Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 82207 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Marcello Patrick
"Konsumsi rokok menjadi aktivitas yang dilakukan individu dari seluruh negara, termasuk Indonesia. Konsumsi rokok membawa dampak negatif dari sisi ekonomi dan juga kesehatan. Penyakit-penyakit yang diakibatkan merokok membawa pengeluaran kesehatan yang lebih besar dan perlu mendapatkan rawat inap untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan. Semakin parah penyakit yang diderita, maka semakin lama durasi rawat inap yang diterima. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari status merokok individu terhadap lama rawat inap. Data yang digunakan adalah hasil Susenas Maret 2021 dan menggunakan model estimasi OLS untuk mengetahui pengaruh dari status merokok yang dilihat dari jumlah konsumsi rokok. Hasil penelitian menemukan bahwa individu yang mengonsumsi rokok mendapatkan durasi rawat inap yang lebih lama dibandingkan individu yang tidak merokok. Durasi untuk rawat inap di Indonesia terdistribusi pada berbagai karakteristik demografi, status ekonomi, dan wilayah tempat tinggal.

Cigarette consumption has become one of the activities that individuals from all countries do, including Indonesia. Cigarette consumption has a negative impact on the economy and health. The diseases caused by smoking lead to greater health expenditure and the need for hospitalization to maintain and improve health. The more severe the illness, the longer the duration of hospitalization. Therefore, this study aims to determine the effect of an individual's smoking status on the length of hospitalization. The data used is the results of Susenas March 2021 and uses an OLS estimation model to determine the effect of smoking status as seen from the amount of cigarette consumption. The results found that individuals who consume cigarettes get a longer duration of hospitalization than individuals who do not smoke. The duration of hospitalization is also influenced by expenditure on hospitalization. The duration of hospitalization in Indonesia is distributed across demographic characteristics, economic status, and region of residence. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan BIsnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khoerunnisa Tuankotta
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang hubungan pengeluaran keluarga untuk makanan dengan kecukupan total asupan energi pada anak usia 24-59 bulan di provinsi jawa barat tahun 2010. Tujuan dari penelitian ini adalah diketahuinya hubungan antara pengeluaran keluarga untuk makanan, karakteristik anak dan karakteristik keluarga dengan total asupan energi yang cukup pada anak usia 24-59 bulan di provinsi jawa barat tahun 2010. Desain penelitian yang digunakan adalah Cross Sectional dengan menggunakan data sekunder Riskesdas 2010 yang analisisnya dilakukan selama bulan November 2011 ? Januari 2012. Populasi penelitian ini adalah seluruh rumah tangga yang mewakili provinsi jawa barat, sedangkan sampelnya adalah anggota rumah tangga yang berumur 24-59 bulan yang berjumlah 1.811 anak. Hasil penelitian mendapatkan prevalensi total asupan energi yang cukup pada anak usia 24-59 bulan sebesar 49.6%. Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara pengeluaran keluarga untuk makanan, umur anak, tingkat pendidikan ibu, status pekerjaan kepala keluarga, pemanfaatan fasilitas kesehatan, jumlah ruangan dalam rumah tangga dan wilayah tempat tinggal dengan total asupan energi yang pada anak usia 24 ? 59 bulan di Provinsi Jawa Barat tahun 2010. Namun, tidak ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin, jumlah anggota keluarga, jumlah balita dalam rumah tangga, serta adanya anggota rumah tangga yang merokok dengan total asupan energi yang cukup pada anak usia 24 ? 59 bulan di Provinsi Jawa Barat tahun 2010.

