Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 187228 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sharon Hanandi
"Pemantauan kepatuhan pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai merupakan hal yang perlu dilakukan dan ditingkatkan agar dapat menjamin keselamatan pasien. Pemantauan pengelolaan dilakukan pada Kimia Farma mitra kerja RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Aspek yang perlu diperhatikan, antara lain obat-obatan yang membutuhkan perhatian lebih, seperti HAM (High Alert Medication) dan LASA (Look Alike Sound Alike), lemari pendingin, tempat penyimpanan obat, dan telaah obat. Analisis dilakukan dengan melihat jumlah temuan pada masing-masing aspek pada bulan Januari hingga November tahun 2022. Berdasarkan hasil pemantauan, temuan terbesar terdapat pada aspek tempat penyimpanan obat (57%) khususnya pada aspek suhu dan kelembapan dimana suhu harus dijaga pada rentang 15-25℃ dan kelembapan <60% serta penyimpanan obat di lemari pendingin (22%) khususnya pada aspek pemantauan suhu dan pemeliharaan lemari pendingin yang harus dilakukan secara rutin (dipantau setiap hari, minggu, dan bulan) agar dapat menjamin kualitas dan kestabilan obat yang bersifat termolabil.

Management compliance monitoring of pharmaceutical dosage forms, medical devices and medical consumables is something that needs to be done and improved to ensure patient safety. Monitoring is carried out at Kimia Farma, a partner of RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Aspects that need attention include drugs that require more attention, such as HAM (High Alert Medication) and LASA (Look Alike Sound Alike), refrigerators, drug storage areas, and drug review. The analysis was carried out by looking at the number of findings in each aspect from January to November 2022. Based on monitoring results, the biggest findings were in the aspect of drug storage (57%), especially in the aspects of temperature and humidity where the temperature must be maintained in the range of 15 - 25 ℃ and humidity <60% also drug storage in refrigerator (22%), especially in terms of temperature monitoring and maintenance of the refrigerator which must be carried out routinely (monitored every day, week and month) in order to guarantee the quality and stability of drugs that are thermolabile."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Yoshida
"ABSTRAK
Fungsi penyimpanan dan pendistribusian barang farmasi di RSCM dilakukan oleh Sub Instalasi Perbekalan dan Sub Instalasi Distribusi - Instalasi Farmasi, Sub Instalasi Perbekalan mempunyai gudang perbekalan, dan Sub Instalasi Distribusi, kedua gudang tersebut berdekatan yaitu di lokasi Instalasi Farmasi - bukan di lokasi unit pelayanan.
Gudang perbekalan mengelola seluruh jenis barang farmasi dan gudang distribusi hanya obat, cairan obat dan alat kesehatan. Kedua gudang masing-masing melaksanakan pengelolaan dan stok opname barang. Bagi Sub Instalasi perencanaan, 2 hasil stok opname cukup merepotkan apalagi dengan perbedaan pembagian urusan barang.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan efisiensi dalam pendistribusian barang farmasi. Juga untuk mengetahui fungsi penyimpanan dan pendistribusian dengan sistem pendistribusian barang farmasi yang baik.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif - kualitatif yang didukung dengan data sekunder. Wawancara dilakukan dengan 10 responden yang terdiri dari kelompok rekanan, provider, unit pemakai dan penyelia.
Dari basil penelitian diketahui ada 2 model pendistribusian yaitu tanpa melalui gudang distribusi dengan 13 langkah dan pendistribusian yang melalui gudang distribusi dengan 27 langkah. Dari data sekunder juga diketahui pengiriman barang farmasi dari gudang perbekalan ke gudang distribusi tidak dapat dilakukan sekaligus. Adapun frekuensi pengiriman rata-rata perbulan untuk obat 9 kali untuk cairan infus 17 kali dan alat kesehatan 48 kali.
Hasil wawancara menunjukkan adanya persamaan fungsi penyimpanan antara gudang perbekalan dan gudang distribusi, Juga ada persamaan fungsi pendistribusian antara gudang distribusi dan depo farmasi di pelayanan. Semua responden setuju dengan penggabungan antara gudang perbekalan dan gudang distribusi.
Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa alur pendistribusian yang melalui gudang distribusi ternyata kurang efisien. Untuk itu perlu dilakukan penyederhanaan alur dengan ruang distribusi sebagai alternatif pengganti gudang distribusi. Penyederhanaan alur ini sudah dilaksanakan 3 minggu dan membuat proses lebih efisien. Dengan cara ini ada pemendekan langkah proses dari 27 langkah menjadi 14 langkah.
Daftar bacaan : 27 (1979 - 1995)

