Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 161540 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Daniya Khoerani Nadhilah
"Kebohongan prososial merupakan kebohongan yang berorientasi pada orang lain dengan maksud untuk menjaga hubungan dan bersikap sopan terhadap orang lain. Meskipun melanggar prinsip moral komunikasi untuk menyampaikan pesan dengan jujur, tetapi disisi lain, kebohongan tersebut memiliki fungsi sosial untuk mempertahankan interaksi pada situasi sosial tertentu. Gaya pengasuhan orang tua memiliki kontribusi bagi perilaku kebohongan prososial anak. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki hubungan gaya pengasuhan otoritatif, otoriter, dan reasoning terhadap perilaku kebohongan prososial pada anak usia 7-10 tahun. Sejumlah 89 partisipan anak menyelesaikan pengukuran perilaku kebohongan prososial menggunakan Disappointing Gift Paradigm dan pengukuran gaya pengasuhan orang tua diukur dengan kuesioner PSDQ yang diberikan kepada orang tua. Hasil menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang negatif secara signifikan (rpb = -1.89, p=.038) antara gaya pengasuhan reasoning dengan perilaku kebohongan prososial anak pada usia 7-10 tahun. Sementara itu, hasil lainnya menunjukkan tidak adanya hubungan yang signifikan pada gaya pengasuhan otoritatif (rpb = -.092, p=.196) dan otoriter (rpb = .042, p=.349). Penemuan dalam penelitian ini berkontribusi untuk memahami perilaku kebohongan prososial dan membangun kesadaran orang tua terhadap pentingnya menumbuhkan kepekaan sosial pada anak.

Prosocial lying are lies that are oriented towards others with the intention of building relationship and being polite towards others. Although it violates the moral principles of communication to convey the message honestly, on the other hand, such lies have a social function to maintain interaction in particular social situations. Parenting styles contributed to children's prosocial lying behavior. The purpose of this study is to investigate the relationship between authoritarian, authoritarian, and reasoning parenting styles and prosocial lying behavior in children aged 7 to 10. A total of 89 child participants completed measurements of prosocial lying behavior using the Disappointing Gift Paradigm and measurement of parenting styles using PSDQ questionnaires given to parents. The findings revealed a significantly negative relationship (rpb = -1.89, p=.038) between reasoning parenting styles and prosocial lying behavior in children aged 7 to 10 years. Meanwhile, other results showed the absence of a significant correlation with authoritative (rpb = -.092, p=.196) and authoritarian (rpb = .042, p=.349) parenting styles. The findings in this study contribute to understanding prosocial lying behavior and build parents’ awareness of the importance of growing social sensitivity in children."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daniya Khoerani Nadhilah
"Kebohongan prososial merupakan kebohongan yang berorientasi pada orang lain dengan maksud untuk menjaga hubungan dan bersikap sopan terhadap orang lain. Meskipun melanggar prinsip moral komunikasi untuk menyampaikan pesan dengan jujur, tetapi di sisi lain, kebohongan tersebut memiliki fungsi sosial untuk mempertahankan interaksi pada situasi sosial tertentu. Gaya pengasuhan orang tua memiliki kontribusi bagi perilaku kebohongan prososial anak. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki hubungan gaya pengasuhan otoritatif, otoriter, dan reasoning terhadap perilaku kebohongan prososial pada anak usia 7-10 tahun. Sejumlah 89 partisipan anak menyelesaikan pengukuran perilaku kebohongan prososial menggunakan Disappointing Gift Paradigm dan pengukuran gaya pengasuhan orang tua diukur dengan kuesioner PSDQ yang diberikan kepada orang tua. Hasil menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang negatif secara signifikan (rpb = -1.89, p=.038) antara gaya pengasuhan reasoning dengan perilaku kebohongan prososial anak pada usia 7-10 tahun. Sementara itu, hasil lainnya menunjukkan tidak adanya hubungan yang signifikan pada gaya pengasuhan otoritatif (rpb = -.092, p=.196) dan otoriter (rpb = .042, p=.349). Penemuan dalam penelitian ini berkontribusi untuk memahami perilaku kebohongan prososial dan membangun kesadaran orang tua terhadap pentingnya menumbuhkan kepekaan sosial pada anak.

