Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 165235 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sulthan Alvin Faiz Bara Mentari
"Jalan Raya Daan Mogot-Pesing Kota Jakarta Barat merupakan jalan raya yang memiliki fungsi vital karena dikelilingi perumahan, industri, pasar, menghubungkan dua kota besar (Jakarta Barat dan Tanggerang), serta merupakan jalan raya yang memiliki titik konsentrasi PM2.5 tertinggi dengan 298 µg/m3 berdasarkan data IQair. Oleh karena itu, diperlukan sebuah penelitian yang dapat menganalisis risiko kesehatan terhadap masyarakat yang tinggal disekitarnya akibat pajanan PM2.5. Penelitian ini menggunakan metode ARKL dengan sampel udara pada 4 titik pengukuran dan sampel subjek sebanyak 96 responden. Pengambilan sampel udara menggunakan alat Dusttrak sedangkan pengambilan data sampel subjek dilakukan dengan wawancara. Berdasarkan hasil pengukuran PM2.5 pada 4 titik pengukuran, terdapat 3 titik yang konsentrasinya telah berada diatas baku mutu PP No.22 tahun 2021 pada titik 2 dengan 73,8 µg/m3, titik 3 dengan 57,2 µg/m3, dan titik 4 dengan 155,4 µg/m3. Berdasarkan hasil wawancara, didapatkan data rerata berat badan responden 59,5 kg, umur 44,5 tahun, waktu pajanan 24 jam/hari, frekuensi pajanan 350 hari/tahun, dan durasi pajanan 20 tahun. Intake realtime dan lifetime tertinggi berada pada titik 4 pengukuran dengan konsentrasi maksimum 0,03 mg/kg/hari dan 0,05 mg/kg/hari. RQ realtime dan lifetime tertinggi berada pada titik 4 dengan nilai maksimum 1,74 dan 2,61. Dibutuhkan manajemen risiko yang dapat menanggulangi titik dengan kategori berisiko diantaranya edukasi penggunaan masker, menanam tanaman penyaring debu dalam rumah, peningkatan gizi, serta penghijauan jalan raya.

Daan Mogot-Pesing road of West Jakarta is a highway that has a vital function because it is surrounded by housing, industry, markets, connects two big cities (West Jakarta and Tangerang), and is a highway that has the highest PM2.5 concentration point with 298 µg/m3 based on IQair data. Therefore, a study is needed that can analyze the health risks to the people who live around them due to PM2.5 exposure. This study used the EHRA method with air samples at 4 measurement points and a sample of 96 respondents. Air samples were taken using the Dusttrak tool while the subject sample data was collected by interview. Based on the results of PM2.5 measurements at 4 measurement points, there are 3 points whose concentrations are above the PP No. 22 of 2021 quality standards at point 2 with 73.8 µg/m3, point 3 with 57.2 µg/m3, and point 4 with 155.4 µg/m3. Based on the interview results, the average respondent's body weight was 59.5 kg, age 44.5 years, exposure time 24 hours/day, exposure frequency 350 days/year, and exposure duration 20 years. The highest realtime and lifetime intakes were at point 4 of measurement with a maximum concentration of 0.03 mg/kg/day and 0.05 mg/kg/day. The highest realtime and lifetime RQ is at point 4 with a maximum value of 1.74 and 2.61. Risk management is needed that can address points with risk categories including education on using masks, planting dust filter plants in the house, improving nutrition, and planting plants around the road."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nada Syifa
"Pencemaran udara luar ruangan telah menjadi salah satu risiko lingkungan terbesar terhadap kesehatan. Pedagang kaki lima dianggap sebagai populasi yang paling berisiko karena bekerja dalam waktu yang cukup lama dan secara terus-menerus terpapar polusi udara. Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi risiko kesehatan akibat pajanan agen risiko partikulat yaitu Total Suspended Particulate (TSP), PM10, dan PM2.5 terhadap pedagang kaki lima di Kelurahan Glodok, Jakarta Barat. Penelitian menggunakan pendekatan Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL) menggunakan data primer dengan jumlah sampel pedagang kaki lima sebanyak 65 responden. Berdasarkan hasil pengukuran, konsentrasi TSP sebesar 43 μg/m3, PM10 sebesar 25 μg/m3, dan PM2.5 sebesar 16 μg/m3. Seluruh konsentrasi partikulat masih di bawah standar baku mutu Indonesia, namun untuk PM2.5 sudah sedikit melebihi standar baku mutu World Health Organization (WHO). Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan nilai rata-rata dan nilai tengah, tingkat risiko seluruh pajanan partikulat (TSP, PM10, PM2.5) menunjukkan nilai RQ ≤1 atau dinyatakan aman. Berdasarkan hasil perhitungan setiap responden, terdapat 2 responden berisiko terhadap pajanan PM10 dan PM2.5. Pengelolaan risiko yang dapat dilakukan adalah menurunkan konsentrasi partikulat hingga batas aman, salah satunya dengan mengembangkan substitusi bahan bakar dengan yang lebih ramah lingkungan dan menggunakan sumber tenaga alternatif rendah polusi seperti tenaga listrik.