ABSTRACT
This study discusses the relationship with the family expenses for the adequacy of total food energy intake in children aged 24-59 months in the province of West Java in 2010. The purpose of this study is to know the relationship between family expenditures for food, the characteristics of the child and family characteristics with sufficient total energy intake in children aged 24-59 months in the province of West Java in 2010. The study design used is a Cross Sectional. Riskesdas using secondary data analysis conducted in 2010 that during the month of November 2011 - January 2012. This study population is all households that represent the west Java province, while the sample is a member of the household aged 24-59 months, amounting to 1811 children. The results have a total prevalence of adequate energy intake in children aged 24-59 months at 49.6%. The results of statistical tests showed no significant association between family expenditures for food, child age, maternal education level, employment status of head of household, health facility utilization, number of rooms in households and neighborhoods with a total energy intake in children aged 24-59 month in West Java province in 2010. However, no significant associations between gender, family size, number of children under five in the household, and the presence of household members who smoke with enough total energy intake in children aged 24-59 months in West Java province in 2010."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Firdausi Nuzula
"[ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh kebahagiaan dan
faktor makro, meso dan mikro lainnya terhadap status kesehatan individu. Analisis
dilakukan terhadap 71.677 responden usia 17 tahun ke atas dari Susenas 2012.
Hasil analisis regresi logistik multinomial menunjukkan bahwa semakin bahagia
seseorang semakin tinggi peluang merasa sehat. Individu perempuan yang belum
kawin, yang jumlah anggota rumah tangganya lebih dari 5 orang, yang tinggal di
perkotaan, yang bekerja, yang tamat perguruan tinggi dan yang tidak merokok,
lebih cenderung untuk merasa sehat dibandingkan individu lainnya. Semakin
tinggi pendapatan semakin rendah probabilitas merasa sehat. Semakin tua usia
sesorang semakin kecil probabilitas merasa sehat.

ABSTRACT
This research is aim to analyze the effect of happiness and other macro, meso, and
micro factors on the status of health of the individual. The analysis was done from
71.677 respondents aged 17 years or over from the 2012 National Socioeconomic
Survey. The results of the analysis using multinomial logistic regression show that
the happier an individual the higher the probability to feel healthy. An individual
who is female, is single, comes from five or more household members, works, is
university graduate and does not smoke has higher chance of being healthy than
other individuals. The higher the income the lower the probability of feeling
healthy. The older the age the lower the probability of being healthy, This research is aim to analyze the effect of happiness and other macro, meso, and
micro factors on the status of health of the individual. The analysis was done from
71.677 respondents aged 17 years or over from the 2012 National Socioeconomic
Survey. The results of the analysis using multinomial logistic regression show that
the happier an individual the higher the probability to feel healthy. An individual
who is female, is single, comes from five or more household members, works, is
university graduate and does not smoke has higher chance of being healthy than
other individuals. The higher the income the lower the probability of feeling
healthy. The older the age the lower the probability of being healthy]"
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nathania Anindyajati
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran status kesehatan anak di Indonesia serta mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan anak di Indonesia. Penelitian menggunakan data Susenas 2013 kor. Sampel yang digunakan mencakup rumah tangga yang memiliki anak usia 0-12 tahun. Metode analisis yang digunakan adalah regresi logistik multinomial. Metode tersebut dinggap cocok karena dalam penelitian ini variabel terikat (status kesehatan anak) mempunyai tiga kategori yaitu: (1) tidak ada keluhan/sehat (2) mempunyai keluhan sakit akut dan (3) mempunyai keluhan sakit kronis. Serta untuk membandingkan antara sakit akut terhadap sehat, dan sakit kronis terhadap sehat. Faktor sosial dan ekonomi yang diperimbangkan adalah umur anak, jenis kelamin anak, daerah tempat tinggal, status perkawinan, tingkat pendidikan, status kerja, pendapatan, dan jenis pekerjaan kepala rumah tangga. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa lokasi tempat tinggal, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, serta status bekerja kepala keluarga signifikan memengaruhi kesehatan anak.
