Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 83076 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Robiq Firly Alfian
"Ion Cr(III) merupakan spesies logam yang berbahaya bagi manusia dan lingkungan. Konsentrasi ion Cr(III) yang berlebih dalam tubuh manusia dapat menyebabkan penyakit seperti kardiovaskular dan penyakit mata. Karenanya metode deteksi yang sensitif dan selektif sangat dibutuhkan. Pada penelitian ini, dikembangkan deteksi ion Cr(III) berbasis fenomena electrochemiluminescence (ECL) menggunakan luminol sebagai luminofor pada elektroda boron-doped diamond (BDD). Dalam sistem ECL luminol yang digunakan, hidrogen peroksida ditambahkan sebagai koreaktan untuk meningkatkan reaksi ECL pada permukaan elektroda. Penambahan Cr(III) ke dalam sistem luminol-hidrogen peroksida menunjukkan penurunan intensitas sinyal ECL dari sistem. Optimasi menunjukkan bawa pada pH 9, konsentrasi hidrogen peroksida 25 mM, konsentrasi luminol 1 mM, laju pindai 100 mV/s, dan dalam atmosfer nitrogen, sinyal ECL berkurang secara linier dengan meningkatnya konsentrasi Cr(III) pada rentang konsentrasi 0 ppm hingga 0,1 ppm dengan nilai LOD sebesar 0,0095 ppm, LOQ sebesar 0,0316 ppm, dan sensitivitas sebesar 315,706 a.u ppm-1 cm-2. Keberulangan yang baik ditunjukkan dengan RSD sebesar 2,01% pada 10 kali pengulangan. Sensor ECL yang dikembangkan juga menunjukkan selektivitas yang baik terhadap ion Cr6+, Cd2+, dan Fe3+. Hasil pengukuran terhadap matriks air keran menujukkan persen perolehan kembali yang baik sekitar 83—99% menunjukkan bahwa metoda yang dikembangkan menjanjikan untuk pengembangan sensor Cr(III) berbasis ECL luminol pada berbagai sampel air.

Cr(III) ion is a metal species that is harmful to humans and the environment. Excessive concentration of Cr(III) ions in the human body can cause diseases such as cardiovascular and eye diseases. Therefore, a sensitive and selective detection method is needed. In this research, the detection of Cr(III) ions based on the phenomenon of electrochemiluminescence (ECL) was developed using luminol as a luminophore on boron-doped diamond (BDD) electrodes. In the luminol ECL system used, hydrogen peroxide is added as a corectant to enhance the ECL reaction on the electrode surface. The addition of Cr(III) into the luminol-hydrogen peroxide system showed a decrease in the intensity of the ECL signal from the system. The optimization shows that at pH 9, hydrogen peroxide concentration 25 mM, luminol concentration 1 mM, scan rate 100 mV/s, and in a nitrogen atmosphere, the ECL signal decreases linearly with increasing Cr(III) concentration in the concentration range of 0 ppm to 0.15 ppm with a LOD value of 0.0095 ppm, a LOQ of 0.0316 ppm, and a sensitivity of 315.706 a.u ppm-1 cm-2. Good repeatability is indicated by an RSD of 2.01% at 10 repetitions. This ECL sensor also shows good selectivity towards Cr6+, Cd2+, and Fe3+ ions. The measurement results on the tap water matrix showed a good recovery percentage of around 83—99% indicating that the developed method is promising for developing Cr(III) sensors based on ECL luminol on various water samples."
Depok: 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Isnaini Rahmawati
"Sebuah elektroda mini dengan volume analit kecil sekitar 30 μL difabrikasi dengan menggunakan elektroda Boron-doped Diamond (BDD) sebagai elektroda kerja. Elektroda tersebut mempunyai luas permukaan sebesar 0,3 cm2 diukur dengan menggunakan persamaan Randles-sevcick dan dapat digunakan sebagai sel dalam pengukuran ECL dengan diamatinya sinyal ECL pada penggunaan PMT sebesar 3 V. Sistem ECL menggunakan luminol dalam Na2CO3 pada elektroda BDD telah dipelajari sebelumnya oleh Rais (2019). Pada penelitian ini luminol dalam Na2CO3 dipelajari lebih lanjut dan digunakan untuk menentukan konsentrasi karbonat maupun CO2 dalam sampel yaitu sebesar 11,63 mM untuk air karbonasi rasa lemon, 7,98 mM untuk air berkarbonasi biasa, serta 5,67 mM untuk CO2 jenuh dalam larutan. Mengacu pada hasil luminol dalam Na2CO3 tersebut, elektroda mini tersebut dipelajari sebagai sel elektrokimia pada sistem ECL menggunakan luminol dalam Na2CO3 dan memiliki ketahanan yang baik setelah 90 hari pemakaian.

