Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 168792 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Johanna Maria Agustine
"Terjadinya kerusakan alam saat ini cenderung diakibatkan oleh aktivitas konsumsi manusia yang berlebihan sehingga penting untuk menerapkan perilaku konsumsi berkelanjutan. Penelitian-penelitian terdahulu menemukan bahwa kedekatan dengan alam dapat meningkatkan berbagai perilaku ramah lingkungan, salah satunya perilaku konsumsi berkelanjutan. Meskipun demikian, kedekatan dengan alam ternyata tidak selalu memengaruhi perilaku konsumsi berkelanjutan secara langsung dan faktor-faktor yang melatarbelakangi pengaruhnya masih kurang dibahas. Berdasarkan hasil-hasil penelitian di bidang lingkungan, penelitian ini menduga bahwa nilai biosfer dan identitas diri lingkungan berperan sebagai faktor perantara yang dapat menjelaskan pengaruh kedekatan dengan alam terhadap perilaku konsumsi berkelanjutan. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang melibatkan 308 partisipan di Indonesia dengan rentang usia 18-59 tahun (M=27.57, SD=10.73). 64.3% partisipan penelitian ini berjenis kelamin perempuan dan 35.7% lainnya berjenis kelamin laki-laki. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai biosfer dan identitas diri lingkungan masing-masing memediasi pengaruh kedekatan dengan alam terhadap perilaku konsumsi berkelanjutan. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa nilai biosfer dan identitas diri lingkungan dapat memediasi pengaruh kedekatan dengan alam dan perilaku konsumsi berkelanjutan secara serial atau berurutan sebagai mediator pertama dan kedua. Meskipun demikian, penelitian ini menemukan bahwa kedekatan dengan alam dapat secara signifikan memengaruhi perilaku konsumsi berkelanjutan meskipun nilai biosfer dan identitas diri lingkungan telah dikontrol sehingga terjadi partial mediation. Artinya, perilaku konsumsi berkelanjutan juga dapat dipengaruhi oleh kedekatan dengan alam tanpa melalui pengaruh dari nilai biosfer dan identitas diri lingkungan. Kedekatan dengan alam memegang peranan penting dalam meningkatkan perilaku konsumsi berkelanjutan secara langsung maupun tidak langsung melalui pembentukan nilai biosfer dan identitas diri lingkungan sehingga mempererat hubungan dengan alam dapat menjadi langkah awal bagi masyarakat Indonesia untuk mengatasi permasalahan lingkungan.

The occurrence of environmental damage tends to be caused by excessive consumption so that implementing sustainable consumption behavior is considered important. Previous studies found that nature relatedness could enhance various environmentally-friendly behaviors, one of which is sustainable consumption behavior. However, nature relatedness does not always directly influence sustainable consumption behavior and the factors underlying its influence are still under-discussed. Based on the results of previous environmental studies, the current study expects that biospheric values and environmental self-identity act as intermediary factors that can explain the influence of nature relatedness on sustainable consumption behavior. This is a correlational study involving 308 participants in Indonesia with an age range of 18-59 years old (M=27.57, SD=10.73). 64.3% of the participants in this study are female and the other 35.7% are male. The results of this study indicated that biospheric values and environmental self-identity respectively mediate the influence of nature relatedness on sustainable consumption behavior. Results also showed that biospheric values and environmental self-identity can mediate the influence of nature relatedness on sustainable consumption behavior serially or sequentially (i.e. as the first and second mediator). Nevertheless, this study found that nature relatedness can significantly influence sustainable consumption behavior although biospheric values and environmental self-identity have been controlled so there occurs a partial mediation. It implies that sustainable consumption behavior can also be influenced by nature relatedness without going through the influence of biospheric values and environmental self-identity. Nature relatedness plays an important role in promoting sustainable consumption behavior directly or indirectly through the development of biospheric values and environmental self-identity so that strengthening a close personal relationship with nature can be a first step for Indonesian society to address environmental problems."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mendrofa, Anastasia Patricia
"Konsumsi masyarakat Indonesia ditemukan semakin meningkat sehingga memperparah dampak perubahan iklim. Untuk menyikapinya, penelitian ini dilakukan untuk mengeksplorasi peranan orientasi religiusitas dan rasa kepemilikan alam serta interaksinya berdasarkan teori determinasi diri. Penelitian korelasional dilakukan terhadap 300 partisipan berumur 18 tahun ke atas yang menganut salah satu agama yang diakui di Indonesia. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa kedua orientasi religiusitas ditemukan memprediksi perilaku konsumsi berkelanjutan, tetapi rasa kepemilikan alam ditemukan tidak berperan sebagai prediktor maupun moderator. Hasil penelitian ini memiliki implikasi penting terhadap institusi pendidikan dan keagamaan untuk mempromosikan perilaku konsumsi berkelanjutan.

