Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 141757 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Annisa Irdianti Putri
"Senyawa turunan tiopiran memiliki aktivitas biologis yang luas seperti antimikroba, antikanker, dan antioksidan. Pada penelitian ini telah dilakukan sintesis senyawa turunan 4H-tiopiran melalui reaksi thia-diels – Alder antara maleat anhidrida dengan senyawa intermediet tiokalkon dari variasi bahan awal aldehida aromatik (benzaldehida dan 4-metoksibenzaldehida) dan keton aromatik (asetofenon dan 2-asetilpiridin) dengan adanya katalis nanokomposit CeO2-ZnO. Nanokomposit CeO2- ZnO yang digunakan disintesis melalui metode green synthesis dari ekstrak kulit jengkol (Archidendron pauciflorum). Spektrum XRD mengkonfirmasi nanokomposit CeO2-ZnO yang disintesis memiliki ukuran kristal sebesar ~45,71 nm yang dihitung melalui persamaan Debye-Scherer. Sintesis senyawa turunan 4H-tiopiran dilakukan pada kondisi optimum menggunakan katalis nanokomposit CeO2- ZnO sebesar 5 mol% dan aktivitas antioksidannya ditentukan dari nilai IC50. Pada penelitian ini dihasilkan senyawa 4H-tiopiran berbasis benzaldehida dan asetofenon dengan persen rendemen sebesar 73,44% dan nilai IC50 sebesar 211,9 ppm, senyawa 4H- tiopiran berbasis benzaldehida dan 2-asetilpiridin dengan persen rendemen sebesar 61,56% dan nilai IC50 sebesar 199,23 ppm, 4H-tiopiran berbasis 4- metiksibenzaldehida dan asetofenon dengan persen rendemen sebesar 86,85% dan nilai IC50 sebesar 131,38 ppm, dan 4H-tiopiran berbasis 4- metoksibenzaldehida dan 2-asetilpiridin dengan persen rendemen sebesar 76,75% dan nilai IC50 sebesar 118,29 ppm.

Thiopyran derivative compunds have a wide range of biological activities, including antibacterial, anticancer, and antioxidant properties. The thia-diels - alder reaction between maleic anhydride and thiochalcone intermediates from various starting materials of aromatic aldehydes (benzaldehyde and 4-methoxybenzaldehyde) and aromatic ketones (acetophenone and 2-acetylpyridine) in the presence of CeO2- ZnO nanocomposite catalyst was used in this study to synthesize 4H-thiopyran derivatives. The green synthesis approach was employed to create the CeO2- ZnO nanocomposite from jengkol peel extract (Archidendron pauciflorum). The XRD spectrum indicated that the crystal size of the produced CeO2-ZnO nanocomposite was 45.71 nm, as calculated by the Debye-Scherer equation. The 4H-thiopyran derivatives were synthesized under optimal circumstances using a 5 mol% CeO2-ZnO nanocomposite catalyst, and the antioxidant activity was calculated using the IC50 value. In this study, 4H- thiopyran based on benzaldehyde and acetophenone was produced with a yield of 73.44% and an IC50 value of 211,9 ppm, 4H-thiopyran based on benzaldehyde and 2-acetylpyridine with a yield of 61.56 % and an IC50 value of 199.23 ppm, 4H-thiopyran based on 4-methoxybenzaldehyde and acetophenone with a yield of 86.85% and an IC50 value of 131,38 ppm, and 4H- thiopyran based on 4-methoxybenzaldehyde and 2-acetylpyridine with a yield of 76.75% and an IC50 value of 118.29 ppm."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulfa Edawati
"Radikal bebas merupakan molekul yang relatif tidak stabil, memiliki elektron yang tidak berpasangan di orbital luarnya sehingga bersifat reaktif. Adanya radikal bebas yang berlebihan dalam tubuh manusia dapat menimbulkan suatu penyakit. Reaktivitas radikal bebas ini dapat diredam oleh senyawa antioksidan. Indonesia memiliki keanekaragaman jenis biota laut yang tinggi. Keanekaragaman ini memberi peluang untuk memanfaatkan biota laut sebagai sumber pengobatan, termasuk sebagai antioksidan. Pada penelitian ini uji aktivitas antioksidan dilakukan terhadap sampel ascidia Didemnum sp. yang dikoleksi dari Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.
