Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 186492 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yulia Armenda
"Kanker serviks merupakan jenis kanker terbanyak ke-4 yang didiagnosis pada wanita di dunia. Kanker seviks utamanya disebabkan oleh infeksi virus Human Papilloma Virus (HPV) tipe high risk. Merokok merupakan salah satu kofaktor yang menyebabkan perkembangan infeksi HPV berkembang menjadi lesi prakanker dan kanker serviks. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan merokok dengan terjadinya lesi prakanker serviks pada wanita usia 25-64 tahun di daerah perkotaan di Indonesia. Penelitian ini menggunakan disain studi cross sectional dengan menggunakan data sekunder dari Riset PTM 2016, dengan jumlah sampel 37.972 responden. Hasil analisis multivariat menggunakan regresi logistik setelah dikontrol variabel kovariat menemukan bahwa pada wanita perokok aktif didapatkan POR 0,862 (95% CI: 0,687– 1,083) dan pada wanita mantan perokok didapatkan POR 0,927 (95% CI; 0,719-1,119) dengan pvalue > 0,05, yang dapat diartikan bahwa pada penelitian ini tidak terdapat hubungan bermakna secara statistik antara merokok aktif dan riwayat dulu pernah merokok dengan terjadinya lesi prakanker serviks. Hasil penelitian ini masih dipengaruhi oleh bias temporal sehingga penggunaan data dari desain cross sectional tidak bisa menjelaskan hubungan kausalitas antara merokok dengan lesi prakanker serviks.

Cervical cancer is the 4-th most common type of cancer diagnosed in women in the world. Cervical cancer is mainly caused by high risk infection of Human Papilloma Virus (HPV). Smoking is one of the cofactors that cause the development of HPV infection into precancerous lesions and cervical cancer. The purpose of this study was to determine the relationship between smoking and the occurrence of cervical precancerous lesions in women aged 25-64 years in urban areas in Indonesia. This study used a cross-sectional study design using secondary data from the 2016 NCD’s Research, with total 37,972 subjects. The results of multivariate analysis using logistic regression shows that there was no significant assosiations between smoking and cervical precancerous lesions, with adjusted POR = 0.862 (95 % CI: 0.687–1.083) in current smoker and adjusted POR = 0.927 (95% CI; 0.719-1.119) for former smoker with a p-value > 0.05, which means that there is no relationship between current active smoking and former smoking with cervical precancerous lesions. This study was still influenced by temporal bias because of using data from a cross-sectional study is not valid to explain the causal relationship between smoking and cervical precancerous lesions."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Indah Kusuma Dewi
"Kanker serviks merupakan kanker yang berkembang di bagian serviks wanita. Hampir 99% kasus kanker serviks disebabkan oleh Human Papilloma Virus (HPV). Kematian tertinggi akibat kanker pada perempuan di Indonesia berasal dari kanker payudara 22.692 (11,0%) kasus kematian dan kanker serviks 18.279 (8,8%) kasus kematian (WHO IARC 2018). Berdasarkan penelitian Dewi, 2017 kanker serviks paling banyak ditemukan pada usia dewasa, dengan status menikah, dan hidup di perkotaan. Jumlah penderita kanker di kota 6,6% lebih banyak dari yang di desa. Kasus kanker serviks sebanyak 543 di kota dan 384 di desa.Usia menarche merupakan salah satu faktor terjadinya lesi prakanker serviks. Usia menarche dini memiliki risiko 14 kali untuk mengalami kanker serviks (Reis, Beji, and Kilic 2011). Hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia tahun 2017 menyatakan bahwa Rentang usia pertama kali menstruasi wanita di Indonesia dari tahun ke tahun menurun dari usia 12 – 15 tahun menjadi 12 – 14 tahun. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif, dengan desain cross sectional study. Penelitian ini menggunakan data sekunder riset PTM tahun 2016. Jumlah sampel 9931 orang, yaitu memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Analisis yang digunakan logistic regression.Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dari data riset Penyakit Tidak Menular (PTM) 2016 yang diselenggarakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan. Pada penelitian ini tidak ada hubungan signifikan secara statistik antara usia menarche dengan kejadian lesi prakanker serviks dimana perempuan dengan usia menarche < 12 tahun terproteksi 1,025 kali (POR = 0,975; 95% CI 0,689 – 1,380, p-value 0,888) untuk mengalami lesi prakanker serviks dibandingkan perempuan yang mengalami usia menarche ≥ 12 tahun.

