Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 192884 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jelita Murni
"

Pemilihan presiden di Indonesia merupakan isu yang selalu menarik perhatian publik setiap periodenya. Dalam mengawal pemilihan presiden yang demokratis dan aspiratif, media massa memiliki peran penting dan strategis dengan menerapkan prinsip-prinsip jurnalisme. Artikel jurnal ini menganalisis dua hasil penelitian mengenai penerapan objektivitas sebagai salah satu prinsip jurnalisme pada pemberitaan pemilihan presiden di Indonesia yang dipublikasikan di jurnal ilmiah nasional. Meskipun kedua penelitian tersebut menggunakan metode analisis isi dengan pendekatan kuantitatif, peneliti pada artikel kedua juga mengelaborasi penelitiannya dengan pendekatan kualitatif melalui analisis framing. Hasil dari kedua penelitian tersebut menunjukkan rendahnya pemberitaan yang berimbang terkait pemilihan presiden di Indonesia oleh media massa yang diteliti. Namun, keduanya tidak mengulas secara menyeluruh konsep dan kriteria objektivitas berita yang dikemukakan oleh Westerståhl.


Presidential elections in Indonesia are an issue that attracts public attention every period. In guarding a democratic and aspirational presidential election, the mass media has an essential and strategic role by applying journalism principles. This journal article analyzes two research results regarding the application of objectivity as one of the principles of journalism to the coverage of presidential elections in Indonesia published in national scientific journals. Although both studies used the content analysis method with a quantitative approach, the researcher in the second article also elaborated his research with a qualitative approach through framing analysis. The results of both studies show the low number of balanced news coverage related to the presidential election in Indonesia by the mass media studied. However, they did not thoroughly review the concept and criteria of news objectivity proposed by Westerståhl.

 

"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Erina Lagman
"Interaksi antara objektivitas dan subjektivitas merupakan sebuah dilema dalam praktik jurnalistik, sebagai disiplin yang bertujuan untuk melayani kepentingan publik (Steensen, 2017). Ambivalensi terhadap subjektivitas sebagian besar terjadi pada berita-berita tradisional, seperti pemberitaan kejahatan, di mana bias dan nilai-nilai pribadi jurnalis mungkin menghalangi penggambaran rangkaian peristiwa secara akurat, sehingga semakin mengancam hilangnya kredibilitas organisasi berita tersebut. Di Indonesia, satu dari tiga perempuan berusia 15 hingga 34 tahun pernah mengalami kekerasan fisik dan/atau seksual setidaknya sekali dalam hidup mereka, yang menunjukkan tingginya tingkat kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak (United Nations Population Fund, 2016). Tujuan dari studi ini adalah untuk mengkaji bagaimana objektivitas dan subjektivitas secara pragmatis terwujud dalam praktik jurnalistik media Indonesia dengan fokus pada pemberitaan kekerasan terhadap perempuan dan anak. Metode yang digunakan adalah tinjauan pustaka, yaitu analisis kritis dan evaluasi terhadap penelitian-penelitian yang sudah ada dan berhubungan langsung dengan topik penelitian yang dituju (Daymon & Holloway, 2011). Konseptualisasi dan penerapan pragmatis objektivitas dan subjektivitas masing-masing mempunyai praktik positif dan negatif ketika diwujudkan melalui aktivitas pengumpulan berita dan pembuatan berita dalam sehari-hari. Untuk mendorong perubahan dan memberikan tekanan pada badan-badan pemerintah yang bertanggung jawab agar berbuat lebih banyak untuk mengekang terjadinya kekerasan seksual di Indonesia, jurnalis harus mengikuti praktik-praktik yang lebih progresif, dan kemungkinan besar, pilihan-pilihan yangdianggap bersifat ‘subjektif’.

