Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6281 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ghifari Abror Iswara
"Kawasan Sawah Besar merupakan perkembangan dari Kota Batavia (Jakarta) merupakan kota yang dibangun untuk warga kulit putih, dan pernah memiliki daerah Prancis seperti Rijswijkstraat. Daerah ini dulunya adalah permukiman di pinggiran Batavia dengan persawahan yang kemudian berganti nama menjadi Jalan Hayam Wuruk. Pada masa Belanda, Jalan Hayam Wuruk hanya sampai di Jembatan Besi, Sawah Besar. Di era tersebut, kawasan Harmoni, Rijswijk, dan Noordwijk merupakan pusat kegiatan dengan berbagai macam hiburan di Jakarta. Sejarah komedi di Indonesia memiliki tiga periode, dengan era 1960-1970an fokus pada penguatan karakter dan ekspresi lucu. Di era 1980-1990an, muncul Warkop DKI dengan humor intelektual dan politik satir. Sedangkan di era 2000an, komedi mengusung situasi komedi, dengan tayangan seperti Bajaj Bajuri dan Office Boy (OB). Industri stand-up comedy juga berkembang pesat, dengan komedian terkenal seperti Raditya Dika dan Ernest Prakasa. Latar belakang Sawah Besar adalah distrik padat penduduk di Jakarta Pusat, terkenal dengan pasar tradisionalnya seperti Pasar Pagi dan Pasar Baru dengan adanya penambahan isu pembangunan Fase 2 MRT Jakarta diharapkan memberikan dampak positif dengan mengurangi kemacetan dan memperbaiki akses transportasi. Pengembangan berorientasi masyarakat di Sawah Besar melibatkan prioritas terhadap ruang hijau, pusat komunitas, dan lembaga budaya untuk menciptakan kota yang dinamis dan berkembang bagi semua orang. Pusat Komedi Sawah Besar diharapkan tidak hanya mampu menjadi wadah inkubator aktivitas masyarakat Sawah Besar namun Jakarta serta Indonesia di masa depan.

Sawah Besar area is a development of the City of Batavia (Jakarta), a city built for white citizens, and once had French areas such as the Rijswijkstraat. This area used to be seen on the outskirts of Batavia with rice fields which later changed its name to Jalan Hayam Wuruk. During the Dutch era, Jalan Hayam Wuruk only reached the Iron Bridge, Sawah Besar. In that era, the Harmoni, Rijswijk, and Noordwijk areas were centers of activity with various kinds of entertainment in Jakarta. The history of comedy in Indonesia has three periods, with the 1960-1970s focusing on strengthening characters and humorous expressions. In the 1980-1990s, Warkop DKI appeared with intellectual humor and satirical politics. Meanwhile, in the 2000s, comedy carried situation comedy, with shows such as Bajaj Bajuri and Office Boy (OB). The stand-up comedy industry is also growing rapidly, with well-known comedians such as Raditya Dika and Ernest Prakasa. Background Sawah Besar is a densely populated district in Central Jakarta, famous for its traditional markets such as Pasar Pagi and Pasar Baru with the additional issue of the construction of Phase 2 of the Jakarta MRT which is expected to have a positive impact by reducing congestion and improving transportation access. Community-oriented development in Sawah Besar involves prioritizing green spaces, community centers and cultural institutions to create a dynamic and thriving city for everyone. It is hoped that the Sawah Besar Comedy Center will not only be able to become an incubator for community activities in Sawah Besar, but also for Jakarta and Indonesia in the future.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Jackob Tameno
"Tugas Akhir ini bertujuan untuk merancang sebuah bioskop dengan konsep Misbar di kawasan Lokasari. Bioskop merupakan fasilitas hiburan yang populer dan memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat modern. Kawasan ini dipilih sebagai lokasi perancangan karena potensinya sebagai pusat hiburan yang strategis dan nilai historis yang pernah ada. Delineasi kawasan dilakukan dengan menganalisis karakteristik koridor Mangga Besar, termasuk potensi pasar, kondisi lingkungan, dan persyaratan teknis. Metode yang digunakan meliputi studi literatur, survei lapangan, wawancara, serta ekplorasi desain dengan menggunakan software.
Rancangan ini bertujuan untuk memberikan pengalaman nostalgia dalam menonton film, menciptakan atmosfer yang menarik dan baru, memperkuat karakteristik kawasan Lokasari sebagai tempat hiburan, meningkatkan daya tarik kawasan terutama dengan pertimbangan adanya titik transit KRL dan MRT, dan memudarkan kesan negatif kawasan sebagai red district.
Tugas akhir ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan kawasan Lokasari serta mampu mengiring, mengedukasi, memberdayakan, serta memudarkan kesan negatif mengenai kawasan ini.