Outdoor air pollution has become one of the greatest environmental risks to health. Street vendors are considered to be the population at risk because they work long hours and are constantly exposed to air pollution. This study aims to estimate the health risks due to exposure to particulate risk agents, namely Total Suspended Particulate (TSP), PM10, and PM2.5 to street vendors in Glodok Urban Village, West Jakarta. The study used an Environmental Health Risk Analysis (EHRA) approach using primary data with a sample of 65 street vendors. Based on the measurement results, the concentration of TSP was 43 g/m3, PM10 was 25 g/m3, and PM2.5 was 16 g/m3. All particulate concentrations are still below the Indonesian quality standards, but PM2.5 has slightly exceeded the World Health Organization (WHO) quality standards. Based on the results of calculations using the average and median values, the risk level of all particulate exposures (TSP, PM10, PM2.5) shows an RQ≤1 or is declared safe. Based on the calculation results of each respondent, there are 2 respondents at risk of exposure to PM10 and PM2.5. Risk management that can be done is to reduce the concentration of particulates to a safe limit, one of them is by developing fuel substitution with more environmentally friendly and using alternative sources of low-pollution energy such as electric power."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lailatul Qomariyah
"Partikulat (PM2.5), nitrogen dioksida (NO2), dan benzo(a)pyrene diketahui sebagai polutan yang sering ditemukan di udara dari sisa/hasil pembakaran bahan bakar kendaraan bermotor yang dapat mempengaruhi kualitas udara terutama pada populasi rentan seperti anak-anak dimana sebagian waktunya dihabsikan di sekolah.
Penelitian ini bertujuan untuk adalah mengestimasi risiko pajanan partikulat (PM2.5), nitrogen dioksida (NO2), dan benzo(a)pyrene pada siswa di tiga sekolah dasar negeri Jakarta Barat.
Penelitian ini menghasilkan konsentrasi PM2.5 terkecil dan terbesar di SDN Cengkareng Barat. Sedangkan konsentrasi NO2 terkecil di SDN Cengkareng Barat dan terbesar di SDN Cengkareng Timur. Sementara konsentrasi benzo(a)pyrene terkecil di SDN Cengkareng Barat dan terbesar di SDN Cengkareng Timur.
Kesimpulan dari penelitian ini, risiko non karsinogen pajanan PM2.5, NO2, dan benzo(a)pyrene dari ketiga sekolah memiliki nilai RQ ≤ 1 atau dikatakan aman sedangkan risiko kesehatan karsinogenik pajanan benzo(a)pyrene memiliki nilai E > 4 yang berarti siswa di sekolah berisiko.

