Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 138102 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Himawan Nurcahyanto
"Jaringan internet dan teknologi informasi menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat khususnya di era globalisasi ini. Salah satu faktor yang menentukan tingkat keandalan dan kualitas jaringan internet adalah proses pembangunan dan pemeliharaan jaringan. Semakin baik suatu jaringan dibangun dan dipelihara maka tingkat keandalannya juga akan semakin tinggi. Pada praktek keinsinyuran ini dilaporkan pembangunan jaringan pada kabinet distribusi optic (ODC) dan titik distribusi optic (ODP) di area Ngabang Kalimantan Barat pada November 2022 dan pengujian hasil pekerjaan pada Desember 2022. Selanjutnya, pada laporan keinsinyuran ini juga dilakukan analisis proses pembangunan jaringan pada ODC dan ODP terkait aspek keinsinyuran yaitu analisis terhadap aspek profesionalisme, K3LL, dan kode etik insinyur. Hasil dari praktek keinsinyuran ini menunjukkan bahwa parameter pengujian redaman port dan konstruksi sudah sesuai dengan standard ITU-T.G657 dan ITU-T.G984 yang digunakan PT. Telkom Indonesia. Selain itu, hasil praktek keinsinyuran ini juga telah dianalisis dan sudah sesuai dengan kaidah-kaidah keinsinyuran seperti profesionalisme, K3LL, dan kode etik insinyur. Dari hasil praktek keinsinyuran ini, selanjutnya laporan ini dapat dijadikan sebagai salah satu acuan dalam keberlanjutan proyek telekomunikasi.

Internet networks and information technology are basic needs for society, especially in this era of globalization. One of the factors that determine the level of reliability and quality of the internet network is the process of building and maintaining the network. The better a network is built and maintained, the higher the level of reliability. In this engineering practice, it is reported that network construction at the optical distribution cabinet (ODC) and optical distribution points (ODP) in the Ngabang area, West Kalimantan in November 2022 and testing of work results in December 2022. Furthermore, this engineering report also analyzes the network development process at ODC and ODP related to engineering aspects, namely analysis of aspects of professionalism, HSE, and the engineer's code of ethics. The results of this engineering practice show that the port attenuation test parameters and construction are in accordance with the ITU-T.G657 and ITU-T.G984 standards used by PT. Telkom Indonesia. In addition, the results of this engineering practice have also been analyzed and are in accordance with engineering principles such as professionalism, HSE, and the engineer's code of ethics. From the results of this engineering practice, this report can then be used as a reference in the sustainability of telecommunications projects."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Akbar Putra
"Dengan menggunakan panel data dari 514 kabupaten/kota, dalam rentang tahun 2010 hingga 2020, penelitian ini menginvestigasi dampak penggunaan internet terhadap kemiskinan di tingkat kabupaten/kota. Penelitian ini menggunakan model instrumental variable generalized method of moments (IV-GMM) untuk mengevaluasi dampak dan mengatasi potensi masalah endogenitas, khususnya pada data internet. Variabel instrumental yang digunakan meliputi kehadiran Base Transceiver Station (BTS), akses listrik, persentase populasi perkotaan, dan pengeluaran pendidikan. Temuan penelitian menunjukkan bahwa internet, dengan lag satu tahun, memiliki dampak signifikan secara statistik dan negatif terhadap kemiskinan. Dengan mengontrol berbagai faktor sosial-ekonomi, penelitian ini menemukan bahwa peningkatan penggunaan internet sebesar 1% berhubungan dengan penurunan kemiskinan sebesar 0,78%. Hasil penelitian ini juga konsisten tanpa lag dan dengan regresi lag dua tahun. Penelitian ini menekankan peran potensial akses internet dalam upaya pengurangan kemiskinan dan memberikan wawasan mengenai saluran penggunaan internet yang memengaruhi tingkat kemiskinan di Indonesia. Melalui studi ini, para pembuat kebijakan dapat mengembangkan strategi untuk meningkatkan akses internet, literasi digital, dan pemanfaatan ekonomi digital guna mendorong pembangunan ekonomi dan mengurangi kemiskinan.

