Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 149214 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Naufal Misbah
"Hemostat gelatin sponge merupakan salah satu material hemostatik yang umum digunakan untuk menghentikan pendarahan dalam kejadian luka akut. Penambahan monetite dengan keberadaan ion kalsium diharapkan dapat mempercepat berlangsungnya proses hemostasis. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan karakteristik fisiko-kimia dan biokompatibilitas dari gelatin sponge dengan penambahan partikel monetite dengan variasi 0 wt%, 3 wt%, 5 wt%, 7 wt%, dan 10 wt% dari total massa gelatin/monetite yang disintesis. Produk hemostat yang disintesis menggunakan gelatin dan monetite dipreparasi dengan metode freeze-drying dan dilanjutkan dengan proses termal cross-linking. Sampel dilakukan karakterisasi SEM, FTIR, perilaku swelling, dan pelepasan ion kalsium. Gelatin sponge/monetite menunjukkan morfologi mikro permukaan dengan pori-pori terbuka dan saling terinterkoneksi satu sama lain. Dengan adanya penambahan monetite, rata-rata diameter pori yang terbentuk menurun hingga konsentrasi monetite 5% dan mengalami kenaikan pada konsentrasi monetite 7% dan 10%. Selain itu, keberadaan unsur kalsium dan fosfor pada gelatin sponge dengan penambahan monetite dapat dilihat pada spektrum EDS pada gambar SEM. Interaksi di antara gelatin dan monetite teramati pada uji FTIR yang menunjukkan adanya gugus fungsi regangan P-O pada sekitar wavenumber 600 cm-1. Sifat hidrofilik monetite mampu membatasi rasio swelling pada gelatin sponge/monetite. Pelepasan ion kalsium pada sampel gelatin sponge/monetite menunjukkan hasil yang selaras dengan rata-rata diameter pori dengan kecenderungan bahwa semakin tinggi konsentrasi monetite maka pelepasan ion kalsium semakin tinggi. Hasil dari penelitian secara umum menunjukkan dengan adanya penambahan monetite, hemostat gelatin sponge memiliki sifat fisiko-kimia dan biokompatibilitas yang lebih baik dan terkontrol.

Hemostat gelatin sponge is one of the commonly used hemostatic material to stop bleeding in the event of an acute wound. The addition of monetite in the presence of calcium ions is expected to accelerate the process of hemostasis. This study aims to improve the physicochemical characteristics and biocompatibility of gelatin sponge by adding monetite particles with variations of 0%wt, 3%wt, 5%wt, 7%wt, and 10%wt of the total mass of synthesized gelatin/monetite. Hemostat product synthesized using gelatin and monetite were prepared using the freeze-drying method and followed by a thermal cross-linking process. Samples were characterized by SEM, FTIR, swelling behavior, and calcium ion release. Gelatin sponge/monetite shows surface micromorphology with open pores and is interconnected with each other. With the addition of monetite, the average pore diameter formed decreased to 5% monetite concentration and increased at 7% and 10% monetite concentrations. In addition, the presence of calcium and phosphorus elements in the gelatin sponge with the addition of monetite can be seen in the EDS spectrum in the SEM image. The interaction between gelatin and monetite was observed in the FTIR test which indicated the presence of a P-O strain functional group at about wave number 600 cm-1. The hydrophilic properties of monetite can limit the swelling ratio of the gelatin sponge/monetite. The release of calcium ions in the gelatin sponge/monetite samples showed results consistent with the average pore diameter with the tendency that the higher the concentration of monetite, the higher the retention of calcium ions. The results of the study in general showed that with the addition of monetite, gelatin sponge hemostat had better physicochemical and biocompatibility properties and relief."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tiffany Natasya Dianti
"Dampak waktu pengikatan silang glutaraldehida (GA) pada morfologi, sifat kimia, dan perilaku pembengkakan komposit spons gelatin / monetit yang digunakan untuk aplikasi hemostatik. Glutaraldehid meningkatkan integritas struktural matriks gelatin dengan membentuk ikatan kovalen, menciptakan jaringan tiga dimensi yang meningkatkan sifat mekanik. Analisis SEM menunjukkan bahwa variasi GA mempengaruhi struktur berpori komposit. FTIR mengkonfirmasi bahwa glutaraldehida bereaksi dengan gugus amina gelatin untuk membentuk jaringan kovalen yang stabil. Partikel monetit yang terdispersi secara seragam meningkatkan kekuatan mekanik dan osteokonduktivitas. Tes pembengkakan menunjukkan pembengkakan awal tertinggi pada sampel Non-GA (~ 350%) dalam waktu 20 menit, diikuti oleh GA-12 (~ 320%) dan GA-24 (~ 300%). GA-48 menunjukkan pembengkakan yang lebih lambat, mencapai puncaknya sekitar 250% setelah 40 menit. Temuan ini menyoroti peran penting konsentrasi GA dalam menentukan karakteristik komposit, sehingga cocok untuk regenerasi tulang dan rekayasa jaringan.

