Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 210092 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arfianto Mei Hendarko
"Salah satu permasalahan dalam penanganan fasilitas LPG adalah bahaya kebakaran yang dapat menyebabkan ledakan bahkan sampai terjadi boiling liquid expanding vapor explosion (BLEVE). Pemadaman kebakaran dengan instalasi spray di sekeliling tangki diaplikasikan di beberapa fasilitas tangki LPG. Kapasitas dan pengoperasian perangkat pemadam kebakaran telah diatur pada kode dan standar minyak bumi internasional. Semakin besar tangki dan jumlahnya akan meningkatkan kapasitas air pemadam kebakaran sehingga harus disediakan lahan yang luas untuk penampungan air serta peralatan-peralatan yang juga semakin besar kapasitasnya, maka diperlukan analisis teknis untuk menentukan nilai yang optimum. Penelitian ini menggunakan metode dengan pendekatan perhitungan dan penggambaran proyeksi dengan software gambar untuk melihat efektivitas pengaplikasian pemadaman kebakaran pada berbagai skenario dengan menggunakan berbagai jenis sprinkler. Dengan metode ini akan ditemukan jenis sprinkler untuk bermacam diameter tangki LPG berbentuk bola. Berdasarkan hasil penggambaran proyeksi dengan tekanan keluaran nozzle sebesar 2 bar didapat untuk tangki LPG terminal di Kota Y dengan diameter 22,600 meter jumlah nozzle sebanyak 161 buah dengan variasi nozzle spray angle 110o, 125o dan 140o sedangkan pada tangki LPG terminal yang terletak di Kota Z dengan diameter 21,316 meter sejumlah 213 buah nozzle dengan variasi yang sama dengan tangki di terminal LPG Banten. Dari hasil perhitungan didapat jumlah nozzle di tangki LPG terminal Kota Y sebanyak 209 buah dan di tangki LPG terminal Kota Z sebanyak 224 buah, selisih dari nozzle spray dapat ditambahkan dan didistribusikan pada tangki. Hasil simulasi dengan adanya pendinginan berupa semprotan air pada tangki LPG yang terpapar panas api dapat menghindarkan kejadian BLEVE

One of the problems in handling LPG facilities is the fire hazard which can cause an explosion, and even a boiling liquid expanding vapor explosion (BLEVE) occurs. Fire suppression by spray installation around the tank is applied in several LPG tank facilities. The capacity and operation of fire extinguishing devices are regulated according to international petroleum codes and standards. The larger the tank and the number will increase the fire fighting water capacity, which must provide a spacious area for water storage and large-scale equipment, which also has a more significant value, so technical analysis is needed to determine the optimum value. This study uses a method with a calculation approach and projection depiction with image software to see the effectiveness of the application of fire suppression in various scenarios using various types of sprinklers. With this method, sprinkler types will be found for various diameters of spherical LPG tanks. The results of this study can be applied to spherical LPG tanks around the world. Based on the depiction of the projection with a nozzle output pressure of 2 bar obtained for the terminal LPG tank in Banten Province with a diameter of 22.6 meters the number of nozzles is 161 with variations of the nozzle spray angle of 110o, 125o and 14o while for the terminal LPG tank located in South Sulawesi Province with a diameter of 21.316 meters with a total of 213 nozzles with the same variation as the tanks at the Banten LPG terminal. From the calculation results, the number of nozzles in the LPG tank at the Banten Province terminal is 209 and at the LPG tank at the South Sulawesi Province terminal there are 224. The difference number between result of depiction and calculation from the spray nozzles can be added and distributed to the entire tank. The simulation results with the presence of cooling in the form of water spray on an LPG tank exposed to hot fire can prevent BLEVE incidents."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Yani Chaidir
"Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari aplikasi metode berbasis kinerja dalam meningkatkan kinerja sistem sprinkler sebagai bagian sistem proteksi kebakaran di bangunan perkantoran. Secara khusus penelitian ini mengkaji pengaruh jumlah dan peletakan kepala sprinkler dengan mempertimbangkan skenario kebakaran serta kriteria keselamatan penghuni seperti kandungan konsentrasi gas O2, CO dan CO2, ketinggian lapisan panas (hot zone), temperature ruangan dan laju pelepasan kalor (heat release rate). Dalam penelitian ini dipergunakan piranti lunak CFAST (Consolidated Model of Fire Growth and Smoke Transport ) yang dikembangkan oleh NEST (National Institute of Standard and Technology) - Special Publication 1041.
