kinetically stable, so it needs low valent metals such as Ni (0) or Pd (0) to help CO2 to react. In this study, the hierarchical ZSM-5 impregnated nickel metal was used as a catalyst for pressurized carboxylation reactions between phenylacetylene and carbon dioxide to cinnamic acid. Hierarchical ZSM-5 is assumed capable for supporting Ni metal catalysts because it has good selectivity and mass transport. Hierarchical ZSM-5 was synthesized using the double template method with TPAOH as structure directing agent for MFI and PDD-AM as mesoporous directing agent. Impregnation of nickel was carried out using a wet impregnation method with reduction by the hydrogen gas flow. Material characterization of hierarchical ZSM-5 and Ni/ZSM-5 was carried out using XRD, FTIR, XRF, SEM-EDS and SAA. XRD analysis shows that ZSM-5 has been successfully synthesized.
FTIR analysis showed that the template decomposition through calcination was successful. SEM imaging of the material shows a coffin-like morphology, which is a characteristic of the ZSM-5. The EDS analysis results shows 1.4% Ni in ZSM-5. While the XRF analysis shows 3.325 % Ni in ZSM-5 of which indicates that Ni has entered the ZSM-5 pores. BET analysis shows a hysteresis loop that indicates mesoporous. Pressurized carboxylation reaction of phenylacetylene were carried out in batch reactors with variations of CO2 pressure (1, 3, 5, 7 bar) and temperature (85, 100, and 125 125 C). Based on the analysis of products with HPLC, the optimal CO2 pressure was obtained at 3 bar and the optimal temperature at 85 C.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fariz Rayhan
"Reduksi gas CO2 secara elektrolisis dengan menggunakan elektroda Cu pada larutan elektrolit NaHCO3 dan buffer fosfat telah dilakukan. Metode elektrolisis arus tetap dilakukan pada arus 8A dengan potensial sebesar 7V. Produk yang dihasilkan dianalisis dengan menggunakan GC-TCD dan Gasboard-3000 setelah elektrolisis selama 30 menit. Variasi yang dilakukan pada penelitian ini berupa laju alir gas CO2 murni dan variasi suhu ruang elektroda. Senyawa CO dihasilkan pada percobaan kali ini. Efisiensi faraday tertinggi pada reduksi CO2 ini adalah 6,53 % pada laju alir gas CO2 0,3L/menit dan suhu 10oC. Efisiensi faraday ini sangat dipengaruhi oleh preparasi larutan elektrolit, elektroda dan juga transfer masa.

The reduction of CO2 gas by electrolysis using Cu electrodes in NaHCO3 electrolyte solution and phosphate buffer was studied. Constant current electrolysis was conducted at 8A with potential at 7V. The results were analyzed using GC-TCD and Gasboard-3000 after electrolysis for 30 minutes. The variations applied in this study were the flow rate of pure CO2 gas and variations in the temperature of the electrode chamber. CO compounds are produced in this experiment. The highest faraday efficiency in this CO2 reduction is 6.53% at a CO2 gas flow rate of 0.3L / minute and a temperature of 10oC. Faraday efficiency is greatly influenced by the preparation of electrolyte solutions, electrodes and also mass transfer"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mirta Dwi Wulandari
"Emisi CO2 merupakan penyumbang terbesar emisi gas rumah kaca. Lebih dari 70 persen total emisi gas rumah kaca di dunia dihasilkan dari konsumsi rumah tangga. Sektor energi menjadi penyumbang terbesar emisi gas rumah kaca di Indonesia. Emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari penggunaan energi pada rumah tangga di Indonesia meningkat 17,19 persen dari tahun 2000 hingga 2016. Penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa ukuran dan struktur rumah tangga memengaruhi emisi CO2. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari hubungan ukuran dan struktur rumah tangga dengan emisi CO2 yang dihasilkan di Indonesia. Emisi CO2 yang dihitung pada penelitian ini dibedakan menjadi 2 yaitu berdasarkan jenis bahan bakar yang dikonsumsi (bensin, solar, LPG, dan minyak tanah) dan berdasarkan penggunaan bahan bakar itu (transportasi dan memasak).
