Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 64272 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nabila Ramadhani
"Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit yang menyerang tubuh manusia melalui virus Severe Acute Respiratory atau SARS-CoV-2. Munculnya wabah COVID-19 menimbulkan setidaknya 16,6 juta penduduk di dunia meninggal dunia serta tidak sedikit dari penderitanya mengidap Community Acquired Pneumonia (CAP). CAP adalah infeksi akut parenkim paru pada orang yang telah mendapatkan infeksi di masyarakat. Menurut World Health Organization (WHO), pneumonia menjadi penyebab utama kematian nomor tiga di negara miskin dan berkembang. Dengan adanya pendeteksian serta diagnosis lebih dini, pengidap CAP akibat terpapar oleh virus COVID-19 ini dapat ditangani lebih cepat sebelum menyebar luas. Oleh karena itu, analisis gambar medis sangat penting dalam upaya pengobatan CAP sedini mungkin. Adanya pengembangan teknologi deep learning dan computer vision dapat membantu dokter dalam melakukan pendeteksian lebih cepat serta akurat. Maka dari itu, penelitian ini mengusulkan model Convolutional Neural Network (CNN) dengan arsitektur ensemble model Xception, InceptionV3, NASNet Large, dan Inception Resnet-V2 dengan menggunakan metode pre-processing Principal Component Analysis (PCA) dalam melakukan pendeteksian COVID-19 tiga kelas pada gambar chest xray. Penggunaan metode PCA pada data pre-processing dapat membantu mengembangkan model yang lebih efisien serta akurat. Para peneliti telah mencoba pemrosesan gambar baik menggunakan gambar rontgen dada dan juga Computerized Tomography (CT scan) khususnya CNN. Penelitian sebelumnya telah membuat model CNN dengan arsitektur ensemble model yang terdiri dari Xception, Inception-V3, NASNet Large, dan Inception Resnet-V2 berbasis ensemble model. Namun, hasil akurasi dalam pendeteksiannya masih belum optimal. Oleh karena itu, penelitian ini mengusulkan penggunaan metode PCA untuk meningkatkan akurasi pendeteksian menjadi 88,95%. Akurasi pendeteksian meningkat sebesar 3,14% dari penelitian sebelumnya.

Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) is a disease that attacks the human body through the SARS-CoV-2 virus. The emergence of the COVID-19 outbreak has caused at least 16.6 million people worldwide to die, and many of them suffer from Community Acquired Pneumonia (CAP). CAP is an acute lung parenchyma infection in people who have been infected in the community. According to World Health Organization (WHO), pneumonia is the third leading cause of death in poor and developing countries. With earlier detection and diagnosis, CAP sufferers due to exposure to the COVID-19 virus can be treated more quickly before it spreads widely. Therefore, medical image analysis is crucial in the effort to treat CAP as early as possible. The development of deep learning and computer vision technology can help doctors to perform faster and more accurate detection. Hence, this research proposes a Convolutional Neural Network (CNN) model with ensemble architectures of Xception, InceptionV3, NASNet Large, and Inception Resnet-V2, using Principal Component Analysis (PCA) pre-processing method to perform three-class COVID-19 detection in chest x-ray images. The use of the PCA method in pre-processing data can help develop a more efficient and accurate model. Researchers have tried image processing using both chest X-ray images and also Computerized Tomography (CT scan), especially CNN. Previous research has created a CNN model with an ensemble model architecture consisting of Xception, Inception-V3, NASNet Large, and Inception Resnet-V2 based on the ensemble model. However, the results of the accuracy in the detection are still not optimal. Therefore, this study proposes the use of the PCA method to increase the detection accuracy to 88.95%. Detection accuracy increased by 3.14% from previous studies."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dea Kristina
