Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 211879 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wendy Satia Novtian
"Pemanfaatan panel surya atau panel fotovoltaik (PV) masih rendah di wilayah ASEAN. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan pemanfaatan Building Applied Photovoltaics (BAPV) dan Building Integrated Photovoltaics (BIPV) dengan fokus pada tingkat kenyamanan suhu ruangan di wilayah tropis. Pengukuran langsung dilakukan dan data yang diperoleh disimulasikan menggunakan perangkat lunak Solidworks Flow Simulation. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan BAPV dan BIPV cocok untuk wilayah tropis dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang memengaruhi kenyamanan suhu dalam ruangan. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan adalah dimensi tinggi bangunan, material dinding bangunan, ventilasi udara, isolasi yang tepat, dan penggunaan penyaringan matahari. Desain optimal untuk BAPV dan BIPV meliputi dimensi tinggi bangunan minimal 6 meter, penggunaan material dinding dengan masa termal tinggi seperti bahan konvensional (batu bata, semen, dan pasir), serta isolasi yang mempertahankan suhu yang nyaman di dalam bangunan. Selain itu, BIPV dapat bersaing secara ekonomis dengan BAPV dalam hal biaya, dengan nilai Levelized Cost of Electricity (LC0E) untuk BIPV (Net Metering 100%) sebesar Rp 802/kWh. Sementara itu, BAPV yang menggunakan berbagai jenis material atap memiliki nilai LC0E masing-masing, yaitu Alderon sebesar Rp 848/kWh, Genteng sebesar Rp 863/kWh, Metal berpasir sebesar Rp 847/kWh, dan Bitumen sebesar Rp 894/kWh. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memajukan pemanfaatan panel surya di wilayah ASEAN dan mendorong penggunaan sumber energi terbarukan.

The utilization of solar panels or photovoltaic (PV) panels remains low in the ASEAN region. This study aims to compare the utilization of Building Applied Photovoltaics (BAPV) and Building Integrated Photovoltaics (BIPV) with a focus on the level of room temperature comfort in tropical regions. Direct measurements were conducted, and the obtained data were simulated using Solidworks Flow Simulation software. The results of the study indicate that the implementation of BAPV and BIPV is suitable for tropical regions, considering the factors that affect indoor temperature comfort. Some factors that need to be considered include the height dimensions of buildings, building wall materials, air ventilation, proper insulation, and the use of solar filtering. The optimal design for BAPV and BIPV includes a minimum building height of 6 meters, the use of high thermal mass wall materials such as conventional materials (bricks, cement, and sand), and insulation that maintains a comfortable temperature inside the building. Furthermore, BIPV can compete economically with BAPV in terms of cost, with a Levelized Cost of Electricity (LCOE) value for BIPV (Net Metering 100%) of Rp 802/kWh. Meanwhile, BAPV using various types of roofing materials has respective LCOE values: Alderon at Rp 848/kWh, Genteng at Rp 863/kWh, Metal Berpasir at Rp 847/kWh, and Bitumen at Rp 894/kWh. The results of this study are expected to promote the utilization of solar panels in the ASEAN region and encourage the use of renewable energy sources."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Yanti
"Matahari sebagai salah satu alternatif sumber energi alami yang tersedia di muka bumi, merupakan salah satu faktor yang perlu diperhatikan pada proses perencanaan bangunan dengan prinsip desain arsitektur solar. Teori mengenai matahari, iklim, dan energi menjadi dasar bagi upaya penerapan arsitektur solar pada bangunan sekolah, selain tentunya pemahaman teori mengenai arsitektur solar dan sistemnya.
