Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 119261 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aria Maulida Ramadhani
"Perempuan tidak mendapatkan tempat yang cukup di dalam dunia kepemimpinan. Hal tersebut terjadi karena sifat gender yang bias umumnya digunakan untuk mengukur kemampuan perempuan dalam memainkan suatu peran di masyarakat, misalnya dalam hal kepemimpinan. Alhasil, jumlah pemimpin perempuan tidak setara dengan pemimpin laki-laki yang ada dan tidak banyak penelitian dilakukan terkait kepemimpinan perempuan. Untuk itu, penelitian ini hadir guna memberikan penelaahan objektif terhadap peran perempuan sebagai pemimpin. Dalam penelitian ini dilakukan perbandingan kepemimpinan Ratu Seondeok dan Ratu Kalinyamat dengan menggunakan teori trait. Penelitian ini menerapkan metode studi pustaka dan empat metode penelitian sejarah dengan pendekatan sosial budaya. Empat metode sejarah tersebut adalah heuristik, verifikasi, interpretasi menggunakan teori trait, dan historiografi. Sifat kepemimpinan yang ada dicocokkan dengan enam indikator trait, yaitu: 1) karakter fisik, 2) latar belakang sosial, 3) kecerdasan dan kemampuan lain, 4) karakteristik kepribadian, 5) karakteristik terkait tugas, dan 6) karakteristik sosial. Berdasarkan penerapan teori dan metode di atas, ditemukan bahwa keduanya memiliki sifat kepemimpinan yang sama dan didukung oleh rangsangan eksternal. Melalui simpulan yang diperoleh, secara tidak langsung telah diakui bahwa kepemimpinan keduanya berdaya guna. Namun, aspek yang membedakan kepemimpinan Ratu Seondeok dan Ratu Kalinyamat adalah alasan dibalik kenaikan takhta keduanya. Suksesi kepemimpinan Ratu Seondeok dilandaskan oleh faktor biologis, sedangkan Ratu Kalinyamat dilandaskan oleh faktor administratif.

Women do not have a sufficient place in the world of leadership. This occurred because biased gender traits are generally used to measure women's ability to play a role in society, for example in terms of leadership. As a result, the number of female leaders is not equal to the number of male leaders, and not much research has been done on female leadership. For this reason, this research is presented to objectively examine women’s role as leaders. This research uses trait theory to compare the leadership between Queen Seondeok and Queen Kalinyamat. This research applies the literature study method and four historical research methods with a socio-cultural approach. The four historical methods are heuristics, verification, interpretation using trait theory, and historiography. The existing leadership traits are matched with six trait indicators, which are: 1) physical character, 2) social background, 3) intelligence and abilities, 4) personality, 5) task-related characteristics, and 6) social characteristics. Based on the appropriation of the above theories and methods, it was found that both have similar leadership traits and are supported by external stimulation. Through the conclusions obtained, it has been indirectly recognized that their leadership is effective. However, the aspect that distinguishes the leadership of Queen Seondeok and Queen Kalinyamat is the reason behind their ascension to the throne. Queen Seondeok's leadership succession was based on biological factors, while Queen Kalinyamat's was based on administrative factors."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Primadini
"Penelitian ini membahas mengenai pengaruh gaya kepemimpinan perempuan (demokratis, suportif, transformasional, dan partisipatif) dan tingkat kepuasan komunikasi terhadap tingkat kinerja karyawan di Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI). Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode survei melalui kuesioner. Populasi penelitian ini adalah staf administrasi FIK UI. Sampelnya diambil secara total dari populasi yaitu sebanyak 57 orang.
Dari hasil analisis data diketahui bahwa gaya kepemimpinan perempuan demokratis, suportif, transformasional, dan partisipatif berpengaruh secara langsung terhadap tingkat kepuasan komunikasi. Namun, hanya gaya kepemimpinan perempuan demokratis dan transformasional saja yang berpengaruh langsung terhadap tingkat kinerja karyawan.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa tingkat kepuasan komunikasi berpengaruh secara langsung terhadap tingkat kepuasan kinerja karyawan. Analisis data juga menunjukkan bahwa karyawan laki-laki memiliki tingkat kinerja yang lebih baik daripada karyawan perempuan; semakin bertambahnya usia, tingkat kinerja karyawan semakin tinggi; karyawan dengan tingkat pendidikan paling tinggi memiliki tingkat kinerja paling tinggi; dan semakin lama masa kerja, tingkat kinerja karyawan semakin tinggi.

