Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 49068 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muchamad Syahrul Gunawan
"Autonomous car atau kendaraan tanpa awak merupakan salah satu bagian dari sistem transportasi cerdas yang kelak akan digunakan. Kendaraan tanpa awak memungkinkan kendaraan dapat bergerak dan mengontrol dirinya secara mandiri tanpa bantuan manusia. Salah satu fitur yang paling penting pada kendaraan tanpa awak adalah sistem navigasi. Beragam sistem navigasi yang sudah berkembang ialah metode SLAM dengan LiDAR, penggunaan odometer, ataupun dengan sensor GPS dan gyroscope. Namun, metode-metode tersebut masih perlu pengaturan ulang (tuning) dan penentuan trajectory yang masih dilakukan manual. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengembangan sehingga sistem navigasi kendaraan otonomus yang terhubung dengan sistem pemetaan. Pada penelitian ini, diujicobakan sebuah sistem yang mengintegrasikan antara GPS, Google Maps, dan sensor vision sehingga kendaraan dapat berjalan sesuai dengan trajectory yang mudah diatur. Sensor GPS dan Google Maps akan bekekerja sama untuk melakukan mapping lokasi dan mengatur tujuan perjalanan. Sedangkan sensor vision yang menggunakan kamera akan berfungsi sebagai pengatur kesesuaian jalan dengan marka jalan. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa keberhasilan pendeteksian jalan mencapai 93,37 %, ketepatan Google Maps dalam mengenali jalan 97,54 % dengan rata-rata kecepata 0,2205 detik, serta kecepatan pemrosesan pembuatan trajectory adalah 0,155 detik.

Autonomous cars or unmanned vehicles are one part of the intelligent transportation system that will be used in the future. Unmanned vehicles allow vehicles to move and control themselves independently without human assistance. One of the most important features of unmanned vehicles is the navigation system. Various navigation systems that have been developed are the SLAM method with LiDAR, the use of an odometer, or GPS and gyroscope sensors. However, these methods still need tuning and trajectory determination is still done manually. Therefore, it is necessary to develop an autonomous vehicle navigation system that is connected to the mapping system. In this research, a system that integrates GPS, Google Maps, and vision sensors is tested so that the vehicle can run according to a manageable trajectory. GPS sensors and Google Maps will work together to map locations and set travel destinations. While the vision sensor that uses a camera will function as a regulator of road conformity with road markings. The results of this study found that the success of road detection reached 93.37%, the accuracy of Google Maps in recognizing roads was 97.54% with an average speed of 0.2205 seconds, and the processing speed of making trajectories was 0.155 seconds."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Ary Heryanto
"Quadrotor adalah wahana yang memiliki empat buah rotor sebagai penggerak. Untuk dapat bergerak sempurna maka quadrotor harus dilengkapi dengan Sistem kendali yang mampu mangatur dan memberikan sinyal kendali berupa kecepatan motor keseluruh rotor.Disertasi ini membahas tentang kendali autonomous untuk quadrotor menggunakan Neural Network Direct Inverse Control NN-DIC . Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki kinerja Quadrotor menggunakan kontrol NN-DIC. Untuk mewujudkan penelitian ini, langkah pertama adalah untuk membangun sebuah platform Quadrotor. Karena ide dasar dari DIC adalah untuk menghilangkan efek dinamika plant dengan kendali inverse, maka langkah selanjutnya adalah membangun sebuah model NN-DIC menggunakan data penerbangan yang sebenarnya. Metode pelatihan backpropagation dipilih karena strukturnya sederhana namun mampu memberikan error yang kecil.Melalui beberapa simulasi, model kendali NN-DIC telah mampu menstabilkan quadrotor dengan performa yang sangat baik dalam mengikuti trajectory pada kondisi hover, perubahan altitude maupun manuver. Perfoma yang baik ini ditunjukan dengan nilai MSE yang kecil, yaitu 0.042 pada saat hover untuk kendali attitude, 0.340 pada saat perubahan altitude untuk kendali attitude-altitude dan terakhir nilai MSE sebesar 1.966 saat maneuver untuk kendali autonomous.

