Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 41156 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ignatius Lintang Satyawan
"Sebagai salah satu negara yang unggul di bidang agroindustri, Indonesia memiliki berbagai macam biomassa yang bermanfaat untuk dikonversi menjadi komoditas bernilai tambah. Jenis biomassa di Indonesia sangat bervariasi, mulai dari kelapa sawit hingga tebu. Namun, industri pengolahan biomassa juga menghasilkan limbah yang mengandung berbagai komposisi selulosa, hemiselulosa, dan lignin tergantung dari jenis biomassanya. Pada penelitian ini, jenis biomassa yang dipilih adalah tandan kosong kelapa sawit (TKKS), brangkasan jagung, dan ampas tebu karena banyak dijumpai di Indonesia. Penelitian ini difokuskan pada simulasi bioproduksi asam ferulat yang merupakan produk hidrolisis hemiselulosa, khususnya arabinoxylan dengan bantuan katalis enzim ferulic acid esterase (FAE). Enzim FAE diproduksi oleh jamur Aspergillus niger CBS 120.49 dalam batch fermentor, dimana biomassa substrat dihidrolisis. Proses ini disimulasikan menggunakan perangkat lunak SuperPro Designer v9.0 dan menggunakan tiga skenario berbeda yang melibatkan TKKS, brangkasan jagung, dan ampas tebu sebagai bahan baku, serta dua sub-skenario di mana biomassa dikeringkan dengan mesin pengering di sub-skenario pertama dan dikeringkan di bawah sinar matahari pada ruang terbuka di sub-skenario kedua. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemanfaatan TKKS yang dikeringkan menggunakan mesin sebagai bahan baku merupakan skenario yang paling menjanjikan dengan rendemen asam ferulat sebesar 26.97% pada konsentrasi 627.76 gram per liter, gross margin sebesar 55.64%, dan pengembalian investasi (ROI) 35,59% serta payback period dalam 2.81 tahun dengan IRR sebesar 26.02% dibandingkan hasil dari skenario lainnya. Oleh karena itu, penggunaan TKKS yang dikeringkan dengan bantuan mesin sebagai substrat menunjukkan hasil terbaik dalam evaluasi dan simulasi secara keseluruhan.

As one of the leading countries in the agroindustrial sector, Indonesia has a broad range of biomass that are useful to be converted into value-added commodities. The biomass types range from oil palm to sugarcane. However, the agroindustrial processing of biomass also produces waste that contains various compositions of cellulose, hemicellulose, and lignin depending on the type of biomass. In this study, the chosen types of biomasses are oil palm empty fruit bunch (OPEFB), corn stover, and sugarcane bagasse since they are very common in Indonesia. The research is focused on the bioproduction simulation of ferulic acid, which is a product of hemicellulose, specifically arabinoxylan hydrolysis with the help of ferulic acid esterase (FAE) enzyme catalyst. The enzyme is produced and excreted by Aspergillus niger CBS 120.49 strain in a batch fermenter, where the biomass is being hydrolysed. The process is simulated using SuperPro Designer v9.0 software and employs three different scenarios involving OPEFB, corn stover, and sugarcane bagasse as the raw materials, as well as two sub-scenarios where the biomass is dried with a machine dryer in the first sub-scenario and is dried using open-air sun drying method in the second sub-scenario. The results of this research have shown utilization of machine dried OPEFB as the raw material is the most promising scenario with the ferulic acid yield of 26.97% at a concentration of 627.76 grams per litre, a gross margin of 55.64%, and 35.59% return of investment (ROI) as well as a payback period of 2.81 years at IRR of 26.02% compared to the results from other scenarios. Therefore, the use of OPEFB as the substrate with machine drying method shows the best results in overall assessment and simulation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soekartawi
Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2000
338.1 SOE p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Saragih, Bungaran
Bogor: Yayasan USESE , 2001
338.1 SAR s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ibnu Maulana Hidayatullah