Using a panel dataset of 514 districts from 2010 to 2020 (a 10-year period), this study investigates the impact of internet use on district-level poverty rate. The study engaged the instrumental variable generalized method of moments (IV-GMM) model to assess the impact and accommodate the potential of endogeneity problems especially on internet data. The instrumental variables include measures of Base Transceiver Station (BTS) presence, electricity access, urban population percentage, and education expenditure. The findings indicate that internet, with a 1-year lag, has a statistically significant and negative impact on poverty. Controlling for various socio-economic factors, the study finds that a 1% increase in internet use is associated with a 0.78% decrease in poverty. The results are also consistent without a lag and with the 2-years lag regression. This study highlights the potential role of internet access in poverty reduction efforts and provides insights into the channels through which internet use influences poverty levels in Indonesia. By understanding these mechanisms, policymakers can develop strategies to enhance internet access, digital literacy, and the utilization of digital economy to foster economic development and reduce poverty."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yosi Hendarsjah
"Sebagian siswa dan lulusan Sekolah Menengah Umum yang akan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi membutuhkan saran-saran yang diperlukan dalam memilih fakultas dan jurusan apa yang sebaiknya dimasuki di perguruan tinggi. Para talon mahasiswa tersebut jugs membutuhkan informasi mengenai mata kuliah apa saja yang akan dipelajari di fakultas-fakultas dan jurusan-jurusan tersebut. Pihak perguruan tinggi dapat memberikan saran-saran dan informasi yang dibutuhkan. Salah sate sarana yang dapat digunakan adalah World-Wide Web pads jaringan Internet.
Data-data mengenai semua mata kuliah dan kurikulum pendidikan yang diberikan di perguruan tinggi tersebut disimpan dalam basis data dan dapat diakses oleh para talon mahasiswa pada web site perguruan tinggi tersebut melalui sebuah aplikasi CGI (Common Gateway Interface) pengakses basis data. Saran-saran yang dibutuhkan oleh para talon mahasiswa ditampilkan pada browser oleh sebuah aplikasi script sistem pakar setelah menerima dan mengolah sejumlah data tertentu dari talon mahasiswa tersebut.
Skripsi ini membahas penyediaan informasi melalui World-Wide Web yang menggunakan basis data dan sistem pakar yang diterapkan pada perangkat lunak aplikasi CGI dan aplikasi script yang akan memberikan informasi dan saran kepada para talon mahasiswa serta rancangan berkas-berkas HTML yang akan digunakan untuk memanggil dan menampilkan hasil dari aplikasi-aplikasi CGI dan script tersebut."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S39461
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eni Maryani
"Kajian kritis yang dilakukan terhadap penggunaan teknologi komunikasi ini berangkat dari suatu pengamatan terhadap keberadaan Internet sebagai sebuah media komunikasi yang cenderung akan makin meningkat penggunaannya. Peningkatan tersebut tidak saja dilatarbelakangi oleh berbagai manfaat teknik yang ditawarkan oleh sebuah teknologi, akan tetapi juga dikarenakan sebagai media baru, Internet menempatkan para penggunanya sebagai sentral kegiatan komunikasinya.
Hasil dari pengamatan tersebut memperlihatkan bahwa sebagai media Internet memiliki beberapa karakteristik yang sangat berbeda dengan media-media sebelumnya, yang mampu menempatkannya dalam posisi yang makin menguat di tengah khalayaknya. Sementara itu media-media sebelumnya surat kabar, majalah, radio dan televisi - sebagai sebuah institusi media, justru saat ini makin terpojok dalam berbagai konflik antara kepentingan khalayak, kepentingannya sebagai sebuah institusi, dan kepentingan pemerintah dalam menyuarakan kebenaran akan realitas disekitarnya.
Landasan teoritik yang digunakan untuk mengkaji fenomena tersebut adalah pemikiran Habermas yang berkaitan dengan public sphere (ruang publk). Adapun pemikiran Habermas yang dijadikan acuan adalah pemikirannya mengenai ideal speech situation dan theory of discourse. Seperti lazimnya para pemikir kritis, maka teori yang ditawarkan Habermas pun bersifat dan berfungsi kritis. Teori kritis ini bersifat normatif, dan memberikan kesadaran untuk membebaskan manusia dari irasionalisme. Oleh karena itu teori ini berfungsi emansipatoris dalam kehidupan manusia.
