Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 153675 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tri Aji Setyawan
"Ketersediaan bahan bakar minyak semakin menurun seiring dengan meningkatnya tingkat kebutuhan energi khususnya kebutuhan bahan bakar minyak. Permasalahan yang ditimbulkan akibat pemakaian bahan bakar minyak yang semakin meningkat dapat menyebabkan semakin tingginya emisi dan menurunnya ketersediaan bahan bakar. Pada Permen ESDM No. 12/2015 diatur mengenai pemanfaatan bioetanol sebagai campuran bahan bakar minyak yang diproyeksikan akan mencapai 20% pada tahun 2025 pada bidang transportasi. Pemanfaatan bioetanol dinilai dapat meningkatkan angka RON dan menurunkan kadar emisi pada kendaraan. Namun hal ini sulit untuk diterapkan, dikarenakan biaya produksi yang cukup tinggi dan keterbatasan dalam mendapatkan bahan baku. Sehingga ditemukan solusi dengan melakukan penambahan metanol pada campuran etanol dan bensin. Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek penambahan etanol dan metanol terhadap bensin RON 90 serta melakukan karakterisiasi pada seluruh komponen penyusun dan sampelnya. Selanjutnya, penelitian ini akan melakukan perbandingan antara produk bensin RON 90 dengan sampel bahan bakar campuran bensin-etanol-metanol pada unjuk kerja dan emisi. Selain itu akan dilakukan perbandingan antara pengujian dan perhitungan pada sampel bahan bakar campuran. Pencampuran bensin RON 90 dengan etanol dan metanol digunakan untuk mencapai target iso-stoichiometric dengan E-70. Komposisi campuran bahan bakar akan dihitung menggunakan persamaan Air to Fuel Ratio (AFR). Sampel campuran bahan bakar yang telah diperoleh akan dilakukan uji karakterisasi, unjuk kerja, dan emisi. Karakterisasi yang digunakan pada penelitian ini diantaranya densitas (ASTM D4052), angka oktan (ASTM D2699), distilasi (ASTM D86), reid vapor pressure (ASTM D5191). Selanjutnya akan dilakukan pengujian unjuk kerja dan emisi menggunakan sepeda motor SI 4 stroke 150cc. Pengujian unjuk kerja yang dilakukan diantaranya torsi (SAE J1349), daya (SAE J1349), AFR (SAE J1829), dan konsumsi bahan bakar (SNI 7554), sedangkan pada pengujian emisi meliputi emisi CO2, CO, dan HC dengan menggunakan standar (SNI 19-7118.1). Pengujian daya, torsi, dan AFR dilakukan pada kecepatan 4000-10000 RPM. Berdasarkan hasil pengujian, jika dilihat dari karakteristiknya sampel campuran bahan bakar campuran mengalami peningkatan pada densitas yang mengalami peningkatan terbesar pada sampel 1 sebesar 3,91% dan angka oktan dengan peningkatan terbesar pada sampel 1 sebesar 15,6 %. Sedangkan reid vapor pressure mengalami penurunan terbesar pada sampel 1 sebesar 26,02 % dan distilasi mengalami penurunan kurva dari bensin RON 90. Pengujian torsi dan daya mengalami penurunan diakibatkan kondisi mesin belum dilakukan optimasi sehingga mesin mengenali bahan bakar campuran sebagai excess air. Sedangkan, pengujian AFR mengalami peningkatan terbesar pada sampel 4 sebesar 30,13 %. Pada pengujian konsumsi bahan bakar yang dilakukan pada 3 variasi kecepatan yaitu 90 km/jam, 120 km/jam, dan urban driving, mengalami peningkatan terkecil pada sampel 3 sebesar 25,1 %. Pada pengujian emisi bahan bakar campuran dibandingkan dengan bahan bakar produk RON 90. Pada emisi CO2 mengalami peningkatan terkecil pada sampel 3 sebesar 21,9 %, emisi CO mengalami penurunan terbesar pada sampel 4 sebesar 99,2 %, dan pada emisi HC mengalami penurunan maksimum pada sampel 4 sebesar 83,7 %.

The availability of fuel oil is decreasing along with the increasing level of energy demand, especially the need for fuel oil. The problems caused by the increasing use of fuel oil can lead to higher emissions and decreased availability of fuel. The government issued the Minister of Energy and Mineral Resources Regulation No. 12/2015 regarding the use of bioethanol as a mixture of fuel oil which is projected to reach 20% by 2025 in the transportation sector. Utilization of bioethanol is considered to be able to increase RON numbers and reduce emission levels in vehicles. However, this is difficult to implement, due to the relatively high production costs and limitations in obtaining raw materials. So a solution was found by adding methanol to a mixture of ethanol and gasoline. This study aims to determine the effect of adding ethanol and methanol to RON 90 gasoline and to characterize all constituent components and samples. Furthermore, this study will make a comparison between RON 90 gasoline products and gasoline-ethanol-methanol mixture fuel samples on performance and emissions. In addition, a comparison will be made between testing and calculations on mixed fuel samples. Blending RON 90 gasoline with ethanol and methanol is used to achieve the target iso-stoichiometric with the E-70. The composition of the fuel mixture will be calculated using the equation Air to Fuel Ratio (AFR). The fuel mixture samples that have been obtained will be subjected to characterization, performance, and emission tests. The characterization used in this study included density (ASTM