Particulates (PM2.5), nitrogen dioxide (NO2), and benzo (a) pyrene are known to be pollutants that are often found in air from residual combustion of motorized vehicles that can affect air quality especially in vulnerable populations such as children where some of the time is validated at school.
This study aims to estimate the risk ofparticulate exposure (PM2.5), nitrogen dioxide (NO2), and benzo (a) pyrene in students in three West Jakarta state elementary schools.
This research resulted in the smallest and largest PM2.5 concentration in Cengkareng Barat Elementary School. While the smallest NO2 concentration was in SDN Cengkareng Barat and the largest was in SDN Cengkareng Timur. While the smallest concentration of benzo (a) pyrene is in West Cengkareng SDN and the largest is in East Cengkareng SDN.
Conclusions from this study, the risk of non-carcinogen exposure to PM2.5, NO2, and benzo (a) pyrene from the three schools has a RQ value of ≤ 1 or is said to be safe while the carcinogenic risk of benzo exposure (a) pyrene has an E value> 4 which means students at risk school.
"
2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Dhiwa Hidayat
"Pajanan agen kimia yang digunakan dalam proses produksi berpotensi menyebabkan gangguan kesehatan bagi para pekerja yang berinteraksi dengan agen-agen kimia yang salah satunya adalah cat. Berdasarkan data hasil penelitian di Padang, Sumatera Barat diketahui terdapat cemaran logam berat Kadmium (Cd) di udara bengkel yang melakukan proses pengecatan. Sementara itu, hasil penelitian Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan lain di Semarang dan Palembang, diketahui terdapat Sebagian populasi pekerja bengkel yang melakukan proses pengecatan dikategorikan berisiko (RQ>1) terhadap pajanan logam berat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat risiko kesehatan non-karsinogenik dan karsinogenik pada populasi pekerja bengkel produksi perusahaan X dari proses pengecatan yang dilakukan di bengkel produksi perusahaan tersebut. Desain studi yang digunakan pada penelitian ini adalah Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan dengan pendekatan desktop study. Nilai konsentrasi yang digunakan dalam analisis risiko kesehatan lingkungan ini didasarkan pada hasil penelitian di bengkel yang melakukan proses pengecatan di Padang, Sumatera Barat. Hasil Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan yang dilakukan kepada 25 responden pekerja bengkel produksi perusahaan X menunjukkan tidak terdapat adanya risiko kesehatan baik secara non-karsinognik (RQ<1) maupun karsinogenik (ECR<0,0001), juga secara berkelompok maupun secara individu masing-masing pekerja bengkel produksi. Meskipun tidak ditemukan adanya tingkat risiko kesehatan yang berisiko, pekerja tetap dianjurkan untuk tetap menggunakan APD untuk mencegah risiko lain yang tidak dihitung dalam penelitian ARKL ini.

Exposure to chemical hazard used in production activity has posed some health risks to workers working with chemical such as paint. previous study conducted in painting workshop in Padang has found that contamination of Cadmium heavy metal are present  on the workshop air. Environmental health risk assessment study conducted in Painting workshops in Semarang and Palembang shows that some of the workers of the painting workshop were categorized at risks of health problems posed by the exposure of Cadmium from painting process (RQ>1). This research aims to assess both non-carcinogenic and carcinogenic environmental health risk levels of the workers of X Company from Cadmium exposure from painting processes of production activity. This research was done with Environmental Health Risk Assessment method with desktop study approach. Concentration value used in this research was based on previous findings of Cadmium pollution in painting workshop air in Padang. The result shows that health risks of both non-carcinogenic and carcinogenic were categorized as “not at risk” for the workers of production workshop of X Company (RQ<1, ECR<0,0001). Even though the workers of X company with certain anthropometric and activity value were not at risk of health problem from the exposure of cadmium at the levels used in this research, workers still needs to use PPE to protect themselves from another hazard that was not included in this research."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deny Tri Wulandari
"ABSTRAK
Pajanan PM2.5 berhubungan dengan kematian akibat penyakit kardiovaskular dan
pernafasan. Konsentrasi PM2.5 meningkat sejalan dengan pertumbuhan jumlah
kendaraan bermotor. Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi besarnya risiko
yang muncul pada pekerja sebagai populasi berisiko di Terminal Terpadu Kota
Depok akibat pajanan PM2.5 di udara ambien. Besar risiko dianalisis
menggunakan metode analisis risiko kesehatan lingkungan. Untuk menghitung
besarnya risiko dilakukan sampling konsentrasi PM2.5 pada 3 titik yang diukur
pada pagi, siang, dan sore, serta survei antropometri dan pola aktivitas pada 63
pekerja di terminal. Konsentrasi rata-rata PM2.5 adalah 61,67 μg/m3. Hasil
perhitungan risiko realtime maupun lifetime menunjukkan bahwa seluruh
kelompok pekerja memiliki risiko non karsinogenik (RQ>1) dengan asupan
sebesar 0,005 mg/kg/hari dan 0,0106 mg/kg/hari. Berdasarkan jenis pekerjaan,
perhitungan secara realtime maupun lifetime, semua jenis pekerjaan memiliki
risiko non karsinogenik. Manajemen risiko yang dapat dilakukan adalah
menurunkan konsentrasi PM2.5 hingga pada batas aman yaitu 23 μg/m3 atau
membatasi waktu pajanan menjadi 5 jam sehari atau 123 hari setahun atau 11,3
tahun.