Cervical cancer is cancer that develops in the cervix of women. Almost 99% of cervical cancer cases are caused by the Human Papilloma Virus (HPV). The highest mortality from cancer in women in Indonesia came from breast cancer, 22,692 (11.0%) cases of death and cervical cancer, 18,279 (8.8%) cases of death (WHO IARC 2018). Based on Dewi's research, in 2017, cervical cancer was mostly found in adulthood, married, and living in urban areas. The number of cancer sufferers in cities is 6.6% more than in villages. There were 543 cervical cancer cases in cities and 384 in villages. Menarche age is a factor in the occurrence of cervical precancerous lesions. Early menarche age has 14 times the risk of developing cervical cancer (Reis, Beji, and Kilic 2011). The results of the Indonesian Demographic Health Survey in 2017 stated that the age range for the first time menstruation for women in Indonesia from year to year decreased from 12-15 years old to 12-14 years old. This type of research is quantitative, with a cross sectional study design. This study used secondary data from PTM research in 2016. The number of samples was 9931 people, which met the inclusion and exclusion criteria. The analysis used logistic regression. The data used in this study is secondary data from the 2016 Non-Communicable Diseases (PTM) research data organized by the Health Research and Development Agency of the Ministry of Health. In this study, there was no statistically significant relationship between the age of menarche and the incidence of cervical precancerous lesions where women with menarche age <12 years were protected 1.025 times (POR = 0.975; 95% CI 0.689 - 1.380, p-value 0.888) to experience cervical precancerous lesions. compared to women who experienced menarche ≥ 12 years."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Setiawati
"Kanker payudara adalah adalah tumor ganas yang terbentuk dari sel-sel payudara
yang tumbuh dan berkembang tanpa terkendali sehingga dapat menyebar diantara
jaringan atau organ di dekat payudara atau ke bagian tubuh lainnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan usia menarche pada perempuan dengan kejadian kanker payudara di daerah perkotaan Indonesia dengan menganalisis data riset PTM tahun 2016. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional dengan sampel 34.635, sample diambil berdasarkan total sampling data yang masuk dalam kriteria inklusi dan eksklusi penelitian. Analis bivariat menggunakan chi-Square dan analisis multivariat menggunakan regresi logistik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proporsi kanker payudara pada perempuan di daerah perkotaan Indonesia berdasarkan data riset PTM tahun 2016 sebesar 7,9%. Hasil analisis multivariate hubungan usia menarche dengan kejadian kanker payudara memiliki P value 0,539 OR 1,051 (0,897-1,232) yang berarti P value >0,05. Kesimpulannya, tidak ada hubungan antara usia menarche dengan kejadian kanker payudara berdasarkan data riset PTM tahun 2016 setelah di kontrol dengan variabel pendidikan, pekerjaan, riwayat kanker pada keluarga dan pola kebiasaan makan

Breast cancer is a malignant tumor that was formed from breast cells that grow
out of control so that it can spread between tissues or organs near the breast or to other parts of the body. This study aims to know the correlation between the age of menarche in women and the incidence of breast cancer in urban areas of Indonesia by analyzing data from the 2016 Non-Communicable Diseases research. Design of this research used cross sectional study, sample which suitable from inclusion and exclusion criteria was 34.635 respondens. Bivariate analysis used chi-square and multivariate analysis used logistic regression. The results showed the proportion of breast cancer in women in urban areas of Indonesia based on research data on Non-Communicable Diseases in 2016 was 7.9%. Multivariate analysis showed that relationship between the age of menarche and
the incidence of breast cancer P value 0.539 OR 1.051 (0.897-1.232) which means P value > 0.05. The conclusion, there was not a significant relationship between the age of menarche in women and the incidence of breast cancer in urban areas of Indonesia by analyzing data from the 2016 Non-Communicable Diseases research after being controlled with variables of education, occupation, family history of cancer and dietaryhabits.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sulaeman Daud
"ABSTRAK
Tujuan : Untuk mengetahui kelainan yang tersembunyi pada keadaan
Sambungan Skuamo-Kolumnar (SSK) tidak tampak melalui pemeriksaan
Papsmear.
Metode : Penelitian ini merupakan deskriptif potong lintang (Cross Sectional).
