Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 89117 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ida Bagus Egy Beratha Yoga
"Jembatan Kapuas I terletak di Kota Pontianak dengan panjang 420 meter dan lebar 6 meter. Jembatan ini dibangun pada tahun 1980 dan diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tahun 1982. Pada tahun 2013 Jembatan Kapuas I ditabrak kapal ponton atau kapal tongkang akibatnya Jembatan Kapuas I sempat berguncang keras. Dikarenkan Jembatan Kapuas I sudah berumur lebih dari 40 tahun Pemerintah Kota Pontianak melalui Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jendral (Ditjen) Bina Marga membangun Jembatan Duplikat Kapuas I yang baru yang berada di sebelah kiri Jembatan Kapuas I. Pada proses pembangunan jembatan terdapat item pekerjaan pondasi, pekerjaan pondasi ini berupa pemancangan tiang pancang. Tiang pancang adalah bagian-bagian konstruksi yang dibuat dari kayu, beton, dan atau baja, yang digunakan untuk meneruskan beban-beban permukaan ke tingkat-tingkat permukaan yang lebih rendah di dalam massa tanah. Pemancangan yang dilakukan menggunakan tiang pancang precast dengan bentuk Spun pile. Sebelum dilaksanakan pemancangan dilakukan Perhitungan beban rencana, penyelidikan tanah di area pemancangan, merencanakan dimensi tiang pancang, menghitung daya dukung tiang, memilih hammer yang akan digunakan, menghitung berat hammer yang akan digunakan untuk menyesuaikan hasil penetrasi, barulah pemancangan dapat dilaksanakan. Setelah tahap pelaksanaan pemancangan pondasi selesai dilaksanakan maka diperlukan pengujian kinerja terhadap tiang untuk mengukur daya dukung aktual dan penurunan pada kedalaman rencana. Beberapa cara untuk mengukur kinerja dari pondasi tiang pancang adalah dengan cara melakukan metode kalendering, oengujian pembebaban statik atau pengujian dinamik (PDA). Pelaksanaan pengujian dinamik (PDA) mengenai Pengujian aksial tiang metode Dinamik dengan PDA test.

The Kapuas I Bridge in Pontianak City is 420 meters in length and 6 meters in width. The bridge was built in 1980, and inaugurated by President Suharto in 1982. In 2013, a barge or pontoon hit with the Kapuas I Bridge, causing it to tremble violently. Because the Kapuas I Bridge is more than 40 years old, the Pontianak City Government commissioned the Ministry of Public Works and Public Housing (PUPR) and the Directorate General (Ditjen) of Highways to build the Kapuas I Duplicate Bridge, which is positioned to the left of the Kapuas I Bridge. The building of the bridge includes piling piles that serve as foundation work. Wood, concrete, and/or steel are the materials used to construct piles, which are utilized to transfer surface loads to lower soil surface levels. Spun piles are utilized for building. Prior to erection, it is necessary to calculate the load plan, conduct a soil research in the beheading region, plan the dimensions of the pile, calculate the carrying capacity of the pile, select the hammer to be used, and calculate the weight of the hammer to modify the penetration results. After the phase of foundation installation is complete, it is required to assess the performance of the pile to determine its actual carrying capacity and depth reduction. The calendaring method, static testing, and dynamic testing are a few methods for assessing the performance of piling foundations (PDA). Implementation of dynamic testing (PDA) with respect to axial testing with PDA."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Martin Everest Susanto
"Spun pile yang terdapat di Indonesia masih menggunakan tulangan transversal dengan rasio volumetrik yang jauh dibawah persyaratan SNI. Penggunaan steel jacket pada spun pile selain sebagai perkuatan untuk spun pile juga untuk memenuhi kebutuhan tulangan transversal pada spun pile tersebut. Penelitian ini akan mengamati pengaruh penggunaan steel jacket terhadap perilaku spun pile dalam menahan beban aksial dan lateral melalui pemodelan menggunakan perangkat lunak ABAQUS. Uji parametrik untuk mengetahui pengaruh steel jacket dan perilaku spun pile dilakukan dengan memberikan variasi beban aksial, material dan tebal steel jacket, serta lekatan antara steel jacket dengan spun pile. Analisis hasil uji parametrik diperoleh melalui pengamatan kapasitas dan daktilitas melalui kurva , rasio volumetrik tulangan transversal, tegangan, dan regangan. Penggunaan steel jacket baja mutu tinggi dan baja normal diketahui dapat meningkatkan kapasitas lentur spun pile, namun juga mengurangi daktilitas dari spun pile tersebut. Lekatan steel jacket pada spun pile yang lebih lemah menyebabkan steel jacket mengalami slip sehingga dapat mengurangi kapasitas lentur spun pile. Steel jacket mampu memenuhi kebutuhan tulangan transversal pada spun pile karena mampu meningkatkan rasio volumetrik tulangan transversal pada spun pile secara signifikan dan mampu mengurangi tegangan dan regangan maksimum yang bekerja pada tulangan spiral.