"Kebutuhan akan jenis katalis yang berasal dari bahan baku hayati (biokatalis) semakin meningkat seiring dengan perkembangan produk yang berbasis ramah lingkungan. Sebagian besar produk enzim untuk industri di Indonesia masih berstatus impor sebanyak 99%. Perkiraan nilai pasar dunia khusus di industri enzim mencapai angka 4,4 miliar USD dan untuk konsumsi enzim dalam negeri telah mencapai 187,5 miliar rupiah dengan kebutuhan enzim mencapai 2.500 ton di tahun 2015. Untuk mencapai kebutuhan biokatalis (enzim) yang tidak sedikit, diperlukan produksi secara massal dengan simulasi produksi menggunakan aplikasi SuperPro Designer v9.0 untuk mendapatkan kondisi yang diinginkan dan merancang alat produksi enzim lipase berbasis medium padat (fermentasi Solid State) dengan memanfaatkan equipment berupa Tray Bioreactor, filter press, centrifuge, mixing tank 2, dan dryer. Analisis keekonomian berupa NPV, IRR, Payback Period, dan Benefit Cost Ratio yang lebih menguntungkan antara basis produk 1 kg dengan 10 kg adalah produksi enzim dengan basis 10 kg dengan NPV Rp112.796.147.423,00; IRR 54,20%; Payback Period 1,95 tahun; dan Benefit Cost Ratio 3,36.
Needs for this kind of catalyst derived from biological raw materials (biocatalysts) has increased along with the development of products based on environmentally friendly. Most of the enzyme product for the industry in Indonesia still an import as much as 99%. Estimated value of the world market specialized in enzyme industry reached 4.4 billion USD and for the consumption of enzymes in the country has reached 187.5 billion rupiah to the needs of the enzyme reached 2,500 tons in 2015. To achieve the needs of the biocatalyst (enzyme) that is not less, is needed A mass production with production simulation using SuperPro Designer v9.0 application to get the desired conditions and equipment designing of production lipase enzyme-based solid medium (fermentation solid State) by utilizing equipment such as Tray Bioreactor, filter press, centrifuge, mixing tank 2, and dryer , Economic analysis in the form of NPV, IRR, Payback Period, and the Benefit Cost Ratio is more advantageous product base 1 kg to 10 kg is the production of an enzyme with a base of 10 kg with a NPV Rp112.796.147.423,00; IRR 54.20%; The Payback Period of 1.95 years; and Benefit Cost Ratio of 3.36."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S65018
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Nur Hidayat
"Agrobisnis di Indonesia merupakan sektor yang memiliki peran yang sangat penting dalam perindustrian nasional. Pangsa nilai tambahnya dalam industri nonmigas sebesar 80,70%, kesempatan kerja 74,90% dan efek pengganda nilai tambah sebesar 3.23. (LRPTN, ITB Bandung, 2005). Tongkol jagung merupakan salah satu limbah padat pertanian yang mengandung pentosan sehingga memiliki nilai ekonomis untuk diolah menjadi produk yang lebih bermanfaat. Tongkol jagung akan memberikan nilai ekonomis yang tinggi jika dikonversi menjadi furfural.
Proses pembuatan furfural dengan bahan baku tongkol jagung dilakukan dengan kombinasi proses Batch dan kontinyu dengan reaksi utama adalah hidrolisis yang diikuti dengan reaksi dehidrasi menggunakan katalis asam sulfat. Reaktor yang digunakan adalah reaktor stirred barch (berpengaduk) yang dioperasikan pada tekanan 2 bar dan tcmperatur 128 oC selama 70 menit. Pemurnian furfural menggunakan azeotropik distillation dan dehydration column guna mendapatkan furfural berkemurnian tinggi yaitu 99%.
Stirred Reactor yang digunakan adalah reaktor yang telah digunakan dalam pengolahan furfural dengan menggunakan SupraYield Technology®. Teknologi ini lebih unggul dan lebih ekonomis dibandingkan teknologi konvensional. Pada perancangan awal pendirian pabrik furfural ini akan dipilih di Propinsi Jawa Timur tepatnya di Kawasan Industri Gresik karena alasan ketersediaan bahan baku dan distribusi pasar. Berdasarkan simulasi dengan software SuperPro Designer® diperoleh bahwa untuk mendapatkan produksi furfural 183 kg/batch berdasarkan proyeksi permintaan pasar tahun 2008, maka dibutuhkan bahan baku yaitu tongkol jagung sebesar 900 kg/barch (4.9 kg/Kg furfural) dan asam sulfat 36% sebesar 84 kg/batch (0.45 kg/Kg furfural).