ABSTRACT
Exposure to fine particulate matter (PM2.5) is associated with mortality for
cardiovascular and pulmonary disease. PM2.5 concentration increased in
accordance with motor-vehicle quantity. This study aims to estimate the risk of
PM2.5 exposure among workers as population at risk in Depok Integrated
Terminal. The risk quotient is estimated using EHRA methodology. In order to
estimate the risk, outdoor ambient air PM2.5 was observed at 3 points area
(observed in the morning, afternoon, and evening at each point), and also
individual anthropometry and activity pattern had been surveyed among 63
respondents. Average PM2.5 ambient concentration is 61,67 μg/m3. The result of
realtime and lifetime assessment showed that workers in general had non
carcinogen risk (RQ>1) with general potential average dose of 0,005 mg/kg.day
and 0,0106 mg/kg.day. Based on occupation type, both realtime and lifetime
assessment showed that all occupation type had high risk quotient. The risk
management that can be done is by decreasing the concentration to the safest, 23
μg/m3 or by limiting the time of exposure.;;"
2016
S65210
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silitonga, Amiati
"Particulate Matter2.5 merupakan polutan yang menjadi perhatian karena sifatnya yang unik. Dengan ukuran kurang dari 25 mikron, polutan ini dapat masuk hingga alveoli. Terdiri dari berbagai bahan dan mampu ditempeli oleh polutan kimia toksik, toksisitas PM2.5 belum dapat ditentukan secara pasti, sumber PM2.5 yang penting yaitu jalan raya. Sekolah yang dekat dengan jalan raya dapat menjadi tempat terpajannya siswa dengan PM2.5. Siswa merupakan kelompok rentan yang menghirup lebih banyak konsentrasi polutan dibandingkan dengan orang dewasa, diperlukan suatu analisis risiko kesehatan pajanan PM2.5 pada siswa sekolah. Asupan harian PM2.5 siswa berada pada rentang 7.30×10-5-14.4×10-4 mg/kg/hari, perhitungan risiko non karsinogenik bernilai dari 0.02-0.36 rentang ini berada dibawah nilai 1 sehingga dapat dikatakan aman