Spun pile available in Indonesia still uses transverse reinforcement with volumetric ratio that is much lower that SNI requirement. Steel jacket usage on spun pile besides as spun pile strengthening is also to fulfill the requirements of transverse reinforcement. The purpose of this study is to observe the effects of steel jacket to spun pile behaviour to withstand axial and lateral loads by modeling with ABAQUS software. Parametric studies used to observe the effects was done by varying axial loads, steel jacket materials and thicknesses, and bonds between steel jacket and spun pile. Analysis for parametric studies was obtained from investigation of capacity and ductility from curve, transverse reinforcement volumetric ratio, stresses, and strains. It is known that high strength and normal strength steel jacket can increase bending capacity of the spun pile, but also decrease the spun pile’s ductility. Weaker bonds between steel jacket and spun pile can cause steel jacket to slip thereby reduces bending capacity of spun pile. Steel jacket can fulfill the requirements of spun pile transverse reinforcement for increasing transverse reinforcement volumetric ratio significantly and reducing maximum stresses and strains acting on the spiral reinforcement.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jacqueline Yap
"Pengecekan sertipikat hak atas tanah merupakan kewajiban sekaligus syarat dalam rangka pembuatan akta bagi Pejabat Pembuat Akta Tanah, dengan tujuan untuk memastikan kesesuaian sertipikat. Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, serta untuk merealisasikan sebuah layanan yang mudah, cepat, dan biaya ringan, maka dilakukan digitalisasi layanan pengecekan sertipikat. Namun dalam pelaksanaannya ditemukan kendala-kendala, yang juga terjadi di Kantor Pertanahan Kota Pontianak yang berupa ketidaksesuaian hasil pengecekan sertipikat. Hal itu menyebabkan ketidakpastian hukum dan kekhawatiran bagi pihak yang berkepentingan. Oleh karena itu, penelitian ini mengkaji proses validasi data elektronik dalam pengecekan sertipikat secara elektronik dan mekanisme penanganan yang dilakukan apabila terdapat ketidaksesuaian data dalam pengecekannya. Kajian dilakukan menggunakan metode penulisan yuridis normatif dan didukung oleh hasil wawancara kepada narasumber. Hasil penelitian ini menemukan bahwa, pertama, Permasalahan yang muncul berasal dari data-data pertanahan yang tidak valid. Proses validasi oleh Kantor Pertanahan Kota Pontianak dilakukan dengan memeriksa dan memastikan kesesuaian data-data yang tersimpan di pangkalan data Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional melalui aplikasi Komputerisasi Kantor Pertanahan yang telah disediakan oleh Pusat Data dan Informasi Pertanahan, Tata Ruang, dan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan. Namun kekosongan prosedur yang jelas menyebabkan inkonsistensi data. Kedua, Kantor Pertanahan Kota Pontianak juga bertanggung jawab atas hasil pengecekan yang tidak sesuai. Klarifikasi dan perbaikan data telah dilakukan tetapi masih bersifat pasif. Pencantuman keterangan terkait tata ruang dalam hasil pengecekan dapat pula menimbulkan ketidaksesuaian apabila data tersebut belum disesuaikan dengan Rencana Detail Tata Ruang yang terbaru. Miskonsepsi birokrasi juga berpengaruh dalam masalah tersebut. Dengan demikian, integrasi data harus segera diajukan kepada Direktorat Jenderal Tata Ruang Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional.