Simulasi kebakaran dilakukan dengan model komputer terhadap suatu skenario kebakaran yang dipicu oleh puntung rokok pada suatu ruangan kerja tipikal yang berisi peralatan kerja kantor - meja kerja, kursi, kertas, dan gorden penutup kaca. Luaran simulasi komputer berupa laju produksi kalor, kandungan konsentrasi gas O2, CO dan CO2, temperature ruangan dan ketinggian lapisan panas (hot zone), dikaji dengan mempertimbangkan pengaruh jumlah dan lokasi penempatan kepala sprinkler.
Analisis hasil simulasi komputer pada objek penelitian ini memperlihatkan bahwa jumlah dan lokasi kepala springkler yang dipasang sesuai dengan standar, yaitu dengan jarak x = 3, y = 3, z = 2.25 dan hasil modifikasinya pada jarak x = 4, y = 4, z = 2.25 masih dalam jangkauan aman dari standar yang diizinkan. Modifikasi lebih lanjut pada jarak antar springkler sebesar x = 9, y = 9, z = 2.25 menghasilkan kondisi udara dalam ruangan sudah di luar batas aman yang diizinkan oleh standar. Dengan mempergunakan hasil modifikasi jumlah dan lokasi penempatan kepala sprinkler menjadi x 4, y = 4, z = 2.25 maka dapat dilakukan pengurangan l unit kepala springkler untuk setiap 3 unit yang telah terpasang, atau dapat teijadi pengurangan sekitar 15 % dari yang terpasang, tanpa menyebabkan peningkatan resiko keselamatan bagi penghuni.

The objective of this thesis is to study the application of performance-based method in improving the performance of sprinkler system as one of the fire protection system in an office building. This study especially aims at assessing the effects of sprinkler's number and their locations by considering potential fire scenario, and related limits of untenable criteria such as O2, CO and CO2 concentrations, smoke obstructions, room temperature, and heat release rate. Simulations were carried out using a CFAST (Consolidated Model of Fire Growth and Smoke Transport) software developed by NEST (National Institute of Standard and Technology) - Special Publication 1041.
The simulation use computer model with a fire scenario cigarette has ignited in the typical working room which have equipment office such us: desk work, chair, paper and curtain. The output computer simulation as heat release rate, O2, CO and CO2 concentrations, room temperature and smoke obstruction (hot zone), with search influence to consideration of number and head sprinkler position.
