Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 205701 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aisyah Arimurti Afandi
"COVID-19 yang dinyatakan sebagai pandemi pada tahun 2020 merupakan bencana non-alam yang menambah satu poin kompleksitas permasalahan di perkotaan, termasuk di antaranya kota-kota yang ada di Indonesia. Pertambahan kasus konfirmasi positif COVID-19 yang sangat signifikan mendasari dikeluarkannya kebijakan untuk menjalankan isolasi mandiri di rumah sebagai solusi atas permasalahan keterbatasan kapasitas fasilitas kesehatan pada masa pandemi COVID-19. Namun, adanya kasus kematian saat melaksanakan isolasi mandiri menjadi permasalahan baru yang dihadapi kota dalam proses penanganan COVID-19. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis penyebab kasus kematian saat isolasi mandiri di rumah pada masa pandemi COVID-19 di Kota Administrasi Jakarta Timur, mengevaluasi mekanisme penanganan COVID-19 di perumahan dan kawasan permukiman Kota Administrasi Jakarta Timur selama pelaksanaan isolasi mandiri di rumah pada masa pandemi COVID-19, dan merekomendasikan strategi penanggulangan pandemi di perumahan dan kawasan permukiman Kota Administrasi Jakarta Timur. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan pengumpulan data yang dilakukan melalui kegiatan wawancara, observasi, dan dokumentasi serta pengambilan sampel yang menggunakan teknik rujukan berantai atau snowball sampling. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa faktor utama penyebab kematian saat isolasi mandiri di rumah pada masa pandemi COVID-19 adalah faktor klinis yang meliputi usia, riwayat penyakit penyerta atau komorbid, dan derajat keparahan COVID-19. Mekanisme penanganan COVID-19 yang telah diimplementasikan di perumahan dan kawasan permukiman Kota Administrasi Jakarta Timur selama pelaksanaan isolasi mandiri di rumah pada masa pandemi COVID-19 dinilai belum sepenuhnya berhasil dengan adanya kasus kematian saat melaksanakan isolasi mandiri di rumah. Oleh karena itu, penelitian ini mengusulkan beberapa rekomendasi strategi penanggulangan pandemi dengan harapan dapat meningkatkan ketahanan di perumahan dan kawasan permukiman Kota Administrasi Jakarta Timur dalam jangka panjang sebagai bentuk antisipasi apabila terjadi pandemi baru di masa yang akan datang.

COVID-19, which was declared as a pandemic in 2020, is a non-natural disaster that adds one point to the complexity in a city, including cities in Indonesia. The significant increase in positive confirmed cases of COVID-19 underlies the issuance of a policy to carry out home-isolation as a solution to the problem of limited capacity of health facilities during the COVID-19 pandemic. However, the existence of death cases while carrying out home-isolation is a new problem faced by the city in the process of handling COVID-19. The aim of this research are to analyze the causes of death cases during home-isolation during the COVID-19 pandemic in the East Jakarta Administrative City, to evaluate the mechanism for handling COVID-19 in housing and settlements of the East Jakarta Administrative City during the implementation of home-isolation during the period of the COVID-19 pandemic, and to recommend strategies to deal with the pandemic in housing and settlements in the East Jakarta Administrative City. This study use qualitative approach with data collection carried out through interviews, observation, and documentation using snowball sampling. The findings of this study indicate that the main factors causing death during home-isolation are clinical factors which include age, comorbidities, and the spectrum of severity of COVID-19. The mechanism for handling COVID-19 that has been implemented in housing and settlements of the East Jakarta Administrative City during the implementation of home-isolation during the COVID-19 pandemic has not been fully successful with cases of death while carrying out home-isolation. Therefore, this study recommends several strategies as a response against pandemic with the aim to improve resilience in housing and settlements in the East Jakarta Administrative City for a long term as a coping mechanism against another pandemic in the future."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Dwi Wahyu Wulandari
"Sejak awal tahun 2020, Virus Corona atau yang lebih dikenal dengan Virus Covid-19 menyebar di seluruh dunia, tidak terkecuali di Indonesia. Pembatasan kontak dan interaksi antara masyarakat menjadi salah satu strategi yang dilakukan untuk melindungi diri dan lingkungan dari ancaman virus. Perwujudan batas dalam skala perumahan, lingkungan antar rumah dan antar ruangan sebagai strategi untuk melindungi diri dari ancaman pandemi covid-19 berbeda-beda. Dalam melindungi diri dan mencegah penularan virus, masyarakat memperkuat dan memperjelas batas (melalui gerbang dan pagar serta melalui proses seleksi hal-hal yang dapat masuk dan keluar area rumah dan/atau perumahan), menggeser batas (melalui perluasan jarak antar individu dalam berinteraksi) serta menciptakan zona fungsi baru (melalui hadirnya zonasi saat bekerja dari rumah).