The quadrotor is an Unmanned Aerial Vehicle UAV which is included in the category of rotary wing with four rotors located at its four corners. In order to move perfectly the quadrotor must be equipped with a control system capable of controlling and providing control signals of motor speed throughout the rotors.This dissertation discusses about autonomous control for quadrotor using Neural Network Direct Inverse Control NN DIC . The purpose of this study was to investigate Quadrotor performance using NN DIC controls. To realize this research, the first step is build a Quadrotor platform. Since the basic idea of DIC is to eliminate the dynamics effect of the plant with inverse control, the next step is build an NN DIC model using actual flight data. Backpropagation training method is chosen because the structure is simple but has a small error result.Some simulations have been done, the NN DIC control model has been able to stabilize the quadrotor with excellent performance in following trajectory under hover conditions, altitude changes and maneuvers. The excellent performance is indicated from a small MSE score of 0.042 during hover on attitude control, 0.340 with altitude change on attitude altitude control and MSE of 1.966 when maneuvered on autonomous control."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia , 2017
D2273
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endro Artono
"Pada beberapa pesawat tanpa awak, sirip elevator digerakkan oleh motor servo yang ditempatkan pada bagian tengah dari badan pesawat, yang dihubungkan ke sirip elevator dengan mekanisme semacam pengungkit. Hal ini sangat memungkinkan terjadinya ketidakakuratan posisi pada sudut elevator. Tesis ini bertujuan untuk membuat sistem pengendali posisi sudut untuk gerak sirip pesawat tanpa awak dengan menggunakan metode ciancone.
Pada metode ini parameter-parameter kendali ditentukan melalui teknik grafik chart. Parameter yang didapatkan kemudian digunakan dalam algoritma kontrol posisi sudut sirip elevator. Pengujian sistim kontrol ini dilakukan dengan mengimplementasikan sistim kontrol gerak sirip elevator ini pada pesawat tanpa awak, kemudian mengujinya dengan menerbangkan pesawat tanpa awak tersebut.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kontrol PID yang didapatkan dari teknik grafik ciancone tidak dapat diimplementasikan` untuk gerak sirip elevator pada pesawat tanpa awak, sedangkan kontrol PI dengan tambahan feed forward sinyal dari keluaran sistem ke sinyal kendali dapat berfungsi dengan baik.

In some unmanned aircraft, the elevator fin is driven by the servo motor placed in the middle of the fuselage, close to the cg (center of gravitation), which is connected to an elevator with a kind of lever mechanism. This very possibility of inaccuracies in the angle of the elevator position. This thesis aims to create a control system for motion of the fin angle position of UAV using ciancone method.
In this method, control parameters are determined through a chart graphic techniques. The parameters obtained were then used in the control algorithm of the angular position of elevator fins. Control system testing is done by implementing the motion control system of elevator fins on the aircraft without crew, and then test it with flying a plane without the crew.
Results from this study indicate that the PID obtained from the graphical techniques ciancone `can not be implemented for the motion of elevator fins on the aircraft without crew, while the PI control with the addition of the feed forward signal to the system output control signals to function properly.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T40948
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Herwin Suprijono
"Pada penelitian ini, didiskusikan mengenai metode kendali dengan menggunakan algoritma Direct Invers Control. Algoritma DIC yang digunakan berbasiskan pada Neural Networks untuk mendapatkan model identifikasi dan inverse dari plant. Untuk merancang kendali helicopter berbasis Neural Network, maka diperlukan pengumpulan data experiment penerbangan seperti data input kendali ke motor servo berupa sinyal PWM, sinyal output yaitu pitch, roll, yaw dan posisi. Untuk mendapatkan sinyal input dan output tersebut maka pada helicpoter dilengkapi dengan avionic system dan grounds station. Data penerbangan ini dikumpulkan untuk digunakan melatih dan menguji identifikasi dan kendali Neural Network. Dari hasil penelitian telah berhasil mensimulasikan kendali Neural Network DIC untuk attitude dan altitude dari helicopter. Pengembangan kendali Neural Network DIC menjadi kendali helicopter yang berbasis trajectory. Kendali berbasis trajectory ini terdiri dari dua bagian yaitu Outer Loop dan Inner Loop. Dari hasil simulasi, kendali ini dapat mengikuti trajectory dengan baik baik dengan data yang terkondisi maupun dengan data real.

