Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 127428 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Winda Permata Hati
"Pengembangan bahan kemasan makanan yang ramah lingkungan dan praktis merupakan tantangan penting dalam industri makanan saat ini. Salah satu solusi yang dapat dilakukan adalah penggunaan edible film, yaitu alternatif kemasan yang dapat terurai secara alami dan aman untuk makanan. Dalam penelitian ini, dilakukan pembuatan edible film berbasis pati singkong (Manihot esculenta) yang dimodifikasi dengan minyak kayu manis (Cinnamomum verum) dan madu kaliandra sebagai alternatif kemasan bumbu mie instan. Edible film ini dibuat menggunakan metode cetakan melalui termoformasi dengan suhu gelatinisasi 70oC. Variasi konsentrasi minyak kayu manis (MKM) sebesar 0,5%, 1%, 1,5%, 2% (w/v), madu kaliandra (MK) sebesar 1%, 1,5%, 2% (w/v), dan campuran minyak kayu manis dan madu kaliandra dengan rasio 1:1. Penambahan MKM dan MK meningkatkan ketebalan edible film (0,15–0,39 mm), tetapi menurunkan solubilitas edible film dalam air (18,81–34,86%) dan absorbansi spesifik (0,58–1,18 mm-1 ). Permeabilitas uap air edible film mengalami fluktuasi (0,12– 8,47 × 10-12 g.cm/cm2 .s.Pa). Sifat mekanik edible film, seperti kekuatan tarik (0,85–2,09 MPa) dan perpanjangan saat patah (5,12–26,38%), meningkat setelah penambahan MK dan MKM-MK. Namun, sifat mekanik cenderung menurun setelah penambahan MKM dengan kekuatan tarik sebesar 0,49–0,71 MPa dan perpanjangan saat patah sebesar 14,33–23,85%. Pada penelitian ini juga dilakukan uji organoleptik yang melibatkan aroma, rasa, dan kesukaan oleh 10 panelis. Hasil uji organoleptik menunjukkan peningkatan sensori dan kesukaan panelis setelah menggunakan edible film variasi terbaik dibandingkan dengan variasi kontrol. Berdasarkan hasil penelitian ini, diperoleh bahwa variasi dengan konsentrasi MKM-MK 1% merupakan variasi terbaik dan dapat digunakan sebagai alternatif kemasan bumbu mie instan.

The development of environmentally friendly and practical food packaging materials is an important challenge in the food industry today. One solution that can be adopted is the use of edible film, an alternative packaging material that is biodegradable and safe for food (food grade). In this study, edible film based on cassava starch (Manihot esculenta) were developed and modified with cinnamon essential oil (Cinnamomum verum) and Calliandra honey as a packaging alternative for instant noodle seasoning. The edible films were prepared using a casting method via thermoforming with a gelatinization temperature of 70°C. Cinnamon essential oil (CEO) concentrations of 0.5%, 1%, 1.5%, 2% (w/v), Calliandra honey (CH) concentrations of 1%, 1.5%, 2% (w/v), and a combination of CEO and CH with a 1:1 ratio were used. The addition of CEO and CH increased the thickness of the edible films (0.15–0.39 mm), while reducing their solubility in water (18.81–34.86%) and specific absorbance (0.58–1.18 mm-1 ). The water vapor permeability of the edible films fluctuated (0.12–8.47 × 10-12 g.cm/cm2 .s.Pa). The mechanical properties of the edible films, such as tensile strength (0.85–2.09 MPa) and elongation at break (5.12–26.38%), improved after the addition of CH and the CEO-CH. However, the mechanical properties tended to decrease after the addition of CEO with tensile strength values of 0.49–0.71 MPa and elongation at break values of 14.33–23.85%. Sensory evaluation involving aroma, taste, and preference was conducted with a panel of 10 individuals. The results of the sensory evaluation showed improved sensory perception and preference for the best-performing edible film variations compared to the control. Based on the findings of this study, it can be concluded that the variation with a 1% concentration of CEO-CH is the most suitable and can be used as an alternative packaging material for instant noodle seasoning."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afuza Asyraf
"Pada kapal selam, hambatan yang bekerja adalah hambatan gesek (skin friction) dan hambatan tekanan (pressure drag). Salah satu metode pengurangan hambatan total pada kapal selam adalah dengan pelapisan zat biopolymer pada lambang kapal yang akan mengurangi hambatan gesek kapal selam pada aliran turbulen. Penelitian kali ini menggunakan edible coating (cutin dan wax) dari hasil ekstraksi serat kulit tomat sebagai zat biopolymer yang digunakan untuk melapisi lambung kapal selam. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari besaran pengurangan hambatan total pada model kapal selam dengan memvariasikan konsentrasi larutan ekstraksi serat kulit tomat, yaitu 200, 300, dan 500 ppm. Adapun model kapal selam yang digunakan sebanyak 3 model kapal selam dengan rasio L/D = 5,7 , 6,6 dan 8,3. Penguji akan dilakukan pada mini towing tank dengan kecepatan yang berbeda. Besaran tahanan total akan diukur menggunakan loadcell. Hasil pengujian yang dilakukan menunjukkan hubungan antara koefisien tahanan total dengan bilangin Reynolds dengan pengurangan tahanan total yang diperoleh mencapai +/- 8,5%.