ABSTRACT
The Simplication Of The Distribution Flow Through The Mixing Of The Logistical Storages And The Distribution Storages In The Pharmaceutical Installation Of The Cipto Mangun Kusumo Hospital (RSCM).
The storage and distribution functions of the pharmaceutical logistic in the Cipto Mangukusumo Hospital (RSCM) were done by the Logistical Sub Installation and the Distribution Sub Installation - The Pharmaceutical Installation. The Logistical Sub Installation had the logistical storages, and the Distribution Sub Installation had the Distribution storages. The Location of both the Sub Installation were close and located in the Pharmaceutical Installation not in the services unit areas.
The logistical storages managed all the items of The pharmaceutical logistic, only drugs, liquid drugs and medical equipments in the distribution storages. Both of the Sub Installation had managed and done the stock opname. For the Planning Sub Installation, the two stock opnames had made troubles with the differences of logistical administration.
The aims of this research were increasing efficiency in the distribution flow, also, to know about the good functions of storage and distribution.
This research was descriptive qualitative with the secondary data. The interviews were used 10 respondents whom were divided into 4 groups - suppliers, providers, users, and supervisor.
From the results, we knew that there were 2 distribution models. The first model was without the distribution storages (13 steps), and the second was with the distribution storages (27 steps). The second datas showed us that delivery from the logistical storage to the distribution storage could not do in one day. The averages days of delivery frequency for month were 9 days for drugs, 17 days for infuse, and 48 days for medical equipments.
The interviews showed that there was the same storage function between the logistical storage and the distribution storage. Also, there was the same distribution function between the distribution storage and the pharmaceutical satelits/depos in area services. All the respondents agreed to mix between the logistical and distribution storage.
The summary, the distribution flow through the distribution storage was inefficient. It was needed to make the simplication, with the changing the distribution storages into the distribution room. This new flow had been applied for 3 weeks and it made more efficient. With this flow, the process could be shorted from 27 steps into 14 steps.
Referencies : 27 (1979 - 1995)
"
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Mardiyati Yuliningsih
"Pengelolaan obat/alat kesehatan di Rumah Sakit merupakan segi manajemen yang penting dan perlu dikelola dengan baik guna menjamin kelancaran pelayanan pasien. Obat/alat kesehatan persediaan ruangan adalah obat/alat kesehatan yang vital dan esensial yang diperlukan oleh ruangan untuk tindakan pelayanan dan harus tersedia setiap saat diperlukan. Ketidak tersediaan obat/alkes keperluan ruangan sangat berpengaruh pada kinerja pelayanan dan berakibat hilangnya pendapatan Rumah Sakit. Kebijakan pelayanan obat/alkes persediaan ruangan di Rumah Sakit Anak dan Bersalin Harapan Kita dilaksanakan oleh Unit Farmasi dan diatur kebijakan pemakaiannya dengan standarisasi kebutuhan oleh Panitia Farmasi dan Terapi. Ketersediaan obat/alkes di Rumah Sakit Anak dan Bersalin Harapan Kita sangat tergantung pada sistem pengelolaan yang telah ditetapkan sesuai ketentuan Dep Kes RI.
Dalam tahun 2001, ketidaktersediaan obat/alkes persediaan ruangan frekwensinya mencapai rata-rata ± 22,5 % dan mencakup ± 8,5 % dari jumlah item yang diperlukan setiap bulan, sehingga sangat mengganggu pelayanan. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui gambaran tentang ketidaktersediaan obat/alkes dan mengetahui masalah-masalah yang timbul didalamnya.
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah merupakan study kasus dengan metode kwalitatif karena menghasilkan data dekriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari perilaku yang diamati. Penelitian dilakukan secara retrospektif untuk memperoleh data sekundcr dan prospektif untuk memperoleh data primer, melalui wawancara mendalam dan pengamatan langsung. Sebagai unit analisa adalah Unit Farmasi dan unit lain atau kepanitiaan yang terkait dengan sistem pengelolaan obat/alkes.
Hasil penelitian menggambarkan bahwa ketidaktersediaan obat/alkes persediaan ruangan tergantung pada sistem pengelolaan yang sangat dipengaruhi oleh unsur-unsur manajemen yaitu kebijakan pelayanan, organisasi, SDM, sarana/prasarana, metode dan sistem informasi, serta aspek logistik yang meliputi proses perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian dan pengawasan/pengendalian.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa sistem pengelolaan obat/alkes persediaan ruangan di Rumah Sakit Anak dan Bersalin Harapan Kita sudah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan RI, namun pada pelaksanaannya masih banyak terjadi kendala antara lain, kebijakan pcmakaian Formularium dan standart kebutuhan ruangan tidak pernah dimonitor sccara berkala oleh Panitia Farmasi dan Terapi. Sarana dan prasarana untuk melakukan kegiatan sudah tersedia cukup dan dilengkapi Sistim Informasi Manajemen, namun SIM yang ada kurang bermanfaat karena tidak didukung dengan sumber daya manusia yang memadai. Dari segi aspek logistik dapat disimpulkan bahwa proses perencanaan belum dilaksanakan dengan optimal. Dalam proses penganggaran belum ada koordinasi yang baik sehingga masih terjadi kesenjangan antara usulan dengan alokasi anggaran yang tersedia. Proses pengadaan melalui Keppres memakan waktu cukup lama yaitu ± 2 Bulan. Proses penerimaan sudah berjalan cukup baik, namun karena proses pengadaan lama menyebabkan waktu penerimaan dilaksanakan sebelum SPK/Kontrak terbit sehingga mempengaruhi administrasi penyimpanan. Proses penyimpanan barang farmasi di gudang sentral dan terminal sudah berjalan sesuai ketentuan yang berlaku. Pada proses pendistribusian sudah ada jadwal kegiatan pelayanan namun belum ditaati sepenuhnya oleh unit pelayanan schingga masih banyak pernyataan diluar jadwal yang telah ditetapkan. Pola proses pengendalian sudah dilaksanakan dengan baik mulai dari perencanaan sampai dengan pendistribusian oleh Unit Farmasi, akan tetapi pengendalian pemakaian obat/alkes diruangan belum berjalan karena tidak tersedia tenaga khusus.