Prosocial lying are lies that are oriented towards others with the intention of building relationship and being polite towards others. Although it violates the moral principles of communication to convey the message honestly, on the other hand, such lies have a social function to maintain interaction in particular social situations. Parenting styles contributed to children's prosocial lying behavior. The purpose of this study is to investigate the relationship between authoritarian, authoritarian, and reasoning parenting styles and prosocial lying behavior in children aged 7 to 10. A total of 89 child participants completed measurements of prosocial lying behavior using the Disappointing Gift Paradigm and measurement of parenting styles using PSDQ questionnaires given to parents. The findings revealed a significantly negative relationship (rpb = -1.89, p=.038) between reasoning parenting styles and prosocial lying behavior in children aged 7 to 10 years. Meanwhile, other results showed the absence of a significant correlation with authoritative (rpb = -.092, p=.196) and authoritarian (rpb = .042, p=.349) parenting styles. The findings in this study contribute to understanding prosocial lying behavior and build parents’ awareness of the importance of growing social sensitivity in children."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizqina Permatasari Ardiwijaya
"Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara Parenting Style (Authoritative, Authoritarian dan Permissive) dan persepsi orangtua mengenai regulasi emosi pada anak usia prasekolah. Parenting Styles orangtua diukur menggunakan Parenting Styles and Dimensions Questionnaire-Short Form (PSDQ; Robinson, Mandleco, Olsen, & Hart, 2001) dan persepsi orangtua mengenai emosi regulasi anak dengan menggunakan The Emotion Regulation Checklis (ERC; Shields & Cicchetti, 1997). Partisipan yang terlibat dalam penelitian ini berjumlah 154 orangtua yang memiliki anak usia prasekolah di daerah Jabodetabek.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara parenting style authoritative orangtua dan regulasi emosi anak usia prasekolah. Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan korelasi yang negatif antara kedua parenting style authoritarian dan permissive dan regulasi emosi anak usia prasekolah.

The aim of this research is to examine whether there is relationship between parenting style (Authoritative, Authoritarian, and Permissive) and parent’s perception about emotion regulation in preschool aged-children. Parenting styles was measured using Parenting Styles and Dimensions Questionnaire-Short Form (PSDQ; Robinson, Mandleco, Olsen, & Hart, 2001) and parent’s perseption about emotional regulation in children was measured using The Emotion Regulation Checklist (ERC; Shields & Cicchetti, 1997). The respondents in this research were 154 parents who have preschool aged-children living in Jabodetabek.
The results show that there is a significant relationship between authoritative parenting styles and emotional regulation in preschool aged-children, and negative correlation between both authoritarian and permissive parenting styles and emotion regulation in preschool aged-children.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S58528
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanani Amiratul Adilah Amini
"Perilaku berbohong prososial pada anak usia 6-12 tahun diteliti dengan melihat hubungannya dengan executive functions dan gaya pengasuhan orang tua. Perilaku berbohong prososial diobservasi menggunakan disappointing gift paradigm, executive functions diukur menggunakan tugas kognitif seperti stroop task dan digit span task, serta gaya pengasuhan orang tua diukur menggunakan self report. Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan uji korelasi dan uji regresi. Dari total 76 partisipan, diketahui bahwa persentase truth-tellers sebesar 49% (37 orang) dan prosocial liar sebesar 51% (39 orang). Penelitian ini menemukan bahwa gaya pengasuhan conformity berhubungan secara negatif dengan perilaku berbohong prososial sedangkan variabel executive functions (working memory dan inhibitory control) serta variabel gaya pengasuhan autonomy tidak berhubungan dengan variabel berbohong prososial dan bukan merupakan prediktor variabel berbohong prososial. Penelitian ini menemukan bahwa anak usia 6-12 tahun yang orang tuanya menggunakan pola pengasuhan conformity memiliki kecenderungan yang rendah untuk melakukan perilaku berbohong prososial dan semakin besar kemungkinan untuk menjadi truth-tellers. Penelitian lanjutan mengenai faktor-faktor lain yang mendasari perilaku berbohong prososial perlu dilakukan untuk menyesuaikan budaya di negara-negara Asia.