Analysis of computer simulation on research object shown that number and location of sprinkler head installed according to standard with distance below: x = 3, y = 3, z = 2.25 and result of modification at x = 4, y = 4, z = 2.25 still range safe and permitted from standard. The next modification on sprinkler head distance is x = 9, y = 9, z = 2.25, resulted air condition inside have been not safe and not permitted by standard. After using result of modification that number and sprinkler head location became x = 4, y = 4, z = 2.25 will reduce 1 unit per head sprinkler from 3 units installed, or make deduct about 15 % installed, without causing the increase safety risk for the occupancy.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
T16860
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Zakaria
"Kebakaran adalah bencana perkotaan yang khas terjadi dalam kejadian yang kejadiannya sering terjadi pada kota-kota besar. Keadaan ini dapat terlihat pada Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta nomor 8 tahun 2008 tentang penanganan kebakaran sebagai gambaran kejadian kebakaran yang mengalami keberlanjutan. Kejadian di Provinsi DKI Jakarta pada rentan tahun 2018 sampai 2020 mengalami kejadian konstan dengan kasus tertinggi pada tahun 2019 yang dimana kejadian kebakaran paling banyak menyasar pada objek bangunan rumah dan instalasi luar Gedung. Untuk menggambarkan optimalisasi layanan dibutuhkan Point Density untuk melihat kerapatan kejadian kebakaran, Analisa Service Area berdasarkan Panjang jalan 2,5 km untuk melihat jangkauan yang di konversi menjadi waktu optimal, dari Analisis service area mendapatkan wilayah blank spot dimana wilayah tersebut tidak mendapatkan jangkauan jarak service area 2,5 km, dan kemudian dilakukan Analisa routing dengan Travelling Salesman Problem untuk menggambarkan waktu dan jarak optimal. Distribusi kebakaran DKI Jakarta tahun 2018-2020 didominasi oleh penyebab listrik dengan objek paling banyak adalah Bangunan perumahan. Munculnya daerah dengan konsentrasi kebakaran menunjukan adanya daya tarik wilayah yang memunculkan hunian padat. Distribusi pelayanan pemadam di tingkat kelurahan masih kurang 49% dari total kelurahan, terdapat 18% jalan di DKI Jakarta tidak dapat diakses oleh pemadam kebakaran. Jangkauan service area pemadam berdasarkan panjang jalan mencapai 80%. Rute Pos Pemadam terpilih ke lokasi Blank Spot menunjukan jarak dan waktu yang tidak proporsional dalam kondisi kejadian kebakaran. Dapat ditarik hasil bahawa keberadaan Blank Spot menjadi indikator terdapat wilayah sebanyak 20% yang tidak optimal waktu untuk perjalanan kendaraan pemadam kebakaran. Dengan hasil tersebut untuk menciptakan waktu yang optimal harus memahami karakteristik daerah wilayah perkotaan dengan karakteristik jalan dan bentuk pemukiman agar dapat menciptakan waktu optimal perjalanan kendaraan pemadam kebakaran.

Fire is an urban disaster that typically occurs in events that occur frequently in large cities. This situation can be seen in DKI Jakarta Provincial Regulation number 8 of 2008 concerning fire management as an illustration of ongoing fire incidents. Incidents in the Province of DKI Jakarta between 2018 and 2020 experienced constant occurrences with the highest cases in 2019 where the most fire incidents targeted residential buildings and outdoor installations. To describe service optimization, point density is needed to see the density of fire incidents, Service Area Analysis based on 2.5 km road length to see the range converted to optimal time, from service area analysis to get blank spot areas where the area does not get service area distance coverage 2.5 km, and then do a routing analysis with the Traveling Salesman Problem to describe the optimal time and distance. The distribution of DKI Jakarta fires in 2018-2020 was dominated by electrical causes with the most objects being residential buildings. The emergence of areas with concentrations of fires indicates the attractiveness of the area which gives rise to dense occupancy. The distribution of fire services at the kelurahan level is still less than 49% of the total kelurahan, there are 18% of roads in DKI Jakarta that cannot be accessed by firefighters. Fire extinguisher service area coverage based on road length reaches 80%. The selected Fire Station route to the Blank Spot location shows a disproportionate distance and time in the conditions of a fire incident. It can be concluded that the existence of a Blank Spot is an indicator that there is an area of ​​20% which is not optimal for the time for fire fighting vehicles to travel. With these results, in order to create the optimal time, it is necessary to understand the characteristics of urban areas with the characteristics of the roads and the form of settlements in order to create the optimal travel time for fire fighting vehicles."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mariance
"Sebuah experimen sistem kabut air dengan skala laboratorium dibuat untuk mempelajari mekanisme pemadaman dan efektifitas dari kabut air untuk memadamamkan api dari minyak goreng. Karakteristik dari kabut air berupa sudut cakupan spray, ukuran droplet, laju aliran, tekanan discharge dan tipe dari nosel mempunyai pengaruh yang besar pada penelitian efektifitas kerja dari kabut air dalam memadamkan api minyak goreng. Bebapa percobaan oil splash juga dilakukan untuk melihat interaksi minyak goreng dengan kabut air.