Penelitian dilakukan pada periode Agustus 2014 sampai Maret 2015 di beberapa
Puskesmas di Jakarta. Sebanyak 1682 subjek yang dilakukan pemeriksaan IVA
(Inspeksi Visual dengan Asam asetat). Setelah data dikumpukan, akan dilakukan
verifikasi data, editing dan coding. Analisis data statistik berupa deskriptif
variabel kategorik yaitu persentase letak Sambungan Skuamo-Kolumnar (SSK)
berdasarkan distribusi umur, persentase hasil pemeriksaan IVA berdasarkan SSK,
dan persentase hasil pemeriksaan Papsmear pada SSK yang tidak tampak dari
hasil pemeriksaan IVA negatif disajikan dalam bentuk n%.
Hasil : Perempuan dengan Sambungan Skuamo-Kolumnar (SSK) yang tampak
1484 (88,2%), yang tidak tampak 198 (11,8%). Sambungan Skuamo-Kolumnar
(SSK) yang tidak tampak pada perempuan yang sudah menopause 122 (61,6%),
sedangkan pada perempuan yang belum menopause 76 (38,4%). Hampir
setengahnya proporsi SSK yang tampak didapatkan pada kelompok perempuan
yang sudah menopause 45,78% (103/225). Hasil pemeriksaan IVA positif
didapatkan 4(7,1%) pada kelompok perempuan menopause dan 52(92,9%) pada
kelompok perempuan yang belum menopause. Pada pemeriksaan Papsmear
dengan SSK yang tidak tampak, persentase kelainan lesi prakanker yaitu sebesar
0(0,0%) ASCUS, 0(0,0%) LSIL, 0(0,0%) HSIL, dan 197(100%) normal.
Kesimpulan : Hampir setengahnya Sambungan Skuamo-Kolumnar (SSK) yang
tampak ditemukan pada kelompok perempuan menopause. Sebagian besar IVA
positif ditemukan pada kelompok perempuan yang belum menopause. Seluruh perempuan dengan SSK yang tidak tampak memiliki hasil pemeriksaan Papsmear normal. ABSTRACT Objective: To know is there any concealed precancer lesion in women with
unvisible Squamo-Columnar Junction (SCJ) by Papsmear examination.
Methods : This study was a descriptive cross-sectional design starting from
August 2014 to March 2015 at several Public Health Care in Jakarta. A total of
1682 subjects were screening by Acetoacetate Visual Inspection (AVI)
examination. After the data was collected, and continued by verification, editing
and coding. The analysis from the data by variable categoric descriptive like
percentage of SCJ in age distribution, percentage the result of AVI examination
based on SCJ and percentage the result of Papsmear examination in unvisible
SCJ from negative AVI result. All the result would be present in n%.
Results : Women with the visible SCJ were 1484(88,2%) and women with
unvisible SCJ were 198(11,8). The percentage of unvisible SCJ in the menopausal
women group were 122(61,6%), However, in the non-menopausal women group
were 76(38,4%). Almost a half of the percentage of visible SCJ found in
menopausal women group 45,78%(103/225). The positive AVI result was 4(7,1%)
in the menopausal women group and 52(92,9%) in non-menopausal women grup.
The result of papsmear examination with unvisible SCJ were 0(0,0%) ASCUS,
0(0,0%) LSIL, 0(0,0%) HSIL, and 197(100%) normal..
Conclusion : Almost a half of visible SCJ found in menopausal women group.
Most of positive AVI result was found in the non-menopausal women group. All
woman with the unvisible SCJ have a normal papsmear result.
;Objective: To know is there any concealed precancer lesion in women with
unvisible Squamo-Columnar Junction (SCJ) by Papsmear examination.
Methods : This study was a descriptive cross-sectional design starting from
August 2014 to March 2015 at several Public Health Care in Jakarta. A total of
1682 subjects were screening by Acetoacetate Visual Inspection (AVI)
examination. After the data was collected, and continued by verification, editing
and coding. The analysis from the data by variable categoric descriptive like
percentage of SCJ in age distribution, percentage the result of AVI examination
based on SCJ and percentage the result of Papsmear examination in unvisible
SCJ from negative AVI result. All the result would be present in n%.
Results : Women with the visible SCJ were 1484(88,2%) and women with
unvisible SCJ were 198(11,8). The percentage of unvisible SCJ in the menopausal
women group were 122(61,6%), However, in the non-menopausal women group
were 76(38,4%). Almost a half of the percentage of visible SCJ found in
menopausal women group 45,78%(103/225). The positive AVI result was 4(7,1%)
in the menopausal women group and 52(92,9%) in non-menopausal women grup.
