Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 178093 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Athaya Yumni Ridianti
"Pneumonia merupakan penyakit menular dari manusia ke manusia lain melalui udara yang umumnya disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae. Indonesia menempati posisi ke-7 di dunia dengan kasus kematian balita akibat pneumonia dan diare terbanyak pada tahun 2020 dengan 5,6 kematian per 1000 kelahiran hidup. Kota Jakarta Timur menempati posisi ke-2 di Provinsi DKI Jakarta dengan jumlah kasus pneumonia balita terbanyak. Tujuan: Mengetahui hubungan antara status imunisasi, pemberian ASI eksklusif, status gizi buruk dan BBLR dengan kejadian pneumonia pada balita di 10 kecamatan di Kota Jakarta Timur tahun 2022 dengan data bulanan. Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan cakupan status imunisasi memiliki hubungan yang signifikan di Kecamatan Kramat Jati (p = 0,034; r = 0,613), cakupan pemberian ASI eksklusif memiliki hubungan yang signifikan di Kecamatan Cakung (p = 0,021; r = –0,655), cakupan status gizi buruk memiliki hubungan yang tidak signifikan di 10 kecamatan (p = 0,069 – 0,957; r = –0,018 – 0,542) dan cakupan BBLR memiliki hubungan yang tidak signifikan di 10 kecamatan (p = 0,070 – 0,923; r = –0,031 – 0,520).

neumonia is a disease transmitted from human to other humans through the air which is generally caused by Streptococcus pneumoniae. Indonesia occupies the 7th position in the world with the most under-5 mortality cases due to pneumonia and diarrhea in 2020 with 5.6 deaths per 1000 live births. East Jakarta City occupies the 2nd position in DKI Jakarta Province with the highest number of cases of pneumonia under five. Objective: To determine the relationship between immunization status, exclusive breastfeeding, malnutrition status and LBW with the incidence of pneumonia in toddlers in 10 sub-districts in East Jakarta City in 2022 with monthly data. Results: The results of this study showed that coverage of immunization status had a significant relationship in Kramat Jati District (p = 0.034; r = 0.613), coverage of exclusive breastfeeding had a significant relationship in Cakung District (p = 0.021; r = –0.655), coverage of malnutrition status had an insignificant relationship in 10 sub-districts (p = 0.069 – 0.957; r = –0.018 – 0.542) and LBW coverage had an insignificant relationship in 10 sub-districts (p = 0.070 – 0.923; r = –0.031 – 0.520"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faradila Prameswari
"Pneumonia merupakan masalah serius pada anak balita di Indonesia. Malnutrisi merupakan faktor risiko yang meningkatkan kejadian dan tingkat keparahan pneumonia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara status gizi, karakteristik balita dan karakteristik orang tua dengan kejadian pneumonia pada balita di wilayah kerja Puskesmas Kabupaten Beji. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan 104 responden yang dipilih secara consecutive sampling. Hasil penelitian didapatkan 21 anak (20,2%) dengan pneumonia dan 83 (79,8%) anak batuk tanpa pneumonia. Variabel yang menunjukkan hubungan yang bermakna dengan kejadian pneumonia antara lain status gizi kurang (p = 0,001 dan OR = 5,583), umur ≤12 bulan (p = 0,033 dan OR = 3,248), pemberian ASI eksklusif yang tidak adekuat (p = 0,4 dan OR = 3,093), dan imunisasi tidak lengkap (p = 0,015). Rekomendasi penelitian adalah penyuluhan kesehatan yang menitikberatkan pada faktor-faktor penyebab terjadinya pneumonia balita, antara lain promosi gizi yang baik, pemberian ASI eksklusif dan pemberian imunisasi dasar lengkap kepada orang tua terutama yang memiliki balita.

