Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 205342 dokumen yang sesuai dengan query
cover
S.M. Ardan
Depok : Masup, 2007
899.221 ARD n
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Francis, G.
"Tragedy about Dasima, a beautiful young woman, who is murdered during the colonial period in Batavia"
Jakarta: Masup Jakarta, 2013
899.221 FRA n
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Zeventina
Depok: Imania, 2011
899.221 ZEV n
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Faiqoh
"ABSTRAK
Penelitian ini berlatar belakang pertama, adanya kenyataan bahwa di dalam Islam perempuan mempunyai kedudukan setara dengan laki-laki, tetapi tidak demikian yang terjadi di masyarakat muslim. Kedua, adanya tradisi di Pesantren meuggunakan Kitab Kuning sebagai materi pokok dan buku pedoman yang dipakai para santri, tetapi di di dalam kitab itu banyak mengandung pandangan yang bias laki-laki. Ketiga, akhir-akhir ini ada gejala meningkatnya peranan perempuan di pesantren termasuk Nyai yang mempunyai kharisma dan menjadi tokoh yang mampu mengubah nilai-nilai masyarakat pesantren yang patriarkhi.
Penelitian ini menjawab beberapa permasalahan yaitu faktor-faktor yang melatarbelakangi berdirinya pesantren perempuan Al-Badi'iyyah; otonomi ekonomi dan sosial nyai dalam pesantren; materi pengajaran di Pesantren Maslakul Huda dan pesantren perempuan Al-Badi'iyyah; dan pandangan para tokoh dalam pesantren.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang peran nyai sebagai agen perubahan di pesantren serta mengetahui hambatan-hambatan yang dihadapi.
Metode yang digunakan dalam metode penelitian ini adalah kualitatif dengan menggunakan Pondok Pesantren Maslakul Huda sebagai studi kasus.
Ada beberapa temuan dalam penelitian ini yang antara lain yaitu: nyai telah melakukan upaya perubahan dari keadaan tidak terdapat pesantren perempuan sampai lahirlah Pesantren Al-Badi'iyyah; yang semula masyarakat perempuan di Kajen tertutup akan perubahan dan hanya berada di sektor domestik berubah menjadi sangat terbuka akan perubahan; materi Kitab Kuning yang bias laki-laki di Pesantren berubah melalui berbagai upaya dari Nyai yaitu dengan mensosialisasikan perluasan wawasan santri terhadap kitab-kitab baru yang tidak bias jender, melakukan tradisi diskusi dengan lembaga-lembaga dari luar Pesantren maupun dari dalam Pesantreu sendiri; dalam pengajaran Nyai melakukan reinterpretasi Kitab Kuning berdasarkan hasil pengamatan Nyai dari kitab-kitab baru dan hasil diskusi para Nyai; pekerjaan-pekerjaan yang biasanya dikerjakan oleh perempuan seperti memasak, berbelanja sayuran telah berubah menjadi dikerjakan oleh laki-laki; yang semula tidak ada Osis pada sekolah perempuan berubah menjadi ada forum Ismawati sehingga siswi dapat menggerakkan berbagai macam kegiatan.
Berbagai visi yang dipergunakan di Pesantren Al-Badi'iyyah adalah konsep kesetaraan antara perempuan dan laki-laki sesuai dengan konsep kepemimpinan dan hak asasi dalam Islam. Dalam hal ini keberadaan (eksistensi) perempuan dilihat dari kemampuannya (capability) bukan pada keterkaitannya dengan status orang lain (sebagai isteri K.H. Sahal Mahfudh). Visi lain adalah peranan Nyai Nafisah sebagai pimpinan Pesantren sekaligus muballighah memiliki kapasitas sebagai subjek (orang) yang bertugas mengajarkan ajaran Islam dalam rangka mengubah pemahaman dan tingkah laku sosial masyarakat."
