Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 109370 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Glen Locura Kanjani
"Pandemi COVID-19 menghadirkan tantangan besar bagi sistem kesehatan di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Rumah Sakit yang ditunjuk Kementerian Kesehatan sebagai rujukan penyelenggara pelayanan pasien COVID-19 menghadapi tekanan finansial yang besar akibat peningkatan biaya operasional sedangkan jumlah kunjungan pasien non-COVID-19 menurun. Sesuai dengan kebijakan Peraturan Menteri Kesehatan Indonesia No. 59 Tahun 2016, pembiayaan pasien Penyakit Infeksi Emerging (PIE), termasuk COVID-19, dapat diklaim ke Kementerian Kesehatan. Dalam proses klaim, sering terjadi dispute akibat ketidaksesuaian antara BPJS Kesehatan dan berkas klaim yang diajukan oleh Rumah Sakit, yang yang dapat menjadi kendala pada kelangsungan pelayanan perawatan pasien dan menghambat arus kas Rumah Sakit. Tujuan penelitian ini adalah memetakan penelitian terkait manajemen dispute klaim COVID-19 Rumah Sakit di Indonesia tahun 2020 hingga 2022 di berbagai rumah sakit di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode scoping review yang disajikan secara naratif, kualitatif. Pencarian artikel dilakukan melalui basis data online (Semantics dan GARUDA), situs web (Google Scholar), dan perpustakaan organisasi (Universitas Indonesia). Terdapat 15 studi yang termasuk kriteria inklusi dan eksklusi dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan persentase klaim pasien COVID-19 yang dispute di Indonesia (52%) lebih tinggi dibandingkan klaim yang dinyatakan sesuai (48%). Penyebab dispute klaim dipetakan menurut komponen struktur, proses, dan output. Faktor man dan material merupakan elemen mendasar yang paling mempengaruhi komponen struktur. Pada komponen proses, faktor pelaksanaan menjadi kendala utama dalam eksekusi manajemen klaim. Hasil identifikasi ini menjadi dokumentasi dan pembelajaran untuk pengelolaan klaim yang lebih baik ke depan bagi rumah sakit serta lembaga terkait dalam menangani situasi pandemi di Indonesia.

The COVID-19 pandemic has posed significant challenges to healthcare systems worldwide, including in Indonesia. Designated hospitals appointed by the Ministry of Health in Indonesia to provide care for COVID-19 patients face substantial financial pressures due to increased operational costs, while the number of non-COVID-19 patient visits has declined. In accordance with the Ministry of Health Regulation No. 59 of 2016, the financing of patients with Emerging Infectious Diseases, including COVID-19, can be claimed from the Ministry of Health. However, in the claims process, disputes often arise due to inconsistencies between BPJS Kesehatan (the National Health Insurance) and the claim documents submitted by the hospitals. Disputed claims pose challenges to the continuity of patient care services and impede the hospitals' cash flow. The objective of this study is to map the research related to dispute management of COVID-19 patient claims in hospitals in Indonesia from 2020 to 2022 in hospitals across the country. This study utilizes a scoping review method presented in a narrative and qualitative manner. Article searches were conducted through online databases (Semantics and GARUDA), websites (Google Scholar), and organizational libraries (University of Indonesia). Fifteen studies met the inclusion and exclusion criteria for this research. The findings of the study indicate that the percentage of disputed COVID-19 patient claims in Indonesia (52%) is higher compared to claims that were deemed valid (48%). The causes of claim disputes were mapped according to the components of structure, process, and output. The "Man" and "Material" factors were identified as the fundamental elements that most influenced the structure component. In the process component, implementation factors emerged as the main obstacles in claims management execution. These identified results serve as documentation and a basis for learning to improve future claims management for hospitals and relevant institutions in handling the pandemic situation in Indonesia."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atika Zhafira
"Tren kasus penyebaran COVID-19 di Indonesia selalu mengalami peningkatan dan saat ini Indonesia menjadi salah satu negara dengan kasus COVID-19 tertinggi di Asia Tenggara. Tren peningkatan kasus juga terjadi di Kota Depok Jawa Barat. Per 17 Juli 2020 terdapat 1.058 kasus positif di Kota Depok. Kondisi ini menjadi challenge bagi RSUI sebagai rumah sakit yang baru berdiri di Kota Depok. Namun disatu sisi sudah ditunjuk menjadi RS Rujukan COVID-19 di Kota Depok. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kesiapan RSUI dalam melayani pasien di era COVID-19. Penelitian kualitatif ini menggunakan metode wawancara mendalam, observasi, telaah dokumen (dokuman dan media sosial RSUI) untuk memperoleh informasi. Penelitian memanfaatkan pendekatan Hospital Readines for COVID-19 WHO yang bersifat komprehensif dalam mempersiapkan rumah sakit menghadapi COVID-19. Hasil penelitian dalam penelitian ini didapatkan kesiapan RSUI secara umum sudah baik dalam memberikan pelayanan kepada pasien di era COVID-19. Secara umum 3 komponen yang siap seluruhnya, sedangkan 7 komponen masih terdapat kekurangan 2-3 rekomendasi aksi WHO.