Pneumonia is a serious problem in children under five in Indonesia. Malnutrition is a risk factor that increases the incidence and severity of pneumonia. This study aims to determine the relationship between nutritional status, characteristics of children under five and characteristics of parents with the incidence of pneumonia in children under five in the working area of ​​Beji District Health Center. The research design used was cross sectional with 104 respondents selected by consecutive sampling. The results showed that 21 children (20.2%) with pneumonia and 83 (79.8%) children with cough without pneumonia. Variables that showed a significant relationship with the incidence of pneumonia included malnutrition status (p = 0.001 and OR = 5.583), age ≤12 months (p = 0.033 and OR = 3.248), inadequate exclusive breastfeeding (p = 0.4 and OR = 3.093), and incomplete immunization (p = 0.015). The research recommendation is health education that focuses on the causes of pneumonia under five, including promotion of good nutrition, exclusive breastfeeding and providing complete basic immunization to parents, especially those with toddlers."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pneumonina pada balita merupakan masalah kesehatan di Indonesia, hal ini terkait dengan tingginya morbiditas dan mortalitas akibat pneumonia. Salah satu upaya pengendalian adalah mengetahui menekan faktor determinan terjadinya pneumonia pada balita, sehingga penanggulangan dan pencegahan penyakit ini dapat dilakukan dengan tepat. Tulisan ini bertujuan untuk menguraikan beberapa faktor determinan terjadinya pneumonia pada balita di Provinsi Nusa Tenggara Timur meliputi status imunisasi, status gizi dan rumah sehat. Metode: Data yang digunakan adalah data sekunder Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur tahun 2012 meliputi data jumlah kasus, status gizi, status imunisasi, ASI Ekslusif dan rumah sehat kemudian dianalisis. Hasil: Menunjukkan cakupan penemuan dan penanganan kasus pneumonia pada balita pada tahun 2012 sebesar 19,2%, faktor determinasi yang berkaitan dengan kejadian pneumonia adalah status imunisasi lengkap 59%, status gizi kurang sebesar 12,6%, gizi buruk 1,4%, cakupan pemberian ASI eksklusif 49,7%, dan cakupan rumah sehat 61,1%. Kesimpulan: Penemuan dan penanganan kasus pneumonia pada balita di Provinsi NTT mengalami peningkatan pada tahun 2012. kondisi faktor status imunisasi, cakupan ASI Ekslusif, status gizi balita menjadi faktor pendukung terjadinya pneumonia pada balita. Saran: Peningkatan penyuluhan tentang penyakit pneumonia, ASI eksklusif, gizi balita dan pentingnya imunisasi serta menggerakkan masyarakat dalam kegiatan posyandu dengan cara peningkatan partisipasi kader posyandu sehingga dapat sehingga dapat meningkatkan status imunisasi dan perbaikan status gizi pada balita."
BULHSR 17:4 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Rahmadani
"Pneumonia merupakan masalah kesehatan global yang menjadikan Indonesia salah satu negara dengan beban pneumonia tertinggi di dunia. Berdasarkan data Riskesdas tahun 2018, prevalensi pneumonia berdasarkan diagnosa tenaga kesehatan meningkat menjadi 2% dibandingkan sebelumnya. Salah satu upaya yang dilakukan Pemerintah untuk menurunkan angka morbiditas dan mortalitas akibat pneumonia adalah meningkatkan cakupan imunisasi pentavalen dan pemberian ASI ekslusif secara nasional. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan imunisasi pentavalen dan pemberian ASI ekslusif dengan kejadian pneumonia pada batita. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada bulan September – Desember 2021. Populasi penelitian adalah anak usia 9 – 36 bulan sebanyak 2.755 responden. Pengumpulan data menggunakan data sekunder SDKI tahun 2017. Hasil penelitian diperoleh sebanyak 79.5% anak sudah diberikan imunisasi pentavalen dan sebanyak 52.3% anak diberikan ASI ekslusif. Hasil regresi logistik, terdapat hubungan yang signifikan antara imunisasi pentavalen dengan kejadian pneumonia pada balita (p-value=0.005). Variabel umur memiliki interaksi dengan imunisasi pentavalen terhadap pneumonia. Variabel status sosial ekonomi merupakan confounder antara hubungan imunisasi pentavalen dengan kejadian pneumonia. Diharapkan kepada pembuat kebijakan dapat melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan pencegahan dan penanggulangan pnuemonia dan kepada pemberi pelayanan untuk dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat pentingnya imunisasi pentavalen dalam bentuk penyuluhan atau sosialiasai mengenai pencegahan pneumonia pada anak, serta melakukan sweeping atau kunjungan rumah untuk meningkatkan cakupan imunisasi pentavalen.

