Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 94833 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Bari Alfattah
"Indonesia merupakan salah satu negara maritim terbesar di dunia,untuk menjamin pergerakan barang dan penumpang terus berjalan pemerintah membuat kapal perintis sebagai kapal subsidi untuk pemerataan.wilayah yang menjadi perhatian adalah Regional Indonesia Timur,namun untuk diciptakan biaya operasional yang optimal agar cost dan tujuan bisa tepat sasaran perlu dilakukan optimasi,salah satu hal yang berperan dari terciptanya biaya operasional lebih rendah adalah pemilihan rute dikarenakan  cost lebih banyak dihabiskan pada bahan bakar.dalam pengoptimalan rute yang bersifat travelling salesman problem dapat digunakan penyelesaian berdasarkan metode heuristik,dua metode heuristik yang yang dapat menjadi pilihan adalah Algoritma genetika dan Tabu search dengan membangun pengoptimalan dalam kedua metode tersebut didapatkan kesimpulan keduanya bisa menjadi solusi dan perbedaan hasil kedua metode tidak berbeda jauh,keduanya  menciptakan berbagai rute dalam permasalahan harga bahan bakar optimal yang dapat dijadikan solusi pemilihan rute yang baru.

Indonesia is one of the largest maritime countries in the world, To ensure the movement of commodity and passengers continues, the government makes pioneer ships as subsidized ships for equity. The area of concern Eastern Indonesia Region, but in order to create optimal operational costs so that costs and goals can be right on target, optimization needs to be done. One of the things that plays a role in creating lower operational costs is route selection because more costs are spent on fuel.When optimizing routes that are traveling salesman problems, solutions based on heuristic methods can be used, Two heuristic methods that can be chosen are genetic algorithms and taboo search by building optimization in the two methods, it can be concluded that both of them can be a solution and the difference in the results of the two methods is not much different, both create various routes in the optimal fuel price problem which can be used as a new route selection solution."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annan Mikail Ramadhan Atmawidjaja
"Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang membentuk satu negara, dengan lima pulau utama dan 30 kepulauan yang lebih kecil dengan total lebih dari 18.110 pulau dan pulau kecil, di mana sekitar 6.000 di antaranya berpenghuni. Oleh karena itu, Pelayaran melalui jalur laut merupakan moda transportasi utama antar pulau di Indonesia. Namun, hal ini menjadi tantangan tersendiri dalam mewujudkan konektivitas antar pulau, terutama di daerah terpencil dan tertinggal. Pelayaran Perintis adalah layanan pelayaran publik yang didanai oleh pemerintah dengan tujuan utama untuk mendukung perekonomian di daerah terpencil dan tertinggal. Namun pada saat tulisan ini dibuat, kinerja pelayaran perintis dinilai masih belum memadai atau belum efisien untuk mencapai tujuan tersebut. Hal ini ditandai dengan lamanya round voyage pelayaran rute tersebut, yang dapat mencapai hingga 14 hari, dan rendahnya frekuensi pelayaran pelayaran perintis dapat menghambat pembangunan ekonomi. Akibatnya, efisiensi rute pelayaran perintis harus dievaluasi kembali. Re-routing dan mengoptimasi rute pelayaran perintis merupakan salah satu cara untuk meningkatkan efisiensi rute pelayaran perintis. Penelitian ini direalisasikan dengan melakukan rerouting pelayaran perintis di wilayah Kepulauan Riau dengan terlebih dahulu melakukan clustering pelabuhan-pelabuhan menggunakan metode clustering DBSCAN (Density Based Spatial Clustering of Applications with Noise) dan optimalisasi dengan pendekatan metode penyelesaian TSP (Travelling Salesman Problem). Hasil yang diperoleh adalah terjadi penurunan rata-rata jarak tempuh pelayaran perintis sebesar 39,5% (dari 1.156,1 NM menjadi 699,5 NM) dan penurunan rata-rata lama durasi round voyage sebesar 66,9% (dari 12 hari menjadi 3,97 hari). Selain itu, terjadi penurunan ketimpangan antar rute yang terlihat dari nilai rentang jumlah pelabuhan, jarak tempuh, dan durasi round voyage pelayaran pada rute pelayaran perintis di Kepulauan Riau.