This Final Project aims to design a cinema with the concept of "Misbar" in the Lokasari area. Cinemas are popular entertainment facilities that play a crucial role in modern society. The Lokasari area was chosen as the design location due to its potential as a strategic entertainment center and its historical value. The delineation of the area was conducted by analyzing the characteristics of the Mangga Besar corridor, including market potential, environmental conditions, and technical requirements. The methods used in this study included literature review, field surveys, interviews, and design exploration using software.
The design aims to provide a nostalgic film-watching experience, create an attractive and fresh atmosphere, reinforce the characteristics of the Lokasari area as an entertainment destination, enhance the area's appeal, especially considering its proximity to KRL and MRT transit points, and diminish the negative impression as a red district area's.
This Final Project is expected to contribute to the development of the Lokasari area, while also guiding, educating, empowering, and dispelling negative perceptions about the area.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Natasha Intania
"Kawasan Mangga Besar akan menjadi salah satu kawasan Transit Oriented Development (TOD) dengan memiliki moda transportasi MRT fase 2, BRT, dan Commuter Line. Dahulu terdapat Taman Hiburan yang dikenal dengan nama Prinsen Park dan kini lebih dikenal dengan nama Taman Hiburan Rakyat (THR) Lokasari yang berfungsi sebagai pusat perbelanjaan kelas menengah. Kawasan ini memiliki stigma negatif karena terkenal sebagai red district. Mengaktifkan kembali kawasan hiburan di Lokasari akan menjadi tujuan utama para pengguna moda transportasi umum tersebut dengan konsep placemaking yang dapat menghadirkan kawasan yang atraktif. Pengembalian history sebagai latar belakang dalam pengembangan desain kawasan ini juga dihadirkan dengan berdasar kepada kehidupan sosial, ekonomi, budaya dan juga memperhatikan kondisi lingkungan sekitar.

The Mangga Besar area will become one of the Transit Oriented Development (TOD) areas with MRT phase 2, BRT and Commuter Line modes of transportation. Previously, there was an Amusement Park known as Prinsen Park and now it is better known as the Taman Hiburan Rakyat (THR) Lokasari which functions as a middle-class shopping center. This area has a negative stigma because it is known as the red district. Restore the entertainment area in Lokasari will be the main goal for users of this public transportation mode with a placemaking concept that can present an attractive area. Return from the history as a background in developing the design of this area is also presented based on social, economic, cultural and also attention to conditions of the surrounding environment.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Andianto Mahdi Prasasya
"Jazz merupakan salah satu lapisan sejarah yang tertimbun dari kawasan THR Lokasari atau yang dulu disebut sebagai Prinsen Park. Musik jazz itu sendiri sangat terkait dengan budaya dari masyarakatnya, sebab latar belakang historis yang memberikan dinamika pada bagaimana musik jazz dinikmati. Perancangan Prinsen Jazz House bertujuan untuk mengupas ‘whatness’ dari musik jazz dan jazz culture, sehingga menghasilkan arsitektur anti-type yang melekat pada budaya masyarakat dalam menikmati jazz. Perletakkan pada muka THR Lokasari bertujuan sebagai site-planning strategis agar citra THR Lokasari yang kental akan stigma red-district pudar dengan lapisan historis yang dikembalikan pada masa kini.

