Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 148637 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zahra Annisa Wardhani
"Nikel merupakan logam berharga dengan nilai jual dan pemanfaatan yang tinggi dalam berbagai bidang industri. Kebutuhan nikel diperkirakan terus meningkat setiap tahunnya sehingga berdampak pada ketersediaannya. Limbah katalis steam reforming (NiO/Al2O3) mengandung logam nikel sebesar 6% berat dapat menjadi sumber alternatif nikel yang ekonomis melalui metode leaching menggunakan asam DL-malat sebagai leaching agent dan H2O2 sebagai oxidizing agent. Proses decoking pada suhu 600 °C selama 5 jam dengan laju pemanasan 10 °C/menit dilakukan sebagai pre-treatment limbah katalis untuk menghilangkan kokas dan kotoran lainnya yang mengganggu proses leaching serta oksidasi sulfida logam yang membantu meningkatkan kemudahan pelarutan logam nikel. Senyawa H2O2 ditambahkan untuk mengoksidasi logam nikel menjadi bentuk mudah terlarut sehingga dapat meningkatkan efisiensi leaching. Proses leaching menggunakan asam DL-malat 2,5 M, H2O2 2% v/v, ukuran partikel limbah 150 mesh, rasio S/L 20 g/L pada suhu operasi 90 ? selama 120 menit dengan kecepatan pengadukan 500 rpm memperoleh efisiensi leaching logam nikel sebesar 88,42%. Studi kinetika leaching menunjukkan proses leaching dikendalikan oleh mekanisme reaksi kimia pada permukaan dengan energi aktivasi sebesar 106,24 kJ/mol. Logam nikel yang terlarut dalam larutan leaching akan dipurifikasi melalui ekstraksi cair-cair. Ekstraksi cair-cair menggunakan LIX 84-ICNS 40% v/v, pH fasa akuatik 7, rasio O/A 1/1 pada suhu operasi 28 ? selama 60 menit dengan kecepatan pengadukan 500 rpm mampu mengekstraksi nikel sebesar 88,74%.

Nickel is a valuable metal with high selling value and utilization in various industrial fields. Nickel demand is expected to keep rising every year, which impacts its availability. Steam reforming spent catalyst (NiO/Al2O3) containing 6 wt.% nickel can be an economical alternative source of nickel through leaching method using DL-malic acid as a leaching agent and H2O2 as an oxidizing agent. Decoking process at 600°C for 5 hours with a heating rate of 10°C/min was carried out as a pre-treatment of spent catalyst to remove coke and other impurities that interfere with the leaching process and oxidize metal sulfides that help increase the ease of nickel dissolution. H2O2 is added to oxidize nickel into a soluble form that can increase the leaching efficiency. Leaching process using 2.5 M DL-malic acid, 2% v/v H2O2, 150 mesh waste particle size, solid/liquid ratio 20 g/L at an operating temperature of 90 ? for 120 minutes with a stirring speed of 500 rpm obtained 88.42% nickel leaching efficiency. The leaching kinetics study showed that the leaching process was controlled by a chemical reaction mechanism on the surface with an activation energy of 106.24 kJ/mol. The nickel dissolved in the leaching solution will be purified through liquid-liquid extraction. Liquid-liquid extraction using LIX 84-ICNS 40% v/v, aquatic phase pH 7, organic/aquatic ratio 1/1 at an operating temperature of 28 ? for 60 minutes with a stirring speed of 500 rpm was able to extract 88.74% nickel."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Kristianto
"Katalis sering digunakan dalam industri pengolahan minyak bumi, terutama katalis berbasis nikel yaitu NiO/Al2O3. Setiap tahunnya limbah katalis ini dihasilkan oleh unit Hydrogen Plant UP VI Pertamina Balongan sebesar 100 ton, dengan persentase kandungan Ni sekitar 10-25%. Nikel termasuk sumber daya alam yang tak dapat diperbaharui, dengan fraksi nikel di dalam tambang di Indonesia hanya sekitar 1,45%.
Limbah katalis nikel termasuk dalam golongan limbah B3 karena dapat membahayakan lingkungan jika dibuang tanpa perlakuan khusus. Melihat jumlah, potensi dan berbahayanya limbah katalis nikel, perlu dilakukan suatu proses rekoveri untuk memperoleh nikel dari limbah tersebut melalui beberapa proses, yaitu leaching menggunakan amonia-amonium karbonat, ekstraksi cair-cair menggunakan ekstraktan selektif LIX® 84-ICNS, dan stripping.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi optimum proses leaching adalah pada konsentrasi amonium karbonat 2 M, dengan suhu 600C selama 5 jam, menghasilkan persentase leaching sebesar 29,31 % untuk sistem bejana terbuka. Kondisi optimum proses ekstraksi cair-cair adalah pada konsentrasi ekstraktan 10 % (v/v) dan pH 8,5; menghasilkan persentase ekstraksi sebesar 97,15%. Proses stripping menggunakan asam sulfat dengan konsentrasi 200 g/L menghasilkan persentase perolehan logam nikel total yang diperoleh adalah 15,36%

