Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 102980 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dimas Briandy
"Provinsi Jawa Barat merupakan daerah rawan banjir di Indonesia, berdasarkan uraian data BNBD provinsi, bencana alam khususnya banjir yang terjadi di provinsi Jawa Barat terus meningkat setiap tahunnya karena beberapa faktor salah satunya curah hujan yang tinggi, pada DAS Ciberes sendiri hampir setiap musim penghujan tiba luapan air Sungai Ciberes senantiasa menggenangi beberapa kawasan. Berdasarkan Latar belakang tersebut maka penelitian ini dilakukan untuk mengkaji penyebab genangan banjir yang terjadi di DAS Ciberes. Evaluasi penyebab genangan dilakukan dengan analisis hidrologi dan hidrodinamika yang terjadi pada DAS Ciberes dengan menggunakan data perubahan tutupan lahan dari tahun 2000-2023 dengan kondisi muka air laut pasnag tetinggi. Penelitian ini menggunakan fitur HEC-HMS untuk model hidrologi dan HEC-RAS untuk model hidrodinamika 1D dan 2D. Hasil simulasi HEC-HMS menunjukan bahwa debit aliran banjir akan meningkat seiring bertambahnya nilai CN. Berdasarkan hasil simulasi HEC-RAS debit aliran berbanding lurus dengan luas genanagn dan tinggi genangan seta pengaruh tinggi muka air laut yang lebih tinggi dibanding kedalaman saluran membuat terjadi luapan pada bagian hilir yang berdekatan dengan pantai maka dari itu dikatakan bahwa sebenarnya penampang sungai masih mampu menampung debit banjir dengan periode ulang 50 tahunan kecuali pada dearah dekat pantai dan pada kondisi saluran yang memiliki elevasi lebih rendah. sedangkan kejadian banjir yang terjadi pada tahun 2018 dan 2022 berada pada periode ulang 10 tahunan hal ini dapat di simpulkan bahwa faktor utama banjir yang terjadi di DAS Ciberes adalah keadaan topografi pada sungai di bagian hilir yang elevasinya lebih tinggi dibanding lahan disekitar sungai, kedalaman saluran yang lebih kecil disbanding muka air laut serta kondisi tanah yang datar.

The West Java Province is a flood-prone area in Indonesia, according to the description of data from the West Java Provincial Disaster Management Agency (BNBD). Natural disasters, especially floods, in West Java Province have been increasing every year due to several factors, one of which is high rainfall. In the Ciberes Watershed itself, the Ciberes River consistently inundates several areas whenever the rainy season arrives. Based on this background, this research aims to study the causes of flood inundation in the Ciberes Watershed. The evaluation of flood causes is conducted through hydrological and hydrodynamic analysis in the Ciberes Watershed, using data on land cover changes from 2000 to 2023, considering the highest observed sea levels. This study utilizes the HEC-HMS feature for hydrological modeling and HEC-RAS for 1D and 2D hydrodynamic modeling. The simulation results from HEC-HMS indicate that flood discharge increases as the CN value increases. Based on the simulation results from HEC-RAS, the flow discharge is directly proportional to the extent and height of the inundation, as well as the influence of higher sea levels compared to the channel depth, leading to overflows in the downstream areas near the coast. Therefore, it can be stated that the river cross-section is still capable of accommodating flood discharge with a return period of approximately 50 years, except in coastal areas and areas with lower channel elevations. However, the flood events that occurred in 2018 and 2022 fall within a return period of around 10 years. This can be concluded that the main factors contributing to the floods in the Ciberes Watershed are the downstream topographic conditions of the river, where the elevation is higher than the surrounding land, as well as the smaller channel depth compared to the sea level and flat soil conditions."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfayto Krishna Hadyan
"Perubahan tutupan lahan telah terjadi secara global termasuk juga di wilayah Asia Tenggara yang telah mengalami perubahan penggunaan lahan yang dramastis. Perubahan tersebut secara khusus terjadi pada perkebunan kelapa sawit yang meningkat dengan melakukan penebangan hutan yang memicu berbagai permasalahan lingkungan, termasuk di DAS Batanghari. DAS Batanghari merupakan DAS besar dengan luas sekitar 4,5 juta hektar dan masuk sebagai DAS Kritis akibat perubahan tutupan lahan. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi tren perubahan tutupan lahan DAS Batanghari pada priode 1985-2020 dan mensimulasikan perubahan tutupan lahan hingga tahun 2040 menggunakan model Land Change Modeler. Hasil penelitian menunjukkan selama periode 1985-2020 terjadi tren perubahan hutan menjadi pertanian lahan kering berupa perkebunan sawit dan karet dikarenakan terjadinya perubahan kebijakan berupa otonomi daerah pada tahun 2001 dengan simulasi tahun 2040 menghasilkan perubahan dengan tren yang terus berlanjut.

