Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 139114 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Chairunnisa Yasmin Azzahra
"Skripsi ini membahas mengenai peran keterbacaan signage secara legibile dan visibile dalam proses navigasi terutama di ruang publik. Legibility berkaitan dengan signage sebagai objek yang memiliki karakter grafis, sedangkan visibility diukur berdasarkan kondisi spasial. Skripsi ini menggunakan sebuah mal di Jakarta Selatan sebagai subjek pengamatan dalam menganalisis legibility dan visibility signage. Legibility dianalisis melalui efisiensi informasi, penggunaan bahasa, pemilihan warna, dan posisi yang strategis mampu menghadirkannya sebagai sebuah brand image atas Environmental Graphic Design. Visibility dianalisis berdasarkan teori wayfinding behaviour, akses visual yang hadir baik vertikal dan horizontal serta pemanfaatan landmark pada instalasi signage. Melalui hasil observasi dan studi literatur, keterbukaan floor plan merupakan dasar agar signage terbaca dari jauh dan terikat satu sama lain untuk menciptakan boundaries non-fisik. Inkonsistensi gaya pada grafis akan mengurangi familiaritas terhadap signage. Didapatkan bahwa legibility dan visibility pada signage berperan untuk meningkatkan keterbacaan dan familiaritas informasi grafis dengan memberikan keleluasaan ruang dan posisi bagi pelaku wayfinding tanpa adanya unnecessary distraction dari elemen arsitektur terbangun saat melakukan proses navigasi.

This undergraduate thesis discusses the role of signage’s legibility and visibility in the navigation process, particularly in public spaces. Legibility refers to the signage as an object with graphic characteristics, while visibility is measured on the associated spatial conditions. This thesis uses a mall in South Jakarta as the subject of observation in analysing the legibility and visibility of signage. Legibility is analysed based on information efficiency, multilanguage, colour selection, and strategic position can present as a brand image in Environmental Graphic Design. Visibility is analysed based on the theory of wayfinding behaviour, the presence of visual access both vertically and horizontally, and the utilization of landmarks in signage installations. Through this observation and literature review, it is found that the openness of floor plan serves as a basis for signage to be seen from distance and interconnected to one and another to create non-physical boundaries. It is concluded that legibility and visibility in signage play a role in enhancing the readability and familiarity of graphic information by providing spatial freedom and positioning for wayfinding actors without unnecessary distraction from the built architectural elements during the navigation process."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novry Adityan
"Desain bangunan yang sudah tercipta seringkali masih mempunyai kekurangan-kekurangan untuk bisa ?memandu? manusia di dalam bangunan dan membutuhkan elemen-elemen lain seperti tanda-tanda (sign). Signage memiliki peran yang sengat penting dalam sirkulasi dan navigasi manusia di dalam bangunan, terutama dalam membentuk dan menjaga kenyamanan dan keamanan ketika manusia berkegiatan di dalamnya. Namun adanya signage juga terkait dengan efek visual/kualitas estetika yang ditimbulkannya dan oleh karena itu desain signage harus disesuaikan dengan karakteristik visual dan konteks ruang di sekitarnya. Oleh karena itu, signage yang identik dengan ilmu desain grafis, ternyata juga sangat berhubungan dengan ilmu arsitektur.
Apa saja yang harus diperhatikan ketika merencanakan signage, khususnya di bangunan publik yang sarat akan kegiatan komersil seperti mall? Pada kesempatan ini, penulis akan mencoba memaparkan secara umum hubungan signage dengan arsitektur beserta aplikasi sign dalam suatu bangunan publik, yaitu pada bangunan mall serta keterkaitannya dengan konteks di sekitarnya, melalui studi literatur, dan pengamatan. Secara khusus dibahas bagaimana menerapkan sign-sign untuk kepentingan publik (public sign) di antara sign-sign lain yang ada di dalam mall, agar bisa tetap ?menonjol? sehingga tetap dapat berfungsi dengan baik. Ruang lingkup yang dibahas antara lain mengenai desain signage secara fisik dan bagaimana ia berdiri di sebuah ruangan tiga dimensi yang berkaitan dengan fungsinya sebagai alat wayfinding, serta efek visual/estetika yang ditimbulkannya dalam ruang arsitektural di sekelilingnya.
Dalam bangunan publik seperti mall, Signage yang ditujukan untuk kepentingan publik juga berkompetisi secara visual dengan signage yang bertujuan untuk tujuan pribadi seperti tujuan komersil. Pentingnya public sign untuk kenyamanan pengunjung dan keberhasilan toko-toko di dalam mall, menjadi pertimbangan pihak pengelola mall dalam perencanaan public sign, sehingga signage tersebut dapat tetap bersaing di dalam mall dalam hal menarik perhatian manusia.

