Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 144532 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Audia Amandaru Wardhana
"IPAL Setu Babakan adalah instalasi pengolahan air limbah berskala komunal yang memiliki kapasitas 600 m3 per hari. IPAL Setu Babakan mengolah grey water dari masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi, air hujan, serta limbah peternakan sekitar. Pengolahan air limbah dilakukan secara biologis menggunakan gabungan sistem Extended Aeration dan Moving Bed Bioreactor dengan media kaldnes K3. Efisiensi aktual di IPAL Setu Babakan untuk parameter COD, BOD, TSS, dan amonia sebesar 64,2%, 60,47%, 33,33%, dan 41,09%. Namun, effluen yang dihasilkan belum memenuhi PP Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Lampiran IV. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui pengaruh rasio volume media kaldnes K3 dengan pengisian 0%, 10%, 20%, dan 30% terhadap efisiensi penurunan COD, BOD, TSS, dan amonia pada proses aerasi untuk memperoleh pengolahan yang optimal. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan reaktor dengan pengisian volume media kaldnes 30% menghasilkan pengolahan paling optimal dibandingkan 0%, 10%, dan 20% dengan peningkatan efisiensi sebesar 79,55%, 79,55%, 73,21%, dan 68,15%. Hasil evaluasi IPAL menunjukan kurang optimalnya IPAL Setu Babakan berdasarkan penurunan kadar COD, BOD, dan amonia yang belum signifikan sehingga proses aerasi menggunakan media kaldnes K3 dengan rasio 30% dapat menjadi salah satu alternatif perbaikan dalam meningkatkan efisiensi pengolahan air limbah pada IPAL Setu Babakan. 

Setu Babakan Wastewater Treatment Plant (WWTP) is a communal wastewater treatment facility with a capacity of 600 m3 per day. Setu Babakan WWTP treats greywater from domestic activity, rainwater, and nearby farm waste. The wastewater treatment is done biologically using a combination of the Extended Aeration and Moving Bed Bioreactor systems with Kaldnes K3 media. The treatment efficiency for COD, BOD, TSS, and ammonia parameters is 64.2%, 60.47%, 33.33%, and 41.09% respectively. The effluent produced does not yet meet the requirements of Government Regulation No 22/ 2021. This research aims to determine the effect of the ratio of Kaldnes K3 media volume of 0%, 10%, 20%, and 30% on the efficiency of COD, BOD, TSS, and ammonia removal in the aeration process to achieve optimal treatment. Based on the research results, it was found that the reactor with a 30% fill volume of Kaldnes media produced the most optimal treatment compared to 0%, 10%, and 20%, with an increase in efficiency of 79.55%, 79.55%, 73.21%, and 68.15% for COD, BOD, TSS, and ammonia, respectively. The evaluation of the wastewater treatment facility shows that IPAL Setu Babakan is suboptimal based on the insignificant reduction in COD, BOD, and ammonia levels. Therefore, the aeration process using Kaldnes K3 media with a 30% volume ratio can be considered as an alternative improvement to enhance the efficiency of wastewater treatment at IPAL Setu Babakan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pizonial Sasrihila
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
TA2701
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Marchelia Lunggaer
"Suku Betawi adalah suku asli Jakarta yang memiliki banyak kegiatan kebudayaan. Suku Betawi merupakan hasil dari percampuran banyak suku bangsa yang membuat suatu kebudayaan baru. Suku Betawi sampai saat ini bertempat tinggal di kampung. Kampung juga merupakan tempat dimana kebudayaan dan identitas berkembang. Contoh kampung yang didiami oleh mayoritas suku Betawi adalah kampung Setu Babakan yang mempertahankan kebudayaannya dengan mewariskannya dari generasi ke generasi melalui tradisi dan upacara adat pada setiap tahapan daur hidup manusia. Apakah ruang arsitektur yang merupakan sarana kebudayaan dalam siklus daur hidup suku Betawi memengaruhi masyarakat dalam menjalani kehidupannya dan perubahan apa saja yang sudah terjadi? Melalui topik ini, saya akan menjelaskan keterhubungan antar ruang kampung yang menjadi rumah disetiap kegiatan upacara daur hidup, siklus dan kebudayaan dalam kampung ini serta perubahan yang terjadi.