Pada tataran metodologis, secara onttologis melihat penggunaan Internet secara historis yang terbentuk melalui suatu proses sejarah, dan kekuatan-kekuatan sosial, budaya, ekonomi dan politik. Berikutnya secara epistemologis dengan asumsi yang mengungkapkan sifat transaksional dan subjectivist, dimana hubungan antara peneliti dan realitas yang diteliti selalu dijembatani oleh nilai-nilai tertentu. Oleh karena itu dalam penelitian ini, peneliti melalui proses yang interaktif menggali makna-makna realitas yang tersembunyi. Terakhir adalah asumsi metodologis yang mensyaratkan suatu analisis yang komprehensif, kontekstual dan jenjang analisis yang bersifat multi-level analysis maka Analisis Wacana yang dilakukan adalah dengan menggunakan Critical Discourse Analysis.
Gagasan Teoritik lain yang digunakan untuk mendukung penelitian ini adalah beberapa teori yang diperlukan untuk memberi kerangka pemahaman . terhadap analisis yang bersifat multi level yaitu mencakup level individu, kelompok dan masyarakat. Teori-teori tersebut adalah hegemony theory, cultivation theory, information seeking theory, dan the construction social of reality theory.
Berdasarkan analisa yang dilakukan pada data primer hasil dari wawancara mendalam dengan para ahli, praktisi, serta pengguna internet maupun data sekunder -berdasarkan studi literatur yang dilakukan- maka ditemukan bahwa potensi Internet menjadi sebuah media altematif memungkinkan sebuah ruang publik berkembang di dalamnya sebagai hasil dari suatu hubungan yang interaktif diantara penggunanya dan kebebasan yang dimiliki pengguna baik dalam proses produksi maupun konsumsi pesan. Selain itu penelitian ini menggambarkan adanya proses transformasi berkaitan dengan perubahan di level makro dan mikro. Di level makro dengan penggunaan Internet terjadi perubahan sistem komunikasi, sedangkan di level mikro proses transformasi mencakup perubahan kesadaran yang terjadi pada kelas menengah sebagai pengguna Internet.
Akhirnya berdasarkan berbagai temuan yang diperoleh, penelitian ini merekomendasikan bahwa munculnya sebuah ruang publik di Internet harus diantisipasi dengan keterbukaan pemerintah dalam menciptakan sistem komunikasi politik maupun sosial- yang tidak mengabaikan rasionalitas manusia sebagai sentral pemaknaan akan dirinya, masyarakatnya dan lingkungan dalam kehidupannya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
LaQuey, Tracy
Bandung: ITB, 1997
004.65 LAQ it
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Supriatna
"Seiring dengan semakin banyaknya pilihan layanan telekomunikasi dan penurunan pendapatan layanan telepon, penyelenggara wartel mengalami masa sulit yang ditandai dengan berkurangnya pendapatan yang diperoleh. Sementara di sisi lain, kebutuhan layanan akses internet semakin tumbuh dari tahun ke tahun sehingga terdapat peluang bagi penyelenggara wartel untuk memberikan layanan akses internet pada wartel yang dikelolanya sebagal sumber pendapatan baru.
Implementasi layanan intemet berbasis Speedy dapat menjadi solusi bagi penyelenggara wartel untuk tetap dapat bertahan dan mengembangkan bisnisnya sehingga perlu dilakukan analisa terhadap kelayakan investasinya.
Dari aspek kelayakan teknis terdapat sejumlah 3.639 wartel (93% dari total jumlah wartel) yang tersebar di 850 wilayah RK (93% dari total jumlah RK) layak untuk mengimplementasikan layanan akses internet berbasis Speedy.
Dengan pendanaan mempergunakan modal sendiri, implementasi layanan akses berbasis Speedy pada wartel layak untuk diimplementasikan pada 384 wartel yang tersebar pada 75 wilayah RK. Dengan pola pendanaan mempergunakan kredit investasi perbankan, implementasi layanan akses berbasis Speedy pada wartel layak untuk diimplementasikan pada 357 wartel yang tersebar pada 73 wilayah RK. Sedangkan dengan pola pendanaan mempergunakan Community Development Program PT TELKOM, implementasi layanan akses berbasis Speedy pada wartel layak untuk diimplementasikan pada 434 wartel yang tersebar pada 85 wilayah RK.