Indonesia is the world's biggest archipelago to constitute a single state, with five main islands and 30 smaller archipelagoes totaling over 18,110 islands and islets, of which approximately 6,000 are inhabited. Hence, Shipping through sea is the main mode of inter-island transport in Indonesia. However, this creates its own challenge in realizing inter-island connectivity, especially in remote and underdeveloped areas. Perintis shipping is a government-funded publicly available shipping service with a primary objective of supporting the economy in remote and underdeveloped areas. However, as of this writing, the performance of perintis shipping is still inadequate or inefficient to achieve this goal. This is characterized by the lengthy round voyage duration of the routes, which can reach up to 14 days, and the low frequency of perintis shipping voyages could hinder economic development. As a result, the efficiency of perintis shipping routes must be assessed. Re-routing the perintis shipping routes is one way to increase the efficiency of the perintis shipping routes. This research reroutes perintis shipping in the Riau Archipelago region by first clustering the ports using the DBSCAN (Density Based Spatial Clustering of Applications with Noise) clustering method and optimizing with the TSP (Travelling Salesman Problem) solving method approach. The results obtained were that there was a reduction in the average mileage of pioneer shipping routes by 39.5% (from 1,156.1 NM to 699.5 NM) and a reduction in the average length of round voyage routes by 66.9% (from 12 days to 3.97 days). In addition, there was a decrease in inequality between routes as seen from the value of the range of the number of ports, distance traveled, and round voyage duration on pioneer shipping routes in the Riau Archipelago."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Ernandi
"Skripsi ini membahas peranan PELNI dalam perkembangan pelayaran nusantara pada 1969 - 1998. PELNI adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang beroperasi dalam transportasi laut. Negara berperan dalam keberlangsungan PELNI. Perhatian negara atas PELNI memperlihatkan bagaimana perhatian negara dalam membangun perhubungan lautnya. Pada masa Orde Baru, PELNI berubah status menjadi Persero yang diharuskan menargetkan keuntungan dan membawa misi pemerintah. Hasil Penelitian ini adalah PELNI yang menjadi kurang efektif memenuhi kedua targetnya karena terkadang dua kepentingan itu saling berbenturan.

This thesis discusses the role of PELNI in development nusantara shipping in 1969 - 1998. PELNI is one of the State-Owned Enterprises (Badan Usaha Milik Negara) operating in the marine transportation. As State-Owned Enterprises, the state plays a role in sustainability of PELNI. Concern of the state over PELNI shows how the nation's attention in establish sea transportation. During the New Order, PELNI changed it?s status to be Persero that required to bring the government mission and profits target. The results of this study are PELNI become less effective to accomplish both target because sometimes that both interest collide."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S56835
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Romi Gozali Rukmawijaya
"Nowadays, Indonesia has not been considered as a Maritime State yet this country has a huge potential of maritime resources as an Archipelago State. Bearing the predicate of Maritime State could only be achieved if the government is able to explore the maritime resources using its own capability and not depends on other country. In fact, Indonesia has not fully maximized its effort to develop the potential of maritime resources. In this modern era, Indonesia has no longer maritime culture and maritime character as Majapahit and Sriwijaya Kingdom is truly identical with both of it. On traditional shipping (Pelayaran Rakyat), practically, Pelayaran Rakyat has not been developed well. Even, it almost dies since there is no support from the government by creating regulation that will possibly encourage the role of Pelayaran Rakyat as one of maritime strength. Facing this challenges, UU Pelayaran is supposed tobe put forward in order to strengthen national shipping. Taking a look at the definition of Pelayaran Rakyat, it is said that Pelayaran Rakyat is a small business made by people traditionally. Based on that definition, ?traditional? term refers to ship that should be made by wood and use wind power. Consequently, it becomes a boundary to develop small business that is related to Pelayaran Rakyat. At the end, Pelayaran Rakyat cannot compete with other shipping and is left by the customers because they need speed, safety and reliable transportation for their business."