The ‘Jazz’ is one of submerged historical layers of THR Lokasari, or what was known as Prinsen Park. Jazz music itself is closely related to the culture of its people, because the historical background imbue dynamics to how jazz is enjoyed. The design of the Prinsen Jazz House aims to explore the 'whatness' of jazz music and jazz culture, so as to produce an anti-type architecture that is attached to the culture of the people who enjoy jazz. Putting it on the front of THR Lokasari aims as a strategic site-planning so that the image of THR Lokasari which is familiar with red-district stigma fades with historical layers that are brought back to the present.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Syaid Adi Putro
"Berdasarkan studi kasus dari jalur stasiun MRTJ pada fase 1 yang dirasa masih kurang maksimal dalam menjangkau pengguna sebagai salah satu pilihan moda transportasi publik, perpanjangan pada jalur stasiun MRTJ pada fase 2 ini kelompok Trekspunk memilih stasiun MRTJ yang tidak memiliki point of interest sebagai area yang dapat diintervensi penataan ulang yang merespon TOD (transit oriented development). Dari ketujuh Stasiun MRTJ, Stasiun Sawah Besar memiliki citra kawasan yang cukup kontras. Pasalnya, hanya terdapat area pemukiman yang padat dengan aktivitas yang ada hanya perdagangan suku cadang otomotif apabila dibandingkan dengan Stasiun Thamrin sebagai area perkantoran, Stasiun Monas sebagai area perkantoran pusat pemerintahan dan pariwisata, Stasiun Harmoni sebagai simpul atau transit hub, Stasiun Mangga Besar sebagai area perkantoran dan pusat hiburan, Stasiun Glodok sebagai area perdagangan dan pariwisata, dan Stasiun Kota sebagai area pariwisata dan simpul moda transportasi. Delineasi kawasan perencanaan dipilih di entrance 4 karena banyak bangunan yang tidak terpakai secara tata guna lahan yang tidak maksimal dan secara peraturan TOD (transit oriented development) berada di dalam radius 400 m’ yang pada perencanaan intensi kelompok, kawasan tersebut digunakan sebagai area transisi yang berbasis community oriented development sehingga penggunanya dapat meluas ke sisi timur kawasan. Sehingga menciptakan efek domino sebagai katalisator antar Kawasan, pendapatan meningkat dan return of Investment cepat, dan kota yang sustainabilitas pada MRTJ dan value kawasan naik, memperkuat karakter, menarik pengguna, tumbuh aktivitas dan ekonomi baru, mereduksi kemacetan serta lahan hijau yang meningkat pada kawasan perencanaan.

ased on the case study of the MRTJ station line in phase 1 which is still considered less than optimal in reaching users as one of the choices of public transport modes, the extension of the MRTJ station line in phase 2, the Trekspunk group chose MRTJ stations that did not have points of interest as areas that could be intervened by rearrangements that responded to TOD (transit oriented development). Of the seven MRTJ stations, Sawah Besar Station has a quite contrasting image of the area. The reason is, there is only a dense residential area with activities that exist only in the automotive spare parts trade when compared to Thamrin Station as an office area, Monas Station as an office area and tourism centre, Harmoni Station as a node or transit hub, Mangga Besar Station as an office area and entertainment centre, Glodok Station as a trade and tourism area, and Kota Station as a tourism area and transportation mode node. The delineation of the planning area was chosen at entrance 4 because there are many unused buildings in the land use that are not maximised and the TOD (transit oriented development) regulations are within a radius of 400 m' which in the planning group's intention, the area is used as a transition area based on community oriented development so that users can extend to the east side of the area. So that it creates a domino effect as a catalyst between areas, increased revenue and fast return of investment, and a sustainable city in MRTJ and the value of the area rises, strengthening character, attracting users, growing new activities and economy, reducing congestion and increasing green land in the planning area."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Nugroho Supriyadi
"Pesawat udara yang sedang beroperasi mengalami beberapa gaya yang menghasilkan momen dan gaya net pesawat. salah satu faktor yang paling berkontribusi adalah berat pesawat. Pusat gravitasi merupakan fungsi penting dari berat dan keseimbangan pesawat karena, dalam kaitannya dengan gaya lain, ini menentukan stabilitas statis yang akan menjadi faktor pengatur pengendalian pesawat baik di darat maupun di penerbangan [2] [3]. Skripsi ini bertujuan untuk membahas analisis prediksi pusat gravitasi sebuah mobil terbang dari proyek yang dipimpin oleh Dr.-Ing. Mohammad Adhitya, ST, M.Sc. Oleh karena itu, perhitungan CG berguna untuk menghitung perhitungan kinerja untuk langkah sukses dan berkelanjutan proyek ini. Analisis CG menggunakan perangkat lunak CAD untuk menemukan properti bobot dan penempatan komponen mobil terbang dalam konfigurasi taxiingnya. Analisis yang dihasilkan menunjukkan bahwa pesawat memiliki lokasi CG yang diperkirakan sebelum analisis ini, dimana lokasinya berfluktuasi tidak lebih dari 500 mm pada x-axis dari EWCG. Proyek pengembangan mobil terbang tersebut saat ini sedang dalam proses perancangan konseptual, penyelesaian makalah ini diharapkan dapat menjadi kemajuan menuju pengembangan mobil terbang ini.