"Kementrian Kesehatan menyatakan Indonesia sudah memasuki kondisi ageing population, dimana kondisi tersebut ditandai dengan kenaikan persentase penduduk lanjut usia (lansia). Kondisi tersebut tentunya memerlukan perhatian khusus dari pemerintah. Demensia adalah istilah medis untuk menggambarkan gejala penurunan memori dan fungsi kognitif pada tubuh manusia. Indonesia termasuk sepuluh negara dengan jumlah penderita orang dengan demensia (ODD) tertinggi di dunia, dan pada tahun 2050 jumlahnya diprediksi mencapai empat juta jiwa. Prediksi tersebut dibuat berdasarkan perbandingan jumlah lansia di Indonesia dengan jumlah ODD di seluruh dunia. Penelitian bertujuan untuk mengetahui peran dari masing-masing uji klinis untuk mengidentifikasi penderita ODD dan mereduksi komponen uji klinis yang memiliki peran kontribusi rendah. Data yang digunakan adalah data uji klinis NIFD (Neuroimaging in Frontotemporal Dementia). Metode yang akan digunakan adalah Principal Component Analysis (PCA), dimana metode ini bertujuan untuk melihat komponen uji klinis yang memberikan peran kontribusi dalam mengidentifikasi penderita ODD. Selain itu, akan dilakukan proses imputasi missing value dengan menggunakan algoritma pengembangan dari PCA, yaitu SVD-Impute dan PPCA. Setelah dilakukan tiga kali iterasi, pengujian menunjukan bahwa metode PPCA lebih baik dalam melakukan imputasi missing value dibandingkan dengan metode SVDImpute berdasarkan nilai NRMSE dan koefisien korelasi Pearson.

The Ministry of Health stated that Indonesia had entered a condition of an aging population, where an increase in the proportion of older people marks this condition. This condition certainly requires special attention from the government. Dementia is a medical term to describe symptoms of decreased memory and cognitive function in the human body. Indonesia is one of the ten countries with the highest number of people with dementia in the world, and by 2050 it is predicted to reach four million people. This prediction was based on comparing the number of older people in Indonesia with those with dementia worldwide. The research aims to determine each clinical trial's role in identifying people with dementia and reducing the components of clinical trials with a low role contribution. The data used is NIFD (Neuroimaging in Frontotemporal Dementia) clinical trial data. The method used is Principal Component Analysis (PCA), which aims to see clinical component tests that contribute to identifying people with dementia. In addition, the missing value imputation process will be carried out using the development algorithm from PCA, SVD-Impute and PPCA. After three iterations, the test showed that the PPCA method was better at imputing missing values than the SVDImpute method based on the NRMSE value and Pearson's correlation coefficient."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Arif Sakhbana
"Cekungan Air Tanah (CAT) Serang-Tangerang sebagai tempat terjadinya semua kejadian hidrogeologi tentunya tidak lepas dengan kontrol geologi, parameter fisika air tanah, dan parameter kimia air tanah. Analisis proses hidrogeokimia berdasarkan metode principal componenet analysis dilakukan untuk mengetahui bagaimana proses geologi mempengaruhi proses hidrokimia yang terjadi di Cekungan Air Tanah (CAT) Serang-Tangerang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daerah penelitian disusun oleh 4 formasi batuan, 13 batuan atau hasil gunung api dan 3 endapan, jenis air tanah berdasarkan nilai TDS dan DHL jenis air di cekungan Air Tanah (CAT) Serang-Tangerang merupakan air segar (72%) dan air payau (28%) serta air tanah segar (78%) dan air asin (22%) dengan fasies Na-HCO3, Mg-HCO3, Ca-HCO3, Ca-Cl, dan Na-Cl, DHL berkorelasi dengan K+ (r=0,681), Na+ (r=0.967), HCO3- (r=0.889), dan Cl- (r=0,891). Ca2+ berkorelasi HCO3- (r=0,600). Mg2+ berkorelasi dengan K+ (r=0,618) dan HCO3- (r=0,593). K+ berkorelasidengan Na+ (r=0.625), HCO3- (r=0,797). Na+ berkorelasi dengan HCO3- (r=0,858), Cl- (r=0,893). HCO3- berkorelasi dengan Cl- (r=0,638). Hubungan antara kondisi geologi dan proses hidrogeokimia air tanah yang terjadi di Cekungan Air Tanah (CAT) Serang-Tangerang dipengaruhi oleh 2 faktor yakni faktor litologi atau batuan (F1) dan lingkungan pengendapan atau intrusi air laut atau pengaruh penguapan (F2).