Certificate of land rights checking is an obligation and a condition in terms of making deeds for the Land Deed Making Officer, to ensure the suitability of the certificates. Through the development of times and technology, and to realize an easy, fast, and low-cost service, the digitization of certificate checking services is carried out. However, in its implementation, obstacles were found, which also occurred at the Pontianak City Land Office in the form of discrepancies in its results. This causes legal uncertainty and concern for interested parties. Therefore, this study examines the process of validating electronic data in electronic certificate check and the handling mechanism carried out if there is a data discrepancy in checking. Study was conducted using normative juridical writing methods and supported by the results of interviews with speakers. The results found that, first, the problems rose from invalid land data. Validation process by the Pontianak City Land Office is carried out by checking and ensuring the data suitability stored in the database of the Ministry of Agrarian and Spatial Planning/National Land Agency through the Computerized Application of the Land Office which has been provided by the Center for Data and Information on Land, Spatial Planning, and Sustainable Food Agricultural Land. But the blankness of obvious procedure leads to data inconsistencies. Second, the Pontianak City Land Office is also responsible for the inappropriate checks results. Clarification and improvement have been carried out, but it is still passive. The inclusion of spatial planning information in the results of the check can also cause discrepancies if the data has not been adjusted to the latest Detailed Spatial Plan. Bureaucratic misconceptions also influence the issue. Thus, data integration must be immediately submitted to the Directorate General of Spatial Planning of the Ministry of Agrarian and Spatial Planning/National Land Agency."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fasya Dwi Aryana
"Studi eksperimen ini merupakan bagian dari payung research sambungan spun pile pile cap berbasis common practice yang ada di Indonesia. Studi eksperimen ini menggunakan Digital Image Correlation (DIC) sebagai metode untuk mengetahui deformasi lateral dari sebuah benda uji silinder tanpa memerlukan kontak langsung. Tujuan dari penulisan ini adalah mempelajari penggunaan DIC menggunakan tools yang sederhana (Low cost DIC) dalam studi eksperimen sambungan spun pile dan pile cap yang diberi beban lateral siklik. Hasil analisis menunjukan bahwa low-cost DIC dapat digunakan untuk menganalisis perpindahan horizontal dari benda uji struktur silinder, menggambarkan pola retak yang terjadi, dan menghitung lebar retak pada bendai uji, serta dapat menggambarkan grafik kurvatur dari benda uji dengan baik

This experimental study is part of the research common practice-based spun pile pile cap connection in Indonesia. This experimental study uses Digital Image Correlation (DIC) as a method to determine the lateral deformation of a cylindrical specimen without requiring direct contact. The purpose of this research is to study the use of DIC using simple tools (Low cost DIC) in an experimental study of spun pile and pile cap connection that are subjected to lateral cyclic loads. The analysis results show that the low-cost DIC can be used to analyze the horizontal displacement of the cylindrical structure specimen, describe the crack pattern that occurs, and calculate the crack width on the test object, and can describe the curvature graph of the test object properly."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Elyana
"Pelibatan Masyarakat pada proyek percontohan REDD+ KFCP merupakan suatu tantangan tersendiri dalam memberikan kontribusi bagi lingkungan dan sosial budaya. Penelitian ini ditujukan untuk membahas: (1) tingkat partisipasi masyarakat dalam implementasi proyek percontohan REDD+, dan (2) mengkaji serta mempelajari faktor pendukung dan penghambat partisipasi masyarakat REDD+ di Desa Petak Puti Kabupaten Kapuas.
Hasil penelitian ini adalah partisipasi masyarakat bervariasi,ditentukan berdasarkan sejauh mana mereka berpartisipasi. Faktor penghambat, antara lain: trauma masa lalu, metode undangan pertemuan, ketakutan akan hilangnya hak atas kepemilikan tanah, dll. Sedangkan faktor pendukung partisipasi, antara lain: adanya manfaat proyek, sesuai dengan adat dan budaya setempat, penggunaan bahasa lokal, dll.

Involving community on the KFCP's REDD+ pilot project is a challenge for providing contribution to the environment and social. This research is aimed to discuss: (1) the level of community participation on the implementation of REDD+ pilot project, and (2) analyze and study the supporting and constraint factorsto the REDD+ stakeholder in Desa Petak Puti, Kapuas District.