Aircraft in operation is subjected to multiple forces which results in net moment and force of the aircraft. One of the most contributing factors which is the weight of the aircraft. The center of gravity is an important function of the weight and balance of the aircraft as, in relation to other forces, it determines the statical stability which would become the governing factor of the controllability of the aircraft both on land and in flight [1] [2]. This thesis aims to discuss the analysis to predict the center of gravity of a flying car from the project led by Dr.-Ing. Mohammad Adhitya, ST, M.Sc. Therefore, the calculation regarding CG is useful for calculating the performance calculations for the succeeding and ongoing steps of this project. The analysis of the CG utilizes CAD software to find the weight properties and placement for the components of the flying car under its taxiing configuration. The resulting analysis shows that the aircraft does have the CG location that is predicted before this analysis, in which its location fluctuates no more than 500 mm away from the EWCG on x-axis. The project of the aforementioned flying car development is currently in the conceptual design process, completion of this paper would hopefully serve as a progress towards the development of the flying car.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Apri Armasari
"ABSTRAK
Segmentasi merupakan proses mengkotak-kotakan pasar (yang heterogen) ke dalam
kelompok-kelompok potensi konsumen yang memiliki kesamaan kebutuhan dan/atau
kesamaan karakter yang memiliki respon yang sama dalam membelanjakan uangnya.
Fokus penelitian ini pada 3 mall yaitu Senayan City, Plaza Senayan dan Plaza
Semanggi. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi bagaimana pola ruang
segmentasi pasar pusat perbelanjaan di kawasan Senayan. Metode penelitian ini
adalah deskriptif dengan analisis pola keruangan. Analisis dibagi berdasarkan waktu
yaitu pada hari kerja dan akhir pekan juga menggunakan analisis buffer yaitu < 5 km,
5 – 10 km, 10 – 15 km dan > 15 km. pendekatan segmentasi yang digunakan yaitu
segmentasi geografis, segmentasi demografi dan segmentasi manfaat. Variabel yang
digunakan yaitu data demografi pengunjung mall, tempat kegiatan terakhir dan alasan
mengunjungi mall. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pola ruang segmentasi
yang cenderung sama untuk segmentasi geografis dan demografis. Untuk segmentasi
manfaat, pengunjung yang melakukan kegiatan makan di restoran/foodcourt
cenderung berasal dari wilayah yang berjarak < 5 km. Pengunjung yang melakukan
kegiatan santai seperti menonton film di bioskop cenderung berasal dari wilayah yang
berjarak 10 – 15 km dan wilayah yang berjarak > 15 km. Pengunjung yang
melakukan kegiatan sosial seperti membina hubungan dengan relasi cenderung
memiliki pola yang berbeda di ketiga mall.
ABSTRACT
Segmentation is a process of clasify various market into groups which has potential
customers with similarity needs and / or characters whose has same response in
spending their money. Focus of this research is to 3 malls; Senayan City, Plaza
Senayan and Plaza Semanggi. The aim of this research is to identify how the spatial
pattern of market segmentation of shopping center in Senayan area. The methods is
descriptive with spatial pattern analysis. Analysis divided by time, namely on
weekdays and weekends also use buffer analysis such as <5 km, 5-10 km, 10-15 km
and > 15 km. Segmentation approach are geographic segmentation, demographic
segmentation and benefit segmentation. The variables were demographic data of
visitors, the lastest activity place of visitors and the reason for visiting the mall. The
results showed that the spatial pattern of segmentation has similiarity each others. For
the segmentation of the benefits is dine in restaurants tend to be done by visitors who
came not far from the mall that is from the buffer area of < 5 km. Relaxing activities
such as watching film at cinema usually done by visitors coming from the buffer area
of 10-15 km. While social activities tend to differ among the three malls in the
Senayan area."
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S59911
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1993
S33450
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S48059
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Satria Jetmelin Pamungkas
"Automobile museum merupakan sebuah museum yang memamerkan mobil sebagai Sebagian besar dari pamerannya, selain itu museum ini juga memamerkan sejarah dari Kawasan sawab besar itu sendiri. Automobile museum dirancang sebagai salah satu landmark yang menunjukan jati diri dari sawah besar. Sawah besar sendiri saat ini telah menjadi sebuah area yang terkenal sebagai area yang banyak menjual dan memperbaiki hal hal yang berhubungan dengan automotive, terutama mobil, dapat dikatakan kegiatan berotomotif merupakan jiwa dari Kawasan ini sendiri. Kami sebagai kelompok ingin mempertan kan jiwa tersebut dengan Kembali ke akar dari sawah besar sendiri agar orang dapat mengetahui sejarah sawah besar serta jiwa dari area tersebut.

The Automobile Museum is a museum that exhibits cars as a major part of its exhibitions, besides that this museum also exhibits the history of the Sawah Besar area itself. Automobile museum is designed as one of the landmarks that shows the identity of Sawah besar. Sawah Besar itself has now become an area that is well-known as an area that sells and repairs many things related to automotive, especially cars. It can be said that automotive activities are the soul of this area itself. We as a group want to protect this spirit by returning to the roots of Sawah besar itself so that people can know the history of sawah besar and the soul of the area."
Depok: 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>