Consumption in Indonesia is increasing, which worsens the effects of global warming. To address this, the current study was conducted to explore the role of religious orientation and psychological ownership of nature, as well as their interaction, based on self-determination theory. A correlational study was carried out with 300 participants aged 18 years and above, who profess one of the recognized religions in Indonesia. The findings revealed that both religious orientations predicted sustainable consumption behavior, but psychological ownership of nature was neither found to be a predictor nor a moderator. These results hold significant implications for educational and religious institutions in promoting sustainable consumption behavior."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas ndonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Wicaksono
"Konstruksi adalah kegiatan perencanaan dan pelaksanaan berdasarkan dokumen kontrak yang terperinci, terutama untuk bangunan. Pelaksanaan proyek konstruksi yang efektif, efisien, berkualitas, andal, dan ramah lingkungan perlu didukung oleh jaminan kualitas sumber daya konstruksi agar dapat digolongkan sebagai konstruksi hijau. Dalam hal ini, peralatan konstruksi merupakan faktor penting dalam setiap pekerjaan konstruksi, salah satunya dengan memperhatikan spesifikasi alat berat konstruksi dan alat angkut yang sesuai mulai dari tahap awal perencanaan proyek. Hal ini bertujuan untuk mengurangi emisi karbon yang dihasilkan dari masing-masing alat tersebut. Lokasi yang digunakan untuk penelitian, merupakan gedung perkantoran pemerintah dan datanya disertai dengan Bill of Quantity (BOQ) yang terdiri dari pekerjaan persiapan, pekerjaan tanah, pekerjaan pondasi dan pekerjaan struktur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pondasi dan mobilisasi material konstruksi membutuhkan bahan bakar dalam jumlah besar dibandingkan dengan yang lain. Dengan semakin banyaknya bahan bakar yang digunakan, maka emisi yang dihasilkan akan semakin setara. Salah satu solusinya adalah dengan memilih jalur pengambilan material konstruksi terdekat selama pekerjaan berlangsung. Dengan demikian, persentase emisi karbon dapat dikurangi hingga 50% dari total emisi pekerjaan struktur bangunan gedung.

Construction is an activity of planning and implementation based on a detailed contract document, especially for buildings. The implementation of construction projects that are effective, efficient, qualified, reliable, and environmentally friendly need to be supported by quality assurance of construction resources so that they can be classified as green construction. In this case, construction equipment is an important factor in every construction work, one of them is by paying attention to the specifications of construction heavy equipment and appropriate transportation equipment starting from the initial stage of project planning. This aims to reduce the carbon emissions generated from each of these tools. The location used for research, is a government office building and the data is accompanied by Bill of Quantity (BOQ) consisting of preparation, soil work, foundation work and structural work. The results showed that foundation and mobilization of construction materials required a large amount of fuel compared to others. With the greater amount of fuel used, the emissions produced will be equivalent. One of the solutions is to choose the closest construction material pick-up route during the work is in progress. Thus, the percentage of carbon emission can be reduced up to 50% of total emissions of building structural works."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ema Rahmayanti
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji peran identifikasi dengan idola pada hubungan antara interaksi parasosial dan status identitas diri remaja akhir pengemar Korean pop idol. Partisipan dalam penelitian ini adalah 422 remaja akhir penggemar Korean Pop Idol. Melalui mediation analysis dapat diketahui bahwa tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara interaksi parasosial dan status identitas diri (c?= 0.006, p= 0.772) dan jalur interaksi parasosial terhadap indentitas diri remaja tidak memiliki pengaruh yang signifikan (effect = 0.0107, p = 0.4905, CL = -0.198 - 0.0413), terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara interaksi parasosial dan identifikasi (a= 0.922, p< 0.01), tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara identifikasi dan status identitas diri (b= 0.005, p= 0.732), serta tidak terdapat peran identifikasi yang memediasi interaksi parasosial dan status identitas diri remaja akhir penggemar Korean Pop Idol dengan analisis the normal theory approach (effect = 0.0047, p > 0.05) dan dengan analisis bootstrap confidence interval (ab = 0.0047, CI [-0.234, 0.0326]).