D4052), octane number (ASTM D2699), distillation (ASTM D86), and reid vapor pressure (ASTM D5191). Furthermore, performance and emission testing will be carried out using a 4-stroke 150cc SI motorbike. The performance tests carried out included torque (SAE J1349), power (SAE J1349), AFR (SAE J1829), and fuel consumption (SNI 7554), while the emission tests included CO2, CO, and HC emissions using the SNI 19 standard. -7118.1. Power, torque, and AFR tests were carried out at a speed of 4000-10000 RPM. Based on the test results, when viewed from the characteristics of the mixed fuel mixture samples experienced an increase in density with the largest increase occurring in sample 1 at 3.91, and the octane number with the largest increase occurring in sample 1 at 15.6%. The reid vapor pressure with the largest decrease occurring in sample 1 at 26.02% and distillation has decreased in the curve of RON 90 gasoline. Torque and power tests decreased due to engine conditions not being optimized so that the engine recognized mixed fuel as excess air. Meanwhile, the AFR test with the largest increase in sample 4 at 30.13%. The fuel consumption test was carried out at 3-speed variations, between 90 km/h, 120 km/h, and urban driving cycle, with the smallest increase occurring in sample 3 at 25.1%. In testing mixed fuel emissions compared to RON 90 product fuel. CO2 emissions experienced the smallest increase in sample 3 at 21.9%, CO emissions experienced the largest decrease in sample 4 at 99.2%, and HC emissions experienced a maximum decrease in sample 4 at 83.7%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Faja Taufiqurrahman
"Penggunaan bahan bakar fosil yang begitu tinggi menjadi masalah bagi seluruh dunia. Akan tetapi, hal ini tidak didukung dengan ketersediaan serta produksi bahan bakar fosil yang cukup. Pemerintah Indonesia dengan ini melalui Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengeluarkan Peraturan Menteri ESDM No. 12 tahun 2015 yang menyebutkan bahwa pemanfaatan Bioetanol (E100) sebagai campuran BBM diproyeksikan akan mencapai 20% pada tahun 2025 khususnya pada sektor transportasi. Namun dalam pelaksanaanya, hal ini sulit untuk dilakukan karena harga bahan baku yang tinggi, dan belum ada jaminan keberlanjutan pasokan. Metanol dapat menjadi pilihan sebagai campuran bahan bakar untuk kendaraan. Penambahan bensin dengan alkohol dapat menjadi solusi permasalahan lingkungan dari bahan bakar fosil sebagai bahan bakar kendaraan terkait emisi gas buang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik dari penambahan metanol dan etanol terhadap bensin RON 90 serta komponen penyusunnya, melakukan perbandingan antara base fuel RON 90 dengan sampel bahan bakar campuran bensin-etanol-metanol pada unjuk kerja dan emisi gas buang, melakukan perbandingan antara pengujian dan perhitungan pada sampel bahan bakar campuran. Pencampuran bahan bakar bensin dengan alkohol digunakan untuk mencapai target iso-stoichiometric dengan E-60. Komposisi bensin-etanol-metanol dihitung menggunakan peramaan stoichiometric air to fuel ratio. Sampel campuran bahan bakar yang telah diperoleh akan diuji berdasarkan karakterisasi, unjuk kerja, dan emisi gas buang. Karakteristik yang diuji pada penelitian ini meliputi densitas (ASTM D4052), angka oktan (ASTM D2699), distilasi (ASTM D86), dan reid vapor pressure (ASTM D5191). Pengujian unjuk kerja dan emisi gas buang menggunakan sepeda motor SI engine 4 stroke 150cc. Unjuk kerja yang diuji pada penelitian ini meliputi torsi (SAE J1349), daya (SAE J1349), air to fuel ratio (SAE J1349), dan konsumsi bahan bakar (SNI 7554). Emisi gas buang yang diuji pada penelitian ini meliputi emisi CO2, CO, dan HC yang mengacu pada standar SNI 19-7118.1. Pengujian daya, torsi, dan AFR dilakukan pada kecepatan 4000-10000 RPM. Berdasarkan hasil pengujian, karakteristik sampel bahan bakar campuran mengalami peningkatan terbesar pada densitas pada sampel 1 sebesar 3,30%, dan pada angka oktan dengan peningkatan terbesar pada sampel 1 sebesar 14,46%. Pada reid vapor pressure mengalami peningkatan terbesar pada sampel 4 sebesar 15,23%. Pada distilasi, sampel yang diuji membuat turun kurva distilasi dari bensin RON 90. Pengujian torsi dan daya mengalami penurunan akibat kondisi mesin belum dilakukan optimasi sehingga mengenali bahan bakar campuran sebagai excess air. Penurunan torsi terbesar terjadi pada RPM 8000 pada sampel keempat sebesar 10,5% dan penurunan daya terbesar terjadi pada RPM 9000 pada sampel keempat sebesar 12,29%. Pengujian AFR mengalami peningkatan terbesar pada RPM 4000 pada sampel 4 sebesar 28,04%. Pengujian konsumsi bahan bakar dilakukan pada 3 variasi kecepatan, yaitu 90 km/jam, 120 km/jam, dan siklus urban, mengalami peningkatan terkecil pada nilai rata-rata sebesar 20,09% pada sampel 3. Pengujian emisi jika dibandingkan antara sampel dengan base fuel RON 90, emisi CO2 mengalami peningkatan terbesar pada sampel 4 sebesar 40,58%, emisi CO mengalami penurunan terbesar pada sampel 4 sebesar 97,19% dan emisi HC mengalami penurunan terbesar pada 73,35%.