The impact of glutaraldehyde (GA) crosslinking time on the morphology, chemical properties, and swelling behavior of gelatin sponge/monetite composites used for hemostatic applications. Glutaraldehyde enhances the gelatin matrix's structural integrity by forming covalent bonds, creating a three-dimensional network that improves mechanical properties. SEM analysis showed that GA variations affect the composite's porous structure. FTIR confirmed that glutaraldehyde reacts with gelatin's amine groups to form a stable covalent network. Uniformly dispersed monetite particles enhance mechanical strength and osteoconductivity. Swelling tests revealed Initial swelling is highest in the Non-GA sample (~350%) within 20 minutes, followed by GA-12 (~320%) and GA-24 (~300%). GA-48 exhibits slower swelling, peaking at about 250% after 40 minutes. These findings highlight the crucial role of GA concentration in defining the composites' characteristics, making them suitable for bone regeneration and tissue engineering."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ainur Rofiq
"ABSTRAK
Hidroksiapatit [Ca10(PO4)6(OH)2] merupakan kandidat biomaterial yang menjanjikan untuk dijadikan sebagai scaffold dalam rekayasa jaringan. Pembuatan scaffold dari perpaduan hidroksiapatit dan kitosan telah berhasil dilakukan dengan metode freeze-drying (pengeringan beku). Pada penelitian ini komposit scaffold dibuat dengan mencampurkan kitosan dan hidroksiapatit dalam larutan asam asetat. Selanjutnya ditambahkan serbuk NaOH dengan kadar yang berbeda-beda (2, 3, 4, dan 5% w/v NaOH) untuk melihat karakteristik dari scaffold. Hasil preparasi komposit scaffold dibekukan pada suhu -30°C selama semalam dan pada suhu -80°C selama 24 jam dilanjutkan dengan proses pengeringan beku menggunakan alat freeze-dryer selama 72 jam. Komposit scaffold dikarakterisasi dengan melakukan uji kekuatan kompresi, Fourier Transform Infra-Red (FTIR) dan Scanning Electron Microscope (SEM).
Hasil yang didapat yaitu terjadi penghilangan gugus -NH3+ yang mengindikasikan pembentukan ikatan silang pada kitosan setelah penambahan NaOH. Penambahan NaOH mempercepat terbentuknya ikatan silang sehingga menyebabkan air terperangkap dalam gel. Setelah pengeringan beku menghasilkan scaffold berpori yang saling terhubung. Diameter pori rata-rata terbesar yaitu 175 µm pada penambahan 3% w/v NaOH sedangkan diameter pori rata-rata terkecil yaitu 54 µm pada penambahan 5% w/v NaOH. Dari hasil pengujian kompresi, sifat mekanik scaffold meningkat seiring dengan penambahan NaOH dengan nilai optimum kekuatan kompresi sebesar 54,21 KPa.

