Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 174604 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Stevano Ezra Wicaksana
"Rumah kos mahasiswa yang terletak di kawasan padat penduduk berpotensi terdampak kebisingan lingkungan hingga melampaui standar kebisingan. Hal ini dapat berpengaruh negatif pada kesehatan fisik dan mental mahasiswa di dalam kamar kos. Fasad sebagai lapisan pelindung paling luar pada bangunan perlu ditinjau perannya dalam mengurangi kebisingan. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui gangguan kebisingan lingkungan dan elemen fasad apa yang paling berperan dalam pengendalian kebisingan yang memasuki kamar kos. Kebisingan dapat merambat melalui medium udara lalu mengalami pemantulan, penyerapan, dan penerusan pada saat menyentuh bidang padat seperti fasad rumah kos. Kemampuan fasad dalam mengurangi transmisi kebisingan dapat dipengaruhi oleh elemen fasad seperti jenis material, bukaan, dan bentuk geometri selubung bangunan. Penulisan ini menganalisis elemen fasad rumah kos pada kawasan padat penduduk dan ramai lalu lintas di Jalan Haji Amat Kukusan, Depok sebagai objek studi. Analisis dilakukan berdasarkan pengukuran tingkat kebisingan lingkungan, perhitungan nilai reduksi kebisingan, dan perhitungan persentase elemen fasad rumah kos. Hasil analisis studi kasus menunjukkan bahwa fasad rumah kos terbukti dapat mengurangi kebisingan secara signifikan namun beberapa sampel rumah kos belum dapat mereduksi kebisingan lingkungan hingga mencapai batas standar kebisingan. Elemen yang paling berperan terhadap kemampuan fasad dalam mengurangi kebisingan adalah elemen bukaan.

Student boarding houses which are located in densely populated areas have the potential to be affected by environmental noise to the point of exceeding noise standards. This can negatively affect the physical and mental health of students in boarding rooms. The facade as the outermost protective layer in a building needs to be reviewed for its role in reducing noise. This thesis aims to find out which environmental noise disturbances and facade elements play the most role in controlling noise that enters the boarding house. Noise can travel through the air medium and then experience reflection, absorption, and transmission when it hits a solid surface, such as the facade of a boarding house. The facade's ability to reduce noise transmission can be affected by facade elements such as the type of material, openings, and the overall geometry of the building. This writing analyzes the elements of the facade of a boarding house in a densely populated and busy traffic area on Jalan Haji Amat Kukusan, Depok as an object of study. The analysis was carried out based on measuring environmental noise levels, calculating noise reduction values, and calculating the percentage of the student boarding houses’ elements. The results of the case study analysis show that the facade of the boarding house is proven to be able to reduce noise significantly, but several boarding house samples have not been able to reduce environmental noise down to the noise standard limit. The elements that play the most role to the facade's ability to reduce noise are the building openings."
Depok: 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasbi Aulia Ahmad
"Pencemaran udara dalam ruangan merupakan masalah penting yang harus diperhatikan. Jamur udara ialah salah satu pencemar udara dalam ruangan. Tujuan penelitian ini ialah mengukur dan menganalisis perbedaan konsentrasi jamur udara, menganalisis suhu, kelembaban, dan kepadatan hunian yang mempengaruhi konsentrasi jamur udara di beberapa jenis hunian, dan menganalisis hubungan pengetahuan, sikap, dan perilaku penghuni indekos terhadap konsentrasi jamur udara di indekos. Sampel jamur udara diambil dengan alat EMS E6-Single Stage yang diisi dengan media jamur MEA. Sampel penelitian berjumlah 79 (18 di indekos, 31 di rumah tapak, dan 30 di apartemen). Pengambilan sampel dilakukan 1 menit untuk setiap sampel. Jamur diinkubasi selama 48-72 jam dengan suhu ±29 oC. Perhitungan statistik menggunakan software SPSS versi 24. Hasil pengukuran konsentrasi jamur rata-rata di indekos, rumah tapak, dan apartemen masing-masing sebesar 1.046±413 CFU/m3, 825±241 CFU/m3, dan 294±55 CFU/m3. Kelembaban mempengaruhi konsentrasi jamur udara di rumah tapak (r=0,911) dan apartemen (r=0,521). Kepadatan hunian mempengaruhi konsentrasi jamur di rumah tapak (r=0,553) dan apartemen (r=0,459). Suhu tidak mempengaruhi konsentrasi jamur di seluruh jenis hunian (p>0,05). Perilaku membuka jendela kamar mempengaruhi konsentrasi jamur udara di indekos (r=0,477). Pengetahuan dan sikap tidak mempengaruhi konsentrasi jamur di indekos (p>0,05). Konsentrasi jamur udara tertinggi berada di jenis hunian indekos