In line with the increasing choices of telecommunication services and the declining revenue of telephony service, wartel owners face a difficult period which is marked by wane of revenue. Whereas on the other side the need of internet access service is growing from year to year, so there is an opportunity for wartel owners to provide Internet access service at their operated wartel as a new source of revenue.
Implementing internet access service based on Speedy could be a solution for wartel owners to survive and leverage their business, so it is necessary to analyze the feasibility of investment.
From technical feasibility aspect there are 3.639 wartel (93% from total wartel) distributed at 850 Cross Connecting Point (CCP) area (93% from total CCP) feasible to implement intemet access service based on Speedy.
By using self financing to implement internet access service based on Speedy at existing wartel, the implementation will be feasible to be implemented at 384 wartel distributed at 75 CCP area. By using loan investment from banking, the implementation will be feasible to be implemented at 357 wartels distributed at 73 CCP area. While using PT TELKOM Community Development Program, the implementation will be feasible to be implemented at 434 wartels distributed at 75 CCP area.
"
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2006
T16883
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Studiati Suwandi
"ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) mengidentifkasi aspek-aspek yang berpengaruh pada kegiatan ilmiah di ITB; (2) mengukur seberapa jauh aspek-aspek tersebut berpengaruh pada kegiatan ilmiah di ITB; (3) mengetahui besarnya pengaruh sarana Internet pada kegiatan belajar pada para pengajar di ITB; (4) menghitung besarnya pemanfaatan sarana Internet pada kegiatan ilmiah dibandingkan dengan kegiatan nonilmiah para staf pengajar, peneliti dan mahasiswa ITB; (5) melihat seberapa jauh keterlibatan mahasiswa dalam penelitian yang dilakukan oleh para Staf .Pengajar dan Peneliti di ITB.
Penelitian dilakukan pada bulan Agustus 1996. Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif yang tidak akan mengambil generalisasi pada populasi. Contoh diambil secara acak berstrata, dari para pemakai sarana Internet di ITB, yang terdiri atas pengajar, peneliti dan mahasiswa. Pengumpulan data dilakukan dengan Cara menyebarkan kuesioner, dan sebagai pelengkap dilakukan wawancara singkat tidak terstruktur. Data yang terkumpul terdiri atas data kualitatif dan data kuantitatif. Data kuantitatif dianalisis dengan Metode Analisis Faktor, dan data kualitatif dianalisis dengan Metode Analisis Korespondensi. Pengolahan data mempergunakan Paket Program SAS 6.10 for Windows.
Hasil penelitian untuk kelompok pengajarlpeneliti adalah (1) aspek yang berpengaruh pada kegiatan ilmiah di ITB adalah kegiatan belajar mengajar melalui Internet dibandingkan dengan kegiatan tatap muka sudah tinggi, yaitu sebesar 64%; (2) kegiatan ilmiah dibandingkan dengan kegiatan nonilmiah sudah cukup tinggi, yaitu sebesar 51%; (3) waktu rata-rata penggunaan sarana Internet untuk kegiatan ilmiah dibandingkan dengan kegiatan nonilmiah sudah besar, yaitu sebesar 50%; (4) frekuensi penggunaan sarana Internetlminggu untuk kegiatan ilmiah dibandingkan dengan kegiatan nonilmiah sangat tinggi, yaitu sebesar 65%. Namun demikian, untuk melakukan kegiatan belajar mengajar dan melakukan kegiatan ilmiah belum sepenuhnya memanfaatkan sarana Internet.
Aspek yang mempengaruhi kegiatan ilmiah mahasiswa adalah (1) waktu rata-rata penggunaan sarana Internet/minggu untuk kegiatan ilmiah dibandingkan dengan kegiatan nonilmiah sangat besar, yaitu sebesar 85%; (2) frekuensi penggunaan sarana Internet/minggu untuk kegiatan ilmiah dibandingkan dengan kegiatan nonilmiah sangat tinggi, yaitu sebesar 71%. Dalam memanfaatkan sarana Internet biaya tidak menjadi masalah bagi pengajar, peneliti dan mahasiswa.