The focus of this research is to understand the influence of women leadership styles (democratic, supportive, transformational, and participative) and the level of communication satisfaction to the level of employee?s performance on the Faculty of Nursing Universitas Indonesia?s administrative staff. The sampling method used in this research was a total sampling of 57 respondents.
From the data analysis, it illustrated that all styles of women leadership gave significant influences to the level of communication satisfaction. However, only the democratic and transformational styles gave the significant influence to the level of employee?s performance. The result also showed that the level of communication satisfaction gave the significant influence to the level of employee?s performance.
Other results from this research showed that male respondents worked better than the female ones; the older the staff member was, the higher their level of performance was; the staff with higher education had higher level of performance; and the longer they worked at the faculty, the higher their performance level was.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
T30361
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Priska Andrina Widyanarko
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari kepemimpinan perempuan melalui variabel female presence serta female proportion dalam dewan direksi perusahaan keluarga terhadap kinerja keuangan perusahaan industri consumer goods di Indonesia. Penelitian menggunakan sampel 71 perusahaan dalam industri consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2016-2020, yang diolah dengan metode regresi data panel. Hasil penelitian menemukan bahwa kepemimpinan perempuan melalui variabel female proportion dalam dewan direksi perusahaan keluarga memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap kinerja keuangan perusahaan diukur dari profitabilitas. Implikasi dari temuan ini adalah perusahaan dan pemerintah sebaiknya mendorong kepemimpinan perempuan lewat female proportion dalam dewan direksi perusahaan keluarga karena terbukti dapat meningkatkan kinerja keuangan khususnya diukur dari ROA. Sementara, temuan penelitian juga menyatakan bahwa kepemimpinan perempuan melalui variabel female presence dan female proportion dalam dewan direksi perusahaan keluarga tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan diukur dari nilai pasar.

This study aims to understand the impact of female leadership through female presence and female proportion in BOD of family businesses on firm’s financial performance of consumer goods industry in Indonesia. The study uses a sample of 71 consumer good companies listed in IDX from 2016 to 2020, which then processed using panel data regression method. The results showed that female leadership  through female proportion in BOD of family businesses has a significant and positive impact on firm’s financial performance measured by profitability. The implication of this finding is companies and government should encourage female leadership via female proportion in BOD of family businesses because it’s been proven that it will improve firm’s financial performance measured by ROA. Meanwhile, the results showed that female leadership through female presence and female proportion in BOD of family businesses does not have a significant impact to firm’s financial performance measured by market value. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rayfienta Khairannisa Gummay
"Perempuan umumnya masih kurang terwakili dalam berbagai posisi dan bidang kepemimpinan. Fenomena mengenai terhambatnya perempuan dalam kepemimpinan biasa dikenal dengan istilah-istilah seperti glass ceiling, glass walls, atau labirin. Studistudi terdahulu telah menemukan bahwa perempuan masih menghadapi berbagai kendala dalam bidang pekerjaan yang bersifat strategis, salah satunya di bidang politik. Penelitian ini berusaha untuk memahami bagaimana perempuan mempersepsi peran dantanggung jawab pemimpin, nilai-nilai penting bagi pemimpin, serta bagaimana perempuan mengevaluasi diri dan menjelaskan kesediaannya menjadi pemimpin secara umum maupun di bidang politik. Melalui wawancara mendalam yang didukung dengan kuesioner Short Schwartz's Value Survey (SSVS), penelitian ini melibatkan 10 partisipan mahasiswi program sarjana yang memiliki pengalaman sebagai pemimpin level manajemen menengah di organisasi kemahasiswaan heterogen. Dari hasil penelitian, ditemukan bahwa partisipan mempersepsi peran pemimpin sebagai sosok yang membimbing para anggotanya untuk mencapai tujuan. Idealnya, pemimpin dianggap perlu untuk mementingkan orientasi tugas maupun orientasi hubungan, berkomunikasi secara terbuka dengan orang lain, menggunakan kekuasaan dengan bijaksana, serta memiliki citra yang baik. Para partisipan menyepakati nilai Benevolence dan Arah Diri sebagai nilai-nilai yang perlu menjadi prioritas utama bagi sosok pemimpin. Mereka cenderung memiliki penilaian diri yang positif dan meyakini bahwa gender perempuan bukan penghalang untuk menjadi pemimpin yang baik. Seluruh partisipan berminat dan bersedia untuk menjadi pemimpin di masa depan.Tetapi, mereka enggan untuk terlibat dalam kepemimpinan politik, yang dianggap telah menyimpang dari nilai-nilai yang mereka yakini. Bagi para partisipan, politikmerupakan bidang yang kotor dan tidak jujur. Penelitian ini turut menyarankan beberapa cara untuk mendukung partisipasi perempuan dalam kepemimpinan.