Untuk kapasilas produksi sebesar 362 ton/tahun, total investasi yang dibutuhkan untuk membangun sebuah pabrik furfural di Indonesia adalah US$ 2.855.773,00 dengan dengan biaya manufaktur sebesar US$ 189.86S,00. Parameter kelayakan untuk pabrik furfural dengan kapasitas 362 ton/tahun adalah NPV US$ 2.873.820,29, IRR 15 %, PBP 4 tahun 9 bulan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S49534
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harman Yusuf
"Blockchain telah menjadi salah satu teknologi penting karena kemampuan transparansi dan privasi yang dimiliki. Banyak perusahaan melihat kemampuan dari Blockchain sebagai terobosan untuk banyak kasus, seperti rantai pasok. Penelitian ini membahas kasus masalah ledger pemasok sayuran. Pemasok sayuran membutuhkan satu hari untuk menyalin transaksi ke dalam ledger dan seringkali ada beberapa distorsi informasi antara pemasok dan pelanggan. Penelitian ini menggunakan Hyperledger Fabric untuk membangun Blockchain Network sesuai dengan permasalahan pemasok sayuran. Blockchain Network dibuat dengan sembilan channel dan Crash Fault Tolerance dengan menggunakan apache kafka. Blockchain Network yang telah dikembangkan akan disimulasikan dengan dua iterasi yang setiap iterasi terdiri dari 40 putaran dan setiap putaran berisi 3000 transaksi. Rata-rata throughput iterasi pertama adalah 27,9 tps dengan throughput tertinggi di putaran 1 dengan throughput 34,1 tps dan terendah di putaran 37 dengan throughput 25,3 tps. Selanjutnya, iterasi pertama memiliki success rate 99,1% dengan success rate minimum 93,3% di putaran 37. Throughput iterasi kedua adalah 28,1 tps dengan throughput tertinggi di putaran 1 dengan throughput 32,8 tps dan terendah di putaran 40 dengan throughput 21,3 tps. Selain itu, rata-rata success rate iterasi ke dua adalah 98,9% dengan success rate minum adalah 80,4% di putaran 40. Hasil simulasi tersebut menunjukkan bahwa Blockchain Network yang dikembangkan sangat kompatibel dengan masalah yang dimiliki oleh pemasok sayuran.

Blockchain has become one of the most important technology because of its capabilities such as transparency and privacy. Many enterprises see these capabilities as a breakthrough to many cases, such as supply chain. This paper discusses a case of a vegetables supplier that faced some problems about the ledger. Usually the company need one day to finish the ledger and sometimes there are some information distortion between supplier and client. This paper use Hyperledger Fabric to build Blockchain Network that is compatible with the supplier problems. The Blockchain Network created with nine channels and Crash Fault Tolerance by using kafka. This Blockchain Network is tested with two iteration which iteration is tested with 40 rounds of 3000 transaction. The first iteration throughput average is 27.9 tps with the highest throughput in round 1 with a throughput of 34.1 tps and the lowest in round 37 with a throughput of 25.3 tps. Furthermore, the first iteration has a success rate average of 99.1% with a minimum success of 93.3% in round 37. The second iteration throughput is 28.1 tps with the highest throughput is in round 1 with a throughput of 32.8 tps and the lowest is in round 40 with a throughput of 21.3 tps. Furthermore, the success rate average of the second iteration is 98.9% with the lowest success rate is 80.4% in round 40. This performance indicates that the developed Blockchain Network is very compatible with the problem that vegetables supplier has."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
J.A. Noertjahyo
"Issues on problems and prospects of agricultural industries in Indonesia; collected articles.