Dari hasil penelitian ini diperoleh, bahwa sarana Internet di ITB masih belum dimanfaatkan secara optimum. Salah satu penyebabnya adalah, pada saat penelitian dilakukan jaringan kampus ITB masih belum Handal, sehingga pada saat jumlah pemakai di ITB semakin meningkat, waktu untuk mengakses Internet dirasakan sangat lambat. Selain daripada itu, jaringan kampus TTB yang dihubungkan ke jaringan Internet masih relatif baru dibentuk, yaitu dimulai pada tahun 1994. Dengan demikian belum semua sivitas akademika ITB mengenal dengan baik k inerjanya. Faktor lain yang diperkirakan mempengaruhi sivitas akademika ITB enggan mengenal Internet lebih mendalam, adalah informasi yang diperlukan masih dapat dipenuhi dan sumber-sumber lainnya, misalnya dari buku, majalah ilmiah, baik milik perpustakaan maupun milik pribadi. Selain daripada itu, kebijakan pimpinan jurusan dan unit yang membatasi penggunaan sarana Internet turut berpengaruh pada aktivitas penggunaan sarana.
Agar kinerja pemakaian sarana Internet di ITB meningkat, diperlukan perencanaan strategis yang melibatkan semua pihak. Dalam hal ini pustakawan dapat turut berperan serta mengefektifkan penggunaan sarana Internet.
The Usage of Internet as Information Sources to Support the Academic Activities at ITBThe main goals of this work are: (1) to identify the aspects which are supporting the academic activities at ITB (2) to measure how far these aspects are to support the academic activities at ITB (3) to measure the role of Internet towards the lecturers in the learning process at ITB (4) to compare the role of Internet facilities in academic activities with nonacademic activities towards the lecturers, researchers and students at TTB (5) to identify the students involvement in researches at ITB.
This work is carried out in August 1996. This research uses the descriptive method, which is not generalized to the whole of Internet users as its population. The design of this work uses stratified random sampling from the Internet facilities users at ITB. The data are collected by giving questionnaire forms and also short unstructured interviews to the samples. The data are divided by qualitative and quantitative data. The qualitative data are analyzed by Correspondence Analysis Methods and the quantitative data analyzed by Analysis Factor Methods_ All data were processed by SAS Package Program 6.10 for Windows.
The result of this work for the lecturers and researchers groups are: (1) the comparison of teaming process by Internet is quantitatively higher (64%) than the conventional learning process (2) the comparison of academic activities is quantitatively higher (51%) than nonacademic activities (3) the average time per weeks for academic activities is higher (50%) than non academic activities (4) the frequency per week for using Internet facilities is higher (65%) than nonacademic activities. On the other hand, the learning process and academic activities at ITB are not totally using the Internet facilities.
The aspects that support the students academic activities are: (1) the average time per week on using Internet facilities for student academic activities is higher (85%) compare with nonacademic activities (2) the frequency per week on using Internet facilities for student academic activities is higher (71%) compare with non academic activities. Internet fees is not a serious problem for the users.
The conclusions of this work are: Internet facilities at ITB are not efficiently used. One of the causes of this problem is (at the time when the research done), that the ITB's communication network is not perfect yet, so the access to Internet is too slow. Beside that problem, the ITB's communication network which is connected to the Internet is relatively new (founded in 1994), so not many ITS members know the usage of Internet very well. The other factor which causes the unwillingness to explore the use of Internet is that the users can search any information they need from other sources, like books, journals, libraries, etc. The policy of the decision makers to limit the use of Internet also influence the usage of this facilities.
To increase the use of Internet at ITB, it needs a strategic planning that involves every body in this institution, including the role of the librarians of ITB."