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2019 dengan rumah tangga yang mengonsumsi paling tidak satu jenis bahan bakar yaitu bensin, solar, LPG, dan minyak tanah sebagai unit analisis. Pengukuran emisi CO2 mengikuti pedoman dari International Panel of Climate Change (IPCC) tahun 2006 dengan menggunakan tier 1 dan pedoman perhitungan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Analisis regresi berganda dilakukan untuk menjawab tujuan penelitian. Penemuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran dan struktur rumah tangga memengaruhi emisi CO2. Ukuran rumah tangga berhubungan positif dengan emisi CO2 dari memasak atau dari LPG dan minyak tanah tetapi berhubungan negatif dengan emisi CO2 dari transportasi atau dari bensin dan solar. Hal itu menunjukkan bahwa perlakuan sharing goods berbeda-beda. Struktur rumah tangga berhubungan positif terhadap emisi CO2. Hal itu menunjukkan bahwa ada perbedaan perilaku antara anggota rumah tangga usia produktif dengan non produktif.

Carbon dioxide (CO2) emissions are the biggest contributor to greenhouse gas emissions. More than 70 percent of the total greenhouse gas emissions in the world are generated from household consumption. The energy sector is the biggest contributor to greenhouse gas emissions in Indonesia. Greenhouse gas emissions resulting from energy use in households in Indonesia increased by 17.19 percent from 2000 to 2016. Previous studies have shown that household size and composition affect CO2 emissions. This study aims to invetigate the relationship of household size and composition with CO2 emissions produced in Indonesia. CO2 emissions calculated in this study can be divided into 2, based on the type of fuel consumed (gasoline, diesel, LPG, and kerosene) and based on the purpose of consuming the fuel (transportation and cooking). This study uses the 2019 National Socio-Economic Survey (Susenas) data with households consuming at least one type of fuel, namely gasoline, diesel, LPG, and kerosene as the unit of analysis. The measurement of CO2 emissions follows the guidelines of the International Panel of Climate Change (IPCC) in 2006 using tier 1 and calculation guidelines from the Ministry of Environment and Forestry (KLHK). Multiple regression analysis was performed to answer the research objectives. The findings of this study suggest that household size and composition affect CO2 emissions. The household size is positively related to CO2 emissions from cooking or from LPG and kerosene but is negatively related to CO2 emissions from transportation or from gasoline and diesel. This shows that the treatment of sharing goods varies. The household composition is positively related to CO2 emissions. This shows that there are differences in behavior between members of productive and non-productive age households."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shafrizal Rasyid Atriardi
"Boron-doped diamond BDD telah diketahui sebagai material unggul yang dapat digunakan dalam berbagai aplikasi elektrokimia. BDD juga telah dilaporkan memiliki kemampuan yang baik sebagai elektroda kerja untuk mereduksi gas karbon dioksida CO2. Pada penelitian ini, BDD dimodifikasi dengan logam platinum Pt dan iridium Ir dengan menggunakan dua metode yang berbeda. Metode yang pertama adalah dengan perendaman BDD yang telah dimodifikasi menjadi terminasi N, dalam koloid nanopartikel Pt-Ir Pt-Ir NP. Koloid Pt-Ir NP disintesis dengan metode hidrotermal. Kakterisasinya dengan UV-Vis dan TEM menunjukkan puncak absorbansi maksimum pada 420 nm dengan ukuran partikel rata-rata sebesar 2,6 0,6 nm. Metode kedua adalah metode pembibitan larutan garam Pt-Ir dan dilanjutkan dengan teknik kronoamperometri pada potensial -0,5 V vs Ag/AgCl. Kedua elektroda PtIr-BDD tersebut kemudian dikarakterisasi dengan menggunakan CV, SEM, EDS dan XPS. Selanjutnya reduksi CO2 secara elektrokimia elektroreduksi CO2 dilakukan dalam sel elektrokimia