"
Jakarta: Kompas, 2005
630.92 NOE d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sembiring, Mahli
"Model Strategi Kemitraan mengusulkan integrasi antara teori manajemen stratejik dengan kemitraan yang didorong oleh kewirausahaan dalam membangun agribisnis untuk menghasilkan produk yang unggul bersaing sebagai aplikasi dari teori keunggulan bersaing.
Model Strategi Kemitraan paling sesuai untuk diterapkan dalam Proposal Kemitraan Agribisnis Jagung Karo karena kepentingan strategis agribisnis jagung, biaya yang dikeluarkan dalam pembentukan kemitraan, ketersediaan sumber daya di pasar, dan daya tarik bisnis jagung bagi para pemasok untuk membuka usaha sendiri juga dinilai dalam tingkatan moderat.
Keritraan Agribisnis Jagung Kara sangat sesuai dijadikan pilihan investasi karena: (1) Pasar sedang tumbuh tinggi (10-15%). (2) Hasil keuangan tinggi: tingkat imbalan investasi (ROI) rata-rata 207% per tahun selama lima tahun operasi; jangka waktu pengembalian investasi (PBP) sangat singkat (7 bulan untuk arus kas atau 11,54 bulan untuk iaba bersih); ketahanan tinggi terhadap perubahan harga dan biaya (hingga 40%). (3) layak menurut Metode Tujuan, Manfaat dan Biaya, dan (4) Sumberdaya agribisnis jagung telah tersedia dalam berbagai alternatif.
Model Strategi Kemitraan dapat dijadikan alternatif pembangunan pertanian di Indonesia untuk mengubah paradigma status pertanian yang kurang menarik menjadi agribisnis yang primadona untuk karir dan profesi bagi generasi muda dan pada akhimya meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia, khususnya para petani dan mengangkat status dari negara miskin menjadi negara kaya.

Strategic Partnering Model proposes integration between strategic management with partnership theory driven by entrepreneurship to establish agribusiness enterprises to produce champions' product in applying competitive advantage strategic theory.
Strategic Partnering Model is the best choice of business processing strategic to execute Karo Corn Agribusiness Partnering in line with strategic interest, cost to establish partnering, availability of productions input, and business attractiveness to supplier consider in moderat level.
Karo Corn Agribusiness Partnering is the best destination of investment due to: (1) high growing market (10-15%), (2) very high return on investment 207% annually average for five years operation, (3) short term pay back period (7 months by cash flow or 11.54 months by net profit), (4) feasible by goal, benefit and cost method assesstment, and (5) supporting by available technology in wide alternatives.
Strategic Partnering Model proposes as effective business processing strategic and powerful) method to change bad image of agriculture to attractive fields of agribusiness for careers and professions for young generations and ultimately increase Indonesia people prosperity, especially for the farmers and shift their status from poor nation to rich nation.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2007
T22409
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asri Wasponingsih
"Keberhasilan program pemberdayaan dan pengembangan usaha agribisnis LM3 dilndikasikan dengan kemandlrlan usaha LM3 yang dlharapkan akan berdampak pada (1) tumbuhnya LM3 sebagai embrio pembentukan inti kawasan agriblsnis; (2) berkembangnya usaha agribisnis dan agrolndustri di sekitar lokasi LM3; (3) terjadinya penlngkatan pendapatan dan kesejahteraan LM3 dan masyarakat sekitamya; serta (4)berfungsl LM3 model sebagai pusat pelatlhan pertanian·pedesaan.
Dalam perjalanannya pelaksanaan dan implementasl program pemberdayaan dan pengembangan usaha agribisnis LM3 belum memperilhatkan hasil yang optimal. Kegiatan pembinaan yang dilakukan tidak berkesinambungan serta pembinaan yang dilakukan selama ini masih bersifat parsial dan kurang sinergls. Ketiadaan instrumen sebagal pengukur ttngkat kemandtrian usaha LM3 merupakan salah satu kendala dalam melakukan evaluasi dan analisis terhadap kebljakan dalam penyelenggaraan program tersebut.