ABSTRACT
Hydroxyapatite [Ca10(PO4)6(OH)2] is a promising candidate biomaterial as a scaffold in tissue engineering. Hydroxyapatite-chitosan composite scaffolds has been successfully manufactured by freeze-drying method. In this work, composite scaffolds were prepared by blending chitosan and hydroxyapatite in acetic acid solution. Varied NaOH powders (2, 3, 4, and 5% w/v NaOH) were added to investigate the characteristics of the scaffolds. The prepared composite scaffolds were frozen at -30°C for a night and at -80°C for 24 hours followed with drying pr°Cess using freeze-drying machine for 72 hours. Composite scaffolds were characterized using a universal compression machine, Fourier Transform Infra-Red (FTIR), and Scanning Electron Microscope (SEM) studies.
The result is there is -NH3+ group elimination that indicate cross-linked formation on chitosan after NaOH addition. The NaOH addition provided crosslink formation faster that caused the water trapped in gel. After freeze-dried, it produces scaffold with interconnected pore. The biggest average pore diameter is 175 µm with 3% w/v NaOH addition, while the smallest average pore diameter is 54 µm with 5% w/v NaOH addition. From compression testing, it shows that the mechanical property of scaffolds would increase along with the NaOH addition with the optimum compressive strength about 54,21 KPa."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S62438
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Euntong Army
"Remdesivir merupakan obat yang memberikan efek besar dalam menyembuhkan pasien yang terjangkit COVID-19, ketersediaan remdesivir di pasaran sangat terbatas dalam segi jumlah, bentuk sediaan hingga dosis. Terbatasnya dosis membuat adanya kesulitan dalam penyesuaian dosis, terutama pasien geriatri dan pediatri, sehingga banyak dosis obat yang akan terbuang karena obat remdesivir yamg telah direkonstitusi hanya stabil selama 4 jam pada suhu 25ºC. Tujuan penelitian ini untuk melihat kestabilan obat remdesivir yang beredar di Indonesia secara fisik dan kimia pada penyimpanan dengan suhu 2-8 ºC selama 2 hari dan suhu -10 s/d 20ºC selama 44 hari. Parameter stabilitas secara fisik diantaranya dilakukan uji pH, bobot jenis, viskositas, ukuran partikel dan potensial zeta, parameter secara kimia dilakukan uji penetapan kadar menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi. Hasil yang diperoleh selama penyimpanan 48 jam pada suhu 2-8ºC memberikan hasil yang stabil secara fisika ditinjau dari pH dan ukuran partikel, namun belum dapat dibuktikan stabil secara kimia ditinjau dari kadarnya. Untuk penyimpanan suhu -10 s/d -20 ºC selama 44 hari tidak memperlihatkan kestabilan yang baik secara fisik maupun kimia karena parameter fisika maupun kimia tidak dapat bertahan selama masa penyimpanan.

Remdesivir is a drug that has a great effect in curing patients infected with COVID-19, the availability of remdesivir on the market is very limited in terms of quantity, dosage form and dosage. Since the drug's limited dose makes it difficult to change the dosage, particularly for elderly and pediatric patients, many doses of the medication will be squandered. Remdesivir, when reconstituted, is only stable for four hours at 25°C. The goal of this study was to assess the physical and chemical stability of remdesivir, which was circulating in Indonesia at temperatures of 2–8 C for 2 days and –10–20 C for 44 days. Particle size, pH, specific gravity, viscosity, and zeta potential were assessed for physical stability characteristics, while high performance liquid chromatography was used to measure chemical stability parameters. Physically stable results were obtained for pH and particle size after 48 hours of storage at a temperature between 2 and 8 oC, but chemical stability for levels was not established. Because the physical and chemical characteristics could not endure the 44-day storage period, storage at -10 to -20 C did not demonstrate good physical or chemical stability."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rio Ricardi
"ABSTRAK
Pengeringan beku vakum merupakan metode pengeringan yang terbaik, tetapi tidak hemat energi karena proses pengeringan yang relatif lama. Skripsi ini membahas mengenai efek pemanfaatan panas buang kondenser sebagai usaha untuk mempercepat laju pengeringan material. Selain itu, skripsi ini juga membahas mengenai efek pengkombinasian pendinginan internal dari sistem refrijerasi dengan vacuum freezing pada proses penurunan tekanan material uji pada pengeringan beku vakum.
