Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 138136 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zeina Syifana Barani
"Artikel ini membahas mengenai ragam representasi kecantikan sebagai bentuk estetika rekognisi. Hal ini menunjukkan adanya pengakuan terhadap inklusivitas dan keberagaman, khususnya di industri kecantikan. Umumnya, rekognisi dekat dengan pembahasan tindakan etis. Namun, pada pembahasan, artikel ini justru mengangkat pendekatan estetis sebagai penerimaan ragam persepsi kecantikan dalam relasi intersubjektif. Data riset dan literatur yang terkumpul dianalisis secara kritis dan filosofis menggunakan pendekatan estetika. Teori rekognisi Friedrich Hegel kemudian digunakan dan didukung oleh teori rekognisi Honneth dan teori redistribusi Nancy Fraser untuk menguatkan landasan analisis. Temuan dalam artikel ini adalah bentuk estetika rekognisi dalam pengakuan ragam representasi kecantikan menguatkan penghargaan atas inklusivitas dan keberagaman ekspresi kecantikan tiap individu.

This article discusses the various representations of beauty as a form of aesthetic recognition. This shows the recognition of inclusivity and diversity, specifically in the beauty industry. Commonly, recognition is close to discussing ethical action. However, in the discussion, this article raises an aesthetic approach as an acceptance of various perceptions of beauty in intersubjective relations. Research data and collected literature are analyzed critically and philosophically using an aesthetic approach. Friedrich Hegel's theory of recognition is used and supported by Honneth's theory of recognition and Nancy Fraser's theory of redistribution to strengthen the basis of analysis. This article founds a form of aesthetic of recognition in recognition of various representations of beauty strengthens respect for inclusivity and the diversity of expressions of beauty for every individual."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Hayyuni Bening Shabira
"Tesis ini bertujuan untuk mengkaji praktik keberagaman dan inklusivitas khususnya di organisasi berbasis agama di Indonesia. Indonesia memiliki enam agama yang diakui yaitu Islam, Kristen/Katolik, Hindu dan Buddha/Konfusianisme. Oleh karena itu, Indonesia dikenal dengan adanya keberagaman agama, ras dan suku. Karena perbedaan agama, ras, dan suku, Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika telah menjadi pedoman bagi masyarakat Indonesia untuk hidup bersama secara damai tanpa mengurangi rasa hormat dan saling menghargai perbedaan tersebut. Data dikumpulkan melalui kuesioner sebanyak 102 responden yang bekerja di organisasi berbasis agama. Temuan dari penelitian ini menemukan bahwa organisasi berbasis Islam, Kristen/Katolik, Hindu dan Buddha/Konfusianisme yang sebagian besar bergerak di sektor pendidikan telah menerapkan praktik keberagaman dan inklusivitas di organisasi mereka. Lebih lanjut, penelitian ini juga menemukan bahwa diantara organisasi-organisasi berbasis agama tersebut, etnis Melayu memiliki toleransi paling tinggi diantara yang lain karena prinsip toleransi Melayu. Implikasi manajerial juga dibahas untuk penelitian di masa depan.