Tesis ini bertujuan menyusun suatu indeks komposit yang diharapkan btsa menjadi salah satu altematif usulan instrumen pengukur kemandirian usaha LM3 yang selanjutnya dlsebut Indeks Kemandirlan Usaha (IKU) sebagat indikator keberhasilan pemberdayaan dan pengembangan usaha agrlbtsnis LM3. Melalui representast dari indikator-indikator yang membangun indeks tersebut dilakukan ujt coba dan analisis pada empat LM3 yang terpilih."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T31642
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Zainal Arifin
"Agrosilvo ekosistem hutan rakyat (HR) adalah bentuk pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan dan adaptif terhadap perubahan. Penelitian ini merumuskan model keberlanjutan dan adaptasi pengelolaan agrosilvo ekosistem HR, sebagai dasar konsep strategi pengelolaan lahan kritis DAS serta strategi adaptasi perubahan iklim berbasis ekosistem hutan. Penelitian ini menggunakan tiga tahapan analisis. Pertama, analisis statistik deskriptif untuk menggambarkan karakteristik dan fungsi agrosilvo ekosistem HR. Kedua, Analisis Multi Dimensional Scaling menggunakan aplikasi Rapid Appraisal HR (RAP-HR) untuk mengetahui status dan faktor pengungkit keberlanjutan dan adaptasi pengelolaan HR. Ketiga, analisis prospektif untuk merumuskan model keberlanjutan pengelolaan dan adaptasi agrosilvo ekosistem HR dalam rekayasa skenario masa depan. Karateristik agrosilvo ekosistem HR dicirikan oleh pola penanaman multispecies dan multilayer yang mampu memenuhi fungsi sosial ekonomi dan hidrologis lahan dalam perubahan pola iklim yang terjadi. Karateristik agrosilvo ekosistem HR dibentuk oleh inisiatif adaptasi subsistem sosial. Keberlanjutan dan adaptasi pengelolaan HR pada unit analisis cukup adaptif dan berkelanjutan didukung keberlanjutan variabel perencanaan tanaman, karateristik agrosilvo ekosistem, dan kelembagaan. Variabel pola silvikultur dan pola pemanenan berada dalam status kurang adaptif dan kurang berkelanjutan. Keberhasilan model keberlanjutan dan adaptasi pengelolaan agrosilvo ekosistem HR digerakkan oleh faktor program penguatan kelembagaan dan diungkit oleh faktor aktivitas pengendalian lahan, penetapan jarak tanam, serta stratifikasi tanaman dan kesinambungan produksi yang berlangsung dalan skenario optimistik progresif.

Agrosilvo ecosystem of privately owned forest (PoF) is a form of sustainable and adaptive natural resource management. This study formulates a model of sustainability and adaptive management of PoF agrosilvo ecosystems, as a basis for formulating the strategic concept of degraded watersheds management and rehabilitation and also forest ecosystem-based climate change adaptation strategies. This study uses three phases of analysis. First, descriptive statistical analysis to describe the characteristics and functions of PoF agrosilvo ecosystem. Secondly, multi dimensional scaling analysis using Rapid Appraisal HR (RAPHR) application to determine the status and leverage factors of sustainability and adaptive management of PoF. Third, prospective analysis to formulate a model of sustainability and adaptive management of agrosilvo ecosystems in engineered future scenarios. Agrosilvo ecosystem of PoF are characterized by multispecies and multilayer planting that is able to meet socio-economic needs and continuously maintain the carrying capacity of land in a changing climate pattern. The characteristic of agrosilvo ecosystem of POF were formed by autonomous adaptation initiatives of social subsystems. The sustainability and adaptation of PoF management on the unit of analysis is quite adaptive and sustainable, which are supported by the sustainability of plants planning, agrosilvo ecosystem characteristics, and institutional variables. Silvicultural pattern and harvesting pattern are less adaptive and less sustainable. The model of sustainability and adaptive management of PoF are driven by institutional strengthening program and supported by land management activities, plant spacing determination, plant stratification, and sustainability of production factors in progressive optimistic future scenario.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2013
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>