Hasil penelitian membuktikan bahwa pemanfaatan pemanasan dari panas buang kondenser dapat mempercepat laju pengeringan hingga 0,0035 kg/m2s . Selain itu, proses pendinginan awal dengan pendinginan internal dapat membantu material untuk mencapai solid region tanpa mengalami evaporasi terlebih dahulu.

ABSTRACT
Vacuum freeze drying is the best drying method but very energy-intensive due to relatively long drying time. This thesis investigates the effect of utilization of condenser heat waste to sublimation process as a way to accelerate the drying rate. In addition, this undergraduate thesis also investigates the effect of combination of internal cooling and vacuum cooling in the pressure reduction process.
The result shows that the utilization heating by condenser heat waste can accelerate the drying rate until 0,0035 kg/m2s. In addition, the pre-freezing process by internal cooling could help the specimen to transforms into solid phase without evaporating first."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1164
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Adila Shofa Kamila
"Sebagai salah satu organ yang berada di dalam sistem rangka tubuh manusia, tulang merupakan organ yang memiliki kemampuan untuk melakukan regenerasi mandiri. Namun, kapasitas untuk meregenerasi dapat terganggu akibat beberapa faktor seperti usia, besarnya kerusakan, dan penyakit yang diderita. Kemajuan perkembangan di bidang medis memunculkan fenomena pengaplikasian perancah rekayasa jaringan tulang untuk menjadi salah satu solusi. Dalam penelitian ini, perancah dibuat menggunakan campuran antara polyvinyl alcohol (PVA) dengan polycaprolactone (PCL). Kombinasi dilakukan dengan penambahan kandungan zirconia (ZrO2) yang memiliki kekuatan mekanik tinggi dan modifikasi permukaan lewat pelapisan gelatin. Pembuatan perancah digunakan dengan metode freeze dry dan menghasilkan lima variasi kelompok yaitu PVA/PCL, PVA/PCL berlapis gelatin, PVA/PCL/2,5%ZrO2 berlapis gelatin, PVA/PCL/5%ZrO2 berlapis gelatin, dan PVA/PCL/7,5%ZrO2 berlapis gelatin. Karakteristik fisika-kimia perancah yang terlihat antara lain perancah memiliki kekuatan tekan di rentang 4 – 19 MPa; bentuk pori perancah terbentuk di rentang 102 – 209 μm dan terbentuk porositas di rentang 67 – 83%; permukaan hidrofilik dengan tingkat swelling di rentang 224 – 452%; dan perancah memiliki laju degradasi yang cukup cepat dengan kehilangan berat di rentang 49 – 77% pada hari ketujuh. Berdasarkan karakteristik fisika-kimia, perancah mampu menyamai kekuatan tekan dan porositas pada tulang sponge. Adanya penambahan zirconia juga berhasil meningkatkan kekuatan mekanik dan memperlambat laju degradasi. Oleh karena itu, perancah PVA/PCL/ZrO2 berlapis gelatin merupakan kandidat yang baik digunakan untuk aplikasi rekayasa jaringan tulang.