This study aimed to examine the role of identification with an idol on the relationship between parasosial interaction and self-identity status in late adolescent Korean pop idol fan. Respondents in this study were 422 late adolescent Korean pop idol fan. Through the mediation analysis, it showed that there was no positive and significant correlation between parasosial interaction and self-identity status in late adolescent Korean pop idol fan (c '= 0.006, p = 0772) and the pathway of parasocial interactions self-identity status in late adolescent Korean pop idol fan do not have significant influence (effect = 0.0107, p = 0.4905, CL = -0198 - 0.0413), there was a positive and significant correlation between parasosial interaction and identification with an idol (a = 0.922, p <0.01), there was no positive and significant correlation between identification with an idol and self-identity status in late adolescent Korean pop idol fan (b = 0.005, p = 0732), and there was no role of identification with an idol that mediated parasocial interaction and self-identity status in late adolescent Korean pop idol fan by the analysis of the normal theory approach (effect = 0.0047, p > 0.05) and by bootstrap analysis confidence interval (ab = 0.0047, CI [-0234, 0.0326])."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S64711
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ehrlich, Paul R.
Washington: Islan Press, 2004
338.927 EHR o
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nandi
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara ekspektasi sosial dengan identitas diri pada remaja di DKI Jakarta dan mengetahui perbedaan antara elemen ekspektasi sosial dan status identitas berdasarkan kategori usia (early adolescents, middle adolescents, dan late adolescents). Pengukuran identitas diri dilakukan dengan menggunakan alat ukur Extended Objective Measure of Ego-Identity Status (EOM-EIS II) yang dikembangkan oleh Adams (1998). Pengukuran ekspektasi sosial dilakukan dengan menggunakan alat ukur Social Expectation Scale yang dikembangkan sendiri oleh peneliti. Partisipan penelitian berjumlah 190 orang yang bertempat tinggal di enam wilayah bagian DKI Jakarta, yaitu Jakarta Pusat, Jakarta Utara, Jakarta Timur, Jakarta Selatan, Jakarta Barat, dan Kepulauan Seribu.
Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara ekspektasi sosial dengan identitas diri pada remaja di DKI Jakarta. Selain itu, juga ditemukan perbedaan yang signifikan antar kategori usia pada elemen ekspektasi keluarga dan elemen ekspektasi teman sebaya. Untuk identitas diri, terdapat perbedaan yang signifikan pada status identitas achievement dan status identitas diffusion dengan kategori usia. Pada status identitas achievement dan status identitas diffusion sama-sama terdapat perbedaan yang signifikan antara early adolescents dengan late adolescents, serta terdapat perbedaan yang signifikan juga antara kategori usia late adolescence dengan middle adolescents. Saran untuk penelitian selanjutnya, peneliti menyarankan untuk melihat bagaimana peran gender terhadap identitas diri, dan bagaimana hubungan pola asuh orangtua dan tokoh idola terhadap identitas diri pada remaja.

This research objective is to explore the correlation between social expectation and self identity among adolescents in DKI Jakarta, and also to know the difference between social expectation status and self identity status based on their age categories (early adolescents, middle adolescents, dan late adolescents). Measuring self identity is done by using the Extended Objective Measure of Ego-Identity Status (EOM-EIS II), which is a measuring tool developed by Adams (1998). Measuring social expectation is done by using the Social Expectation Scale, which is a measuring tool developed by the researcher. The number of participants of this research is 190, and also currently living in six areas of DKI Jakarta, which is Jakarta Pusat, Jakarta Utara, Jakarta Timur, Jakarta Selatan, Jakarta Barat, and Kepulauan Seribu.
By using Pearson Correlations's statistic technique, it is foundes that there is a significant correlation between social expectation and self identity among adolescents in DKI Jakarta. Based on the reaults of statistic analysis using Post Hoc Test, it is also founded on elements of social expectation that there is a significant difference between the element of family expectations and element of friends expectations in the age category of adolescents. On the other hand, in identity status, there is a significant difference in identity achievement status and identity diffusion status with the age category of adolescents. In identity achievement status and identity diffusion status there are significant difference between early adolescents and late adolescents, and also there are significant difference between late adolescence and middle adolescents. Suggestions for further research are how the role of gender, and how the relationship between parenting style and model figures of the self identity in adolescents.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S65222
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nisrina Helmi
"Nilai Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) di setiap provinsi di Indonesia cukup beragam, namun masih banyak provinsi yang memiliki nilai IKLH yang sangat rendah atau dapat dikategorikan sebagai daerah waspada. Selain itu, jumlah penduduk di Indonesia sangat banyak dan pakaian merupakan produk yang di konsumsi setiap hari oleh masyarakat Indonesia, sehingga penting bagi produsen dan konsumen pakaian di Indonesia untuk memerhatikan proses produksi dan konsumsi pakaian agar tidak memberikan dampak negatif terhadap lingkungan dimana perilaku tersebut tidak sesuai dengan ajaran Islam.
Penelitian ini betujuan untuk meneliti faktor-faktor yang memengaruhi perilaku konsumsi pakaian yang berkelanjutan. Sampel pada penelitian ini adalah konsumen Muslim di Indonesia dengan tidak membatasi umur dan domisili dari konsumen tersebut. Data diolah menggunakan metode Structural Equation Modelling pada Lisrel 8.8.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa fashion involvement dan pro environmental attitude memiliki pengaruh positif, sementara knowledge of the environmental impacts tidak memiliki pengaruh terhadap sustainable clothing consumption. Pengaruh religiosity diantara hubungan fashion involvement dan sustainable clothing consumption tidak signifikan, namun religiosity meningkatkan pengaruh diantara hubungan pro environmental attitude dan sustainable clothing consumption.