The interplay between objectivity and subjectivity is a common dilemma in journalistic practice, as a discipline that aims to serve the public interest (Steensen, 2017). The ambivalence toward subjectivity mostly concerns traditional hard news, like crime reporting, where the journalist’s bias and personal values may get in the way of accurately portraying the sequence of events, further threatening a loss of credibility for the news organisation. In Indonesia, one in three women aged 15 to 34 years old has experienced physical and/or sexual violence at least once in their lives, indicating an exceptionally high rate of violence against women and children (United Nations Population Fund, 2016). The purpose of this paper is to examine how objectivity and subjectivity pragmatically manifest in journalistic practices of the Indonesian media by focusing on the news coverage of violence against women and children. The method employed is a literature review, which is a critical analysis and evaluation of existing studies that directly relate to the intended topic of research (Daymon & Holloway, 2011). The conceptualisation and pragmatic application of objectivity and subjectivity each have positive and negative practices when manifested through daily newsgathering and newsmaking activities. To incite change and apply pressure on responsible government bodies to do more to curb the occurrence of sexual violence in Indonesia, journalists will have to adhere to more progressive practices, and potentially, choices that are thought to be ‘subjective’ in nature.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Firyaal Tsaabitah
"Riset ini bertujuan untuk melihat penerapan elemen jurnalisme konstruktif, baik yang dikomunikasikan secara eksplisit maupun dengan cara komunikasi yang disimpulkan. Dalam mengidentifikasi penerapan elemen jurnalisme konstruktif, pemenuhan unsur berita 5W1H tetap diperhatikan dalam berita yang membahas terkait vaksinasi Covid-19 yang ada dalam situs media siber Good News From Indonesia. Jurnalisme konstruktif merupakan salah satu pendekatan yang dapat membantu jurnalis untuk mengemas berita bernada positif, berorientasi solusi, lengkap, dan mempunyai konteks mendalam. Metode penelitian yang digunakan dalam riset ini adalah analisis isi kualitatif terhadap 9 berita tentang vaksinasi Covid-19 yang dirilis pada masa PPKM Darurat di Indonesia pada situs media siber Good News From Indonesia. Hasil temuan riset menunjukkan bahwa berita tentang vaksinasi Covid-19 di media siber Good News From Indonesia tidak sepenuhnya konstruktif dan tidak pula memenuhi unsur berita 5W1H secara menyeluruh.

This research aims to look at the application of constructive journalism elements, whether communicated explicitly or by way of inferred communication. In identifying the application of constructive journalism elements, the fulfillment of 5W1H news elements is still considered in news that discusses Covid-19 vaccination on Good News From Indonesia cyber media site. Constructive journalism is an approach that can help journalists to produce news in a more positive tone, solution-oriented, complete, and has in-depth context. Qualitative content analysis is the method used in this research. Analysis is conducted on 9 news that talks about the Covid-19 vaccination that was released during the PPKM Darurat period in Indonesia on Good News From Indonesia cyber media site. The research findings show that the news about Covid-19 vaccination in the Good News From Indonesia cyber media is neither entirely constructive nor does it fulfill the elements of 5W1H news as a whole."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Mochamad Ikhsan Rizal Assalam
"Penelitian ini mengangkat topik tentang independensi jurnalis dan konstruksi jurnalisme profesional dalam konteks pers industrial di Indonesia pasca-Orde Baru. Keterkaitan antara ketiganya dibingkai melalui fenomena politisasi media pada momen Pemilu 2014 melalui studi kasus Media Indonesia dan Koran Sindo. Penelitian ini difokuskan pada independensi jurnalis sebagai fokus analisis. Berdasarkan temuan penelitian, konstruksi pers industrial membatasi independensi jurnalis. Keterbatasan ini didasari oleh posisi jurnalis sebagai kelas pekerja yang berkonsekuensi pada posisi tawar yang lemah dan dorongan pragmatisme jurnalis. Posisi kelas tersebut terbentuk dengan dilatari oleh adanya perubahan konstruksi jurnalisme di dalam konstruksi pers industrial. Pada akhirnya, independensi jurnalis dibatasi dengan sendirinya oleh konstruksi jurnalisme profesional.