A mini electrode with a small volume of analytes around 30 μL is fabricated using Boron-doped Diamond (BDD) electrode as a working electrode. The electrode has a surface active area of 0.3 cm2 measured by Randles-sevcick equation and can be used as a cell in ECL measurements as ECL signals can be observed. ECL systems using luminol in Na2CO3 on BDD electrodes have been studied previously by Rais (2019). In this study, luminol in Na2CO3 was further studied to determine carbonate and CO2 concentrations in the sample, which was 11.63 mM for lemon flavored carbonation water, 7.98 m for ordinary carbonated water, and 5.67 m for saturated CO2 in solution. Referring to the results of luminol in Na2CO3, the mini electrode was studied as electrochemical cells in the ECL system using luminol in Na2CO3 and has good durability after 90 days of use.
"
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
T54722
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Respati Kevin Prama Dewandaru
"Penelitian ini mempelajari elektroreduksi karbon dioksida CO2 pada permukaan boron-doped diamond BDD termodifikasi iridium Ir-BDD . BDD diketahui sebagai suatu kandidat yang menarik untuk aplikasi dalam proses elektroreduksi CO2 karena dilaporkan memiliki kestabilan yang tinggi dan kemampuan menghasilkan radikal bebas dengan persen hasil yang tinggi. Modifikasi elektroda BDD dilakukan dengan teknik kronoamperometri pada potensial reduksi 0,60 V vs. Ag/AgCl menggunakan larutan K2IrCl6 dalam H2SO4. Karakterisasi dilakukan menggunakan instrument X-Ray Photoelectron Spectroscopy XPS , Scanning Electron Microscopy SEM, dan Raman Spektroskopi. Teknik kronoamperometri juga digunakan untuk proses elektroreduksi CO2 dalam sel elektrokimia yang memiliki dua kompartemen yang dipisahkan oleh membran Nafion. Potensial reduksi yang digunakan adalah -1.5 V dan -2.5 V vs. Ag/AgCl. Karakterisasi hasil elektroreduksi CO2 yang dilakukan dengan menggunakan High Performance Liquid Cromatograph HPLC dan Gas Chromatography GC. Perbandingan dengan elektroda BDD, Ir-BDD, dan BDD termodifikasi IrO2 IrO2-BDD menunjukkan bahwa Ir-BDD dan BDD menghasilkan asam format, sedangkan IrO2-BDD menghasilkan asam asetat.

This research studied about electroreduction carbodioxide CO2 at the surface of boron doped diamond BDD modified by iridium Ir BDD. BDD is known as an attractive candidate for applications in the electroreduction of CO2 due to its high stability and its ability to produce radicals in high percent yields. Modification of BDD was performed using chronoamperometry method in a solution of K2IrCl6 in H2SO4 at the potensial of reduction of 0.60 V vs. Ag AgCl. Characterization was performed by X Ray Photoelectron Spectroscopy XPS, Scanning Electron Microscopy SEM, and Raman Spectroscopy. Chronoamperometry technique was also employed for the electroreduction process of CO2 using an electrochemical cell with 2 compartments separated by a Nafion membrane. The reduction potentials of 1.5 V and 2.5 V vs. Ag AgCl were applied. The results of electroreduction process of CO2 were characterized by High Performance Liquid Cromatography HPLC and Gas Chromatography GC. Comparison of Ir BDD with BDD and BDD modified by iridium oxide IrO2 BDD suggested that Ir BDD and BDD produced formic acid, while IrO2 BDD produced acetic acid. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S69198
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widy Marfi
"Strip test immunokromatografi telah dikembangkan untuk deteksi kuantitatif kandungan melamin dalam suatu sampel. Strip test ini dibuat berdasarkan reaksi kompleks antigen-antibodi. Enzim HRP digunakan sebagai label terhadap antibodi membentuk kompleks enzim HRP-antibodi (AuNP-Ab). Studi kuantifikasinya dilakukan dengan mengukur H2O2 secara elektrokimia menggunakan metode cyclic voltammetry (CV). Perangkat elektroda pada strip test difabrikasi dengan menggunakan platina (Pt) sebagai elektroda kerja,Ag/AgCl sebagai elektroda standar, dan platina (Pt) sebagai elektroda penunjang.Waktu kontak optimum antara HRP dengan H2O2 yaitu pada 300 sekon. Konsentrasi optimum dari HRP adalah 5mU/ ml dan konsentrasi H2O2 0.8mM.