Trends in the case of the spread of COVID-19 in Indonesia is always increasing and currently Indonesia become a country which having the highest number of COVID-19 cases in South East Asia. The trend of increasing cases of COVID-19 is also occurred in Depok City, West Java. On July 17, 2020 there were 1.058 positive cases in Depok City. This situation absolutely become a challenge for University of Indonesia Hospital as a new Hospital in Depok City. But in the other side, nowadays University of Indonesia Hospital is appointing as referral hospital for COVID-19 in Depok City. The purpose of this research is to learn University of Indonesia Hospital readiness in serving patients during COVID-19. This qualitative study used in depth interview, observation, document review (document and social media). The research utilizes approach of Hospital Readiness for COVID-19 WHO which have comprehensive recommendations for preparing hospital in the COVID-19 era. The results of this research found that University of Indonesia Hospital readiness was generally good in providing service for patients in the COVID-19 era. In general, only three components are fully prepared, while seven components still lack 2 until 3 recommendations action of WHO.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gabriela Riwu Kore
"Skripsi ini mengkaji permasalahan pengaturan tatalaksana jenazah Covid-19, kewajiban dan kewenangan rumah sakit dalam penetapan pengelolaan jenazah Covid-19, serta menganalisis penerapannya di RSU Kota Tangerang Selatan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian yuridis-normatif dengan tipe penelitian deskriptif, pengumpulan data sekunder yang terdiri dari bahan hukum, serta data primer melalui wawancara narasumber dengan metode analisis data kualitatif. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pengaturan mengenai tatalaksana pengelolaan jenazah Covid-19 dapat ditemui dalam Undang-Undang No.4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular, Peraturan Pemerintah No. 40 Tahun 1991 tentang Penanggulangan Wabah Penyakit Menular, serta Keputusan Menteri Kesehatan No. HK.01.07/MENKES/4834/2021 tentang Protokol Penatalaksanaan Pemulasaraan dan Pemakaman Jenazah Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Dalam situasi Covid-19 kewajiban Rumah Sakit dalam pengelolaan jenazah adalah memberikan pelayanan kesehatan yang aman dan efektif sesuai dengan standar pelayanan Rumah Sakit yang mengacu pada sasaran keselamatan pasien, menjaga keamanan pasien, pengunjung, dan petugas rumah sakit dari kemungkinan adanya konflik penolakan pemulasaran jenazah dengan protokol Covid-19, serta kewajiban untuk bertanggung jawab atas seluruh kejadian yang terjadi di rumah sakit. Dalam penelitian, ditemukan bahwa RSU Kota Tangerang Selatan telah melakukan kewajibannya dengan mengeluarkan Keputusan Direktur tentang standar pelayanan jenazah, menjaga keamanan dan pasien, pengunjung, dan petugas, serta membuat dan melaksanakan hospital bylaws yang tertuang dalam Pola Tata Kelola Rumah Sakit Umum Kota Tangerang Selatan. Berdasarkan kewenangannya, RSU Kota Tangerang Selatan juga telah mengeluarkan SOP Pemulasaran Jenazah khusus Covid-19. Penelitian ini menyarankan bagi masyarakat, rumah sakit, dan pemerintah untuk masing-masing sesuai perannya mengetahui, menjalankan dan mengawasi penerapan kewajiban dan kewenangan rumah sakit dalam penetapan pengelolaan jenazah.