The Serang-Tangerang Groundwater Basin (CAT), where all hydrogeological events occur, cannot be separated from geological control, groundwater physics, and groundwater chemical parameters. Analysis of hydrogeochemical processes based on principal component analysis method was carried out to determine how geological processes affect hydrochemical processes in the Serang-Tangerang Groundwater Basin (CAT). The study area comprised 4 rock formations, 13 rocks or volcanic products, and 3 sediments. The type of groundwater based on TDS and DHL values, the type of water in the Serang-Tangerang Groundwater Basin is fresh water (72%) and brackish water (28%) and fresh groundwater (78%), and salt water (22%) with Na-HCO3, Mg-HCO3, Ca-HCO3, Ca-Cl, and Na-Cl facies, DHL correlated with K+ (r =0,681), Na+ (r=0.967), HCO3- (r=0,889), and Cl- (r=0,891). Ca2+ correlates with HCO3- (r=0,600). Mg2+ correlated with K+ (r=0,618) and HCO3- (r=0,593). K+ correlated with Na+ (r=0,625), HCO3- (r=0,797). Na+ correlated with HCO3- (r=0,858) and Cl- (r=0,893). HCO3- correlated with Cl- (r=0,638). The relationship between geological conditions and groundwater hydrogeochemical processes that occur in the Serang-Tangerang Groundwater Basin (CAT) is influenced by two factors, namely lithology or rock factors (F1) and depositional environment or seawater intrusion or the influence of evaporation (F2)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Suciati
"Ulasan dapat mempengaruhi orang-orang dalam mengambil keputusan karena orang-orang dapat mengetahui ulasan yang diberikan merupakan ulasan positif atau negatif. Namun, sentimen positif, negatif, atau netral, tanpa mempertimbangkan emosi yang ada dianggap kurang, karena emosi dapat memperkuat hasil sentimen. Tesis ini membahas perbandingan antara machine learning dan deep learning dalam mengklasifikasikan sentimen dan emosi pada ulasan dengan metode klasifikasi multi-label. Pada perbandingan machine learning, digunakan metode transformasi masalah Label Powerset (LP), Binary Relevance (BR), dan Classifier Chain (CC), serta algoritma Support Vector Machine (SVM), Decision Tree (DT), Random Forest (RF), dan Extra Tree Classifier (ET). Fitur yang dibandingkan yaitu n-gram language model (unigram, bigram, unigram-bigram). Untuk deep learning, algoritma yang dibandingkan yaitu Gated Recurrent Unit (GRU) dan Bidirectional Long Short-Term Memory (BiLSTM), menggunakan word embedding yang dibangun sendiri. Hasil perbandingan menunjukkan bahwa RF unggul dengan nilai F1-score 88.4% dan 89.54% dengan metode CC untuk aspek makanan, dan LP untuk harga. Untuk aspek pelayanan dan suasana, ET memimpin dengan 92.65% dan 87.1% dengan metode LP dan CC berturut-turut. Sedangkan pada perbandingan deep learning, GRU dan BiLSTM mendapatkan nilai F1-score yang sama untuk aspek makanan, 88.16%. Pada aspek harga, GRU memimpin dengan 83.01%. Namun untuk pelayanan, dan suasana, BiLSTM mendapatkan nilai lebih tinggi dengan F1-score.