Lengkap +
Depok: Universitas Indonesia, 2016
340 UI-JURIS 6:1 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Vania Talitha Syahrania
"Indonesia sebagai negara kepulauan, memerlukan sistem transportasi yang efisien sebagai penghubung antar wilayah. Kapal sebagai alat transportasi laut menjadi sarana utama dalam mengatasi tantangan mobilitas di Indonesia, khususnya proses pendistribusian barang dalam jumlah besar. Akan tetapi, belum meratanya pengembangan ekonomi dan infrastruktur di wilayah Indonesia bagian timur mengakibatkan terjadinya kesenjangan antar wilayah dan disparitas harga karena tingginya biaya operasional dalam proses pendistribusian barang. Berdasarkan kondisi tersebut, pemerintah mengambil langkah dalam mengoptimalkan peluang ekonomi melalui program tol laut. Tol laut direalisasikan sebagai trayek yang efektif dan efisien sehingga jalur paling ideal dibutuhkan dalam proses pendistribusian barang ke setiap wilayah di Indonesia. Optimasi rute pelayaran pada trayek tol laut perlu dilakukan sebagai langkah krusial untuk menghasilkan jalur paling ideal yang lebih efektif dalam mengurangi biaya operasional dan keterlambatan pendistribusian barang. Penelitian ini mengimplementasikan travelling salesman problem dengan algoritma simulated annealing sebagai metode optimasi pemilihan rute pelayaran. Metode tersebut menghasilkan pemilihan rute yang optimal dengan fungsi objektif jarak tempuh minimum. Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah trayek tol laut 2023 yang telah dijalankan oleh pemerintah merupakan jalur terbaik berdasarkan jarak terpendek. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat 12 rute baru yang memiliki jarak lebih dekat dibandingkan dengan rute pada trayek tol laut yang telah dijalankan oleh pemerintah. Penelitian juga menghasilkan estimasi biaya bahan bakar yang menurun pada 12 rute tersebut. Berkurangnya biaya bahan bakar ini dapat mengurangi tingginya biaya operasional dalam proses pendistribusian barang. Hasil ini dapat menjadi masukan bagi pemerintah Indonesia, khususnya Kementerian Perhubungan sebagai bahan evaluasi dalam Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor: KP-DJPL 678 Tahun 2023.

Indonesia, as an archipelagic country, requires an efficient transportation system to connect its regions. Ships, as the primary means of sea transportation, are essential for overcoming mobility challenges in Indonesia, particularly in the distribution of goods in large quantities. However, the uneven economic and infrastructure development in eastern Indonesia has resulted in regional disparities and price differences due to high operational costs in the distribution process. In response to these conditions, the government has taken steps to optimize economic opportunities through the tol laut program. The tol laut program is designed to be a cost-effective and efficient shipping route network, thus necessitating the most ideal routes for the distribution of goods to every region in Indonesia. Optimizing the shipping routes of the Tol Laut is crucial for creating the most ideal routes that are more effective in reducing operational costs and delays in goods distribution. This research implements the travelling salesman problem using the simulated annealing algorithm as a method for optimizing the selection of shipping routes. This approach identifies the most efficient routes to minimize travel distances. This study aims to test whether the tol laut 2023 routes implemented by the government are the best routes based on the shortest distance. The results of the study indicate that there are 12 new routes with shorter distances compared to the routes of the sea toll previously implemented by the government. The research also estimates a decrease in fuel costs for these 12 routes. This reduction in fuel costs can lower the high operational costs in the goods distribution process. These findings can provide input for the Indonesian government, particularly the Ministry of Transportation, as evaluation material in the Decision of the Director General of Sea Transportation Number: KP-DJPL 678 of 2023."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kendall, Lane C.
Centreville: Cornell Maritime Press , 1986
387.506 8 KEN b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Branch, Alan E.