Prosocial lying behavior in children aged 6-12 years was examined in relation to executive functions and parenting styles. Prosocial lying behavior was observed using the disappointing gift paradigm, executive functions were measured using cognitive tasks such as the Stroop task and digit span task, and parenting styles were measured using self-report measures. Statistical analyses were conducted using correlation and regression tests. Out of a total of 76 participants, it was found that 49% (37 individuals) were truth-tellers and 51% (39 individuals) were prosocial liars. The study found that conformity parenting style negatively correlated with prosocial lying behavior, while executive functions variables (working memory and inhibitory control) and autonomy parenting style variables were not correlated with prosocial lying behavior and were not predictors of prosocial lying behavior. Additionally, it was found that children aged 6-12 years whose parents employed a conformity parenting style had a lower tendency to engage in prosocial lying behavior and were more likely to be truth-tellers. Further research on other factors underlying prosocial lying behavior is necessary to account for cultural variations in Asian countries."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Sofya Innayati
"Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara dukungan sosial dan pola pengasuhan (otoritatif, otoriter, dan permisif). Pengukuran dukungan sosial menggunakan alat ukur Interpersonal Social Evaluation List (ISEL) (Cohen, Mermelstein, Karmack, & Hoberman, 1985) dan pengukuran pola pengasuhan menggunakan alat ukur Parenting Style and Dimension Questionnaire (PSDQ) (Robinson, Mandelco, Olsen & Hart, 1995). Partisipan pada penelitian ini berjumlah 92 orang ibu dari keluarga miskin di Kota Jakarta.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan sosial dan pola pengasuhan ibu terhadap remaja dari keluarga miskin. Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan bahwa terdapat perbedaan mean yang signifikan antara dukungan sosial yang ditinjau dari usia dan tingkat pendidikan. Adapun, jumlah saudara, status pernikahan, dan status pekerjaan tidak memberikan perbedaan mean yang signifikan dari hasil analisisnya terhadap dukungan sosial. Sementara itu, tidak terdapat kecenderungan pola pengasuhan tertentu yang diterapkan oleh partisipan ditinjau dari tingkat pendidikan.

The aim of this research is to get a description on the relationship between social support and parenting styles (authoritative, authoritarian, permissive). The measurement of social support was using Cohen, Mermelstein, Karmack, & Hoberman’s (1985) Interpersonal Social Evaluation List (ISEL) and the measurement of parenting styles was using Robinson, Mandelco, Olsen & Hart’s (1995) Parenting Style and Dimension Questionnaire (PSDQ). The respondents in this research are 92 mothers from poor family in Jakarta.
The result of the research shows that there is no significant relationship between social support and mother’s parenting styles toward adolescent from poor family. Furthermore, this research also shows that there is a significantly difference in the mean between social support which reviewed from age and level of education. Meanwhile, number of siblings, marital status and employment status didn’t give a significantly difference in the mean from the result of analysis toward social support. Meanwhile, there is no particular tendency of parenting styles applied by participants viewed from the educational level.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S44985
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rose Mini Adi Prianto
"Penelitian ini dilaksanakan untuk menguji tesis mengenai pentingnya peran gaya pengasuhan dalam perkembangan moral anak. Latar belakang masalah menunjukkan bahwa dibutuhkan bengembangan moral sejak anak-anak, dan pentingnya stimulasi moral diberikan oleh ibu.