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Wuryaningtyas
"ABSTRAK
Keadaan masyarakat di Kampung Kauman, khususnya kaum perempuan, pada saat menjelang lahirnya `Aisyiyah menjadi latar belakang perjuangan Nyai Ahmad Dahlan untuk memperbaiki kaumnya yang saat itu masih terbelakang karena faktor sosial budaya, pendidikan, dan agama. Meskipun ia tidak berpendidikan formal, tetapi sanggup melakukan perjuangan itu. Hal itu, karena tidak terlepas dari latar belakang keluarga dan kepribadian dirinya yang sangat membantu sehingga dapat menjadi pemimpin bagi kaumnya untuk bergerak maju. Perjuangannya itu dilakukan setahap demi setahap. Gerak langkah perjuangannya dimulai dengan memberikan pendidikan bagi anak-anak perempuan melalui sekolah darurat, pengajian-pengajian dan kursus-kursus kepandaian putri. Semua kegiatan itu menjadi amal usaha Sopo Tresno, yang didirikannya pada tahun 1914. Akhimya Sopo Tresno berkembang menjadi suatu organisasi pergerakan perempuan yang memiliki banyak kegiatan di bidang ekonomi, pendidikan, agama dan sosial. Organisasi itu adalah `Aisyiyah yang diresmikan pada tahun 1917. Terbentuknya organisasi `Aisyiyah ini merupakan puncak bagi perjuangan Nyai Ahmad Dahlan dalam memajukan kaumnya, khususnya di Kampung Kauman, agar bisa sederajat dengan laki-laki. Penelitian mengenai perjuangan Nyai Ahmad Dahlan ini telah dilakukan di Kantor PP `Aisyiayh Yogyakarta, Perpustakaan Gedung Dakwah `Aisyiyah Yogyakarta, Perpustakaan Gedung Dakwah Pusat Muhammadiyah Jakarta, Perpustakaan UI Pusat Depok, Perpustakaan Fakultas Sastra UI Depok, dan Perpustakaan Wilayah Jakarta Timur Rawa Bunga. Tujuannya ialah untuk mengetahui tentang Kampung Kauman : letak dan sejarahnya, keadaan masyarakatnya dan khususnya keadaan kaum perempuannya; bagaimana latar belakang kehidupan dan kepribadian Nyai Ahmad Dahlan; dan usaha-usaha yang telah dilakukan Nyai Ahmad Dahlan bagi kemajuan kaumnya di Kauman sampai akhir hayatnya. Pengumpulan data dilakukan melalui metode kepustakaan dan metode lapangan. Metode kepustakaan dilakuka dengan mengumpulkan tulisan-tulisan yang berhubungan dengan pembahasan dalam skripsi ini, baik tulisan-tulisan yang bersifat primer maupun sekunder. Sedangkan metode lapangan dilakukan dengan mewawancarai orang-orang yang mengetahui permasalahan dalam skripsi ini."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1999
S12425
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oscar Mulyadhi Nurfalah
"ABSTRAK
Jurnal ini membahas novel Bunga Roos Dari Cikembang karya Kwee Tek Hoay yang mengisahkan jalan hidup seorang keturunan Tionghoa, Ay Tjeng. Kehidupan Ay Tjeng selalu bersinggungan dengan para perempuan yang memiliki keterkaitan dengan budaya pernyaian; Martini, Gwat Nio, dan Roosminah. Para perempuan ini tidak digambarkan sebagai objek yang memiliki derajat lebih rendah, melainkan digambarkan bersifat baik, berbudi pekerti dan pandai. Penulis ingin mengungkap adanya pergeseran citra perempuan sebagai nyai melalui ketiga tokoh perempuan tersebut serta memperlihatkan gambaran budaya pernyaian pada zaman kolonial, khususnya di Jawa Barat, yang terlukis dalam cerpen Bunga Roos Dari Cikembang. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif analitis serta pendekatan sosiologi sastra. Pendekatan sosiologi sastra digunakan untuk mengetahui hubungan novel Bunga Roos Dari Cikembang dengan konteks dunia nyata. Hasil penelitian membuktikan bahwa terdapat pergeseran citraan perempuan sebagai nyai dan juga keturunannya dalam novel ini, berbeda dengan novel-novel Melayu Tionghoa sejenis yang mengandung unsur pernyaian.