Analisis penerapan arsitektur solar pada beberapa bangunan sekolah pada daerah beriklim dingin dan bangunan sekolah yang berada di Jakarta bertujuan untuk mengetahui upaya pemanfaatan energi matahari pada suatu desain bangunan sekolah dan mengetahui pengaruh posisi dan orientasi suatu bangunan sebagai faktor yang perlu diperhatikan dalam prisip desain arsitektur solar, terhadap suhu radiasi yang diterima."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S48303
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gevorkian, Peter
New York: McGraw-Hill, 2008
720.472 GEV s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
JAC 19:1 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Januardi
"Penggunaan energi terbarukan sebagai sumber pembangkitan energi listrik terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Namun, di Indonesia sendiri belum banyak pembangkit listrik yang memanfaatkan energi terbarukan ini sebagai sumbernya. Padahal kita ketahui bahwa Indonesia memiliki potensi energy terbarukan yang sangat besar. Salah satu potensi energi terbarukan yang sangat besar di Indonesia adalah cahaya matahari. Dengan photovoltaics sebagai alat yang menyerap dan mengubah energi matahari menjadi energi listrik maka energi listrik yang dihasilkan dari sumber energi matahari tersebut diperkirakan sangat besar hasilnya. Namun, modul photovoltaics ini sangatlah rentan terhadap kondisi lingkungan sekitarnya sehingga dapat memengaruhi energi listrik yang dihasilkan. Maka dari itu, diperlukannya perhitungan performa modul PV untuk memprediksikan besar energi yang akan dihasilkan suatu modul PV pada kondisi lingkungan tertentu sehingga kita dapat menentukan tipe modul PV yang akan digunakan.
Pada skripsi ini digunakan dua metode perhitungan performa PV, yaitu Sandia PV Array Performance Model dan Five Parameters Model, dimana kedua metode ini akan dibandingkan satu sama lain. Sehingga didapat bahwa metode Five Parameters merupakan metode perhitungan performa PV yang paling optimal dan efisien yang dapat digunakan pada daerah tropis karena hanya membutuhkan input data yang sedikit namun memberikan hasil prediksi keluaran energy listrik yang cukup presisi, yaitu 56,58 Wdc untuk mono-crystalline PV, 52,7 Wdc untuk poly-crystalline PV, dan 43,29 Wdc untuk thin film PV, dengan input data yang sedikit. Metode five parameters juga dapat menghasilkan kurva karakteristik (I-V) pada kondisi operasi modul PV yang lebih presisi.

The use of renewable energy as a source of electric energy generation continues to increase every year. However, in Indonesia itself has not many power plants that utilize renewable energy source. And we all know that Indonesia has the potential of renewable energy is very large. One of the renewable energy potential that very large in Indonesia is sunlight. With photovoltaics as a tool that absorb and convert solar energy into electrical energy, the electrical energy generated from solar energy sources are expected very big results. However, photovoltaics module is particularly vulnerable to environmental conditions that can affect the electrical energy produced. Therefore, the need for PV module performance calculations to predict the amount of energy that will be produced by a PV module in a certain environment so that we can determine the type of PV modules that will be used.
In this study used two methods of calculating the performance of PV, those are Sandia PV Array Performance Model and Five Parameters Model, where both methods will be compared with each other. In order to get that Five Parameters method is the most optimal and efficient method in calculating PV performance that can be used in tropical region as it only requires less input data but may predicted electrical energy output with sufficient precision, those are 56,58 Wdc for mono-crystalline PV, 52,7 Wdc for poly-crystalline PV, and 43,29 Wdc for thin film PV, with less data input. Five parameters method can also produce the characteristic curve (I-V) on a PV module operating conditions more precise.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S65496
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naufal Andi Irsyad