Land cover changes have occurred globally, including in the Southeast Asian region which has experienced dramatic changes in land use. These changes specifically occurred in oil palm plantations which increased by logging forests which triggered various environmental problems, including in the Batanghari watershed. The Batanghari watershed is a large watershed with an area of around 4.5 million hectares and is included as a Critical Watershed due to changes in land cover. So this research was conducted with the aim of identifying the trend of land cover change in the Batanghari watershed in the period 1985-2020 and simulating land cover change until 2040 using the Land Change Modeler model. The results of the study show that during the 1985-2020 period there was a trend of changing forests into dry agricultural land in the form of oil palm and rubber plantations due to policy changes in the form of regional autonomy in 2001 with a 2040 simulation resulting in changes with an ongoing trend.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saragih, Nadhirah Nurul Saleha
"Penelitian ini menyelidiki perubahan tutupan lahan antara tahun 2009 dan 2021 di area penelitian dan dampaknya terhadap debit banjir desain dan luasan tergenang. Temuan ini mengungkapkan tren signifikan dalam transformasi tutupan lahan. Perubahan ini telah menyebabkan peningkatan debit puncak dan luasan tergenang di DAS Citarum Hulu. Analisis menunjukkan bahwa tutupan pertanian meningkat sebesar 3,44% dari total DAS, area permukiman berkembang sebesar 5,86%. Sebaliknya, area hutan mengalami penurunan sebesar 6,65%, menunjukkan potensi deforestasi. Lahan terbuka dan semak/plantasi juga menunjukkan perubahan, kenaikan sebesar 0,35% pada lahan terbuka dan penurunan sebesar 3,17% pada semak/plantasi. Badan air mengalami peningkatan kecil sebesar 0,16% akibat pengembangan infrastruktur air. Dengan menggunakan HEC-HMS, simulasi menunjukkan peningkatan debit puncak sebesar 24,07%, 15,96%, 14,05%, dan 12,20% untuk periode 5 tahun, 25 tahun, 50 tahun, dan 100 tahun pada skenario tutupan lahan 2021 dibandingkan dengan skenario 2009. Analisis luasan tergenang dengan HEC-RAS 2D Rain-on-Grid menunjukkan peningkatan konsisten dalam luasan tergenang pada periode pengembalian yang berbeda. Luasan tergenang meningkat 2,1%, 2,2%, 2,3%, dan 2,6% untuk periode 5 tahun, 25 tahun, 50 tahun, dan 100 tahun, baik untuk skenario tutupan lahan yang 2009 maupun 2021. Selanjutnya, hasil ini mengungkapkan perubahan dalam persentase luasan tergenang berdasarkan kelas tutupan lahan pada skenario 2009 dan 2021. Persentase luasan tergenang di area pertanian mengalami penurunan, sementara area permukiman mengalami peningkatan luasan tergenang. Ekspansi area pertanian dan permukiman, bersama dengan penurunan luasan hutan, telah berkontribusi pada peningkatan risiko banjir. Hasil penelitian ini menekankan pentingnya mempertimbangkan parameter infiltrasi dan area tak tembus air untuk mengurangi limpasan air dan dampak banjir potensial.