Review can affect the decision making from people because people can know whether the review is positive, or negative. However, the sentimen positive, neagtive, and neutral, without considering the emotion is considered not enough because emotion can strenghten the sentimen result. This thesis explaining about the comparison of machine learning and deep learning in sentiment as well as emotion classification with multi-label classification. In machine learning comparion, the problem transformation that were used are Label Powerset (LP), Binary Relevance (BR), and Classifier Chain (CC), with Support Vector Machine (SVM), Decision Tree (DT), Random Forest (RF), and Extra Tree Classifier (ET) as algorithms. The features that compared are yaitu n-gram language model (unigram, bigram, unigram-bigram). For deep learning, algorithms that were compared are Gated Recurrent Unit (GRU) and Bidirectional Long Short-Term Memory (BiLSTM), using self-developed word embedding. The comparion results RF dominates with F1-score 88.4% and 89.54% with CC method for food aspect, and LP for price. For service and ambience aspect, ET leads with 92.65% and 87.1% with LP and CC methods, respectively. On the other hand, in deep learning comparison, GRU and BiLSTM obtained similar F1- score for food aspect, 88.16%. On price aspect, GRU leads 83.01%. However, for service and ambience BiLSTM obtained higher F1-score 89.03% and 84.78%"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hajar Indah Fitriasari
"Pencitraan 'X-ray' dapat digunakan sebagai alternatif penunjang diagnostik klinis untuk mendeteksi penyakit COVID-19 pada paru-paru pasien. 'Machine learning' atau 'Deep Learning' akan disematkan pada 'computer-aided-diagnosis' (CAD) untuk meningkatkan efisiensi dan akurasi dalam menangani permasalahan membedakan COVID-19 dengan penyakit lain yang memiliki karakteristik yang serupa. Beberapa sistem kecerdasan buatan berbasis 'Convolutional Neural Network' (CNN) pada penelitian sebelumnya, memiliki akurasi yang menjanjikan dalam mendeteksi COVID-19 menggunakan citra 'X-ray' rongga dada. Dalam penelitian ini, dikembangkan 'classifier' berbasis CNN dengan teknik 'transfer learning', yakni memanfaatkan model CNN pra-terlatih dari ImageNet bernama Xception dan ResNet50V2 yang dikombinasikan agar sistem menjadi lebih akurat dalam kemampuan ekstraksi fitur untuk mendeteksi COVID-19 melalui citra 'X-ray' rongga dada. 'Classifier' yang dikembangkan terdiri dari 2 jenis, yakni 'classifier' yang disusun secara serial dan paralel. Pengujian dilakukan dalam 2 skenario berbeda. Pada skenario 1, digunakan 'dataset' dan pengaturan parameter yang mengacu pada penelitian sebelumnya, sedangkan skenario 2 dilakukan dengan menambahkan sejumlah citra kedalam 'dataset' baru serta pengaturan parameter yang berbeda untuk memperoleh peningkatan akurasi. Dari pengujian untuk kelas COVID-19 pada skenario 1, diperoleh 'classifier' paralel berhasil menggungguli 'classifier' lain dengan mencapai akurasi rata-rata 93,412% serta memperoleh 'precision', 'recall,' dan 'f1-score' masing – masing mencapai 96.8%, 99.6% dan 98%. Pada skenario 2, 'classifier' paralel mencapai akurasi rata-rata yang lebih tinggi, yakni mencapai 96,678% serta memperoleh 'precision', 'recall,' dan 'f1-score' yang cukup tinggi pula, yakni masing – masing mencapai 98.8%, 99.8% dan 99.4% untuk kelas COVID-19. Adanya penambahan jumlah 'dataset' pada skenario 2 dapat meningkatkan akurasi dari 'classifier' yang dikembangkan. Secara keseluruhan, 'classifier' paralel yang dikembangkan dapat direkomendasikan menjadi alat yang dapat membantu praktisi klinis dan ahli radiologi untuk membantu mereka dalam diagnosis, kuantifikasi, dan tindak lanjut kasus COVID-19.