Tujuan dari penelitian ini untuk memperoleh ekstrak dan fraksi dari ascidia Didemnum sp., kemudian diuji aktivitas antioksidannya serta diidentifikasi golongan senyawa dari fraksi teraktif. Pengujian dilakukan dengan metode 1,1-Difenil-2-Pikrilhidrazil (DPPH). Ascidia Didemnum sp. diekstraksi dengan metanol, kemudian difraksinasi cair-cair dengan n-heksan, etil asetat, dan air. Fraksi yang memiliki aktivitas antioksidan tertinggi selanjutnya difraksinasi kembali dengan kromotografi kolom dipercepat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai IC50 dari ekstrak metanol ascidia Didemnum sp. sebesar 105,1029 μg/ml. Selanjutnya dilakukan fraksinasi cair-cair, hasil menunjukkan fraksi yang paling aktif adalah etil asetat dengan nilai IC50 sebesar 90,804 μg/ml. Hasil pengujian pada fraksi hasil kromotografi kolom dipercepat memberikan nilai IC50 sebesar 86,3507 μg/ml sebagai fraksi teraktif. Golongan senyawa yang terdapat pada fraksi teraktif adalah alkaloid, saponin, steroid/triterpenoid dan glikosida.

Free radicals are molecules that is relatively unstable, has an unpaired electron in its outer orbitals that are reactive. The presence of excessive free radicals in the human body can cause a disease. Reactivity of free radicals can be mitigated by antioxidant compounds. Indonesia has a highly various species of marine life. This diversity provides an opportunity to exploit marine biota as a source of treatment, including as an antioxidant. In this study the antioxidant activity assay performed on samples ascidia Didemnum sp. collected from the Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.
The purpose of this study is to obtain extracts and fractions of ascidia Didemnum sp., that was going to be tested of its antioxidant activity and then was identified the compound of the most active fraction. Testing was performed by the method of 1.1-diphenyl-2-Pikrilhidrazil (DPPH). Ascidia Didemnum sp. extracted with methanol, and then fractionated by liquid-liquid n-hexane, ethyl acetate, and water. Fractions which have the highest antioxidant activity of fractionated further accelerated back with chromatography column.
The results showed that the IC50 value of ascidia methanol extract of Didemnum sp.at 105.1029 g/mL. Then performed liquid-liquid fractionation, the results indicate that the most active fraction was ethyl acetate with IC50 value of 90.804 g/ml. Test results on the fraction of accelerated column chromatography IC50 value of 86.3507 g/ml as the most active fraction. Groups of compounds contained in the most active fraction are alkaloid, saponin, steroid/triterpenoid and glycoside.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2012
S1792
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nurlisa Dwi Novianti
"ABSTRAK
Keunikan biodiversitas pegunungan Mekongga telah menarik perhatian banyak
peneliti. Tim konservasi dari Amerika dan Indonesia telah menemukan sejumlah
tanaman mengandung zat yang memiliki aktivitas antikanker. Penelitian ini
bertujuan untuk mengidentifikasi senyawa kimia yang menyebabkan tanamantanaman
lain memiliki potensial sebagai antikanker berdasarkan uji pendahuluan
terhadap aktivitas antioksidan dan efek toksik, salah satunya adalah Jambo-Jambo
[Kjelbergiodendron celebicus (Koord) Merr.]. Aktivitas antioksidan dilakukan
berdasarkan kemampuan meredam radikal bebas 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil
(DPPH), sedangkan efek toksik dilakukan dengan metode Brine Shrimp Lethality
Test (BSLT). Daun Jambo-Jambo diekstraksi dengan pelarut metanol dan dipartisi
menggunakan pelarut n-heksana, etil asetat, butanol dan metanol. Hasil pengujian
menunjukkan bahwa ekstrak metanol mempunyai potensi toksik terhadap larva
Artemia salina dengan nilai LC50 243,5 ppm dan aktivitas antioksidan senilai IC50
12,59 ppm. Isolasi dilakukan terhadap fraksi etil asetat menggunakan
kromatografi kolom silika dan kromatotron. Senyawa murni yang diperoleh
diidentifikasi struktur kimianya menggunakan Spektrofotometer UV-Vis, IR,
NMR dan LCMS. Didukung dengan data hasil penapisan kimia, diduga senyawa
tersebut golongan flavonoid yang mempunyai berat molekul 478.