This thesis examines the regulations for the management of Covid-19 corpses, the obligations and authorities of hospitals in determining the management of Covid-19 corpses, and analyzes its application at the South Tangerang City General Hospital. This study uses a juridical-normative research method with descriptive research type, secondary data collection consisting of legal materials, as well as primary data through interviews with sources and qualitative data analysis methods. The conclusion of this study is the regulation regarding the management of Covid-19 corpses can be found in Law No. 4 of 1984 on Infectious Disease Outbreaks, Government Regulation No. 40 of 1991 on Control of Outbreaks of Infectious Diseases, as well as Decree of the Minister of Health No. HK.01.07/MENKES/4834/2021 on Protocols for the Management of the Beginning and Burial of Corpses for Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). In the Covid-19 situation, the hospital's obligation in managing corpses is to provide safe and effective health services in accordance with hospital service standards that refer to patient safety goals, to maintain the safety of patients, visitors, and hospital staff from possible conflicts of refusal to return corpses with Covid-19 protocols, as well as the obligation to be responsible for all events that occur in hospitals. In the study, it was found that the South Tangerang City General Hospital had carried out its obligations by issuing a Director's Decree regarding the standard of corpse service, maintaining security and patients, visitors, and officers, as well as making and implementing hospital bylaws as stated in the Governance Pattern for the South Tangerang City General Hospital. Based on its authority, the South Tangerang City RSU also has issued a special Covid-19 SOP for the Beginning of Bodies. This study suggests that the community, hospital, and government should each according to their roles know, carry out and supervise the implementation of the hospital's obligations and authorities in determining the management of corpses. "
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firdinand
"Pandemi COVID-19 telah menyebabkan efek psikologis terhadap tenaga kesehatan, mereka mengalami peningkatan beban kerja/jam kerja serta kekurangan APD. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi dan menilai efek psikologis Pandemi COVID-19 pada tenaga kesehatan di RSUD Ahmad Yani Kota Metro, Lampung. Populasi penelitian adalah dokter, bidan dan perawat. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi Cross Sectional. Penelitian dilakukan pada periode April-Mei 2022. Penilaian menggunakan kuisioner GAD-7, PSS-10, dan Work-Family Balance untuk menilai efek psikologis. Hasil penelitian mendapatkan bahwa tenaga kesehatan dengan masa kerja yang lama, usia yang dewasa dan sudah memiliki anak cenderung memiliki tingkat stres yang lebih rendah, namun tidak terdapat hubungan antara masa kerja, usia dan keberadaan anak dengan tingkat kecemasan dan keseimbangan pekerjaan-keluarga. Hasil lainnya adalah terdapat hubungan antara status pekerjaan dan tingkat stres, namun tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin, status pekerjaan dan pekerjaan dengan tingkat kecemasan, tingkat stres dan keseimbangan pekerjaan-keluarga. Tidak terdapat perbedaan efek psikologis tenaga kesehatan berdasarkan unit kerja dan perbedaan profesi antara dokter dan perawat. Kesimpulan pada penelitian ini terdapat efek psikologis Pandemi COVID-19 dalam berbagai tingkatan pada tenaga kesehatan di RSUD Ahmad Yani Kota Metro, Lampung. Rekomendasi yang disampaikan adalah perlu strategi penanggulangan untuk mengatasi permasalahan psikologis menggunakan model HCPS dengan dukungan dari manajemen, termasuk penyiapan persyaratan diantaranya ketersediaan tim psikologi.