Building design that have been made often still have some minus to guide humans in the building and need enother element such as signs. Signage has a very important role for human?s circulation and navigation in a building, especially in order to create and to keep the comfortability and safety when humans have activities in it. However, the existence of signage also has a relationship with visual effect or aesthetic quality that appeared and because of that signage design has to adjust the visual characteristic and spasial context of the surroundings. So, signage that is identical with graphic design knowledge, in fact also have a great connection with architecture.
What else that should be noticed when we design signage, especially in public buildings that is filled by commercial activites like a mall? This time, the author will try to explain generally the connection between signage and architecture along with signnage aplication in public building such as mall and the relation with the surrounding context, through literature study and observation. Specially wil be explained how to apply signs for public importance (public sign) in the middle of another sign in the mall, in order to keep it ?stick out? so it still can function properly. Scope of the writings is about physicaly signage design and how it stands in a three dimensional space that has connection with its function as wayfinding tool, along with visual or aesthetic effect that is appeared by it in the surrounding architectural space.
In public buildings like malls, Signage that is created for public importance compete visually with signage that is created for private purpose such as commercial purpose. The importance of public sign for the visitors comfortability and the succes of stores in the mall, become one of the considerations for the organizer of the mall in designing the public sign, with the result that the signs could compete in the mall in case to atrract human?s attentions.
"
2008
S48452
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Suryantini
"ABSTRAK
Apa hubungannya antara signage dengan arsitektur ? Apa sebenarnya signage atau signage system? Apa hubungannya dengan visi dan misi kampus ? Banyak yang mempertanyakan mengenai signagedan hubungannya dengan arsitektur, terlebih Iagi dengan Iingkungan kampus.
Orang cendemng menganggap signage sebagai tugas desainer gratis saja, tidak terkait dengan arsitektur dan lingkungannya. Padahal signage berperan panting dalam lingkungan. Arsitektur dan desain ditujukan untuk menciptakan ruang yang efektif dan efisien bagi kegiatan manusia. Dibutuhkan berbagai bidang ilmu yang terkait dan saling bekerja sama dalam menciptakan ruang yang mendukung kegiatan manusia tersebut. Diantaranya adalah mengenai sistem informasi visual - signage -
yang memberi infonnasi lingkungan. Penampilannya dalam suatu Iingkungan ikut mempengaruhi penampilan tisik lingkungan secara keseluruhan.
Peran signage sebagai elemen estetis lingkungan terkait erat dengan desain gratis. Signage bukan hanya sebagai pemberi informasi, tetapi juga sebagai elemen visual Iingkungan yang dapat meningkatkan kualitas Iingkungan dan memberi sense of place pada lingkungan. Signage penu disesuaikan dengan Iingkungan binaan disekitamya dan dengan memadukan antara estetika serta fungsinya.
Dalam karya ilmiah ini, penu!is mencoba mengungkapkan mengenai peranan signage dan signage system, secara umum hubungannya dengan arsitektur, khususnya kampus dan lingkungan, serta kontnbusinya bagi kualitas lingkungan kampus.

"
2001
S48244
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hani Sriyani
"Kebun Raya Bogor merupakan destinasi wisata alam yang bermuatan ilmu pengetahuan di Bogor. Penyampaian informasi melalui lanskap lingusitik di kawasan Kebun Raya Bogor menjadi penting untuk para wisatawan lokal maupun mancanegara.  Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan kecenderungan penggunaan bahasa di ruang publik Taman Nepenthes Kebun Raya Bogor. Data penelitian berjumlah 30 yang dibagi menjadi tiga kategori. Metode penelitian yang diterapkan dalam penelitian ini ialah metode kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa didapatkan data terbanyak dari kategori informasi dan edukasi di tempat penelitian sebanyak 19 LL. Pemakaian bahasa cenderung bahasa Indonesia sebagai bahasa utama pada kategori tersebut. Terdapat alih kode dan campur kode pada LL. Istilah ilmiah juga ditemukan pada teks sebagai edukasi kepada pengunjung mengenai tanaman Nepenthes. Terdapat beberapa pemakaian kata pada LL yang belum sesuai dengan KBBI. Oleh karena itu, pengelola Kebun Raya Bogor perlu meningkatkan kualitas LL, khususnya dalam aspek pemakaian bahasa Indonesia. 