Betawi is the ethnic who claimed as the origin of Jakarta with many cultural activity. Betawi is the result of a mixture of many ethnic groups that produce their own culture. Until today, Betawis mostly live in the kampung which is also a place of cultural development and identity. The example of existing kampung Betawi is Setu Babakan. They inherit culture to the next generation which is by way of traditional ceremonies at every level of life cycle. Whether the architectural space that is the means of culture affect the citizens in living their lives and what changes have occurred It is important to understand space of life cycle ceremonies. Life cycle is connected with cultural ceremonies, so in this topic I will explain the connectivity between kampung as a development space of Betawis living and life cycle as a culture, to understand how they treat their own space in kampung as their house and connectivity with each other and the modification during time."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Prihatini Aprilla
"Arsitektur berperan sebagai objek yang menjembatani informasi mengenai representasi kehidupan manusia. Arsitektur vernakular merupakan pengetahuan akan bangunan yang masih bersifat asli dan dianut oleh kelompok masyarakat lokal sebagai ilmu membangun. Arsitektur vernakular digunakan sebagai objek pembelajaran akan kebudayaan suatu masyarakat dan dimanfaatkan baik untuk menengok kembali ke masa lalu, maupun dimanfaatkan sebagai ilmu yang dapat diadaptasi untuk kepentingan masa depan. Keberadaan arsitektur vernakular kini semakin memudar seiring dengan terjadinya perubahan realitas. Hal ini juga dialami oleh Kaum Betawi. Keberadaan arsitektur vernakular Betawi di DKI Jakarta semakin menghilang akibat perubahan realitas berupa modernisasi.
Untuk mempertahankan dan melestarikan kebudayaan Betawi di DKI Jakarta, dilakukanlah pembangunan sebuah kawasan berbasis budaya Betawi, yaitu Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan. Pembangunan berbasis budaya yang dilakukan di kawasan Setu Babakan menjadi semacam reproduksi bagi arsitektur vernakular itu sendiri. Skripsi ini akan membahas dan mengkritsi reproduksi arsitektur vernakular di kawasan PBB Setu Babakan. Dalam hal ini, reproduksi arsitektur vernakular di Setu Babakan tidak sepenuhnya merepresentasikan otentisitas kebudayaan Betawi. Selain itu, kawasan PBB Setu Babakan juga dianggap kurang relevan dalam melakukan pelestarian kebudayaan Betawi.

Architecture acts as an object that bridges information about the representation of human life. Vernacular architecture is a knowledge of buildings that are still original and are embraced by local community groups as building science. Vernacular architecture is used as an object of learning about the culture of a society and is used both to look back on the past, and as a science that can be adapted for future purposes. The existence of vernacular architecture is now fading along with changes in reality. This is also experienced by the Betawi People. The existence of Betawi vernacular architecture in DKI Jakarta are disappearing due to changes in reality in the form of modernization.
To maintain and preserve Betawi culture in DKI Jakarta, the government built an area based on Betawi culture, namely Betawi Cultural Village Setu Babakan. The culture-based area Setu Babakan become some kind of reproduction for vernacular architecture itself. This thesis will discuss and critique the reproduction of vernacular architecture in the PBB Setu Babakan area. In this case, the reproduction of the vernacular architecture in Setu Babakan does not fully represent the authenticity of Betawi culture. In addition, the Setu Babakan PBB area is also considered irrelevant in preserving Betawi culture.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fajar Barianto
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
TA2498
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Joice Despin M.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
TA2497
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Riandika Raditya
"Tesis ini membahas tentang implementasi relationship marketing dan pengembangan website pada UMKM yang bergerak pada industri minuman yaitu Bir Pletok Setu Babakan. Pemetaan yang telah dilakukan pada UMKM membuktikan bahwa tidak adanya cara yang telah dilakukan untuk menjaga relasi dengan pelanggan dalam upaya retensi pelanggan dan tidak memanfaatkan digital marketing seperti website. sebagai alat pemasaran. Melalui program business coaching, diharapkan Bir Pletok Setu Babakan dapat menjaga relasi dengan pelanggan dan mampu menjangkau pelanggan baru. Metode yang dilakukan adalah penelitian kualitatif untuk mendapatkan data pelanggan, yang dilanjutkan dengan pembuatan promosi untuk pelanggan yang memberikan kontribusi paling besar, dan pemanfaatan website untuk menambah saluran pemasaran.

This thesis research is focusing on the implementation of relationship marketing and website development for SME in beverage industry named Bir Pletok Setu Babakan. The mapping of this SME has proven that it had no activity in maintaining the customer relationship and it did not use digital marketing as the marketing tool. Through the business coaching program, it is expected that Bir Pletok Setu Babakan is able to maintain the customer relationship and gaining customer retention. The method that being is qualitative research in order to create a sales promotion for the most valuable customers and optimizing digital marketing, such as website."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Caesario Nugroho A.
"Tesis ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kegiatan kurasi digital di UPK PBB Setu Babakan dilihat dari perspektif digital humanities serta apakah kegiatan kurasi digital yang dilakukan dapat mempreservasi budaya betawi yang berada di lingkungan UPK PBB Setu Babakan. Tesis ini menjelaskan tentang gambaran umum unit pengelola Setu Babakan, profil/deskripsi informan, sistem aplikasi Disparbud, data digital pada unit pengelola Setu Babakan, kegiatan kurasi digital pada unit pengelola Setu Babakan, dan preservasi kebudayaan Betawi melalui digital preservation. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Hasil penelitian ini menemukan bahwa sistem informasi Disparbud dapat menjadi salah satu alternatif aplikasi pengelolaan arsip digital karena mampu mengelola arsip digital dalam format teks, gambar, audio dan video. Selain itu, sistem ini memiliki kemampuan interoperabilitas yang dapat dijadikan sebagai pertimbangan untuk memilih aplikasi ini sebagai aplikasi pengelola arsip digital sehingga memungkinkan aplikasi ini bertukar data dengan aplikasi pengguna protokol yang sama.