Catalyst often used in petroleum refinery industry, especially nickel based catalyst, that is NiO/Al2O3. Catalyst waste annually generated by the Pertamina Balongan Hydrogen Plant Unit UP VI in the amount of 100 tonne, with Ni percentage is around 10-25%. Nickel is a natural resource that is not renewable, with nickel fraction from mines in Indonesia is only 1,45%.
Spent nickel catalyst included in the group of hazardous waste because the waste can harm the environment if disposed of without special treatment. Consider the amount, potential, and hazardous properties of nickel catalyst, it is necessary to do a recovery process to utilize the nickel catalyst waste through several process, that is leaching with ammonia-ammonium carbonate, liquid-liquid extraction using selective extractant LIX® 84-ICNS, and stripping process.
The result showed that optimum conditions of leaching process is ammonium carbonate concentration of 2 M, temperature of 600C for 5 hour, resulting 29,31 % of leaching percentage for open vessel system. Optimum conditions of liquid-liquid extraction process is on extractant concentration of 10% (v/v) and pH 8,5; resulting extraction percentage of 97,15%. Stripping process using sulfuric acid with concentration of 200 g/L resulting the total percentage of nickel metal recovery of 15,36%
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64625
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khairina Shauma Amanati
"

Pada industri terutama industri pengolahan minyak bumi, katalis yang banyak digunakan adalah katalis berbasis nikel salah satunya NiO/Al2O3. Di Pertamina Balongan RU VI untuk proses hydrotreating, limbah katalis yang dihasilkan mencapai angka 1000 ton per tahunnya. Padahal limbah katalis ini merupakan salah satu isu lingkungan karena termasuk kedalam golongan limbah B3. Kandungan nikel yang terdapat dalam limbah katalis hydrotreating mencapai angka 72438,59 mg/kg dan hal ini menyebabkan perlunya tindakan perolehan kembali atau recovery. Selain untuk kepentingan lingkungan, logam nikel juga dikategorikan berharga dengan harga per kilogramnya sebesar Rp 239.132. Metode yang dilakukan untuk memperoleh kembali logam nikel dari limbah yaitu dengan proses leaching dan dilanjutkan dengan ekstraksi cair-cair, karena metode ini dikenal sebagai metode yang efektif dalam me-recovery logam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses leaching mencapai nilai optimum dengan menggunakan asam sitrat 1.5 M dan suhu 80°C selama 2 jam dengan persentase leaching sebesar 82,06%. Sedangkan kondisi optimum yang diperoleh dari proses ekstraksi cair-cair menggunakan 40% LIX 84-ICNS, rasio fasa ekstraktan/fasa internal: 1/1, pH 7 dan kecepatan pengadukan 750 rpm selama 10 menit mampu menghasilkan persentase ekstraksi sebesar 89,29%


In industry, especially in oil and gas industry, catalyst is widely used in order to enhance the process and optimize the production. One of the commonly used catalyst nickel-based catalyst, which is NiO/Al2O3. In Pertamina RU VI Balongan, this catalyst is used for the hydrotreating process, and it annually generates 1000 tons per year. This catalyst is being one issues since nickel is categorized as B3 waste. The nickel contained in hydrotreating spent catalyst is 72438,59 mg/kg and this led us the need to recover nickel metal from catalyst waste. In addition, nickel is also considered as valuable metal with a price per kilogram of Rp 239,132. The effective method used to recover nickel metal from waste is by leaching and continued with liquid-liquid extraction. The results showed that the leaching process reached the optimum value by using 1.5 M citric acid and 80°C for 2 hours resulting a leaching percentage of 82.06%. While the optimum conditions obtained from the liquid-liquid extraction process using 40% LIX 84-ICNS, the extraction phase / internal phase: 1/1, pH 7 and stirring speed of 750 rpm for 10 minutes were able to produce an extraction percentage of 89,29%.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanda Risma Iwana
"