On submarine, the total resistance consist of skin friction and pressure drag. The coatinng of biopolymer is one of drag reduction method that reduce skin friction on submarine on turbulent flow. The research used edible coatings of natural cutin and wax of tomato skin as the biopolymer. The purpose of the research is to study the total darag reduction on submarine model by varied ppm tomato's biopolymer skin with 200, 300 and 500 ppm. The research used 3 submarines model with L/D ratio 5,7 , 6,6 and 8,3. The experiment was done in mini towing tank with several velocities. The total resistance is measured by loadcell. The result showed relation of coefficient total resistance and Reynolds number. The resistance reduction reached about +/- 8,5%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54150
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sauria Karina
"ABSTRAK
Ikan tenggiri Spanyol (Scomberomorus commersoni) merupakan ikan pelagis yang banyak diincar oleh nelayan komersial di perairan Indonesia. Ikan ini memiliki nilai ekonomis yang tinggi karena rasa yang disukai secara umum. Ikan ini dapat diolah menjadi berbagai macam produk ikan dan diekspor ke Asia, Amerika dan Eropa. Mengandung 60-90% air, ikan ini sangat mudah rusak. Kualitas ikan dapat menurun bila disimpan lebih dari 1 hari, dan dapat bertahan hingga 5 hari dalam cold storage. Oleh karena itu, diperlukan proses penanganan yang tepat selama pendistribusian ikan dari kapal hingga meja konsumen untuk menghindari pembusukan dan penurunan kualitas. Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan lapisan antimikroba yang efektif untuk memperpanjang umur simpan daging ikan tenggiri segar. Daging ikan dilapisi dengan larutan protein whey 10% yang digabungkan dengan variasi konsentrasi asap cair (5%, 10% & 15%). Enzim transglutaminase (0%, 1% & 1,5%) diaplikasikan ke dalam larutan whey sebagai agen pengikat silang. Sampel bersalut dan tak bersalut disimpan pada suhu ± 7oC selama 15 hari. Nilai pH, kadar air, jumlah bakteri dan kadar basa volatil dianalisis setiap 5 hari. Selain itu, Scanning Electron Microscopy (SEM) dilakukan untuk karakterisasi morfologi daging ikan salut dan tak bersalut. Fourier Transform Infra-Red (FTIR) juga dilakukan untuk mengidentifikasi ikatan kovalen yang dibentuk oleh TGase dalam larutan pelapis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan enzim transglutaminase mempercepat pembusukan ikan oleh amonia yang dihasilkan sebagai produk sampingan. Di sisi lain, asap cair sebagai
bahan pelapis menjaga kualitas ikan secara signifikan selama penyimpanan. Oleh karena itu, perlakuan terbaik pada penelitian ini adalah menggunakan asap cair 15% sebagai bahan pelapis. Kajian ini bertujuan untuk diterapkan di lapangan untuk menjaga kualitas produk ikan, sehingga penurunan bobot ikan selama penanganan pasca panen dapat dicegah.