ABSTRACT
This study analyzed the impact of socioeconomic status of household head to child health and examines the factors that affect the health of children in Indonesia. Data used in this research is Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) of 2013 with household heads who have children aged 0-12 years as a samples. Multinomial Logistic Regression has been used to identify significant factors which affect the children health. This particular type of regression analysis was used because the dependent variables has three categories: (1) Healthy/No Complaints (2) Having acute pain complaints and (3) have chronic pain complaints. The factors considered were child’s age, child gender, location of residence, marital status, education level of the household head, employment status, income, and field of work. The result showed that the location of residence, and the head of household’s educational level, income, and work status significantly affects child health."
2014
S59922
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Fatimah
"Belanja kesehatan adalah jenis belanja daerah yang dipergunakan dalam rangka mendanai pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan provinsi atau kabupaten/kota dalam bidang kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah diperoleh gambaran belanja kesehatan secara komprehensif yang akan digunakan untuk mempertajam alokasi belanja kesehatan, dan menjadi evaluasi terhadap belanja kesehatan yang dapat memberikan indikator kesehatan yang meningkat. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan mengumpulkan dana alokasi dari pendanaan kesehatan yang bersumber pemerintah. Hasil penelitian sumber pembiayaan dari jumlah yang dialokasikan APBD maka dana yang dikeluarkan telah memadai, hal ini terlihat dari persentase jumlah yang diperoleh sebesar 12,8 % pada tahun 2019. Pengelola dalam sektor kesehatan menunjukan adanya pengelola yang didominasi oleh Rumah Sakit sebesar 39,94%, Dinas Kesehatan 34,44% dan Puskesmas 25,62 %. Bedasarkan jenis fungsi pelayanan kuratif hanya mencapai 24,5%. Kesimpulan : Belanja kesehatan dominan dialokasikan untuk belanja kesehatan tidak langsung, pemerataan terhadap program kuratif sangat rendah.

Health expenditure is a type of regional expenditure used to fund the implementation of government initiatives and programs in the health sector that fall under the jurisdiction of provinces or districts/cities. This research aims to provide a comprehensive overview of public health expenditure in order to inform the allocation of resources and evaluate the effectiveness of these expenditures in improving health outcomes. This research employs a descriptive research design, using data on government funding for health initiatives. The results of the study show that the source of financing is from the amount allocated by the APBD, the funds spent are adequate, this can be seen from the percentage of the amount obtained by 12.8% in 2019. Managers in the health sector show that there are managers who are dominated by hospitals amounting to 39, 94%, Health Office 34.44% and Health Center 25.62%. Based on the type of curative service function only reached 24.5%.. Overall, this research finds that a significant proportion of health spending is directed towards indirect expenditures, resulting in low levels of equity in funding for curative programs."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aletea Verulia Gusma
"Distribusi APBD kesehatan dan alokasi anggaran kesehatan yang belum optimal dianggap belum dapat memberikan dampak yang signifikan pada perbaikan indikator kesehatan selanjutnya. Tren angka kelahiran total di Indonesia terus mengalami penurunan dan pelaksanaan imunisasi di Indonesia juga masih mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun setelah penerapan desentralisasi. Studi ini bertujuan untuk melihat apakah kebijakan desentralisasi fiskal berpengaruh terhadap peningkatan kinerja pemerintah daerah khususnya di bidang kesehatan. Dengan menggunakan data sekunder tahun 2016-2019 dan dengan metode Two Stage Least Square, studi ini menemukan bahwa TKDD memiliki hubungan yang positif dengan belanja fungsi kesehatan. Semakin besar transfer daerah maka semakin besar belanja kesehatannya, khususnya DAU dan diikuti oleh PAD dan DAK Non Fisik Kesehatan. Selain itu, hasil studi ini juga menunjukan besaran belanja fungsi kesehatan dapat meningkatkan persentase persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan dan persentase imunisasi dasar lengkap.