This thesis is aimed to examine the practices of diversity and inclusivity especially in religion-based organizations in Indonesia. Indonesia has six recognized religion that includes Islam, Christian/Catholic, Hindu and Buddha/Confucianism. Hence, Indonesia is known for its diversity in religion, race, and ethnicity. Because of the various religion, race, and ethnicity, Pancasila and Bhinneka Tunggal Ika had been the guidance for Indonesian society to live together peacefully without disrespecting these differences. Data are gathered from 102 respondents through questionnaire from people who are working in religion-based organizations. The findings of this study discovered that Islam, Buddha/Confucianism, Hindu and Christian/Catholic-based organizations that mostly engages in education sector had implemented diversity and inclusivity practices within their organizations. Furthermore, this study also discovered that between these religion-based organizations, Malay ethnic has the highest tolerance among others due to Malay’s principles of tolerance. Managerial implications also discussed for future research."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Adella Nuralya
"Penelitian ini membahas mengenai nilai-nilai budaya yang terlihat pada salah satu pekan raya di Jakarta, yaitu Pekan Raya Jakarta (PRJ), khususnya selama masa penyelenggaraannya di Lapangan Monas. Pasar malam dan pameran telah menjadi salah satu tempat hiburan yang diminati masyarakat di Jakarta. Pada masa kolonial tahun 1920-an, terdapat pasar malam di Batavia yang dikenal dengan nama Pasar Gambir. Seiring perkembangannya, jenis pasar malam yang serupa dengan Pasar Gambir dihidupkan kembali untuk masyarakat Jakarta. Acara tersebut adalah Pekan Raya Jakarta yang telah eksis sejak tahun 1968. PRJ mendapatkan antusiasme yang besar dari masyarakat sehingga dijadikan acara tahunan tetap. Walaupun dinamakan Pekan Raya Jakarta, PRJ tidak hanya menampilkan budaya Jakarta, akan tetapi kerap kali menampilkan keberagaman budaya Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat apa saja keberagaman budaya Indonesia yang telah direpresentasikan oleh Pekan Raya Jakarta selama masa perayaannya di Lapangan Monas. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang terdiri dari empat tahapan, yaitu heuristik, kritik, interpretasi, serta historiografi. Tahapan pertama yaitu heuristik didapatkan berbagai buku yang berkaitan dengan PRJ, surat kabar yang didapat dari Perpustakaan Nasional RI Salemba, dan berbagai artikel jurnal. Berdasarkan metode sejarah yang telah dilakukan, didapat hasil penelitian berupa adanya representasi keberagaman budaya Indonesia di PRJ yang dapat dilihat dari arsitektur kedaerahan pada paviliun, pertunjukkan tari daerah, lomba kedaerahan, serta makanan khas daerah yang dijual di PRJ.
This article explains the diversity of Indonesian cultural values represented at one of the fairs in Jakarta, that is Pekan Raya Jakarta (PRJ), especially during its celebration at Monas Square. Night markets and fairs have become popular entertainment venues for the people of Jakarta. During the colonial era in the 1920s, there was a night market in Batavia known as Pasar Gambir. Over time, a similar type of night market to Pasar Gambir was held again in Jakarta. The event is PRJ, which has been held since 1968. PRJ received great enthusiasm from the public and became an annual event. Although named the Pekan Raya Jakarta, PRJ not only showcases Jakarta’s culture but frequently displays the diversity of Indonesian culture. The purpose of this research is to identify the diversity of Indonesian culture represented by the PRJ during its celebration at Monas Square. This research uses historical research methods consisting of four stages: heuristics, criticism, interpretation, and historiography. In heuristics, obtained various books related to PRJ, newspapers from the National Library of Indonesia in Salemba, and various journal articles. Based on the historical methods applied, this article finds that PRJ represents the diversity of Indonesian culture which can be seen from regional architecture in pavilions, traditional dance performance, regional competitions, and regional foods sold at PRJ."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Sigma Exacta
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa bagaimanakah nilai-nilai estetika yang terdapat dalam kue khas Jepang, wagashi. Pengumpulan data dilakukan dengan metode deskriptif analitis, yaitu melalui studi kepustakaan yang bertujuan untuk mendapatkan data-data yang relevan terhadap obyek penelitian dan kemudian dianalisis. Teori yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah ini adalah teori estetika Wabi dan teori estetika Zen Buddhisme. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di dalam wagashi terkandung nilai-nilai estetika wabi dan nilai-nilai estetika Zen yang ditunjukan melalui ciri-ciri seperti alami, sederhana, asimetris, tenang dan makna yang mendalam.