ABSTRACT
The unique biodiversity of Mekongga mountains have attracted many researches.
Conservation team from US and Indonesia have discovered a number of plants
growing on Mekongga mountains which have anticancer activity. This study is
aimed to identify chemical compounds which have anticancer activity based on
preliminary testing of the antioxidant activity and toxic effects, one of them is
Jambo-Jambo [Kjelbergiodendron celebicus (Koord) Merr.]. The antioxidant
activity of Jambo-jambo leaves was measured by its ability to scavenge free
radical 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl (DPPH), whereas the toxic effect was
analyzed by Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). Jambo-Jambo leaves was
extracted using methanol solvent and its methanolic extract was partitioned using
the n-hexane, ethyl acetate, buthanol and methanol. Test results showed that the
LC50 and IC50 value of its methanolic extract was 243,5 and 12,59 ppm. The ethyl
acetate fraction which showed the best activity was isolated using silica column
chromatography and chromatotron. Pure compounds was obtained by the
chemical structures were identified using Spectrofotometer UV-Vis, IR, NMR and
LCMS. Supported by data on the results of chemical screening, the compounds
were suspected as flavonoid compound which has molecular weight 478.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S43806
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nadhif Maulana Dasuki
"Senyawa turunan 1,3,4-tiadiazol diketahui memiliki bioaktivitas yang luas sebagai agen antibakteri, antikanker, dan antioksidan. Pada penelitian ini telah dilakukan sintesis senyawa turunan 1,3,4-tiadiazol dari prekursor senyawa limonen dan variasi aldehida aromatik (benzaldehida, sinamaldehida, 2-hidroksibenzaldehida, dan vanilin). Reaksi sintesis ini melalui  beberapa intermediet, yaitu isotiosianolimonen, limonen tiosemikarbazid, dan tiosemikarbazon. Reaksi sintesis ini menggunakan katalis heterogen FeCl3/SiO2 yang disintesis dari silika dan FeCl3.6H2O serta dikarakterisasi menggunakan SEM. Yield katalis FeCl3/SiO2 yang diperoleh sebesar 268,49% karena proses pengeringan yang belum sempurna dan memiliki morfologi irregular. Sintesis senyawa turunan 1,3,4-tiadiazol di tahap akhir menggunakan katalis FeCl3/SiO2 sebanyak 5 mol%. Produk senyawa turunan 1,3,4-tiadiazol yang terbentuk diidentifikasi dengan kromatografi lapis tipis (KLT) dan dikarakterisasi menggunakan spektroskopi FTIR, spektrofotometer UV-Vis, dan LC-MS/MS. Senyawa produk 1 (benzaldehida tiadiazol) memiliki yield sebesar 51,61%; produk 2 (sinamaldehida tiadiazol) sebesar 64,7%; produk 3 (2-hidroksibenzaldehida tiadiazol) sebesar 9,21%; dan produk 4 (vanilin tiadiazol) sebesar 44,21%. Produk akhir yang terbentuk diuji aktivitas antioksidannya menggunakan metode DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil) dan diperoleh aktivitas antioksidan yang bervariasi berdasarkan nilai IC50. Senyawa produk 1 (benzaldehida tiadiazol) memiliki nilai IC50 sebesar 179,17 ppm (lemah); produk 2 (sinamaldehida tiadiazol) sebesar 193,84 ppm (lemah); produk 3 (2-hidroksibenzaldehida tiadiazol) sebesar 16,5 ppm (sangat kuat); dan produk 4 (vanilin tiadiazol) sebesar 77,04 ppm (kuat).