ABSTRACT
The Spanish mackerel (Scomberomorus commersoni) is a pelagic fish that is targeted by many commercial fishermen in Indonesian waters. This fish has a high economic value because of its generally preferred taste. This fish can be processed into various kinds of fish products and exported to Asia, America and Europe. Containing 60-90% water, this fish is very easily damaged. Fish quality can decline if stored for more than 1 day, and can last up to 5 days in cold storage. Therefore, it is necessary to have a proper handling process during the distribution of fish from ships to consumers' tables to avoid spoilage and quality degradation. The aim of this research is to develop an effective antimicrobial layer to extend the shelf life of fresh mackerel fish. The fish meat was coated with a 10% whey protein solution combined with various concentrations of liquid smoke (5%, 10% & 15%). The transglutaminase enzyme (0%, 1% & 1.5%) was applied to the whey solution as a crosslinking agent. Coated and noncoated samples were stored at ± 7oC for 15 days. The pH value, water content, number of bacteria and volatile base content were analyzed every 5 days. In addition, Scanning Electron Microscopy (SEM) was performed to characterize the morphology of coated and coated fish meat. Fourier Transform Infra-Red (FTIR) was also carried out to identify the covalent bonds formed by TGase in the coating solution. The results showed that the addition of the transglutaminase enzyme accelerated the spoilage of fish by ammonia which was produced as a byproduct. On the other hand, liquid smoke as a coating material maintains the quality of the fish significantly during storage. Therefore, the best treatment in this study is to use 15% liquid smoke as a coating material. This study aims to be applied in the field to maintain the quality of fish products, so that the reduction in fish weight during post-harvest handling can be prevented."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
New York: Dover Publications, 1972
R 581.632 STU
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Hongkong: Rockport Publishers, INC, 1995
658.564 PAC
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Fladager, Vernon L.
New York: McGraw-Hill , 1956
658.788 4 FLA s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Friedman, Walter F.
New York: John Wiley & Sons, 1960
658.7 FRI i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Angier, Bradford
Harrisburg Pennsylavania: Stackpole Books, 1992
581.632 ANG f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Zahra Shabira Zakiya Hidayat
"Film nanokomposit berbasis biopolimer menjadi salah satu solusi untuk mengurangi sisa sampah plastik kemasan makanan di lingkungan. Material berbasis biopolimer memiliki sifat mekanik yang kurang baik dan dibutuhkan nanofiller untuk memperkuat sifat mekanik dan memberikan sifat fungsional lainnya pada kemasan makanan. Salah satu sifat fungsional yang sangat penting adalah sifat antibakteri. Pada penelitian ini, telah dilakukan sintesis film nanokomposit berbasis biopolimer dengan nanofiller, yaitu film nanokomposit CMC- PVA/ZnO. Sintesis film nanokomposit CMC-PVA/ZnO telah berhasil dilakukan, hal tersebut didukung oleh hasil karakterisasi film nanokomposit menggunakan FTIR memberikan puncak serapan gugus hidroksil (–OH), Zn-O, C=O, dan C-O. Pola difraksi sinar-X (XRD) memberikan sudut 2θ 20.55° dan sudut 2θ yang menunjukkan ZnO sesuai dengan JCPDS No. 36-1451. Analisis SEM-EDS memberikan morfologi film nanokomposit yang lebih rapat dengan persebaran unsur-unsur yang merata. Hasil sintesis film nanokomposit CMC-PVA/ZnO dilakukan berbagai uji untuk melihat kemampuannya sebagai kemasan makanan, yaitu uji sifat mekanik, kelarutan, swelling dan release, laju transmisi uap air, retensi kelembaban, transparansi dan transmisi cahaya. Film nanokomposit CMC-PVA/ZnO (variasi biopolimer 1:2 dan konsentrasi ZnO 2,5%) merupakan komposisi terbaik, memberikan hasil swelling dan kelarutan yang paling minimum diantara komposisi lainnya, sebesar 233,6325% dan 31,7073%; serta didukung dengan hasil uji lainnya yang memberikan nilai terbaik. Film nanokomposit berbasis biopolimer dengan nanofiller ZnO- NP memberikan aktivitas antibakteri yang baik pada bakteri S.aureus dan E.coli.