Analysis of Management System of Drugs / Medical Equipment Floor Stock in Wards in Rumah Sakit Anak dan Bersalin Harapan KitaManagement of drugs / medical equipment in hospital is an important management side and need to be well managed to ensure the smoothness of patient services. Drugs / medical equipment's available in wards are those that are vital and essential and must be available anytime needed. The unavailability of drugs / medical equipment much influence for the services given and may cause loss of hospital income. Service policy of drugs / medical equipment availability in wards of Rumah Sakit Anak dan Bcrsalin Harapan Kita is carried out by Pharmacy unit and the use policy is managed by standardization of need by Pharmacy and Therapy committee. The availability of drugs / medical equipment in Rumah Sakit Anak dan Bersalin Harapan Kita is much depends on management system issues in line with Indonesian Department of health. In 2001, the unavailability of drugs / medical equipment in wards reaches approx. 25 % in frequency and covered 8,5 % from the number item needed in a month and this is much disturb the services.
This study is carried out to know the picture of the unavailability of drugs / medical equipment as well as the problems raised. Method used in this study is case study with qualitative method for the results descriptive data i.e. written words or verbal from the behavior observed. The study is conducted retrospectively to gain secular data and prospectively to gain primary data through deep interview and direct observation. As analytical unit is Pharmacy unit and other committee involved.
Result of the study depicts that the unavailability of drugs / medical equipment in wards is much influenced by managerial aspects i.e., service policy, organization, tools, method & information system and logistic aspects that cover planning process, purchasing, acceptance, storage, distribution and control.
This study summarized that management system of drugs / medical equipment in wards in Rumah Sakit Anak dan Bersalin Harapan Kita is in line with regulation issued by Indonesian Health Department but in field there are still many handicaps among others are; policy of usage, Formularies and standard need of wards never been monitored periodically by pharmacy and therapy committee. Tools and means to conduct such activity existed enough already and completed with Management Information System however MIS is not functioning well because of inadequate human resources. From logistic point of view resumed that planning process has not been carried out optimally. In budgeting process, good coordination has not been established since there is lack between proposal and allocation of fund available. The processes of allocation through Kepres takes long time enough approx. 2 moths. The receiving process is good but because the former process takes time, the receiving process is conducted before SPK / Contract issued therefore influencing storage administration. Storage process in Central or terminal is running on schedule. In distribution process schedule of activity exist but is not followed by service unit and this causes proposal beyond schedule. In controlling process the handicap lies on wards, lack of dedicated person to handle it."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T10374
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ikhsan
"ABSTRAK
Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Apotek Kimia Farma No. 348 bertujuan untuk memahami tugas pokok dan tanggung jawab apoteker sebagai Apoteker Pengelola Apotek (APA) di apotek, memberikan kesempatan calon apoteker untuk dapat beradaptasi secara langsung praktik di dunia kerja, serta memahami sistem manajemen dan administrasi di Apotek Kimia Farma No. 348. Tugas khusus dalam PKPA ini berjudul Customer Satisfaction sebagai Penerapan Customer Relationship Management di Apotek Kimia Farma No. 348.