The COVID-19 pandemic has caused psychological effects health workers, they have increase in workload or working hours and lack of Personal Protective Equipment. This study aims to identify and assess the psychological effects of the COVID-19 pandemic on health workers at Ahmad Yani Hospital, Metro, Lampung and population are doctors, midwives and nurses. This study is a quantitative with a cross sectional study design and was conducted in April-May 2022. The assessment used the GAD-7, PSS-10, and Work-Family Balance questionnaires to assess psychological effects. The results found that health workers with long tenure, mature age and children have lower stress levels, but there is no relationship between tenure, age and having children with anxiety levels and work-family balance. Another result, there is a relationship between work status and stress levels, but there is no relationship between gender, work status and work with anxiety levels, stress levels and work-family balance. There are no differences in the psychological effects of health workers based on work units and differences in professions. The conclusion is there are psychological effects of COVID-19 pandemic at various levels on health workers at Ahmad Yani Hospital, Metro, Lampung. Recommendation submitted is prevention strategy needs to overcome psychological problems using the HCPS model with support from management, including the preparation of requirements such as availability of psychology team."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Indahsari
"Pandemi COVID-19 telah menyebabkan penurunan tren kunjungan langsung pasien rawat jalan ke fasilitas pelayanan kesehatan. Penggunaan telehealth menjadi alternatif solusi dalam merespon tantangan pelayanan kesehatan akibat pandemi COVID-19. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran implementasi telehealth pada pasien rawat jalan di beberapa negara maju selama pandemi COVID-19. Penelitian ini menggukanan metode scoping review. Pencarian literatur dilakukan melalui online database yaitu PubMed, ScienceDirect, Scopus, dan Sage Journal. Terdapat 22 studi yang termasuk ke dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat peningkatan penggunaan telehealth pada masa pandemi COVID-19 oleh pasien rawat jalan. Negara -negara maju yang termasuk dalam penelitian ini yaitu Negara Amerika, Australia. Inggris, Italia, Jerman dan Polandia. Jenis layanan telehealth yang digunakan meliputi telekonsultasi, telemedicine, telemonitoring, teleneurologi, virtual care, virtual visit, dan video-observed therapy. Media yang digunakan selama menggunakan layanan telehealth oleh pasien yaitu audio telepon, panggilan video, dan aplikasi berbasis web. Implementasi telehealth selama pandemi COVID-19 telah memberikan manfaat bagi pasien rawat jalan. Namun, masih terdapat hambatan dan tantangan dalam pengimplementasian telehealth di beberapa negara maju dan begitupun dengan implementasi di Indonesia. Sehingga, masih diperlukan adanya upaya -upaya perbaikan dan pengembangan berkelanjutan untuk mendapatkan manfaat dari layanan telehealth yang lebih baik untuk pelayanan kesehatan.

The COVID-19 pandemic has led to a decrease in the trend of outpatient in-person visits to healthcare facilities. Telehealth is an alternative solution in responding to the challenges of health services due to the COVID-19 pandemic. This study aims to describe of telehealth implementation in outpatients in several developed country during pandemic COVID-19. This tudy used a scoping review method. Literature searches are carries out through online databases namely Pubmed, ScienceDirect, Scopus, and Sage Journal. There were 22 studies included in this study. The results showed that there was an increase in the use of telehealth during the COVID-19 pandemic by outpatients. The developed countries include in this study are America , Australia. English, Italian, German and Polish. The types of telehealth services used include teleconsultation, telemedicine, telemonitoring, teleneurology, virtual care, virtual visits, and video-observed therapy. The media used while using telehealth services by patients are telephone audio, video calls, and web-based applications. The implementation of telehealth during the COVID-19 pandemic has provided benefits for outpatients. However, there are still has challenges in implementing telehealth in several developed countries and in Indonesia. Thus, there is still a need for continuous improvement and development to get benefit from better telehealth services."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurchahyono Budi Kurniawan
"Rumah sakit di lingkungan Kementerian Pertahanan (Kemhan) menjadi salah satu elemen penting. Kesiapan Rumah Sakit di lingkungan Kementerian Pertahanan harus senantiasa diperhatikan, ditingkatkan dan dimutakhirkan untuk mampu merespon dinamika yang semakin berkembang. Ini selaras dengan kebijakan rencana pembangunan negara dalam konteks perkuatan ketahanan ekonomi, pengurangan kesenjangan, peningkatan sumber daya manusia dan daya saingnya, pengembangan pelayanan dasar, meningkatkan ketahanan bencana dan memperkuat stabilitas politik, hukum, pertahanan dan keamanan. Pandemi Covid-19 telah memicu berbagai perubahan di sektor kesehatan secara global. Indonesia pun dituntut untuk mampu beradaptasi sehingga kemandirian dan ketahanan sektor kesehatan dapat meningkat. pandemi Covid-19 ini juga menjadi pemantik bagi seluruh sektor untuk meningkatkan kemampuan ketahanan kesehatan bangsa Indonesia. Dihadapkan dengan tantangan ke depan yang ada maka diperlukan sebuah rumah sakit yang dapat mengantisipasi kemungkinan terjadinya pandemi serupa di masa yang akan datang. Oleh sebab itu untuk menjawab tantangan tersebut diperlukan pengembangan rumah sakit yang ada. Aspek Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L) pada pelaksanaan pembangunan gedung Rumah Sakit dr. Suyoto tahap 1 di Kementerian Pertahanan RI merupakan hal yang sangat penting. Waktu pelaksanaan pekerjaan harus sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan oleh sebab itu untuk mendukung hal tersebut maka penerapan beberapa program K3L merupakan hal yang mutlak dilakukan. Tentunya pelaksanaan pembangunannya menerapkan Aspek Kode Etik Insinyur dan Profesionalisme dalam rangka membuat suatu pekerjaan dapat dilaksanakan dengan baik dan bertanggung jawab serta berpijak pada prinsip-prinsip perilaku etis dan standar integritas tertinggi.