Particulate Matter2.5 is becoming international concern due to its unique nature. With a size less than 25 microns, these pollutants can penetrate deep to the alveoli. Consisting of a variety of materials and capable of plastering by toxic chemical pollutants, the toxicity of PM2.5 can not yet be determined with certainty. One of the important sources of PM2.5 is the road traffic. Populations close to the source of exposure will have potential hazards, one place with a densely populated such as school. Schools close to the highway may be the site of exposure to students with PM2.5. Students are a vulnerable group that inhale more concentrations of pollutants than adults, a risk analysis of PM2 exposure to school students is required. The daily intake of PM2.5 students is in the range of 7.30 × 10-5-14.4 × 10-4 mg / kg / day, the calculation of non carcinogenic risk is 0.02-0.36, this range is below the value of 1 so it can be that the hazards are not considered a threat to public health."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pakpahan, Sasnila
"Pencemaran udara ruang kelas terkait beberapa gangguan pernapasan pada anak usia sekolah. Stres oksidatif telah dilaporkan sebagai salah satu mekanisme penting dalam dampak kesehatan tersebut. Penelitian ini bertujuan mengetahui pajanan pencemar udara PM2.5 dan NO2 di lingkungan sekolah dan hubungannya dengan penanda stres oksidatif GSH dan MDA saliva siswa sekolah dasar. Pengukuran pajanan PM2.5 dan NO2 dilakukan di tiga sekolah dasar negeri Jakarta Barat serta pengambilan sampel saliva dari 76 siswa pada tiga sekolah tersebut untuk pengukuran penanda stres oksidatif GSH dan MDA. Data diolah secara statistik untuk menguji hubungan pajanan dan penanda stres oksidatif. Penelitian ini menemukan pajanan di ketiga sekolah yaitu PM2.5 ruang rata-rata 102,19 ± 86,91 μg/m3 dan median 81,50 μg/m3; PM2.5 lapangan rata-rata 82,31 ± 36,56 μg/m3 sedangkan rata-rata pajanan NO2 ruang kelas 90,37 ± 84,97 μg/m3; NO2 lapangan 116,83 ± 83,58 μg/m3. Sedangkan rata-rata konsentrasi penanda stres oksidatif GSH 0,70 ± 0,07 μg/mL dan MDA 1,63 ± 1,06 nmol/mL. Rata-rata konsentrasi GSH antara sekolah terpajan rendah dan tinggi tidak berbeda signifikan namun rata-rata konsentrasi MDA berbeda signifikan. Kenaikan PM2.5 ruang 1 μg/m³ maka konsentrasi GSH akan naik sebesar 0,001 μg/mL, kenaikan PM2.5 ruang 1 μg/m3 berhubungan dengan kenaikan GSH 0,003 μg/mL dan MDA 0,035 nmol/mL. Penelitian ini menyimpulkan terdapat hubungan antara konsentrasi GSH saliva dengan pajanan PM2.5 ruang dan lapangan, tidak ada hubungan antara konsentrasi MDA saliva dengan PM2.5 ruang namun berhubungan dengan PM2.5 lapangan. Tidak ada hubungan antara konsentrasi GSH dan MDA saliva dengan pajanan NO2.