This study investigates the land cover changes between 2009 and 2021 in the study area and their impacts on design flood discharge and flooded areas. The findings reveal significant trends in land cover transformation. These changes have led to increased peak discharge and flooded areas in the Upper Citarum watershed. The analysis shows that agriculture cover increased by 3.44% of the total watershed, while built-up areas expanded by 5.86%. In contrast, forested areas experienced a decline of 6.65%, indicating potential deforestation issues. Open land and shrubs/plantations also showed slight changes, with a modest increase of 0.35% in open land and a decrease of 3.17% in shrubs/plantations. The water bodies witnessed a minor increase 0.16% due to water infrastructure development. Using HEC-HMS, simulations indicate an increase in peak discharge by 24.07%, 15.96%, 14.05%, and 12.20% for for the 5-year, 25-year, 50-year, and 100-year return periods in the land cover 2021 scenario compared to the 2009 scenario. The flooded area analysis using the HEC-RAS 2D Rain-on-Grid model demonstrates a consistent increase in flooded areas across different return periods. The flooded area increased by 2.1%, 2.2%, 2.3%, and 2.6% for the 5-year, 25-year, 50-year, and 100-year return periods, respectively for both land cover scenarios. Furthermore, the analysis reveals changes in the percentage of flooded areas based on land cover classes between land cover 2009 and 2021 scenarios. The percentage of flooded agricultural areas decreased, while built-up areas experienced an increase in flooded areas. Overall, the findings highlight the influence of land cover changes on peak discharge and flooded areas. The expansion of agriculture and built-up areas, along with a decline in forested areas, has contributed to increased flood risks. The results emphasize the importance of considering infiltration parameters and impervious areas to mitigate runoff and potential flooding impacts.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farras Mahdy Fauzan
"Banjir di Jakarta merupakan salah satu masalah yang setiap tahunnya menghantui masyarakat Jakarta, hal ini tidak lain karena banyaknya sungai besar yang mengalir melewati Jakarta yang salah satunya adalah Kali Krukut. Selain itu pertumbuhan penduduk yang tinggi juga mengambil peran terhadap sebaran genangan banjir yang ada di Jakarta, karena dengan pertumbuhan penduduk akan mendorong meningkatnya kebutuhan akan tempat tinggal yang berimbas pada alih fungsi lahan yang sebelumnya merupakan lahan terbuka sebagai tempat resapan air berubah menjadi pemukiman yang kedap air. Penilitian ini ditujukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari perubahan fungsi lahan tersebut terhadap sebaran genanangan banjir yang terjadi khususnya pada DAS Krukut dalam rentang waktu antara tahun 1999 sampai dengan 2020. Penelitian ini diawali dengan melakukan analisis tata guna lahan menggunakan ArcGIS 10.1 untuk mendapatkan informasi terkait seberapa besar perubahan fungsi lahan yang terjadi pada DAS Krukut. Selanjutnya akan dilakukan perhitungan debit puncak banjir menggunakan WinTR20. Dari hasil debit puncak banjir tersebut akan digunakan untuk melakukan simulasi genangan banjir menggunakan bantuan HEC-RAS, dimana didapatkan hasil bahwa semakin banyak perubahan fungsi lahan menjadi daerah kedap air akan memperluas daerah genangan banjir yang terjadi.