Bogor Botanical Gardens is a natural tourist destination that contains science in Bogor. The delivery of information through linguistic landscapes in the Bogor Botanical Gardens area is important for national and international tourists. This research aims to explain trends in language use in public spaces at Nepenthes Park, Bogor Botanical Gardens. There are 40 data research divided into four categories. The research methods applied in this research are quantitative and qualitative methods. The research results showed that the most data obtained from the information and education category at the research site was 19 LL. Language use tends bahasa Indonesian as the main language in this category. There is code switching and code mixing in LL. Scientific terms are also found in the text to educate visitors about the Nepenthes plant. There are several uses of words in the LL that are not in accordance with the KBBI. In conclusion, the management of the Bogor Botanical Gardens needs to improve the quality of LL, especially in the aspect of using the bahasa Indonesian."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Lusi Indah Wijayanti
"Ruang publik merupakan ruang yang dapat digunakan oleh siapa saja dengan berbagai aktivitas. Namun meskipun demikian, ruang publik tetap memiliki batasan bagi penggunanya, yaitu berupa batasan akan hak dan kewajiban bagi tiap individu dalam beraktivitas di dalamnya. Ruang publik pada suatu ruang kota dibentuk oleh berbagai elemen, salah satunya yang sering ditemukan adalah signage. Sign yang sering ditemukan di ruang publik kota adalah berupa papan reklame ataupun billboard, yang merupakan bagian dari komunikasi massa. Ada berbagai jenis sign yang ditemui di ruang publik kota, salah satunya adalah yang bersifat non komersil dengan disajikan dalam bentuk tulisan tekstual. Namun bagaimanapun penyajiannya, Sign sebagai suatu elemen visual ruang kota tetap merupakan sesuatu yang dapat menarik pandangan manusia yang beraktivitas di ruang publik kota. Hal tersebut akan mempengaruhi pengalaman ruang masyarakat kota, yang disebabkan oleh sensasi, persepsi, dan pemaknaan atas apa yang mereka lihat dan melekat pada pikiran serta perasaan mereka.
Dalam karya tulis ini dibahas dan dikaji mengenai keterkaitan antara sensasi, persepsi, makna dan pengalaman ruang masyarakat dengan pendekatan semantik dan ruang. Pertanyaan tentang bagaimana saling keterkaitan tersebut terjadi, dan unsur-unsur
apa saja yang mempengaruhi terbentuknya sensasi, persepsi, makna dan pengalaman ruang yang berbeda pada masyarakat, menjadi pertanyaan-pertanyaan yang melatarbelakangi penyusunan karya tulis ini. Pengkajian kasus akan mengamati dan menganalisis suatu objek fisik yang ada di sekitar lokasi penempatan media komunikasi tekstual ruang luar, sebagai suatu bentuk perwujudan pemaknaan seseorang akan proses persepsi yang dialaminya, dari suatu stimuli berupa pesan tekstual ruang luar.