"Tujuan konsep bentuk bangunan Solar Envelope telah berubah secara signifikan, dimana meminimalkan penetrasi sinar matahari menjadi tujuan utama karena suhu udara yang terus meningkat. Oleh karena itu, menciptakan naungan dalam skala perkotaan menjadi sangat relevan, khususnya pada wilayah tropis dalam hal mengurangi efek Urban Heat Island (UHI). Penelitian ini bertujuan untuk mengusulkan konsep Tropical Responsive Envelope (TRE) sebagai strategi pasif desain melalui bentuk massa bangunan tinggi, dan mengusulkan kerangka alur kerja baru agar arsitek dapat merancang massa bangunan bertingkat tinggi yang sinkron terhadap lingkungan dan dapat berkontribusi mengurangi efek UHI. Studi ini memilih dua studi kasus dalam satu wilatah Sudirman, Jakarta Selatan dengan kriteria wilatah yang padat dengan bangunan tinggi. Studi ini menggunakan metode observasi lapangan untuk menginvestigasi kondisi eksisting dari studi kasus, dan metode simulasi digital komputasional untuk membentuk massa bangunan TRE dan memprediksi iklim mikro di masa yang akan datang melalui pembentukan massa bangunan TRE pada kedua wilayah studi kasus. Hasil dari penelitian ini adalah kontribusi TRE terhadap iklim mikro perkotaan di wilayah studi kasus untuk mencapai indikator yang ditentukan masih minim, walaupun performa massa bangunan tinggi TRE dalam beberapa aspek seperti; insensitas cahaya matahari, pola angin, dan kategori UTCI yang direspon oleh massa bangunan tersebut lebih baik daripada massa bangunan eksisting. Rekomendasi dari penelitian ini adalah mengimplementasikan TRE dengan ketinggian kurang dari 100- meter, agar dapat memaksimalkan bayangan yang mengakomodasi area permukaan dasar dan fasad bangunan. Penelitian ini dapat diperluas untuk penelitian selanjutnya dengan memberikan solusi yang bermanfaat dalam mengusulkan konsep baru yang dapat memitigasi fenomena UHI untuk menunjukkan tren masa depan dan penggunaan energi yang efisien.

Since the air temperature continues to rise, the purpose of building mass concept Solar Envelope has shifted significantly, with the major goal becoming to minimize sunlight penetration. As a result, producing shading on an urban scale is critical, particularly in tropical locations, for minimizing the Urban Heat Island (UHI) impact. The objective of this study is to propose the Tropical Responsive Envelope (TRE) concept as a passive design strategy through the mass form of high-rise buildings, as well as to propose a workflow framework so that architects can develop high-rise building masses that are in sync with the environment and can help to reduce the effects of UHI. This study selects two case studies in an area of high density with high-rise buildings in Sudirman, South Jakarta. This study employs field observation methods to explore the existing conditions of the case studies, as well as computational digital modeling tools to generate TRE building masses and predict future microclimates in the two case study areas. The study found that the contribution of TRE to the urban microclimate in the case study area to achieve the specified indicators is still not significant, despite the fact that the mass performance of TRE tall buildings is better than the existing building mass in several aspects such as sunlight intensity, wind pattern, and UTCI categories that the building mass responds to. This study recommends implementing a TRE with a height of less than 100 meters in order to maximize the shade that accommodates the ground surface area and building facades. This research can be enhanced to illustrate future trends and efficient energy consumption by providing valuable solutions in suggesting new concepts that can alleviate the UHI phenomena."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karlina Romasindah
"Photovoltaics atau panel surya telah banyak dikembangkan baik dalam bidang keilmuan maupun teknologi terapan. Panel surya memberikan pendekatan baru dalam perancangan bangunan sebagai sumber listrik yang ramah lingkungan. Di Indonesia, penelitian mengenai penggunaan panel surya sebagai teritisan belum pernah dilakukan. Semua penelitian panel surya yang pernah dilakukan mengenai optimasi kinerja panel surya pada atap miring dan kemiringan optimal panel surya pada atap miring dan kemiringan panel surya dengan sistem stand alone. Oleh sebab itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kinerja panel surya yang optimal sebagai teritisan untuk menekan biaya listrik bangunan.
Kinerja yang optimal berarti susunan panel surya yang efektif menghasilkan energi terbesar. Efektivitas panel surya bergantung pada orientasi panel, kemiringan panel, bayangan pada panel, debu pada permukaan panel, dan jarak panel ke inverter. Dimensi bangunan, kondisi sekitar bangunan, dan total area untuk panel surya merupakan data penting yang dimasukkan ke dalam simulasi PVSYST untuk analisis.
Engineering center Universitas Indonesia dipilih sebagai studi kasus karena orientasi bangunan utara-selatan, terbebas dari bayangan bangunan sekitar, dan kebutuhan energi listrik di atas 80.000 watt. Bangunan dengan orientasi utara, teritisan tipe horisontal dengan kemiringan panel 25º menghasilkan energi lebih besar daripada orientasi timur, barat, atau selatan, serta teritisan tipe vertikal dengan kemiringan 10º atau 30º.