Flooding in Jakarta is one of the problems that haunts the people of Jakarta every year, this is due to the large rivers that flow through Jakarta, one of which is the Krukut River. In addition, high population growth also plays a role in the distribution of flood inundations in Jakarta, because population growth will encourage increased demand for shelter that impacts on the conversion of land which was previously open land as a water catchment area turned into a waterproof housing . This research is intended to find out how much influence the changes in land use on the distribution of flood inundation that occurred especially in the Krukut watershed in the period between 1999 and 2020. This study was begun by conducting land use analysis using ArcGIS 10.1 to obtain information related to how large changes in land use that occur in the Krukut watershed. Next will be calculated the peak flood discharge using WinTR20. From the results of the peak flood discharges will be used to simulate flood inundation using HEC-RAS assistance, where the results show that the more changes in land function into a waterproof area will expand the area of ​​flood inundation that occurs.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rafiq Azhar
"Perubahan tutupan lahan dipengaruhi oleh dinamika aktivitas manusia dari waktu ke waktu. Pertumbuhan penduduk perkotaan dan pedesaan terus melampaui perluasan lahan, sehingga mengakibatkan perubahan tutupan lahan dan cenderung mengurangi rasio lahan terbuka hijau terhadap lahan terbangun. Tujuan penelitian untuk menganalisis hubungan perubahan tutupan lahan dan indeks vegetasi selama periode 2017-2022. Data yang digunakan adalah citra Landsat 8 pada bulan Juli 2017 dan November 2022. Klasifikasi tutupan lahan digunakan software ENVI dengan titik uji sejumlah 50 sampel. Klasifikasi indeks vegetasi dipilih NDVI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan tutupan didominasi oleh lahan terbangun sebesar 60,87% dengan peningkatan 17,05% Sementara perubahan indeks vegetasi didominasi oleh vegetasi rapat. Pola perubahan tutupan lahan didominasi oleh perubahan vegetasi rapat menjadi lahan terbangun, sedangkan indeks vegetasi didominasi oleh vegetasi rapat menjadi vegetasi rapat dengan penurunan sebesar 7%.

Land cover changes are influenced by the dynamics of human activities over time. Urban and rural population growth continues to exceed land expansion, resulting in changes in land cover and tending to reduce the ratio of green open land to built-up land. The purpose of this study was to analyze the relationship between land cover changes and vegetation index during the period 2017-2022. The data used were Landsat 8 images in July 2017 and November 2022. Land cover classification used ENVI software with 50 sample test points. The vegetation index classification was selected NDVI. The results showed that cover changes were dominated by built-up land of 60.87% with an increase of 17.05%. While changes in the vegetation index were dominated by dense vegetation. The pattern of land cover change was dominated by changes from dense vegetation to built-up land, while the vegetation index was dominated by dense vegetation to dense vegetation with a decrease of 7%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raissa Aqiella Widita
"Daerah Aliran Sungai (DAS) Garang berlokasi di wilayah Jawa Tengah yang setiap tahun selalu mengalami banjir. Salah satu kejadian banjir terbesar yaitu pada tahun 1990 akibat meluapnya sungai Garang yang menjadi sungai utama pada DAS ini. Perubahan tutupan lahan pada DAS menjadi salah satu faktor banjir terus terjadi berulang. Tutupan lahan dapat dilihat melalui citra satelit Google Earth dan diproses dengan ArcGIS melalui metode Maximum Likelihood Classification (MLC) untuk tahun 1990, 2000, 2010, 2020, dan diperbandingkan dengan peta RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) Kota Semarang. Dari proses tersebut akan menghasilkan peta tutupan lahan DAS Garang yang terdapat data persentase tutupan lahan kedap air dan nomor kurva (CN) untuk setiap subdas. Kedua nilai tersebut menjadi input pada aplikasi Hec-HMS beserta dengan data lainnya seperti karakteristik aliran sungai dan subdas. Metode untuk simulasi dengan Hec-HMS untuk subdas menggunakan SCS CN dan untuk reach dengan metode Kinematic Wave Routing. Simulasi dengan Hec-HMS menggunakan data hujan maksimum tahunan stasiun hujan Ungaran, Simongan, Gunung Pati, dan Kalisari. Data hujan akan diuji dengan uji distribusi serta konsistensi sampai mendapatkan hujan rerata wilayah dengan metode Thiessen beserta hujan rencana periode ulang 25 tahun dan 50 tahun. Hasil simulasi Hec-HMS berupa hidrograf banjir akan digunakan sebagai data boundary condition pada aplikasi Hec-RAS untuk menghasilkan peta genangan sehingga dapat diketahui luas serta area banjir di DAS Garang. Penelitian ini akan menghasilkan besaran debit DAS Garang yang dipengaruhi oleh perubahan tutupan lahan tahun 1990, 2000, 2010, 2020, dan diperbandingkan dengan peta RTRW Kota Semarang tahun 2010 – 2030. Selain itu dapat diketahui pula wilayah yang terdampak dan kedalaman banjir yang terjadi pada keempat tahun tersebut.