Public space is a space used by everyone through their activities. Public spaces;however, have a boundary of right and obligation for its users. In urban space, public space is formed by various elements such as signage that is the easiest element to find. Billboard and other public advertisements are the two signs that are usually founded in public space. Those signs belong to an outdoor mass communication that consists of various types such as non-commercial sign in a form of textual writing. Moreover, sign as a visual element of urban space can still attract the inhabitant?s attention and may influence their experience about space due to sensation, perception, and meaning. This experience; then, will set up in their mind and heart.
This thesis will explain the connection of sensation, perception and meaning that may influence the experience of the inhabitant about space, with semantic and space approach. The questions on how the connection of those three things happen, and what the elements that may influence the sense, perception, meaning, and acquaintance of the inhabitants are going to be the background of this thesis. The writer will observe the physical objects that put around the location of the textual publicity?s media as form of inhabitant?s meaning in the process of perception, from the textual publicity?s stimulation.
"
2008
S48451
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ulyma Adventsia Octafiola
"Kota merupakan wadah dari berbagai aktifitas penghuni yang berada di dalamnya. Kota hidup dan berkembang apabila aktifitas di dalamnya berkembang. Pada daerah-daerah komersial di kota, perkembangan aktifitas ini menimbulkan iklim persaingan, sehingga untuk memperkenalkan usahanya, para pemilik usaha menggunakan reklame. Elemen ini merupakan detail pada kota yang penting untuk kualitas keindahan kota. Di kota Jakarta, elemen ini telah satu elemen yang cukup berpengaruh terhadap ruang kota."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S48302
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Gede Dharma Putra
"Dalam masa pandemi, Perumahan Nasional Beji, Depok Utara melakukan pemberlakukan buka-tutup portal sebagai upaya pencegahan penyebaran virus COVID- 19. Perumahan tersebut merupakan penghubung antara 2 kecamatan di Kota Depok dan digunakan pengendara motor sebagai jalan pintas. Dengan diberlakukannya penutupan portal, pengendara motor mencari rute yang dapat dilalui di dalam perumahan tersebut. Kajian ini bertujuan untuk melihat respon dan perilaku pengendara motor dalam melakukan wayfinding ketika menemukan portal-portal yang menutup akses jalan. Studi ini juga melihat elemen-elemen lingkungan di sekitar perumahan yang membantu pengendara motor dalam melakukan wayfinding. Perilaku saat bernavigasi dan elemen- elemen lingkungan tersebut dilihat berdasarkan teori dari: Passini, Golledge, Ellard, Weisman, Lynch, dan Intini. Metode yang dilakukan adalah dengan mengobservasi langsung perilaku pengemudi saat melakukan wayfinding, yaitu dengan mengikuti pergerakan partisipan di lingkungan Perumahan Nasional Beji. Hasil dari kajian ini, dapat melihat perilaku individu dalam merespon masalah ketika melakukan proses wayfinding pada rute yang berubah di masa pandemi. Kajian ini juga memaparkan elemen-elemen lingkungan yang berpengaruh terhadap pengemudi dan elemen lingkungan yang dibutuhkan pengemudi di Perumahan Nasional Beji ini.

In the pandemic era, Perumahan Nasional Beji, Depok Utara were having the authority to manage the open-closed system in its settlement as a movement to avoid the spread of COVID-19. This settlement has a role to connect two sub-districts in Depok City as a shortcut route for motorcycles. As a response to the open-closed portal procedure, the motorcyclist will find the new routes to arrive at their destination. This research is aiming to observe the response and behavior of motorcyclists on the wayfinding process when they encounter the portals that blocking the route access. This paper also viewing the environmental elements, which have a role to guide the participants on wayfinding process in the settlement territory. The wayfinding behaviors and environmental elements were based on theory from: Passini, Golledge, Ellard, Weisman, Lynch, and Intini. The methods are observing straight to the participant’s movements when doing wayfinding in Perumahan Nasional Beji. The result of this research is to marking the individual behavior as a response to the wayfinding problem in the routes that have changed since the pandemic era. This research also mentioning the environmental elements which have influenced to wayfinding process and which environmental elements that required for the motorcyclist in Perumahan Nasional Beji."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adiva Aninditasari
"Skripsi ini bertujuan untuk menjelaskan cara untuk bernavigasi melalui proses wayfinding di dalam sebuah labirin. Labirin merupakan sebuah struktur dengan karakteristik yang menimbulkan disorientasi dan menyebabkan kesulitan bagi penggunanya untuk memahami bentuk ruang dan membuat decision plan. Para pengguna merespon pada kesulitan ini melalui proses wayfinding, yaitu proses bernavigasi di dalam space dan menyelesaikan masalah navigasinya. Topik mengenai proses wayfinding di dalam struktur yang menyebabkan disorientasi seperti labirin kemudian muncul, karena kompleksitasnya mempengaruhi proses wayfinding yang terjadi. Dengan menggunakan IKEA Sentul City sebagai studi kasus, skripsi ini menganalisis kompleksitas structural dari sebuah labirin melalui konsep ambages, yang memengaruhi proses wayfinding dalam empat tahap: orientation, information processing, decision making, dan decision execution. Walaupun proses wayfinding masih mengikuti tahapan-tahapan yang sama, faktor- faktor yang dipertimbangkan bergeser karena disorientasi yang diciptakan oleh labirin.