London: Chapman and Hall, 1985
387 BRA e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika Vidya Noorlaela
"Pengangkut bertanggung jawab atas kerusakan barang yang timbul saat penyelenggaraan pengangkutan barang melalui laut. Skripsi ini membahas tanggung jawab pengangkut kepada perusahaan asuransi atas kerusakan barang saat pengangkutan laut berdasarkan peraturan pengangkutan barang melalui laut di Indonesia dan menganalisis tanggung jawab pengangkut kepada perusahaan asuransi atas kerusakan barang saat pengangkutan laut berdasarkan kasus antara PT Asuransi AXA Indonesia melawan PT Pelayaran Bintang Putih. Metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah penelitian yuridis normatif dengan pendekatan kasus antara PT Asuransi AXA Indonesia melawan PT Pelayaran Bintang Putih dalam Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor 511/Pdt.G/2018/PN Jkt.Pst. jo. Putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta Nomor 104/Pdt/2020/PT DKI. Skripsi ini menyimpulkan bahwa pengangkut bertanggung jawab kepada perusahaan asuransi yang telah memperoleh hak subrogasi atas kerusakan barang saat pengangkutan laut, di mana kerusakan barang yang ditanggung oleh perusahaan asuransi merupakan salah satu hal yang menimbulkan tanggung jawab pengangkut berdasarkan Pasal 41 ayat (1) huruf b UU Pelayaran. Dalam putusan hakim yang menentukan bahwa PT Pelayaran Bintang Putih tidak bertanggung jawab atas kerusakan barang yaitu kacang kedelai kuning yang ditanggung oleh PT Asuransi AXA Indonesia telah sesuai dengan peraturan pengangkutan barang di Indonesia, di mana kerusakan barang tidak disertai dengan adanya dokumen yang dapat menunjukan bahwa kerusakan barang ditimbulkan karena kesalahan PT Pelayaran Bintang Putih selaku pengangkut. Berdasarkan hasil penelitian, saran yang dapat diajukan adalah dengan memperhatikan prinsip tanggung jawab karena kesalahan (fault liability) pada pengangkut, sebaiknya pemilik barang yang akan mengajukan gugatan ganti rugi kepada pengangkut teliti dalam menyiapkan bukti-bukti yang dapat menunjukan secara nyata bahwa kerusakan barang merupakan kesalahan dari pengangkut agar dapat dibuktikan dalil gugatannya di pengadilan.

The carrier is responsible for damage to the goods arising during the transportation of goods by sea. This thesis discusses the responsibility of the carrier to the insurance company for damage to goods during sea transportation based on the regulations for transporting goods by sea in Indonesia and analyzes the responsibility of the carrier to the insurance company for damage to goods during sea transportation based on the case between PT Asuransi AXA Indonesia and PT Pelayaran Bintang Putih. The research method used in this thesis is normative juridical research with a case approach between PT Asuransi AXA Indonesia and PT Pelayaran Bintang Putih in the Decision of the Central Jakarta District Court Number 511/Pdt.G/2018/PN Jkt.Pst. jo. DKI Jakarta High Court Decision Number 104/Pdt/2020/PT DKI. This thesis concludes that the carrier is responsible to the insurance company that has obtained the right of subrogation for damage to goods during sea transportation, where damage to goods borne by the insurance company is one of the things that gives rise to carrier’s responsibility under Article 41 paragraph (1) letter b of the Shipping Law. In the judge's decision which determined that PT Pelayaran Bintang Putih was not responsible for damage to the goods, namely yellow soybeans which were borne by PT Asuransi AXA Indonesia in accordance with the regulations for the transportation of goods in Indonesia, where the damage to the goods was not accompanied by documents that could show that the damage to the goods was caused by the mistake of PT Pelayaran Bintang Putih as the carrier. Based on the research results, one suggestion that can be made is to pay attention to the principle of the carrier fault liability, it is better for the owner of the goods who will file a claim for compensation to the carrier to be careful in preparing evidence that can clearly show that the damage to the goods is a mistake from the carrier so that the argument for his lawsuit can be proven in court."
Lengkap +
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elisabius M. Waka
"Pertumbuhan teknologi industri perkapalan baik di dalam maupun di luar negri terus meningkat, karena itu untuk menjamin kualitas pembuatan kapal lebih bermutu banyak galangan melakukan penelitian uji tarik menggunakan kapal model. Penelitian ini memilki banyak manfaat dengan menyediakan hasil prediksi hidrodinamik kapal skala penuh dan perhitungan numerikal. Penelitian berikut bertujuan untuk menetukan daya optimal kapal skala penuh berdasarkan analisa percobaan uji tarik kapal model. Metode yang digunakan ialah dengan melakukan pengujian tarik kapal model di kolam dengan variasi kecepatan melalui pengaturan voltage motor penarik. Dari hasil pengujian diperoleh nilai hambatan total pada kecepatan tertentu, yang kemudian diolah dan dikonversi menggunakan skala tertentu untuk mendapatkan nilai daya kapal skala penuh.