This research resulted that community participation are variety depend on how they participating. The constraint factors found are: former trauma, meeting invitation method, land tenure issues, etc. While supporting factors on participation are: project's benefit, similar on local culture, the usage of local language, etc.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizka Harastuti Oktaviani
"Spun pile adalah jenis tiang pancang yang paling sering digunakan sebagai pondasi bangunan di Indonesia. Displacement pada spun pile merupakan perubahan posisi lateral pada spun pile yang diakibatkan oleh gaya timbul akibat beban dari tanah. Displacement ini dapat terjadi akibat adanya kesalahan parameter tanah yang dipakai saat mendesain material pemasangan spun pile sebagai struktur bawah bangunan atau adanya beban lateral dari tanah yang mempengaruhi pergerakan spun pile. Salah satu cara untuk melakukan perhitungan dan analisis perpindahan yang terjadi pada spun pile akibat adanya pembebanan adalah menggunakan metode Digital Image Correlation yang fokus kepada analisis pengolahan dengan software GOM Correlate. Perilaku lentur yang diamati adalah kapasitas momen, regangan, perpindahan, dan mode keruntuhan. Studi eksperimen ini merupakan bagian akhir dari rangkaian uji penggunaan DIC pada pengamatan perpindahan spun pile. Dibandingkan dengan hasil penelitian sebelumnya tentang pengujian spun pile dengan beton pengisi yang berbeda-beda, pengujian ini lebih fokus kepada pengamatan perilaku spun pile yang diberi perkuatan baja zincalume.

Spun pile is type of pile that often used as building foundation in Indonesia. Displacement on spun pile is the change of lateral position on spun pile that caused by the force as a result of load from the soil. This displacement can be happened because there is a soil parameter error that used when designing installation material of spun pile as substructure or lateral load from soil that affect spun pile movement. One of the ways for doing a calculation and displacement analysis that happened on spun pile as a result of loading is by using Digital Image Correlation method that focus on processing analysis with GOM Correlate software. Observed bending behavior is moment capacity, strain, displacement, and collapse mode. This experiment study is the end part of the test series using DIC on spun pile displacement observation. Compared by the research before about spun pile test with different filler concrete, this tests more focus on the observation of spun pile behavior that given reinforcement zincalume steel."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fathia Handayani Kamal
"Spun pile pada jenis fondasi elevated RC pile cap (EPC) merupakan tiang pancang beton bertulang yang berbentuk lingkaran lubang di bagian tengah yang difabrikasi secara pracetak dan prategang yang dijadikan satu kesatuang pada fondasi yang ditanam sebagian dalam tanah dengan letak pile cap yang ditinggikan dari permukaan tanah. Pada penelitian ini, diinvestigasi perilaku keruntuhan model fondasi spun pile yang berdasar dari penggabungan fondasi EPC dari eksperimen Liu et al. (2020) untuk fondasi tiang grup 1x1, 2x2, dan 2x3 pada tanah pasir dan eksperimen spun pile SPPC untuk tiang hollow dan infill. Permodelan numerikal dilakukan berdasarkan pendekatan Beam-on-Nonlinear-Wrinkler-Foundation (BNWF) melalui aplikasi Opensees, dengan tanah pasir dari eksperimen Liu et al disubstitusi menjadi tanah lempung. Diberikan variasi kuat geser tanah sebesar 20, 60, dan 100 KPa untuk mengetahui bagaimana nilai daktilitas, proses pembentukan sendi plastis, dan interaksi tanah lempung dengan masing-masing jenis tiang fondsi grup. Daktilitas yang didapat dari permodelan fondasi 1x1, 2x2, dan 2x3 untuk tiang infill secara berturut-turut adalah 3.942, 3.738, dan 3.55. Semakin besar nilai kuat geser yang digunakan maka semakin besar gaya dalam momen yang dihasilkan dan semakin cepat pula pembentukan sendi plastis, maka semakin besar kuat geser semakin tinggi lokasi sendi plastis. Untuk semua jenis model fondasi, akan terbentuk sendi plastis yang terletak pada pile head atau sambungan. Yang terbentuk sendi plastis kedua di dalam tanah hanya pada tiang SPPC02 fondasi tunggal dengan kuat geser tanah 60 KPa dan 100 KPa. Pembentukan sendi plastis pada model terbentuk di semua tiang. Untuk fondasi 2x3, walaupun momen pada leading pile dan center pile berbeda, dimana momen pada center pile lebih kecil, tetap terbentuk sendi plastis. Semakin tinggi kuat geser tanah yang digunakan, maka semakin rendah defleksi yang terjadi. Faktor P-multiplier juga mempengaruhi besar defleksi yang dihasilkan, pada nilai kuat geser tanah yang sama, semakin besar faktor p-multiplier yang diberikan pada tiang, maka akan semakin kecil nilai defleksi yang dihasilkan tiang tersebut. Pada tegangan tanah, semakin tinggi nilai kuat geser tanah maka semakin cepat perubahan elastis menjadi plastisitas pada tanah. Jenis tiang, atau lebih spesfiknya nilai p-multiplier, mempengaruhi tegangan tanah, yang mana semakin kecil nilai p-multiplier nya maka semakin kecil tegangan batasnya, namun sejalan juga dengan semakin kecil tegangan tanah yang dihasilkan tiap tiang pada model.