The distribution of the health budget and health budget allocations that have not been optimal are considered to have not been able to have a significant impact on the improvement of further health indicators. The trend of the total birth rate in Indonesia continues to decline and the implementation of immunization in Indonesia also continues to fluctuate from year to year after the implementation of decentralization. This study aims to see whether the fiscal decentralization policy influences on improving the performance of local governments, especially in the health sector. Using secondary data from 2016-2019 and using the Two Stage Least Square method, this study found that TKDD has a positive relationship with health function spending. The larger the regional transfer, the greater the health expenditure, especially DAU and followed by PAD and DAK Non-Physical Health. In addition, the results of this study also show that the amount of expenditure on health functions can increase the percentage of deliveries assisted by health workers and the percentage of complete basic immunizations."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Uray Cindy Hafinur
"Implementasi program JKN seharusnya dapat meningkatkan akses masyarakat dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan. Namun pada kenyataannya, ketimpangan akses terhadap pelayanan kesehatan masih banyak ditemui. Tujuan penelitian ini adalah melakukan analisis pemanfaatan pelayanan kesehatan berdasarkan status wilayah pada peserta JKN di Indonesia dari tahun 2019 hingga 2021 serta serta mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan pelayanan rawat inap pada peserta JKN di Indonesia Penelitian ini menggunakan data sekunder susenas 2019, 2020 dan 2021. Data dianalisis secara bivariat dan multivariat dengan metode Binary Regression menggunakan model logit. Secara statistik, status wilayah berhubungan secara signifikan (p-value 0,000 < 0,05) dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan pada peserta JKN dari tahun 2019 hingga 2021. Responden yang tinggal di perkotaan pada tahun 2019 berpeluang memanfaatkan pelayanan rawat inap 1,141 kali, 1,127 kali pada 2020 dan 1,127 kali pada 2021 dibandingkan dengan responden yang tinggal di pedesaan. Usia, jenis kelamin, status pendidikan, status perkawinan, status pekerjaan, status ekonomi dan provinsi berhubungan secara signifikan (p-value 0,000 < 0,05) dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan pada peserta JKN.

Implementation of the JKN program should be able to increase people's access to health services. However, disparities in health services still exist. The study aims to analyze the utilization of health services based on regional status for JKN participants in Indonesia from 2019 to 2021 and also examine the factors that influence the utilization of inpatient healthcare for JKN participants in Indonesia. This research uses Susenas secondary data for 2019, 2020 and 2021. Data were analyzed bivariately and multivariately using the Binary Regression method using a logit model. The results showed that regional status is significantly related (p-value 0.000 <0.05) to health utilization of JKN participants from 2019 to 2021. Respondents who live in urban areas in 2019 have 1,141 times, 1,127 times in 2020 and 1,127 times in 2021 higher odds ratio than respondents who live in rural areas. Age, gender, educational status, marital status, employment status, economic status and province are significantly related (p-value 0.000 <0.05) to the utilization of inpatient healthcare for JKN participants."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kurnia Sari
"Penelitian ini menguji secara empiris pengaruh pengeluaran pemerintah terhadap akses layanan kesehatan dan pendidikan yang masing-masing diukur dengan contact rate dan net enrolment rate sekolah menengah pertama. Data yang digunakan untuk persarnaan kesehatan adalah data 23 propisi di Indonesia tahun 1996 sampai 2003 serta persarnaan pendidikan menggunakan data 23 propinsi tahun 1994 sampai 2004. Untuk mendapatkan pengaruh di berbagai tingkat kesejahteraan penduduk, dilakukan analisis menurut kuintil; kuintil satu mencerminkan kelompok penduduk termiskin, sedangkan kuintil lima mencerminkan kelompok penduduk terkaya.
Persamaan kesehatan total mendapatkan pengeluaran pemerintah dalam kurun waktu penelitian berhubungan positif dengan akses terhadap layanan kesehatan. Analisis yang lebih rinci mendapatkan hasil yang kurang menggembirakan. Walaupun kelompok penduduk termiskin mendapatkan manfaat dari pengeluaran pemerintah, tetapi manfaat yang diterima masih lebih banyak diterima oleh kuintil di atasnya, bahkan oleh kelompok penduduk terkaya. Variabel kontrol lain seperti ketersediaan dokter membantu meningkatkan akses, ketersediaan pelayanan kesehatan dasar juga membantu meningkatkan akses, tetapi pendapatan nil penduduk perkapita berhubungan negatif dengan akses. Diduga ini karena pengaruh krisis yang masih dirasakan pada kurun waktu yang digunakan dalam penelitian ini.