Industri pupuk dapat menjadi salah satu sektor strategis yang dapat memacu perekonomian Indonesia dikarenakan industri pupuk memegang peranan penting dalam mendorong peningkatan produksi pada sektor pertanian yang meningkat seiring dengan bertambahnya populasi di Indonesia. Oleh karena itu untuk memenuhi kapasitas produksi yang terus meningkat, PT. Pupuk Kujang menggunakan katalis nikel oksida dengan alumina yang berfungsi sebagai penyangga pada proses steam reforming. Namun dengan harga logam berharga yang terus meningkat, perlu adanya proses perolehan kembali logam berharga,  yaitu nikel, yang efektif sebagai upaya menurunkan biaya produksi dan mencegah pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh limbah spent catalyst. Dalam penelitian ini, dilakukan upaya perolehan logam nikel pada limbah spent catalyst NiO/Al2O3 menggunakan asam asetat sebagai 3 M + 1% H2O2, rasio S/L 20 g/L, dengan temperatur 80 oC dalam waktu 120 menit, dan kecepatan agitasi sebesar 500 rpm berhasil mendapatkan efisiensi recovery logam nikel sebesar 74,63%. Studi kinetika yang dilakukan menggunakan Shrinking Core Model (SCM) menunjukan bahwa prosesnya dikendalikan oleh mekanisme reaksi kimia permukaan dengan energi aktivasi sebesar 23,28 kcal/mol. Kemudian dilanjutkan dengan ekstraksi pada Pregnant Leached Solution (PLS) menggunakan LIX 84-ICNS dengan konsentrasi 40% v/v selama 120 menit pada pH fase akutik 6 dengan kecepatan 500 rpm diperoleh efisiensi ekstraksi nikel sebesar 99,56%.


The fertilizer industry can be one of the strategic sectors that can spur the Indonesian economy because the fertilizer industry plays an important role in encouraging increased production in the agricultural sector which increases along with the increasing population in Indonesia. Therefore, to meet the ever-increasing production capacity, PT. Pupuk Kujang uses a nickel oxide catalyst with alumina which functions as a buffer in the steam reforming process. However, with the price of precious metals continuing to increase, it is necessary to have an effective process for recovering precious metals, namely nickel, as an effort to reduce production costs and prevent environmental pollution caused by spent catalyst waste. In this research, efforts were made to recover nickel metal from spent catalyst NiO/Al2O3 waste using acetic acid as 3 M + 1% H2O2, S/L ratio of 20 g/L, with a temperature of 80 oC in 120 minutes, and an agitation speed of 500 rpm managed to get a nickel metal recovery efficiency of 74.63%. Kinetic studies conducted using the Shrinking Core Model (SCM) showed that the process was controlled by a surface chemical reaction mechanism with an activation energy of 23.28 kcal/mol. Then proceed with extraction in Pregnant Leached Solution (PLS) using LIX 84-ICNS with a concentration of 40% v/v for 120 minutes at pH aqueous phase 6 at a speed of 500 rpm to obtain a nickel extraction efficiency of 99.56%.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Husnul Fajri
"Limbah katalis nikel setiap tahun dihasilkan sekitar 1000 ton dimana kandungan nikel yang terdapat di dalam katalis sebanyak 16% wt. Berdasarkan hal diatas dalam penelitian ini ditujukan untuk mengambil kembali logam nikel dari limbah katalis nikel agar dapat dimanfaatkan kembali oleh perusahaan untuk dijual ke industri material. Metode yang digunakan dalam pengambilan kembali logam nikel dari limbah katalis adalah dengan metode leaching, ekstraksi cair-cair menggunakan ekstraktan selektif CYANEX 272 dan stripping.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses leaching limbah katalis nikel menggunakan H2SO4 mendapatkan nilai tertinggi pada konsentrasi 8 M dengan temperatur 85 oC dan waktu operasi sekitar 5 jam dengan persentase leaching nikel sebesar 97,23%. Pada proses ekstraksi dengan menggunakan Cyanex 272 dalam larutan kerosin, persentase ekstraksi yang optimum diperoleh sebesar 87,61% pada pH 7 dan konsentrasi Cyanex 0,6 M.