X-ray imaging can be used as an alternative support clinical diagnostics to detect COVID-19 in the patient's lungs. Machine learning or Deep Learning will be embedded in computer-aided diagnosis (CAD) to increase efficiency and accuracy in dealing with problems distinguishing COVID-19 from other diseases that have similar characteristics. Several artificial intelligence systems based on the Convolutional Neural Network (CNN) in previous studies have promising accuracy in detecting COVID-19 using Chest X-ray images. In this study, a CNN-based classifier with transfer learning techniques was developed, which utilizes a pre-trained CNN model from ImageNet named Xception and ResNet50V2 combined that makes the system powerful using multiple feature extraction capabilities to detect COVID-19 through Chest X-ray images. There are 2 types of classifiers developed, classifiers arranged in serial and parallel. The testing in this study was carried out in two different scenarios. In the scenario 1, the dataset and parameter settings are used referring to previous studies, while the scenario 2 was carried out by adding several images to the new dataset and setting different parameters to obtain increased accuracy. From testing of the COVID-19 class in the scenario 1, the parallel classifier succeeded in outperforming other classifiers by achieving an average accuracy in 93.412% and also obtains precision, recall and f1-score, which reached 96.8%, 99.6%, and 98% respectively. In the scenario 2, the parallel classifier achieved a higher average accuracy of 96.678%, and also obtained quite high precision, recall and f1-score, which reached 98.8%, 99.8% and 99.4% for the COVID-19 class, respectively. The addition of the number of datasets in scenario 2 can increase the accuracy of the developed classifier. Overall, the developed parallel classifier can be recommended as a tool that can help clinical practitioners and radiologists to aid them in diagnosis, quantification, and follow-up of COVID-19 cases."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aripin Ariyanto
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 1997
S26986
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azizah Zuhriya Nurmadina
"Model deep learning adalah model dengan banyak lapisan jaringan saraf tiruan. Model Bidirectional Gated Recurrent Unit (BiGRU) adalah salah satu jenis model deep learning yang memproses urutan data dalam dua arah, yaitu arah maju dan arah mundur. Hal tersebut memungkinkan model BiGRU untuk mengakses informasi masa depan dan masa lalu dari setiap titik dalam urutan data untuk pemahaman konteks yang lebih baik. Model BiGRU dapat digunakan untuk analisis sentimen, yaitu proses mengategorikan sentimen opini dalam teks menjadi negatif, netral, atau positif. Representasi teks yang digunakan pada penelitian ini adalah Bidirectional Encoder Representations from Transformers (BERT) karena kemampuannya memahami kata secara kontekstual sehingga meningkatkan akurasi. Salah satu masalah umum pada analisis sentimen adalah ketidakseimbangan data Penggunaan data tidak seimbang mempengaruhi kinerja model dalam melakukan klasifikasi sentimen karena bias terhadap kelas mayoritas. Oleh karena itu, penggunaan Synthetic Minority Oversampling Technique (SMOTE) dalam mengatasi ketidakseimbangan kelas pada data dilakukan pada penelitian ini. SMOTE digunakan untuk melakukan oversampling pada data kelas minoritas dan dipasangkan dengan model BiGRU yang menggunakan fungsi kerugian categorical cross entropy menghasilkan kinerja dengan nilai akurasi sebesar 85,52% yang merupakan akurasi tertinggi dibandingkan dengan daripadamodel BiGRU dengan fungsi kerugian categorical cross entropy tanpa penanganan SMOTE (model standar dalam penelitian ini) dan model BiGRU dengan fungsi kerugian weighted cross entropy yang dibangun untuk memperkuat bukti bahwa model yang diajukan adalah model terbaik.