In this study, we discussed the control method using Direct Invers Control algorithm. The DIC algorithm used is based on Neural Networks to obtain the identification and inverse model of the plant. To design a helicopter control based on Neural Network, it is necessary to collect flight experiment data such as control input data to servo motor in the form of PWM signal, output signal including pitch, roll, yaw and position. To get the input and output signals then the helicpoter equipped with avionic system and grounds station. This flight data is collected for use in training and testing the identification and control of Neural Network. From the research results have been successfully simulate the control of Neural Network DIC for the attitude and altitude of the helicopter. The development of Neural Network DIC controls into trajectory based helicopter control. Trajectory based control consists of two parts namely the Outer Loop and Inner Loop. From the simulation results, this control can follow trajectory well with both conditioned data and real data."
Universitas Indonesia, 2017
D2274
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bharindra Kamanditya
"Kemajuan teknologi mengiringi kemajuan Pesawat Tanpa Awak yang membuat peneliti terus mengembangkannya. Quadcopter merupakan Pesawat Tanpa Awak yang saat ini telah banyak digunakan untuk berbagai tujuan. Bentuknya yang ringkas serta beratnya yang ringan dengan empat buah baling-baling motor membuat quadcopter memiliki keunggulan dalam kemampuan dalam melakukan maneuver di udara. Tujuan dari penelitian skripsi ini adalah diajukannya sebuah ide menciptakam pengendali Jaringan Saraf Kendali Inverse Langsung NN ndash;DIC ndash; Neural Network Direct Inverse Control dengan algoritma Elman Recurrent untuk quadcopter, dan membandingkannya dengan pengendali berbasis algoritma Back Propagation Neural Network biasa. Dalam skripsi ini dikemukakan hasil simulasi dari identifikasi quadcopter dengan memodelkan secara black box, serta hasil dari dua jenis pengendali Inverse untuk quadcopter yaitu Elman Recurrent Neural Network Direct Inverse Control dan Back Propagation Neural Network Direct Inverse Control.

Technological advances accompany the progress of Unmanned Aircraft that keeps researchers on the rise. Quadcopter is an Unmanned Aircraft that is now widely used for various purposes. Its compact shape and light weight with four motor propellers make the quadcopter has an advantage in the ability to maneuver in the air. The purpose of this thesis research is to propose an idea to create a controller of the Direct Inverse Control Neural Network NN ndash DIC with Elman Recurrent algorithm for quadcopter, and compare it with an ordinary Back Propagation Neural Netwok algorithm. In this thesis, the shown simulation results are those of quadcopter plant based on black box modeling identification, and the result of two types of Inverse controllers for quadcopter, Elman Recurrent Neural Netwok Direct Inverse Control and Back Propagation Neural Network Direct Inverse Control."