Indoor air pollution is a major problem that needs to be concerned. Airborne fungi is one of the indoor air pollutants. This research aims to measure and analyses airborne fungi concentration, analyses temperature, and relative humidity, and occupancy density that influenced airborne fungi concentration, and analyses the relationship between knowledge, attitude, and behavior of boarding house occupants to airborne fungi concentration in boarding house. Samples are taken with EMS E6-Single Stage which is filled with MEA. The amount of samples are 79 (18 in boarding house, 31 in homes, and 30 in apartments) with duration 1 minute of each samples and incubated for for 48-72 hours (±29 oC). SPSS is used to calculate statistical analyses. Mean airborne fungi concentrations for boarding houses, homes, and apartments respectively are 1,046±413 CFU/m3, 825±241 CFU/m3, and 294±55 CFU/m3. Relative humidity influenced airborne fungi concentration in homes (r=0,911) and apartments (r=0,521). Occupancy density influenced airborne fungi concentration in homes (r=0,553) and apartments (r=0,459). Temperature does not influence airborne fungi in any residence types (p>0,05). Opening room window influenced airborne fungi concentration in boarding house (r=0,477). Knowledge and attitude does not influence airborne fungi in boarding house (p>0,05). The highest airborne fungi concentration is in boarding house."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Hairul Nizah
"Kebisingan merupakan bunyi yang berasal dari kegiatan atau usaha yang tidak di inginkan. Kebisingan di jalan raya bersumber dari aktivitas lalu lintas. Semakin tinggi komposisi jenis kendaraan bermotor, maka dampak kebisingan akan semakin besar. Oleh karena itu, perlu di lakukan pemodelan dengan tujuan untuk memprediksi tingkat kebisingan di suatu lokasi. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kebisingan yang terjadi pada lokasi studi dan memodelkan nilai koreksi kebisingan berdasarkan komposisi jenis kendaraan (sepeda motor, kendaraan ringan dan kendaraan berat). Metode pengumpulan data dilakukan dengan survei secara langsung di lokasi studi untuk mendapatkan data gradien jalan dengan bantuan aplikasi Geotracker, komposisi jenis kendaraan, dan tingkat kebisingan dengan bantuan alat sound level meter. Pelaksanaan survei pada hari kerja (senin-jumat) jam 06:00-17:00 WIB. Berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. KEP-48/MENLH/11/1996, kebisingan yang terjadi di lokasi studi antara 77,1dB(A)–82,3dB(A)telah melebihi ambang batas baku mutu untuk kawasan perdagangan dan jasa.

Noise is the sound that comes from unwanted activities or businesses. Noise on the highway originates from traffic activity. The higher the composition of motorized vehicles, the greater the noise impact. Therefore, it is necessary to do modeling with the aim of predicting the noise level at a location. This study was conducted with the aim of knowing the noise level that occurs at the study location and modeling the noise correction value based on the composition of vehicle types (motorcycles, light vehicles and heavy vehicles). The data collection method was carried out by direct survey at the study site to obtain road gradient data with the help of the Geotracker application, the percentage of vehicle types, and noise levels with the help of sound level meters. Surveys are carried out on weekdays (Monday-Friday) 06:00-17:00 WIB. Based on the Decree of the Minister of Environment No. KEP-48/MENLH/11/1996, the noise that occurred at the study location was between 77.1dB(A)–82.3dB(A) which has exceeded the quality standard threshold for trade and service areas."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vida Ardelia Syifana
"Kebisingan merupakan tingkat suara atau intensitas bunyi yang dapat mengganggu kenyamanan dan kesehatan manusia. Sumber kebisingan dapat dibedakan menjadi beberapa sumber, di antaranya adalah akibat dari aktivitas lalu lintas. Kebisingan berdasarkan aktivitas lalu lintas sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah kecepatan rata-rata. Untuk mengetahui besar perubahan tingkat kebisingan yang diakibatkan oleh kecepatan kendaraan, dilakukan pembentukan model nilai koreksi kebisingan berdasarkan kecepatan kendaraan dengan mempertimbangkan faktor gradien jalan, serta komposisi kendaraan. Pertimbangan klasifikasi kecepatan kendaraan berdasarkan faktor gradien adalah adanya variasi gradien jalan pada ruas Jalan Ir. H. Juanda, Depok yang menjadi lokasi penelitian. Selain itu, pertimbangan klasifikasi kecepatan kendaraan berdasarkan komposisi kendaraan adalah adanya variasi volume kendaraan di tiap jamnya. Variasi-variasi tersebut yang menjadi landasan pertimbangan klasifikasi berdasarkan gradien dan komposisi kendaraan. Secara garis besar, berdasarkan hasil pengolahan data ditemukan koefisien determinansi hubungan kecepatan kendaraan dengan nilai koreksi berada di atas 0,6 sehingga dapat disimpulkan bahwa kecepatan kendaraan dapat mempengaruhi nilai koreksi kebisingan. Meski begitu, nilai ini masih jauh dari kata sempurna sehingga hal ini masih perlu dikaji secara lanjut.