As a crucial component of the human skeletal system, bone possesses intrinsic self-regenerative capabilities. However, these regenerative capacities can be compromised by factors such as aging, the extent of injury, and the presence of certain diseases. Recent advancements in medical science have led to the development of bone tissue engineering scaffolds as a promising therapeutic solution. In this study, scaffolds were fabricated using a blend of polyvinyl alcohol (PVA) and polycaprolactone (PCL), with the addition of zirconia (ZrO2) for its high mechanical strength, and surface modification through gelatin coating. The scaffolds were produced using the freeze-drying method, resulting in five distinct groups: PVA/PCL, gelatin coated PVA/PCL, gelatin coated PVA/PCL/2,5%ZrO2, gelatin coated PVA/PCL/5%ZrO2, and gelatin coated PVA/PCL/7,5%ZrO2. The scaffolds physicochemical properties were characterized by a compressive strength ranging from 4 to 19 MPa; pore sizes between 102 and 209 μm with porosity levels from 67% to 83%; hydrophilic surfaces with swelling ratios from 224% to 452%; and a rapid degradation rate with a weight loss ranging from 49% to 77% by the seventh day. These physicochemical characteristics indicate that the scaffolds emulate the compressive strength and porosity of cancellous bone. The addition of zirconia significantly enhanced mechanical strength and decelerated the degradation rate. Consequently, gelatin coated PVA/PCL/ZrO2 scaffolds are viable candidates for applications in bone tissue engineering."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fathan Luthfi Hawari
"Pemanfaatan mikrobioma kulit sebagai bahan aktif produk perawatan kulit banyak dikembangkan oleh peneliti dari berbagai negara. Di Indonesia, pemanfaatan mikrobioma kulit dengan melakukan isolasi beberapa bakteri komensal kulit dari wajah orang Indonesia yang berpotensi sebagai bahan aktif farmasi baru seperti bakteri Staphylococcus hominis MBF12-19J, Staphylococcus warneri MBF02-19J, Micrococcus luteus MBF05-19J dan Bacillus subtilis MBF10-19J. Koktail bakteri atau penggabungan beberapa mikroba dalam satu media memiliki formula yang lebih efisien dibandingkan dengan galur bakteri tunggal. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh rendemen (Yield) dari koktail bakteri Staphylococcus hominis MBF12-19J, Staphylococcus warneri MBF02-19J, Micrococcus luteus MBF05-19J, dan Bacillus subtilis MBF10-19J yang telah dimodifikasi; Mengformulasikan lioprotektan (inulin) dengan sel lisat koktail bakteri yang terbaik untuk memperoleh serbuk yang stabil dalam jangka waktu yang panjang menggunakan metode freeze-drying; serta melakukan karakterisasi, evaluasi, dan penetapan potensi antiradical scavenging activity terhadap serbuk lisat koktail bakteri. Fraksi lisat koktail bakteri diformulasikan dengan lioprotektan (inulin) kemudian dikeringkan menjadi serbuk menggunakan metode freeze-drying. Serbuk yang diperoleh dievaluasi dan diuji antiradical scavenging activity menggunakan metode 2,2-difenil-1-pikrilhidrazil (DPPH) serta stabilitasnya selama 7 pekan dengan beberapa parameter yaitu organoleptis; pH; kadar air; dan antiradical scavenging activity. Hasil yang didapatkan menunjukkan dari ketiga formulasi fraksi lisat koktail bakteri hanya formula dengan lioprotektan 10% yang menghasilkan serbuk sempurna dengan bentuk yang kasar berwarna coklat pucat yang berbau khas lisat, rata-rata pH 7,84, rata-rata kandungan lembab 8,31%, dan memiliki antiradical scavenging activity dengan potensi yang rendah sebesar 349,17 µg/ml serta terjadi peningkatan rendemen serbuk fraksi lisat koktail bakteri sebesar 5-8%. Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan formulasi lisat koktail bakteri dengan lioprotekatan inulin yang stabil dalam penyimpanan ruang suhu (25-30oC).