The Environmental Quality Index (IKLH) in each province in Indonesia is quite diverse, but there are still many provinces that have low IKLH standard ​​or can be categorized as alert areas. In addition, Indonesia has a large population and clothing is a product that is consumed every day by all Indonesian people, so it is important for clothing producers and consumers in Indonesia to pay attention during production and consumption process of clothing in order to protect the environment in accordance with Islamic teachings.
This study aims to examine factors that influence sustainable clothing consumption. Sample that used on this study is Muslim consumers in Indonesia by not limiting the age and recident domicile. Data was processed by using the Structural Equation Modeling method on Lisrel 8.8.
The results showed that fashion involvement and pro environmental attitude has positive influence, but knowledge of environmental impacts had no effect on sustainable clothing consumption. The influence of religiosity among fashion involvement and sustainable clothing consumption is not significant, but religiosity enhances relationship between pro environmental attitude and sustainable clothing consumption.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Charlotte, Gabriel
"ABSTRAK
Penelitian-penelitian terdahulu menemukan bahwa observational cues dapat
meningkatkan kemunculan perilaku altruis atau prososial pada individu.
Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi kemungkinan keberadaan hubungan
antara pertanda pengamatan (observational cues) dengan salah satu bentuk
altruis yang belum pernah diteliti, yakni perilaku konsumsi berkelanjutan serta
efek moderasi harga di dalam hubungan tersebut. Penelitian ini menggunakan
desain eksperimental 2 (observational cues: ada vs. tidak ada) x 3 (harga:
produk berkelanjutan lebih tinggi daripada produk konvensional vs. produk
berkelanjutan lebih rendah daripada produk konvensional vs. produk
berkelanjutan dan konvensional setara). Analisis data yang berasal dari 182
mahasiswa Universitas Indonesia mengindikasikan ketiadaan pengaruh yang
signifikan dari observational cues dalam meningkatkan perilaku konsumsi
berkelanjutan 2 (1, N=182) = 2,348, p= 0,125. Analisis pada variabel harga di
dalam model interaksi tiga arah tidak mengindikasikan keberadaan efek
moderasi harga, 2 (2, N=182) = 0,11, p= 0,995. Analisis terpisah terhadap
interaksi dua arah antara harga dan produk menunjukkan hasil signifikan, 2 (2,
N=182) = 45,539, p= 0,001. Hasil penelitian menentang generalisasi dari efek
keberadaan obserational cues. Dalam naskah ini, dampak teoritis dan praktis
dari hasil penelitian ini turut didiskusikan.