Depok: Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imas Tri Setyadewi
"Perkembangan aplikasi UAV (Unmanned Aircraft Vehicle) saat ini meningkatkan kompleksitas sistem sesuai dengan misi operasionalnya. Akibatnya, potensi terjadinya gangguan sistem karena efek interferensi elektromagnetik dapat terjadi yang mengganggu jalannya operasional UAV. Berdasarkan penelitian, 60% EMI (Electromagnetic Interferences) terjadi pada jalur pengkabelan UAV, oleh karena itu pada penelitian ini akan dilakukan analisa terhadap reduksi EMI yang terjadi pada sistem pengkabelan UAV, dan prediksi terhadap besaran induksi tegangan dan daya yang diterima akibat dari interferensi yang terjadi antar kabel juga yang disebabkan karena adanya radiasi dari sistem radio frekuensi UAV. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan dua metode yaitu, radiasi coupling dengan menggunakan kabel sebagai sumber EMI dan yang kedua adalah radiasi dengan sumber menggunakan antena dipole linear dengan frekuensi operasi 900 MHz. Adapun beberapa variasi parameter dilakukan untuk melihat hubungan antara besarnya induksi yang diterima terhadap variasi seperti jarak kabel dengan sumber EMI, jenis kabel, besaran daya yang dipancarkan, pengaruh sudut polarisasi antena, panjang kabel, shielding, dan pengaruh terminasi pada kabel. keluaran besaran induksi tegangan dan daya yang diterima kemudian dibandingkan dengan simulasi yang telah dilakukan. Diharapkan pada penelitian ini, dapat menjadi acuan atau referensi dalam mendesain pengkabelan dan konfigurasi peletakan antena sehingga dapat meminimalisir efek gangguan akibat radiasi elektromagnetik yang tidak diinginkan.

The development of UAV (Unmanned Aerial Vehicle) application is currently increasing the complexity of the system in accordance with its operasional mission. As a result, the potential for system interference due to the effects of electromagnetic interference may occur that interfere with the operation of the UAV. Based on the study, 60% of EMI (Electromagnetic Interference) occurs in the wiring path, therefore in this study an analysis of the reduction of EMI in the UAV wiring system will be carried out, and prediction of the amount of induction of the voltage and power received due to the interference occurs between wires also caused by radiation from the UAV frequency radio system. Measurement are carried out using two methods, first method by coupling radiation using a cable as an EMI source and the second is radiation using linear dipole antennas with an operating frequency of 900 MHz. Several parameter variation were carrried out to see the relationship between the amount of induction EMI to variation such as the distance of the cable with the EMI source, cable types, the amount of power emitted, antenna polarization angle, cable length, shielding and the termination of cables. Output of the amount of induction voltage and power received is then compared to the simulation that have been carried out. It is supposed that this research can be a reference in designing the wiring configuration of antenna path with the smallest effect of EMI radiation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Danartomo Kusumoaji
"Perkembangan penelitian untuk pesawat tanpa awak mulai banyak dilakukan. Penggunaan pesawat tanpa awak sangat beragam seperti contohnya dari sekedar hobi bermain menerbangkan pesawat tanpa awak dengan menggunakan remote control hingga penggunaan pesawat tanpa awak untuk keperluan fotografi udara. Manfaat atau penggunaan dari pesawat tanpa awak bisa disebut sebagai sebuah misi. Misi dari suatu pesawat menjadi acuan awal untuk melakukan proses perancangan atau desain. Dari misi pesawat tersebut didapatkan sejumlah persyaratan tertentu yang harus bisa dipenuhi oleh desain pesawat itu sendiri.Pada tahap desain konseptual pesawat akan diawali dengan penentuan sejumlah persyaratan yang akan menjadi titik acuan dalam proses tahapan perancangan. Kemudian setelah persyaratan misi pesawat telah ditentukan maka proses selanjutnya adalah penentuan berat pesawat. Dari penentuan berat pesawat ini maka akan didapatkan data awal untuk menentukan luas sayap yang berfungsi untuk dapat menghasilkan gaya angkat. Kemudian akan diperhitungkan juga berapa besar tenaga yang dibutuhkan unutk dapat mendorong pesawat tersebut. Ukuran badan pesawat akan diperhitungkan dengan memperkirakan kebutuhan muatan yang akan dibawa didalam badan pesawat. Dimensi ekor pesawat akan ditentukan dengan memperkirakan besarnya momen yang terjadi untuk mengembalikan sikap pesawat pada posisi semula. Hasil akhir dari desain konseptual adalah sebuah tampilan konsep pesawat dalam tiga tampilan gambar. Dari hasil konsep desain pesawat tanpa awak tersebut selanjutnya akan dilakukan analisis awal yang meliputi pengujian model dalam perangkat lunak XFLR5 dan pengujian model dalam terowongan angin subsonik. Dari hasil pengujian adalah pemenuhan terhadap persyaratan prestasi terbang yang pada fase jarak take off, rate of climb,jarak landing dan jarak tempuh terbang sudah dapat memenuhi persyaratan misi yang telah ditentukan namun untuk prestasi terbang kecepatan stall belum dapat terpenuhi.