The growth of the shipping industry technology both inside and outside the country continued to increase, therefore to ensure the quality of shipbuilding, shipyard conducts research using a ship model test. This research has many benefits by providing the results of full-scale ship hydrodynamic predictions and numerical calculations. The aims of following study is to determine the optimal full-scale ship power based on analysis of ship model pull test. The method of experiment is to pull the model ship in a pond with a variation of speed by arrange the puller motor voltage. The experiments give the total resistance value at a certain speed, which is then processed and converted using a specific scale to get a full-scale ship power."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42671
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Silalahi, Juita
"Peranan transportasi laut sangat dominan dalam memperlancar arus barang dan manusia, oleh karena itu keseimbangan penyediaan sarana dan prasarana transportasi laut harus dapat mengatasi kebutuhan permintaan akan jasa transportasi laut secara efektif dan efisien dalam memberikan pelayanan prima kepada publik / masyarakat pengguna jasa tersebut. Tuntutan terhadap jasa transportasi laut yang cepat, tepat, aman dan nyaman, teratur dan terjangkau oleh para pengguna jasa semakin meningkat namun pemberian pelayanan yang prima dari aparat yang bekerja di lapangan atau tertib pelayanan perhubungan kurang dilaksanakan dengan rasa tanggung jawab yang penuh. Sedangkan bagi publik / masyarakat pengguna jasa kurang merasakan/tersentuh atas pelayanan yang diberikan. Kondisis ini tidak dapat dibiarkan demikian saja, pemerintah dalam hal ini perlu segera membenahi permasalahan yang ditemui di lapangan dan menegembalikan apa yang menjadi Visi dan Misi Pelni yang sesungguhnya bukan hanya bentuk kiasan / slogan saja. Visi Pelni adalah menjadi perusahaan yang tangguh dengan jaringan internasional sedangkan Misinya adalah mengelola dan mengembangkan angkutan laut untuk menunjang terwujudnya wawasan nusantara dan meningkatkan kontribusi pendapatan bagi negara.
Permasalahan dalam penelitian ini yaitu sumbangan PT.Pelni dalam membangun ketahanan nasional rute Tanjung Priok-Belawan, dari permasalahan tersebut diturunkan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimana manfaat dan kondisi pelayanan Pelni rute Tanjung Priok-Belawan. 2. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi sumbangan PT.Pelni terhadap ketahanan nasional. 3. Alternatif apa yang diambil PT. Pelni dalam membangun ketahanan nasional.
Selanjutnya tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Menganalisis manfaat serta pelayanan PT. Pelni rute Tanjung Priok - Belawan. 2. Menentukan bobot pengaruh factor-faktor dalam mengukur sumbangan PT. Pelni dalam membangun ketahanan nasional. 3. Atas dasar pertimbangan penduduk, manajemen, material, pemeliharaan dan perusahaan pemasuk akan diukur alternatif pilihan: Angkutan penumpang , Angkutan Barang dan kombinasi angkutan penumpang dan barang.
Metode yang digunakan dan hasil penemuan penelitian :
Metode penelitian untuk menjawab permasalahan pertama digunakan analisis deskriptif kualitatif yang dilengkapi dengan data dalam bentuk tabel yang menggunakan presentase, dan permasalahan dua dan tiga menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP) dari Thomas Saaty yaitu suatu metode yang menentukan faktor-faktor dan bobot masing-masing faktor yang mempengaruhi dalam membangun ketahanan nasional serta menentukan pilihan angkutan mana yang akan dipilih oleh Pelni.
1. Tujuan penelitian nomor 1 diperoleh kesimpulan bahwa angkutan laut Pelni dirasakan oleh masyarakat manfaatnya khususnya rute Tanjung Priok- Belawan karena dapat mempermudah masyarakat dalam melakukan kegiatan usaha yang sesuai pendapat responden sebanyak 83 %, masyarakat dapat dengan mudah mengunjungi keluarga dengan pendapat responden sebanyak 100%. Kemudian bermanfaat dalam meningkatkan pendidikan sesuai pendapat responden sebanyak 90% serta bermanfaat dalam melakukan silaturahmi sesuai pendapat responden sebanyak 57 %. Namun pelayanan Pelni dirasakan kurang oleh penumpang yaitu antara lain kurang nyamannya penumpang akibat dari banyak kecoak yang berkeliaran sampai ketempat tidur, ketempat masak dan AC di kelas ekonomi kurang baik sebagaimana pendapat responden sebanyak 58 % menyatakan tidak nyaman dan penumpang kelas ekonomi tidur di bawah-bawah tangga serta di anjungan dan merokok di mana-mana tanpa melihat larangan merokok yang dapat membahayakan penumpang maupun para ABK. Pendapat responden sebanyak 56 % menyatakan ongkos masih terjangkau.