Classroom air pollution is associated with several respiratory disorders in school-age children. Oxidative stress has been reported as one of the important mechanisms in this health impact. This study aims to determine the exposure to air pollutants PM2.5 and NO2 in the school environment and their relationship with markers of oxidative stress GSH and MDA saliva of elementary school students. Measurements of PM2.5 and NO2 exposure were carried out in three public elementary schools in West Jakarta and saliva samples were taken from 76 students at these three schools to measure oxidative stress markers GSH and MDA. The data were statistically processed to examine the relationship between exposure and markers of oxidative stress. This study found that the exposures in the three schools were PM2.5 with an average of 102.19 ± 86.91 g/m3 and a median of 81.50 g/m3; PM2.5 in the field averaged 82.31 ± 36.56 g/m3 while the average NO2 exposure in the classroom was 90.37 ± 84.97 g/m3; NO2 field 116.83 ± 83.58 g/m3. Meanwhile, the average concentration of oxidative stress markers GSH was 0.70 ± 0.07 g/mL and MDA 1.63 ± 1.06 nmol/mL. The average GSH concentration between low and high exposed schools was not significantly different, but the average MDA concentration was significantly different. An increase in PM2.5 room 1 g/m then the concentration of GSH will increase by 0.001 g/mL, an increase in PM2.5 space 1 g/m3 is associated with an increase in GSH 0.003 g/mL and MDA 0.035 nmol/mL. This study concludes that there is a relationship between salivary GSH concentrations with room and field PM2.5 exposure, there is no relationship between salivary MDA concentration and room PM2.5 but it is associated with field PM2.5. There was no relationship between salivary GSH and MDA concentrations with NO2 exposure. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T52590
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Delyna Agustia Ning Tias
"Tempat Pembuangan Akhir TPA sampah yang menggunakan teknik open dumping dalam pengelolaan sampahnya dinilai sangat berisiko terhadap lingkungan di sekitarnya karena adanya proses perlindian yang dapat mencemari tanah. Masyarakat yang menggunakan air tanah sebagai sumber air minumnya berisiko untuk terkena dampak kesehatan dari kandungan logam berat yang berasal dari cemaran air lindi. Kadmium dan timbal merupakan logam yang dapat bersifat toksik apabila dikonsumsi secara berlebihan. Penelitian ini menggunakan metode analisis risiko kesehatan lingkungan untuk mengestimasi risiko kesehatan akibat pajanan logam kadmium dan timbal yang terdapat pada air minum masyarakat di sekitar TPA sampah Namo Bintang. Terdapat 96 sampel individu dewasa yang diperoleh melalui data sekunder dalam penelitian ini yang berasal dari dusun IV dan V Desa Namo Bintang. Sampel lingkungan adalah sampel air sumur masyarakat yang telah diambil pada penelitian sebelumnya oleh Ashar 2013 untuk kandungan timbal dan Ashar 2013 untuk kandungan kadmium. Dari hasil perhitungan analisis risiko menunjukkan bahwa tingkat risiko pajanan kadmium dan timbal melalui air minum pada masyarakat dengan skenario intake minimal dan rata-rata tidak berisiko atau aman untuk pajanan realtime maupun lifespan RQ < 1 sedangkan untuk skenario maksimal, pajanan kadmium dan timbal untuk pajanan realtime dan pajanan lifespan dinyatakan berisiko RQ > 1 sehingga diperlukan manajemen risiko yaitu dengan mengurangi konsentrasi asupan dan laju asupan. Selain itu, masyarakat juga harus menjaga TPA dengan tidak membuang sampah kembali disana dikarenakan TPA tersebut sudah ditutup, dan pemerintah juga dapat membantu dengan menyuplai air, baik itu air minum maupun air bersih dari sumber lain yang aman untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Landfill using open dumping method has potential risk to contaminate groundwater of the surrounding environment because of leaching process. Population that use groundwater as their drinking water source has health risk from heavy metal exposure. Cadmium and lead are toxic if they consumed in exessive ammount. This study use health environment risk analysis to estimate health risk from cadmium and lead exposure through drinking water at population around landfill Namo Bintang. There are 96 samples of secondary data from Dusun IV and V Namo Bintang village. Environment samples is well water from population households from Ashar 2013 for lead and Ashar 2016 for cadmium contains. From the calculation of risk analysis showed that risk level of cadmium and lead exposure through drinking water with minimum and mean scenario are not risky or safe for realtime and lifespan exposure RQ 1 . For maximum intake scenario, cadmium and lead exposure are risky RQ 1 and need risk management with reduce consuming rate and agent concentration. Since the landfill was closed, the population also have to keep the landfill clean and do not throwing the waste into the landfill. The governance also can helping the population to fulfill their need of water with supplying water from safe and clean source."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S69704
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tumanggor, Benhard Nataniel
"Timbal (Pb) merupakan logam berat dengan nomor atom 82 dan massa atom 207,2. Timbal bersumber dari alam, industri, serta transportasi. Timbal dari industri berasal dari industri baterai, industri kimia, industri bahan bakar, dan industri peleburan aki bekas serta dari transportasi berasal dari bahan bakar kendaraan bermotor. Sumber-sumber logam timbal ini dapat menyebabkan pajanan timbal ke dalam lingkungan sehingga mengakibatkan terjadinya pencemaran udara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat risiko kesehatan (Risk Quotient) akibat pajanan timbal pada masyarakat lingkungan di sekitar Kawasan Industri Manis, Banten. Penelitian ini dilakukan pada bulan April-Juli tahun 2019 menggunakan metode penelitian Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL). Metode penelitian ini untuk menghitung atau memprakirakan risiko pada kesehatan manusia. Nilai RQ dinyatakan berisiko jika RQ>1. Nilai pengukuran timbal (Pb) didapat dari dua titik sampling uji udara ambien di sekitar Kawasan Industri Manis yaitu 1,58 μg/Nm3 pada titik 1 dan 0,23 μg/Nm3 pada titik 2. Nilai rata-rata pengukuran timbal (Pb) dari kedua titik adalah 0,905 μg/Nm3. Hasil pengukuran tersebut masih dibawah Baku Mutu Udara Ambien yang ditetapkan dalam PP Nomor 41 Tahun 1999. Nilai jumlah asupan pada penelitian ini dihitung secara real time dan life span. Nilai jumlah asupan pajanan timbal (Pb) dengan durasi pajanan real time yaitu 2,2038x10-4 mg/kg/hari. Sedangkan nilai jumlah asupan dengan durasi pajanan life span adalah 2,8746x10-4 mg/kg/hari. Nilai tingkat risiko dihitung dengan membandingkan antara nilai asupan (intake) dengan nilai default RfC. Nilai RfC didapatkan dari IRIS US-EPA yaitu 4,93x10-4 mg/kg/hari. Nilai tingkat risiko dihitung berdasarkan beberapa durasi pajanan mencakup real time dan life span (1, 10, 23, 30, 60, dan 100 tahun). Nilai tingkat risiko (RQ) akibat pajanan timbal (Pb) yang didapatkan adalah 0,0388; 0,194; 0,447; 0,583; 1,166; dan 1,943.