Deep learning models are models with multiple layers of artificial neural networks. The Bidirectional Gated Recurrent Unit (BiGRU) model is one type of deep learning model that processes data sequences in two directions, the forward direction and the backward direction. This allows the BiGRU model to access future and past information from each point in the data sequence for better context understanding. The BiGRU model can be used for sentiment analysis, which is the process of categorizing the sentiment of opinions in text into negative, neutral, or positive. The text representation used in this research is Bidirectional Encoder Representations from Transformers (BERT) because of its ability to understand words contextually to increase accuracy. One of the common problems in sentiment analysis is data imbalance. The use of unbalanced data affects the performance of the model in performing sentiment classification due to bias towards the majority class. Therefore, the use of Synthetic Minority Oversampling Technique (SMOTE) in overcoming class imbalance in the data is done in this study. SMOTE is used to perform oversampling on minority class data and paired with the BiGRU model using the categorical cross entropy loss function results in performance with an accuracy value of 85.52% which is the highest accuracy compared to the BiGRU model with the categorical cross entropy loss function without SMOTE handling (the standard model in this study) and the BiGRU model with the weighted cross entropy loss function built to strengthen the evidence that the proposed model is the best model."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lunnardo Soekarno Lukias
"

Dalam kehidupan kita sehari-hari umumnya banyak barang yang kita butuhkan dan gunakan dalam rumah tangga kita. Mulai dari bahan pangan, minuman, barang untuk membersihkan rumah, barang untuk mencuci pakaian, kudapan, dan lain sebagainya, Pada masyarakat kini banyak barang keperluan sehari-hari tersebut kita beli dan jumpai di berbagai tempat mulai dari warung di dekat rumah, supermarket, toko sembako, dan lain sebagainya. Akhir-akhir ini jumlah supermarket dan minimarket mulai menjamur. Pada tahun 2021 jumlah minimarket di Indonesia mencapai 38.323 gerai yang merupakan peningkatan sebanyak 21,7% dibandingkan pada tahun 2017 yakni hanya sebanyak 31.488 gerai saja. Dengan jumlah gerai yang semakin banyak, banyak masyarakat yang semakin banyak menggunakan jasanya untuk mendapatkan barang-barang kebutuhan sehari-hari mereka. Apalagi bila barang yang dibeli juga cukup banyak sehingga akan sulit untuk mendata barang-barang apa saja yang telah dibeli. Untuk memudahkan hal tersebut, penulis mengajukan sebuah solusi untuk membuat sebuah rancangan sistem yang akan memanfaatkan teknologi Deep Learning untuk mendeteksi tulisan pada struk belanja dari hasil pembelian barang pada minimarket. Hasilnya dari pengujian yang sudah dilakukan pada penelitian ini, masing-masing model Deep Learning memiliki tingkat akurasi mAP50 99,4% dan mAP50:95 72,9% untuk YOLOv5, tingkat akurasi mAP50 99,61% dan mAP50:95 65,19% untuk Faster R-CNN, dan tingkat akurasi mAP50 61,77% dan mAP50:95 98,09% untuk RetinaNet. Dimana YOLOv5 memiliki tingkat akurasi mAP50:95 tertinggi yakni 72,9% dan Faster R-CNN memiliki tingkat akurasi mAP50 tertinggi yakni 99,61%. Dimana pada proses implementasi sistem YOLOv5 dan Faster R-CNN berhasil melakukan proses pengenalan sedangkan RetinaNet gagal untuk melakukannya.


In our daily lives, we generally need and use many items in our households. Starting from food ingredients, drinks, household cleaning items, laundry items, snacks, and so on. Nowadays, many of these daily necessities are bought and found in various places such as small shops near our homes, supermarkets, grocery stores, and so on. Recently, the number of supermarkets and minimarkets has increased. In 2021, the number of minimarkets in Indonesia reached 38,323 branches which is an increase of 21.7% compared to 2017 which was only 31,488 branches. With the increasing number of branches, many people are using their services to obtain their daily necessities. Especially when the purchased items are quite a lot so it will be difficult to record what items have been purchased. To facilitate this matter, the