Hospitals within the Ministry of Defense (Kemhan) are one of the essential elements. Hospital readiness within the Ministry of Defense must always be considered, improved, and updated to respond to the growing dynamics. It aligns with the country's development plan policy to strengthen economic resilience, reduce inequality, increase human resources and competitiveness, develop essential services, increase disaster resilience, and enhance political, legal, defense, and security stability. The Covid-19 pandemic has triggered various changes in the health sector globally. Indonesia is also required to adapt so that the independence and resilience of the health sector can increase. The Covid-19 pandemic is also a trigger for all sectors to improve the health security capabilities of the Indonesian nation. Faced with the challenges ahead, it needs a hospital that can anticipate the possibility of a similar pandemic occurring in the future. In implementing the construction of the Hospital building dr. Suyoto Phase 1 at the Indonesian Ministry of Defense aspects of Health, Safety and Environmental (HSE) is essential. The time of implementation of the work must be following a predetermined schedule. Therefore, implementing several HSE programs is an absolute must to support this. Of course, the performance of its development applies aspects of the Engineer's Code of Ethics and Professionalism to do a job that can be carried out responsibly and adequately and is based on the principles of ethical behavior and integrity standards highest. Therefore, to answer these challenges, it is necessary to develop existing hospitals."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Arianingsih
"Latar belakang: Penanganan pasien anak yang terkonfirmasi COVID-19 yang memiliki gejala dilakukan dengan menjalani isolasi, Hal ini menyebabkan timbulnya dampak yang kurang menyenangkan bagi pasien anak. Adanya dampak kurang menyenangkan membuat anak memiliki begitu banyak pengalaman terkait hal yang dialami selama isolasi .
Tujuan:  Peneltian ini bertujuan untuk menggali lebih dalam pengalaman anak terkonfirmasi positif COVID-19 yang dirawat diruang isolasi rumah sakit.
Metode dan subjek: Desain penelitian kualitatif dengan pendekatan studi fenomenologi. Pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam secara online kepada 10 orang anak yang pernah terkonfirmasi positif COVID-19 dan dirawat di ruang isolasi rumah sakit wilayah Tanjungpinang dan Batam.
Hasil: Penelitian ini menghasilkan tujuah tema yaitu: 1) Kondisi emosional anak saat mengetahui terkonfirmasi positif COVID-19, 2) Pengalaman yang tidak menyenangkan selama menjalani isolasi, 3) Anak memiliki cara untuk menghilangkan rasa bosan dan tidak nyaman dengan beberapa kegiatan selama isolasi, 4) Anak mudah beradaptasi saat menjalani isolasi di rumah sakit, 5) Anak merasa mendapat pengetahuan baru selama menjalani isolasi di rumah sakit, 6) Respon bahagia saat hasil swab negatif dan diperbolehkan pulang, 7) Astronot di ruang rawat.
Kesimpulan: Tujuh tema yang didapat sebagai gambaran pengalaman anak dan adaptasi anak terhadap lingkungan maupun orang-orang disekitar lingkungan tempat menjalani isolasi.
Rekomendasi: Sebagai rekomendasi bagi instansi rumah sakit agar lebih melengkapi fasilitas terutama untuk menunjang kegiatan anak selama menjalani isolasi, dan perawat  lebih meningkatkan komunikasi terapeutik dengan pasien anak. smeua hal ini dilakukan dengan tujuan unutk meminimlakan dampak kurang menyenangkan bagi anak dan untuk meminimalkan trauma.

Background: Handling of confirmed COVID-19 pediatric patients who have symptoms is carried out by undergoing isolation, this causes an unpleasant impact for pediatric patients. The existence of an unpleasant impact makes the child have so many experiences related to what was experienced during isolation.
Objective: This study aims to dig deeper into the experiences of children who are confirmed positive for COVID-19 who are being treated in hospital isolation rooms.