The high usage of fossil fuels poses a problem for the entire world. However, this is not supported by sufficient availability and production of fossil fuels. The Indonesian government, through the Ministry of Energy and Mineral Resources (ESDM), issued Ministerial Regulation No. 12 of 2015, stating that the utilization of Bioethanol (E100) as a blend for fuel is projected to reach 20% by 2025, particularly in the transportation sector. However, in practice, this is difficult to achieve due to high raw material costs and the lack of supply sustainability guarantees. Methanol can be an alternative fuel blend option for vehicles. Adding alcohol to gasoline can provide a solution to environmental issues caused by fossil fuels as vehicle fuel regarding exhaust gas emissions. This study aims to determine the characteristics of adding methanol and ethanol to RON 90 gasoline and its components, compare the performance and exhaust gas emissions between base fuel RON 90 and gasoline-ethanol-methanol blend samples, and compare the testing and calculations of the blend fuel samples. Gasoline blending with alcohol is used to achieve the iso-stoichiometric target with E-60. The composition of gasoline-ethanol-methanol is calculated using the stoichiometric air-to-fuel ratio equation. The obtained blend fuel samples will be tested based on characterization, performance, and exhaust gas emissions. The characteristics tested in this study include density (ASTM D4052), octane number (ASTM D2699), distillation (ASTM D86), and Reid vapor pressure (ASTM D5191). Performance and exhaust gas emissions testing will be conducted using a 4-stroke 150cc SI engine motorcycle. The performance tested in this study includes torque (SAE J1349), power (SAE J1349), air-to-fuel ratio (SAE J1349), and fuel consumption (SNI 7554). The exhaust gas emissions tested in this study include CO2, CO, and HC emissions referring to the SNI 19-7118.1 standard. Power, torque, and AFR testing are conducted at speeds of 4000-10000 RPM. Based on the test results, the characteristics of the blend fuel samples showed the largest increase in density in sample 1, at 3.30%, and the highest increase in octane number in sample 1, at 14.46%. The Reid vapor pressure experienced the largest increase in sample 4, at 15.23%. In the distillation test, the samples caused a downward shift in the distillation curve from RON 90 gasoline. Torque and power testing showed a decrease due to the engine conditions not yet optimized, recognizing the blend fuel as excess air. The largest decrease in torque occurred at 8000 RPM in the fourth sample, at 10.5%, and the largest decrease in power occurred at 9000 RPM in the fourth sample, at 12.29%. AFR testing showed the largest increase at 4000 RPM in sample 4, at 28.04%. Fuel consumption testing was performed at 3 different speeds, namely 90 km/h, 120 km/h, and urban cycle, and the smallest increase was found in the average value at 20.09% in sample 3. In terms of exhaust gas emissions, when compared to the base fuel RON 90, CO2 emissions showed the largest increase in sample 4, at 40.58%, CO emissions showed the largest decrease in sample 4, at 97.19%, and HC emissions showed the largest decrease at 73.35%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zaim Kamil Muhammad
"Pemerintah Indonesia mengeluarkan peraturan penggunaan etanol sebagai bahan bakar lain dengan proyeksi mencapai 20% pada tahun 2025 pada transportasi. Tetapi dalam pelaksanaannya terkendala oleh ongkos produksi etanol yang tinggi dan pasokan bahan baku yang terbatas di pasar domestik. Kehadiran metanol menjadi salah satu solusi dari masalah tersebut. Manufaktur mesin pembakaran dalam modern memiliki tren menuju mesin yang memiliki efisiensi tinggi dan ramah. Hal ini membuat kebutuhan Research Octane Number (RON) yang semakin tinggi. Nilai RON bensin tertinggi di Indonesia adalah bensin RON 98. Penelitian ini akan mencari efek penambahan metanol dan etanol terhadap bensin RON 89 pada karakterisasi. Berikutnya, penelitian ini akan memberikan perbandingan antara sampel campuran bahan bakar bensin-etanol-metanol dengan produk bensin RON 98 pada unjuk kerja dan emisi. Selain itu, penelitian ini akan memberikan interelasi antara pengujian dan perhitungan pada karakteristik campuran bahan bakar. Pencampuran bensin RON 89 dengan high purity methanol dan fuel grade ethanol digunakan untuk mencapai target RON 98. Komposisi campuran tersebut akan dihitung dengan persamaan Linear Molar Calculation (LMC). Sampel campuran bahan bakar bensin-etanol-metanol akan diuji meliputi karakterisasi, unjuk kerja, dan emisi. Karakterisasi yang digunakan meliputi densitas (ASTM D4052), bilangan oktana riset (ASTM D2699), distilasi (ASTM D86), reid vapour pressure (ASTM D5191). Setelahnya, sampel akan dilanjuti dengan pengujian unjuk kerja dan emisi menggunakan sepeda motor SI 4 stroke 150cc. Pengujian unjuk kerja meliputi torsi (SAE J1349), daya (SAE J1349), dan konsumsi (SNI 7554), sedangkan pengujian emisi meliputi emisi CO2, CO, dan HC dengan menggunakan standar SNI 19-7118.1. Pengujian daya dan torsi dilakukan pada putaran mesin 4000-10000 dengan kenaikan 1000. Berdasarkan hasil penelitian, Sampel bahan bakar campuran bensin-etanol-metanol dapat meningkatkan nilai karakteristik bensin RON 89, mulai dari densitas dengan peningkatan terbesar terjadi pada sampel 5 dengan nilai peningkatan 1,52%, bilangan oktana riset dengan peningkatan terbesar terjadi pada sampel 5 dengan nilai peningkatan 10,57%, dan reid vapor pressure dengan peningkatan terbesar terjadi pada sampel 1 dengan nilai peningkatan 29,75%. Sedangkan pada distilasi, bahan bakar campuran tersebut membuat turun kurva distilasi dari bensin RON 89. Pengujian sampel pada parameter torsi dan daya mengalami peningkatan sebesar 2,13% pada sampel 1 dan 2 dengan putaran mesin 8000 RPM dan 2,84% pada sampel 2 dengan putaran mesin 9000 RPM. Sedangkan pengujian konsumsi jika dibandingkan antara sampel dengan produk, pada variasi kecepatan 90 km/jam terjadi penambahan terkecil dengan angka 6,85% pada sampel 2, pada variasi kecepatan 120 km/jam terjadi reduksi terbesar dengan nilai 3,5% pada sampel 2, dan pada variasi urban sampel 1 memiliki nilai yang sama. Selanjutnya, pengujian emisi jika dibandingkan antara sampel dengan produk, emisi CO2 terjadi peningkatan terkecil pada sampel 3 dengan nilai 9,18%, emisi CO terjadi reduksi terbesar pada sampel 1 dengan nilai 15,67%, emisi HC terjadi reduksi terbesar pada sampel 1 dengan nilai 37,84%. Secara keseluruhan, nilai perhitungan dan pengujian pada densitas dan bilangan oktana riset memiliki nilai Mean Absolute Percentage Error (MAPE) sebesar 0,07% dan 0,85%.