author proposes a solution to create a system design that will utilize Deep Learning technology to detect writing on receipts from purchasing items at minimarkets. The results of testing that have been carried out in this study show that each Deep Learning model has an mAP50 accuracy level of 99.4% and mAP50:95 72.9% for YOLOv5, an mAP50 accuracy level of 99.61% and mAP50:95 65.19% for Faster R-CNN, and an mAP50 accuracy level of 61.77% and mAP50:95 98.09% for RetinaNet. YOLOv5 has the highest mAP50:95 accuracy rate at 72.9%, while Faster R-CNN has the highest mAP50 accuracy rate at 99.61%. Where in the implementation process, YOLOv5 and Faster R-CNN systems were able to perform recognition processes while RetinaNet failed to do so."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rionaldi Dwipurna Wongsoputra
"Peningkatan jumlah kendaraan beserta pelanggaran lalu lintas setiap tahunnya membuat semakin sulit bagi pihak berwenang untuk mendeteksi dan menindak pelanggaran tersebut. Salah satu pelanggaran yang menantang untuk dideteksi adalah penggunaan plat palsu pada mobil. Implementasi Intelligent Transportation System (ITS) dalam sistem lalu lintas dapat memberikan kontribusi signifikan dalam mendeteksi jenis pelanggaran ini. Beberapa studi sebelumnya telah sukses menerapkan ITS untuk mendeteksi dan mengklasifikasikan kendaraan menggunakan deep learning, memberikan solusi dalam penanganan pelanggaran lalu lintas. Penerapan teknologi ini dapat memberikan dukungan yang efektif bagi pihak berwenang dalam mengambil tindakan yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sistem deteksi tipe mobil dan plat nomornya. Dalam pendekatan ini, model deep learning YOLO-NAS dan EfficientNet digunakan untuk mendeteksi dan mengklasifikasikan jenis mobil serta plat nomornya. Sebagai pendukung, model SRGAN digunakan untuk meningkatkan resolusi citra plat mobil. Untuk tujuan mendeteksi penggunaan plat palsu pada kendaraan, maka selanjutnya hasil dari sistem ini dapat diintegrasikan dengan database plat dan jenis kendaraan untuk mendeteksi plat yang palsu. Performa terbaik pada masing-masing model adalah 92% untuk akurasi validasi model EfficientNet dengan menggunakan layer dense sebesar 1024 dan dropout sebesar 0.2, 93% pada nilai mAP dan 1.24 pada nilai validasi loss untuk model YOLO-NAS dengan melakukan training sebanyak 30 epoch, serta nilai PSNR sebesar 19.5 dan nilai validasi loss sebesar 2.8 untuk model SRGAN dengan learning rate generator sebesar 0.001 dan learning rate discriminator sebesar 0.0001. Dibutuhkan pengembangan lebih lanjut pada model ini agar dapat dipakai secara real-time.

The increasing number of vehicles and traffic violations each year makes it increasingly challenging for authorities to detect and address these violations. One of the challenging offenses to detect is the use of fake license plates on cars. The implementation of Intelligent Transportation Systems (ITS) in traffic can significantly contribute to detecting such violations. Several studies have successfully applied ITS for vehicle detection and classification using deep learning, providing a solution for handling traffic violations. The adoption of this technology can effectively support authorities in taking appropriate actions. Based on existing literature, this research aims to develop a system for detecting the type and license plates of vehicles. In this approach, deep learning models, YOLO-NAS, and EfficientNet are used to detect and classify the type of vehicles and their license plates. As a supportive model, SRGAN is utilized to enhance the resolution of license plate images. This research is expected to contribute to improving the effectiveness of traffic violation detection, particularly concerning the use of fake plates on vehicles. Furthermore, the results from this system can be integrated with license plate and vehicle type databases to detect fake plates. The best performance of each model is 92% for the validation accuracy of the EfficientNet model using a dense layer of 1024 and a dropout of 0.2, 93% for the mAP value and 1.24 for the validation loss value for the YOLO-NAS model after training for 30 epochs, and a PSNR value of 19.5 and a validation loss value of 2.8 for the SRGAN model with a generator learning rate of 0.001 and a discriminator learning rate of 0.0001. Further development of this model is needed for real-time application."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alrafiful Rahman