This study discussed about journalist independence and journalism professional within industrial press context in post-Orde Baru Indonesia. These three points are framed within the phenomenon of politicized of the media in Indonesia national election 2014 with case study of Media Indonesia and Koran Sindo. Specifically, this study focused on the independence of journalist within the framework of analysis. Based on research findings, it can be explained that within the press industry, the journalist independence are limited, if not possible. This limitations are based on journalist?s positions as working class which have consequences to their weak bargaining positions and structured a pragmatism tendency. The class position are formed by the changing of journalism construction within the industrial press? logic. In the end, journalist?s independence are restricted by itself by the journalism professional construction."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S62363
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faza Muthmainnah
"Perkembangan teknologi dan digitalisasi telah memudahkan akses informasi melalui internet, termasuk dalam jurnalistik. Data menunjukkan bahwa terdapat ribuan portal berita daring di Indonesia, dengan detik.com menjadi salah satu yang paling banyak diakses dan terverifikasi oleh Dewan Pers. Penelitian ini menganalisis tren dan sentimen berita pemilihan umum 2024 di detik.com menggunakan metode deep learning. Data dikumpulkan dari berita selama tiga bulan masa kampanye dan dibagi menjadi tiga dataset sesuai pasangan calon presiden. Metode yang digunakan mencakup Exploratory Data Analysis (EDA) dan analisis sentimen menggunakan model Convolutional Neural Network (CNN), Long Short-Term Memory (LSTM), dan Gated Recurrent Unit (GRU), serta advanced model-nya. Hasil penelitian menunjukkan pasangan calon nomor urut 02 memiliki frekuensi pemberitaan tertinggi yang fluktuatif, sementara pasangan calon nomor urut 01 dan 03 lebih stagnan. Sentimen positif mendominasi pemberitaan dengan topik berbeda pada setiap peak conversation. Analisis sentimen menunjukkan model CNN-LSTM memiliki akurasi tertinggi, namun model dasar CNN, LSTM, dan GRU juga menunjukkan performa baik dengan akurasi, F1-Score, precision, dan recall di atas 80%, serta waktu runtime yang lebih singkat, menjadikannya pilihan lebih optimal untuk dataset ini.

The rapid development of technology and digitalization has facilitated access to information, including journalism. Thousands of online news portals exist in Indonesia, with detik.com being one of the most accessed and verified by Dewan Pers. This study analyzes trends and sentiment in news about the 2024 general election reported by detik.com. Data were collected during the three-month campaign period and divided into three datasets for each presidential candidate pair. Methods used include Exploratory Data Analysis (EDA) to identify trends and news frequency, and sentiment analysis using Natural Language Processing (NLP) techniques like Convolutional Neural Network (CNN), Long Short-Term Memory (LSTM), and Gated Recurrent Unit (GRU), along with advanced models. Results show that candidate pair 02 has the highest and most fluctuating news frequency, while pairs 01 and 03 have more stable trends. Positive sentiment dominates coverage for all candidates, with different topics during peak discussions: pair 01 in campaign contexts, pair 02 during the third debate, and pair 03 early in the nomination period. The CNN-LSTM model shows the highest accuracy in sentiment analysis, but fundamental models—CNN, LSTM, and GRU—also perform well, achieving over 80% accuracy, F1-Score, precision, and recall, with shorter runtime."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nida Lathifah
"The New York Times dan The Washington Post merupakan dua koran nasional Amerika yang diketahui memiliki bias liberal. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti bias liberal kedua koran tersebut pada pemberitaan pemilihan presiden Indonesia tahun 2014. Jurnal ini menggunakan kerangkan Analisis Wacana Kritis dengan menerapkan metode tiga dimensi Norman Fairclough (analisis tekstual, praktik wacana, dan praktik sosial budaya.
Temuan dari penelitian ini menunjukan bahwa kedua koran tersebut bias terhadap Jokowi dan tim koalisinya yang cenderung mendukung kebebasan dan keberagaman. Temuan penelitian ini penting untuk mengkritik bias yang ada pada koran-koran Amerika, terutama dalam meliput berita dari negara-negara lain.

The New York Times and The Washington Post are two American national newspapers that are known to have a liberal bias. This research aims to explore the liberal bias of the newspapers in the 2014 Indonesian presidential election news. In order to do so, this research utilizes the Critical Discourse Analysis framework by applying Norman Fairclough's three dimensional methods (textual analysis, discourse practice, and sociocultural practice).
The findings show the newspapers have a bias toward Jokowi and his coalition team who tend to support liberality and plurality. The findings are significant to criticize the bias of these American newspapers, especially in covering news from other countries."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nurdien Aji
"Evaluasi pemilih terhadap kinerja pemimpin politik menjadi pondasi bagi demokrasi, sehingga demokrasi dapat menghasilkan pemimpin politik dengan kinerja baik. Selain itu pemilihan umum juga menjadi sarana bagi masyarakat untuk menentukan kebijakan mana yang tepat untuk diaplikasikan, berdasar kepada janji kampanye calon presiden. Kajian ini berusaha menangkap pengaruh faktor-faktor sosial ekonomi di tingkat desa terhadap keterpilihan Jokowi dalam pemilihan presiden 2014. Penelitian ini menemukan bahwa tingkat kemiskinan, tingkat akses ekonomi dan kondisi infrastruktur desa serta kelas menengah berperan besar dalam kemenangan Jokowi. Temuan lain adalah bahwa paparan media, baik televisi maupun internet sangat berpengaruh dalam proses penentuan suara oleh masyarakat.