dengan 2 kompartemen yang dipisahkan dengan membran Nafion. Ruang katoda berisi CO2 yang dilarutkan dalam NaCl 0,1 M, sedangkan ruang katoda diisi dengan larutan 0.1 M Na2SO4. Elektroreduksi CO2 dilakukan dengan memberikan potensial dengan variasi -1,2 V, -1,3 V, dan -1,7 V vs Ag/AgCl dengan waktu reduksi 60 menit. Produk hasil reduksi tersebut dikarakterisasi dengan menggunakan HPLC dan GC. Produk terbanyak yang dihasilkan dari reaksi ini ialah asam asetat dengan konsentrasi sebesar 1,26 ug/L efisiensi faraday 10 dengan menggunakan elektroda PtIr-BDD 1 / metode perendaman pada potensial -1,3 V vs Ag/AgCl. Produk lain yang dihasilkan pada reaksi ini ialah asam format and etanol dengan efisiensi faraday yang lebih kecil serta gas hidrogen yang terbentuk akibat proses elektrolisis air.

Boron doped diamond BDD is known as a superior material that can be utilized for many applications. BDD has also been reported as a good electrode to be applied in electrochemical reduction of carbon dioxide CO2. In this research, BDD had been modified by platinum Pt and iridium Ir using two different methods. The first method was by immersing BDD, which has modified to be N termination in colloidal Pt Ir nanoparticles. The Pt Ir nanoparticles were synthesized using hydrothermal method. Characterization of the nanoparticles by using UV Vis and TEM showed an absorbance peak at 420 nm with an average particle size of 2,6 0,6 nm. On the second method, Pt Ir was seeded onto BDD using wet chemically assisted electrodeposition by applying the reduction potential at 0.5 V vs. Ag AgCl. Then, the Pt Ir BDD electrodes were characterized by using CVs, SEM, EDS and XPS. The CO2 electroreduction was conducted in an electrochemical cell with 2 compartments separated by Nafion membrane. The cathodic chamber was filled by CO2 dissolved in 0.1 M NaCl, while the anodic chamber was filled by 0.1 M Na2SO4 solution. The CO2 electroreduction was carried out at various applied potentials, i.e. 1.2 V, 1.3 V, and 1.7 V vs Ag AgCl with a reduction time of 60 minutes. The products were analyzed using HPLC and GC. The main products of this reduction process were acetic acid with a maximum amount of 1.26 ug L 10 faradaic efficiency using PtIr BDD 1 electrode at the potential 1.3 V vs. Ag AgCl. Other products were formic acid and ethanol, produced at lower efficiency. In addition, H2 gas was also produced due to the water electrolysis."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dianursanti
"Massive use of fuels by industry increase carbon dioxide (CO2) emissions significantly. Chlorella vulgaris (C. vulgaris) is well known for its ability to fixate CO2 and synthesize it to a lipid. As industry usually emits high concentrations of CO2, it is necessary to investigate the behavior of microalgae in regard to CO2 inflow. We studied cultivation of C. vulgaris in a photobioreactor (volume 18L) in a compost-basedmedium under illumination at 3000 lux for 90 hours. We show that initial cell density 0.137 g·dm-3 is able to fixate CO2 up to 30.31 g·dm-3· day-1 (93.56%) under a CO2 inflow of 23.80 g·hour-1 with biomass productivity 0.44 g·dm-3· day-1 and lipid yield 0.0795 glipid·gcell-1, and it also shows the potential to fixate carbon dioxide 28.43 g·dm-3·day-1 (31.51%) and produce high lipid amounts (0.0739 g·g-1) under a carbon dioxide inflow 48.17 g·hour-1. Cultivation with a higher initial cell density (0.325 g · dm-3) shows better resistance under carbon dioxide inflow 48.17 g·hour-1 with carbon fixation 37.95 g·dm-3·day-1(58%), biomass production 0.82 g·dm-3·day-1, lipid yield 0.0834 g·g-1, and good potential under carbon dioxide inflow 65.96 g·hour-1. This research shows the potential of C. vulgaris in reducing high concentrations of CO2, which is beneficial for biomass and/or lipid production. These are in turn useful for biodiesel and food supplements. Further study is necessary for adapting this potential on a commercial scale."