The use of the skin microbiome as an active ingredient in skin care products has been widely developed by researchers from various countries. In Indonesia, the use of the skin microbiome by isolating several skin commensal bacteria from Indonesian faces that have the potential as new pharmaceutical active ingredients such as Staphylococcus hominis MBF12-19J, Staphylococcus warneri MBF02-19J, Micrococcus luteus MBF05-19J and Bacillus subtilis MBF10-19J. Bacterial cocktails or incorporation of several microbes in one medium have a more efficient formula than a single bacterial strain. This study aimed to obtain the yield (Yield) of a cocktail of bacteria Staphylococcus hominis MBF12-19J, Staphylococcus warneri MBF02-19J, Micrococcus luteus MBF05-19J, and Bacillus subtilis MBF10-19J that have been modified; Formulating a lyoprotectant (inulin) with the best bacterial cocktail cell lysate to obtain a powder that is stable in the long term using the freeze-drying method; and to characterize, evaluate, and determine the potential antiradical scavenging activity against bacterial cocktail lysate powder. The bacterial cocktail lysate fraction was formulated with a lyoprotectant (inulin) and then dried into powder using the freeze-drying method. The powder obtained was evaluated and tested for stability for 7th (seven) weeks with several parameters, namely organoleptic, pH, moisture content, and anti-radical scavenging activity used the DPPH method. The results showed that of the three formulations of the bacterial cocktail lysate fraction, only the formula with 10% lyoprotectant produced a perfect powder with a rough, tan colour with a characteristic lysate odour, an average pH of 7.84, an average moisture content of 8.31% and had anti-radical scavenging activity with low strength of 349.17 µg/ml and an increase in the yield of bacterial cocktail lysate fraction powder by 5-8%. Based on the results of the study a bacterial cocktail lysate formulation with inulin lyoprotectant was obtained which be stable at room temperature (25-30oC)."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Ghaffariy Al Fairadj
"Anaerobik digester pada umumnya mengolah limbah organik menggunakan kotoran ternak mentah untuk menjadi biostarter. Potensi untuk mengembangkan penggunaan agen biostrater hasil modifikasi berbentuk kering belum umum dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi potensi produksi biogas dari inokulum hasil liofilisasi berbahan dasar kotoran sapi dan kuda menggunakan reaktor anaerobik digester. Periode pengukuran untuk mengukur produksi biogas selama 14-21 hari ini dilakukan di laboratorium. Eksperimen ini menggunakan dua buah reaktor dengan inokulum kotoran mentah dan empat buah reaktor dengan inokulum hasil liofilisasi. Teknik liofilisasi terbukti efektif dalam mempertahankan kondisi kotoran mentah agar lebih tahan lama dan mengurangi bau tidak sedap karena secara fisik kadar air dari dalam bahan inokulum telah berkurang drastis dari 71-75% kadar air menurun hingga tersisa 14,12% dan 9,43% kadar air pada masing-masing inokulum hasil liofilisasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa campuran kotoran sapi dan kuda mentah sebagai reaktor blanko menghasilkan biogas dengan parameter CH4 yang lebih baik dibandingkan dengan reaktor yang menggunakan inokulum hasil liofilisasi. Pada keseluruhan periode pengukuran reaktor blanko (0) dan reaktor A menunjukkan hasil produksi biogas sebesar 3,894 mL/gVS dan 4,931 mL/gVS sedangkan untuk reaktor B dan C didapatkan gas metana sebesar 1,524 mL/grVS dan 0,279 mL/grVS. Kemudian untuk reaktor D dengan hasil liofilisasi mampu menghasilkan total produksi gas metan 13,169 mL/grVS dalam satu periode pengukuran akhir sedangkan reaktor E tidak sama sekali menghasilkan gas metana. Oleh karena itu, perlu adanya penelitian selanjutnya untuk menentukan komposisi yang lebih cocok dalam pengaplikasian inokulum hasil liofilisasi dalam reaktor anaerobik digester supaya dapat menghasilkan biogas yang lebih optimal.

Anaerobic digesters generally process organic waste using raw livestock manure to become a biostarter. The potential to develop the use of modified biostrater agents in dry form is not yet common practice. This research aims to evaluate the potential for biogas production from lyophilized inoculum made from cow and horse manure using an anaerobic digester reactor. The measurement period for measuring biogas production is 14-21 days and is carried out in the laboratory. This experiment used two reactors with raw feces inoculum and four reactors with lyophilized inoculum. The lyophilization technique has proven to be effective in maintaining the condition of raw manure so that it lasts longer and reduces unpleasant odors because physically the water content of the inoculum material has been reduced drastically from 71-75% water content decreasing to remaining 14.12% and 9.43% levels. water in each inoculum resulting from lyophilization. The research results showed that a mixture of raw cow and horse manure as a blank reactor produced biogas with better CH4 parameters compared to reactors using lyophilized inoculum. During the entire measurement period, the blank reactor (0) and reactor A showed biogas production results of 3.894 mL/gVS and 4.931 mL/gVS, while for reactors B and C, methane gas was obtained at 1.524 mL/grVS and 0.279 mL/grVS. Then reactor D with lyophilization results was able to produce a total methane gas production of 13,169 mL/grVS in one final measurement period, while reactor E did not produce any methane gas at all. Therefore, further research is needed to determine a more suitable composition for applying the lyophilized inoculum in an anaerobic digester reactor so that it can produce more optimal biogas."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Yulianto
"Salah satu proses pada pembuatan obat-obatan dari bahan alam untuk menghilangkan kandungan airnya adalah dengan menggunakan mesin pengeringan beku vakum. Masalah utama yang dihadapi proses pengeringan beku vakum adalah konsumsi energi yang berlebih juga proses terjadinya evaporasi pada saat proses pembekuan vakum. Untuk mengatasi hal tersebut maka diusulkan penggunaan panas buang kondenser sebagai pemanas untuk mempercepat laju pengeringan dan juga penggunaan pembekuan internal dari evaporator sistem refrigerasi cascade untuk mengurangi efek evaporasi selama proses pembekuan vakum.