Dari berbagai pustaka diperoleh kesimpulan bahwa faktor-faktor psikologis ibu (empati, nurani, perkembangan moral ibu) berperan dalam meningkatkan perkembangan moral anak (antara lain Berkowitz, 1982; Eisenberg, dalam Bigner, 1994). Namun demikian, faktor-faktor tersebut saja tidak cukup membuat anak berkembang moralnya, terutama bila ditinjau dari perkembangan moral berdasar tahap-tahapnya (Kohlberg, 1984; Rest, 1994). Melalui gaya pengasuhan, yaitu induction, demandingness, responsiveness, dan modeling, (Hoffman, 1998; Baumrind, dalam Berk, 1994; serta Hetherington & Parke, 1993).
Faktor-faktor psikologis ibu berperan dalam meningkatkan pertimbangan moral anak agar optimal (sesuai usianya). Penelitian ini juga dilakukan untuk menguji bahwa gaya pengasuhan induction yang paling besar perannya dalam menstimulasi perkembangan moral anak. Menggunakan gaya pengasuhan induction seorang ibu akan mejelaskan mengapa suatu tindakan diperbolehkan dengan penekanan pada akibatnya pada orang Iain. Jadi, ada komunikasi dua arah pada saat ibu mengajarkan moral kepada anak. lni menyebabkan anak lebih memahami sebab akibat tindakan, bila dibandingkan dengan ibu yang mengajarkan moral melalui menuntut, merespons, dan meneladani demandingness, responsiveness, dan modeling).
Penelitian ini melibatkan sampel sebanyak 191 orang anak (usia sepuluh sampai 12 tahun) dan ibu dari anak-anak tersebut. Sampel penelitian, yang diambil dengan teknik nonprobability sampling, berasal dari dua sekolah dasar swasta. Data variabel empati, nurani, dan perkembangan moral ibu (diukur dengan The Defining Issues Test, disingkat DIT) diperoleh melalui kuesioner yang diisi oleh ibu. Data gaya pengasuhan diperoleh melalui kuesioner yang diisi oleh anak (jadi berdasar persepsi/penerimaan anak) untuk menghindari faking good. Perkembangan moral anak diukur melalui kuesioner yang diisi sendiri oleh anak.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa model teoritik yang dluji dalam penelitian ini terbukti sesuai (Ht) dengan data. Dengan demikian empati, nurani, dan perkembangan moral ibu memiliki pengaruh yang bermakna terhadap perkembangan moral anak melalui gaya pengasuhan (induction, responsiveness, demandingness, modeling). Gaya pengasuhan induction memberi sumbangan yang paling besar dalam perkembangan moral anak.
Dalam diskusi dibahas antara lain mengenai DlT yang sulit dikerjakan. Padahal DIT ini menuntut konsistensi jawaban yang tinggi. Akibatnya, cukup banyak sampel ibu yang terpaksa digugurkan akibat jawaban DlT di bawah tuntutan konsistensi. Saran yang diajukan untuk penelitian Iebih Ianjut adalah penggunaan sampel penelitian yang Iebih bervariasi dan lebih luas wilayah penelitiannya agar dapat digeneralisasikan secara Iebih Iuas. Saran praktis adalah membuat modul-modul penelitian untuk orang tua (pendidik) agar dapat belajar cara menstimulasi moral anak dengan benar.

This research carried out was to test the theses about the important role of parenting style for children moral development. The background of the problem shows that stimulating moral development is needed during childhood, and the importance of mothers in the role of this stimulation.
Various literature obtained gave conclusion that psychological factors belong to the mother (i.e. her empathy, conscience and moral development) contribute in enhancing the moral development of her child (e.g. Berkowitz, 1982; Eisenberg, in Bigneh 1994). However these factors only are not enough to elevate the moral development stage of the child (Kohlberg, 1984; Rest, 1994). Style of parenting, i.e. induction, responsiveness, demandingness, and modeling (Hoffman, 1998; Baumrind, in Berk; 1994; and Hetheiington & Parke, 1993) must be the mediators of mothers psychological factors in increasing the optimal stage of moral development (suitable to the age of the child). This research also tested that among the styles of parenting, induction has the most important role in stimulating the moral development of a child. Through induction, a mother explains why a given action is wrong, with emphasis on its consequences to others. lt gives the child more understanding of the reasons and consequences of action, compared with the child whose mother use other parenting styles (demanding, responding and modeling).