Research developments for unmanned aircraft have been made. The use of unmanned aircraft is very diverse as for example from a hobby of flying unmanned aircraft by using the remote control until the use of unmanned aircraft for the purposes of aerial photography. The benefits or use of an unmanned aircraft may be referred to as a mission. The mission of a plane becomes the initial reference for the design or design process. From the mission of the aircraft is obtained a number of certain requirements that must be met by the design of the aircraft itself. In the conceptual design stage the aircraft will begin with the determination of a number of requirements that will be the reference point in the design stage process. Then after the aircraft mission requirements have been determined then the next process is the determination of the aircraft weight. From the determination of this aircraft weight will be obtained preliminary data to determine the area of the wing that serves to produce lift. Then will also be taken into account how much energy needed to be able to push the plane. The size of the fuselage will be calculated by estimating the need for the load to be carried inside the fuselage. The tail dimension of the aircraft will be determined by estimating the magnitude of the moment to restore the aircraft 39 s original position. The final result of the conceptual design is a concept airplane display in three display images. From the results of the draft concept of unmanned aircraft will then be conducted preliminary analysis which includes model testing in XFLR5 software and model testing in subsonic wind tunnel. From the test results is the fulfillment of the requirements of the achievement of the fly in the phase of the distance take off, rate of climb, landing distance and range of flying can meet the requirements of the mission that has been determined but for the achievement of flying stall speed can not be achieved.Keywords conceptual design unmanned aircraft wind tunnel."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T47927
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lanny Catrin Dale
"Telah berhasil dibuat rancang bangun hexacopter dengan diameter 70 cm dan massa 2,5 kg dengan parameter tunggal daya angkat. Target beban maksimum disesuaikan dengan pemilihan komponen motor dan baling-baling yang akan digunakan. Di sisi lain, hexacopter memanfaatkan Algoritma Genetik tipe A bertujuan untuk menentukan lintasan terpendek yang paling mungkin, mulai dari satu posisi hingga sebuah lokasi akhir yang diinginkan. Beberapa rintangan akan didaftarkan pada algoritma histogram warna sebagai teknik deteksi, kemudian A akan memanfaatkan posisi rintangan tersebut untuk menghitung ulang lintasan lain yang paling optimal agar hexacopter bergerak tanpa menabrak rintangan. Lepas landas take off hexacopter masih dilakukan menggunakan remote control Futaba SG 14 yang memanfaatkan kendali proporsional, integral dan diferensial sederhana yang dikenal dengan PID.Penentuan nilai konstanta kendali PID hexacopter ini memanfaatkan aplikasi auto-tuning dari MissionPlanner. Selanjutnya hexacopter diaktifkan dalam mode guided dimana algoritma A dan kendali mengambil alih pengaturan geraknya hingga mencapai tujuan. Ujicoba dilakukan dalam ruangan dengan grid-grid maya yang membagi lintasan dari titik awal ke lokasi tujuan di lapangan bulutangkis dalam ruangan indoor Dekanat FMIPA UI. Rintangan diletakkan pada posisi 1,5 meter diatas lantai sehingga dalam pengolahan citra di proyeksikan terhadap grid-grid maya tersebut. Posisi hasil proyeksi tersebut menjadi masukan A untuk mengkalkulasi ulang lintasan.Pengujian tahapan berikutnya dilakukan di lapangan Rotunda UI dengan pemanfaatan GPS sebagai pengganti grid. Hasil penelitian ini melaporkan bagaimana hexacopter akan bertindak dengan implementasi dari kecerdasan tersebut untuk mengendalikan geraknya secara semi otomatis.