Penelitian dilakukan menggunakan metode eksperimental dengan 2 mesin pengeringan beku vakum dan simulasi numerik dengan menggunakan software MATLAB. Mesin yang pertama adalah mesin pengeringan beku vakum dengan menggunakan panas buang kondenser dari posisi atas dan bawah tanpa pembekuan internal dari sistem refigerasi tunggal. Mesin yang kedua menggunakan mesin pengeringan beku vakum dengan pemanas dari panas buang kondenser yang dililitkan pada dinding ruang pengering dan dilengkapi dengan pembekuan internal. Studi eksperimen dilakukan dengan memvariasikan temperatur pemanas pada temperatur 24oC, 26oC, 27oC, 28oC, 30oC, 32oC, 35oC, 37oC, 44oC, 47oC hal ini berdasarkan bahwa untuk mengeringkan produk yang digunakan sebagai obat tidak boleh melebihi temperatur 60oC dan temperatur pembekuan internal sebelum proses pemvakuman pada 3oC, 10oC, -10oC hal ini didasarkan pada proses pembekuan dengan kombinasi pembekuan antara vakum dengan blast freezing, lempeng sentuh maupun pembekuan celup untuk mengurangi efek evaporasi. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan parameter laju pengeringan, waktu pengeringan, daya yang dibutuhkan dan efek penggunaan pemanas dari panas buang kondenser dan pembekuan internal terhadap struktur material.
Berdasarkan eksperimen diketahui bahwa penggunaan pemanas dari panas buang kondenser pada posisi atas dan bawah pada temperatur 26oC dan 24oC dapat mengurangi konsumsi energi sebesar 14.86% tanpa merusak struktur material sedangkan pada temperatur pemanas atas 32oC dan pemanas bawah 32oC dapat mengurangi konsumsi energi sebesar 20.7% tetapi dapat merusak struktur material. Sedangkan pada penggunaan pemanas dari panas buang kondenser pada temperatur 27oC saat pengeringan primer dan 44oC saat pengeringan sekunder dan pembekuan internal pada temperatur -10oC dapat mengurangi konsumsi energi sebesar 12% dan untuk pemanas 32oC pada pengeringan primer dan sekunder serta pembekuan internal 3oC dapat megurangi konsumsi energi sebesar 20.7% tanpa merusak struktur material

One of the process in the making of supplement from natural ingredients to remove the water content is by using vacuum freeze drying. The main problem of the vacuum freeze drying process is an excess of energy consumption and also the process of evaporation during the freezing by vacuum freezing method. To overcome this problem, this research proposed use waste heat from condenser to accelerate the drying and use internal freezing from evaporator of cascade refrigeration system to reduce the effect of evaporation during vacuum freezing.