Using a non probability sampling technique, the research data were collected from 191 children (10 to 12 years of age) and their mothers, this sample came from two private elementary schools in Jakarta. Data obtained through questionnaires that measure empathy, conscience and moral development of mothers (the later by The Denning Issues Test, shortened as Dil] filled by the mothers. Data of the parenting styles obtained through a questionnaire tilted by the children (based on perception of the children) to avoid mothers faking good. The children moral development measured through a questionnaire tilted by the children themselves.
The result of the research showed that the tested theoretical model in this research fits with the data. So, empathy, conscience, and moral development of mothers have a significant influence on the moral development of children through the mother parenting style (induction, responsiveness, demandingness, and modeling), and induction gives a biggest contribution to the moral development of children.
The difficulty of obtaining a big sample is discussed in relation to the difficulty of answering the DIZ with its high demands of consistency resulting many DIT protocols had to be discarded,. As a consequence it decreased the sample size of mothers (and the whole sample).
One of the suggestions is that further researches are needed to extend the external validity of the theses. A practical suggestion includes constructing training modules for parents and educators, to enable them to stimulate children's morality properly.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
D685
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marice Benga Olla
"Orang tua yang menggunakan pola asuh otoriter cenderung menggunakan hukuman fisik ataupun ancaman untuk kesalahan yang anak buat. Dampak negatif yang ditimbulkan akibat penerapan pola asuh otoriter yang disertai dengan perilaku kekerasan orang tua terhadap anak harus dicegah. Desain kualitatif fenomenologi digunakan untuk melihat lebih dalam tentang pengalaman keluarga menggunakan pola asuh otoriter dalam mengasuh anak usia sekolah. Partisipan dalam penelitian ini adalah orangtua yang menggunakan pola asuh otoriter dalam mengasuh anak usia sekolah di Kabupaten Maluku Tengah. Pemilihan partisipan dengan menggunakan metode purpossive sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam dan dianalisis dengan metode Colaizzi. Saturasi data dicapai pada partisipan keenam.
Penelitian ini menghasilkan tiga tema yaitu upaya orang tua mendidik anak dalam mencapai standar nilai dan norma keluarga, kegagalan mencapai standar nilai dan norma keluarga, dan masalah yang dialami anak sebagai akibat dari pola asuh yang digunakan. Rekomendasi dari penelitian ini yaitu perlu dilakukan riset lanjutan dari perspektif nilai-nilai budaya untuk menggali dan memahami lebih jauh tentang faktor-faktor yang mendukung orang tua menggunakan pola asuh otoriter dalam mengasuh anak.

Parents who use authoritarian parenting style tends to use physical punishment or threats for children who make some mistakes. The negative impact caused by the implementation of authoritarian parenting style are accompanied with violent behavior of parents against children should be prevented. Phenomenological qualitative design was used to look more deeply about the family's experience using authoritarian parenting style in caring for school-age children. The Participants in this study were parents who used authoritarian parenting style in caring for school-age children in Central Maluku district. In selecting the participants, this study used purposive sampling. In collecting data, this study utilized in-depth interviews and analyzed by using Colaizzi method. The Saturation data was achieved in the sixth participant.
This research resulted in three themes, namely the efforts of parents to educate children to reach the standard of family values and norms, failure to achieve a standard of values and norms of the family and problems experienced by children as result of parenting style used. The recommendation of this study is the need to be done further research from the perspective of cultural values to explore and understand more about the factors that support parents using authoritarian parenting style.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
T46170
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Puspita Sari
"Seksualitas dan kesehatan reproduksi adalah isu yang dianggap tabu oleh masyarakat. Secara psikologis remaja cendrung memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan ingin mencoba hal yang baru. Isu seksualitas dan kesehatan reproduksi yang tabu untuk dibicarakan menjadikan remaja cendrung mencoba-coba sehingga menjadi berisiko pada perilaku seksual yang berdampak pada kehamilan tidak diinginkan, infeksi menular seksual, HIV/AIDS, serta masih banyak lagi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan pola komunikasi orang tua dengan perilaku seksual berisiko pada remaja di SMA Tunas Harapan Tahun 2013.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran hubungan pola komunikasi orang tua dengan perilaku seksual berisiko pada remaja di SMA Tunas Harapan. Penelitian dilakukan dengan rancangan cross sectional. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Januari tahun 2013 dengan responden sebanyak 115. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner terstruktur.