Has successfully created design hexacopter with a diameter of 70 cm and a mass of2.5 kg with a single parameter lift. Target maximum load adjusted by the selectionof components and propeller motors that will be used. On the other hand,hexacopter utilizing Genetic Algorithm type A aims to determine the shortest pathis most likely, ranging from one position to a final desired location. Some obstacleswill be registered on the color histogram algorithm as detection techniques, then A will utilize the position of the obstacles to recalculate the most optimal path otherso hexacopter move without bumping into obstacles. Takeoff take off hexacopterstill done using the remote control Futaba SG 14 utilizing the control ofproportional, integral and differential simple known as PID. Determining the valueof this constant hexacopter PID control applications utilize auto tuning of theMission Planner. Furthermore hexacopter enabled in guided mode where the A algorithm and control took control of the motion until it reaches the destination.Experiments conducted in a room with virtual grids which share the track from thestarting point to the destination in indoor badminton court indoor Dean FacultyUI. The obstacles placed in the position of 1.5 meters above the floor so that theimage processing is projected to virtual grids. The position of the projected resultsbecome inputs A to calculate the trajectory. The next stage of testing conductedin the field Rotunda UI with the use of GPS in lieu grid. The results of this studyreported how hexacopter will act with the implementation of the intelligence tocontrol a semi automatic movement."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
T46839
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Revaldy Putra Agatha
"Besarnya kenaikan angka emisi gas karbon saat ini tengah menjadi tantangan cukup besar bagi global. Saat ini kendaraan listrik sedang banyak digunakan karena dinilai dapat menjadi terobosan untuk mengurangi emisi gas karbon. Tujuan dari penelitian ini akan dibahas mengenai performa penggunaan sistem manajemen termal pasif pada baterai kendaraan listrik dengan menggunakan kombinasi heat sink, heat pipe dan phase change material. Pengujian dilakukan dengan mengukur temperatur pada dinding simulator baterai dengan menggunakan termokopel tipe K dengan modul NI DAQ 9214, c-DAQ 9174, dan tegangan listrik menggunakan digital power meter. Variasi pengujian dilakukan dengan memvariasikan besar daya pembangkitan panas pada heater yang terhubung pada simulator baterai sebagai representasi dari heat losses yang timbul saat baterai bekerja yaitu sebesar 9 W, 27 W, dan 45 W dan juga variasi komponen sistem pendingin yaitu pengujian baterai tanpa sistem pendingin, baterai dengan sistem pendingin heat sink, heat pipe, dan PCM serta baterai dengan sistem pendingin heat sink dan PCM. Dalam penelitian ini PCM yang digunakan adalah Rubitherm tipe RT 38. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penurunan temperatur terbesar terjadi ketika dilakukan variasi daya pembangkitan panas 45 W dengan sistem pendingin menggunakan heat sink, heat pipe dan PCM dimana penurunan yang terjadi mencapai 22,95% dari 63,89 menjadi 49,23. Sedangkan pada daya 27 W temperatur baterai menurun sebesar 6,7% dari 49,4°C menjadi 46,09°C dan untuk daya pembangkitan panas 9 W temperatur baterai menurun sebesar 0,36% dari 41,20°C menjadi 41,05°C. Selain itu dilakukan juga variasi pengujian dengan menghilangkan heat pipe untuk melihat pengaruh penggunaannya. Didapatkan pada variasi 45 W temperatur baterai menurun sebesar 22,07% menjadi 49,79°C. Sementara pada daya 27 W temperatur baterai menurun sebesar 6,28% menjadi 46,3°C dan untuk daya 9 W terjadi penurunan temperatur sebesar 0,61% menjadi 40,95°C. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem pendinginan baterai menggunakan kombinasi heat sink, heat pipe dan PCM sebagai sistem pendingin pasif adalah metode pendinginan baterai yang efektif untuk mengurangi temperatur kerja pada baterai kendaraan listrik yang dapat dijadikan opsi penggunaannya untuk masa depan.