ABSTRACT
Biopolymer-based nanocomposite films is a solution to reduce the nonbiodegradable plastics for food packaging in the environment. Biopolymer-based materials have poor mechanical properties and nanofillers are needed to strengthen mechanical properties and provide other functional properties in food packaging. One of the Important functional properties for food packaging is antibacterial. In this research, biopolymer-based nanocomposite films were synthesized, CMC-PVA/ZnO nanocomposite films. Synthesis of CMC-PVA/ZnO nanocomposite films has been successfully, this is supported by the results of the characterization of nanocomposite films using FTIR gave the peak of hydroxyl groups (–OH), Zn-O, C=O, and C-O. The X-ray diffraction pattern (XRD) gives an angle of 2θ 20.55 ° and an angle of 2θ indicating ZnO according to JCPDS No. 36-1451. The SEM-EDS analysis provides a denser morphology of nanocomposite films with equitable distribution of elements. CMC-PVA/ZnO nanocomposite films carried out various tests to see its ability for food packaging, the tests is mechanical properties, solubility, swelling, water vapour transmission rate, moisture retention capability, transparency and light transmission. The CMC-PVA/ZnO nanocomposite film (biopolymer CMC:PVA (1:2) and ZnO 2,5%) was the best composition, giving the minimum swelling and solubility value among other compositions, the value is 233.6325% and 31.7073%; and supported by other test results that provide the best value. Biopolymer based nanocomposite films with ZnO-NP nanofillers provide good antibacterial activity in S. aureus and E.coli.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 220
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sari Indira Setyowati
"Indonesia dikenal sebagai salah satu penghasil sarang burung walet (SBW) terbesar di dunia. Protein hidrolisat SBW menunjukkan berbagai manfaat kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah melihat pengaruh konsentrasi enzim (1, 2 dan 3% papain komersial) terhadap profil hidrolisat protein serta aktivitas antioksidan dan anti-tirosinase. Ekstrak teraktif  SBW sebanyak 2% (F1), 3% (F2) dan 4% (F3) diaplikasikan dalam gel mengandung etil askorbat 2% dan diuji stabilitasnya pada berbagai suhu selama 12 minggu. Hasil uji SDS-PAGE menunjukkan bahwa hidrolisis menghasilkan peptida dengan berat molekul 15, 23 dan 35 kDa. Dengan meningkatnya konsentrasi enzim, meningkatkan jumlah peptida yang dihasilkan. IC50 antioksidan ABTS paling baik oleh ekstrak air SBW dengan aktivitas sedang (114,102 + 1,080 µg/mL), dan IC50 anti-tirosinase terbaik oleh ekstrak hasil hidrolisis SBW menggunakan 3% papain komersial dengan aktivitas lemah (6649,93+1,972 µg/mL). Pada suhu 4± 20C seluruh formula memiliki stabilitas secara fisik selama 12 minggu, namun pada suhu  30± 20C terjadi perubahan warna dan pada suhu 40 ± 20C, seluruh formula tidak stabil. Berdasarkan penelitian ini disimpulkan bahwa ekstrak air SBW memiliki aktivitas antioksidan terbaik yaitu sedang, sedangkan ekstrak hasil hidrolisis 3% menunjukkan aktivitas anti-tirosinase terbaik namun lemah. Gel F1, F2 dan F3 menunjukkan stabilitas yang baik pada suhu 4± 20C. Pada suhu 30± 20C dan 40 ± 20C tidak ada formula yang menunjukkan stabilitas.

Indonesia is known as one of the largest sources of edible bird’s nests (EBN) in the world. The hydrolyzed protein of EBN exhibits a variety of health benefits. The purpose of this study was to analyze the effect of enzyme concentrations (1, 2, and 3% commercial papain) on the protein hydrolyzate profile, its antioxidant and anti-tyrosinase activities. As much as 2% (F1), 3% (F2), and 4% (F3) of the most active EBN extract were applied in 2% ethyl ascorbate gel and tested for its stability at various temperatures for 12 weeks. SDS-PAGE test results showed that hydrolysis produced peptides with molecular weights of 15, 23, and 35 kDa. As the concentration of the enzyme increases, the amount of peptides increases. The test results showed the best IC50 antioxidant ABTS was EBN water extract with moderate activity (114.102 + 1.080 µg/mL), and the best anti-tyrosinase IC50 was EBN hydrolyzed extract using 3% commercial papain with weak activity (6649.93 +1.972 µg /mL). At 4 ± 20C all formulas had physical stability for 12 weeks, but at 30 ± 20C color change occurred and at 40 ± 20C, all formulas were unstable. Based on this study it was concluded that the SBW water extract had the best antioxidant activity, which is moderate, while the 3% hydrolyzed extract showed the best but weak anti-tyrosinase activity. F1, F2, and F3 showed good stability at 4 ± 20C. Meanwhile at 30 ± 20C and 40 ± 20C, no formulas showed good stability."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>