Women are generally still under-represented in various leadership positions and fields. This phenomenon is often associated with terms such as glass ceiling, glass walls, or labyrinth. Previous studies have found that women still had to encounter various obstacles within strategic fields, such as in politics. This research seeks to understand how women define the roles and responsibilities of leaders, the important values for leaders, and how they evaluate themselves and explain their willingness to become a leader in general and in politics. Through in-depth interviews supported by the Short Schwartz's Value Survey (SSVS) questionnaire, this research involved 10 female undergraduate students with previous experience as middle-management leaders in heterogeneous student organizations. From the results, we found that participants perceive the role of the leader as a person who guides its members to achieve their goals. Ideally, leaders are expected to consider the importance of task orientation and relationship orientation in their leadership, communicate openly with others, use their power wisely, and have a good public image. Participants also agreed on Benevolence and Self-Direction as top priority values for a leader. They tend to have a positive self- evaluation and believe that their gender as a female is not a barrier to become a good leader. All participants are interested and willing to become leaders in the future.However, they are reluctant to be involved in political leadership, which is consideredto have deviated from the values they believe in. Participants perceive the political field as dirty and dishonest. This research suggests several ways to support women's participation in leadership."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marini Purnamasari
"Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan aktivisme perempuan dalam pengelolaan bank sampah dengan fokus pada ideologi gender. Dalam konteks ini, penelitian ini menggunakan konsep state ibuism yang dikemukakan oleh Suryakusuma (2011) untuk menganalisis keterlibatan perempuan dalam program Bank Sampah Rawa Panjang, Bojonggede, Kabupaten Bogor. Data penelitian ini dikumpulkan melalui pendekatan kualitatif menggunakan metode observasi, FGD, Photo-elicitation interview, dan wawancara mendalam. Temuan penelitian menunjukkan bahwa keterlibatan perempuan dalam program Bank Sampah Rawa Panjang didorong oleh konstruksi sosial yang terkait dengan peran ideal perempuan sebagai perpanjangan tangan untuk program negara. Program bank sampah di Rawa Panjang dapat dianggap sebagai manifestasi dari teori state ibuism dalam konteks modern. Ketimpangan partisipasi gender dalam program bank sampah ini disebabkan oleh konstruksi sosial dan propaganda pemerintah yang terkait dengan domestikasi perempuan dan peran mereka dalam care work. Perempuan pengelola bank sampah di Rawa Panjang memberikan makna yang signifikan terhadap aktivitas care work di dalam bank sampah. Sebagai ibu rumah tangga yang mayoritas mengelola sampah, mereka mengisi kekosongan yang ada dalam pengelolaan sampah rumah tangga dan lingkungan. Meskipun bank sampah merupakan program pemerintah, pemerintah kurang memberikan apresiasi yang memadai terhadap peran perempuan ini, yang mengakibatkan kerentanan mereka karena imbalan yang rendah.