Komponen strip test immunokromatografi dilakukan dengan kondisi volume sampel melamin 100μL, HRP- antibodi 40 μL, Antibodi penangkap 80 μL, waktu immunoreaksi 7 menit, volume H2O2 400 μL dan dengan kondisi elektrokimia pada rentang potensial 0 V sampai 1.5 V, scan rate 100 mV/s, serta waktu kontak 300 sekon. Range batas deteksi strip test yang didapat antara 5 – 35 ppm. Hasil ini menunjukkan bahwa strip test immunokromatografi dapat digunakan untuk mendeteksi melamin secara kuantitatif.

Immunochromatographic strip test was developed for quantitative detection of melamine in a sample. The strip test was developed based on antigen-antibody complex reaction. Horseradish peroksidase (HRP) was used as a label to antibody to form antibody-labeled Horseradish peroksidase (HRP-Ab). The quantification study was studied by electrochemical measurement of H2O2 using cyclic votlammetry method. Electrode device for the strip test was fabricated using platinum (Pt) as the working electrode, Ag/AgCl as the reference electrode,and platinum (Pt) as the counter electrode.
Immunochromatographic strip test using sample volume of 100μL, optimum consentration of HRP 5 mU/ml, capturing antibody of 10 μL, reaction time of H2O2 with HRP 5 min, optimum consentration of H2O2 0.8 mM performed by electrochemical condition of scan rate of 100 mV/s and reaction time of 300 s. Range limit of detection (LOD) of immunochromatographic strip test to melamine detection was 5-35 ppm. The result show that the strip test immunochromatographic canbe used to quantitative detection the presence of melamine.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S45909
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sisma Pramasasti
"Penggunaan model elektroda kerja yang ciimodifikasi dalam metode voltametri kian diminati dan terus dikembangkan seoara intensif untuk tujuan identifikasi |ogam. IV|odifikasi elektroda ini memungkinkan terbentuknya karakteristik permukaan elektroda yang dapat dikontrol, seningga meningkatkan selektifitas dan sensitivitasnya. Pada penelitian ini, telan bernasil memociifikasi elektroda kerja emas yang dilakukan melalui dua tanapan. Tanap pertama, pembentukan self assembled monolayer (SAIVI) sistiamina pada permukaan emas. Tanap kedua, elektroda Au@sistiamina ciimociifikasi seoara optimum dengan EDTA pH 7,00. Kebernasilan tanapan modifikasi ini ditunjukkan dengan terjadinya penurunan double layer capacitance, dikarenakan ternambatnya proses transfer elektron pada permukaan elektroda emas. Elektroda termociifikasi sistiamina dan EDTA selanjutnya bernasil mengicientifikasi keberadaan ion Hg" dalam Iarutan ningga konsentrasi 5 X 10'7 IVI dengan Cara pembentukan kompleks antara Hg" dengan EDTA. Kompleksasi antara ion Hg" dengan EDTA seoara optimum dilakukan dengan vvaktu akumulasi 45 detik dan pada kondisi Iarutan Hg" pH 4,00. Ion Hg" yang telan terkompleks bernasil dikarakterisasi seoara elektrokimia dalam Iarutan buffer asetat yang mengandung KCI dengan scan rate optimum sebesar 100 mV/s. Pengaruh Keberadaan ion Fe" dan Pb" dalam Iarutan Hg" pada berbagai pH telan bernasil diamati dengan kenyataan terjaciinya persentase perubanan tinggi arus Hg" yang signifikarm Demikian pula uji kestabilan elektroc|a@sistiamina@EDTA dalam kurun vvaktu satu minggu menunjukkan bahvva, persentase penurunan arus Hg" semakin meningkat"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S30331