The current increase in carbon gas emissions poses a significant challenge globally. Electric vehicles are currently being widely used as they are considered a breakthrough in reducing carbon gas emissions. The objective of this research is to discuss the performance of using a passive thermal management system on electric vehicle batteries by utilizing a combination of heat sink, heat pipe, and phase change material (PCM). The testing was conducted by measuring the temperature on the battery simulator wall using a type K thermocouple with NI DAQ 9214 module, c-DAQ 9174, and electric voltage measured using a digital power meter. The testing variations were performed by varying the heat generation power on the heater connected to the battery simulator, representing the heat losses that occur during battery operation, namely 9 W, 27 W, and 45 W. Additionally, variations of cooling system components were tested, including battery testing without a cooling system, battery with a cooling system using heat sink, heat pipe, and PCM, as well as battery with a cooling system using heat sink and PCM. In this research, Rubitherm RT 38 type PCM was used. The results of this study indicate that the largest temperature reduction occurred when the heat generation power was varied at 45 W with a cooling system consisting of heat sink, heat pipe, and PCM, resulting in a reduction of 22.95% from 63.89°C to 49.23°C. For 27 W power, the battery temperature decreased by 6.7% from 49.4°C to 46.09°C, and for 9 W heat generation, the battery temperature decreased by 0.36% from 41.20°C to 41.05°C. Furthermore, testing variations were also performed by eliminating the use of heat pipe to observe its impact. It was found that at the 45 W variation, the battery temperature decreased by 22.07% to 49.79°C. Meanwhile, for 27 W power, the battery temperature decreased by 6.28% to 46.3°C, and for 9 W heat generation, there was a temperature reduction of 0.61% to 40.95°C. Based on the results of this research, it can be concluded that cooling the battery using a combination of heat sink, heat pipe, and PCM as a passive cooling system is an effective method to reduce operating temperature in electric vehicle batteries, which can be considered as an option for future use."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Baskoro Mardjuki
"ABSTRAK
Sekarang ini kemacetan lalu-lintas merupakan salah satu masalah utama dalam kehidupan masyarakat perkotaan, khususnya Jakarta. Padamya lalu-lintas menimbulkan kecelakaan di jalan raya yang tidak hanya menyebabkan kerugian material, tetapi juga jumlah korban kecelakaan lalu-lintas yang semakin tinggi. Kebanyakan kecelakaan terjadi akibat kurang disiplinnya pengemudi dalam berkendaraan. Oleh karena itu, untuk meningkatkan keamanan demi mengurangi kecelakaan di jalan raya dan memperbaiki kondisi berkendaraan diciptakanlah Sistem Jalan Raya Otomatis (S.TRO). Sistem ini menggabungkan komunikasi, kontrol kendaraan bermotor dan teknik manajemen lalu-lintas untuk memberikan keamanan, kecepatan dan efisiensi dalam berkendaraan.
Dalam skripsi ini diperkenalkan suatu teknik kecerdasan buatan yang dinamakan learning automata digunakan untuk mengendalikan jalur kendaraan secara cerdas. Dengan menggunakan informasi yang diperoleh dari sensor dan modul komunikasi lokal, dua automata (lateral dan longitudinal) mempelajari kemungkinan tindakan yang tepat untuk menghindari tabrakan. Simulasi bersama antara lateral dan longitudinal pengendali kendaraan otomatis menggunakan program Matiab 5.3 yang subrutinnya diperoleh dari Internet [Shift 97]. Meskipun pendekatan belajar yang digunakan mampu memberikan keputusan yang aman, optimisasi anus lalu-lintas juga diperlukan dengan mempelajari interaksi antar kendaraan.
Perancangan rencana jalur kendaraan yang adaptif berdasarkan informasi lokal diperluas dengan penambahan struktur keputusan. Struktur keputusan ini diperoleh dengan menganalisa situasi yang terdiri dari konflik keinginan jalur kendaraan. Analisa situasi dan perancangan struktur ini dibuat berdasarkan interaksi mekanisme reward-penalty pada individu kendaraan.

"
2000
S39812
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>