Methods and subjects: Qualitative research design with a phenomenological study approach. Data collection uses in-depth online interviews with 10 children who have been confirmed positive for COVID-19 and are being treated in the isolation rooms of hospitals in the Tanjungpinang and Batam areas.
Results: This study resulted in seven themes, namely: 1) Children's emotional condition when they found out positive confirmation of COVID-19, 2) Unpleasant experiences during isolation, 3) Children have ways to relieve boredom and discomfort with some activities during isolation, 4) Children adapt easily when undergoing isolation in hospital, 5) Children feel they have gained new knowledge while undergoing isolation in hospital, 6) Happy response when swab results are negative and are allowed to go home, 7) Astronauts in the treatment room. Conclusion: Seven themes were obtained as a description of children's experiences and their adaptation to the environment and the people around the environment where they underwent isolation.
Recommendation: As a recommendation for hospital agencies to further complete the facilities, especially to support children's activities during isolation, and nurses to further improve therapeutic communication with pediatric patients. All of this is done with the aim of minimizing the unpleasant impact on the child and minimizing trauma.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adetya Rahma Dinni
"Latar Belakang: Coronavirus disease 2019 (COVID-19) memiliki berbagai spektrum gejala klinis salah satunya sesak napas. Sesak napas disertai hipoksia merupakan prediktor penurunan kapasitas fungsional. Uji jalan 6 menit dapat mengidentifikasi sesak napas dan hipoksia pasca-uji latih pada pasien COVID-19 saat perawatan dan pascarawat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui derajat sesak pada pasien COVID-19 yang dirawat dan pascarawat Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kohort prospektif yang dilakukan pada Bangsal COVID-19 dan poli paru RSUP Persahabatan dari Agustus 2021 – Juni 2022. Subjek penelitian adalah pasien COVID-19 derajat ringan atau sedang yang dirawat di Bangsal COVID-19 yang memenuhi kriteria penelitian. Subjek penelitian akan dilakukan uji jalan 6 menit, penilaian skala Borg, saturasi oksigen, skor RALE dan arus puncak ekspirasi saat perawatan dan akan di evaluasi pada 1 bulan dan 3 bulan pascarawat. Hasil: Pada penelitian ini didapatkan 40 subjek penelitian. Nilai rerata uji jalan 6 menit pasien COVID-19 yang dirawat 279,9 m (SB ± 75,4), 1 bulan pascarawat 332 m ((SB ± 63,7) dan 3 bulan pascarawat 394,52 m (SB ± 58). Median saturasi oksigen pasien COVID-19 yang dirawat 97%, 1 bulan pascarawat 97,5% dan 3 bulan pascarawat 98%. Nilai median skala Borg pasien COVID-19 yang dirawat 2, 1 bulan pascarawat 1, 3 bulan pascarawat 1. Arus puncak ekspirasi pasien COVID-19 250 L/menit, 1 bulan pascarawat 310 L/menit dan 3 bulam pascarawat 370 L/menit. Median skor RALE pasien COVID-19 yang dirawat 3, 1 bulan pascarawat 2,5 dan 3 bulan pascarawat 1,5. Terdapat korelasi bermakna skala Borg dengan uji jalan 6 menit, saturasi oksigen dengan uji jalan 6 menit dan uji jalan 6 menit dengan skor RALE, terdapat korelasi bermakna arus puncak ekspirasi dengan skala Borg pada pasien COVID-19 yang dirawat dan 1 bulan pascarawat, terdapat korelasi bermakna saturasi oksigen dengan skala Borg pada pasien COVID-19 yang dirawat dan 1 bulan pascarawat Kesimpulan: Terdapat perbaikan derajat sesak yang ditunjukkan dari hasil uji jalan 6 menit, skala Borg, saturasi oksigen, skor RALE dan arus puncak ekspirasi pada pasien COVID-19 ringan dan sedang yang dirawat dibandingkan 1 bulan pascarawat dan 3 bulan pascarawat.