The study's objective is to analize the aesthetic values on found in the art of Japanese confectionery, wagashi. This study used analytical descriptive method based on literature approach to collect, describe and analyze data relevant to the object. Theories used for this analysis are aesthetic theory of wabi and Zen aesthetic theory. Conclusion of the analysis shows that in wagashi, contains wabi and Zen values which both represent the beauty of simplicity, naturalness, asymmetry, tranquility and deep reserve."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S47037
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mishael Stefan Haholongan
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan keterkaitan antara arsitektur dan mode pakaian tentang bagaimana hal itu dipengaruhi oleh indera persepsi yang mengambil peran sebagai objek yang diinginkan yang melekat pada kehidupan manusia dalam menciptakan dan mewujudkan norma-norma yang diterapkan pada waktu tertentu. mengenai rasa kesepakatan bersama, mengusulkan ideologi untuk menyatukan atau menentang masyarakat pada intinya berdasarkan periode waktu di mana ia berada dan menentukan identitas komunitas budaya tertentu mengenai nilai kebiasaan dan tradisinya. Esensi-esensi ini diwakili dalam nilai estetika yang terhubung dengan indera persepsi individu dan oleh citra perwujudan fisik arsitektur dan mode pakaian mengenai hubungan konseptual. Konsep yang menembus nilai itu sendiri berbicara kepada manusia melalui representasi visual.

The objectives of this study are to find then interrelationship between architecture and fashion on how it is influenced by the sense of perceptions that take a role as a desirable object that attached to human lives in creating and embodying the applied norms of a certain time-being regarding the sense of collective agreement, proposing ideology to unify or defy the society in its essence based on the period of time where it belonged and determining the identities of a certain cultural communities regarding the value of its habit and tradition. These essences are represented in the value of aesthetics which connects to an individual's sense of perception and by the image of the physical embodiment of architecture and fashion regarding the conceptual relation. The concept that penetrates the value itself speaks to humans through visual representation.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Irfan Nugroho
"Studi ini bertujuan untuk menguji pengaruh format dan jenis bacaan terhadap memori mahasiswa sarjana tentang materi biopsikologi. Dengan desain penelitian 2 (komik vs. teks) x 2 (naratif vs. eksposisi), eksperimen dilakukan secara daring pada 110 partisipan mahasiswa yang dibagi menjadi 4 kelompok kondisi. Partisipan diminta untuk membaca materi yang sama dalam kombinasi format dan jenis bacaan yang berbeda. Memori diukur melalui tes rekognisi dalam bentuk sepuluh soal pilihan ganda mengenai materi yang telah dibaca sebelumnya. Analisis two-factor ANOVA menunjukkan bahwa tidak terdapat efek utama yang signifikan dari format bacaan maupun jenis bacaan terhadap memori, dan tidak terdapat efek interaksi keduanya terhadap memori. Tidak ditemukannya efek yang signifikan mungkin dipengaruhi oleh sejumlah limitasi pada penelitian. Oleh karena itu, studi lanjutan direkomendasikan untuk dilakukan.