Garang watershed is in East Java where flood events occur every year. One of the biggest flood events occurred in 1990 because of the overflows from the Garang river. The change of land use cover in DAS Garang is one of the reasons that create the flood events. Landuse cover can be seen from satellite images on google earth. The image will be processed using ArcGIS with the Maximum Likelihood Classification (MLC) method. The result from that process is the area of land use cover, percentage of impervious cover, and the curve number (CN) of DAS Garang in the years 1990, 2000, 2010, 2020, and will be compared with the Urban Land Use Plan Map of Semarang City. Those data will be the input for Hec-HMS. For subwatershed, the simulation in Hec-HMS will use SCS CN Method and the reach will use kinematic wave routing. That simulation will be using annual maximum rainfall data from four rainfall stations; Ungaran, Simongan, Gunung Pati, and Kalisari. Rainfall data will be tested by distribution test and consistent test so that it can be used to determine the area average rainfall data using the Thiessen method and rainfall plan for 25 and 50 years return period. The result from the Hec-HMS simulation is flow hydrographs that will be used for boundary conditions on Hec-RAS to define the depth and area of flood inundation in DAS Garang. This study aims to determine the amount of the Garang watershed discharge that is influenced by the changes in land use cover in the years 1990, 2000, 2010, 2020, and Urban Land Use Map of Semarang City 2010 - 2030. Furthermore, this study also can estimate the area affected and the depth of flooding that occurred during those four years."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nalumi Rahminadini M.
"Banjir adalah sebuah peristiwa terendamnya suatu daratan karena volume air yang melebihi kapasitas aliran dan daya serap lahan kering disekitarnya. Penyebab banjir salah satunya adalah kegiatan manusia yang berdampak pada perubahan tutupan lahan. Sub DAS Cikapundung Kota Bandung mengalami fenomena perubahan tutupan lahan. Tujuan dari penelitian ini terdapat tiga poin, yaitu: 1) mengkaji perubahan tutupan lahan sub DAS Cikapundung Kota Bandung pada tahun 2010, tahun 2015, dan tahun 2020 terkait banjir, 2) mengkaji tutupan lahan Sub DAS Cikapundung Kota Bandung tahun 2030, dan 3) mengkaji persebaran tingkat bahaya banjir Sub DAS Cikapundung Kota Bandung di tahun 2030. Metode yang mendukung untuk prediksi perubahan tutupan lahan adalah Cellular Automata-Markov Chain. Sedangkan metode yang digunakan untuk melihat tingkat bahaya bencana banjir adalah overlay. Hasil penelitian menunjukan perubahan tutupan lahan vegetasi menuju lahan terbangun dapat berakibat banjir. Prediksi tutupan lahan bagian sub DAS Cikapundung Kota Bandung tahun 2030 masih didominasi oleh lahan terbangun dan prediksi tingkat bahaya banjir menunjukan bahwa sub DAS Cikapundung Kota Bandung didominasi oleh tingkat bahaya tinggi banjir.