1,3,4-thiadiazole derivatives are known to have a wide range of bioactivities such as antibacterial, anticancer, and antioxidant. This research focused on the synthesis of 1,3,4-thiadiazole derivatives from limonene precursor and various aromatic aldehydes using FeCl3/SiO2 as a heterogeneous catalyst. The reaction involves several intermediates such as isothiocyanolimonene, limonene thiosemicarbazide, and thiosemicarbazone. The FeCl3/SiO2 catalyst was synthesized from silica and FeCl3.6H2O and was characterized using SEM. The yield obtained was 268.49% due to the imperfect drying process with an irregular morphology. An amount of 5 mol% catalyst was used at the final step of the synthesis. The products formed were identified by thin layer chromatography (TLC) and characterized using FTIR spectroscopy, UV-Vis spectrophotometer, and LC-MS/MS. Product 1 (benzaldehyde thiadiazole) has a yield of 51.61%; product 2 (cinnamaldehyde thiadiazole) of 64.7%; product 3 (2-hydroxybenzaldehyde thiadiazole) of 9.21%; and product 4 (vanillin thiadiazole) of 44.21%. The final products formed were also tested for their antioxidant activity using the DPPH method and various antioxidant activities were obtained based on the IC50 value. Product 1 (benzaldehyde thiadiazole) has an IC50 value of 179.17 ppm (weak); product 2 (cinnamaldehyde thiadiazole) of 193.84 ppm (weak); product 3 (2-hydroxybenzaldehyde thiadiazole) of 16.5 ppm (very strong); and product 4 (vanillin thiadiazole) of 77.04 ppm (strong)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vieny Annisa
"Isatin (1H-indole-2,3-dione) merupakan senyawa heterosiklik yang memiliki bioaktivitas beragam. Senyawa spiro merupakan senyawa bisiklik yang terikat dengan satu atom yang sama dan memiliki bioaktivitas sebagai antioksidan. Pada penelitian ini, dilakukan sintesis senyawa turunan spiro[indol-azetidinon] berbasis isatin dan 5-kloroisatin yang diharapkan memiliki aktivitas antioksidan. Senyawa turunan spiro[indol-azetidinon] disintesis dari isatin dan 5-kloroisatin dengan variasi amina aromatik primer membentuk senyawa intermediet basa Schiff yang direaksikan dengan asam kloroasetat dan trietilamina dengan kehadiran katalis nanopartikel K2CO3. Nanopartikel K2CO3 disintesis dari K2CO3 anhidrat dengan etanol dan asam laurat yang dikarakterisasi menggunakan XRD, BET, dan SEM. Didapatkan nanopartikel K2CO3 memiliki ukuran kristal rata-rata sebesar 31,49 nm. Senyawa turunan spiro[indol-azetidinon] diidentifikasi menggunakan KLT serta dikarakterisasi menggunakan FTIR, UV-Vis, dan LC-MS. Didapatkan senyawa basa Schiff 1, 2, 3, dan 4 dengan persen yield masing-masing sebesar 18,21%, 10,06%, 21,13%, dan 7,39%. Didapatkan persen yield dari senyawa turunan spiro[indol-azetidinon] 1, 2, 3, dan 4 masing-masing sebesar 20,46%, 16,77%, 62,87%, dan 45,56%. Hasil uji aktivitas antioksidan dengan metode DPPH menunjukkan nilai IC50 untuk senyawa turunan spiro[indol-azetidinon] 1, 2, 3, dan 4 masing-masing sebesar 503,34 ppm, 586,52 ppm, 763,15 ppm, dan 933,22 ppm.

Isatin (1H-indole-2,3-dione) is heterocyclic compound which has various bioactivities. Spiro compounds are bicyclic compounds that bound to the same atom and have bioactivity as antioxidants. In this research, synthesis of spiro[indole-azetidinone] derivatives based on isatin and 5-chloroisatin was carried out that expected to have antioxidant activity. Spiro[indole-azetidinone] derivatives were synthesized from isatin and 5-chloroisatin with a variety of primary aromatic amines formed Schiff base intermediate compounds that reacted with chloroacetic acid and triethylamine in the presence of K2CO3 nanoparticles catalyst. K2CO3 nanoparticles were synthesized from anhydrous K2CO3 with ethanol and lauric acid that characterized using XRD, BET, and SEM. It was found that K2CO3 nanoparticles had an average crystal size of 31.49 nm. Spiro[indole-azetidinone] derivatives were identified using TLC and characterized using FTIR, UV-Vis, and LC-MS. The Schiff base compounds 1, 2, 3, and 4 were obtained with yield percents of 18.21%, 10.06%, 21.13%, and 7.39%, respectively. The percent yield of spiro[indole-azetidinone] 1, 2, 3, and 4 derivatives were 20.46%, 16.77%, 62.87%, and 45.56%, respectively. The results of antioxidant activity tests using DPPH method showed the IC50 values ​​for spiro[indole-azetidinone] 1, 2, 3, and 4 derivatives were 503.34 ppm, 586.52 ppm, 763.15 ppm, and 933.22 ppm, respectively."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Randy Dafana Putra