This study aims to illustrate women's activism in waste bank management with a focus on gender ideology. In this context, the study utilizes the concept of "state ibuism" proposed by Suryakusuma (2011) to analyze women's involvement in the Bank Sampah Rawa Panjang program in Bojonggede, Bogor Regency. The data for this research were collected through a qualitative approach using methods such as observation, focus group discussions (FGDs), photo-elicitation interviews, and in-depth interviews. The findings of the study reveal that women's participation in the Bank Sampah Rawa Panjang program is driven by social constructions associated with the ideal role of women as an extension of the state's programs. The waste bank program in Rawa Panjang can be seen as a manifestation of the theory of state ibuism in a modern context. Gender participation gaps within the waste bank program are caused by social constructions and government propaganda related to the domestication of women and their roles in care work. Women managing the waste bank in Rawa Panjang contribute significantly to the activities of care work within the waste bank. As predominantly housewives, they fill the void in household waste and environmental management. However, despite being a government program, there is a lack of adequate appreciation given to these women, which leaves them vulnerable due to low."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sekar Puspita Ayu Setiyaviani
"Penelitian ini membahas lingkungan pengendalian di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Pesanggrahan yang dipimpin oleh seorang perempuan. Lingkungan pengendalian berperan penting dalam pembentukan nilai, etika, dan kompetensi, dengan Kepala Kantor sebagai pemimpin utama dan Unit Kepatuhan Internal sebagai pengawas. Penelitian ini juga mengeksplorasi peran Unit Kepatuhan Internal dan gaya kepemimpinan perempuan yang diterapkan oleh Kepala Kantor. Karena keterbatasan jumlahnya, penelitian ini penting untuk dikembangkan mengingat hanya 16,45% perempuan yang menduduki jabatan Eselon III di Direktorat Jenderal Pajak pada tahun 2021. Dalam penelitian ini, Peneliti menganalisis kondisi lingkungan pengendalian, peran Unit Kepatuhan Internal, dan gaya kepemimpinan perempuan. Metode penelitian yang digunakan adalah wawancara semi-terstruktur terhadap 20 informan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Pesanggrahan telah memenuhi prinsip keempat lingkungan pengendalian, sementara Unit Kepatuhan Internal berperan optimal dalam prinsip ketiga dan kelima, tetapi masih perlu perbaikan pada prinsip lainnya. Gaya kepemimpinan Kepala Kantor cenderung mirip dengan kepemimpinan transformasional, yang mampu menciptakan lingkungan pengendalian yang kondusif. Kepala Kantor berperan baik dalam prinsip kedua, keempat, dan kelima lingkungan pengendalian, tetapi masih perlu perbaikan pada prinsip lainnya.

This research discusses the control environment at the Jakarta Pesanggrahan Tax Office, which a woman leads. The control environment shapes values, ethics, and competencies, with the Head of Office as the primary leader and the Internal Compliance Unit as the supervisor. This research also explores the role of the Internal Compliance Unit, and the female leadership style the Head of Office applies. Due to limited numbers, this research is vital to develop, considering that only 16.45% of women held Echelon III positions at the Directorate General of Taxes in 2021. In this study, researchers analyzed the condition of the control environment, the role of the Internal Compliance Unit, and women's leadership style. The research method used was semi-structured interviews with 20 informants. The results showed that the Jakarta Pesanggrahan Tax Office had fulfilled the fourth principle of the control environment. At the same time, the Internal Compliance Unit plays an optimal role in the third and fifth principles but still needs improvement in other principles. The leadership style of the Head of Office tends to be similar to transformational leadership, which can create a conducive control environment. The Head of Office plays a good role in the second, fourth, and fifth principles of the control environment but still needs improvement in other principles."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sherly Nur Nafisah
"Saat ini, angka keterwakilan perempuan dalam kontestasi Pilkada terdapat kenaikan dari tahun ke tahun meski perlahan namun cukup signifikan. Hal tersbeutn membuktikkan bahwa saat ini masyarakat semakin terbuka dan menerima bahwa posisi perempuan juga memiliki hak politik yang sama dengan laki-laki. Representasi perempuan tersebut diharapkan bisa menyampaikan aspirasi dan merumuskan kebijakan yang dapat berpihak kepada perempuan dengan tetap mengutamakan payung kesetaraan. Perempuan yang maju dalam ranah Pilkada akhirnya menjadi acuan apakah mereka bisa mendorong kepentingan perempuan yang dilihat dari segi visi-misi hingga nantinya ketika mereka terpilih. Melihat fenomena tersebut maka tesis ini memfokuskan untuk meneliti dan menganalisis sosok Dewanti Rumpoko sebagai Wali Kota perempuan pertama di Kota Batu periode 2017-2022 dalam mendorong kepentingan perempuan di daerahnya. Dalam mengungkap dan menjawab data dari penelitian ini, peneliti menggunakan teori Glass Cliff untuk memahami bagaimana Dewanti harus berhadapan dengan tebing kaca yang menghambat untuk mendorong kepentingan perempuan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik wawancara mendalam dan observasi. Peneliti melihat bahwa Dewanti berhasil menyuarakan dan memperjuangkan kepentingan perempuan yang tidak hanya sekedar formalitas. Upaya keberpihakan yang digagas Dewanti banyak yang menuntungkan perempuan. Namun upaya Dewanti dalam mendorong kepentingan perempuan tidak sepenuhnya berhasil, dibuktikkan dengan tidak adanya produk kebijakan yang lahir di periode kepemimpinannya, terutama mengenai tiga permasalahan utama perempuan di Kota Batu. Hambatan yang menjadi tebing kaca bagi Dewanti dalam mendorong kepentingan perempuan tersebut ialah karena faktor pengaruh gaya kepemimpinannya yang berbeda dengan suaminya dan pengaruh kekuasaan dari suaminya yang masih melekat di kepemimpinan Dewanti. 