Elevated RC pile cap (EPC) is a reinforced concrete pile partially buried in the ground with its pile cap high from the ground. The inelastic behavior of spun pile hollow and infill piles on 1x1, 2x2, and 2x3 EPC pile foundations is investigated. Numerical modeling is carried out based on the Beam-on-Nonlinear-Wrinkler- Foundation (BNWF) approach through Opensees. The shear strength variations (Su) of 20, 60, and 100 KPa were given to determine the ductility value, how the plastic hinges formed, and the interaction of clay with each group foundation pile. The ductility obtained from modeling the 1x1, 2x2, and 2x3 foundations for the infill piles are 3,942, 3,738, and 3.55, respectively. The greater the value of Su used, the greater the resulting moment, and the faster the formation of plastic hinges. Plastic hinges are formed at connections in all types of foundations. The higher the Su value used, the lower the deflection occurs. The greater the p-multiplier factor given to the pile, the smaller the deflection produced. The higher the Su value, the faster the soil changes to plasticity. The smaller the p-multiplier value, the smaller the limit soil stress, but in line with the smaller the soil stress produced by each pile in the model."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadilla Mentari
"Komunitas brand adalah suatu komunitas khusus, tidak terikat berdasarkan geografis, dan berdasarkan hubungan sosial yang terstruktur di antara para pengagum brand. Pada skripsi ini komunitas brand Lingkaran diangkat sebagai obyek studi dengan tujuan mengetahui nilai konsumsi apa saja yang mempengaruhi intensi seseorang untuk menjadi bagian dari komunitas brand. Penelitian memakai pendekatan kuantitatif yang menitikberatkan pada pengujian hipotesis agar dapat menghasilkan generalisasi kepada pengikut Instagram Lingkaran selaku populasi. Peneliti memperoleh data primer berupa survei daring dari 191 responden (tingkat respon 31,8%) yang terpilih berdasarkan teknik simple random sampling lalu dihubungi langsung melalui pesan pribadi. Dengan menggunakan analisis regresi linear berganda, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hanya nilai sosial dan nilai kondisional yang berpengaruh signifikan dengan kontribusi sebesar 33,1%. Sementara nilai fungsional, nilai emosional, dan nilai epistemik tidak berpengaruh secara signifikan terhadap intensi seseorang untuk menjadi bagian dari komunitas brand. Temuan tersebut mengindikasikan bahwa karakteristik seseorang yang mempunyai intensi untuk menjadi bagian dari komunitas brand Lingkaran adalah orang yang memiliki minat pada industri kreatif tetapi hanya bersosialisasi ketika didukung situasi tertentu. Maka dari itu, penelitian mengimplikasikan Lingkaran untuk lebih memerhatikan aspek interaksi sosial, peningkatan sosial, dan situasi ketika merancang strategi komunikasi supaya semakin memotivasi pengikut Instagram untuk bergabung menjadi anggota komunitas brand Lingkaran.

A brand community is a specialized, non-geographically bound community, based on a structured set of social relationships among admirers of a brand. This thesis wants to see what consumption values influence someone's intention to be part of the brand community, using the Lingkaran as the object of this study. The research uses a quantitative approach that emphasizes hypotheses testing to produce generalizations to Lingkaran's Instagram followers, which used as the population of this study. Researchers collect primary data in the form of an online survey from 191 respondents (31.8% response rate) who were selected based on simple random sampling techniques and contacted through private message. By using multiple linear regression analyses, the results of this research show that only social value and conditional value had significant influence with a contribution of 33.1%. On the other hand, functional value, emotional value, and epistemic value do not significantly influence someone's intention to be part of the brand community. These findings indicate that character someone who has the intention to be part of the Lingkaran's brand community is someone who has interest in the creative industry but only socializes when supported by certain situations. Therefore, research suggests that Lingkaran should pay more attention to aspects such as social interaction, social improvement, and situations when designing communication strategies to further motivate Lingkaran's Instagram followers to join the brand community.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yehezkiel
"Dalam studi yang dilakukan oleh Alfetra Henoch Tandita di Universitas Indonesia pada tahun 2021 mengenai sambungan spun pile-pile cap dengan benda uji berupa spun pile dengan beton pengisi, diperoleh hasil berupa parameter-parameter sambungan, seperti daktilitas, momen rotasi, dan lain-lain. Pada studi lanjutan ini, akan ditinjau mengenai damage atau kerusakan secara khusus dan lebih mendalam, terutama mengenai parameter yang menyebabkan persebarannya pada sambungan spun pile-pile cap. Parameter-parameter yang diujikan untuk mengetahui hubungannya dengan damage yang muncul antara lain parameter tulangan spiral, tulangan longitudinal, dan beban aksial. Dalam pengujian numerik menggunakan software ABAQUS ini, diperoleh hasil bahwa parameter aksial merupakan parameter yang paling konsisten dan signifikan dalam menambah kekakuan spun pile, sehingga damage yang ada lebih tersebar dan tidak terlokalisasi. Parameter berikutnya yang cukup konsisten adalah tulangan spiral, dan yang terakhir adalah parameter tulangan longitudinal. Parameter tulangan longitudinal dinilai tidak konsisten karena perkembangannya tidak mengikuti suatu pola tertentu, yang diduga diakibatkan kapasitas tulangan-tulangan longitudinal parameternya yang telah mendekati titik fracture.