Persamaan pendidikan total mendapatkan pengeluaran pemerintah bidang pendidikan berhubungan positif dengan partisipasi sekolah yang diukur dengan net enrolment rate. Analisis yang lebih rinci menurut kuintil juga mendapatkan pengaruh positif pengeluaran pemerintah yang lebih cenderung pro terhadap kelompok penduduk termiskin. Variabel kontrol yang digunakan, seperti ketersediaan guru yang diwakili oleh rasio murid-guru memberikan pengaruh yang positif di seluruh kuintil, ketersediaan sekolah juga memberikan pengaruh yang positif. Pendapatan per kapita riil penduduk di setiap kuintil yang selalu naik dalam kurun waktu penelitian ini juga temyata telah membantu meningkatkan akses terhadap pendidikan.
Hasil penelitian merekomendasikan perlunya penajaman alokasi anggaran kesehatan dan pendidikan agar lebih pro-miskin dan mengelola pengeluaran dengan efektif sehingga mencapai sasaran. Selain itu, diperlukan inovasi Baru dalam upaya meningkatkan akses terhadap layanan kesehatan dan pendidikan selain usaha yang telah dilakukan selama Penelitian ini juga merekomendasikan untuk melakukan penelitian lanjutan yang lebih rinci dari sisi demand agar dapat memperkaya hasil penelitian dalam bidang ini."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T17199
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Afdal
"Latar belakang: Kemudahan akses pelayanan kesehatan bagi peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan penduduk Indonesia. Kemudahan akses ini terwujud dengan bertambahnya fasilitas kesehatan yang melayani peserta JKN. Indikator kemudahan akses terlihat dari bertambahnya jumlah peserta yang berkunjung ke fasilitas kesehatan baik di tingkat pelayanan rawat jalan maupun rawat inap. Kunjungan peserta JKN per 1.000 penduduk dikenal dengan isitilah rate sebagai salah satu indikator utilisasi pelayanan kesehatan untuk menjaga kesinambungan program JKN. Tujuan: penelitian ini bertujuan menganalisis faktor yang mempengaruhi rate rawat jalan tingkat lanjutan (RJTL) maupun rawat inap inap tingkat lanjutan (RITL) dan pemodelan prediksi rate RJTL dan rate RITL. Data yang digunakan berasal dari database BPJS Kesehatan dan Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) tahun 2016 – 2019 yang diolah berdasarkan faktor predisposing, faktor enabling, dan faktor need dimana semua data digunakan dalam penelitian atau total sampling. Metode: analisis data panel dinamis yang ditujukan untuk membuat model prediksi rate RJTL dan rate RITL. Hasil: model prediksi yang digunakan pada rate RJTL dan rate RITL adalah estimator First Difference Generalized Method of Moment (FDGMM). Kesimpulan: rate RJTL dipengaruhi oleh variabel nilai tagihan klaim dibayar per kunjungan RJTL; jumlah rumah sakit kelas A, B, C, D; jumlah peserta pria; jumlah peserta berusia > 50 tahun; jumlah peserta dengan jumlah anggota keluarga > 3 orang; jumlah peserta berpengeluaran di bawah garis kemiskinan; jumlah peserta dengan penyakit tidak menular; rasio fragmentasi; rasio rujukan; dan jumlah peserta berpendidikan SMP. Sedangkan, rate RITL dipengaruhi oleh variabel nilai tagihan klaim dibayar per kunjungan RITL; jumlah rumah sakit kelas A, B, C, D; jumlah peserta pria; jumlah peserta berusia > 50 tahun; jumlah peserta dengan jumlah anggota keluarga > 3 orang; rate readmisi; jumlah peserta berpendidikan SMP; dan jumlah peserta berpendidikan Perguruan Tinggi. Saran: hasil penelitian menyarankan agar Pemerintah Daerah turut mendukung pemenuhan sarana prasarana pelayanan kesehatan agar masyarakat dapat menjangkau pelayanan kesehatan dengan mudah, mengelola perencanaan penambahan rumah sakit sesuai kebutuhan; Kementerian Kesehatan dapat memberikan regulasi terkait pemenuhan dan pemerataan fasilitas kesehatan maupun tenaga medis, terutama pada daerah dengan keadaan geografis yang sulit; BPJS Kesehatan dapat menggunakan model prediksi rate RJTL dan rate RITL sebagai alat bantu dalam menilai kebutuhan penambahan kerjasama dengan rumah sakit. Peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian dengan faktor utilisasi yang lebih luas dan lengkap serta melakukan kajian yang lebih mendalam pada satu wilayah tertentu dengan mempertimbangkan pengaruh aspek geografis, seperti jarak antar fasilitas kesehatan, luas wilayah dan kondisi akses ke fasilitas kesehatan.