The research was conducted using experimental methods with 2 vacuum freeze drying machines and numerical simulation using matlab software. The material use in this experiment are aloe vera and tentacles of jelly fish. The first machine is vacuum freeze drying which is using waste heat from condenser at the top and the bottom positions without internal freezing of the refrigeration system. The second machine use vacuum freeze drying machine with heating from waste heat condenser wrapped around the walls of the dryer and with an internal freezing. The experimental studies performed by varying the temperatur of the heater at temperatur 24oC, 26oC, 27oC, 28oC, 28oC, 30oC, 32oC, 35oC, 37oC, 44oC, 47oC this procedure based on that to drying product for basic ingredient for medicine the maximum heating input to the system is 60oC . And internal freezing temperatur before vacuum process at -10oC, 3oC, 10oC this procedure based on the experiment for combining the vacuum freezing with blast freezing and imersion cooling to reduce evaporation effect. This is conduted to get the parameters of drying rate, drying time, energy consumption and also the effect of the use of heating from condenser waste heat and freezing to the structure of material.
Based on the experiment its known that the use of heat from condenser waste heat at the top and the bottom position with temperatur 26oC and 24oC can reduce energy cosumption by 14.86% without damage material structure and then at the top and the bottom heating 32oC can reduce energy consumption by 20.7% however this behavior can damage material structure. A mean while on the use of heating condenser waste heat at temperatur of 27oC at primary drying and 44oC during secondary drying and also internal freezing 10oC can reduce energy consumption by 12%. The other side while activated heating 32oC at primary and secondary drying and also internal freezing 10oC can reduce energy consumption by 20.7% without damaging the structure of the material.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oktisa Durrah
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh penambahan berbagai konsentrasi glutation dalam medium pengencer terhadap kualitas spermatozoa sapi peranakan ongole PO , 48 jam pascapengeringbekuan dengan suhu pembekuan -80OC. Sampel semen dikoleksi dua kali dalam seminggu dari dua ekor jantan pendonor, selama tiga minggu. Semen sapi PO diencerkan dalam pengencer Tris-kuning telur 20 yang mengandung glutation 0 mM KK ; glutation 0,5 mM KP1 ; glutation 1 mM KP2, dan glutation 1,5 mM KP3. Semen yang telah diencerkan selanjutnya diekuilibrasi, dibekukan, lalu dikeringbekukan pada suhu -60OC dan tekanan 0,011 mbar. Parameter kualitas spermatozoa yang diamati meliputi integritas membran, abnormalitas, dan integritas DNA spermatozoa. Hasil uji analisis variansi ANAVA pola satu faktor yang dilanjutkan dengan uji Tukey menunjukkan perbedaan nyata P le;0,05 antara KK 29,00 3,03 dengan KP2 46,67 6,90 dan KP3 45,75 5,63 terhadap persentase integritas membran spermatozoa, serta antara KK 26,8 4,88 dengan KP1 20,6 2,11 dan KP2 18,9 2,11 terhadap persentase abnormalitas spermatozoa. Integritas DNA KP1 = 88,1 2,78 ; KP2 = 93,4 2,06 ; KP3 = 90,0 2,94 spermatozoa pada tiap kelompok perlakuan cenderung mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan kelompok kontrol KK = 86,0 3,37 pascapengeringbekuan.

ABSTRACT
The present study was conducted to assess the effect of glutathione in various concentration on ongole crossbred spermatozoa quality, 48 hours post freeze drying using freezing temperature of 80OC. Semen samples was collected twice in a week for three weeks from two donor bulls. The samples were diluted in Tris egg yolk extender with glutathione additives at concentration 0 mM KK 0,5 mM KP1 1 mM KP2, and 1,5 mM KP3. Diluted semen was equilibrated, freezed, and immediately freeze dried at 60OC with 0,011 mbar pressure. Parameters of spermatozoa quality include membrane integrity, abnormal morphology, and DNA integrity of spermatozoa were assessed. One factor analysis of variance ANAVA test continued with Tukey test showed a significant differences P le 0,05 between KK 29,00 3,03 and KP2 46,67 6,90 along with KP3 45,75 5,63 on the percentage of sperm membran integrity, and between KK 26,8 4,88 and KP1 20,6 2,11 along with KP2 18,9 2,11 on the percentage of sperm abnormal morphology. The DNA integrity of post freeze drying spermatozoa in additive groups KP1 88,1 2,78 KP2 93,4 2,06 KP3 90,0 2,94 showed an increasing patterns as compared to the control goup KK 86,0 3,37 . "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>