Pada kajian literatur menunjukan bahwa minyak goreng sangat sulit untuk dipadamkan, karena minyak goreng mempunyai temperatur yang sangat tinggi pada saat terbakar, dan sangat mudah untuk menyala kembali dibawah temperature auto ignitionnya karena terjadinya perubahan komposisi minyak selama proses pemanasan dan pemadaman api saat mengaktifkan sistem kabut air. Sistem kabut air yang dibuat dalam penelitian ini efektif mampu memadamakan api dari minyak goreng dan mencegah minyak goreng menyala kembali. Sudut cakupan spray, tekanan discharge, dan laju aliran air adalah faktor penting untuk menentukan keefektivitasan kabut air dalam memadamkan api dari minyak goreng.

A series of laboratory-scale experiments were conducted to study extinguishing mechanisms and effectiveness of water mist against cooking oil fires. The impact of water mist characteristics, such as spray angle, droplet size, flow rate, discharge pressure and type of nozzle, on the effectiveness of water mist against cooking oil fires was investigated. A series of oil splash experiments were also conducted to determine if the oil was splashed by water mist.
The study showed that cooking oil fires were very difficult to extinguish, because they burned at high temperature and re-ignited easily due to changes in oil composition during heating and fire suppression. The water mist systems developed in the present work effectively extinguished cooking oil fires and prevented them from re-ignition. The spray angle, discharge pressure, and water flow rate were important factors to determine the effectiveness of water mist in extinguishing cooking oil fires.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S50980
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Kriswidianto Saputra
"Skripsi ini membahas tentang gap analisis sistem proteksi kebakaran yang ada di Gedung Pusat Administrasi Universitas Indonesia pada tahun 2017. Penelitian ini merupakan penelitan deskriptif analitik dengan variable yang diteliti adalah sistem proteksi kebakaran pasif konstruksi bangunan, kompartemen, sarana jalan keluar, tangga darurat, pintu darurat, dan petunjuk jalan keluar dan sistem proteksi kebakaran aktif sprinkler, alarm, detektor, APAR, dan hidran.
Hasil penelitian menunjukan rata-rata 83 kondisi aktual sesuai dengan peraturan dan masih ada 17 gap dengan peraturan. Standar yang diguakan adalah Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.26/PRT/M/2008, Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum Nomor 10/KPTS/2000, Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.4 tahun 1980, NFPA 13, dan NFPA 72. Dan juga dilakukan perhitungan waktu evakuasi disetiap lantai gedung.

This study discussed about gap analysis of fire protection system in Administration Center Building of University of Indonesia in 2017. This research is analytic descriptive research. The variables studies were passive fire protection system building construction, compartment, means of egress, emergency stairs, emergency doors, and exit sign and active fire protection system sprinklers, fire alarms, detectors, fire extinguisher, and hydrants.