The result of papsmear examination with unvisible SCJ were 0(0,0%) ASCUS,
0(0,0%) LSIL, 0(0,0%) HSIL, and 197(100%) normal..
Conclusion : Almost a half of visible SCJ found in menopausal women group.
Most of positive AVI result was found in the non-menopausal women group. All
woman with the unvisible SCJ have a normal papsmear result.
"
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Kiki Kurniati
"ABSTRAK
Skripsi ini menjelaskan mengenai pengaruh penggunaan kontrasepsi
terhadap kejadian lesi prakanker leher rahim. Penelitian dilakukan dengan menggunakan disain studi kasus-kontrol dan data sekunder yang berasal dari catatan medis deteksi dini kanker leher rahim di 3 puskesmas kecamatan di wilayah Jakarta Timur. Jumlah sampel yang diteliti adalah 86 orang untuk kelompok kasus dan 258 orang untuk kelompok kontrol. Hasil penelitian ini menemukan bahwa terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara penggunaan kontrasepsi non-hormonal dengan kejadian lesi prakanker (nilai-p <
α, dimana α = 0,05), dimana wanita yang menggunakan kontrasepsi non-hormonal memiliki risiko 4 kali lebih tinggi untuk mengalami kejadian lesi prakanker dibandingkan dengan wanita yang tidak pernah menggunakan metode kontrasepsi apapun, sedangkan risiko wanita yang menggunakan kontrasepsi hormonal tidak berbeda dengan wanita yang tidak pernah menggunakan metode kontrasepsi untuk mengalami kejadian lesi prakanker.

ABSTRACT
This thesis describes the effect of contraceptive use against the incidence of cervical lesions. This study uses a case-control study design with secondary data derived from medical records of early detection of cervical cancer in three health centers in East Jakarta district. The number of samples studied was 86 cases and 258 control. The results of this study found that there was a statistically significant association between contraceptive use and the incidence of cervical lesions (p-value <α, where α = 0.05), women who use non-hormonal contraception has 4 times higher risk to have cervical lesions compared with women who never used any contraceptive method, while the risk of women using
hormonal contraception are no different from women who never used a
contraceptive method to have cervical lesions.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sandra Wiguna
"Latar Belakang
Sebesar lebih dari 70% kasus kanker serviks berhubungan dengan adanya infeksi oleh HPV tipe high-risk, terutama tipe 16/18 yang merupakan tipe paling agresif. Infeksi persisten oleh HPV tipe high-risk dapat menyebabkan perkembangan lesi serviks menjadi kanker sehingga infeksi tersebut penting untuk terdeteksi. Oleh karena itu, metode skrining memasukkan tes DNA HPV tipe high-risk sebagai salah satu opsinya, baik sebagai tes tunggal maupun kombinasi dengan tes sitologi serviks. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi dan distribusi HPV tipe high-risk pada hasil sitologi serviks serta hubungannya dengan derajat lesi prakanker serviks.
Metode
Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional yang dilakukan pada 104 pasien di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo pada periode tahun 2020—2022. Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa hasil tes DNA HPV yang menggunakan DiagCor GenoFlow Human Papilloma Virus Array Test serta hasil sitologi serviks dari liquid based cytology (LBC). Data yang diperoleh dijelaskan menggunakan program SPSS versi 26.
Hasil
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa prevalensi infeksi HPV tipe high-risk sebesar 30,8% dengan genotipe terbanyak adalah HPV 18, HPV 52, HPV 51, dan HPV 58. Hasil uji analisis statistik menunjukkan terdapat hubungan bermakna antara infeksi HPV tipe high-risk dan derajat lesi prakanker serviks (p=0,000).
Kesimpulan
Terdapat peningkatan angka kejadian infeksi HPV tipe high-risk seiring perkembangan derajat lesi prakanker serviks yang disertai dengan ditemukan hubungan yang bermakna di antara keduanya berdasarkan analisis statistik.

Introduction
More than 70% of cervical cancer cases are associated with infection of high-risk HPV, especially type 16/18 which is the most aggressive type. Persistent infection with high- risk HPV can cause cervical lesions to develop into cancer, so it is important to detect the infection. Therefore, screening methods include high-risk HPV DNA testing as one of the options, either as a single test or in combination with a cervical cytology test. This study aims to determine the prevalence and distribution of high-risk HPV in cervical cytology results and its association with the degree of cervical precancerous lesions.