Waste nickel catalyst produced each year around 1,000 tonnes with the nickel content present in the catalyst as much as 16% wt. Based on the above in this study is intended to retrieve a nickel of waste a nickel catalyst to be used again by the company to be sold to industrial materials. The method used in the recovery of nickel metal from the waste catalyst is the method of leaching, liquid-liquid extraction using a selective extractant CYANEX 272 and stripping.
The results showed that the waste leaching process nickel catalyst using H2SO4 get the highest score at a concentration of 8 M with a temperature of 85 ° C and the operating time of about 5 hours with a percentage of 97.23% nickel leaching. In an extraction process using kerosene Cyanex 272 in solution, the optimum extraction percentage of 87.61% was obtained at pH 7 and Cyanex concentration of 0.6 M.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63394
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khansa Rifa Ramadhani
"Nikel merupakan logam yang banyak dimanfaatkan untuk keperluan industri, seperti pada katalis proses kimia. Kebutuhan atas nikel diperkirakan terus meningkat setiap tahunnya. Untuk dapat memenuhi kebutuhan nikel, perolehan kembali logam nikel dari sumber sekunder, seperti limbah katalis dapat menjadi alternatif yang ekonomis. Limbah katalis yang mengandung logam nikel sebesar 15% berat dapat diperoleh dari proses steam reforming. Perolehan kembali logam nikel dari limbah katalis dilakukan dengan metode leaching menggunakan asam laktat sebagai leaching agent yang minim emisi gas dan H2O2 sebagai oxidizing agent. Penambahan H2O2 bertujuan meningkatkan efisiensi leaching dengan mengoksidasi logam yang terkandung di dalam limbah katalis menjadi bentuk yang lebih larut. Penelitian ini yang menggunakan 1,5 M asam laktat dan 2% volume H2O2 pada suhu operasi 80℃ selama 240 menit berhasil mencapai efisiensi leaching logam nikel sebesar 72,25%. Studi kinetika yang dilakukan pada proses leaching tersebut menunjukkan bahwa prosesnya dikendalikan oleh mekanisme difusi dengan energi aktivasi sebesar 13,56 kJ/mol. Logam nikel yang terlarutkan ke dalam larutan leaching kemudian dipurifikasi melalui ekstraksi cair-cair dengan bantuan ekstraktan Cyanex 272 untuk memisahkannya dari logam lain yang terikut dalam larutan leaching. Dengan konsentrasi Cyanex 272 sebesar 1 M pada pH fase akuatik 8 selama 60 menit, diperoleh efisiensi ekstraksi sebesar 79,57%.

Nickel is a metal that is utilized in several industries for catalyst. The demand of nickel is predicted to keep rising every year. To meet the demand, recovering nickel from secondary source, such as spent catalyst waste can be a solution. Spent catalysts containing 15%wt nickel can be obtained from steam reforming process. The recovery of nickel is done by leaching method using lactic acid as leaching agent with minimum gas emission and H2O2 as an oxidizing agent. Addition of H2O2 is expected to increase the leaching efficiency by oxidizing the nickel into a more soluble form. This research that used 1,5 M lactic acid and 2%v/v H2O2 at 80℃ for 240 minutes managed to attain 72,25% leaching efficiency. Kinetic study conducted in this leaching process showed diffusion as limiting mechanism with 13,56 kJ/mol energy activation. Dissolved nickel metal in the leach liquor is then purified through solvent extraction with the help of Cyanex 272 extractant to be separated from other undesirable metal. Under the operation condition 1 M Cyanex 272 and pH aquatic phase 8, 60 minutes extraction process resulted in 79,57% nickel extraction efficiency"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cut Shafira Salsabila
"Isu lingkungan tentang bahan B3 pada limbah industri menjadi konsiderasi paling penting untuk diperhatikan pada saat ini. Perkembangan industri yang pesat menjadikan katalis sebagai jawaban atas kecepatan reaksi pada suatu proses. Salah satu proses yang menggunakan katalis adalah proses Hydrotreating, dimana pada proses ini menghasilkan limbah katalis yang mengandung nikel sebesar 72438,59 mg/kg. Hal ini menyebabkan perlunya tindakan perolehan kembali logam nikel dari limbah katalis. Leaching dan Membran Cair Emulsi MCE dikenal sebagai metode yang efektif dalam me-recovery logam.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses leaching mencapai nilai optimum dengan menggunakan asam sitrat 0,3 M dan suhu 75 C selama 4 jam dengan persentase leaching sebesar 59,45. Sedangkan kondisi optimum yang diperoleh dari proses ekstraksi MCE menggunakan 0,06 M Cyanex 272, 0,2 M H2SO4, surfaktan ganda 4 w/w span 80 dan 4 w/w tween 20, rasio fasa ekstraktan/fasa internal: 1/1, dan kecepatan pengadukan 1150 rpm selama 60 menit mampu menghasilkan membran emulsi yang stabil dengan persentase ekstraksi sebesar 91,70.