Background: Coronavirus disease 2019 (COVID-19) has various clinical symptoms, one of which is shortness of breath. Exertional dyspnea is a predictor of decreased functional capacity. The 6-minute walk test can identify exertional dyspnea and hypoxia in COVID-19 patients during hospitalization and post-hospitalization. This study aims to determine the degree of shortness of breath in hospitalized and post-hospitalized COVID-19 patients. Methods: A prospective cohort study was conducted in the COVID-19 isolation ward and pulmonology clinic National Respiratory Center Persahabatan Hospital from August 2021 – June 2022. The study subjects were mild or moderate COVID-19 patients admitted to the COVID-19 isolation ward who met the research criteria. Patients underwent a 6-minute walk test, assessment of Borg scale, oxygen saturation, RALE score, and peak expiratory flow rate and will be evaluated at a month and three months post-hospitalization. Results: There were 40 subjects participating in this study. The mean of the 6-minute walk test of COVID-19 patients was 279.9 m (SD ± 75.4), one-month post-hospitalized was 332 m (SD ± 63.7) and three months post-hospitalized was 394.52 m (SD±58) Median oxygen saturation of COVID-19 patients was 97%, one-month post-hospitalized was 97.5% and three months post-hospitalized was 98%. Median Borg scale of COVID-19 patients was 2, 1-month post-hospitalized was 1, 3 months post-hospitalized was 1. The median peak expiratory flow rate of COVID-19 patients was 250 L/min, one-month post-hospitalized was 310 L/min and three months post-hospitalized was 370 L/min. Median RALE scores for COVID-19 patients was 3, 1-month post-hospitalized was 2,5 and 3 months post-hospitalized was 1,5. There was a significant correlation between Borg scale and 6-minute walk test, oxygen saturation with the 6-minute walk test and the 6-minute walk test with RALE score. There was a significant correlation between peak expiratory flow and the Borg scale in hospitalized and one-month post-hospitalized COVID-19 patients. There was a significant correlation between oxygen saturation with the Borg scale in COVID-19 patients and one-month post-hospitalized COVID-19 patients. Conclusion: There was an improvement in the degree of dyspnea in mild and moderate COVID-19 patients as indicated by 6-minute walk test distance, Borg scale, oxygen saturation, RALE score and peak expiratory flow rate compared to a-month and three-months post-hospitalized."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Henri Azis
"Latar Belakang : Pandemi COVID-19 telah berdampak langsung terhadap pelayanan rumah sakit, terutama rumah sakit yang menyelenggarakan pelayanan COVID-19. Banyak rumah Sakit mengalami masalah keuangan. Hal ini disebabkan penurunan angka kunjungan pasien, baik rawat jalan maupun rawat inap ke rumah sakit. Di samping itu pengeluaran rumah sakit justru semakin meningkat karena besarnya biaya operasional untuk penanganan pasien COVID-19. Pembiayaan pasien yang dirawat dengan Penyakit Infeksi Emerging (PIE) tertentu termasuk infeksi COVID-19 dapat diklaim ke Kementerian Kesehatan melalui Dirjen Pelayanan Kesehatan. Beban rumah sakit yang menangani pasien COVID-19 semakin tinggi ketika dalam pelaksanaannya banyak didapatkan kendala pada saat pengajuan klaim tersebut. Klaim dispute merupakan klaim yang setelah dilakukan verifikasi oleh BPJS Kesehatan terdapat ketidaksesuaian antara RS dan BPJS Kesehatan.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus dengan cara mengumpulkan data melalui wawancara mendalam atau observasi. Penelitian ini dilakukan di RSUD HM Rabain pada bulan Juli – September 2022. Informan merupakan pejabat struktural dan fungsional yang terlibat langsung dalam proses penyelesaian dispute klaim pasien covid 19 di RSUD HM Rabain.
Hasil : terdapat 127 klaim dispute pasien COVID-19, sebanyak 124 klaim (97,64%) berhasil dibayarkan, sedangkan sebanyak 3 klaim (2,36%) tidak berhasil dibayarkan. Faktor input yang berpengaruh dalam terjadinya klaim dispute COVID-19 adalah jumlah petugas yang kurang, tempat kerja yang belum optimal, belum ada insentif untuk petugas klaim, aplikasi yang terjadi gangguan. Sedangkan faktor proses yang mempengaruhi terjadinya klaim dispute adalah : belum ada perencanaan, SOP maupun kebijakan rumah sakit untuk penyelesaian dispute klaim, pemeriksaan penunjang pasien kritis sering terlewat, belum dilakukan verifikasi berkas, pelaksanaan revisi klaim menunggu tim TPKD dan evaluasi belum dilakukan secara periodik dan kontinu.