Voter evaluation of the political leader’s performance is the foundation for democracy, therefore democracy can produce a political leader with good performance. Elections are also a mean for the public to determine which policies are appropriate to be applied, based on the campaign. This study tried to capture the influence of socio-economic factors at the village level to the winning of Jokowi in 2014 election. The study found that poverty, economic access and infrastructure as well as the middle class plays a major role in the Jokowi’s victory. This study also found that media is influential to the vote decision.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T43247
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oky Ade Irmawan
"Ujaran kebencian telah menjadi perhatian yang semakin meningkat di era digital, terutama selama masa pemilu. Kompetisi politik dan polarisasi opini publik dapat menciptakan lingkungan yang rentan terhadap penyebaran ujaran kebencian. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa jumlah ujaran kebencian meningkat secara signifikan menjelang pemilu 2024. Fenomena ini menggambarkan tantangan berkelanjutan dalam mengendalikan dan mengurangi ujaran kebencian, terutama selama periode pemilu. Mengingat volume konten yang sangat besar di platform media sosial, mengidentifikasi ujaran kebencian secara manual menjadi tugas yang sulit dan memakan waktu, sehingga diperlukan solusi otomatis yang efisien dan akurat. Penelitian ini bertujuan menemukan model terbaik untuk mendeteksi ujaran kebencian dan mengidentifikasi topik-topik utama yang dibahas selama periode Pemilu Presiden 2024. Data dari Twitter yang diambil sejak Januari hingga Maret 2024 diproses dan diklasifikasi untuk mendeteksi ujaran kebencian dengan menggunakan algoritma machine learning Random Forest, SVM, dan Decision Tree serta algoritma deep learning CNN dan BERT. Hasilnya menunjukkan bahwa BERT memberikan tingkat akurasi terbaik sebesar 95%. Pemodelan topik dengan Latent Dirichlet Allocation (LDA) menghasilkan 17 topik utama, termasuk diantaranya ajakan untuk tidak memilih pasangan calon tertentu, penghinaan terhadap calon presiden, isu dinasti politik, dan tuduhan kecurangan oleh rezim dalam Pemilihan Presiden 2024.

Hate speech has become an increasing concern in the digital age, especially during elections. Political competition and polarization of public opinion can create an environment vulnerable to the spread of hate speech. Research results show that the amount of hate speech leading up to the 2024 election has increased significantly. This phenomenon illustrates the ongoing challenges of controlling and reducing hate speech, especially during elections. Given the massive volume of content on social media platforms, manually identifying hate speech becomes a difficult and time-consuming task, thus efficient and accurate automated solutions are needed. This research aims to find the best model to detect hate speech and identify the main topics discussed during the 2024 Presidential Election period. Data from Twitter taken from January to March 2024 was processed and classified to detect hate speech using Random Forest, SVM, and Decision Tree machine learning algorithms as well as CNN and BERT deep learning algorithms. The results show that BERT provides the best accuracy rate of 95%. Topic modeling with Latent Dirichlet Allocation (LDA) produced 17 main topics, including influences to not to vote for specific candidates, insults to presidential candidates, political dynastic issues, and allegations of fraud by the regime in the 2024 Presidential Election."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Husnaeni Fauziah Amani
"ABSTRAK
Perkembangan teknologi informasi, khususnya Internet, telah mempengaruhi banyak aspek kehidupan manusia, salah satunya adalah peningkatan kecepatan penyebaran informasi. Situs-situs berita, misalnya, menjadikan khalayak sebagai khalayak aktif dengan menyediakan ruang diskusi untuk setiap laporan yang mereka terbitkan.
Pada saat Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) 2014, situs-situs berita online yang dikelola oleh pemilik dengan afiliasi politik tertentu banyak dimanfaatkan menjadi sarana menyebarkan informasi yang menguntungkan calon tertentu. Secara khusus, artikel ini mencoba untuk menemukan pola keberpihakan khalayak terhadap laporan situs berita online Viva.co.id terkait beredarnya surat pemecatan calon presiden Letjen (Purn.) Prabowo Subianto dari Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang diterbitkan oleh Dewan Kehormatan Perwira (DKP). Dengan menggunakan metode analisis konten deskriptif kuantitatif, penelitian ini menganalisis komentar-komentar yang ditinggalkan pembaca terhadap 54 laporan Viva.co.id terkait isu tersebut sepanjang masa kampanye Pilpres dari 4 Juni s.d 5 Juli 2014.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa komentar yang ditinggalkan pembaca tentang isu beredarnya surat pemecatan Prabowo didominasi oleh resepsi dominant position. Hal tersebut menunjukkan bahwa Viva.co.id dan khalayak yang membaca berita tersebut memiliki kesamaan makna dalam melakukan encoding/decoding pesan.