The Indonesian government issued a regulation on ethanol as another fuel with a projected reach of 20% by 2025 in transportation. However, its implementation is constrained by the high cost of ethanol production and the limited supply of raw materials in the domestic market. The presence of methanol is one solution to this problem. Modern internal combustion engine manufacturing has a trend towards high efficiency and low emissions. This makes the need for a higher Research Octane Number (RON). The highest RON value for gasoline in Indonesia is RON 98 gasoline. This study will look for the effect of adding methanol and ethanol to gasoline RON 89 on characterization. Next, this study will compare a sample of gasoline-ethanol-methanol fuel mixture with RON 98 gasoline products on performance and emissions. In addition, this study will provide an interrelation between experiments and calculations on the characteristics of the fuel mixture. Mixing RON 89 gasoline with high purity methanol and fuel-grade ethanol is used to achieve the RON 98 target. The composition of the mixture will be calculated using the Linear Molar Calculation (LMC) equation. Samples of gasoline-ethanol-methanol fuel mixture will be tested, including characterization, performance, and emissions. The characterizations used include density(ASTM D4052), RON(ASTM D2699), distillation(ASTM D86), reid vapor pressure(ASTM D5191). After that, the sample will be continued with performance and emission testing using a 150cc SI 4-stroke motorcycle. Performance tests include torque(SAE J1349), power(SAE J1349), and consumption(SNI 7554), while emission tests include CO2, CO, and HC emissions using the SNI 19-7118.1 standard. Testing of power and torque at 4000-10000 engine speed with 1000 increments. Based on the results of the study, the gasoline-ethanol-methanol mixture can increase the characteristic value of RON 89 gasoline, starting from the density with the largest increase occurring in sample 5 with value 1.52%, the RON with the largest increase occurring in sample 5 with value 10.57%, and the reid vapor pressure with the largest increase occurs in sample 1 with value 29.75%. While in distillation, the mixed fuel makes the distillation curve down from RON 89 gasoline. Sample testing on torque and power parameters increased by 2.13% in samples 1 and 2 with 8000 RPM and 2.84% in sample 2 with 9000 RPM. While the consumption test when compared between samples and products, at a speed variation of 90 km/hour, the smallest addition occurred with 6.85% in sample 2, at a speed variation of 120 km/hour, the largest reduction occurred with a value of 3.5% in sample 2, and in the urban variation sample 1 has the same value. Furthermore, in the emission test when compared between samples and products, CO2 emissions experienced the smallest increase in sample 3 with a value of 9.18%, CO emissions experienced the largest reduction in sample 1 with a value of 15.67%, HC emissions experienced the largest reduction in sample 1 with value 37.84%. Overall, the calculated and tested values for the research density and octane number have Mean Absolute Percentage Error (MAPE) values of 0.07% and 0.85%, respectively."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ronald Galvin
"Penggunaan bahan bakar fosil yang mengalami peningkatan dari tahun ke tahunnya menjadi permasalahan yang sedang diperbincangkan dunia. Peningkatan penggunaan bahan bakar fosil ini diiringi dengan produksi yang terus mengalami penurunan. Penggunaan bahan bakar baru terbarukan diproyeksikan untuk mengatasi masalah ketersediaan bakar fossil tersebut. Pencampuran light alcohol dengan gasoline digadang gadang bisa menjadi salah satu opsi pengembangan biofuel untuk mengatasi masalah tersebut. Pencampuran bensin dengan alkohol juga dinilai dapat mengatasi salah satu permasalahan terbesar pada bahan bakar fossil pada lingkungan yakni emisi gas buang. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) sudah merilis Peraturan Menteri ESDM Nomor 12 Tahun 2015 yang di dalamnya menyebutkan bahwa penggunaan bioetanol E5 diwajibkan pada 2020 dengan formulasi 5% etanol dan 95% bensin dan meningkat ke E20 pada 2025. Namun dalam perjalanannya rencana tersebut menghadapi kendala karena terkendala ongkos produksi yang masih tinggi, sehingga kehadiran etanol kurang kompetitif sebagai bahan bakar alternatif untuk kendaraan. Salah satu inisiatif yang saat ini sedang dikembangkan untuk mengatasi tantangan tersebut, adalah dengan melakukan pencampuran methanol dan ethanol dengan bahan bakar gasoline. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik, performa dan emisi pada campuran bahan bakar bensin dengan alkohol dengan target RON 95 dengan menggunakan base gasolined dengan RON 89. Campuran bahan bakar terdiri dari gasoline-ethanol-methanol. Komposisi gasoline-ethanol-methanol dengan target RON 95 diperoleh dari kalkulasi menggunakan persamaan Linear Molar Calculation. Penambahan alkohol akan mempengaruhi karakteristik, performa, dan emisi bahan bakar. Akan dilakukan kalkulasi sebagai prediksi nilai densitas dan RON dari campuran bahan bakar gasoline-ethanol-methanol. Hasil kalkulasi tersebut akan dibandingkan dengan hasil pengujian untuk melihat nilai errornya.  Pengujian dilakukan mengacu pada standar masing-masing yakni densitas dengan ASTM D4052, RON dengan ASTM D2699, Distilasi dengan ASTM D86, RVP dengan ASTM D5191, Torsi dan Daya dengan SAE J1349, Konsumsi dengan SNI 7554 dan emisi dengan SNI 19-7118.1. Berdasarkan penelitian ini, nilai karakteristik bahan bakar campuran mengalami peningkatan dari base gasoline dengan meningkatnya total volume alkohol dalam bahan bakar campuran. Pada pengujian densitas, Sampel 3 memiliki peningkatan nilai densitas terbesar dengan nilai 1,07%. Dimana nilai Mean Absolute Percetage Error pengujian dan perhitungan adalah sebesar 0,03%. Begitu juga dengan nilai pengujian pada RON, yang memiliki tren peningkatan seiring dengan bertambahnya jumlah total volume alkohol pada bahan bakar campuran dengan peningkatan terbesar pada Sampel 3 dengan nilai 7,68%. Nilai MAPE pengujian RON adalah sebesar 0,98%. Peningkatan nilai RVP terbesar ada pada Sampel 1 dengan nilai peningkatan sebesar 30,69%. Sementara grafik distilasi dengan pencampuran dengan alkohol, akan membuat penurunan terhapa kurva distilasi. Pengujian unjuk kerja torsi dan daya pada sampel bahan bakar campuran terbesar terdapat pada Sampel 3 di RPM 7000 dan 9000 dengan nilai peningkatan sebesar 1,4% dan 1,46% dibanfingkan dengan produk BBM RON 95. Untuk pengujian konsumsi, penurunan konsumsi terbesar terdapat pada Sample 2 dengan variasi kecepatan konstan 90 km/jam dengan penurunan sebesar 25,5%. Selanjutnya, pengujian emisi jika dibandingkan antara sampel dengan produk, emisi CO2 terjadi peningkatan terbesar pada sampel 1 dengan nilai 20,97%, emisi CO peningkatan terbesar pada sampel 1 dengan nilai 7,21%, emisi HC terjadi  peningkatan terendah terdapat pada sampel 1 dengan nilai 4,37%.