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hikmat Budiman
"Perkembangan kajian tentang Internet di Indonesia, antara lain, ditandai oleh beberapa kajian yang umumnya difokuskan pada upaya untuk menjelaskan relasi antara perkembangan pemanfaatan internet oleh masyarakat di satu sisi, dan kemungkinan potensial bagi perbaikan kualitas kehidupan politik demokrasi di sisi lain. Ungkapan-ungkapan seperti cyberdernocracy, information superhighway, atau medium of liberation, sering dipakai ketika membahas Internet sebagai domain politik. Pada level konseptual, kajian-kajian semacam ini biasanya merujuk, paling tidak, pada dua argumen teoritis. Yang pertama adalah filsafat politik tentang keutamaan sebuah ruang publik ( public sphare) dalam memelihara semangat berbeda pendapat yang menjadi ciri dari kehidupan politik demokratis. Sementara argumen kedua adalah penjelasan yang dititikberatkan pada reformulasi konsep-konsep tentang identitas individu dalam cyberspace yang dianggap memungkinkan orang bisa lebih bebas menyatakan pendapatnya.
Studi ini mencoba memberikan kontribusi pada beberapa kajian tentang Internet yang telah dilakukan sebelumnya, paling tidak untuk konteks sosiologi di Indonesia, dengan pertama-lama melakukan penelusuran peta teoritis dalam wacana ilmu sosial, yang bisa dijadikan acuan konseptual untuk mengkaji internet bukan hanya sebagai domain politik, melainkan juga sebagai sebuah fenomen kultural masyarakat di dunia. Dari penelusuran tersebut ditemukan bahwa dalam bidang kajian tentang internet atau, secara lebih luas, masyarakat yang berbasis teknologi jaringan elektronik (electronically networked society), ilmu sosial telah berkembang jauh lebih luas dari sekedar upaya teoritik untuk mencari kemungkinkan atau potensi internet dalam mengembangkan kehidupan politik demokrasi.
Cyberspace secara historis dibentuk oleh dua komunitas kultural yang bertolak belakang, yakni antara kultur para hacker komputer yang terobsesi dengan kebebasan dan membenci sensor, dan kultur bisnis militer yang terobsesi oleh keinginan melakukan kontrol dengan dalih keamanan.Menghindar dari kecenderungan semata-mata hanya memberi penekanan pada romansa kebebasan yang dijanjikan oleh teknologi internet, studi ini mencoba menelusuri beberapa kajian yang menghasilkan gambaran bahwa dalam banyak aspek cyberspace pada dasarnya dibentuk dan sekaligus membentuk berbagai hal yang kontradiktif satu dengan lainnya. Demikian, misalnya, sementara pada sisi yang satu internet, seperti tampak dalam beberapa analisa tentang relasi internet dengan kehidupan politik demokrasi, itu dicirikan oleh demikian terbuka dan bebasnya ia sebagai sebuah ruang sosial baru, tapi pada sisi yang lain beberapa temuan dan telaah mutakhir yang telah dilacak dalam studi ini memperlihatkan bahwa internet ternyata bisa juga dimanfaatkan sebagai instrumen kontrol sosial dalam apa teknologi kekuasaan beroperasi secara sangat eksesif.
Di lain pihak, pertumbuhan titik akses internet publik dalam bentuk warung internet atau Warnet juga menjadi salah satu fenomen yang dikaji secara kritis dalam studi ini. Kalau sejauh ini mungkin ada kecenderungan Warnet dilihat sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari wacana tentang internet sebagai pendorong demokratisasi, studi ini mencoba memeriksa Warnet pertama-tama dengan menempatkannya sebagai sebuah lokus tempat aktivitas ekonomi pengetolanya. Dengan demikian, daripada menempatkan Warnet sebagai salah satu indikasi penling dalam upaya pemanfaatan internet untuk perbaikan kualitas demokrasi, studi ini melihatnya hanya sebagai pertemuan temporer antara dua kepentingan yang tidak sejalan: kepentingan produksi ekonomi para pengelola Warnet, dan kepentingan penggunanya unluk mendapatkan atau layanan akses internet berbiaya relatif lebih murah atau sekedar pemenuhan gaya hidupnya.