Pengaturan sel surya ada panel tidak ebrgantung pada ruang yang tersedia pada panel itu sendiri. Dengan ukuran 5,75 cm/sel, sel surya bisa digunakan pada semua elemen bangunan, terutama teritisan. Dengan menggunakan simulasi Autocad, panel dimensi 40 cm x 40 cm (36 sel surya) mampu menghasilkan 36% energi dari total kebutuhan energi.
36% energi dari total kebutuhan energi berarti engineering center Universitas Indonesia membutuhkan 580 panel surya sebagai teritisan. Pada investasi awal, 580 membutuhkan biaya lebih besar daripada listrik konvensional. Pada tahun 2018, pembayaran listrik konvensional dapat ditekan sebesar 30%.

Photovoltaics known as solar panel has been well broad in the research activity as well as practical utilization. Installation of the solar panel gives a new approaching to building design as well as it provides clean energy to building. In Indonesia, research about solar panels as sun shading had never been done. All research that have been done are about the optimize performance solar panels in slopped roof and also the optimum tilt for photovoltaics as stand alone system. So that, the main purpose of this research is finding the optimum performance of solar panel as sun shading to reduce building electricity cost.
Optimum performance means the effective solar panels array which produce the most energy. Solar panels effectivity depend on panels, dust on panel's surface, and solar panels distance to inverter. Building dimension, building surrounding condition, and total area for solar panel are significant datas for PVSYST simulation.
Engineering center University of Indonesia was chosen as case study because of the orientation (north and south), free of building shadow and the energy demand more than 80.000 watt. Building with north orientation, horizontal device sun shading with north orientation, and tilt 25º could produce more energy than east, west or south orientation, and also vertical device sun shading with tilt 10º or 30º.
Solar cell arrangement in modul do not depending on the available space of panel itself. Solar cell dimension is 5,75 cm/cell, so that it can be use in all building element, especially sun shading. By using Autocad simulation in solar cell array, solar panel with 36 solar cell in 40 cm x 40 cm solar panel could produce 36% energy of total energy demand.
36% energy of total energy demand mean that engineering center University of Indonesia need 580 solar panels as sunshading. In the beginning investment, 580 solar panel spend more money than conventional electricity (PLN). In the year 2018, conventional electricity payment could be reduce 34% off.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T24618
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Duli Asih
"Teknologi semakin berkembang pesat selama beberapa tahun terakhir, demikian pula dengan semakin tingginya kebutuhan akan energi. Namun, kebutuhan tersebut tidak sebanding dengan ketersediaan energi yang ada. Hal ini mendorong dilakukannya penelitian yang mendalam dan meluas mengenai kemungkinan penggunaan sumber energi baru dan terbarukan. Teknologi panel surya diprediksi akan dapat mengatasi masalah energi khususnya energi listrik. Dalam tulisan ini, sebuah penelitian dilakukan untk menganalisis kinerja panel surya PV-A 255W yang dioperasikan pada daerah beriklim tropis seperti Indonesia dimana temperatur udara dan radiasi yang relatif tinggi akan mempengaruhi temperatur panel dan karakteristik secara signifkan. Pengaruh temperatur dan radiasi akan direpresentasikan dalam kurva karakteristik I-V dan P-V. Karakteristik PV tersebut akan dianalisis menggunakan pemodelan pada MATLAB Simulink berdasarkan persamaan matematis yang membentuk kurva karakteristik PV.
Berdasarkan hasil simulasi, diketahui nilai koefisien arus I­SC­, tegangan VOC dan daya Pmax secara berturut-turut sebesar 0,56%/oC, -0,31 %/oC dan -0,4%/oC. Koefisien tersebut dapat digunakan untuk mengkalkulasi rentang perubahan arus, tegangan, daya dan energi keluaran panel surya pada temperatur dan radiasi tertentu pada suatu titik di permukaan bumi. Diketahui bahwa sebuah PV-A 255W dapat menghasilkan energi listrik maksimum sebesar 308,2 kWh.. Selain itu, penggunaan karakteristik panel dapat mebantu dalam menentukan dan membandingkan konsep konfigurasi sistem PV-Inverter seperti Central Inverter, String Inverter dan AC-Module yang dihubungkan untuk menyuplai sistem beban 5 kWac khususnya pada daerah beriklim tropis.