"Tubuh memiliki pertahanan terhadap radikal bebas dengan menghasilkan antioksidan endogen salah satunya enzim glutation peroksidase (GPx). Untuk membantu kerja antioksidan endogen, banyak pencarian terkait antioksidan dari luar tubuh misalnya dari bahan makanan. Jengkol (Archidendron pauciflorum) adalah tumbuhan khas yang banyak terdapat di Indonesia berpotensi sebagai antioksidan karena mengandung asam jengkolat (sistein), polifenol, dan vitamin C. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa ekstrak biji jengkol dapat mempengaruhi aktivitas spesifik GPx pada jaringan hati tikus. Sebanyak 28 ekor tikuslSprague Dawley dibagi dalam empat kelompok, yaitu tanpa perlakuan, jengkol, CCl4, dan jengkol disertailCCl4. Ekstrak biji jengkol diberikan 10 mL/kg selama 8 hari dan CCl4 diberikan 0,55 mL/kg pada hari ke-9 dan 10. Pada hari ke- 11 tikus dieutanasia, homogenat hati tikus diambil, kemudian diukur aktivitas spesifik GPx dengan kit/reagen standar. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa ekstrak biji jengkol dapat menurunkan aktivitaslspesifik GPx pada hati tikus yang tidak diberikan CCl4 (p=0,032) maupun tikus yang diberikan CCl4 (p=0,000). Hal ini diperkirakan karena jengkol mampu meminimakan radikal bebas pada jaringan hati normal (tanpa intoksikasi CCl4) karena sisteinnya secara langsung dapat menekan pembentukan H2O2 (substrat GPx) sehingga aktivitas GPx lebih rendah dibandingkan kelompok tanpa perlakuan, namun jengkol tidak dapat menangkal kerusakan akibat CCl4.

Human body has defense mechanisms against free radicals by producing endogenous antioxidants, one of them is enzyme glutathione peroxidase (GPx). To help work of endogenous antioxidants, many studies search for exogenous antioxidants e.g. from food. Jengkol (Archidendron pauciflorum), a typical plant that grows in Indonesia, has potential as antioxidant because it contains djengkolic acid (cysteine), polyphenolics, and vitamin C. The purpose of this study is to prove that jengkol seed extract can affect GPx specific activity in rat liver tissue. A total of 28 Sprague Dawley rats are divided into four groups: untreated group, jengkol, CCl4, and CCl4 plus jengkol. Jengkol seed extract are administered 10 mL/kg for 8 days, and CCl4 are given 0,55 mL/kg on 9th and 10th day. On 11th day, all rats are euthanized, liver homogenates are then taken, and GPx specific activity is measured using standard kit/reagent. Result of statistical analysis shows that jengkol seed extract can decrease specific activity of GPx in non-CCl4-treated rat (p=0,032) and CCl4-treated rat (p=0,000). This is expected because jengkol is able to minimize the free radicals found in normal liver tissue (without CCl4 intoxication) as its cysteine can decrease formation of peroxide (GPx substrate) directly, so it lower GPx activity but jengkol cannot counteract the liver damage caused by CCl4."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Julyana Ruth Lydia Margareta