Environmental issue about Hazardous and Toxic waste in industrial is the most important thing to consider nowadays. The rapid development of industries makes catalyst to be the best answer to make the reaction of a process becomes more fast. Hydrotreating process is one of the example that use catalyst as its requirement. The process produces spent catalyst as its waste containing nickel within 72438,59 mg kg which led us to the need of recovery. Leaching and Emulsion Liquid Membrane ELM is known as an affective way to recover metal from a spent catalyst.
The results showed that the leaching process could be optimum using 0,3 M citric acid with a temperature 75 C for 4 hours with a percentage of 59,45 nickel leaching. While the optimum point for the ELM extraction using 0,06 M Cyanex 272, 0,2 M H2SO4, mixed surfactant 4 w w span 80 and 4 w w tween 20, extractant phase internal phase volume ratio 1 1, and stirring speed 1150 rpm for 60 minutes could produce a stabil emulsion with a percentage of 91,70 nickel extracted.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Ayuningtias
"Indonesia sedang membangun pabrik katalis yang memiliki kapasitas produksi 800 ton per tahun demi memenuhi kebutuhan katalis dalam negeri, di mana pembangunan pabrik katalis ini akan memberikan dampak terhadap ketersediaan sumber bahan baku. Secara umum, katalis terdiri atas logam berharga, seperti nikel yang memiliki nilai jual sebesar $22.000 per metrik ton dan dapat digunakan kembali guna menurunkan biaya produksi. Oleh karena itu, dalam penelitian ini dilakukan proses recovery logam nikel dari spent catalyst NiO/Al2O3 dengan efisiensi ekstraksi leaching tertinggi 76,28% pada kondisi operasi asam tartrat 1.5 M + 1% v/v H2O2, rasio S/L 20 g/L, temperatur reaksi 70 oC, waktu reaksi selama 4 jam dalam kecepatan agitasi 500 rpm, di mana proses leaching dikendalikan oleh difusi dengan energi aktivasi sebesar 2,29 kcal/mol. Kemudian, metode leaching dilanjutkan dengan ekstraksi cair-cair yang mampu mengekstrak logam nikel dari Pregnant Leach Solution (PLS) sebanyak 84,20% saat kondisi optimum Cyanex 272 1 M + 5% v/v TBP, pH fasa akuatik 9, temperatur reaksi 25 oC, waktu ekstraksi selama 1 jam dalam kecepatan agitasi 500 rpm.

Indonesia is planning to build a catalyst factory with a production capacity of 800 tons per year to meet domestic catalyst needs, however the construction of this catalyst plant will have an impact on the availability of raw material sources. In general, the catalyst contains heavy metal, such as nickel metal, which has a selling price of $22,000 per metric ton and can be reused in order to reduce costs. Therefore, in this research, the nickel metal recovery process from spent catalyst NiO/Al2O3 was carried out with the highest leaching extraction efficiency of 76.28% at 1.5 M tartaric acid + 1% v/v H2O2, S/L ratio 20 g/ L, reaction temperature 70 oC for 4 hours with an agitation speed of 500 rpm, where the leaching process is controlled by diffusion with an activation energy of 2.29 kcal/mol. Then, the leaching method was continued with liquid-liquid extraction which was able to extract nickel metal from Pregnant Leach Solution (PLS) as much as 84.20% when the optimum conditions were Cyanex 272 1 M + 5% v/v TBP, pH 9 of aqueous phase, reaction temperature 25 oC, for 1 hour at 500 rpm agitation speed."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bilqis Nur Fadhilah
"Seiring meningkatnya penggunaan elektronik dalam kehidupan sehari-hari, penggunaan baterai juga meningkat, terutama penggunaan baterai li-ion. Baterai li-ion sering dipakai pada peralatan yang bersifat re-chargeable, salah satunya adalah telepon genggam. Limbah baterai li-ion tergolong limbah B3 karena mengandung logam berat. Logam berat yang terkandung dalam limbah baterai tersebut dapat dilakukan perolehan kembali (recovery) untuk mengurangi efek bahayanya terhadap lingkungan. Kandungan logam berat tersebut merupakan logam berharga diantaranya logam nikel dan kobalt. Metode yang dapat dilakukan untuk recovery logam tersebut yaitu dengan proses leaching. Penelitian ini menggunakan H2SO4 sebagai leaching agent dan H2O2 sebagai reducing agent. Penambahan H2O2 bertujuan untuk mengurangi penggunaan H2SO4 saat proses leaching. Dalam penelitian ini, digunakan 2 M H2SO4, 4% v/v H2O2 pada kondisi operasi 75OC selama 2 jam, menghasilkan logam Ni dan Co ter-leaching sebesar 96,46% dan 94,95%. Larutan hasil leaching yang didapat akan dilakukan proses ekstraksi cair-cair menggunakan LIX 84-ICNS sebagai ekstraktan. Hasil dari proses ekstraksi cair-cair dengan konsentrasi ekstraktan sebesar 40% v/v, pH fasa akuatik sebesar 6,85 selama 45 menit ekstraksi, menghasilkan logam Ni dan Co terekstraksi sebesar 92,05% dan 86,67%.