ABSTRACT
This study discusses the novel Bunga Roos Dari Cikembang by Kwee Tek Hoay which tells the life of Chinese descent, Ay Tjeng. Ay Tjeng rsquo s life are always in contact with women who have cultural links with a nyai Martini, Gwat Nio, and Roosminah. These women are not portrayed as objects that have a lesser degree, but portrayed as a decent woman, well mannered and also smart. The author would like to reveal a shift in the image of women as a nyai and their offspring through the three female figures and showed a picture of a concubinage in colonial times, especially in West Java, which is illustrated in this story. This research was conducted with descriptive analytical method and approach of sociology of literature. Literary sociological approach is used to determine the relationship of the novel Bunga Roos Dari Cikembang with real world context. The research proves that there is a shift of images of women as a nyai and their offspring in this novel, in contrast to the other Malay Chinese novels with a similar content."
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Ulfah Anshor
Mitra Inti Foundation, 2004
363.46 MAR a (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tania Dwi Rahma
"Penelitian ini membahas citra tokoh perempuan dalam novel Nyai Ageng Serang karya S. Sastroatmodjo yang dikaitkan dengan peran perempuan di Indonesia era 1980-an. Dalam catatan sejarah silsilah Yogyakarta, Nyai Ageng Serang merupakan anak dari Panembahan Natapraja. Tokoh utama novel Nyai Ageng Serang adalah tokoh fiktif yang diinspirasi dari kehidupan nyata tokoh Nyai Ageng Serang seorang pahlawan nasional untuk menanggapi situasi zaman pemerintahan Orde Baru tahun 1980-an. Pada masa itu perempuan dianggap kurang berkontribusi dalam pembangunan nasional. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Teori yang digunakan adalah tokoh dan penokohan. Digunakan juga wawasan sosiologi sastra. Temuan penelitian ini adalah Nyai Ageng merupakan tokoh pemimpin, memiliki kesadaran berjuang untuk bangsa dan negara, terampil, mendidik dan mengajak anak muda supaya ikut berkontribusi untuk negara termasuk kaum perempuan, menempatkan perempuan-perempuan lain sebagai pemimpin sama dengan laki-laki. Selain itu Nyai Ageng Serang juga merupakan tokoh seorang ibu yang memiliki rasa tanggung jawab terhadap anaknya, serta mengayomi dan melindungi keluarga. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah 1) Nyai Ageng Serang memiliki peran publik, 2) Nyai Ageng Serang memiliki peran domestik, 3) Berdasarkan kaitan dengan tahun 1980-an di Indonesia bahwa novel NAS karya S. Sastroatmodjo mencerminkan peran perempuan Indonesia pada tahun 1980-an.