"Senyawa turunan 1,3,4-tiadiazol telah banyak diteliti karena diketahui menunjukkan aktivitas biologis yang luas, salah satunya yaitu aktivitas antioksidan. Senyawa ini dapat disintesis menggunakan monoterpen, yang umumnya terkandung dalam minyak esensial, sebagai prekursor. Pada penelitian ini, sintesis senyawa turunan 1,3,4-tiadiazol dilakukan dengan menggunakan senyawa prekursor kamfen dan variasi aldehida aromatik berupa benzaldehida, sinamaldehida, 2-hidroksibenzaldehida, dan vanilin. Reaksi sintesis yang dilakukan pada penelitian ini diperantarai oleh beberapa senyawa intermediet berupa isotiosianokamfen, kamfen tiosemikarbazid, dan tiosemikarbazon yang diidentifikasi oleh kromatografi lapis tipis (KLT) dan dikarakterisasi menggunakan FTIR dan spektrofotometer UV-Vis. Pada tahap akhir sintesis, katalis FeCl3/SiO2 digunakan untuk membantu reaksi siklisasi senyawa tiosemikarbazon menjadi produk senyawa turunan 1,3,4-tiadiazol. Produk akhir tersebut kemudian diidentifikasi menggunakan KLT dan dikarakterisasi menggunakan FTIR, spektrofotometer UV-Vis, dan LC-MS. Keempat produk akhir, yaitu benzaldehida tiadiazol, sinamaldehida tiadiazol, 2-hidroksibenzaldehida tiadiazol, dan vanilin tiadiazol memiliki yield masing-masing sebesar 16,1%; 27,6%; 6,4%; dan 10,1%. Berdasarkan uji aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH, diketahui bahwa vanilin tiadiazol memiliki aktivitas antioksidan yang sangat kuat dengan nilai IC50 sebesar 18,11 ppm. Produk benzaldehida tiadiazol dan sinamaldehida tiadiazol memiliki aktivitas antiosidan yang lemah dengan nilai IC50 masing-masing sebesar 196,54 ppm dan 197,97 ppm. Sedangkan, 2-hidroksibenzaldehida tiadiazol diketahui tidak memiliki aktivitas antioksidan dengan nilai IC50 sebesar 1003,78 ppm.

1,3,4-thiadiazole derivatives compounds have been widely studied because they are known to exhibit broad biological activities, one of which is antioxidant activity. These compounds can be synthesized using monoterpene, which commonly contained in essential oils, as the precursor. In this study, the synthesis of 1,3,4-thiadiazole derivative compounds was carried out using camphene as the precursor and a variety of aromatic aldehydes in the form of benzaldehyde, cinnamaldehyde, 2-hydroxybenzaldehyde, and vanillin. The synthesis reaction that carried out in this study was mediated by several intermediate compounds in the form of isothiocyanocamphene, camphene thiosemicarbazide, and thiosemicarbazone which were identified by thin layer chromatography (TLC) and characterized using FTIR and UV-Vis spectrophotometer. In the final stage of the synthesis reaction, FeCl3/SiO2 catalyst was used to assist the cyclization reaction of thiosemicarbazone compounds into 1,3,4-thiadiazole derivatives. The final products were then identified using TLC and characterized using FTIR, UV-Vis spectrophotometer, and LC-MS. The four final products, namely benzaldehyde thiadiazole, sinamaldehyde thiadiazole, 2-hydroxybenzaldehyde thiadiazole, and vanillin thiadiazole had yields of 16.1%; 27.6%; 6.4%; and 10.1%, respectively. Based on evaluation of antioxidant activity using DPPH method, it was known that vanillin thiadiazole has very strong antioxidant activity with IC50 value of 18.11 ppm. The benzaldehyde thiadiazole and sinamaldehyde thiadiazole products have weak antioxidant activity with IC50 values of 196.54 ppm and 197.97 ppm, respectively. Meanwhile, 2-hydroxybenzaldehyde thiadiazole was found to have no antioxidant activity with an IC50 value of 1003.78 ppm."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Zhafran Raihan Zaky
""ABSTRAK
"
Penelitian ini bertujuan mensintesis turunan pirimido-pirimidin menggunakan prekursor asam barbiturat, urea atau tiourea, dan benzaldehid atau sinamaldehid. Reaksi ini dilakukan dengan bantuan katalis iodium yang diharapkan dapat membantu proses sintesis turunan pirimido pirimidin dengan efektif. Optimasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah waktu reaksi, suhu reaksi, jumlah katalis dan pelarut sehingga didapatkan hasil yang optimum dari produk yang terbentuk. Dari percobaan yang dilakukan didapatkan yield sebesar 65,45 . kemudian divariasikan terhadap turunan aldehid dan juga turunan urea. Adapun senyawa turunan pirimido pirimidin dilakukan uji aktivitas sebagai antioksidan dengan metode DPPH dan didapatkan nilai IC50 sebesar 10,11 ppm.