Since the beginning of 2020, the Corona Virus or better known as the Covid-19 Virus has spread throughout the world, including in Indonesia. Limiting contacts and interactions between communities is one of the strategies implemented to protect oneself and the environment from the threat of viruses. The embodiment of boundaries on the housing scale, the neighborhood and between rooms as a strategy to protect ourselves from the threat of the Covid-19 pandemic varies. In protecting themselves and preventing transmission of the virus, the community strengthens and clarifies boundaries (through gates and fences and through a process of selecting things that can enter housing area), shifting boundaries (through expanding the distance between individuals in interacting) and creating a new zone of function (through the presence of zoning when working from home)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuraini Fikri
"Pelaksanaan vaksinasi COVID-19 dilandasi oleh Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19 yang bertujuan untuk mencapai kekebalan kelompok di masyarakat sehingga mampu tetap produktif secara sosial maupun ekonomi. Sehingga diperlukan minimal 70% penduduk tervaksinasi lengkap, yang mana ditargetkan oleh pemerintah sudah tercapai di akhir tahun 2021. Hingga Februari 2022, kota Jakarta Timur baru berhasil memvaksinasi dosis lengkap pada 59.93% penduduk. Penelitian berjenis kualitatif ini bertujuan untuk menganalisis implementasi kebijakan pelaksanaan vaksinasi COVID-19 di Kota Administrasi Jakarta Timur dengan menggunakan teori Edward III dan Van Meter dan Van Horn. Hasil penelitian menunjukkan komunikasi kepada pelaksana kebijakan dan masyarakat telah dilakukan dengan baik, SDM mulai terbatas, fasilitas memadai namun belakangan ini vaksin mendekati expired date, koordinasi antarbagian dan antarinstansi terjalin baik, SOP masih menggunakan juknis lama, disposisi pelaksana kebijakan baik serta lingkungan sosial dan politik berpengaruh terhadap implementasi kebijakan. Faktor yang menjadi hambatan ialah minat masyarakat mulai menurun, khususnya dosis lanjutan karena tidak adanya regulasi ketat terkait hal tersebut, selain itu terdapat ketidaksinkronan antara Pcare dengan Pedulilindungi dan/atau dukcapil. Sehingga dapat disimpulkan implementasi kebijakan ini masih perlu ditingkatkan melalui kerja sama dengan lintas sektor untuk percepatan pelaksanaan vaksinasi, membentuk regulasi terkait pelaksanaan vaksinasi lanjutan dan edukasi kepada masyarakat.