Noise is the intensity of sound that can disrupt human comfort and health. Noise’s source can be categorized into several types, one of which arises from traffic. Traffic noise is influenced by various factors, including average vehicle speed. To determine the changes in noise levels caused by vehicle speed, models of noise correction need to be developed. In this study the writer developed noise correction models based on vehicle speed, considering road gradient and the percentage of vehicle factors. In summary, based on data analysis, the coefficient of determination for the relationship between vehicle speed and the correction value is found to be above 0,6. This suggests that vehicle speed does have some influences on noise correction values. However, this value is still far from perfect, suggesting that further study is needed. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Perpetua Windhy Harmonie
"Penelitian ini bertujuan untuk menghitung potensi, efektivitas, upaya pajak dan elastisitas pajak rumah kos di Kabupaten Sleman Tahun 2013. Pajak rumah kos termasuk dalam pajak hotel yang merupakan salah satu komponen dari pajak daerah yang mempunyai kontribusi dalam Pendapatan Asli Daerah (PAD). Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menghitung seluruh potensi penerimaan pajak rumah kos dari seluruh populasi di Kabupaten Sleman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbandingan antara realisasi dan potensi penerimaan pajak rumah kos di Kabupaten Sleman pada tahun 2013 sebesar 3,75%. Total potensi penerimaan pajak rumah kos sebesar Rp8,03 miliar dan realisasi penerimaan pajak adalah Rp300.927.217,45. Upaya pajak yang merupakan perbandingan antara realisasi penerimaan pajak rumah kos dengan PDRB sebesar 0,00677%. Efektivitas rumah kos sebesar 3,75%. Elastisitas pajak rumah kos sebesar 1,59 bahwa secara rata-rata selama tahun 2012-2013 peningkatan sektor hotel di Kabupaten Sleman sebesar 1% dapat mendorong peningkatan penerimaan pajak rumah kos sebesar 1,59 dengan asumsi ceteris paribus. Faktor yang mempengaruhi efektivitas pajak rumah kos dapat dilihat dari tiga sisi yaitu dari sisi wajib pajak, sisi pemungut pajak dan dari sisi peraturan daerah.

This research aimed to count potential, effectivity, tax effort and elasticity boarding house tax at Sleman regency in year 2013. Boarding house tax includes with hotel tax which one of the component from local tax with contribution of local revenue. The research use quantitative approach count with all potential tax revenue of boarding house from all population at Sleman regency.