Background: easy access to health services for participants of the National Health Insurance (JKN) is one of the efforts to improve the health status of the Indonesian population. This accessibility is achieved through an increase in health facilities serving JKN participants. The indicator of accessibility can be observed from the rising number of participants visiting health facilities, both at the outpatient and inpatient levels. The rate of visits by JKN participants per 1.000 population is considered an indicator of health service utilization, which contributes to the continuity of the JKN program. Objective: this study aims to analyze the factors that influence the advanced level of outpatient care (RJTL) and inpatient care (RITL) and to model the prediction of RJTL rates and RITL rates. The data used is derived from the BPJS Kesehatan database and the 2016-2019 National Socioeconomic Survey (SUSENAS), which are processed based on predisposing factors, enabling factors, and need factors. All data is utilized in the research, employing total sampling. Method: dynamic panel data analysis is employed to develop prediction models for RJTL rates and RITL rates. Results: the prediction model used for the RJTL rate and RITL rate is the First Difference Generalized Method of Moment (FDGMM) estimator. Conclusion: RJTL rate is influenced by several variables: value of claims bills paid per RJTL visit, number of class A, B, C, and D hospitals, number of male participants, number of participants aged over 50 years, number of participants with more than 3 family members, number of participants with expenditures below the poverty line, number of participants with non-communicable diseases, fragmentation ratio, referral ratio, and number of participants with junior high school education. On the other hand, the RITL rate is affected by value of claim bills paid per RITL visit, number of class A, B, C, and D hospitals, number of male participants, number of participants aged over 50 years, number of participants with more than 3 family members, readmission rate, number of participants with junior high school education, and number of participants with university education. Recommendations: the results of this study suggest that the Regional Government should also support the fulfillment of health service infrastructure so that partisipant can reach health services easily, manage plans for adding hospitals as needed; The Ministry of Health can provide regulations regarding the fulfillment and equity of health facilities and medical personnel, especially in areas with difficult geographical conditions; BPJS Kesehatan can use RJTL rate prediction model and RITL rate as a tool in assessing the need for additional collaboration with hospitals. Future researchers can conduct research with broader and more complete utilization factors and conduct more in-depth studies in a particular area by considering the influence of geographical aspects, such as the distance between health facilities, area size and conditions of access to health facilities."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sutjahyo Endarto
"Kesehatan adalah bagian dari investasi modal manusia (human capital investment) yang bersperpektif jangka panjang. Balita sehat sangat diperlukan untuk mencctak kader generasi penerus yang kuat dan menjadi sumber daya manusia yang handal. Sehingga sangat diperlukan adanya investasi kesehatan selain pendidikan yang lebih baik dan berkualitas. Pembangunan bidang kesehatan melalui pendekatan siklus kehidupan manusia (IW-cycle approach) penting untuk diperhatikan dalam rangka menjamin kualitas SDM pada masa mendatang. Studi ini bertujuan untuk mengetahui kondisi kesehatan balita di DIY, karakteristik demograii, sosial ekonomi, perilaku, lingkungan dan pelayanan kesehatan serta faktor-faktor yang mempengaruhi status kesehatan balita di Provinsi D.I. Yogyakarta pada tahun 2007. Metode analisis menggunakan analisis dcslcriptif dengan tabel silang, odds