Pneumonia is a global health issue, with Indonesia having one of the highest pneumonia burdens in the world. According to Riskesdas data, the prevalence of pneumonia based on health worker diagnoses increased by 2% in 2018 compared to the previous year. Increased coverage of pentavalent immunization and national exclusive breastfeeding are two of the government's efforts to reduce morbidity and mortality due to pneumonia. The goal of this study was to see if there was a link between pentavalent immunization and exclusive breastfeeding and the risk of pneumonia in toddlers. A cross-sectional design was used in this study. This study was carried out between September and December of 2021. respondents. Secondary data from the 2017 IDHS were used for data collection. According to the findings, 79.5 percent of children had received pentavalent immunization, and 52.3 percent of children were exclusively breastfed. According to the findings of logistic regression, there was a significant link between pentavalent immunization and the incidence of pneumonia in children under the age of five. The age variable interacts with pentavalent pneumonia immunization. The socioeconomic status variable is a confounder in the association between pentavalent immunization and pneumonia incidence. It is hoped that policymakers will be able to monitor and evaluate the implementation of pneumonia prevention and control, and that service providers will be able to increase public awareness of the importance of pentavalent immunization in the form of counseling or socialization regarding the prevention of pneumonia in children, as well as conduct sweeping or home visits to increase coverage of pentavalent immunization."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ida Hariyanti
"Pneumonia adalah pembunuh utama Balita di dunia, lebih banyak dibandingkan penyakit lain seperti AIDS, Malaria dan Campak. Survei kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1992, 1995, 2001 menunjukkan bahwa Pneumonia adalah penyumbang terbesar pada kematian bayi dan balita. Berdasarkan laporan Riskesdas 2007, menyebutkan prevalensi Pneumonia di DKI berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan dan keluhan rtesponden sebesar 1,67%.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan imunisasi campak dengan kejadian pneumonia pada balita usia 12-59 bulan setelah dikontrol covariat (umur, jenis kelamin, Berat badan lahir, ASI exclusive, pendidikan, pemberian vitamin A, kepadatan hunian, ventilasi, dan adanya perokok didalam rumah).
Penelitian ini dilakukan dari bulan Mei sampai dengan Juli di Rumah Sakit Islam Pondok Kopi Jakarta tahun 2010. Penelitian ini menggunakan desain kasus kontrol. Kasus adalah balita usia 12-59 bulan yang menderita pneumonia. kontrol adalah balita usia 12-59 bulan yang tidak menderita pneumonia. Dalam penelitian ini sampel sebanyak 220 (kasus 110 dan control 110). Data dianalisis dengan analisis univariat, bivariat, dan multivariate dengan uji regresi logistic ganda.
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara imunisasi campak dengan pneumonia pada balita. Anak yang tidak diimunisasi campak berisiko 2,06 kali untuk menderita pneumonia dibandingkan anak yang mendapatkan imunisasi saat bayi. Setelah dikontrol pendidikan dan ASI exclusive. Pada pengukuran dampak dihasilkan bahwa anak yang diimunisasi campak dapat mencegah pneumonia sebesar 51,456%. Selanjutnya upaya untuk melindungi anak dari penyakit pneumonia adalah dengan memberikan imunisasi campak saat usia 9 bulan dan anak diberikan ASI exclusive.