Result of the research represent of potential tax revenue boarding house at Sleman regency with percentage 3,75% in year 2013. Total potential tax revenue of boarding house was IDR.8,03 billion and realization tax revenue of boarding house was IDR.300.927.217. Tax effort constitute of comparison between tax revenue realization of boarding house with PDRB was 0,00677%. Effectivity boarding house tax collection was 3,75%. Elasticity tax revenue of boarding house was 1,59 means an increasing in hotel sector can increase revenue of boarding tax house by 1,59 assuming ceteris paribus. Factors that influence the effectiveness of the boarding house tax could be initialize from the taxpayer, tax collector and local regulation."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T43136
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Esther Grace Thina
"Kebisingan merupakan salah satu dampak negatif dari penggunaan kendaraan bermotor. Semakin tinggi jumlah kendaraan bermotor, maka dampak kebisingan akan semakin besar. Oleh karena itu, pemodelan dibutuhkan untuk memprediksi peningkatan nilai kebisingan di suatu lokasi. Penelitian ini bertujuan untuk memodelkan nilai koreksi kebisingan berdasarkan volume kendaraan dengan mempertimbangkan gradien jalan. Variabel bebas yang akan digunakan adalah volume kendaraaan dan gradien jalan, sedangkan variabel terikat adalah nilai koreksi kebisingan. Pemodelan pada penelitian ini, akan berpacu pada buku Calculation of Road Traffic Noise dan analisis kesesuaian baku mutu tingkat kebisingan berdasarkan KEP-48/MENLH/11/1996. Pemodelan nilai koreksi tingkat kebisingan berdasarkan volume kendaraan pada gradien jalan -0,9 sampai 5,6 adalah y = 5.4167ln(x) - 41.618, dan pada gradien 1,5 sampai 2,1 adalah y = 2,7865ln(x) – 20,545. Pemodelan nilai koreksi kebisingan berdasarkan gradien jalan -0,9 sampai -5,6 adalah y = -0,2113x-0,3047 dan gradien jalan 1,5 sampai 2,1 adalah y = 0,5387 x – 0,1462.

Noise pollution is one of the negative impacts of motor vehicle use. The higher the number of motor vehicles, the greater the noise pollution. Therefore, modeling is needed to predict the increase in noise levels at a particular location. This study aims to model the noise correction value based on vehicle volume by considering the road gradient. The independent variables to be used are vehicle volume and road gradient, while the dependent variable is the noise correction value. The modeling in this study will be based on the book "Calculation of Road Traffic Noise" and the analysis of the conformity of noise level quality standards based on KEP-48/MENLH/11/1996. The noise correction value modeling based on vehicle volume on a road gradient from -0.9 to 5.6 is y = 5.4167ln(x) - 41.618, and on a gradient from 1.5 to 2.1 is y = 2.7865ln(x) - 20.545. The noise correction value modeling based on road gradient from -0.9 to -5.6 is y = -0.2113x - 0.3047, and on a road gradient from 1.5 to 2.1 is y = 0.5387x - 0.1462."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R.H. Amelia R.K. Permana
"Selain sebagai ibu kota, Jakarta merupakan pusat pemerintahan, kehidupan politik dan pusat adminisirasi negara yang berkembang menjadi pusat perdagangan dan jasa, industri, pendidikan, budaya, sosial, rekreasi dan pusat pengembangan wisata. Luas lahan yang terbatas dan tanpa sumberdaya alam yang memadai, sangat tidak mudah bagi Jakarta untuk memikul beban multi fungsi Megapolitan Jakarta memerlukan strategi perencanaan dan pembangunan yang tepat. Ketika pembangunan nasional lumbuh pesat, konsep pembangunan tata ruang Jakarta harus mempertimbangkan keseimbangan lingkungan.
Rumusan persoalan sebagai berikut:
1.Dampak kebisingan yang ditimbulkan oleh pergerakan lalu lintas mempengaruhi kenyamanan/kegiatan masyarakat di permukiman.
2.Besarnya volume dan kecepatan lalu lintas mempenguruhi tingkat kebisingan yang timbul.
3.Jarak prasarana lalu lintas dengan permukiman dan hembusan angin mempengaruhi tingkat kebisingan yang terjadi.
Penelitian ini bertujuan untuk menemukenali pengaruh kebisingan akibat pergerakan lalu lintas pada kawasan perkotaan yang berkembang pesat sebagai bahan masukan bagi para penata ruang untuk perencanaan permukiman yang merupakan sasaran untuk kriteria desain.
Ada tiga sasaran penelitian yang dituju, yaitu:
1. Merumuskan karakterislik lalu lintas dan tingkat kebisingan yang timbul di kawasan permukiman pendapatan rendah (PPR), pendapatan sedang (PPS) dan pendapatan tinggi (PPT).