The technology has been extremely developed over the years and for that reason, the demand of energy availability is also increasing. In contrast, it is not comparable to the availability of energy. This problem has led to the needs of further yet comprehensive researches in the possibility of usage of new and renewable energy source. Solar panel technology (Photovoltaic) has been predicted to be able to resolve future's energy problem and supply in electricity. A research has been conducted in order to analyze solar panel performance of PV-A 255W which is operated in tropical areas like Indonesia in which relatively high ambience temperature and average radiation significantly affect PV's temperature and characteristics, those will be represented on I-V and P-V characteristics curve. PV's characteristics on high temperature would be analyzed using PV modeling through MATLAB Simulink based on mathematical equations that form PV's characteristic curve.
Based on PV simulation, it is known then that temperature-dependence coefficients of short circuit current, open circuit voltage (VOC), and maximum output power (Pmax ) consecutively as high as 0,56%/oC, -0,31 %/oC and -0,4%/oC. Those coefficients can be used to calculate the ranges of change in PV current, voltage, output power and average output energy of certain data temperature and radiance at earth's surface's certain point. It is acquired that a single PV-A 255W module could generate up to 308,2 kWh of electricity on average. Besides that, using PV's characteristics could enable in configurating and comparing suitable PV-Inverter system concept like Central Inverter, String Inverter and AC-Module to be connected to supply 5 kWac system or load in tropical areas.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S60464
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Udhiarto
"Energi konvensional yang sekarang banyak digunakan memiliki keterbatasan dalam hal kuantitas sehingga seiring dengan penumbuhan penduduk dan pertumbuhan industri yang semakin pesat, kebutuhan energi yang semakin besar dimasa yang akan datang tidak akan dapat lagi tercukupi oleh energi konvensional. Solar sel merupakan energi altematif yang diyaldni akan memainkan peran yang penting dalam menghadapi permasalahan energi dimasa yang akan datang, karena ia mempakan sumber energi yang berlimpah, biaya operasionalnya rendah, dan ramah lingkungan.
Pada skripsi ini dilakukan perancangan struktur silikon solar sel yang mengintegrasikan perbaikan pada sisi elektrik dan optik untuk meningkatkan elisiensi menjadi Iebih besar dari 24,7 % dibandingkan dengan perancangan yang pemah dilakukan sebelumnya oleh UNSW [l]. Perbaikan pada sisi elektrik dilakukan dengan light trapping lapisan oksida tipis pada kedua permukaan dan pendiffusan dengan doping tinggi secara lokal untuk menurunkan laju rekonilbinasi pennukaan dan persambungan dengan metal.
Perbaikan pada sisi optik dilakukan untuk menigkatkan light trapping dan meminimalisir pemantulan cahaya pada permukaan yang dilakukan dengan cara mentekstur permukaan bagian atas dengan pola piramida terbalik dua ukuran, menyusun divais permukaan bawah dengan susunan perak-oksida-silikon yang bekerja sebagai cermin dan menambahkan lapisan antirejection dengan bahan MgF2. Perbaikan juga dilakukan dengan menentukan jarak finger yang dapat meminimalisir efek mgi Shading dan efek rugi ohmic. Analisa rancangan menghasilkan sebuah disain solar sel yang mampu light trapping efisiensi lebih besar dari 24,7%. Dari analisa hasil simulasi dapat diperoleh jarak Enger dan struktur divais yang optimal untuk mendapatkan silikon solar sel efisiensi tinggi. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S39881
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"The study was conducted between September and October 2006 in various sites both inside and outside and outside the taklong Island national marine Reserve (TINMAR),southern Guimars,Philippines,to immediately conduct a rapid 3-month assessment of the impact of the solar I il spill incident which occurred in August 11,2006 in southern Guimaras...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>