Depok: Faculty of Engineering, Universitas Indonesia, 2016
UI-IJTECH 7:1 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Oktioza Pratama
"Tesis ini membahas analisis rencana penerapan skenario kebijakan Proyek Penurunan Emisi dan Carbon Emission Credits pada PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk. untuk menurunkan emisi CO2. Teori sistem dinamis digunakan sebagai basis untuk menerapkan skenario ini. Indikator hasil makro yang dianalisis adalah produksi baja, emisi CO2, dan laba kotor perusahaan. Disamping itu, diberikan juga analisis kelayakan setiap proyek untuk melihat sisi finansial dari skala mikro. Hasil penelitian ini menunjukkan penerapan Proyek Penurunan Emisi dapat menurunkan emisi CO2, namun analisis kelayakannya masih belum layak meskipun telah ditambahkan dengan Carbon Emission Credits. Mengingat pentingnya penerapan Proyek Penurunan Emisi ini, maka dibutuhkan kebijakan lain untuk mendukung penerapan proyek ini.

The focus of this study is to analyze policy design for Emission Reduction Project and Carbon Emission Credits in PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk. to reduce CO2 emission. System Dynamics model is used as basic for implementation the Emission Reduction Project scenario. Steel production, CO2 emission, and gross profit will be analyzed as macro output indicators. Moreover, feasibility study in every project will be analyzed as micro output indicator in finance point of view. This study shows that Emission Reduction Project can reduce CO2 emission. Unfortunately, the feasibility study said it is not feasible to implement although Carbon Emission Credits has been implemented too. Remembering how important the implementation of Emission Reduction Project is, it still needs another policies to support the implementation of project then."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T38412
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agustinus Ronaldo
"Dimetil Eter (DME) merupakan senyawa bahan bakar ramah lingkungan yang dapat diproduksi dari hidrogenasi karbon dioksida. Sebagai salah satu bahan bakar baru terbarukan penelitian tentang DME berfokus pada optimasi dan rekayasa produksi dari DME. Dalam melakukan optimasi dan rekayasa produksi parameter kinetika memiliki peran yang sangat penting. Pada penelitian ini telah dilakukan studi kinetika melalui simulasi reaktor unggun diam dalam mengestimasi parameter kinetika intrinsik katalis Cu/Fe/Zr/HZSM-5 sintesis DME. Katalis Cu/Fe/Zr/HZSM-5 pada sintesis DME satu tahap digunakan karena selektifitasnya terhadap DME yan besar. Model yang digunakan adalah model heterogen 2 dimensi dimana perpindahan massa eksternal dan internal diperhitungkan. Pada kinetika intrinsik empat reaksi pada sintesis DME satu tahap dilibatkan yaitu hidrogenasi CO2 hidrogenasi CO, RWGS, dan dehidrasi metanol. Estimasi parameter kinetika dijalankan melalui perangkat lunak Comsol dimana parameter kinetika diestimasi berdasarkan data eksperimen. Hasil dari parameter kinetik kemudian divalidasi kembali untuk menyatakan kebenaran dari nilai parameter. Hasil dari simulasi menyatakan bahwa energi aktivasi reaksi hidrogenasi CO, hidrogenasi CO2, RWGS dan dehidrasi metanol adalah -1,0476 J/mol, -8.102,66 J/mol, -44.411 J/mol, dan -22.644 J/mol dimana reaksi RWGS merupakan reaksi paling bergantung pada temperatur. Hasil dari validasi parameter kinetika menyatakan hasil yang valid pada suhu 240-260 dengan error data terkecil.