ABSTRAK
Pharmacist Profession Internship Program (PKPA) at Apotek Kimia Farma No. 348 aims to understand the main duties, functions and role of pharmacists as pharmacy manager (APA) in pharmacies and to provide an opportunity for prospective pharmacists to adapt directly to the actual working environment of pharmacy in Pharmacy and understand the management and administration systems in Apotek Kimia Farma No. 348. Given special assignments titled Customer Satisfaction as Application of Customer Relationship Management in Apotek Kimia Farma No. 348."
2016
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Innes Apriliani Dewi
"Praktek Kerja Profesi Apoteker di Apotek Kimia Farma No 143 Depok bertujuan untuk memahami tugas pokok, fungsi dan peran manajer apoteker farmasi (APA) di apotek, selain itu juga memberikan kesempatan bagi calon apoteker untuk beradaptasi langsung dengan lingkungan kerja yang sebenarnya dan memahami sistem manajemen dan administrasi di Apotek Kimia Farma No 143 Depok. Tugas khusus yang diberikan berjudul Kajian Pelayanan Swamedikasi di Apotek Kimia Farma 143 Depok. Tujuan dari tugas khusus ini adalah untuk mengetahui bagaimana apoteker memberikan perawatan swamedikasi kepada pasien dan prosedur apa yang diberikan oleh apoteker kepada pasien swamedikasi.

Pharmacists Professional Practice at Apotek Kimia Farma No 143 Depok aims to understand the main duties, functions and role of pharmacists pharmacy manager (APA) in pharmacies and to provide an opportunity for prospective pharmacists to adapt directly to the actual working environment of pharmacy in Pharmacy and understand the management and administration systems in Apotek Kimia Farma No 143 Depok. Given special assignments titled Swamedication Care Study at Apotek Kimia Farma 143 Depok. The purpose of this special task is to know how the Pharmacist give swamedication care to the patient and what procedure that given by pharmacist to the swamedication patient.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Arum Sari
"ABSTRAK
Praktek Kerja Profesi Apoteker di Apotek Kimia Farma No. 366 bertujuan untuk memahami tugas dan fungsi apoteker dan memahami kegiatan di apotek, baik secara teknis kefarmasian maupun non teknis kefarmasian. Tugas khusus yang diberikan berjudul Analisis Resep Hipertensi. Tujuan dari tugas khusus ini adalah untuk menganalisis resep antihipertensi secara administratif, farmasetik, dan pertimbangan klinik. Hal ini dilakukan agar seorang apoteker dapat mencegah kemungkinan terjadinya DRP (Drug Related Problem) dan reaksi obat yang tidak diinginkan akibat pemberian obat-obatan antihipertensi.