Dalam konteks yang lebih luas Warnet, dengan demikian, ternyata bukanlah sebuah ruang publik (public sphere) yang bisa menjadi pusat perbincangan politik, seperti konsep ideal yang diajukan oleh Jurgen Habermas dengan mengambil model historis kale dan salon di Eropa abad 17 dan 18. Sebaliknya, Warnet hanyalah sebuah lokasi spasial tempat ruang-ruang privat para pengguna internet berdampingan, dan terkoneksi ke dalam sebuah ruang sosial yang lebih besar di dalam internet. Di samping itu, melalui pelacakan leoritis studi ini juga mencoba memperlihatkan limitasi konseptual yang sering terjadi selama ini dalam kajian-kajian lentang internet sebagai sebuah domain politik: kecenderungan melihat internet sebagai ruang publik dalam pengertian Habermasian tadi. Konklusinya, ilmu sosial membutuhkan sebuah model atau metafor baru yang bisa lebih lepat merepresentasikan realitas-realitas kontradiktif dalam cyberspace."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12208
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nazaruddin
"Pokok bahasan pada Tesis ini adalah dampak penyelenggaraan jasa Telepon Internet. Penelitian dilakukan dengan mempelajari pertumbuhan pemakai, penyelenggara dan perkembangan teknologi Telepon Internet yang akan memberikan dampak terhadap penyelenggaraan jasa telekomunikasi. Pada Tesis ini juga dihitung dampak penyelenggaraan Telepon Internet terhadap trafik telepon internasional di Indonesia.
Pada awalnya, Telepon Internet digunakan sebagai sarana komunikasi komputer ke komputer diantara para pemakai Internet. Saat ini Telepon Internet telah menjadi sarana komunikasi suara yang dipergunakan oleh para pemakai telepon. Telepon Internet oleh kalangan bisnis dan kalangan konsumer telah dijadikan sarana untuk melakukan panggilan telepon internasional dengan tarif yang rendah. Bagi penyelenggara Telekomunikasi, Telepon Internet merupakan ancaman karena dapat mengambil sebagian pendapatannya dan bagi bukan penyelenggara telekomunikasi, Telepon Internet merupakan peluang untuk menyelenggarakan jasa telepon secara global dengan menggunakan jaringan komunikasi data sebagai sarananya.
Sebagai hasil dari penelitian memperlihatkan bahwa, (1) dampak penyelenggaraan Telepon Internet terhadap trafik telepon internasional kecil, tetapi jika regulator mengijinkan adanya penyelenggara jasa Telepon Internet akan memberikan dampak yang cukup serius sebab mereka dapat menawarkan tarif pungut yang lebih rendah dan akan mem-bypass tarif akunting dan (2) tumbuhnya penyelenggara jasa Telepon Internet secara global telah menyebabkan terjadinya perubahan tatanan pada penyelenggaraan telekomunikasi. Pemisahan penyelenggaraan jasa telekomunikasi yang berdasarkan kepada dasar dan non dasar, saat ini sudah tidak dapat dilakukan lagi karena keduanya sudah dikirimkan dalam bentuk digital. Di masa depan pemisahan penyelenggaraan jasa telekomunikasi dapat dipisahkan berdasarkan jaringan dan isinya.

The effect of growth Internet Telephony is a subject in this thesis. Observation in this thesis made by study the growth of user, service provider and development of the technologies in the Internet Telephony that can give effect on telecommunication services. In this thesis, the effect of Internet Telephony on the international telephone traffic in Indonesia are also presented.
From being seen as a hobbyist?s activity for Internet user to their friend via computer, Internet telephony has became a competing method of voice transmission for all telephony user. Internet Telephony for business and consumers, it promises to provide international calling with low tariff. For Telecommunications Company, Internet Telephony threatens to take revenues away. For non telecommunications company, Internet telephony is the opportunities to offer worldwide telephone service using data network as a backbone.
The result show that (1) the effect of Internet Telephony on the International telephone traffic is not significant, but if the regulator allow Internet Telephony Service Provider offer Internet Telephony services in Indonesia the effect will be significant because they can offer with low tariff and bypass the accounting rate system and (2) the growth of the global Internet Telephony is causing a major paradigm shift in the telecommunications. The present day technology does not allow a distinction between basic and non basic telecommunication services, since both are transmitted in digital. The distinction in the future is in the infrastructure and content telecommunication services."
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Brunner, Laurel
Bandung: Mizan, 1999
004.6 BRU it
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>