This study is aimed to explain people’s navigation through wayfinding process in a labyrinth. Labyrinth is a structure with disorienting characteristics, that causes difficulties for occupants in perceiving the structure and forming a decision plan. Occupants respond to the difficulties by performing wayfinding, which is an act of navigating through space and solving their navigation problems. The notion about the wayfinding process in a disorienting structure like labyrinth then emerged, as its structural complexity would differ it from other wayfinding processes. Using IKEA Sentul City as a case, this study analyses the structural complexity of a labyrinth manifested through the concept of ambages, which affects the wayfinding process consisted in four parts: orientation, information processing, decision making, and decision execution. Although the wayfinding process still utilizes the same steps, the considered environmental factors shift due to the disorientation caused by the labyrinth."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shamila Nurul Izzah Choirunnisa
"Wayfinding merupakan kegiatan yang akrab dengan kehidupan sehari-hari manusia. Manusia melakukan wayfinding dalam rangka mencari jalan untuk bernavigasi ke tempat tujuan. Wayfinding bukanlah suatu hal yang sulit bagi orang-orang yang familiar dengan suatu lingkungan navigasi. Di sisi lain, wayfinding bisa menjadi suatu hal yang menantang bagi orang-orang yang tidak familiar dengan suatu lingkungan navigasi. Ketika bernavigasi di lingkungan yang tidak familiar, orang-orang akan lebih mudah tersasar sehingga umumnya akan cenderung merasa khawatir dan berbagai emosi negatif lainnya. Hal ini salah satunya dipengaruhi oleh kondisi dan situasi lingkungan navigasi yang mengakomodasi wayfinding. Skripsi ini ditulis untuk menyelidiki hubungan yang terjadi antara emosi manusia dan lingkungan navigasi dalam wayfinding. Hal tersebut diungkap melalui wawancara kepada beberapa mahasiswa yang pernah atau sedang menetap di luar negeri untuk belajar dan setelahnya dilanjutkan dengan penyebaran kuesioner kepada responden secara lebih umum. Berdasarkan hasil studi kasus, secara garis besar diketahui bahwa lingkungan navigasi menyediakan konteks bagi kegiatan wayfinding. Konteks ini terdiri dari faktor-faktor lingkungan yang menstimulasi dan memicu emosi manusia. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa emosi manusia bersifat kontekstual dan situasional terhadap lingkungan navigasi dalam wayfinding

Wayfinding is an activity that is familiar with human daily life. Humans do wayfinding in order to find a way to navigate to their destination. Wayfinding is not a difficult thing for people who are familiar with a navigation environment. On the other hand, wayfinding can be challenging for people who are not familiar with a navigation environment. When navigating in an unfamiliar environment, people might get lost more easily and will generally tend to feel worried and various other negative emotions. This is influenced by condition and situation of the navigation environment that accommodates wayfinding. This thesis was written to investigate the relationship between human emotions and the navigation environment within wayfinding. This was revealed through interviews with several students who had or are currently living abroad to study and after that it was continued by distributing questionnaires to more general respondents. Based on the results of the case studies, it is generally known that the navigation environment provides a context for wayfinding activities. This context consists of environmental factors that stimulate and trigger human emotions. Therefore, it can be concluded that human emotions are contextual and situational towards the navigation environment within wayfinding."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fayadiva
"ABSTRACT
Wayfinding merupakan suatu kegiatan oleh manusia dalam memilih jalur untuk mencapai tempat tujuannya. Proses wayfinding akan bergantung kepada bagaimana sebuah lingkungan dapat terbaca dengan jelas bagi penggunanya. Skripsi ini membahas mengenai hubungan antara peran citra dan konfigurasi ruang yang terkait dengan fungsi dan strategi yang digunakan dalam wayfinding. Studi kasus dengan beberapa responden di sebuah pusat perbelanjaan dilakukan untuk memahami lebih lanjut mengenai hubungan peran citra dan konfigurasi dalam wayfinding. Dari hasil studi kasus dapat disimpulkan bahwa elemen citra memiliki peran yang berguna sebagai penanda ataupun petunjuk untuk mengidentifikasi lokasi keberadaannya. Konfigurasi berperan untuk memfasilitasi elemen citra tersebut untuk dapat diakses secara visual bagi penggunanya yang dapat dimanfaatkan untuk memerkirakan jarak dan arah.

ABSTRACT
Wayfinding is a process on how people choose a route to reach their destination. The success of wayfinding process depends on how the environment can be readable by its users. This thesis describes about the connection between the role of image and configuration of space related to the function of wayfinding and its strategies. A case study was conducted at a shopping mall to get a better understanding about the role of image and configuration in wayfinding. From the case study it can be concluded that image plays an important role at hinting the users to identify the location. Configuration plays a role to facilitate the elements of image to be visually accessible to its users which can be utilized to estimate the distance and direction. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>