Results showed that an average of 83 is in accordance with the regulation and there were still 17 gap with regulation. The standard used is Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.26 PRT M 2008, Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum Nomor 10 KPTS 2000, Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.4 tahun 1980, NFPA 13, and NFPA 72. And also calculated of evacuation time in every floor of building.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S69018
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Avianto Nugroho
"Industrial oil cookers adalah peralatan utama yang digunakan pada pabrik pengolahan makanan untuk ayam goreng, ikan, kentang goreng atau kripik kentang, donat atau produk makanan lainnya. Pada dasarnya mereka menggunakan alat penggorengan, atau bahkan ketel yang sangat besar. Industrial oil cookers berisi minyak goreng mulai dari beberapa ratus liter hingga berpuluh ribu liter dengan luas permukaan yang beragam dari sekitar 4 m_ hingga beberapa puluh meter persegi [1]. Kebakaran yang sangat parah dapat saja terjadi pada industrial oil cookers akibat minyak yang overheat hingga mencapai suhu auto-ignition-nya yang disebabkan karena kerusakan sistem atau karena faktor kelalaian manusianya. Kebakaran jenis ini dirasa sangat perlu untuk dipelajari tentang bagaimanakah cara penanganannya saat api mulai menyala dan menyebar dengan cepat ke seluruh permukaan minyak panas. Dibutuhkan proses pemadaman nyala api diseluruh permukaan minyak secara serentak dan seketika, juga diperlukan proses pendinginan yang cepat untuk menghindari terjadinya fenomena reignition. Demi pertimbangan keselamatn alat pemadam juga tidak boleh mengandung bahan kimia beracun. Pada penulisan tugas akhir ini, dilakukan pengkajian mengenai penggunaan kabut air sebagai media pemadam kebakaran. Pengamatan secara visual dilakukan untuk menganalisa mekanisme pemadaman kebakaran dengan kabut air dan kriteria-kriteria apa saja yang berpengaruh terhadap kinerja proses pemadaman. Penilitian ini juga dilengkapi dengan test dalam skala kecil dengan menggunakan peralatan yang sederhana.

Industrial oil cookers are major equipment used in food processing plants for chicken, fish, potato products, doughnuts and other food products. They are typically conveyorized fryers, or occasional batch kettles. Industrial oil cookers contain cooking oil, varying from a few hundred liters to tens of thousands of liters, and their cooking surfaces vary from 4 m_ (50 ft2) to several hundred square feet [1]. A very severe fire could occur in industrial oil cookers by overheated cooking oil reaching its auto-ignition temperature due to a system malfunction or simple human error. The fires are very challenging to extinguish as they ignite at a very hot oil temperature, spreads rapidly over the oil surface and forms a large fire involving a very large oil surface and tons of hot oil. It requires flame extinction over the entire surface at once, and at the same time, rapid cooling of the oil to prevent re-igniting. Fire suppressants that contain chemical components are not allowed for use in the food processing industry due to food safety considerations. In this final assignment, a study of the use of fine water mist for fire suppression is done. The extinguishing mechanisms of water mist and corresponding criteria required for extinguishing cooking oil pool fires are analyzed. The performance of water mist systems in extinguishing a cooking oil fires was evaluated in small scale tests with simple apparatus."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S37905
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ghina Rafifa
"Penelitian ini membahas gambaran sistem proteksi kebakaran aktif dan pasif di Balaikota Depok dengan melakukan tinjauan terhadap sistem proteksi kebakaran tersebut dan melihat kesesuaian sistem proteksi dengan ketentuan yang ada dalam standard an aturan yang berlaku. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi dan wawancara tidak terstruktur, serta telaah dokumen terkait. Analisis dilakukan dengan melakukan perbandingan antara sistem proteksi kebakaran aktif dan pasif yang terdapat di Balaikota Depok dengan standar NFPA 1: Fire Code, serta peraturan nasional dan lokal seperti Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 26/PRT/M/2008 tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan dan Peraturan Walikota Depok No. 14 tahun 2012 tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan. Dari penelitian ini didapatkan bahwa sistem proteksi kebakaran aktif dan pasif di Balaikota Depok belum memenuhi standar yang berlaku.