Pneumonia is the leading killer of babies in the world, more than other diseases such as AIDS, malaria and measles. Household Health Survey (SKRT) 1992, 1995, 2001 showed that pneumonia is the biggest contributor to the death of infants and toddlers. Based Riskesdas 2007 report, citing the prevalence of pneumonia in the Municipality based on the diagnosis of health workers and complaints rtesponden 1.67%.
The purpose of this study was to find out the relationship with the incidence of pneumonia, measles immunization in infants aged 12-59 months after covariat controlled (age, sex, birth weight, exclusive breast feeding, education, provision of vitamin A, the density of occupancy, ventilation, and the presence of smokers in home).
This research was conducted from May to July at Pondok Kopi Islamic Hospital in Jakarta 2010. This study uses the case control design. The cases were infants aged 12-59 months who suffered from pneumonia. controls were toddlers aged 12-59 months who are not suffering from pneumonia. In this study, 220 samples (110 cases and 110 controls). Data were analyzed by univariate analysis, bivariate, and multivariate multiple logistic regression.
The results showed a relationship between measles immunization with pneumonia in infants. Children who are not immunized against measles 2.06 times the risk for pneumonia than children who get immunized when infants. After controlled education and exclusive breastfeeding. In measuring the impact produced that children who are immunized measles can prevent pneumonia by 51,456%. Further efforts to protect children from pneumococcal disease is to provide measles immunization at the age of 9 months and children are given breast milk exclusively.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
T31096
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Hatta
"Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) terutama Pneumonia merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian pada bayi dan anak balita di negara berkembang, sekitar 4 juta kematian disebabkan oleh penyakit ISPA terutama Pneumonia. Di kabupaten Ogan Komering Ulu Sumatera Selatan penyakit Pneumonia masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dimana pneumonia menempati urutan teratas dalam sepuluh penyebab kesakitan yang mempunyai kontribusi sebesar 53,42 %. Sementara angka cakupan imunisasi campak masih relatif rendah (70 %, tahun 1998).
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan imunisasi campak dengan kejadian pneumonia pada balita dan faktor risiko lainnya di kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan tahun 2000. Studi ini menggunakan desain kasus kontrol, dengan 141 sampel dimana kasus adalah balita umur 9-59 bulan, menderita pnemonia yang datang ke Puskesmas, sedangkan kontrol adalah balita umur 9-59 bulan yang datang ke Puskesmas, tetapi tidak menderita pnemonia ataupun ISPA. Data diperoleh dari basil wawancara dengan menggunakan kuesioner pada responden ibu balita dan dianalisa dengan analisis univariat, bivariat (Chi Square) dan multivariate (Logislic Regression).
Hasil akhir uji multivariat menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara imunisasi campak dengan kejadian pnemonia pada balita umur 9-59 bulan (DR= 2,307; p~,003 ). Dapat dikatakan bahwa risiko terkena pneumonia pada balita umur 9-59 bulan yang tidak diimunisasi campak 2,3 kali lebih besar dibandingkan dengan balita umur 9-59 bulan yang telah diimunisasi campak. Disamping variabel imunisasi campak ada 5 variabel lain yang mempengaruhi kejadian pneumonia di kabupaten OKU, sebagai berikut: Pendidikan ibu (OR=2,037; p=0,013), pengetahuan ibu (OR=2,364: p=0,005), polusi asap dapur (OR=2,99; p=0,002), kepadatan rumah (OR= 3,247; p= 0,0005) dan jarak ke sarana kesehatan (OR=0,43 1; p= 0,007).
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disarankan kepada pengambil keputusan guna lebih memberi perhatian kepada keluarga balita (9-59 bulan) yang belum diimunisasi campak, berpendidikan rendah, berpengetahuan rendah, keadaan rumah yang jelek (polusi asap dapur), rumah yang padat huni dan yang jauh dari pelayanan kesehatan.