This research discusses about the image of female character in novel Nyai Ageng Serang by S. Sastroatmodjo which is associated with the role of women in Indonesia in the 1980s. In historical record of Yogyakarta genealogy, Nyai Ageng Serang is the daughter of Panembahan Natapraja. The main character of novel Nyai Ageng Serang is a fictional character inspired by the real character of Nyai Ageng Serang, a national hero to respond the situation of the Orde Baru era in the 1980s. At that time women were considered less contributing to national development. The method used is descriptive qualitative. The theory used is character and characterization. Sociology of literature is also used. The results of this research are that Nyai Ageng Serang is a leader figure, has an awareness of fighting for the nation and state, skilled, educates and invites youth to contribute to the country including women, giving woman equality as leader. In Addition, Nyai Ageng Serang also a mother figure who has sense of responsibility towards her child, as well as nurturing and protecting her family. The conclusions in this research are 1) Nyai Ageng Serang has a public roles, 2) Nyai Ageng Serang has a domestic roles, 3) Based on the connection with Indonesia in the 1980s, the novel NAS by S. Sastroatmodjo reflects the roles of Indonesian womens in the 1980s."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ibnu Wahyudi
""The focus of this thesis is the phenomenon of the nyai[ which was a dominant theme in novels produced before the founding of Balai Pustaka2, the Dutch colonial publishing house. The fictional treatment of this theme helps illuminate the social situation in Indonesia's colonial society in which penryaian or concubinage was regarded as social fact which was accepted as normal by Indonesian society at that time. In this respect, the discussion in this thesis is not I. only a literary analysis, but also a sociological analysis. This thesis is informed by a conviction that the validity of the official view of the genesis of Indonesian literature;, which has up untill now been regarded as a 'Literally, the term 'nyai' has two meanings: 1. term of reference and address for the concubine of a European or Chinese in Indonesia's colonial society, and 2. respectful term of address for older woman. The term 'nyai' in the second meaning is derived from Javanese culture, and has different meaning with the term 'nyai' which will be used in this thesis; so this meaning will not be used any longer. In the next discussion, a number of understandings of this term will be used, but actually those understandings have a basic meaning, that is, ""a concubine or a mistress of foreigner"". See John M. Echols and Hassan Shadily, Kamus Indonesia Inggris [An Indonesian-English Dictionary], Jakarta, PT Gramedia, 1989, p. 392. 201 the 57 Pre-Balai Pustaka novels there are more than 20 which narrate nyai stories. For Pre-Balai Pustaka novels, see Ibnu Wahyudi, Perkembangan Novel Indonesia sebelum Balai Pustaka [The Development of Indonesiannovels before the Balai Pustaka Period], Jakarta: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1988. The official view which is meant here is a basic belief that has been followed by most of the researchers or literary c cs both in Indonesia and elsewhere, or that has been taught as a formulaic matter in schools,t Indonesian literature begins from the foundation of Balai Pustaka in 1917, or from the first publication of that colonial publisher. For the opinions that regard the foundation of Balai Pustaka as a indication of the emergence of Indonesian literature, see Goenawan Mohamad, ""Sebuah Sketsa Setengah Abad: Kesusastraan Indonesia 1917--1967,"" Horison, 1968; and Anthony H. Johns, ""Genesis of a Modern Literature,"" Indonesia, edited by Ruth T. McVey, New Haven: Yale University, 1967, p. 413. While for the opinions that regard the first novel published by Balai Pustaka as the birth of Indonesian literature, see, for example, A. Toeuw, Modern Indonesian Literature, The Hague: Martinus Nijhoff, 1967, p. 1; A.""
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1995
T41371
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riza Nurginaya
"ABSTRAK
Indonesia merupakan negara yang kaya akan sejarah dan tradisi. Salah satu tradisi dari Indonesia, yaitu tradisi gowokan.Terdapat dua karya yang membahas mengenai gowok, yaitu novel Nyai Gowok karya Budi Sardjono dan Lintang Kemukus Dini Hari karya Ahmad Tohari. Kajian ini membahas gambaran mengenai kehidupan gowok dalam dua karya tersebut dan menitikberatkan nilai tradisi, sejarah, sosial, dan latar yang terdapat dalam kedua novel tersebut.
ABSTRACT
Indonesia is a country that has a lot of tradition and history. One of the traditions of Indonesia is gowokan tradition. There are two works that discusses about the gowok tradition, that is novel Nyai Gowok by Budi Sardjono and Lintang Kemukus Dini Hari by Ahmad Tohari. This study discusses the depiction of the life of gowok in two novels and specifically discusses the valur of tradition, history, social, and setting that in the two novels."
2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>