This study decribes the active and passive fire protection system implemented in Depok City Hall in the year of 2016, by conducting a review of its fire protection system and deciding whether the system had met the requirements in applicable standards or not. The data was collected by observation and unstructured interviews, as well as document review. Analyses were performed by doing a comparison between the findings and applicable standards, such as NFPA 1: Fire Code, as well as national and local regulations such as Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 26/PRT/M/2008 and Peraturan Walikota Depok No. 14 tahun 2012, both are about Technical Requirements for Fire Protection System in Buildings and the Environment. From this study, it can be concluded that the active and passive fire protection system in Balaikota Depok has not met the requirements in applicable standards.;;;"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S64929
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ivan Havosan
"LPG merupakan salah satu sumber energy alternatif pada saat ini, dengan adanyakonversi, diversifikasi produk domestic gas, dan ekspansi bisnis LPG sebagaienergi masa depan, dapat diestimasikan trend insiden LPG akan meningkat.Analisa risiko dilakukan dengan menggunakan metode QRA; dengan analisakonsekuensi dilakukan dengan menggunakan software Excel dan ALOHA. LPGdiasumsikan campuran tetap antara propana dan butana sebesar 50:50. Modatransportasi terbatas pada Skid Tank LPG Wagon dengan ukuran massa LPGyang diangkut seberat 15.000 kg dengan tekanan di dalam vessel 4 ndash; 6 kg/cm2. Dari hasil penelitian didapatkan baik risiko individu maupun sosial menunjukanbawa risiko masuk ke zona ALARP. Untuk memitigasi risiko tersebut lebih lanjutdiperlukan pengendalian diantaranya beberapa elemen manajemen keselamatan proses seperti Hazard Analysis, Partisipasi Pekerja, Process Safety Information, Operating Procedure, Training, Kontraktor, Mechanical Integrity, Emergency Response, dan Compliance Audit.
LPG is one of alternative energy sources at present, with the kerosene conversion,domestic gas product diversification, and LPG business expansion as the energyof the future, it can be estimated that LPG incident trend will increase. Riskanalysis is done by using QRA method meanwhile analysis done using Excel andALOHA software. LPG is assumed to be a fixed mixture of propane and butane at50 50. The mode of transportation is limited to the Skid Tank LPG Wagon witha mass of 15,000 kg of LPG transported with pressure in a 4 6 kg cm2. Results from the study both individual and social risk showed a risk level withninALARP zone. Risk mitigation are further required to control the hazard to bemanifestated this including some elements of process safety management such as Hazard Analysis, Workers Participation, Process Safety Information Operating Procedure, Training, Contractor, Mechanical Integrity, Emergency Response, and Compliance Audit."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Thias Aulia Ramadhanty
"Pemadam kebakaran menerapkan jadwal kerja 1 x 24 jam hal ini memiliki risiko kelelahan pada pekerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran faktor risiko yang berhubungan terjadinya kelelahan pada petugas pemadam kebakaran. Variabel dependen dari penelitian ini adalah tingkat kelelahan pada pekerja pemadam kebakaran. Variabel independen adalah faktor tidak terkait pekerjaan (usia, waktu perjalanan, kuantitas tidur, kualitas tidur, kondisi kesehatan dan status gizi (IMT)) dan faktor terkait pekerjaan (masa kerja, pekerjaan sampingan dan variasi kerja). Sampel dalam penelitian ini adalah 56 petugas pemadam. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Pengukuran tingkat kelelahan menggunakan Subjective Self Rating Test dari IFRC, kualitas tidur diukur dengan kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index. Desain penelitian adalah Cross Sectional, dengan pendekatan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan 85,7% pekerja mengalami kelelahan ringan dan 14,3% kelelahan sedang. Hasil tersebut sejalan dengan jumlah kasus kebakaran selama sebulan terakhir hanya ada 16 kasus sehingga beban kerja pemadam tidak berat. Kelelahan responden berhubungan dengan masa kerja (OR 7.2), kondisi kesehatan (OR = 5.0), kuantitas tidur (OR = 5.8), kualitas tidur (OR = 0.02) dan waktu perjalanan (OR = 0.08). Oleh karena itu, perlu pengendalian faktor risiko yang teridentifikasi berhubungan dengan kelelahan.