ABSTRACT
Previous researches have indicated that the presence of observational cues
increase the frequency of altruistic or prosocial behaviors exhibited by
individuals. This research aimed to explore the probability of relationship
between observational cues and a form of altruistic behavior which was yet to
be examined, namely sustainable consumption as well as the moderation effect
of price within the relationship. This research employed a between-subject
experimental design of 2 (observational cues: present vs. not present) x 3 (price:
price of sustainable product is higher than coventional product vs. price of
sustainable product is lower than coventional product vs. price of sustainable
and conventional product are equal). The statistical analysis conducted on 182
data collected from undergraduate students of Universitas Indonesia indicated
that there was no significant effect of observational cues in increasing
sustainable consumption, 2 (1, N=182) = 2,348, p= 0,125. The analysis of
price within the three-way interaction model indicated that there was no
significant effect of price as moderator within the model, 2 (2, N=182) = 0,11,
p= 0,995. A separate analysis conducted on the two-way interaction between
price and product yielded significant result, 2 (2, N=182) = 45,539, p= 0,001.
The result called into question the generalization of the effect generated by
observational cues. Further theoretical and practical implications are discussed."
2016
S65537
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuni Dita Setyanti
"ABSTRAK
Tingginya biaya awal pada investasi green building membuat minat para pengembang belum besar dalam mengembangkan green building. Untuk menarik minat pengembang yang masih berorientasi pada keuntungan dalam mengimplementasikan green building, salah satu usaha yang dapat dilakukan pemerintah adalah dengan mengimplementasikan sistem insentif pada skema perijinan bangunan. Dengan tetap menjaga komitmen negara kepada dunia mengenai pengurangan emisi, penelitian ini berusaha mengembangkan skema kebijakan insentif yang dapat mendatangkan keuntungan bagi pengembang dan pemerintah selaku stakeholder pada pengembangan green building berbasis efisiensi energi. Dalam penelitian ini dilakukan studi literatur dan benchmarking analysis yang hasilnya dibahas bersama para pakar yang berpengalaman pada pengembangan green building dan kebijakan-kebijakannya melalui wawancara mendalam. Life Cycle Cost Analysis LCCA pada studi kasus yaitu dua green building di Indonesia ini diterapkan. Sehingga, dihasilkan model kebijakan insentif yang dapat menjawab hipotesa penelitian. Dengan dilakukannya metode tersebut, maka akan dihasilkan kesimpulan apakah pemberian insentif pada green building menghasilkan investasi efisiensi energi yang layak.

ABSTRACT
A significant amount of incremental cost in investing green building is resulting a low interest in the development of green building among developers. Hence the developers nowadays still focusing on profit in implementing green building concept on their building developments, one of the government effort to attract developers for applying green concept on their buildings is by creating incentive policy building permit regulation. By keeping nation rsquo s commitment to the world for reducing emission, this research aims to develop a model for incentive policy which leads to advantages toward developers and government as stakeholder in the development of green buildings based on energy efficiency. In this research, literature and benchmarking analysis are reviewed with experts experienced in green building and policy development through in depth interviews. Life Cycle Cost Analysis LCCA in the case study of 2 green building in Indonesia was done so that the incentive policy model was produced which could answer the research hypothesis. By doing this method, it will generate a conclusion whether the provision of incentives on green building produces a viable energy efficiency investment."
2017
T49171
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Melva Minar Leonarda
"Konsumsi ikan berkelanjutan merupakan salah satu program pemerintah yang sedang gencar dilaksanakan untuk menanggulangi gizi buruk di masyrakat, meningkatkan kesehatan dan mensejahterakan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan melakukan analisis faktor-faktor anteseden yang mempengaruhi intensi konsumen untuk konsumsi ikan berkelanjutan, melalui perspektif model Theory of Planned Behavior (TPB) dan peranan kepercayaan diri konsumen. Analisis dilakukan dengan menggunakan Analisis Regresi Stepwise untuk menguji kekuatan lima hipotesis dari hubungan variabel dalam model. Responden yang dipilih melalui purposive sampling adalah 200 orang ibu-ibu yang hobi dan secara rutin mengkonsumsi ikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap dan persepsi efektivitas konsumen berdampak langsung dan berpengaruh positif terhadap intensi untuk konsumsi ikan berkelanjutan. Kepercayaan hanya mempengaruhi attitude terhadap intensi konsumen. Sedangkan persepsi ketersediaan dan norma subjektif tidak berpengaruh secara signifikan terhadap intensi untuk konsumsi ikan berkelanjutan.

Sustainable fish consumption is one of the government programs that are being intensively implemented to overcome malnutrition in society, improve health and public welfare. This study aims to examine and analyze the antecedent factors that influence consumer intentions to increase fish consumption, through the perspective of Theory of Planned Behavior model (TPB) and the role of consumer confidence. The analysis was performed by using Stepwise Regression Analysis to test the strength of five hypotheses of the variable relationship in the model. Respondents selected through purposive sampling are 200 mothers who hobbies and regularly consume fish. The results showed that attitude and perceived consumers effectiveness have a direct impact and positif influence towards intention to sustainable fish consumption. Confidence only affects attitudes toward consumer intentions. While perceived availability and subjective norms do not significantly influence the intention to sustainable fish consumption.
"
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>