In a study conducted by Alfetra Henoch Tandita at the University of Indonesia in 2021, regarding the connection between spun pile-pile cap and a test object consisting of a spun pile with filled concrete, results were obtained in the form of connection parameters such as ductility, rotational moment, and others. In this further study, the focus will be on examining the specific and deeper aspects of damage, particularly regarding the parameters that cause its distribution in the spun pile-pile cap connection. The parameters tested to understand their relationship with the emerging damage include spiral reinforcement, longitudinal reinforcement, and axial load. Through numerical testing using the ABAQUS software, it was found that the axial parameter is the most consistent and significant parameter in increasing the stiffness of the spun pile, resulting in more widespread and non-localized damage. The next parameter that showed sufficient consistency is the spiral reinforcement, and the last one is the longitudinal reinforcement parameter. The longitudinal reinforcement parameter is considered inconsistent because its development does not follow a specific pattern, which is suspected to be caused by the longitudinal reinforcement's capacity approaching the point of fracture.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Willie Setiawan
"Dengan adanya tulangan transversal pada spun pile dapat meningkatkan nilai kekuatan, daktilitas, serta mencegah terjadinya tekuk. Penelitian ini akan mengamati efek dari rasio volumetrik tulangan transversal terhadap kekuatan, daktilitas, jenis kegagalan yang terjadi, dan pengaruhnya ke tegangan. Analisa pada penelitian ini dibuat melalui pengamatan dari hasil uji parametrik, yang meliputi efek beban aksial dan rasio volumetrik tulangan transversal. Penulis menggunakan software ABAQUS untuk mendapatkan hasil dari uji parametrik. Diketahui dari hasil penelitian ini bahwa dengan diberi beban aksial yang semakin besar, kekuatan akan semakin besar juga namun nilai daktilitas akan menurun. Kemudian, untuk rasio volumetrik tulangan transversal berbanding lurus dengan kekuatan dan daktilitas benda uji. Selain itu, penulis juga mengamati diagram interaksi P-M menggunakan software SAP 2000 untuk mengetahui kapasitas momen yang dapat ditanggung benda uji. Diketahui dari diagram interaksi P-M benda uji khususnya dengan beban aksial rendah mengalami kegagalan akibat daktail. Penulis mengakhiri penelitian ini dengan kesimpulan bahwa rasio volumetrik minimal yang layak digunakan ketika memenuhi 30% dari syarat minimum tulangan transversal berdasarkan SNI 2847:2019.

The presence of transverse reinforcement in the spun pile can increase strength, ductility, and prevent from buckling. This study will examine the effect of the volumetric ratio of transverse reinforcement on strength, ductility, type of failure that occurs, and its effect on stress. The analysis in this study was made by observing the results of parametric tests, which included the effects of axial loads and volumetric ratios of spiral reinforcement. The author uses the ABAQUS software to get the results of the parametric test. It is known from the results of this study that given a larger axial load, the strength will also be greater but the ductility value will decrease. Then, for the volumetric ratio of spiral reinforcement is directly proportional to the strength and ductility of the specimen. In addition, the authors also observe the P-M interaction diagram using SAP 2000 software to determine the moment capacity that can be borne by the test object. It is known from the P-M interaction diagram that the test specimens, especially those with low axial loads, will experienced ductile failure by moment forces. The author ends this research with the conclusion that the minimum volumetric ratio that is feasible to use when it meets 30% of the minimum requirements for transverse reinforcement based on SNI 2847:2019."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>