COVID-19 vaccination based on the regulation of the minister of health number 10 of 2021 concerning the covid-19 vaccination to achieve group immunity in the community so they can remain socially and economically productive. The government targeted that a minimum of 70% of the population must be complete vaccinated by the end of 2021. Until February 2022, the city of East Jakarta has only managed to vaccinate 59.93% of the citizens with a completed dose. This research aims to analyze the implementation of the COVID-19 vaccination policy in the East Jakarta Administrative City using the theory of Edward III, Van Meter, and Van Horn. The results show that communication with policy implementers and the community has been carried out well, human resources are starting to be limited, the facilities are adequate even though the vaccines are approaching the expiration date, and the coordination between departments and agencies is well-established, and SOPs are still using the old technical guidelines, the disposition of policy implementers is good and the social and political environment influence on policy implementation. The inhibiting factor is that public interest has begun to decline, especially follow-up vaccination because the absence of strict regulations regarding this matter, besides there is a dissonance between Pcare with Pedulilindungi and Dukcapil. So the conclusion is implementation of this policy still needs to be improved through collaboration with cross-sectors to accelerate COVID-19 vaccinations, form regulations related to the implementation of advanced vaccinations, and educate the public."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Minar Indriasih
"Sejak pertama kali dilaporkan pada Desember 2019 di Kota Wuhan, China, infeksi SARS-CoV-2 telah menjadi pandemi global dan mengancam kesehatan masyarakat di seluruh dunia. Provinsi DKI Jakarta merupakan salah satu episenter kasus COVID-19 di Indonesia. Hingga tanggal 25 September 2022, DKI Jakarta menjadi penyumbang kasus tertinggi yaitu sebanyak 1.422.965 kasus, dengan 15.553 kasus yang berakhir dengan kematian. Dari total kasus positif di DKI Jakarta per tanggal 25 September 2022 tersebut, Kota Administrasi Jakarta Pusat menyumbang sebanyak 131.410 kasus dengan mortality rate yang paling tinggi yaitu sebesar 1,35%.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor iklim (suhu, kelembaban, curah hujan, kecepatan angin) dan pencemaran udara (PM10, PM2.5, SO2, NO2) dengan kasus COVID-19, menganalisis faktor yang paling dominan dan membuat model prediksi kasus COVID-19 berdasarkan faktor iklim dan pencemaran udara. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan desain studi ekologi berdasarkan waktu (time trend). Penelitian dilakukan pada bulan April-Juni 2023 menggunakan data iklim, data pencemaran udara dan data insidens kasus COVID-19 di Kota Administrasi Jakarta Pusat Tahun 2020-2022. Data dianalisis menggunakan analisis univariat, bivariat dan multivariat serta hasilnya disajikan dalam bentuk tabel dan grafik.
Hasil uji bivariat dengan korelasi spearman menunjukkan bahwa suhu (p = 0,000; r = -0,291) dan kecepatan angin (p = 0,001; r = 0,265) berhubungan signifikan dengan kasus COVID-19. Hasil uji multivariat dengan regresi linear berganda menunjukkan bahwa variabel yang berhubungan signifikan dengan kasus COVID-19 adalah suhu, kecepatan angin dan PM2.5, dimana faktor yang paling dominan adalah PM2.5. Model prediksi kasus COVID-19 adalah ln(Y) = 22,330 - 0,875(X1) + 1,806(X2) + 0,053(X3) + e dengan R2 = 0,225. Penelitian ini menyimpulkan bahwa ada hubungan antara faktor iklim dan pencemaran udara dengan kasus COVID-19 di Kota Administrasi Jakarta Pusat Tahun 2020-2022. Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian di tingkat individu dengan desain studi kohort untuk membuktikan hubungan antara iklim dan pencemaran udara dengan kasus COVID-19.

Since it was first reported in December 2019 in Wuhan, China, SARS-CoV-2 infection has become a global pandemic and threatens public health worldwide. DKI Jakarta Province is one of the epicenters of COVID-19 cases in Indonesia. As of September 25 2022, DKI Jakarta is the highest contributor of cases, namely 1,422,965 cases, with 15,553 cases ending in death. From the total positive cases in DKI Jakarta as of September 25 2022, the Central Jakarta Administrative City contributed 131,410 cases with the highest mortality rate, which was 1.35%. This study aims to determine the relationship between climatic factors (temperature, humidity, rainfall, wind speed) and air pollution (PM10, PM2.5, SO2, NO2) with COVID-19 cases, to analyze the most dominant factors and to create a case prediction model.
This research is a quantitative study using a time trend ecological study design. The research was conducted in April-June 2023 using climate data, air pollution data and COVID-19 case incidence data in the Administrative City of Central Jakarta for 2020-2022. Data were analyzed using univariate, bivariate and multivariate analysis.