2. Merumuskan parameter yang berpengaruh terhadap persepsi tentang dampak kebisingan.
3. Mengidenti fikasi persepsi masyarakat terhadap dampak kebisingan.
Metode penelitian yang digunakan ada tiga tahap yaitu :
a. Pengumpulan data sekunder sebagai referensi awal untuk mengarahkan penelitian
b. Pengumpulan data primer ada dua yaitu :
1. Pengukuran Iangsung di lapangan meliputi pengukuran volume, jenis dan kecepatan kendaraan; kecepatan dan arah angin.
2. Survei wawancara rumah tangga.
c. Hasil pengamatan dan pengukuran ini dianalisis dengan uji statistik chi square untuk persepsi masyarakat dan uji p-value. Hubungan antara volume dan kecepatan kendaraan terhadap kebisingan memakai regresi tinier berganda. Diolah dengan menggunakan perangkat lunak SPSSfor Windows 6.0.
Hasil pengamatan, pengukuran dan pengujian dapat disimpulkan sebagai berikut : Kelurahan Cilincing mewakili tipologi kawasan permukiman berpendapatan rendah (PPR), Kelurahan Koja mewakili tipologi kawasan permukiman berpendapatan sedang (PPS) dan Kelurahan Kelapa Gading Timur mewakili tipologi permukiman berpendapatan tinggi (PPT).

Investigation Of Traffic Noise On Recidentialihousing AreaBesides a capital city, Jakarta is also a centre of Government Indonesia, politic and administration. The functions gradually develop as a centre of trade, services, industry, education, culture, social, recreation and tourism. It is not easy for Jakarta to cover these multifunctions due to the limitation of space and without any natural resources. Therefore, Megapolitan Jakarta needs a strategy for planning and accurate development. In other words, the rapid of national development, i.e. Jakarta system development concept has to consider also the balance of environment side.
The main problems encountered are:
The effect of noise cause by traffic activities disturbing the respondent pleasure on residential area
The vehicle volume and speed influence the noise level.
The distance between the noise source to the residential area and the wind speed influence the noise level.
The objective of this research is to find out the influence of noise, caused by traffic activities in rapidly developing urban areas. The result becomes input for housing designers.
There are three stages to reach the objective i.e.:
Formulating traffic characteristic and noise level on low-income area (PPR), middle-income area (PPS) and high-income area (PPT)
Formulating the parameters, which influence the respondent perception due to noise effect.
Indentifying the respondent perception due to noise effect.
There are three stages in this research method:
a. To collect the secondary data as an early reference to direct the research
b. To collect primary data in two ways, namely; Direct measurements in the field i.e. noise measurement; vehicle volume, type and speed; wind-speed and wind direction. Household interview survey
c. These measurements will be analysed by using chi square test for public interview and p-value. The correlation between vehicle volume and speed toward noise uses double linear regression. The process which look place by SPSS for Windows 6 software.
The result showed that: Kelurahan Cilincing represented the low-income area (PPR), where as Kelurahan Koja was in the middle income area (PPS) and Kelurahan Kelapa Gading Timur represented the high-income area (PPT).
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mirani Arlan
"ABSTRAK
Pertumbuhan jumlah penduduk di Kota Depok setiap tahunnya memicu terjadinya pertambahan jumlah kendaraan bermotor yang berdampak pada peningkatan kebisingan. Peningkatan jumlah volume kendaraan mengakibatkan berkurangnya kapasitas jalan sehingga memaksa pemerintah untuk melakukan pelebaran jalan guna menghindari terjadinya kemacetan seperti yang terjadi pada ruas Jalan Margonda Raya, Depok yang membentang di wilayah Kelurahan Pondok Cina, Depok. Pelebaran jalan memaksa wilayah pemukiman yang telah ada semakin berdekatan dengan lokasi jalur transportasi sehingga menimbulkan dampak akibat kebisingan bagi penduduk. Pelebaran jalur transportasi mengakibatkan terjadinya perubahan daerah rawan
kebisingan. Pemukiman yang berjarak kurang dari 5 meter dari jalan Margonda Raya termasuk ke dalam Daerah Resiko Bising (DRB). Sedangkan pemukiman penduduk yang terletak pada jarak 5 hingga 15 meter terletak pada Daerah Moderat Bising (DMB). Berdasarkan hasil penelitian diketahui, kebisingan di wilayah pemukiman penduduk di Kelurahan Pondok Cina, Depok telah menimbulkan berbagai dampak bagi penduduk. Seperti gangguan pada tidur dan berkurangnya kemampuan pendengaran. Oleh karena itu, dibutuhkan solusi yang dapat digunakan untuk mereduksi kebisingan. Solusi yang diterapkan berupa solusi jangka pendek yaitu perbaikan sistem manajemen
transportasi, solusi jangka menengah berupa penanaman pohon di sepanjang Jalan Margonda Raya dan solusi jangka panjang berupa pengadaan transportasi umum yang dapat menampung kebutuhan transportasi penduduk.