The Relationship Between Measles Imunization and Pneumonia Insidens on Underfive Years Old Children in Ogan Komering Ulu (Oku) District, South Sumatera, in 2000.The Acute Respiratory Tract Infection (ARI) especially pneumonia is main cause of morbidity and mortality on infant and under five years old children in developing countries. There are 4 million death caused by ARI especially pneumonia. In Ogan Komering Ulu (OKU) district, South Sumatera province, the pneumonia still became Community Health Problem. Pneumonia was the first rank of ten cause of morbidity that contributed 53,42 %, while the measles immunization coverage still low(70 %, year 1998).
This study was conducted to know the relationship between measles immunization and other risk factors with pneumonia on under five years old children in OKU district, South Sumatera province in 2000. The study design used in this study is Cases Control, with cases are 141 children age 9 - 59 month children suffered from pneumonia who attending health center. While the control was taken from age 9-59 month children without the diseases, who attending the some Health Center. The data was collected by interviewed from the children's mother using questioner. The analysis method of univariate, bivariate (Chi Square) and multivariate (logistic regression) was used in the study.
The result of the study show that a statistical significance association between measles immunization with pneumonia on 9-59 month children (p= 0,003 ; 0R=2,307). It can be said that pneumonia risk on under five years old children without measles immunization arc 2,3 time larger than that of under five years old children with measles immunization. Beside measles immunization, there are 5 other variables that also associated with pneumonia risk in OKU district such as: mothers education(UR=2,307; p=0,013), mothers knowledge (OR=2,364; p=0,005), kitchens smoke pollution (OR= 2.99: p=4.002). house density(OR=3,247;p= 0,000) and the house distance to health services(CR=0,431; p=O,OO7.
Based on the study result, it was suggested that the policy maker have to pay more attention to family with under five years old children who have not gotten yet the measles immunization, whose mother has low education, and low knowledge, who have bad condition and has high density of house, and whose house long far from health services.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T2750
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Ayu Rianawati
"Penumonia adalah salah satu penyebab mortalitas tertinggi pada balita sehingga penyakit ini mendapat perhatian lebih dari pemerintah. Tingginya angka kejadian pneumonia tidak terlepas dari beberapa faktor resiko. Penelitian ini membahas tentang kejadian pneumonia pada balita serta faktor yang berhubungan dengannya. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan menggunakan desain cross sectional, jumlah sampel sebanyak 100 orang, dilakukan di Puskesmas Kecamatan Pancoran Tahun 2014. Analisa hubungan dengan menggunakan uji chi square dan regresi logistik.
Hasil uji statistik multivariat menunjukkan bahwa variabel yang berhubungan dengan kejadian pneumonia pada balita adalah anggota keluarga yang merokok dengan nilai OR=10,304 (95% CI: 2,988 - 35,528), usia balita dengan nilai OR=7,411 (95% CI: 2,406 - 22,828), ASI eksklusif dengan nilai OR=3,390 (95% CI: 1,201 - 9,571) dan sosial ekonomi orang tua dengan nilai OR=3,227 (95% CI: 0,987 - 10,556). Oleh karena itu upaya promotif dan preventif tentang beberapa faktor tersebut harus lebih ditingkatkan untuk menhindari terjadinya pneumonia pada balita.