Method
This study was conducted with a cross-sectional design on 104 patients at RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo in the 2020-2022 period. This study used secondary data of HPV DNA test results using the DiagCor GenoFlow Human Papilloma Virus Array Test and cervical cytology results from liquid based cytology (LBC). The data were analyzed using the SPSS version 26 program.
Results
This study showed that the prevalence of high-risk HPV infection is 30.8% with the most common genotypes are HPV 18, HPV 52, HPV 51, and HPV 58. It is known by the statistical analysis test that there was a significant relationship between high-risk HPV infection and degree of cervical precancerous lesions (p=0.000).
Conclusion
There was an increase in the occurrence number of high-risk HPV infection along with the development of the degree of cervical precancerous lesions, accompanied by the discovery of a significant relationship between the two based on statistical analysis.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hazella Rissa Valda Asari
"Kanker payudara adalah kanker yang paling umum didiagnosis pada wanita. angka kanker payudara di Indonesia mencapai 42,1 orang per 100 ribu penduduk. Rata-rata kematian akibat kanker ini mencapai 17 orang per 100 ribu penduduk. Obesitas dapat mewakili faktor risiko penting dari pengembangan kanker payudara. Prevalensi global kelebihan berat badan dan obesitas telah meningkat sebesar 27% pada usia dewasa dan 47% pada masa kanak-kanak selama dekade terakhir. Tujuan penelitian yaitu menganalisis hubungan obesitas dengan kejadian kanker payudara pada perempuan di Indonesia. Desain penelitian yaitu cross sectional dan menggunakan analisis regresi logistik dengan menggunakan data sekunder dari Riset Penyakit Tidak Menular Tahun 2016. Sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi pada penelitian ini berjumlah 27.186 orang. Hasil analisis menunjukkan proporsi perempuan obesitas yang mengalami kanker payudara adalah 0,9%. Hubungan antara obesitas dengan kanker payudara tidak terdeteksi setelah dikontrol oleh penggunaan kontrasepsi hormonal, usia, kebiasaan merokok, usia menarche, alkohol, dan aktivitas fisik. (POR=1,002 95% 0,777-1,291). Walaupun demikian, program intervensi untuk mengurangi masalah kesehatan kanker payudara dan obesitas perlu dilakukan mengingat proporsi kanker payudara dan obesitas yang terus meningkat.

Breast cancer is the most common cancer diagnosed in women. Breast cancer rate in Indonesia reaches 42.1 people per 100 thousand population. The average death rate from this cancer reaches 17 people per 100 thousand population. Obesity may represent an important risk factor for developing breast cancer. The global prevalence of overweight and obesity has increased by 27% in adulthood and 47% in childhood over the past decade. The research objective was to analyze the relationship between obesity and the incidence of breast cancer in women in Indonesia. The research design was cross sectional and used logistic regression analysis using secondary data from the 2016 Non-Communicable Disease Research. The sample that met the inclusion and exclusion criteria in this study was 27,186 people. The analysis showed that the proportion of obese women who had breast cancer was 0.9%. The relationship between obesity and breast cancer is not detected after being controlled by hormonal contraceptive use, age, smoking habits, age of menarche, alcohol, and physical activity. (POR=1.002 95% 0.777-1.291). However, intervention programs to reduce breast cancer health problems and obesity need to be carried out given the increasing proportion of breast cancer and obesity."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cahya Edi Prastyo
"Kanker serviks uteri masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Kejadian kanker serviks uteri sebesar 12,6/100000 wanita dan angka kematiannya sebesar 7,0/100000 wanita (IARC, 2008). Hal ini dimungkinkan karena faktor resiko yang masih belum tertangani di masyarakat. Multi paritas (khususnya paritas > 4 kali) atau jumlah melahirkan pada wanita sebagai salah satu faktor resiko kanker serviks uteri ternyata masih tinggi di masyarakat. Penelitian ini ingin mengetahui pengaruh paritas > 4 kali terhadap kejadian kanker serviks uteri di 6 rumah sakit Indonesia. Penelitian dilakukan dengan desain kasus kontrol berbasis rumah sakit, dengan sampel sebanyak 364 wanita yang telah dipasangkan berdasarkan asal rumah sakit dan umur interval 10 tahun. Analisis multivariat menggunakan conditional logistic regression. Hasil menunjukkan bahwa paritas > 4 meningkatkan resiko kanker serviks uteri OR: 1,85 ; CI 95% (1,14 -3,02). Oleh karenanya usaha untuk pengembangan program yang dapat membatasi kelahiran seperti program Keluarga berencana akan membantu menurunkan terjadinya kasus serviks uteri.