This thesis aims to find out how digital curation activities at Betawi Cultural Village Management Unit (UPK PBB) Setu Babakan are viewed from the perspective of digital humanities and whether digital curation activities undertaken can preserve Betawi culture within the UPK PBB Setu Babakan environment. This thesis describes the general description of the Setu Babakan management unit, informant profile / description, the Disparbud application system, digital data on the Setu Babakan management unit, digital curation activities in the Setu Babakan management unit, and the preservation of Betawi culture through digital preservation. This research is a quantitative research with a descriptive approach. The results of this study found that the Disparbud information system can be an alternative digital archive management application because it is able to manage digital archives in text, image, audio and video formats. In addition, this system has interoperability capabilities that can be used as a consideration for selecting this application as a digital archive management application that allows this application to exchange data with the same protocol user application."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"This study was motivated by the existence of local groups working in art and culture, farming and food production to support the Setu Babakan Betawi Cultural Village in its culture preservation and tourism purposes. The purpose of this study is to investigate the process of community empowerment through community based tourism from the following criteria: perceived benefits and barriers in the development of community based tourism. The study revealed that community based tourism have demonstrated benefits in the following dimensions: economic, social, cultural, environmental and political. However community based tourism activities in Setu Babakan Betawi Cultural village have not been optimum in empowering the communities due to these shortcomings: lack of tourism awareness among residents who are not directly involved with tourism, centralization of tourism related policy and decision making within village management, and elite domination in tourism endeavours."
JTDA 2:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nia Suryani
"Ancaman punahnya budaya Betawi memang tak dapat dipungkiri lagi. Tak heran makin banyaknya komunitas yang berdiri untuk melestarikan budaya dari etnis yang sebenarnya belum dapat dikatakan sebagai etnis yang mapan dan stabil ini. Kegiatan pelestarian ini pun tak urung dari tujuan mencari sumber penghidupan bagi sang pelestari. Seperti dalam penjelasan sebelumnya, kegiatan pelestarian ini dapat kita golongkan dalam tindakan konsumsi tradisi karena dikemas sebagai sebuah performance dalam fenomena the end of tradition. Namun jika ditilik dari sudut pandang yang lain, performance hadir saat budaya dikemas untuk disesuaikan dengan keadaan zaman dan pengaruh globalisasi agar lebih dapat diterima dan dikenal oleh berbagai kalangan dan generasi. Dan saat performance ini dapat menghasilkan keuntungan baik bersifat moril dan materil ini hanya berupa nilai tambah dan motivasi bagi masyarakat yang melestarikannya. Untuk melestarikan budaya secara berkelanjutan dibutuhkan ruang bagi budaya itu untuk dapat terus hidup dan berkembang. Ruang ini hadir untuk mengakomodasi semua aktor yang terlibat dalam kegiatan pelestarian baik penduduk, komunitas pelestari, komunitas pencinta betawi, maupun pengunjung sebagai aktor publik yang harus juga diwadahi kebutuhan ruangnya dalam berekspresi menyelami setiap kegiatan budaya yang akan disuguhkan. Performance dihadirkan sebagai metode untuk dapat menghadirkan citra kawasan sebagai kawasan preservasi budaya Betawi.

Threat of extinction of the Betawi culture is undeniable. It is unsurprising that more and more communities try to preserve this unestablished culture. The purpose of this preservative action was not only for the culture itself but also for the preservation activist as a source of income. As explained previously, this preservative action can be classified as an action of consuming the tradition because it was wrapped as a performance in the end of tradition phenomena. On the other perspective, performance presents when the culture is wrapped, meet and then adapted to this era and globalization so it becomes acceptable to anyone and all generations today. When performance starts to gain not only material but also moral, it is transcended to be an added value and is able to motivate the community to do a livelier and more active preservation. To maintain the sustainability of this preservative action is to accommodate its need of space so it may continue to lives and evolves. This space presents as a medium that accomodate every actor involved in the preserving action such as the inhabitants, preservation community, Betawi culture’s community, as well as the visitors to express themselves and dive into the soul of the culture. Performance presents as method to emerge the image of the district as a Betawi culture’s preservation district.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35266
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>