ratio (OR), dan uji chi square. Analisis Iain adalah dengan menerapkan model regresi logistik biner untuk menguji hipotcsis. Berdasarkan faktor demografi, balita laki-laki mempunyai keluhan sakit lebih tinggi daripada balita perempuan. Balita pada kelompok umur S 6 bulan mempunyai kcluhan sakit yang paling rendah diantara kelompok umur balita lainnya, hal ini disebabkan pemberian ASI eksklusii Balita yang ibunya berumur < 30 tahun mempunyai keluhan sakit lebih tinggi dari balita yang ibunya berumur 2 30 tahun Falctor sosial ekonomi, balita yang berada di mmah tangga miskin, mempunyai keluhan sakit lebih rendah daripada balita di rumah tangga tidak miskin. Pada balita yang ibunya bekeija, persentase yang mempunyai keluhan sakit pada rumah tangga miskin lcbih tinggi daripada rumah tangga tidak Faktor lingkungan dan daerah tempat tinggal, balita yang tinggal dalam rumah tangga yang memiliki kualitas jamban sehat mempunyai keluhan kesehatan lebih rendah daripada yang tidak memiliki kualitas jamban schat. Balita di kota mempunyai keluhan kesehatan lebih rendah daiipada di desa. Balita yang diberi imunisasi lengkap dan berada dalam rumah tangga yang merniliki kualitas jamban sehat memptmyai keluhan kcsehatan lebih rendah daripada yang tidak memiliki kualitas jamban schat. Jadi studi ini mencmukan faktor lingkungan, pelayanan kesehatan dan faktor demograii berpcngaruh terhadap status kesehatan balita di Provinsi D.I. Yogyakarta. Oleh karena studi ini menyamnkan untuk meningkatkan kualitas lingkungan, dalam hal ini dengan jambanisasi sehat, dan meningkatkan pelayanan pelayanan kesehatan.
Health is a part of the human capital investment on a long term perspective, whereas under-5 years children is a candidate of human resources in the future, who will substitute previous generation in order to achieve a better level of welfare. Healthy under~5 children is necessary to mind the strong rising generation and will be mainstay human resources. So that, a better and high-grade investment on health besides education was very needed. Health development through in life-cycle approach is important in ensuring of quality human resources in the future. The objective of this study is find out under-5 years children health condition in DIY Province, demography, socio economy, behavior, environment and health services characteristic, and the influence factors on health status under-5 years children in DIY Province in 2007. Descriptive analysis with bivariate analysis was conducted using chi square test, cross tabulation and odds ratio (OR). The other analysis is binary logistic model in order to testing the hypothesis. The result according to demographic factor, under-5 years children male had health complaint higher than female. Under-5 years children at group age S 6 month had health complaint is the lowest, because of exclusive breast milk. Under-5 years children whose mother age < 30 year had health complaint higher than under-5 years children whose mother age Z 30 year. Socio economy factor, under-5 years children at poor household, had health complaint lower than under-5 years children at wealthy household. At employed mother condition, percentage of under-5 years children had health complaint in poor household is lower than wealthy household. Environment and residence factor, under-5 years children who have health toilet had health status higher than no have health toilet. Under-5 years children in urban had health complaint lower than in the rural.Under-5 years children who get complete immunization and who have health toilet had health complaint lower than under-5 years children who not have health toilet. So, this study find that environment, healtl1 services and demography had an affect on health status under-5 years children in DIY Province. This study suggest to increase quality of environment, healthy toilet and to increase health services."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T34241
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>