Fossil fuel use has increased yearly, and its availability is a problem that has been discussed worldwide. The use of new renewable fuels is projected to overcome the problem of the availability of fossil fuels. To overcome this problem, mixing light alcohol with gasoline is one option for developing biofuels. Mixing gasoline with alcohol is also considered to overcome one of the fossil fuels problem, which is exhaust emissions. KESDM has released the Permen ESDM No.12- 2015, which states that the use of E5 bioethanol is required in 2020 with a formulation of 5% ethanol and 95% gasoline and increases to E20 in 2025. However, it's not achieved due to the high production cost, so the presence of ethanol was less competitive as an alternative fuel for vehicles. One of the initiatives currently being developed to address these challenges is to mix methanol and ethanol with gasoline. This study aimed to determine the characteristics, performance, and emissions of a gasoline-methanol-ethanol fuel mixture with a target of RON 95 using a gasoline with RON 89 as based. The composition of gasoline-ethanol-methanol is obtained from calculations using the Linear-Molar-Calculation equation. The addition of alcohol will affect the fuel's characteristics, performance, and emissions. Calculations will be made to predict the gasoline-ethanol-methanol fuel mixture's density and RON values. The calculation results will be compared with the experiment results to see the error value. The experiment were carried out according to their respective standards: density (ASTM D4052), RON (ASTM D2699), Distillation (ASTM D86), RVP (ASTM D5191), Torque and Power (SAE J1349), consumption (SNI 7554), and emission (SNI 19-7118.1). This research shows that the characteristic value of the mixed fuel has increased from the gasoline base with the increase in the total volume of alcohol in the mixed fuel. In the density experiment, Sample 3 has the most significant increase in density value with a value of 1.07%, and Mean Absolute Percentage Error of experiment and calculation is 0.03%. RON's experiment also has an increasing trend, with the most significant increase in Sample 3 with a value of 7.68%. The MAPE value of the RON test is 0.98%. The most significant increase in RVP value was in Sample 1, with an increased value of 30.69%. At the same time, mixing alcohol with gasoline will cause a decrease in the distillation curve. The torque and power performance experiment with the highest value found in Sample 3 at RPM 7000 and 9000 with an increase of 1.4% and 1.46% compared to RON 95 fuel products. For consumption testing, the most significant decrease in consumption is in Sample 2, with a constant speed variation of 90 km/hour with a decrease of 25.5%. Furthermore, in emission testing, when compared between samples and products, CO2 emissions experienced the most significant increase in sample 1 with a value of 20.97%, CO emissions were the largest increase in sample 1 with a value of 7.21%, HC emissions experienced the lowest increase in sample 1 with the value of 4.37%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hario Gibran
"Konsumsi bahan bakar minyak yang semakin meninggi setiap harinya membuat permasalahan lain bermunculan seperti emisi yang semakin tinggi dan juga ketersediaan bahan bakar minyak yang tidak dapat bertahan selamanya. Oleh karena itu, pemerintah mengeluarkan Permen ESDM No.12/2015 mengenai pemanfaatan bioetanol (E100) sebagai campuran BBM diproyeksikan akan mencapai 5% pada tahun 2020 dan 20% pada tahun 2025 khususnya pada bidang transportasi. Namun dalam pelaksanaannya rencana tersebut terhambat karena terkendala ongkos produksi yang masih tinggi, dan menjadikan etanol kurang kompetitif sebagai bahan bakar alternatif. Salah satu inisiatif yang saat ini sedang dikembangkan untuk mengatasi tantangan tersebut, adalah dengan melakukan pencampuran methanol dan ethanol dengan bahan bakar gasoline. Tujuan dari penilitian ini adalah memahami karakteristik bahan bakar campuran bensin-etanol-metanol dengan target RON 92, memahami perbandingan unjuk kerja dan emisi pada mesin 150cc SI 4 stroke yang menggunakan bahan bakar campuran bensin-etanol-metanol target RON 92 dengan produk RON 92, dan memahami interelasi antara pengujian karakteristik campuran bahan bakar dengan perhitungan karakteristik campuran bahan bakar. Penambahan metanol dan etanol ke dalam base bensin RON 89 dilakukan agar target RON 92 dapat dicapai. Komposisi dari campuran akan dihitung menggunakan persamaan Linear Molar Calculation (LMC). Pengujian yang dilakukan dalam penelitian diantaranya uji karakterisasi, unjuk kerja, dan emisi. Pengujian dilakukan sesuai dengan standarnya masing-masing, diantaranya uji densitas menggunakan ASTM D4052, uji Research Octane Number (RON) menggunakan ASTM D2699, uji distilasi dengan ASTM D86, uji Reid Vapor Pressure (RVP) menggunakan ASTM D5191, uji torsi dan daya menggunakan SAE J1349, uji konsumsi menggunakan SNI 7554, dan uji emisi menggunakan SNI 19-7118.1. Berdasarkan hasil pengujian, semua nilai densitas sampel bahan bakar campuran mengalami kenaikan dari base bensin. Kenaikan nilai densitas tertinggi terjadi pada sampel 3 sebesar 0,45%. Didapatkan Mean Absolute Percentage Error (MAPE) dari perhitungan nilai densitas dengan pengujian secara keseluruhan sebesar 0,04%. Pada pengujian RON, semua RON sampel bahan bakar campuran mengalami kenaikan dari base bensin. Kenaikan terbesar didapatkan pada sampel 3 sebesar 2,81%. Didapatkan MAPE dari perhitungan nilai RON dengan pengujian secara keseluruhan sebesar 0,29%. Pada pengujian distilasi, didapatkan semua kurva distilasi sampel bahan bakar campuran berada di bawah kurva distilasi base bensin. Pada pengujian RVP, semua RVP sampel bahan bakar campuran mengalami kenaikan dari base bensin. Kenaikan terbesar didapatkan pada sampel 1 sebesar 21,03%. Pada pengujian torsi dan daya, nilai torsi maksimum dan daya maksimum dari semua sampel bahan bakar campuran mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan bahan bakar produk. Kenaikan nilai torsi maksimum dan daya maksimum tertinggi didapat menggunakan sampel 1 sebesar 0,91% dan 1,60%. Pada pengujian konsumsi bahan bakar campuran dibandingkan dengan bahan bakar produk, pada variasi 90km/jam, 120km/jam, dan siklus urban driving didapat kenaikan tertinggi menggunakan sampel 2 sebesar 3,79%; 6,05%; dan 17,83%. Pada pengujian emisi bahan bakar campuran dibandingkan dengan bahan bakar produk. Emisi karbon dioksida mengalami peningkatan terbesar saat menggunakan sampel 2 sebesar 24,74%. Emisi karbon monoksida mengalami penurunan terbesar saat menggunakan sampel 3 sebesar 32,19%. Emisi hidrokarbon mengalami penurunan terbesat saat menggunakan sampel 3 sebesar 29,60%.