Flooding is an event that land is submerged due to the volume of water that exceeds the flow capacity and absorption capacity of the surrounding dry land. One of the causes of flooding is human activities that have an impact on land cover changes. Sub-watershed Cikapundung Bandung City experienced the phenomenon of land cover changes. The purpose of this study is to have three points, namely: 1) assessing land cover changes in the Cikapundung sub-watershed in Bandung City in 2010, 2015, and 2020 related to flooding, 2) assessing land cover for the Cikapundung sub-watershed in Bandung City in 2030, and 3) studied the distribution of flood hazard levels in the Cikapundung sub-watershed in Bandung City in 2030. The method that supports the prediction of land cover changes is Cellular Automata-Markov Chain. While the method used to see the level of flood hazard is overlay. The results showed that changes in vegetation land cover to built-up land could result in flooding. The prediction of land cover for the Cikapundung sub-watershed in Bandung City in 2030 is still dominated by built-up land and the prediction of the flood hazard level shows that the Cikapundung sub-watershed in Bandung City is dominated by a high level of flood hazard. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Safu Aji Dharma Kusuma
"Penelitian ini menganalisis pengaruh perubahan penutup lahan tahun 2005 hingga 2020 terhadap estimasi laju erosi di Daerah Aliran Sungai (DAS) Samin yang merupakan salah satu Sub-DAS prioritas di Bengawan Solo Hulu. Perubahan penutup lahan dianalisis menggunakan teknik klasifikasi terbimbing menggunakan citra satelit, sedangkan estimasi laju erosi dimodelkan menggunakan SWAT+ (Soil and Water Assessment Tool Plus). Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan luas permukiman dan pertanian lahan kering yang dikonversi dari sawah dan kebun campuran. Laju erosi tertinggi terjadi pada tahun 2010 dengan rata - rata 5.03 ton/ha/tahun diakselerasi oleh peristiwa La Nina, sedangkan laju erosi terendah terjadi pada tahun 2015 dengan rata – rata 1.91 ton/ha/tahun karena pengaruh dari peristiwa El Nino. Secara spasial, laju erosi dengan kategori bahaya berat hingga sangat berat dominan tersebar di wilayah hulu DAS Samin pada pertanian lahan kering dengan unit respon hidrologi dominan jenis penutup lahan kebun campuran dan hutan pada jenis tanah andosol di kemiringan lereng sedang hingga curam yang tersebar pada Sub-DAS Gembong, Ngablak, Blumbang, dan Gentong.

This research analyzes the effect of changes in land cover from 2005 to 2020 on the estimated rate of erosion in the Samin River Watershed (DAS), which is one of the priority sub-watersheds in Bengawan Solo Hulu. Land cover changes are explained using guided classification techniques using satellite imagery, while estimates of erosion rates are modeled using SWAT+ (Soil and Water Assessment Tool Plus). The results of the research show an increase in the area of ​​agricultural organizations and dry land which has been converted from rice fields and mixed gardens. The highest erosion rate occurred in 2010 with an average of 5.03 tonnes/ha/year accelerated by the La Niña event, while the lowest erosion rate occurred in 2015 with an average of 1.91 tonnes/ha/year due to the influence of the El Nino event. Spatially, the rate of erosion in the severe to very severe hazard category is dominantly distributed in the upstream region of the Samin watershed on dry agricultural land with the dominant hydrological response unit being mixed plantation and forest land cover types on andosol soil types on medium to steep slopes distributed in Sub-DAS Gembong, Ngablak, Blumbang, dan Gentong."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Neny Fidayanti
"This research was made not only to find out scope of green area and total of carbon
dioxide?s emission in Palangka Raya which can be absorbed by vegetation but also to find
out suitability of land use of green area of Palangka Raya with necessity of green open
space in Palangka Raya. The research was a description about environment condition in
Palangka Raya which related to total of carbon dioxide?s emission and scope of vegetated
land. The result of the research based on analysis of land cover and carbon dioxide
absorption showed that scope of vegetated land in Palangka Raya was 219.498.7 hectares
and it was still able to absorb all carbon dioxide?s emission amount to 387.366,248 tons
which came from energy consumption and respiration of Palangka Raya?s inhabitants.
Based on the extent of its region, urban area of Palangka Raya needed green open space
(RTH) with wide to 14.096,1 hectares, based on the number of inhabitants was needed
581,84 hectares RTH which consisted of city park, city forest, median, river border and
cemetery, based on equality of water use was needed 323,75 hectares RTH and based on
carbon dioxide?s emission was needed 3.331,38 ha RTH. Based on suitability plan of land
use of green area in urban area of Palangka Raya, there was lack of green open space. Sub
district Pahandut lack of RTH based on extent of its district (-3.513,23 hectares), number of
inhabitants (-244,85 hectares), need of water (-142,45 hectares) and carbon dioxide?s
emission (-2.368,88 hectares) while sub district Jekan Raya lack of RTH based on extent of
its district (-9.071,96 hectares) and carbon dioxide?s emission (-5.660,93 hectares).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui luas kawasan hijau dan jumlah emisi
karbondioksida yang mampu diserap oleh vegetasi serta untuk mengetahui kesesuaian tata
ruang kawasan hijau Kota Palangka Raya dengan kebutuhan ruang terbuka hijau Kota
Palangka Raya. Penelitian berupa deskripsi tentang keadaan lingkungan di Kota Palangka
Raya yang berkaitan dengan jumlah emisi karbondioksida dan luas lahan bervegetasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan analisis tutupan lahan dan serapan
karbondioksida, diketahui luas lahan bervegetasi di Kota Palangka Raya adalah 219.498,7
ha dan masih mampu menyerap seluruh emisi karbondioksida sejumlah 387.366,248 ton
yang berasal dari konsumsi energi dan respirasi penduduk Kota Palangka Raya.