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Rachmawati
"Seiring perkembangan teknologi yang semakin pesat, aplikasi biosensor glukosa secara elektrokimia untuk pengukuran kadar glukosa semakin ditunggu inovasinya_ Enzim Glucose Oxdase (GOX) digunakan sebagai biological molecular recognition karena kemampuannya untuk mengenali substratnya dengan spesifik_ Penelitian ini menitikberatkan pada proses transfer elektron antara pusat aktif redoks enzim dengan permukaan elektroda Penggunaan mediator sintetik seperti p-benzoquinone (PBQ) diyakini dapat menjadi fasilitator proses transfer elektron tersebut Nlengimmobilisasi enzim di atas elektroda Au termodifikasi self assembled monolayer (SAIVI) senyawa tiol Asam-3-merkaptopropionat (IVIPA), dapat membatasi ruang gerak dari enzim tersebut Modifikasi elektroda Au-MPA bernasil dilakukan dan dibuktikan dengan karakterisasi menggunakan probe K3Fe(CN)6.
Immobilisasi GOx pada elektroda Au-MPA dilakukan melalui pembentukan ikatan amida antara gugus -NH2 dari enzim GOX dengan gugus -COOH dari MPA. Kebernasilan modifikasi dibuktikan dengan respon arus yang semakin tinggi seiring dengan kenaikan konsentrasi glukosa yang ditambankan Pengukuran respon arus dengan mediator PBQ mengnasilkan elektroda enzim dengan sensitivitas dan selektivitas yang tinggi. Daeran kelinearannya berada pada range O-19,61 mM, sedangkan batas deteksi yang diperolen adalan 0,04 mM. Kehadiran senyavva pengganggu seperti asam askorbat, asam urat ataupun parasetamol tidak mengganggu proses pengukuran glukosa, sehingga dapat dikatakan selektivitas elektroda enzim itu tinggi Kestabilan elektroda enzim tersebut terjaga sampai kurun waktu 2 minggu."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S30432
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanif Mubarok
"ABSTRAK
Meningkatnya permintaan vanillin oleh industri yang mencapai 15000 ton/tahun mendorong peneliti untuk mengembangkan metode alternatif untuk sintesis vanillin. Selain ekstraksi dari vanilla alami, vanillin dapat disintesis dari bahan berbasis minyak dan produksi secara mikroba, yang membutuhkan biaya tinggi, metode berkelanjutan, dan langkah yang rumit. Pada penelitian ini vanillin disintesis dari isoeugenol dengan metode elektrokimia menggunakan elektroda Boron Doped Diamond (BDD) dan Platina dalam sel satu kompartemen. Kondisi optimum diperoleh dengan memvariasikan potensial oksidasi, pelarut, waktu elektrolisis, dan jumlah air. Sintesis vanillin dilakukan menggunakan teknik kronoamperometri dan diperoleh kondisi optimum pada sistem potensial 0.3 V (vs Ag/AgCl) dalam metanol selama 30 menit pada untuk elektroda BDD, dan 0.41 V (vs Ag/AgCl) dalam metanol selama 30 menit untuk elektroda Platina, keduanya dengan penambahan 1 mL air. Analisis dilakukan menggunakan HPLC dan GC dengan konversi 9.48% dan 4.11% untuk masing-masing kondisi optimum. Pada mekanisme yang diajukan, isoeugenol mengalami oksidasi gugus alil menjadi diol yang diikuti pemutusan oksidatif menjadi aldehid.