Fuel consumption is increasing every day, making other problems arise, such as higher emissions and the availability of fuel oil that can not last forever. Therefore, the government issued Permen ESDM no.12/2015 regarding the utilization of bioethanol as a fuel mixture is projected to reach 5% in 2020 and 20% in 2025, especially in the transportation sector. However, the plan's implementation was hampered due to the constraints of high production costs, which made ethanol less competitive as an alternative fuel. One of the initiatives currently being developed is to mix methanol and ethanol with gasoline. The purpose of this research is to understand the characteristics of gasoline-ethanol-methanol mixture with RON 92 target, the comparison of performance and emissions in 150cc 4 stroke engine that uses gasoline-ethanol-methanol mixture RON 92 target with RON 92 product, and the interrelation between experiments and calculations on the characteristics of the fuel mixture. Adding methanol and ethanol into the base gasoline RON 89 is done so that the target RON 92 can be achieved. The composition of the mixture will be calculated using the Linear molar Calculation (LMC) equation. Tests conducted in the study include characterization, performance, and emissions tests. Tests were conducted under their respective standards, including density using ASTM D4052, Research Octane Number (RON) using ASTM D2699, distillation with ASTM D86, Reid Vapor Pressure (RVP) using ASTM D5191, torque and power using SAE J1349, consumption using SNI 7554, and emission using SNI 19-7118.1. Based on the test results, all the density values of mixed fuel increased from the base gasoline. The highest density increase occurred in sample 3 by 0.45%. Mean Absolute Percentage Error (MAPE) of the density value obtained from the calculation with the comprehensive test is 0.04%. All mixed fuels’ RON value increased from the base gasoline in RON testing. The most significant increase was obtained in sample 3 by 2.81%. MAPE of the value of RON obtained from the calculation with the comprehensive test is 0.29%. In distillation test, all distillation curve of the mixed fuel is obtained below the distillation curve of base gasoline. In RVP testing, all mixed fuels’ RVP values increased from the base gasoline. The most significant increase was obtained using sample 1 at 21.03%. In torque and power testing, the maximum torque and maximum power values of all mixed fuels increased when compared to product fuel. The increase in the maximum torque value and the highest maximum power is obtained using sample 1 at 0.91% and 1.60%. In the fuel consumption test, all mixed fuels will be compared with product fuel, with the variation of 90km/h, 120km/h, and the urban driving cycle obtained the highest increase using sample 2 at 3.79%; 6.05%; and 17.83%. The emissions test will compare all mixed fuels with fuel products. Carbon dioxide emissions increased the most when using sample 2 by 24.74%. Carbon monoxide emissions decreased the most when using sample 3 by 32.19%. Hydrocarbon emissions decreased the fastest when using sample 3 by 29.60%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amar Rachman
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Deni Prasetyo
"Konsumsi energi per jenis pada tahun 2019, menunjukkan konsumsi terbesar adalah BBM sebesar 42%. Besarnya konsumsi BBM dikarenakan penggunaan teknologi dari peralatan BBM masih lebih efisien, terutama pada sektor transportasi. Untuk memenuhi kebutuhan energi tersebut, dibutuhkan sumber energi alternatif selain dari energi fosil. Sementara itu, pemerintah sendiri sudah mengatur pada Perpres Nomor 22 Tahun 2017 tentang rencana umum energi nasional bahwa pemerintah merancang target energi alternatif untuk menopang kebutuhan BBM hingga tahun 2050 dengan Bahan Bakar Nabati (BBN). Pemerintah Indonesia menargetkan penggunaan bioetanol digunakan sebagai campuran di kendaraan sampai 20% dari volume (E20) pada tahun 2025. Selain itu, penggunaan metanol juga diteliti dengan hasil memberikan dampak positif bagi kendaraan yakni menahan naiknya nilai coefficient of variation (COV). Di sisi lain, pencampuran gasoline dengan alkohol membuat nilai COV semakin meningkat pada kondisi lean combustion. Untuk itu, penelitian ini ingin mengetahui efek dari campuran bahan bakar Gasoline Etanol dan Metanol (GEM) dengan variasi campuran bahan bakar dengan udara ditinjau dari coefficient of variation (COV). Hasilnya menunjukkan tekanan puncak maksimal diperoleh pada campuran M20 pada lambda (?) 1,1 pada RPM 6000 karena efek dari metanol yang mempunyai pembakaran lebih cepat dibandingkan etanol dan gasoline dan nilai COV tertinggi diperoleh pada campuran M20 dengan ?=1,3 RPM 7000 dan nilai COV terendah diperoleh pada campuran M20 dengan ?=1,0 RPM 8000. Kondisi pembakaran yang excess air atau semakin kurus (lean), membuat nilai coefficient of variation (COV) semakin buruk dengan menggunakan bahan bakar Gasoline Etanol Metanol (GEM).