Dimethyl Ether (DME) is environmental friendly fuel that can be produced from hydrogenation of carbon dioxide. As new renewable energy fuel, reaserach of DME has been focused on optimation and production of DME. Kynetic parameter hold important aspect in enggineering and optimation. Thus, in this research a kynetical study by simulation of DME syntehsys in fix bed reactor is used for estimation in intrinsic kinetic parameter over catalyst Cu/Fe/Zr/HZSM-5. Catalyst Cu/Fe/Zr/HZSM-5 has been known used in production of DME with high yield in one step sintesys. 2D hetergogen model that accounted for internal and external mass transfer is used for kynetic estimation. There is four reaction accounted in simulation respectively: CO2 hydrogenation, CO hydrogenatiom, RWGS and methanol dehidration. Comsol multyphysics software was used in prediction of kynetic parameter by comparing the simulation data with eksperiment. The resulted kynetic estimation was validated and resulted in energy activation of each reaction respectively: -1,0476 J/mol, -8.102,66 J/mol, -44.411 J/mol, dan -22.644 J/mol. The resulted kinetic parameter is valid for temperature ranging from 240-260 with lowest error percentage.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Miftahul Jannah Arrahmah
"Penelitian ini menganalisis jejak karbon yang dihasilkan dari aktivitas mudik menggunakan transportasi pribadi berfokus pada pemudik asal Kota Tangerang dan Kota Bekasi. Emisi gas rumah kaca dari kategori transportasi, khususnya transportasi darat, memiliki kontribusi signifikan terhadap total emisi sektor energi di Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi jejak karbon dalam aktivitas mudik serta memberikan pemahaman yang lebih baik terkait hal ini. Metode perhitungan jejak karbon dalam penelitian ini mengacu pada metode fuel-based dari dokumen World Resources Institute (WRI) Indonesia. Faktor emisi (EF) bahan bakar di Indonesia digunakan untuk memastikan relevansi hasil perhitungan. Data dikumpulkan melalui kuisioner yang disebarkan kepada pemudik asal Kota Tangerang dan Kota Bekasi. Analisis korelasi Pearson dilakukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang paling berpengaruh terhadap jejak karbon, di mana hasilnya menunjukkan bahwa jarak perjalanan memiliki pengaruh paling signifikan. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa jejak karbon dari pemudik asal Kota Tangerang mencapai 10396,8 kgCO2, sementara pemudik asal Kota Bekasi memiliki jejak karbon sebesar 7218,5 kgCO2. Implikasi dari penelitian ini adalah pentingnya kesadaran terhadap dampak jejak karbon dalam aktivitas mudik menggunakan transportasi pribadi, dengan harapan dapat menghasilkan rekomendasi yang lebih baik untuk penurunan emisi di masa mendatang.

This research analyzes the carbon footprint generated from homecoming activities using private transportation, focusing on homecomers from Tangerang and Bekasi. Greenhouse gas emissions from the transportation category, particularly land transportation, significantly contribute to the total energy sector emissions in Indonesia. The aim of this study is to analyze the factors influencing the carbon footprint in homecoming activities and to provide a better understanding of this issue. The carbon footprint calculation method in this research refers to the fuel-based method from the World Resources Institute (WRI) Indonesia's document. Fuel emission factors (EF) in Indonesia are utilized to ensure the relevance of the calculation results. Data were collected through questionnaires distributed to homecomers from Tangerang and Bekasi. Pearson correlation analysis was conducted to identify the most influential factors on the carbon footprint, where the results showed that travel distance had the most significant impact. The calculation results indicate that the carbon footprint from homecomers from Tangerang reached 10,396.8 kgCO2, while homecomers from Bekasi had a carbon footprint of 7,218.5 kgCO2. The implications of this research underscore the importance of awareness regarding the carbon footprint impact in homecoming activities using private transportation, with the hope of generating better recommendations for emission reduction in the future."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>