The results of the bivariate test with spearman correlation show that temperature (p = 0.000; r = -0.291) and wind speed (p = 0.001; r = 0.265) are related significantly to COVID-19 cases. The results of the multivariate test with multiple linear regression show that the variables that had a significant relation on COVID-19 are temperature, wind speed and PM2.5, where the most dominant factor is PM2.5. The COVID-19 case prediction model is ln(Y) = 22.330 - 0.875(X1) + 1.806(X2) + 0.053(X3) + e with R2 = 0.225. This study concludes that there is a relationship between climate factors and air pollution with COVID-19 cases in the Administrative City of Central Jakarta in 2020-2022. It is suggested to future researchers to conduct research at the individual level with a cohort study design to prove the relationship between climate and air pollution with COVID-19 cases.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Bayu Priyambodo
"Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan collaborative governance yang dilaksanakan oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid 19 (GTPPC-19) tingkat kelurahan dalam penanganan pandemi Covid 19 di Kelurahan Lubang Buaya, Kecamatan Cipayung, Kota Administrasi Jakarta Timur. Penelitian ini secara khusus mengamati Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid 19 (GTPPC-19) Kelurahan Lubang Buaya dalam menangani permasalahan pandemi Covid 19 di wilayahnya. Teori yang digunakan adalah teori collaborative governance. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah post-positivist dengan teknik pengumpulan data wawancara mendalam dan studi dokumen. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pihak kelurahan dan gugus tugas yang dibentuk dalam menghadapi pandemi COVID-19 mengalami sejumlah tantangan terutama dalam meningkatkan kesadaran masyarakat. Kondisi ini mendorong pula upaya Pemerintah Kelurahan Lubang Buaya untuk menggandeng sejumlah pihak seperti Puskesmas Lubang Buaya, Kepolisian Sektor Cipayung, Koramil, Lubang Buaya, Satpol PP Kelurahan, tokoh masyarakat dan tokoh agama. Penelitian ini menemukan sejumlah kelebihan dan kelemahan dalam pelaksanaan kolaborasi penanganan pandemi Covid-19 di level kelurahan.

This research aims to describe collaborative governance which is conducted by sub-district level of the Task Force for the Acceleration of Covid 19 Handling (GTPPC-19) in handling the Covid 19 pandemic in Lubang Buaya sub-district, Cipayung District, East Jakarta Administrative City. This research specifically observes the Task Force for the Acceleration of Handling Covid 19 (GTPPC-19) Lubang Buaya sub-district to handling the Covid 19 pandemic problem in its region. The theory used is the theory of collaborative governance. The research approach used was post-positivist with in-depth interviews and document study data collection techniques. This study found that the sub district or village level in addressing COVID-19 pandemic face several challenges in particularly in increasing ciizen awareness. This condition motivates the government to collaborate with other actors such as police, health faciliies, military, education sector, public figure, religious leaders, and public. This research found a number of advantages and weaknesses in the implementation of collaboration in handling the COVID-19 pandemic at the village level."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nababan, Ida Royani
"Hepatitis B merupakan penyakit menular berbahaya yang menimbulkan peradangan pada organ hati dengan penyebab virus Hepatitis B. Salah satu upaya untuk mencegah dan menurunkan Hepatitis B dengan vaksinasi Hepatitis B0 pada bayi baru lahir kurang dari 24 jam, sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 12 Tahun 2017 Tentang Penyelenggaraan Imunisasi. Kementerian Kesehatan mengeluarkan kebijakan terkait upaya vaksinasi selama masa pandemi meliputi SE Dirjen P2P No.SR.02.06/4/1332/2020 tentang pelayanan imunisasi kepada anak selama masa pandemi Covid-19, Surat Menteri Kesehatan No.SR.02.01/Menkes/213/2020 tentang Pekan Imunisasi Dunia, serta Petunjuk Teknis Pelayanan Imunisasi di Puskesmas. Sebagai tindak lanjut, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menerbitkan SE No.3243/-1.772.1 tentang pelaksanaan imunisasi rutin dalam keadaan pandemi Covid-19. Dalam masa pandemi, capaian pelaksanaan vaksinasi Hepatitis B0 di Kota Administrasi Jakarta Selatan pada tahun 2020 tidak mencapai target, namun pada tahun 2021 dapat mencapai target sebesar 96,7%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor keberhasilan pelaksanaan kebijakan vaksinasi Hepatitis B0 pada masa pandemi Covid-19 di Kota Administrasi Jakarta Selatan Tahun 2021, dengan pendekatan sistem yang melihat faktor input, proses, dan output. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pengambilan data dilakukan melalui wawancara mendalam dan telaah dokumen pada bulan April-Juli 2022. Pengambilan data dilakukan di empat Puskesmas di wilayah Jakarta Selatan, Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan dan Rumah Sakit Aulia dengan jumlah informan 15 orang. Hasil penelitian menunjukkan tiga Puskesmas mencapai target pada tahun 2021. Satu Puskesmas belum mencapai target, tetapi ditemukan adanya peningkatan capaian vaksinasi Hepatitis B0. Dari hasil disimpulkan Faktor keberhasilan Sudinkes Jakarta Selatan dalam pelaksanaan kebijakan vaksinasi Hepatitis B0 yaitu dari input terdapat tenaga kesehatan yang kompeten yang didukung dengan kader, adanya penambahan sarana dan prasarana, pemberian informasi vaksinasi Hepatitis B0 melalui media sosial dan koordinasi lintas sektor. Dari proses berupa penggerakan bidan koordinasi dan kader. Selain itu, tidak ditemukan kejadian KIPI serta pencatatan dan pelaporan terlaksana dengan baik.

Hepatitis B is a dangerous infectious disease that causes inflammation of the liver where the cause is the Hepatitis B virus. One of the efforts to prevent and reduce Hepatitis B disease is by vaccinating Hepatitis B0 in newborns for less than 24 hours, in accordance with the Regulation of the Minister of Health Number 12 of 2017 concerning Immunization. During the pandemic, the Ministry of Health issued several policies in the form of SE Director General of P2P No. SR.02.06/4/1332/2020 regarding immunization services for children during the Covid-19 pandemic, Letter of the Minister of Health Number SR.02.01/Menkes/213/2020 regarding World Immunization Week and issued a Technical Guide to Immunization Services at Health Centers. As a follow-up, Provincial Government of DKI Jakarta issued SE Number 3243/-1.772.1 regarding the implementation of routine immunizations in a state of the Covid-19 pandemic. During Covid-19 pandemic, the implementation of Hepatitis B0 vaccination in the South Jakarta Administrative City in 2020 did not reach the target, but in 2021 the Hepatitis B0 vaccination could reach the target of 96.7%. This study aims to determine the success factors for implementing the Hepatitis B0 vaccination policy during the Covid-19 pandemic in the South Jakarta Administrative City in 2021, with system approach theory that looks at input, process, and output factors. This research is a qualitative research with data collection carried out through in-depth interviews and document review conducted in April-July 2022. Data collection was carried out at four Puskesmas in South Jakarta, the South Jakarta Administrative City Health Sub-dept. and Aulia Hospital with 15 informants. The results showed that three Puskesmas reached the target in 2021. One Puskesmas had not yet reached the target, but it was found that there was an increase in the Hepatitis B0 vaccination. From the results, it was concluded that the success factors of the South Jakarta Health Office in implementing the Hepatitis B0 vaccination policy are the input, especially the presence of competent health workers who are supported by cadres, additional facilities and infrastructure, providing information on Hepatitis B0 vaccination through social media and cross-sectoral coordination. From the process, especially in the form of mobilizing coordination midwives and cadres. In addition, there were no AEFI incidents and the recording and reporting were carried out properly."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Grace Yohana
"Selama masa pandemi Covid-19, Pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan untuk upaya penanganan penyebaran virus Covid-19. Kebijakan untuk menangani virus Covid-19 yaitu adanya protokol kesehatan. Berdasarkan analisis yang dilakukan, di mana protokol kesehatan tersebut berdampak pada implementasi pemolisian komunitas di perumahan Kota Bekasi yang menghambat kohesi sosial, kontrol sosial informal dan partisipasi sosial, sehingga anggota komunitas mengalami hambatan untuk melakukan kegiatan – kegiatan sosial. Kemudian, terdapat potensi terjadinya kejahatan di perumahan Kota Bekasi karena adanya protokol kesehatan seperti bekerja di rumah atau membatasi mobilitas, penggunaan masker saat di luar rumah, menjaga jarak minimal dua meter dan menjauhi kerumunan memicu munculnya faktor kriminogenik. Adanya hambatan tersebut dapat diatasi dengan pemantauan daring agar pemolisian komunitas dapat berjalan selama masa pandemi Covid-19.