Lead (Pb) is a heavy metal with an atomic number of 82 and an atomic mass of 207.2. Lead is sourced from nature, industry, and transportation. Lead from industry comes from the battery industry, chemical industry, fuel industry, and used battery smelting industries as well as from transportation derived from motor vehicle fuel. These sources of lead metal can cause lead exposure into the environment resulting in air pollution. This study aims to determine the level of health risk (Risk Quotient) due to lead exposure to the neighborhood community of Manis Industrial Zone, Banten. This research was conducted in April-July 2019 using the method of research Environmental Health Risk Analysis (ARKL). This research method is to calculate or predict risks to human health. RQ value is stated as risk if RQ >1. The measurement value of lead (Pb) was obtained from two ambient air tes sampling points around the Manis Industrial Zone was 1.58 μg/Nm3 at the first point and 0.23 μg/Nm3 at the second point. The average value of lead (Pb) measurement from both points is 0.905 μg/Nm3. The results of these measurements are still below the Ambient Air Quality Standard according to PP No. 41 Tahun 1999. The amount of intake in this study is calculated in real time and life span. The value of lead (Pb) exposure intake with real time exposure duration was 2.2038 x10-4 mg/kg/day. While the value of the amount of intake with the duration of life span exposure is 2.8746x10-4 mg/kg/day. The value of the risk level is calculated by comparing the value of the intake with the default value of the RfC. The RfC value was obtained from IRIS US-EPA which was 4.93x10-4 mg/kg/day. Risk level values are calculated based on several exposures including real time and life span (1, 10, 23, 30, 60, and 100 years). The value of risk level (RQ) due to lea exposure (Pb) obtained is 0.0388; 0.194; 0.447; 0,583; 1,166; and 1,943."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tumanggor, Benhard Nataniel
"