Kesimpulan : Faktor input, proses dan output berperan dalam terjadinya klaim dispute pasien COVID-19 di RSUD HM Rabain Muara Enim. Penyelesaian klaim dispute di RSUD HM Rabain tahun 2021 telah diselesaikan. Karakteristik klaim pending BPJS mirip seperti klaim dispute COVID-19 sehingga rekomendasi penelitian ini dapat dipakai untuk mengurangi klaim pending BPJS. Upaya yang dapat dilakukan Rumah Sakit antara lain membuat kebijakan dan SOP pengajuan Klaim COVID-19, menambah jumlah koder, meningkatkan kompetensi verifikator, melengkapi dan meperbaiki saran, prasana dan sistem infromasi Rumah Sakit.

Background: COVID-19 pandemic has given a direct impact on hospital health services, mainly on those who administered COVID-19 services. Financial problem has been an issue to a lot of hospitals. This is due to lower rate of patient visit, both outpatients and inpatients visit. Furthermore, the hospital outcome keeps increasing since operational cost for COVID-19 patient is awfully expensive. Financing of inpatients with certain Emerging Infection Diseases (EIDs) including COVID-19 infection can be claimed by Health Ministry via director of health services. However, in execution, there are many difficulties in proposing those claims which give a burden build up for hospitals who administered COVID-19 services. Dispute claim is a claim which has discrepancy between the hospital and BPJS Kesehatan after the claim has been verified by BPJS Kesehatan. Method: This research is qualitative research with case study approach by collecting data from deep interview or observation. The current research was implemented in RSUD HM Rabain during July – September 2022. Informant is a structural and functional placeman who got involved directly in the process of resolving COVID-19 patients’ dispute claim in RSUD HM Rabain.
Results: There are 127 dispute claims submitted from total of 590 COVID-19 paitents’ claims. As much as 124 claims (97,64%) were paid successfully, while the rest of 3 claims (2,36%) were failed. Input factors of COVID-19 dispute claims are lack of employee, inadequate working place, there is no incentive for claim officers, and application technical difficulties. Moreover, process factors which affect dispute claims are lack of planning, SOP, and hospital policy on settling dispute claims, missed of supporting examination on critical patients, unverified documents, await of TKPD (Tim Penyelesaian Klaim Dispute) officer for claim revision, and lack of periodical and continuous evaluation.Conclusion: Input, process, and output factors have a great impact on COVID-19 patients dispute claims in RSUD HM Rabain Muara Enim. Refinement of those variables is needed to fluent the claims and dispute claims resolution process. Considering the similar characteristics between BPJS pending claim and COVID-19 dispute claim, the current research recommendation can be also used to reduce incidents of BPJS pending claim.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Ghifani Syahputri
"Proyek konstruksi bangunan gedung rumah sakit memiliki kompleksitas dan ketidakpastian yang tinggi jika dibandingkan dengan konstruksi bangunan lainnya sehingga berbagai faktor dapat mempengaruhi jalannya proyek konstruksi. Dalam pelaksanaannya, diperlukan kerjasama antara pihak-pihak yang berkepentingan. Akan tetapi, pihak-pihak tersebut mempunyai kepentingan dan tujuan yang berbeda sehingga konflik atau perselisihan dapat terjadi akibat perbedaan pendapat. Perselisihan yang terjadi berpotensi menimbulkan klaim yang dapat mengarah kepada permohonan tambahan biaya, tambahan waktu, hingga dispute. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor penyebab klaim konstruksi pada proyek konstruksi bangunan gedung rumah sakit dan mengembangkan sistem manajemen klaim untuk menurunkan dispute. Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data melalui survei kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 10 faktor risiko penyebab klaim yang dapat menyebabkan dispute serta tindakan preventif berupa sistem manajemen klaim untuk menurunkan terjadinya dispute. 10 faktor tersebut terbagi menjadi 3 aspek, yaitu aspek perilaku, kontraktual, dan operasional.

Hospital building construction projects have high complexity and uncertainty when compared to other building constructions so that various factors can affect construction projects. In its implementation, cooperation between interested parties is required. However, these parties have different interests and goals so that conflicts or cannot occur due to differences of opinion. Disputes that may occur are claims that can lead to additional efforts, additional time, to disputes. This study aims to eradicate the factors that cause claims in hospital building construction projects and develop a claims management system for disputes. The research was conducted by collecting data through a questionnaire survey. The results showed that there were 10 risk factors for claims that could lead to disputes as well as preventive measures in the form of claims management to reduce the occurrence of disputes. The 10 factors are divided into 3 aspects, namely behavioral, contractual, and operational aspects."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>