ABSTRACT
Growth of population in Depok every year resulted the increase in the number of motor vehicles that have an impact on increasing the noise pollution. An increasing number of vehicles resulted in the reduced of road capacity, so compulsion the government to do road enlargement to avoid traffic jam as occurs in segment of St. Margonda Raya. Road enlargement compulsion residential area that have built being trapped cause of transportation sector so it make impact of noise to the inhabitant. Road enlargement forcing the existing residential areas adjacent to the location of the transportation path,
giving rise to noise impacts for residential. Enlargement of traffic lane cause the change of noise disturbed place. Settlement location with distance less than 5 meters from St. Margonda Raya includes to Noise Risk Location (NRL). Whereas the settlement location that place between 5 to 15 meter includes to Noise Moderate Location (NML).
Based on research ascertainable, noise polluston can impact to the inhabitant in Kelurahan Pondok Cina, Depok like nuisance to the sleep activity and hearing loss. Because of that, we need solution that can use to noise reduction. The solution that we use are sort-term solution is improved the transport management system, medium-term
solution with planting the trees over in St. Margonda Raya and long-term solution with supplying public transportation which can accommodate transportation demand of the population."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1476
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lydia Sari
"Dalam tesis ini diajukan sistem gabungan multicarrier code-division multiple-access (Multicarrier CDMA) dengan skema Pure Aloha (P-Aloha) dan Slotted Aloha (S-Aloha), yang disebut multicarrier CDMA P-Aloha dan multicarrier CDMA S-Aloha. Analisa terhadap kedua sistem dilakukan terhadap salah satu parameter kinerja sistem yaitu throughput.
Dalam sistem multicarrier CDMA P-Aloha dan multicarrier CDMA S-Aloha, data mula-mula dikonversi dari serial menjadi paralel. Data tersebut kemudian dimodulasi dengan direct sequence spread-spectrum (DS-SS) menggunakan kode penyebar yang spesifik pada setiap user, dan semua sinyal DS tersebut ditransmisikan secara paralel pada subcarrier yang berbeda-beda. Setelah dikodekan, data dikirim secara acak untuk sistem multicarrier CDMA P-Aloha, sedangkan pada multicarrier CDMA S-Aloha data dikirim pada permulaan time-slot sesuai mekanisme sistem S-Aloha.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua sistem memiliki throughput yang tinggi untuk transmisi sinyal dengan laju tinggi, dan multicarrier CDMA S-Aloha memiliki throughput yang lebih tinggi daripada multicarrier CDMA P-Aloha. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa throughput kedua sistem semakin tinggi dengan meningkatnya jumlah subcarrier dan panjang kode single-carrier yang digunakan, sementara peningkatan panjang subpaket menurunkan throughput kedua sistem. Multicarrier CDMA Aloha memiliki throughput yang lebih baik dari CDMA Aloha.

This thesis proposes integrated systems consisting of multicarrier code-division multiple-access (Multicarrier CDMA) with Pure Aloha (P-Aloha) and Slotted Aloha (S-Aloha) schemes, named multicarrier CDMA P-Aloha and multicarrier CDMA S-Aloha, respectively. The performance analysis of both systems is stated as throughput, Multicarrier CDMA Aloha is proposed to improve the performance of CDMA Aloha.
In multicarrier CDMA P-Aloha and multicarrier COMA S-Aloha the initial data is serial-to-parallel converted to a number of lower rate data streams. Each stream which consists of a part of the initial data called sub-packet will be then direct sequence spread-spectrum modulated using specific spreading code for each user, and all the DS-SS signals are transmitted in parallel on different subcarriers. The coded data is sent randomly in multicarrier CDMA P-Aloha system, whereas in multicarrier CDMA S-Aloha, the data is sent at the beginning of the time-slot according to the mechanism of S-Aloha system.
Results show that both systems have high throughput for high bit rate signal transmission, and multicarrier CDMA S-Aloha outperforms multicarrier CDMA P-Aloha. It is also shown that the throughput of both systems improves as the number of subcarriers and the length of single-carrier code increase, while the increase of subpacket length degrades the throughput of both systems. Multicarrier CDMA Aloha has better performance compared to CDMA Aloha."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T8128
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>