This study investigated the influence of format and type of writing on memory of biopsychology course material in undergraduate students. Using a 2 (comic book vs. text) x 2 (narrative vs. expository) factorial design, an online experiment was conducted on 110 participants who were divided into four conditions. Participants were asked to read the same material presented in four different combinations of formats and writing types. Memory was measured using ten multiple-choice questions about the material read previously. Results of the two-factor ANOVA showed no significant main effect of format and type of writing on memory, and no interaction effect between the two variables on memory. Failure to produce significant results may have been due to the numerous limitations of the study. Thus, further investigation of the topic is recommended."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Trisha Ayuma Putri
"Skripsi ini membahas mengenai pertanggungjawaban hukum bagi dokter dan klinik kecantikan yang menyediakan layanan stem cell untuk perawatan estetika beserta analisis penulis terhadap Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan Nomor 563/Pid.Sus/2020/PN.Jkt.Sel. Fokus dari penelitian ini adalah mengenai legalitas penggunaan stem cell di Indonesia baik untuk tujuan pelayanan kesehatan maupun untuk digunakan dalam perawatan estetika. Bentuk penelitian skripsi ini adalah yuridis normatif dengan tipe deskriptif dan metode kualitatif. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa penggunaan stem cell di Indonesia untuk tujuan penyembuhan penyakit maupun perawatan estetika diperbolehkan secara terbatas pada fasilitas pelayanan kesehatan yang telah mendapatkan izin dari kementerian kesehatan. Putusan Nomor 563/Pid.Sus/2020/PN.Jkt.Sel merupakan putusan yang menjatuhkan hukuman pidana terhadap seorang dokter yang menggunakan stem cell untuk perawatan estetika pada pasiennya. Hasil penelitian ini menyarankan agar pemerintah terutama kementerian beserta organisasi kedokteran yang berwenang untuk segera mengeluarkan pengaturan terkait kompetensi dokter yang diperbolehkan menggunakan stem cell baik untuk pelayanan kesehatan maupun untuk perawatan estetika sehingga kepastian hukum bagi dokter yang melakukan praktik stem cell dapat terwujud.

This study discusses legal accountability for doctors and beauty clinics that provide stem cell for aesthetic treatment along with the author's analysis of the South Jakarta District Court Verdict Number 563 / Pid.Sus / 2020 / PN.Jkt.Sel. The focus of this research is on the legality of using stem cells in Indonesia both for health care purposes and for use in aesthetic treatments. The form of this thesis research is normative juridical with descriptive type and qualitative methods. The results of this study conclude that the use of stem cells in Indonesia for the purpose of curing diseases and aesthetic treatments is limited to health care facilities that have obtained permission from the ministry of health. Verdict Number 563 / Pid.Sus / 2020 / PN.Jkt.Sel is a verdict that imposes a criminal sentence on a doctor who uses stem cell for aesthetic treatment of his patient. The results of this study suggest that the government, especially the ministry of health and medical organizations that are authorized to immediately issue regulations regarding the competence of doctors who are allowed to use stem cells for both health services and for aesthetic treatment, so that legal certainty for doctors who uses stem cell in their practicecan be realized."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prajodi Daris Andaru
"Kekuasaan merupakan konsep yang melekat pada masyarakat feodal. Pada masyarakat feodal di Jawa abad XV-XIX kekuasaan dipegang oleh sultan. Kekuasaan dapat direpresentasikan ke dalam berbagai bentuk termasuk kebudayaan material. Representasi kuasa sultan di Jawa dapat dikaji dengan menggunakan mimbar masjid sebagai objek kajian karena mimbar masjid merupakan kebudayaan material. Kebudayaan material dapat merepresentasikan kelas sosial penggunanya. Oleh karena itu, pada paper ini akan membahas representasi kuasa yang terdapat pada 11 mimbar masjid di pulau Jawa yang berasal dari abad XV-XIX. Masjid-masjid yang dibahas merupakan masjid kerajaan dan bukan kerajaan. Melalui analisis komparatif pada masjid kerajaan dengan masjid yang bukan kerajaan maka diketahui keberadaan perbedaan dan kehadiran representasi kuasa.