During the Covid-19 pandemic, the Indonesian Government released the policy to handle the spread of Covid-19 virus. The policy was the health protocol. Based on the analysis that has been done, the health protocol has impacts to the implementation of community policing in the Bekasi City Housing that hampered the social cohesion, informal social control, and the community participation. Thereby, the community members had obstacles to do the social activity. Then, there is a potential for the crime to occur in the Bekasi City Housing because of the health protocol policies such as working from home or limiting the mobility, using masks when we outside, keeping the minimum distance for 2 meters long, and staying away from crowds that triggers the emergence of criminogenic factors. These obstacles can be overcome by online monitoring so that community policing can run during the Covid-19 pandemic."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nathania Elizabeth
"Kelelahan atau merupakan perasaan dimana seseorang merasa sangat lelah, letih atau mengantuk yang disebabkan oleh berbagai faktor risiko seperti jam tidur yang kurang, tuntutan kerja yang tinggi, periode tugas yang lama, adanya tuntutan sosial dan kemasyarakatan, atau mengalami stres dan depresi yang berkepanjangan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor – faktor yang berhubungan dengan kelelahan pada tenaga kesehatan yang bekerja di Puskesmas Kecamatan Wilayah Kota Administrasi Jakarta Timur saat masa pandemi COVID-19. Adapun faktor – faktor yang diteliti antara lain faktor karakteristik individu (jenis kelamin, usia, dan status kesehatan) dan faktor pekerjaan (jam istirahat, shift kerja, kuantitas tidur, pekerjaan sampingan dan commuting times). Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional dan pengambilan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner secara online. Dari 131 tenaga kesehatan yang menjadi responden dalam penelitian ini, didapatkan 50.4% tenaga kesehatan merasakan kelelahan. Selain itu, terdapat hubungan antara status kesehatan (P value = 0,041) dan commuting times (P value = 0,039) dengan kejadian kelelahan.

Fatigue is a feeling where a person feels very tired or sleepy caused by various risk factors such as insufficient sleep hours, high work demands, long periods of work, social demands, or experiencing prolonged stress and depression. This study aims to analyze the factors related to fatigue among healthcare workers working at the East Jakarta District Health Center during the Pandemic COVID-19. The factors studied included individual characteristics (gender, age, and health status) and occupational factors (rest hours, work shifts, sleep quantity, side jobs and commuting times). This study used a cross sectional research design and data was collected by distributing online questionnaires. Among 131 healthcare workers who were respondents in this study, it was found that 50.4% of healthcare workers felt fatigue. In addition, there is a relationship between health status (P value = 0.041) and commuting times (P value = 0.039) with the incidence of fatigue."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anisa Desy Puspaningrum
"Penelitian ini membahas mengenai partisipasi warga RW 009, Kelurahan Cipinang, Jakarta Timur dalam penaggulangan dampak pandemi Covid-19 dari disiplin Ilmu Kesejahteraan Sosial. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh penetapan pandemi Covid-19 sebagai bencana non alam sebab virus Covid-19 bertransmisi dengan sangat cepat dan menimbulkan dampak yang signifikan terhadap berbagai aspek kehidupan masyarakat, termasuk pada warga RW 009. Sehingga, untuk menanggulangi dampak pandemi Covid-19, diperlukan upaya dari berbagai pihak, mulai dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan juga masyarakat. Pelibatan partisipasi masyarakat sangat dibutuhkan karena masyarakat merupakan salah satu elemen utama dalam penanggulangan bencana. Dengan demikian, diperlukan inisiatif dari masyarakat untuk berpartisipasi dalam penanggulangan dampak pandemi Covid-19 tersebut. Maka, tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan dampak pandemi Covid-19 pada warga RW 009 dan bagaimana partisipasi warga RW 009 dalam menanggulangi dampak pandemi Covid-19. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui wawancara mendalam pada empat belas informan yang dipilih melalui metode non probability sampling dengan teknik purposive sampling sampling dalam kurun waktu bulan Februari sampai Juni 2022 secara daring dan luring. Hasil penelitian ini adalah ditemukannya dampak pandemi Covid-19 terhadap aspek sosial, emosional, dan ekonomi warga RW 009. Selain itu, ditemukan juga partisipasi warga yang aktif dan inisiatif maupun partisipasi warga dengan pihak lain di luar warga RW 009 dalam penanggulangan dampak pandemi Covid-19. Partisipasi warga RW 009, antara lain (1) pemberian informasi, imbauan, dan teguran; (2) terbentuknya Satuan Tugas (Satgas) Relawan-IX; (3) donasi masyarakat dan dana sosial; dan (4) pemberian dukungan dan bantuan perorangan. Sedangkan partisipasi warga RW 009 bersama pihak lain di luar warga RW 009, yakni (1) kolaborasi Satuan Tugas (Satgas) Relawan-IX dengan pihak X; (2) bantuan finansial dalam bentuk sumbangan; dan kerja sama informal dengan rumah sakit dan klinik PCR. Kemudian, ditemukan juga faktor pendorong partisipasi, yakni adanya budaya gotong royong dan dorongan dari dalam diri individu, seperti rasa empati dan simpati, adanya kemampuan, keresahan, dorongan dari pengalaman, serta adab bertetangga. Hambatan yang ditemukan dalam partisipasi warga RW 009, yakni adanya kecurigaan terhadap salah satu penyelenggara donasi masyarakat dan kurangnya kesadaran segelintir warga RW 009, Kelurahan Cipinang, Jakarta Timur untuk mematuhi protokol kesehatan. Dengan mengkaji partisipasi warga, maka diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi program studi Ilmu Kesejahteraan Sosial berupa konsep partisipasi masyarakat dalam mata kuliah Intervensi Komunitas. Beragamnya partisipasi warga dalam menanggulangi dampak pandemi Covid-19 juga mengantarkan warga RW 009 dalam mencapai kesejahteraan karena kesehatan merupakan salah satu aspek penting dari kesejahteraan sosial.

This study discusses the participation of residents of RW 009, Cipinang Sub District, East Jakarta in the response to the ramifications of the Covid-19 pandemic from the discipline of Social Welfare Study. The study was set back by the designation of the Covid-19 pandemic as a non-natural disaster because the Covid-19 virus transmitted very quickly and had a significant impact on various aspects of people's lives, including those of RW 009. To counter the effects of the COVID-19 pandemic, efforts are needed from various parties, including the central government, local governments, and the community. Community participation is urgently needed because community is one of the main elements in disaster response. Therefore, it is necessary to take initiatives from the community to participate in countermeasures against the ramifications of the Covid-19 pandemic. Thus, the purpose of this study is to describe the impact of the Covid-19 pandemic on the residents of RW 009 and how the participation of residents of RW 009 in overcoming the ramifications of the Covid-19 pandemic. This research used a qualitative approach with descriptive research. The data in this study was conducted through in-depth interview with fourteen informants selected through non-probability sampling using purposive sampling techniques in the period from February to June 2022, online and offline. The findings of the research shows that the residents of RW 009 were affected in social, emotional, and economic aspects from the Covid-19 pandemic. Moreover, it is found that there are active and initiative participations from the residents of RW 009 and participation of residents with other parties outside RW 009 in response to the ramifications of the Covid-19 pandemic. The participation of the RW 009 residents include (1) providing information, appeals, and reprimand; (2) the establishing of a Satuan Tugas (Satgas) Relawan-IX; (3) community donation and social funds; and (4) providing individual support and assistance. Meanwhile, the participation of other parties outside the residents of RW 009 are (1) collaboration of Satuan Tugas (Satgas) Relawan-IX with party X; (2) financial assistance in the form of donations; and (3) informal cooperation with PCR hospitals and clinics. Then, the factors driving participation were also