"
"
"ABSTRACT
"
This study aims to synthesize pyrimido 4,5 d pyrimidine derivatives using barbituric acid, urea or thiourea, and benzaldehyde or cinnamaldehyde. This reaction is carried out with the help of iodine catalyst which is expected to help the synthesis process of pyrimidine pyrimidine derivatives effectively. Optimization done in this research is reaction time, reaction temperature, amount of catalyst and solvent so as to get optimum result from product that formed. From the experiment conducted got yield of 65.45 . will then be varied against aldehyde derivatives and also urea derivatives. The compound derivatives pirimido pyrimidine activity test antioxidant with DPPH method and IC50 values obtained by 10.11 ppm."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kusdijono
"Lebih dari 5,000 kepala keluarga pengungsi Madura korban kerusuhan Sambas di Kalbar ditempatkan di daerah baru dalam program relokasi. Rancangan dan implementasi program pembangunan didaerah ini perlu hati-hati agar tidak mengulang kegagalan umum pembangunan selama ini, yakni meningkatnya kemiskinan, merusak lingkungan hidup, dan menimbulkan kekerasan sosial baru.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi tingkat keberhasilan intervensi program bantuan dan pemulihan bagi pengungsi Madura di Kalimantan Barat. Dengan demikian, fokus penelitian ini adalah tentang capaian program pembangunan di kawasan relokasi pengungsi Madura. Metode penelitian ini bersifat riset evaluatif dengan pendekatan kombinasi antara kuantitatif dan kualitatif. Informasi yang diperoleh dari pendekatan kuantitatif dipakai sebagai informasi awal untuk penggalian lebih mendalain dengan pendekatan kualitatif. Penelitian dilakukan ditiga satuan relokasi, yakni Parit Bhakti Suci, Tebang Kacang SP II, dan Parit Haji AIi. Kesemuanya berlokasi di Kecamatan Sungai Raya.
Konsep yang dirujuk dalam penelitian ini adalah model pembangunan transiormatif berkelanjutan yang diajukan terutama oleh Korten, D (2002, terjemahan) dan Jan Nederveen Pieterse, J.N (2001). Konsep tersebut dipakai untuk memeriksa apakah kebijakan Pemerintah dan implementasinya untuk membangun kembali para pengungsi di relokasi sesuai dengan model pembangunan tersebut. Hal ini perlu diamati agar pembangunan tidak mengarah kepada timbulnya kemiskinan baru dan berpotensi kearah munculnya kerusuhan baru.
Temuan lapangan menunjukkan bahwa pembangunan sarana dan prasarana masih sangat terbatas (jalan, lahan, rumah) dan dengan kualitas kurang baik atau sudah rusak. Sebagian pengungsi yang meninggalkan rumah di relokasi akibat rendahnya akses terhadap sumber daya (tanah pertanian terbatas, gambut, tanah dalam sengketa, status belum jelas).
Sebaliknya pertambahan penghuni di kawasan relokasi dicirikan oleh tinginya akses terhadap sumber daya. Dalam jangka pendek, para pengungsi di kawasan relokasi cenderung terhindar dari kemungkinan munculnya kerusuhan baru karena rendahnya intensitas interaksi dengan masyarakat luar, tetapi keterbatasan prasarana pembangunan juga membuat kapasitas mereka sangat rendah untuk berpartisipasi dalam pembangunan. Sebaliknya upaya rekonsiliasi telah banyak diupayakan baik oleh Pemerintah maupun lembaga-lembaga non Pemerintah. Namun, para pengungsi di relokasi sementara ini tidak berminat untuk kembali ke tempat asal mereka, melainkan menghendaki bantuan Pemerintah agar mereka dapat menjual asset fisik yang mereka tinggalkan. Perlu adanya intervensi lebih lanjut untuk issue tersebut.
Selain Pemerintah, banyak lembaga internasional dan sedikit lembaga swadaya masyarakat (LSM) ambil bagian dalam pembangunan kembali pengungsi di relokasi sejak awa] penempatan. Program pembinaan pengungsi dari Pemerintah selesai tahun 2002, sedangkan program lembaga internasional umumnya selesai pada tahun 2004, kecuali CRS yang bekerja sama dengan LSM lokal melanjutkan dengan program pertanian berkelanjutan dan peace building.