In feudal society, the concept of power cannot be separated to their daily life. In 15th to 19th century, in Javanese feudal society Sultan was a figure who is on the top of the pyramid of power. His power could represent in varied forms including material culture such as minbar. It because material culture could represent the users social status. Therefore, this paper will discuss about representation of power in 11 mosque rsquo s minbar in Java island which was dated from 15th until 19th century. The selected mosque was divided into two category the royal mosque and the non royal mosque. By comparing these mosque we could find out the presence of Sultan representation through his minbar. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutari Maya Rianty
"Sejak kemunculan aplikasi photo-sharing Instagram, masyarakat terlihat semakin gemar memotret dan merekam apapun yang terjadi di sekitar mereka. Hal-hal yang dapat menjadi objek foto pun sangat beragam, mulai dari kegiatan sehari-hari sampai objek-objek yang terlihat sangat instagrammable, atau layak untuk diunggah ke Instagram karena memenuhi standar estetika tertentu. Salah satu objek yang tampaknya telah dianggap sebagai objek foto yang instagrammable adalah arsitektur. Namun, foto-foto arsitektur yang ada di Instagram hanyalah adalah representasi yang instagrammable dari sebuah arsitektur. Padahal, arsitektur tidak hanya dibentuk oleh elemen-elemen yang terlihat, tapi juga oleh aspek-aspek spasial yang tidak kasat mata.
Tulisan ini membahas bagaimana arsitektur dapat dikatakan sebagai objek foto yang instagrammable, juga sejauh apa foto arsitektur yang instagrammable dapat merepresentasikan dan menyampaikan makna dari arsitektur yang difoto. Sebuah foto yang instagrammable bisa jadi bukanlah media yang paling tepat untuk merepresentasikan arsitektur karena lebih menekankan pada estetika visual dibandingkan menyampaikan makna dari arsitektur itu sendiri.

Since Instagram launched several years ago, society seems to be more eager to take photos and record everything they do or see and share them online through the famous photo sharing application. There are a lot of things that are considered to be instagrammable photo objects. The term instagrammable is used to identify photos that are worthy enough to be posted on Instagram. Meanwhile, architecture seems to already be considered as one of those instagrammable objects. However, the architecture we see on Instagram is only the instagrammable representation of it, not the real one. Architecture is supposed to be formed not only by tangible elements, but also the intangible spatial aspects.
This paper discusses how architecture is interpreted to be instagrammable, then to what extent an instagrammable architectural photograph can represent the meaning of architecture itself. An instagrammable photo, despite of having high aesthetic level, is probably not the best media to deliver architectural meanings.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Milka Angela
"Keberadaan media sosial kini tak lepas dengan kehidupan sehari-hari. YouTube sebagai media sosial berbasis video, menjadi pilihan banyak orang terutama karena tampilannya yang mudah diterima dan jelas tergambarkan terutama dalam hal tutorial, termasuk juga video kecantikan. Melalui beauty vloggers, informasi mengenai cara ber-makeup dapat lebih mudah diterima dalam bentuk video. Tulisan ini berfokus kepada pemaknaan kecantikan yang dimiliki beauty vloggers, dan diwujudkan dalam video. Oleh karena itu, penelitian ini akan menggunakan metode etnografi virtual untuk melihat dan mengamati pola-pola tertentu terhadap hal yang ditampilkan dalam media sosial, dan juga wawancara terkait kecantikan dan pengalaman yang mengiringinya. Kecantikan yang dimaknai tiap vloggers berbeda dan terkait dengan sejumlah pengalaman tertentu, namun terdapat kesamaan mendasar didalamnya. Melalui media sosial, individu tidak hanya sebagai produser, tetapi juga sebagai audience. Ide mengenai kecantikan tidak sepenuhnya bersifat personal, tetapi terbentuk dan terkait erat dengan penggunaan media.

The existence of social media, now not separated with everyday life. YouTube as a video-based social media, is the choice of many people mainly because of it looks easily accepted and clearly illustrated primarily in terms of tutorials, included beauty videos. Through beauty vloggers, information on how to makeup can be more easily accepted in video form. This paper focuses on the meaning of beauty forbeauty vloggers, and embodied in the video. Therefore, this study will use virtual ethnographic methods to see and observe certain patterns of things featured in social media, as well as interviews that related of the beauty and experience that accompanies it. The beauty that is interpreted by each vloggers is different and related to a specific experiences, but there are basic similarities in it. Through social media, individuals are not only producers, but also as audiences. The idea of beauty is not entirely personal, but it is formed and closely related to media usage.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>