At present, the number of women's representation in Pilkada contests has increased from year to year, although slowly but quite significantly. This proves that nowadays society is more open and accepting that women also have the same political rights as men. The women's representation is expected to be able to convey aspirations and formulate policies that can side with women while still prioritizing the umbrella of equality. Women who advance in the Pilkada realm eventually become a reference for whether they can promote women's interests from the point of view of vision and mission until later when they are elected. Seeing this phenomenon, this thesis focuses on researching and analyzing the figure of Dewanti Rumpoko as the first female mayor in Batu City for the 2017-2022 period in promoting the interests of women in her area. In disclosing and answering the data from this study, the researcher used the Glass Cliff theory to understand how Dewanti had to deal with glass cliffs that prevented women from promoting women's interests. This study uses qualitative methods with in-depth interviews and observation techniques. Researchers see that Dewanti succeeded in voicing and fighting for women's interests that were not just a formality. Many of the efforts to take sides initiated by Dewanti favor women. However, Dewanti's efforts to encourage women's interests were not entirely successful, as evidenced by the absence of policy products produced during her leadership period, especially regarding the three main issues of women in Batu City. The obstacle that became a glass cliff for Dewanti in promoting women's interests was due to the influence of her leadership style which was different from that of her husband and the influence of her husband's power which still lingered in Dewanti's leadership."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lumbang Tobing, Febry M.
"Kepemimpinan merupakan suatu proses di mana seseorang dalam kelompok mempengaruhi anggota kelompok lain yang diarahkan untuk mencapai tujuan kelompok yang spesifik (Yukl; dalam Baron & Byme, 1997). Bass (1990) mengatakan bahwa kepemimpinan merupakan fenomena universal yang dihadapi oleh berbagai makhluk hidup. Pada kenyataannya, kesempatan perempuan untuk bisa menduduki posisi pemimpin lebih kecil dibandingkan dengan pria. Sekarang ini semakin bertambah jumlah kepala rumah tangga perempuan dengan penyebab yan bermacam-macam. Dengan menjadi kepala rumah tangga, maka perempuan harus dapat menjadi sumber nafkah utama, dan tanggung jawab lainnya sebagai kepala rumah tangga. Adanya kondisi seperti ini menyadarkan bahwa dibutuhkan usaha dan keija keras bagi pada perempuan dalam rumah tangga mereka masing-masing untuk menjalankan kehidupan rumah tangganya dengan baik. Dengan melihat kondisi bahwa perempuan tidak mendapatkan kesempatan untuk memjadi pemimpin sebanding dengan pria, maka dibutuhkan pengetahuan tentang kepemimpinan perempuan, yang dimulai dari lingkungan rumah tangga.
Permasalahan penelitian ini adalah bagaimanakah gambaran karakteristik kepemimpinan perempuan dalam rumah tangga. Landasan teori yang digunakan adalah teori tentang kepemimpinan. Karakteristik kepemimpinan mencakup konsep tentang kepemimpinan, gaya kepemimpinan, efektivitas kepemimpinan. Khusus untuk teori gaya kepemimpinan, penelitian ini menggunakan teori gaya kepemimpinan transformasional yang merupakan gaya kepemimpinan yang biasa digunakan oleh perempuan (Rosener, 1990). Dalam proses transformasional, ada 3 cara yang dilakukan yaitu (1) meningkatkan level of awareness, (2) mengubah self-interest menjadi kepentingan untuk kelompok, dan (3) mengubah tingkat kebutuhan pada hierarki Maslow. Selain itu ada juga faktor-faktor transformasional yaitu karisma, intellectual stimulation, dan individualized consideration. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan metode pengambilan data wawancara dan observasi. Responden penelitian adalah perempuan kepala rumah tangga, yang diperoleh dengen cara mazimum varialion sampling berpatokan pada penggolongan kepala rumah tangga perempuan yang terdiri dari masing-masing 2 golongan pada golongan de jure dan de facto. Jumlah responden beijumlah 7 orang, dengan komposisi 1 orang berstatus cerai-mati, 1 orang yang tidak menikah, 2 orang status cerai-hidup, 2 orang suami migran, dan 1 orang dengan suami yang tidak berfungsi sebagai kepala rumah tangga.