The electronic devices used is increasing in daily basis, especially the used of li-ion batteries. Li-ion batteries is used for re-chargeable electronic devices such as smartphones. The spent of li-ion batteries is being classified as toxic and hazardous waste because it contains heavy metals. The heavy metals from spent li-ion batteries can be recovered to reduce the hazardous effect on the environment. Moreover, the heavy metals are also classified as the valuable metals, for example nickel and cobalt. One of the methods for metal recovery from li-ion battery is leaching process with H2SO4 as the leaching agent and H2O2 as the reducing agent. The addition of H2O2 is for reducing the used of H2SO4 in the leaching process. This research is using 2 M of H2SO4 and 4% v/v of H2O2, with the operating condition 75OC in 2 hours leaching process resulting 96,46% Ni and 94,95% Co extracted. The leachate liquor after leaching process is going for the next process, solvent extraction. The solvent extraction is using LIX 84-ICNS as the extractant. The result from solvent extraction with 40% v/v extractant concentration, pH aquatic phase 6,85 in 45 minutes extraction process is 92,05% Ni and 86,67% Co being extracted."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggia Ariyola
"Limbah katalis dari proses pengolahan minyak bumi sangat melimpah, salah satunya adalah proses sream reforming yang menggunakan katalis berbasis nikel, yaitu katalis NiO/AI2O3. Nikel adalah logam bcrharga yang merniliki nilai jual tinggi karena kelebihan-kelebihan yang dimilikinya sehingga dapat digunakan dalam aplikasi yang beragam.
Penelitian dilakukan untuk mengambil kembali logam nikel dari limbah katalis NiO/A1303 dengan metode leaching H2SO4 dan metode ekstraksi cair-cair menggunakan ekstruktan Cyanex®272 dalam pelarut kerosin. Sebelum penelitian dimulai, Iimbah diidentifikasi untuk mengetahui komposisi limbah dan kuantitasnya. Variabel yang dipelajari pengaruhnya terhadap kinerja proses leaching adalah konsenlrasi leaching agent. perbandingan solid-liquid, temperatur, dan waktu. Sedangkan pada proses ekstraksi diamati pengaruh konsentrasi ekstraktan, pH limbah, dan waktu ekstraksi. Hasil proses leaching dan ekstraksi dianalisis dengan menggunakan metode AAS (Atomic Absorption Spectroscopy).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses leaching limbah katalis NiO/Al2O3 menggunakan H2SO4 mencapai nilai optimum pada konsentrasi H2SO4 sebesar 7 M. perbandingan massa solid-liquid 1:75, temperatur 8O°C, dan waktu kontak 300 menit. Dengan kondisi tersebut persentase leaching nikel mencapai 97.225%. Pada proses ekstraksi dengan ekstraktan Cyanex®272 dalam pelarut kerosin, persentase ekstraksi terbesar yang diperoleh adalah 94,094% nikel dan 94,472% alurnuniunm pada pH 7 dan konsentrasi Cyanex®272 0,6 M selama 60 menit."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S49524
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>