Tujuan penelitian nomor 2 diperoleh kesimpulan bahwa: Menghasilkan bobot prioritas yang mesti diimplementasikan dalam kinerja Pelni yaitu kriteria yang memiliki bobot yang lebih besar adalah faktor penduduk dengan pembobotan dari hasil pengukuran tersebut sebesar 35,3 % , faktor manajemen dengan bobot 25,2 % , pemeliharaan dengan bobot 19,4 %, Perusahaan Pemasok dengan bobot 10,1 % dan Material dengan bobot 10 %.
Selanjutnya dari hasil print out sebagai hasil sintesis secara keseluruhan dengan mempertimbangkan faktor-faktor dan sub kriteria sub kriteria yang dapat disimpulkan bahwa prioritas utama pilihan dari Pelni adalah pada angkutan penumpang sebesar 52,3 %, kemudian prioritas kedua adalah kombinasi angkutan penumpang dan barang sebanyak 28,8 % dan prioritas ketiga atau terakhir adalah angkutan barang sebanyak 8,8 %.

Sea transportation plays a very dominant role in smoothing flow of goods and passengers; therefore, balanced provision of sea transportation facilities and infrastructures should be able to meet the demand for sea transportation services effectively and efficiently in providing maximum services to the service users. The demand for fast, proper, safe, convenient, orderly, and affordable sea transportation services by the service users is considerably increasing, but the provision there of by the apparatuses working in the field, or transportation services, are not implemented with full sense of responsibility. On the other hand, services users are not satisfied with the given services. This condition cannot be taken for granted. In this case, the government needs to immediately rectify the problems found in the field and to restore what becomes Pelni's Vision and Mission that are not simply slogans. Pelni's Vision is to become a robust company with international networks, while its mission is to manage and develop sea transportation in support of the achievement of wawasan nusantara (nation?s insight) and to improve contribution to the state revenues.
The question asked in this study was how were PT Pelni's contributions in developing the national resilience on the rote of Tanjung Priok- Belawan, from which the following subsidiary questions were derived
1. How were the benefits and conditions of services?
2. What factors did affect PT. Pelni's contribution to the national resilience?
3. What alternative did PT. Pelni take in developing the national resilience?
Further, this study had the following objectives:
1. To analyze the benefits and conditions of services.
2. To determine the extents of the affecting factors in measuring PT. Pelni's contribution to developing the national resilience.
3. With due consideration of population, management, material, maintenance and Supplier Company, alternative option would be measured: passenger transportation, goods transportation and combined passenger and goods transportation.
Methods used and research outcome:
Research method used to answer the first subsidiary question was qualitative-descriptive analysis, complete with data in the form of tables using percentage, while that for the second and the third subsidiary questions was Analytical Hierarchy Process (AHP) from Thomas Saaty, i.e. a method determining factors and value of each factor affecting the development of the national resilience as well as the mode of transportation to be used by Pelni.
1. Objective No. 1 returned conclusion that Pelni provided sea transportation would benefit the public, particularly on the route of Tanjung Priok - Belawan, because it would ease the public in conducting business activities (83 % of total respondents), the public could easily visit their families (100 % of total respondents), it would help improve education (90 % of total respondents), and it would help public maintain bonds of relationship (57 % of total respondents). Pelni's services did not satisfy the passengers because, among other things, lack of convenience due to cockroaches being seen everywhere - even at sleeping and cooking areas, air conditioners at economic class were less good as 68 % of total respondents said they were not comfortable, and economic class passengers were sleeping below stairs and at ship's bridge, passengers were seen smoking not observing no smoking signs and this could endanger passengers and ship crews. 56 % of total respondents said that the fares were affordable.
2. Objective No. 2 returned conclusion that : producing values of priority that should be implemented in Pelni's performance, i.e. the criteria having higher value were population factor with value from said measuring being 35.3%, management factor with value of 25.2%, maintenance with value of 19.4%, supplier Company with value of 10.1%, and material with value of 10%.
3. Further, from the outcome of print out as a result of overall synthesis with due consideration of the factors and sub-criteria, it can be concluded that priority options for Pelni are passenger transportation being 52.3%, combined passenger and goods transportation being 28.8% and goods transportation being 8.8%, as first, second and third priorities respectively."
Lengkap +
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T 11386
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>