Hasil penelitian ini adalah bahwa secara umum karakteristik kepemimpinan perempuan dalam rumah tangga adalah mengutamakan anak-anak. Hal utama yang termasuk di dalamnya adalah pentingnya pendidikan bagi anakanak, mengusahakan agar anak-anak dapat berkembang lebih baik, dan membina hubungan baik dengan anak-anak yaitu dengan menjadi teman bagi anak-anak. Gaya kepemimpinan perempuan dalam rumah tangga adalah transformasional walaupun ada juga yang menjalankan gaya kepemimpinan yang tidak sepenuhnya transformasional. Gaya transformasional yang dijalankan adalah menyadari bahwa pendidikan dan perkembangan bagi anak-anak merupakan hal yang penting, dan mengusahakan cara-cara untuk mencapai hal tersebut. Seorang kepala rumah tangga perempuan tidak bisa mengikuti keinginannya sendiri, tetapi harus menjadikan keinginannya sendiri menjadi kepentingan untuk anak-anak atau anggota rumah tangga yang lain, dan untuk rumah tangga secara keseluruhan. Gaya kepemimpinan lainnya yang dijalankan adalah memberikan semangat dan dukungan bagi anak-anak dalam menjalankan pendidikan, pekeijaan, dan kehidupan mereka, dan memperlihatkan diri mereka yang berwibawa. Selain itu kepala rumah tangga perempuan harus dapat menjadi sumber informasi bagi anak-anaknya atas pengetahuan yang mereka butuhkan. Hal-hal yang menjadi diskusi dan saran dari penelitian ini berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh adalah penelitian berikut tentang makna bekerja bagi kepala rumah tangga perempuan, dan hal-hal yang dapat mempengaruhi kepemimpinan dalam rumah tangga. Hendaknya jika akan dilakukan penelitian yang serupa pengambilan data dilakukan dengan lebih teliti dengan menyertakan observer selain interviewer."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
S3112
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Johanna Nathalia D.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
S3084
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuliana Dewi
"Proporsi wanita di Indonesia yang duduk di manajemen perusahaan hanya sekitar 6% dari jumlah total angkatan kerja. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) percaya bahwa wanita mampu menjadi pemimpin bahkan lebih baik dari laki-laki dan mempunyai aspirasi untuk melipatgandakan jumlah wanita di kalangan Direktur di BUMN. Pentingnya organisasi untuk mempertahankan dan mengembangkan pemimpin wanita dibahas pada tinjauan pustaka. Kemudian, komposisi gender pada manajemen BUMN dianalisa dan ditelaah.
Pada penelitian ini ditemukan angka rasio wanita yang berada di manajemen BUMN rendah tetapi ada optimisme bahwa angka tersebut akan naik. Ditemukan bahwa program pengembangan experiential yang dilakukan para peserta penelitian dilakukan berdasarkan inisiatif mereka; dan investasi BUMN pada program pengembangan kepemimpinan karyawan wanita, rendah.

The proportion of women in Indonesia who sit in the board of directors was only 6% out of the entire women work force. The Minister for State-Owned Enterprise (BUMN) Republic of Indonesia believed that women were capable to be leaders as well or even better than men and had an aspiration to multiply the number of woman in the Director and CEO levels of BUMN. The importance of retaining and developing women leaders for organizations was demonstrated in the literature review. Subsequently, gender composition in BUMNs management and the leadership development of women leaders in BUMNs were explored and analyzed.
In this research, low ratio number of women in BUMNs management team was found but there was optimism that the number will increase. Key points discovered in this research were experiential development programs done by the participantsown initiatives; and BUMNs poor investment on leadership development programs towards women employees."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>