Pneumonia is one of the causes of the highest mortality in infants so the desease gets more attention from the goverment.The high incidence of pneumonia was not apart of some risk factors. This study discusses the incidence of pneumonia in infants and factors associated with it. This study is a quantitative with cross sectional design, total sample of 100 people, performed in the public health center districts of Pancoran in 2014. Analysis of the relationship using the chi-square and regresi logistics.
Multivariate statistical tests results showed that the variables related with incidence of pneumonia in infats is family members who smoke with OR=10,304 (95% CI: 2,988 - 35,528), age of infants with OR=7,411 (95% CI: 2,406 - 22,828), exclusive breastfeeding with OR=3,390 (95% CI: 1,201 - 9,571), and parental sosioeconomic with OR=3,227 (95% CI: 0,987 - 10,556). Therefore promotive and preventive efforts on several factors must be improved to avoid the occurrence of pneumonia in infants.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55954
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sjenileila Boer
"Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) terutama pneumonia merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian pada bayi dan anak balita di negara berkembang ,sekitar 4 juta kematian disebabkan penyakit tersebut Di Indonesia ISPA bawah terutama pneumonia mengakibatkan kematian sekitar 150.000 balita per tahun. Di Pangkal Pinang, Pneumonia masih menjadi masalah kesehatan masyarakat, cakupan Pneumonia sejak tahun 1998 terus meningkat Pada tahun 1999 berdasarkan Pemantauan Status Gizi (PSG) yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Pangkal Pinang didapatkan 15,37 % balita mengalami gizi buruk. Gizi buruk dapat menyebabkan penyakit infeksi termasuk pneumonia. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan status gizi dengan kejadian pneumonia balita di kota Pangkalpinang tahun 2000. Jenis desain yang digunakan adalah kasus kontrol, dengan 120 sampel, dimana kasus adalah balita yang datang ke puskesmas dan menderita pneumonia sedangkan kontrol adalah balita yang datang ke puskesmas dan tidak menderita pneumonia. Unit analisis adalah balita usia 9 - 59 bulan. Data dikumpulkan dengan wawancara menggunakan kuesioner terhadap ibu balita yang terpilih sebagai sampel kasus maupun kontrol. Dari hasil penelitian didapatkan adanya hubungan yang bermakna secara statistik antara status gizi dengan kejadian pneumonia balita (OR= 3,194. 95 % CI :1,585 - 6,433 ). Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan kepada pengambil keputusan agar lebih memberikan perhatian terhadap status gizi balita dengan meningkatkan kegiatan yang sudah ada."
Universitas Indonesia, 2001
T1085
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Setiyowati
"

 

Secara global, pneumonia merupakan penyakit infeksius nomor satu penyebab kematian pada balita yang penemuan kasusnya mengalami peningkatan di Indonesia. Salah satu upaya preventif terhadap kejadian pneumonia pada balita yaitu melalui imunisasi DPT, Hib, campak, PCV, dan rotavirus. Imunisasi tersebut diberikan melalui program imunisasi dasar lengkap untuk semua bayi usia 0-11 bulan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pemberian imunisasi dasar lengkap, karakteristik orang tua, dan karakteristik balita dengan kejadian pneumonia pada balita yang berkunjung ke unit MTBS di Puskesmas Kota Depok. Desain penelitian menggunakan cross sectional dengan jumlah responden sebanyak 104 yang dipilih secara consecutive sampling. Hasil penelitian mendapatkan bahwa pemberian imunisasi dasar lengkap (p: 0,000, ?: 0,05), usia (p: 0,002, ?: 0,05), dan status gizi (p: 0,043, ?: 0,05), mempunyai hubungan yang signifikan dengan kejadian pneumonia pada balita. Edukasi kesehatan tentang pentingnya imunisasi dasar lengkap dan gizi seimbang perlu diberikan kepada orang tua yang mempunyai balita.

 

Kata kunci : pneumonia, imunisasi dasar lengkap, balita

 


Pneumonia is the first global infectious diseases causing death in children under five years whose discovery of cases has increased in Indonesia.
One of preventive efforts againts the disease is by immunization DPT, Hib, measles, PCV, and rotavirus. The immunization is provided through a complete basic immunization program for all infants aged 0-11 months.
This study aims to determine the relationship of providing basic immunization complete, parental and children characteristics with the incidence of pneumonia in children under five years who visit the unit MTBS in Puskesmas Depok City.
The research design was cross sectional with 104 respondents selected by consecutive sampling. The results showed that complete basic immunization (p: 0,000), age (p: 0,002), and nutritional status (p: 0,043), were signifantly assosiated with pneumonia incident.
Health education about the importance of complete basic immunization and balanced nutrition needs to be given to parents who have children under five years.  
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>