found, namely the presence of a culture of mutual interest and encouragement from within the individual, such as empathy and sympathy, ability, agitation, encouragement from experience, and neighbors. The obstacles found in the participation of residents of RW 009, namely the suspicion of one of the organizers of community donation and the lack of awareness of a few residents of RW 009, Cipinang Sub District, East Jakarta to comply with health protocols. It is hoped that this study will contribute to the Social Welfare Science study program in the form of the concept of community participation in Community Intervention courses. The diverse participation of residents in tackling the ramifications of the Covid-19 pandemic has also led RW 009 to achieve well-being because health is an important aspect of social welfare"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Hanif Fadhilah
"Tingginya tingkat pencemaran udara masih menjadi permasalahan di DKI Jakarta. Hasil pemantauan kualitas udara oleh pihak Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta selama periode tahun 2020 menunjukkan hanya terdapat 8% periode kualitas udara yang menunjukkan kondisi baik. Sementara itu, Kota Jakarta Timur bahkan menjadi kota dengan jumlah kasus COVID-19 tertinggi di Indonesia yaitu sebanyak 300.198 kasus per 10 Juni 2022. Kecamatan Cipayung merupakan salah satu kecamatan dengan kasus COVID-19 tertinggi di Kota Jakarta Timur. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa paparan dari zat polutan yang terdapat di udara ambien beserta faktor meteorologis dapat berkontribusi terhadap dinamika penularan penyakit COVID-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konsentrasi NO2, konsentrasi SO2, suhu udara, kelembaban udara, curah hujan, dan kecepatan angin dengan kejadian COVID-19 di Kecamatan Cipayung Kota Jakarta Timur. Penelitian ini menggunakan desain studi ekologi dengan pendekatan analisis tren waktu. Seluruh data yang digunakan merupakan data sekunder pada tahun 2021 yang berasal dari BMKG, Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Timur, dan dataset NASA POWER (Prediction of Worldwide Energy Resources). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara suhu udara, kelembaban udara, dan kecepatan angin dengan kejadian COVID-19 di Kecamatan Cipayung Kota Jakarta Timur Tahun 2021. Namun, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara konsentrasi NO2, konsentrasi SO2, dan curah hujan dengan kejadian COVID-19 di Kecamatan Cipayung Kota Jakarta Timur Tahun 2021. Kecepatan angin menjadi variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap kejadian COVID-19

The high level of air pollution is still a problem in DKI Jakarta. The results from air quality monitoring by the Environmental Agency of DKI Jakarta province during the 2020 period showed that only 8% of the air quality monitoring periods indicated good conditions. Meanwhile, East Jakarta City has the highest number of COVID-19 cases in Indonesia, namely 300,198 cases as of June 10 2022. Cipayung District is one of the districts with the highest COVID-19 cases in East Jakarta City. Previous studies have shown that exposure to pollutants in the ambient air and meteorological factors can contribute to the dynamics of COVID-19 disease transmissions. This study aims to determine the relationship between NO2 concentration, SO2 concentration, air temperature, air humidity, rainfall, and wind speed with the incidence of COVID-19 in East Jakarta City. This study uses an ecological study design with a time trend analysis approach. All data used is secondary data in 2021 originating from the BMKG, the Health Office of East Jakarta Administrative City, and the NASA POWER (Prediction of Worldwide Energy Resources) dataset. This study's results indicate a significant relationship between air temperature, air humidity, and wind speed with the incidence of COVID-19 in Cipayung District, East Jakarta City, in 2021. However, there is no significant relationship between NO2 concentration, SO2 concentration, and rainfall with the incidence of COVID-19 in Cipayung District, East Jakarta City, in 2021. Wind speed is the variable that has the most dominant influence on the incidence of COVID-19."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>