ABSTRAK
The increased demand on vanillin by industries up to 15000 tons/year encourage researcher to develop an alternative method in vanillin synthesize. Beside extraction from natural vanilla, vanillin can be synthesized from petroleum based material and microbial production which require high cost, consecutive method, and complicated steps. In this study, vanillin was synthesized from isoeugenol through electrochemical method using Boron Doped Diamond (BDD) and Platinum (Pt) electrode in one compartment cell. Optimum condition was obtained with varying the oxidation potential, solvents, time of electrolysis, and amount of water. The synthesis of vanillin was conducted using chronoamperometry technique, and optimum contidion was obtained at potential 0.3 V (vs Ag/AgCl) in methanol for 30 minutes at BDD electrode, and 0.41 V (vs Ag/AgCl) in methanol for 30 minutes at Pt electrode, both in 1 mL water addition respectively. Analysis was done using HPLC and GC/MS with conversion 9.48% and 4.11% for both optimum conditions. In the proposed mechanism, isoeugenol undergoes oxidation of allyl group into diol and followed by oxidative cleavage into aldehyde."
2016
S64944
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aisha Nadhira Azzura
"Boron-doped diamond (BDD) merupakan salah satu elektroda berbasis karbon yang memiliki sifat-sifat unggul dibandingkan dengan elektroda karbon lainnya. Tetapi kestabilan yang tinggi membuat modifikasi BDD dengan nanopartikel emas (AuNP) sulit dilakukan. Pada penelitian ini, AuNP disintesis dengan 4-Aminostyrene (C8H9N) sebagai capping agent. Pemilihan 4-Aminostyrene didasarkan pada keberadaan gugus (-NH2) yang memiliki afinitas tinggi pada emas dan dapat menstabilkan AuNP. Selain itu adanya ikatan rangkap di luar cincin benzene pada 4-Aminostyrene diharapkan putus melalui reaksi fotokimia di bawah sinar UV untuk membentuk ikatan kimia yang stabil dengan permukaan BDD dan menghasilkan modifikasi yang stabil. Karakterisasi AuNP dengan spektrofotometer UV-Vis menunjukkan puncak pada daerah panjang gelombang spesifik AuNP yaitu pada rentang 510-580 nm. Karakterisasi dengan TEM menunjukkan rentang diameter AuNP pada 2-10 nm, sedangkan karakterisasi dengan PSA menunjukkan AuNP terkoagulasi pada rentang diameter 100-600 nm. Modifikasi permukaan elektroda BDD dengan AuNP hasil sintesis dilakukan dengan merendam BDD dalam larutan koloid AuNP di bawah radiasi sinar UV selama 6 jam. Karakterisasi elektroda BDD yang telah dimodifikasi AuNP (BDD-AuNP) dengan SEM-EDS menunjukkan bahwa AuNP terdeposisi pada permukaan BDD dengan coverage 2,8% (Wt%). Sementara itu karakterisasi dengan cyclic voltammetry menggunakan larutan 0,1 M Na2SO4 yang men gandung Fe(CN)63- dan Fe(CN)64- (1:1) menunjukkan pergeseran puncak oksidasi reduksi pada BDD sebelum modifikasi dan setelah modifikasi dengan AuNP. Hasil ini membuktikan keberhasilan modifikasi dengan AuNP untuk meningkatkan konduktivitas pada elektroda BDD.