Energy consumption per type in 2019 shows that the largest consumption is fuel, amounting to 42%. The amount of fuel consumption is due to the use of technology from fuel equipment which is still more efficient, especially in the transportation sector. To meet these energy needs, alternative energy sources are needed other than fossil energy. Meanwhile, the government itself has regulated in Presidential Decree No. 22 of 2017 concerning the general national energy plan that the government designs alternative energy targets to support fuel needs until 2050 with Biofuels (BBN). The Indonesian government is targeting the use of bioethanol to be used as a mixture in vehicles up to 20% of volume (E20) in 2025. In addition, the use of methanol is also studied with the results of having a positive impact on vehicles, namely holding back the increase in the value of the coefficient of variation (COV). On the other hand, mixing gasoline with alcohol makes the COV value increase in lean combustion conditions. For this reason, this study wants to know the effect of a mixture of Gasoline Ethanol and Methanol (GEM) fuels with variations in the mixture of fuel and air in terms of the coefficient of variation (COV). The results show that the maximum peak pressure is obtained in the M20 mixture at lambda (?) 1.1 at 6000 RPM due to the effect of methanol which has a faster combustion than ethanol and gasoline and the highest COV value is obtained in the M20 mixture with ?=1.3 RPM 7000 and the lowest COV value was obtained in the M20 mixture with ?=1.0 RPM 8000. Excess air or lean combustion conditions make the coefficient of variation (COV) value worse when using Gasoline Ethanol Methanol (GEM) fuel."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zaki Bonnie Rahatwan
"Menurut Indonesia Energy Outlook yang dikeluarkan oleh BPPT tahun 2021 mengenai outlook kebutuhan energi sektor transportasi Indonesia pada skenario BAU, Total kebutuhan energi final sektor transportasi diproyeksikan terus meningkat menjadi 1.110,1 juta SBM pada tahun 2050 dimana pangsa kebutuhan bensin masih berada di angka 20%. Hal ini memberikan dampak buruk pada kualitas udara dan memicu ketergantungan Indonesia terhadap bahan bakar fosil. Oleh karena itu, inisiatif pengembangan bahan bakar alternatif harus mulai dilakukan yang nantinya dapat digunakan oleh masyarakat. Pemerintah melalui Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2017 tentang Rencana Umum Energi Nasional menyatakan bahwa bioethanol yang diproyeksikan sebagai substitusi dari bensin (gasoline) ditargetkan pada tahun 2025 hingga seterusnya ditargetkan sebesar 20%. Campuran bioethanol sebesar 20% sampai saat ini belum direalisasikan karena mahalnya harga bioethanol sehingga pada penelitian ini penulis mencoba menambahkan campuran methanol agar dapat menurunkan harga campuran bahan bakar sehingga Gasoline Ethanol Methanol 80% (GEM 80) adalah bahan bakar yang kami uji. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh caampuran Gasoline Ethanol Methanol 80% (GEM 80) terhadap emisi gas buang yang dihasilkan. Pengujian ini dilakukan pada mesin spark ignition dengan baseline bahan bakar yaitu Pertalite yang dilakukan dengan variasi air fuel ratio untuk mengetahui lebih lanjut pengaruh air fuel ratio terhadap emisi gas buang pada penggunaan bahan bakar Gasoline Ethanol Methanol 80% (GEM 80). Hasilnya, penambahan ethanol dan methanol pada Pertalite (GEM 80) yang dilakukan pada spark ignition engine di lambda manapun akan meningkatkan emisi Karbon Monoksida (CO), menurunkan emisi Karbon Dioksida (CO2), meningkatkan emisi Hidrokarbon (HC) dan menurukan emisi Oksigen (O2). Selain itu, penambahan air fuel ratio dengan penggunaan bahan bakar Pertalite maupun campuran GEM 80 manapun yang dilakukan pada spark ignition engine akan menurunkan emisi Karbon Monoksida (CO), meningkatkan emisi Karbon Dioksida (CO2), menurukan emisi Hidrokarbon (HC), dan meningkatkan emisi Oksigen (O2).

According to the Indonesia Energy Outlook issued by BPPT in 2021 concerning the outlook for the energy needs of the Indonesian transportation sector in the BAU scenario, the total final energy demand for the transportation sector is projected to continue to increase to 1,110.1 million BOE in 2050 where the share of gasoline demand is still at 20%. This has a negative impact on air quality and triggers Indonesia's dependence on fossil fuels. Therefore, initiatives to develop alternative fuels must be initiated which can later be used by the community. The government through Presidential Regulation Number 22 of 2017 concerning the National Energy General Plan states that bioethanol which is projected as a substitute for gasoline (gasoline) is targeted for 2025 onwards is targeted at 20%. A 20% bioethanol mixture has so far not been realized due to the high price of bioethanol, so in this study the authors tried to add a mixture of methanol in order to reduce the price of the fuel mixture so that Gasoline Ethanol Methanol 80% (GEM 80) is the fuel we tested. Therefore, this study aims to determine the effect of a mixture of Gasoline Ethanol Methanol 80% (GEM 80) on the exhaust emissions produced. This test was carried out on a spark ignition engine with a baseline fuel, namely Pertalite, which was carried out with a variation of the air fuel ratio to find out more about the effect of the air fuel ratio on exhaust emissions when using 80% Gasoline Ethanol Methanol (GEM 80) fuel. As a result, the addition of ethanol and methanol to Pertalite (GEM 80) which is carried out on the spark ignition engine in any lambda will increase Carbon Monoxide (CO) emissions, reduce Carbon Dioxide (CO2) emissions, increase Hydrocarbon (HC) emissions and reduce Oxygen (O2) emissions. In addition, the addition of air fuel ratio with the use of Pertalite fuel or any GEM 80 mixture applied to the spark ignition engine will reduce Carbon Monoxide (CO) emissions, increase Carbon Dioxide (CO2) emissions, reduce Hydrocarbon (HC) emissions, and increase the emission of Oxygen (O2)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hario Gibran