Hasil analisis menunjukkan ada hubungan antara pola komunikasi orang tua, pengetahuan, sikap, dan paparan media pornografi dengan perilaku seksual berisiko di SMA Tunas Harapan. Penelitian ini menyarankan perlu adanya penyuluhan kepada orang tua tentang kesehatan reproduksi pada remaja dan komunikasi terbuka dalam mencegah perilaku seksual berisiko pada remaja.

Sexuality and reproduktive health is an issue that is rare to be talk and become a taboo issue in society. Psychologically adolescent have a high curiosity and wanted try soething new. Taboo sexuality and reproductive health issue are makes adolescent want to create new experiment about sexsual behavior which may impact on on unwanted pregnancy, sexually teransmitted infections, hiv and aids and an many more. This research was the relationship and communication parents with risky sexual behavior in SMA Tunas Harapan.
This research has been conducted with cross-sectional design. Teh data was colled in Januari 2013 with 115 respondents. Data collected by using structured questionnaire that has been tested and analyzed prior univariate and bivariate.
The results of this study show the relationship communication parent with risky sexual behavior in SMA Tunas Harapan. The results of this study showed on relationship to communication parent, attitudes, knowledge and exposure to pornography. This study recommends the need for educate parents about reproductive health in adolescents and open communication in preventing risky sexual behavior in adolescents.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S44363
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rani Razak Noe`man
Jakarta: Noura Books, 2012
306.874 RAN a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Devyanti Diyani
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah parenting knowledge dapat memprediksi self-perception of parenting pada ibu baru, yaitu ibu yang baru pertama kali melahirkan anak yang berusia 0-24 bulan. Dalam menjalani masa transisi menjadi orang tua, self-perception of parenting menjadi faktor penting yang harus dimiliki oleh para ibu baru. Ibu dengan self-perception of parenting yang positif cenderung untuk melihat dan menjalani masa transisi menjadi orang tua secara positif. Self-perception of parenting terdiri dari empat skala, yaitu skala kompetensi, kepuasan, investasi, dan integrasi. Karakteristik partisipan pada penelitian ini adalah seorang ibu baru yang berusia minimal 25 tahun dan mengenyam pendidikan minimal D3. Partisipan penelitian adalah 148 ibu baru yang mengisi kuesioner mengenai self-perception of parenting Self-Perceptions of the Parental Role; SPPR dan parenting knowledge Knowledge of Infant Development Inventory; KIDI . Hasil menunjukkan bahwa parenting knowledge tidak signifikan memprediksi keempat skala pada self-perception of parenting pada ibu baru.

This study was carried out to examine parenting knowledge as a predictor of self perception of parenting among first time mothers, namely mothers who have given birth to children aged 0 24 months for the first time. In the process of going through a transition to become a parent, self perception of parenting becomes a pivotal factor that is required for first time mothers. Mothers who possess a positive self perception of parenting tend to view and undergo the transition to parenthood period in a positive manner. Self perception of parenting includes four scales, such as competence, satisfaction, investment, and integration. Participant characteristics in this study are first time mothers who are at least 25 years old and had completed at least associates degree. The participants were 148 first time mothers that filled questionnaires about self perception of parenting Self Perceptions of the Parental Role SPPR and parenting knowledge Knowledge of Infant Development Inventory KIDI. The finding indicated that parenting knowledge was not significantly predicted the four scales of self perception of parenting among first time mothers.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>