Fatigue is a feeling of constant tiredness that can reduce the ability to perform a task in a safe and effective way. Firefighters work in 1x24 hours shift, this increase the risk of fatigue among workers. The aim of this study is to determine the risk factors related to fatigue in firefighters. The dependent variable in this study is the level of fatigue on firefighters. The independent variables in this study are divided into non-work-related factors (age, commuting time, sleep quantity, sleep quality, health condition and Body Mass Index (BMI)) and work-related factors (work period, other job and work variations). The sample of this study are a total of 56 firefighters. The data was collected subjectively using questionnaires. This study used Subjective Self Rating Test by IFRC to determine the level of fatigue and Pittsburgh Sleep Quality Index to determine the sleep quality. This study used Cross Sectional design to determine the relationship between the dependent and independent variable. Methods that used is quantitative (Chi-square) and odd ratio to determine the relationship level of the variables. Result showed 85,7% workers experienced low level of fatigue and 14,3% experienced moderate level of fatigue. Based on these results in line with the number of fire cases during the last month there were only 16 cases so that the workload of firefighters is not heavy. The results showed there is a relationship between workers fatigue and work period (OR= 7.2), health condition (OR = 5.0), sleep quantity (OR = 5.8), sleep quality (OR = 0.02) and commuting time (OR = 0.08). Therefore, control related to risk factors related to fatigue is needed."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Lutfi Ramadhan
"Pembakaran lahan gambut masih menjadi kontributor besar terhadap permasalahan lingkungan di Indonesia. Beberapa penelitian pada pemadaman pembakaran gambut telah dilakukan, seperti penggalian, penyiraman air, hujan buatan, dan juga penyiraman foam. Penelitian ini terfokus pada eksperimen skala laboratorium dalam mempelajari sifat pembakaran membara gambut serta proses supresi dengan sistem pemadaman berbasis air. Gambut yang digunakan dalam penelitian ini didapat dari dua lokasi yang berbeda, yaitu Bagaiserwar dan Kayuagung, Indonesia. Selama pengujian pemadaman, intensitas air dari kabut air divariasikan dengan merubah jarak antara nosel dengan permukaan gambut. Sementara itu, dilakukan dua pendekatan yaitu penyiraman selama 15 menit periode singkat dan penyiraman penuh hingga pembakaran gambut padam. Temperatur gambut dan kehilangan massa total selama reaksi pembakaran akan diukur untuk mendapatkan rasio laju pembakaran pada setiap sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laju penyebaran dari pembakaran membara sangat dipengaruhi oleh ukuran partikel dan permeabilitas dari material gambut. Durasi singkat pemadaman air dikatakan gagal untuk memadamkan pembakaran gambut. Terjadi fenomena pembakaran ulang yang disebabkan masih adanya panas tersimpan di dalam inti gambut. Total air yang dibutuhkan untuk memadamkan penuh pembakaran gambut adalah sekitar 6 liter/kg gambut.

Peatland fire still remains a big contributor of environmental problem in Indonesia. Several studies on peat fire suppressions have been done, such as quarrying, water spray, artificial rain, and also foam spray. This research is focused on laboratory scaled experimental study of Indonesian peat smoldering fire behaviour and suppression process by water mist system. The peat used in this work were obtained from two different locations, namely Bagaiserwar and Kayuagung, Indonesia. During the suppression tests, the intensity of water mist spray was varied by changing the distance between the nozzle and the peat surface. Meanwhile, the time periods of spray were 15 minute short period of suppresion and approximately 2 hours for full suppresion until the peat fire was extinguished. The peat temperature and the total mass lost during the smoldering reaction were recorded to get the burning rate ratio for each sample. The spread rate of smoldering process was identified by changing in the local temperatures of the peat bed. The results show that the spread rate of smoldering combustion front was affected by particle size and permeability of peat material. The short duration of water suppression failed to extinguish the peat fires. A re ignition phenomenon was identified due to the persistence of stored heat in the core of peat. In addition, the total water required to fully suppress both peat fires are about 6 l kg peat."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
T48667
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>