Uterine cervical cancer is still a public health problem in Indonesia with incidence rate of 12.6 / 100,000 women and mortality rate 7.0 / 100,000 women. (IARC, 2008). Indonesian mortality rate is still high due to the risk factors that have not been handled in community. Multi parity (especially parity > 4) or total of women giving birth as a risk factor for uterine cervical cancer was still high. This study aims to determine the effect of parity > 4 to uterine cervical cancer. The study design is a hospital-based case-control, which samples were taken from 6 hospitals and then matched by hospital and age interval of 10 years. Multivariate analysis using conditional logistic regression shows the parity > 4 increases the risk of uterine cervical cancer OR: 1.85, CI 95% (1.14 -3.02). Therefore, efforts to develop programs that can limit births as family planning program will help reduce the occurrence of cases of cervix uteri.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T32703
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ivan Arif Pratama
"Kanker serviks atau kanker leher rahim adalah penyakit kanker yang sering menyerang perempuan di dunia. Salah satu faktor pencetus penyakit kanker ini adalah perilaku merokok. Presentase perilaku merokok pada perempuan mengalami kenaikan setiap tahunnya. Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh perilaku merokok terhadap kejadian kanker serviks. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dan menggunakan data Riskesdas 2013. Sampel penelitian ini adalah wanita berusia lebih dari 20 tahun yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi kanker serviks adalah 0,12(0,09-0,14) dan terdapat pengaruh antara perilaku merokok dengan kejadian kanker serviks di Indonesia tahun 2013 setelah dilakukan pengontrolan terhadap variabel konfounding. Faktor yang menjadi konfounding adalah umur, usia pertama kali berhubungan seksual, menggunakan pil KB, dan sosial ekonomi. Oleh karena itu, diperlukan intervensi berupa Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) tentang bahaya merokok dan penyakit kanker serta diperlukan kebijakan yang kuat untuk regulasi terkait tembakau.

Cervical cancer is often attacks women in the world. One of the creators cancer this is smoking behavior. The percentage of smoking behavior in women increased every year. The study is done to identify the effects of smoking behavior against cervical cancer. This research uses design cross sectional study and the data riskesdas 2013. The sample it is a woman age of more than 20 years meet the criteria inclusion and exclusion.
The result showed that prevalence of cervical cancer is 0,12 ( 0,09-0,14 ) and there is influencebeteen smoking behavior with the incidence cervical cancer in indonesia 2013 after variables confounding were controlled. Confounding variables are age, the first have sex, using pills, and socioeconomic. Hence, required intervention of communication, information, and education ( kie ) about the dangers of smoke and cancer policy and require strong related regulations tobacco.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S61892
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ana Priyanti
"Kanker serviks dapat dicegah mulai dengan mengidentifikasi pengetahun, keyakinan, dan perilaku seksual yang menjadi faktor risiko penularan HPV. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi gambaran pengetahuan dan perilaku pencegahan kanker serviks pada perempuan di Pekalongan. Penelitian deskriptif analitik ini melibatkan 443 perempuan di Pekalongan, dengan menggunakan instrumen Awareness of HPV and Cervical Cancer Questionnaire. Hasil penelitian menunjukkan responden memiliki pengetahuan cukup baik (63,9%), keyakinan rendah (57,1%), perilaku seksual kurang baik (60%), dan perilaku pencegahan kanker serviks kanker serviks yang rendah (63,0%). Rekomendasi penelitian ini adalah perlunya meningkatkan pelayanan kesehatan dengan memberikan edukasi terkait pencegahan dan deteksi dini kanker serviks.

Cervical cancer can be prevented by identifying knowledge, beliefs, and sexual behavior that are risk factors for HPV transmission. The purpose of this study was to identify knowledge and behavior in preventing cervical cancer among women in Pekalongan. This analytic descriptive study involved 443 women in Pekalongan, using the Awareness of HPV and Cervical Cancer Questionnaire instruments. The results showed that respondents had fairly good knowledge (63.9%), low confidence (57.1%), poor sexual behavior (60%), and low cervical cancer prevention behavior (63.0%). The recommendation of this research is the need to improve health services by providing education related to prevention and early detection of cervical cancer."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>