"Konsumsi bahan bakar minyak yang semakin meninggi setiap harinya membuat permasalahan lain bermunculan seperti emisi yang semakin tinggi dan juga ketersediaan bahan bakar minyak yang tidak dapat bertahan selamanya. Oleh karena itu, pemerintah mengeluarkan Permen ESDM No.12/2015 mengenai pemanfaatan bioetanol (E100) sebagai campuran BBM diproyeksikan akan mencapai 5% pada tahun 2020 dan 20% pada tahun 2025 khususnya pada bidang transportasi. Namun dalam pelaksanaannya rencana tersebut terhambat karena terkendala ongkos produksi yang masih tinggi, dan menjadikan etanol kurang kompetitif sebagai bahan bakar alternatif. Salah satu inisiatif yang saat ini sedang dikembangkan untuk mengatasi tantangan tersebut, adalah dengan melakukan pencampuran methanol dan ethanol dengan bahan bakar gasoline. Tujuan dari penilitian ini adalah memahami karakteristik bahan bakar campuran bensin-etanol-metanol dengan target RON 92, memahami perbandingan unjuk kerja dan emisi pada mesin 150cc SI 4 stroke yang menggunakan bahan bakar campuran bensin-etanol-metanol target RON 92 dengan produk RON 92, dan memahami interelasi antara pengujian karakteristik campuran bahan bakar dengan perhitungan karakteristik campuran bahan bakar. Penambahan metanol dan etanol ke dalam base bensin RON 89 dilakukan agar target RON 92 dapat dicapai. Komposisi dari campuran akan dihitung menggunakan persamaan Linear Molar Calculation (LMC). Pengujian yang dilakukan dalam penelitian diantaranya uji karakterisasi, unjuk kerja, dan emisi. Pengujian dilakukan sesuai dengan standarnya masing-masing, diantaranya uji densitas menggunakan ASTM D4052, uji Research Octane Number (RON) menggunakan ASTM D2699, uji distilasi dengan ASTM D86, uji Reid Vapor Pressure (RVP) menggunakan ASTM D5191, uji torsi dan daya menggunakan SAE J1349, uji konsumsi menggunakan SNI 7554, dan uji emisi menggunakan SNI 19-7118.1. Berdasarkan hasil pengujian, semua nilai densitas sampel bahan bakar campuran mengalami kenaikan dari base bensin. Kenaikan nilai densitas tertinggi terjadi pada sampel 3 sebesar 0,45%. Didapatkan Mean Absolute Percentage Error (MAPE) dari perhitungan nilai densitas dengan pengujian secara keseluruhan sebesar 0,04%. Pada pengujian RON, semua RON sampel bahan bakar campuran mengalami kenaikan dari base bensin. Kenaikan terbesar didapatkan pada sampel 3 sebesar 2,81%. Didapatkan MAPE dari perhitungan nilai RON dengan pengujian secara keseluruhan sebesar 0,29%. Pada pengujian distilasi, didapatkan semua kurva distilasi sampel bahan bakar campuran berada di bawah kurva distilasi base bensin. Pada pengujian RVP, semua RVP sampel bahan bakar campuran mengalami kenaikan dari base bensin. Kenaikan terbesar didapatkan pada sampel 1 sebesar 21,03%. Pada pengujian torsi dan daya, nilai torsi maksimum dan daya maksimum dari semua sampel bahan bakar campuran mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan bahan bakar produk. Kenaikan nilai torsi maksimum dan daya maksimum tertinggi didapat menggunakan sampel 1 sebesar 0,91% dan 1,60%. Pada pengujian konsumsi bahan bakar campuran dibandingkan dengan bahan bakar produk, pada variasi 90km/jam, 120km/jam, dan siklus urban driving didapat kenaikan tertinggi menggunakan sampel 2 sebesar 3,79%; 6,05%; dan 17,83%. Pada pengujian emisi bahan bakar campuran dibandingkan dengan bahan bakar produk. Emisi karbon dioksida mengalami peningkatan terbesar saat menggunakan sampel 2 sebesar 24,74%. Emisi karbon monoksida mengalami penurunan terbesar saat menggunakan sampel 3 sebesar 32,19%. Emisi hidrokarbon mengalami penurunan terbesat saat menggunakan sampel 3 sebesar 29,60%.

Fuel consumption is increasing every day, making other problems arise, such as higher emissions and the availability of fuel oil that can not last forever. Therefore, the government issued Permen ESDM no.12/2015 regarding the utilization of bioethanol as a fuel mixture is projected to reach 5% in 2020 and 20% in 2025, especially in the transportation sector. However, the plan's implementation was hampered due to the constraints of high production costs, which made ethanol less competitive as an alternative fuel. One of the initiatives currently being developed is to mix methanol and ethanol with gasoline. The purpose of this research is to understand the characteristics of gasoline-ethanol-methanol mixture with RON 92 target, the comparison of performance and emissions in 150cc 4 stroke engine that uses gasoline-ethanol-methanol mixture RON 92 target with RON 92 product, and the interrelation between experiments and calculations on the characteristics of the fuel mixture. Adding methanol and ethanol into the base gasoline RON 89 is done so that the target RON 92 can be achieved. The composition of the mixture will be calculated using the Linear molar Calculation (LMC) equation. Tests conducted in the study include characterization, performance, and emissions tests. Tests were conducted under their respective standards, including density using ASTM D4052, Research Octane Number (RON) using ASTM D2699, distillation with ASTM D86, Reid Vapor Pressure (RVP) using ASTM D5191, torque and power using SAE J1349, consumption using SNI 7554, and emission using SNI 19-7118.1. Based on the test results, all the density values of mixed fuel increased from the base gasoline. The highest density increase occurred in sample 3 by 0.45%. Mean Absolute Percentage Error (MAPE) of the density value obtained from the calculation with the comprehensive test is 0.04%. All mixed fuels’ RON value increased from the base gasoline in RON testing. The most significant increase was obtained in sample 3 by 2.81%. MAPE of the value of RON obtained from the calculation with the comprehensive test is 0.29%. In distillation test, all distillation curve of the mixed fuel is obtained below the distillation curve of base gasoline. In RVP testing, all mixed fuels’ RVP values increased from the base gasoline. The most significant increase was obtained using sample 1 at 21.03%. In torque and power testing, the maximum torque and maximum power values of all mixed fuels increased when compared to product fuel. The increase in the maximum torque value and the highest maximum power is obtained using sample 1 at 0.91% and 1.60%. In the fuel consumption test, all mixed fuels will be compared with product fuel, with the variation of 90km/h, 120km/h, and the urban driving cycle obtained the highest increase using sample 2 at 3.79%; 6.05%; and 17.83%. The emissions test will compare all mixed fuels with fuel products. Carbon dioxide emissions increased the most when using sample 2 by 24.74%. Carbon monoxide emissions decreased the most when using sample 3 by 32.19%. Hydrocarbon emissions decreased the fastest when using sample 3 by 29.60%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Peraturan Presiden No. 55 tahun 2005 yang mengatur kanaikan harga BBM mengundang sejumlah kontroversi. Selain besaran kenaikan yang sangat tinggi, Perpres ini mengalami cacat konstitusional terutama dalam konteks legal drafting. Hal ini karena tidak dipatuhinya kaidah pembentukan peraturan perundang-undangan sebagaimana telah diatur oleh UU No. 10 Tahun 2004."
JHUII 14:1 (2007)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>