ABSTRACT
The development of information technology, especially the Internet, has influenced many aspects of human life, one of which is the rate of information dissemination. News sites, for example, makes the audiences as active audiences by providing them a space for an open discussion regarding the news.
At the time of the Presidential Election 2014, news sites managed by the owners with a certain political affiliation widely used their owns news sites as a tools to disseminating information that benefit a particular candidate. In particular, this article tries to find patterns of partisanship audience regarding the reports by Viva.co.id about the distribution of a dismissal letter of presidential candidate Letjen (Purn.) Prabowo Subianto from the Indonesian Armed Forces (TNI) published by the Council of Honorary Officers (DKP). By using quantitative descriptive content analysis method, this study analyzed the comments left by readers on 54 Viva.co.id reports on the issue throughout the presidential election campaign period from June 4th - 5th July, 2014.
The results showed that the comments left by the readers on the issue of the dissemination of Prabowo?s dismissal letter is dominated by the reception dominant position. It shows that Viva.co.id and audiences who read the news have the same meaning in encoding/decoding the message.
"
2015
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Sundari
"Melalui pendekatan ekonomi politik media, penelitian ini mengungkap bagaimana komodifikasi berita politik yang terjadi di proses produksi jurnalisme online. Tujuan penelitian adalah untuk mengungkap alasan komodifikasi di jurnalisme online bisa menyebabkan persebaran berita palsu dan dampaknya bagi publik. Produksi berita di jurnalisme online merupakan kolaborasi gatekeeping dan gatewatching di ruang pemberitaan. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis kasus produksi berita di Tribunnews.com yang menggunakan informasi dari media sosial.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa informasi politik menjadi komoditas yang ditawarkan media massa kepada publik. Komodifikasi terhadap informasi politik dari media sosial berpotensi pada penyebaran berita palsu atau hoaks. Penyebabnya ada dua. Pertama penjaga gawang ruang pemberitaan hanya melakukan verifikasi terhadap akun media sosial yang menyebarkan informasi bukan verifikasi terhadap informasi itu sendiri. Kedua, penjaga gawang ruang berita bisa disetir oleh aktor politik dibalik akun media sosial. Praktik komodifikasi ini menyebabkan berbagai masalah bagi publik seperti ruang publik yang semu, kehilangan informasi subtantif, sulit mengenal kecakapan kandidat yang akan dipilih, hingga merisak proses berdemokarasi di pemilihan umum.

Through the media political economy approach, this study reveals how the commodification taken place on processes online journalism. The aim of the study was to reveal the reasons for commodification in online journalism could cause the spread of false news and its impact on the public. News production in online journalism are collaboration between gatekeeping and gatewatching in news room. The research method that is used is case analysist news production by Tribunnews.com that is using information from social media.
The result of the research showed that political information become commodity that is offered mass media to public. Commodification toward political information from social media have potential to be the distribution of fake news or hoax. There are two causes. First, First, the newsroom gatekeeper only verifies social media accounts that disseminate information rather than verifying the information itself. Second, newsroom gatekeeper can be driven by political actor behind social media account. This commodification practice causing some problems for public such as pseudo public sphere, lost of substantive information, hard to recognize the capability of the candidate that will be choosen, until disrupt the process of democratization in political elections.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
T53097
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>