"COVID-19 merupakan penyakit pernapasan seperti pneumonia yang mengakibatkan kematian pada jutaan orang setiap harinya. Januari 2020, "Organisasi Kesehatan Dunia" WHO menyatakan COVID-19 sebagai wabah penyakit virus yang menjadi perhatian internasional sebagai darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional, dikenal sebagai pandemi dunia. Dilaporkan dari 205 negara di seluruh dunia, pada 1 April 2020, penularan virus COVID-19 sekitar ada lebih dari 900000 kasus COVID-19 yang dikonfirmasi dan hampir 50000 kematian. Berdasarkan laporan WHO, angka kematian 2-3% orang karena virus. Sangat penting untuk melakukan tes diagnostik sejak dini stadium berdasarkan kriteria sebagai gejala klinis, "Reverse-Transcription Polymerase Chain Reaction" (RT-PCR), sehingga dapat segera mengisolasi orang yang terinfeksi. Mendiagnosis penyakit virus COVID-19 dengan pencitraan yang lebih efektif menggunakan citra CT dada. Model DenseNet201, MobileNet, Xception, InceptionV3, ResNet152V2, dan VGG19 untuk memeriksa keakuratannya dalam pengenalan gambar. Untuk menganalisis kinerja model, 1888 sampel dari gambar CT paru-paru dikumpulkan dari situs resmi Kaggle. Model penggabungan (concatenate) pada arsitektur CNN yang telah terlatih seperti penggabungan (concatenate) antara ResNet152V2 dengan VGG19 memiliki accuracy sebesar 99,65%, sensitivity sebesar 99,66%, precision sebesar 99,66%, recall sebesar 99,66%, specificity sebesar 99,64%, dan skor F-measure sebesar 99,66%; gabungan DenseNet201 dan MobileNet diperoleh saat batchsize 32 dan 64 dengan learning rate 0,0001 diperoleh accuracy sebesar 99,65%, sensitivity sebesar 99,64%, precision sebesar 99,64%, recall sebesar 99,64%, specificity sebesar 99,66%, dan F-measure sebesar 99,64%; serta gabungan DenseNet201 dan MobileNet diperoleh saat batchsize 32 dan 64 dengan learning rate 0,001 maupun gabungan InceptionV3 dan Xception saat batchsize 32 dan learning rate 0,0001 diperoleh accuracy sebesar 99,65%, sensitivity sebesar 100%, precision sebesar 99,28%, recall sebesar 100%, specificity sebesar 99,31%, dan F-measure sebesar 99,64%.

COVID-19 is a respiratory disease like pneumonia that kills millions of people every day. January 2020, the WHO "World Health Organization" declared COVID-19 as a viral outbreak of international concern as a public health emergency of international concern, known as a world pandemic. Reported from 205 countries around the world, as of April 1, 2020, the transmission of the COVID-19 virus was around more than 900000 confirmed cases of COVID-19 and nearly 50000 deaths. Based on the WHO report, the death rate of 2-3% of people is due to the virus. To isolate the infected person immediately, it is very important to carry out a diagnostic test early based on the criteria as a clinical symptom, "Reverse-Transcription Polymerase Chain Reaction" (RT-PCR). Diagnosing COVID-19 viral disease with more effective imaging using chest CT images. DenseNet201, MobileNet, Xception, InceptionV3, ResNet152V2, and VGG19 models for accuracy in image recognition. To analyze the model's performance, 1888 samples of CT images of the lungs were collected from the official Kaggle website. The concatenate model on the CNN architecture that has occurred, such as the concatenate between ResNet152V2 and VGG19, has an accuracy of 99.65%, sensitivity of 99.66%, the precision of 99.66%, recall of 99.66%, specificity by 99.64%, and the F-measure score of 99.66%; the combination of DenseNet201 and MobileNet was obtained when batch size 32 and 64 with a learning rate of 0.0001 obtained an accuracy of 99.65%, the sensitivity of 99.64%, the precision of 99.64%, recall of 99.64%, specificity of 99.66 %, and F-measure of 99.64%; and the combination of DenseNet201 and MobileNet obtained at batch size 32 and 64 with a learning rate of 0.001 or a combination of InceptionV3 and Xception at batch size 32 and a learning rate of 0.0001 obtained an accuracy of 99.65%, the sensitivity of 100%, precision of 99.28%, recall of 100%, specificity of 99.31%, and F-measure of 99.64%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>