Timbal (Pb) merupakan logam berat dengan nomor atom 82 dan massa atom 207,2. Timbal bersumber dari alam, industri, serta transportasi. Timbal dari industri berasal dari industri baterai, industri kimia, industri bahan bakar, dan industri peleburan aki bekas serta dari transportasi berasal dari bahan bakar kendaraan bermotor. Sumber-sumber logam timbal ini dapat menyebabkan pajanan timbal ke dalam lingkungan sehingga mengakibatkan terjadinya pencemaran udara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat risiko kesehatan (Risk Quotient) akibat pajanan timbal pada masyarakat lingkungan di sekitar Kawasan Industri Manis, Banten. Penelitian ini dilakukan pada bulan April–Juli tahun 2019 menggunakan metode penelitian Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL). Metode penelitian ini untuk menghitung atau memprakirakan risiko pada kesehatan manusia. Nilai RQ dinyatakan berisiko jika RQ>1.

Nilai pengukuran timbal (Pb) didapat dari dua titik sampling uji udara ambien di sekitar Kawasan Industri Manis yaitu 1,58 μg/Nm3 pada titik 1 dan 0,23 μg/Nm3 pada titik 2. Nilai rata-rata pengukuran timbal (Pb) dari kedua titik adalah 0,905 μg/Nm3. Hasil pengukuran tersebut masih dibawah Baku Mutu Udara Ambien yang ditetapkan dalam PP Nomor 41 Tahun 1999. Nilai jumlah asupan pada penelitian ini dihitung secara real time dan life span. Nilai jumlah asupan pajanan timbal (Pb) dengan durasi pajanan real time yaitu 2,2038x10-4 mg/kg/hari. Sedangkan nilai jumlah asupan dengan durasi pajanan life span adalah 2,8746x10-4 mg/kg/hari. Nilai tingkat risiko dihitung dengan membandingkan antara nilai asupan (intake) dengan nilai default RfC. Nilai RfC didapatkan dari IRIS US-EPA yaitu 4,93x10-4 mg/kg/hari. Nilai tingkat risiko dihitung berdasarkan beberapa durasi pajanan mencakup real time dan life span (1, 10, 23, 30, 60, dan 100 tahun). Nilai tingkat risiko (RQ) akibat pajanan timbal (Pb) yang didapatkan adalah 0,0388; 0,194; 0,447; 0,583; 1,166; dan 1,943.

Kata kunci: Timbal (Pb), Masyarakat, Baku Mutu Udara Ambien, Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL)


Lead (Pb) is a heavy metal with an atomic number of 82 and an atomic mass of 207.2. Lead is sourced from nature, industry, and transportation. Lead from industry comes from the battery industry, chemical industry, fuel industry, and used battery smelting industries as well as from transportation derived from motor vehicle fuel. These sources of lead metal can cause lead exposure into the environment resulting in air pollution. This study aims to determine the level of health risk (Risk Quotient) due to lead exposure to the neighborhood community of Manis Industrial Zone, Banten. This research was conducted in April–July 2019 using the method of research Environmental Health Risk Analysis (ARKL). This research method is to calculate or predict risks to human health. RQ value is stated as risk if RQ >1.

The measurement value of lead (Pb) was obtained from two ambient air test sampling points around the Manis Industrial Zone was 1.58 μg/Nm3 at the first point and 0.23 μg/Nm3 at the second point. The average value of lead (Pb) measurement from both points is 0.905 μg/Nm3. The results of these measurements are still below the Ambient Air Quality Standard according to PP No. 41 Tahun 1999. The amount of intake in this study is calculated in real time and life span. The value of lead (Pb) exposure intake with real time exposure duration was 2.2038 x10-4 mg/kg/day. While the value of the amount of intake with the duration of life span exposure is 2.8746x10-4 mg/kg/day. The value of the risk level is calculated by comparing the value of the intake with the default value of the RfC. The RfC value was obtained from IRIS US-EPA which was 4.93x10-4 mg/kg/day. Risk level values are calculated based on several exposures including real time and life span (1, 10, 23, 30, 60, and 100 years). The value of risk level (RQ) due to lead exposure (Pb) obtained is 0.0388; 0.194; 0.447; 0,583; 1,166; and 1,943.

 

"
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>