Indikasi pembangunan transformative-berkelanjutan sejauh ini belum muncul. Partisipasi masyarakat baru muncul sebagai akibat intervensi program sebatas "respons" terhadap intervensi. Program belum mampu mendorong munculnya inisiatif masyarakat untuk turut mengendalikan kebijakan dan intervensi program yang terkait dengan upaya perbaikan kehidupan mereka (transformasi sosial). Ini dapat dimaklumi karena kapasitas mereka masih sangat terbatas, perlu ada pemberdayaan dengan membangun prasarana dan ruang inisiatif lebih luas, serta peningkatan pengetahuan dan keterampilan masyarakat pengungsi.
Direkomendasikan bahwa dalam jangka pendek, Pemerintah dan pihak lain tidak mendorong terjadinya pemulangan kembali pengungsi ke tempat asal, melainkan terus melanjutkan untuk membangun prasarana dan sarana (transportasi, perbaikan rumah), legalitas tanah, dan membangun kapasitas (kemampuan) para pengungsi dalam konteks peningkatan pengetahuan dan keterampilan, serta ruang untuk berinisiatif dan ambil bagian dalam pembangunan. Untuk jangka waktu menengah Pemerintah dan agen pembangunan lain direkomendasikan untuk mendorong upaya rekonsiliasi dikalangan tokoh masyarakat terkait, serta dalam jangka panjang perlu diupayakan repatriasi para pengungsi Madura."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T21704
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mochamad Faisal Adam
"Berbagai penyakit yang disebabkan radikal bebas semakin meningkat khususnya di Indonesia mengingat paparan sinar ultraviolet yang cukup banyak di daerah tropis, pembangunan yang pesat, serta adanya perubahan gaya hidup. Oleh karena itu peran antioksidan eksogen diperlukan untukomembantu antioksidan endogen, seperti enzim katalase, agar terhindar dari stres oksidatif yang ditimbulkan radikal bebas. Jengkol (Archidendron pauciflorum), salah satu tanaman tropis Indonesia, memiliki potensi antikosidan kuat karena memiliki asam jengkolat,oyang tersusun dari dua molekul sisteinlyangodikenal sebagai antioksidan. Selain itu jengkol juga memiliki kandungan antioksidan lain seperti vitamin C dan flavonoid, terutama pada bijinya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak biji jengkol pada aktivitas spesifik katalase jaringan hati tikus. Sebanyak 32 ekor tikuslSprague Dawley dibagi dalam empat kelompok secara acak, yaitu kelompok perlakuan standar, kelompok dengan pemberian ekstrak biji jengkol, kelompok dengan pemberian CCl4 sebagai indikator kerusakan hati, serta kelompok dengan pemberian ekstrak biji jengkol disertailCCl4. Homogenatkhati tikus masing-masing kelompok diukur aktivitas spesifik katalasenyaldengan metode Mates. Analisis statistik menunjukkan bahwa ekstrak biji jengkol dapat menurunkan aktivitaslspesifik katalase, baik pada hati tikus normal (p=0.000) maupun pada hati yang dirusak CCl4, walaupun tidak bermakna (p=0.832).lHal tersebut diperkirakan karena gugus sulfhidiril (SH) dari sistein yang dibebaskan dari asam jengkolat, yang dapat menginaktivasi kerja enzim katalase.

Free radical-related disease are more increasing especially in Indonesia because of tropical situation there such as ultraviolet and life style changes. Exogen antioxidants are increasingly needed to help endogen antioxidants activity, such as catalase, to avoid oxidative stress induced by free radical exposure. One of indonesian tropical plant, Jengkol (Archidendron pauciflorum) is believed have strong potential antioxidant source, jengkolic acid, a compund consisting of two cysteine molecules which has been known as antioxidants, besides, their other known sources of antioxidant: vitamin C, and flavonoid. Research is conducted to find the effect of Jengkol seeds extract towards specific catalase activity of rat?s liver. Thirty two Spraguedawley strain rats are divided into four groups: control group, a group given jengkol seeds extract, a negative control group given CCl4 to show hepatocytes toxicity, and a group given both CCl4 and jengkol seeds extract. Homogenate of rat liver from each groups are measured for their spesific catalase activity using Mates methods. The result shows jengkol seeds extract reduced specific catalase activity in normal rat liver significantly (p=0,000), also in injuried liver by CCl4, although no significant correlation found (p=0,832). This finding shows a possible inactivation of catalase enzyme due to sulfhydril (SH) groups from cysteine after being released by jengkolic acid. "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>