Boron-doped diamond (BDD) is one of the carbon-based electrodes which has superior properties compared to other carbon electrodes. However, its high stability makes the BDD modification with gold nanoparticles (AuNP) is difficult to be performed. In this study, AuNP was synthesized with 4-Aminostyrene (C8H9N) as the capping agent. 4-Aminostyrene was selected because of the presence of an amine group (-NH2) which has a high affinity to gold to stabilize the AuNP. Besides, the presence of a double bond outside the benzene ring in 4-Aminostyrene was expected to break through photochemical reactions under the UV light to form a stable chemical bond with the surface of BDD to produce a stable modification. The characterization of the synthesized AuNP by using a UV-Vis spectrophotometer showed a peak in the specific wavelength region of AuNP at around 510-580 nm. The characterization with TEM showed the AuNP diameter range at 2-10 nm, while the characterization with PSA showed the coagulated AuNP in the range of diameter 100-600 nm. Modification of the surface of BDD electrodes with the synthesized AuNP was performed by immersing BDD in the colloidal AuNP under UV radiation for 6 h. Characterization of the AuNP-modified BDD (BDD-AuNP) by using SEM-EDS showed that AuNP was deposited on the surface of BDD with the percent coverage of 2.8% (Wt%). Meanwhile, characterization with cyclic voltammetry in 0.1 M Na2SO4 solution containing Fe(CN)63- and Fe(CN)64- (1: 1) showed a shift in the oxidation-reduction peaks before modification and after modification by AuNP. The results proved that the modification with AuNP was succeeded to increase the conductivity of BDD electrodes.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Darine Denala
"Elektroreduksi CO2 merupakan teknik yang menjanjikan karena dapat mengkonversi CO2 secara langsung menjadi hidrokarbon. Penggunaan elektroda Cu dan boron-doped diamond (BDD) dalam proses elektroreduksi CO2 dilaporkan mampu menghasilkan konversi CO2 menjadi turunan hidrokarbon secara efisien. Pada penelitian ini, deposisi Cu2O ke permukaan BDD dan Cu dilakukan guna meningkatkan sifat katalitik BDD, sekaligus mempelajari jenis spesi Cu yang paling berperan dalam reaksi elektroreduksi CO2. Deposisi elektroda dilakukan dengan menggunakan teknik amperometri. Pada setiap elektroda dilakukan karakterisasi dengan menggunakan instrumentasi Scanning Electron Microscope (SEM), Energy Dispersive Spectroscopy (EDS), X-Ray Photoelectron Spectroscopy, dan Cyclic Voltammetry (CV). Elektroreduksi dilakukan dalam sistem dua  kompartemen berbentuk H dengan menggunakan larutan NaCl 0.1 M yang ditempatkan di katoda serta Na2SO40.1 M ditempatkan di anoda. Elektroreduksi dilakukan dengan menggunakan sistem kerja tiga elektroda yang terdiri dari elektroda kerja, elektroda pendukung berupa kawat Pt, serta elektroda pembanding Ag/AgCl pada variasi potensial -1.0 V dan -1.5 V selama 60 menit. Produk hasil reduksi dianalisa dengan menggunakan High Performance Liquid Chromatograph (HPLC) dan Gas Chromatography (GC) untuk produk liquid serta untuk untuk produk gas menggunakan Gas Chromatography (GC) dengan detektor TCD. Elektroda Cu2O-BDD menghasilkan produk yang paling bervariasi dibandingkan dengan elektroda lainnya dengan produk hasil berupa asam format, etanol, dan asam asetat. Produk dengan jumlah  paling banyak dihasilkan adalah asam asetat dengan jumlah 29,8 mg/L dengan persen (%) efisiensi faraday sebesar 68,2  % oleh elektroda Cu2O-BDD pada potensial -1.5 V.

CO2 Electroreduction is a promising technique in CO2 reduction because it can converts CO2 directly into hydrocarbon. The uses of Cu and Boron-Doped Diamond as working electrode in CO2 electroreduction is reported to be able converting CO2 into hydrocarbon derivative efficiently. In this research, Cu2O deposited into BDD and Cu surfaces to increase the BDD catalytic activity and study which Cu has the biggest role in electroreduction CO2 process. Deposition of the material into electrode surface is done using amperometry technique. Each electrode characterized using Scanning Electron Microscopy (SEM), Energy Dispersive Spectroscopy (EDS), and X-Ray Photoelectron Spectroscopy, and Cyclic Voltammetry (CV) instrumentation. Electroreduction process is done using  two compartment system with H-shaped using NaCl solution 0.1 M in cathode and Na2SO4 in anode. Electroreduction performed using three electrode system, which are working electrode, Pt mesh as counter electrode, and Ag/AgCl as reference electrode with -1,0 V and -1,5 V potential in 60 minutes. The resulting product is analyzed using High Performance Liquid Chromatograph (HPLC) and Gas Chromatography (GC) for liquid product and GC with TCD detector for the gas product. The reduction process using Cu2O-BDD as working electrode produced more variative products other than the other electrodes, which are formic acid, ethanol, and acetic acid. The most produced product from the process is acetic acid with in concentration 29,8 mg/L and %faradaic efficiency 68,2% using Cu2O-BDD electrode in -1,5 V potential."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Koryta, Jiri
Chichester: John Wiley & Sons, 1991
541.372 KOR i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>