Berdasarkan luas wilayah, kawasan perkotaan Kota Palangka Raya memerlukan RTH
seluas 14.096,1 ha, berdasarkan jumlah penduduk diperlukan 581,84 ha RTH yang berupa
taman kota, hutan kota, jalur hijau jalan, sempadan sungai dan pemakaman, berdasarkan
kesetaraan penggunaan air diperlukan 323,75 ha RTH dan berdasarkan emisi karbondioksida diperlukan 3.331,38 ha RTH. Berdasarkan kesesuaian rencana tata ruang
hijau kawasan perkotaan Kota Palangka Raya, diperoleh adanya kekurangan RTH.
Kecamatan Pahandut kekurangan RTH berdasarkan luas wilayah (-3.513,23 ha), jumlah
penduduk (-244,85 ha), kebutuhan air (-142,45 ha) dan emisi karbondioksida (-2.368,88 ha),
sedangkan Kecamatan Jekan Raya kekurangan RTH berdasarkan luas wilayah (-8.936,96
ha) dan emisi karbondioksida (-2.849,04 ha)."
Universitas Palangkaraya, 2016
502 JMSTUT 17:2 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Cantika Liviona Dzikra Aziz
"

Kota Cirebon mengalami perkembangan wilayah yang cukup pesat, seperti adanya akses tol-Cipali yang terhubung langsung dengan DKI Jakarta (Ibu Kota Negara). Hal tersebut mengakibatkan perubahan tutupan lahan yang luas dari vegetasi menjadi non-vegetasi, yang memicu pengingkatan suhu permukaan daratan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perubahan suhu permukaan daratan yang diakibatkan adanya perubahan tutupan lahan di Kota Cirebon pada tahun 2015-2019. Perubahan tutupan lahan dan perubahan suhu permukaan daratan diperoleh dari citra Landsat. Penelitian ini juga menganalisi pengaruh NDVI dan NDBI dengan suhu permukaan daratan pada tahun 2015 dan 2019 dengan 93 titik sampel yang dipilih dengan stratified random sampling dan menggunakan metode regresi linear berganda. Analisis perubahan suhu permukaan daratan dengan perubahan tutupan lahan dilakukan dengan metode overlay peta. Hasil analisis menunjukan secara spasial pusat kota memiliki suhu yang sangat tinggi. Perubahan suhu permukaan daratan yang terjadi pada sekitar kota terutama yang mengarah ke selatan bersamaan dengan perubahan tutupan lahan nya. Hasil uji regresi linear berganda suhu permukaan daratan dipengaruhi oleh kerapatan vegetasi, dan kerapatan bangunan.


Cirebon City is experiencing rapid regional development, such as the access of Cipali highway which is connected to DKI Jakarta (Capital City). It has an effect on cover land changes from vegetation to non-vegetation, which can increase on land surface temperature. The Purpose of this study to analysis land surface temperature changes caused by land cover changes in the city of Cirebon in 2015-2019. Land cover changes and land surface temperature changes processed with Landsat. This study also analysis the effect of NDVI and NDBI with land surface temperature in 2015 and 2019, with 93 sample points selected by stratified random sampling and using multiple linear regression methods. Analysis of land surface temperature changes with land cover changes is carried out by overlay map method. The analysis showed the spatial city centre has a very high temperature. Land surface temperature changes that occur in the city center, especially those leading to the south along with land cover changes. The results of multiple linear regression tests of land surface temperature are influenced by vegetation density and building density.

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>