ABSTRAK
Pharmacists Internship Program at Apotek Kimia Farma No. 366 aims to understand the duties and functions of pharmacists and to understand the activities in both technical and non-technical pharmacy. The special assignment that is given is entitled Analysis of Antihipertension prescribing. The purpose of this special assignment is to analyze antihypertensive prescribing administrative , pharmaceutical , and clinical considerations. This assigment aims to pharmacist so they can prevent the possibility of DRP (Drug Related Problem) and unwanted drug reactions due to the administration of antihypertensive drugs."
2016
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Iin Solihati
"Praktek Kerja Profesi Apoteker di Apotek Kimia Farma No. 143 bertujuan untuk memahami tugas dan tanggung jawab apoteker dalam pengelolaan apotek, serta melakukan praktek pelayanan kefarmasian sesuai dengan ketentuan perundang-undangan dan etika yang berlaku; serta memiliki wawasan, ketrampilan, dan pengalaman praktis untuk melakukan praktek kefarmasian di apotek. Sedangkan tugas khusus yang berjudul ?Kegiatan Pendampingan Upaya Pengobatan Diri Sendiri pada Pasien di Apotek Kimia Farma No. 143 Depok? bertujuan untuk menerapkan kegiatan pendampingan Upaya Pengobatan Diri Sendiri (UPDS) atau swamedikasi secara langsung kepada pasien di Apotek Kimia Farma No. 143 pada bulan Februari 2016.

Apothecary Professional Internship at Kimia Farma 143 Drugstore aims to understand the duties and responsibilities of pharmacists in the drugstore management and to practice pharmacy services in accordance with the provisions of law and ethics; to have knowledge, skills and experience to carry out the practice of pharmacy in the drugstore. Meanwhile sub duties entitled "Mentoring Attempt Self-medication by Patients at Kimia Farma 143 Drugstore Depok?. Sub duties aims to implement a mentoring effort self-medication directly or swamedication to the patient in Kimia Farma 143 drugstore on February 2016.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nurina Khimatus Sholihah
"Praktek Kerja Profesi Apoteker di Apotek Kimia Farma No 143 bertujuan untuk memahami tugas dan tanggung jawab apoteker dalam pengelolaan apotek, serta melakukan praktek pelayanan kefarmasian sesuai dengan ketentuan perundangundangan dan etika yang berlaku; dan memiliki wawasan, ketrampilan, dan pengalaman praktis untuk melakukan praktek kefarmasian di apotek. Sedangkan tugas khusus yang berjudul ?Kegiatan Pemberian Informasi Obat di Apotek Kimia Farma No 143 Bulan Februari 2016? bertujuan untuk menerapkan kegiatan pemberian informasi obat secara langsung kepada pasien di Apotek Kimia Farma No 143 selama bulan Februari 2016.

Apotechary Professional Internship at Apotek Kimia Farma 143 Depok aims to understand the duties and responsibilities of pharmacists in the drugstore management and to practice pharmacy services in accordance with the provisions of law and ethics; and to have knowledge, skills and experience to carry out the practice of pharmacy in the drugstore. Meanwhile, a special assignment entitled "Activity of Giving Drug Information at Apotek Kimia Farma No. 143 In February 2016" aims to implement the function of giving drug information directly to patients in Apotek Kimia Farma No. 143 during February 2016.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tia Monica
"Praktek Kerja Profesi Apoteker di Apotek Kimia Farma No. 50 Bogor bertujuan agar mahasiswa apoteker mengerti peranan Apoteker Pengelola Apotek (APA), memiliki wawasan tentang pelaksanaan pekerjaan kefarmasian, dan memiliki gambaran nyata akan permasalahan pekerjaan kefarmasian yang terjadi di apotek. Berdasarkan kegiatan PKPA yang dilakukan, APA di Apotek Kimia Farma No. 50 Bogor secara umum telah melaksanakan tugas dan tanggung jawab dalam pengelolaan apotek terkait kegiatan teknis kefarmasian dan kegiatan nonteknis kefarmasian sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Tugas khusus yang diberikan berjudul Evaluasi Kepatuhan dan Efek Samping Pasien yang Memberikan Respon terhadap Program Telefarma. Tujuan dari tugas khusus ini adalah untuk mengetahui kepatuhan pasien serta efek samping yang dirasakan pasien melalui program Apotek yaitu Telefarma.

Apothecary profession internship at Apotek Kimia Farma No.50 Bogor aims to understand the duties and roles of pharmacist?s pharmacy manager in a pharmacy, having insight into the implementation of the work, and have a real work problems that occur in the pharmacy. Based on the activities of the PKPA is done, APA in the Kimia Farma No. 50 Bogor in General has been carrying out the duties and responsibilities in the management of pharmacy related technical activities and nontechnical activity in accordance with the legislation in force. The specific tasks that was given is evaluation of Adherence and side effects patients who Deliver the response to the Telefarma Program. The purpose of this particular task is to figure out the patient's compliance as well as the perceived side effects patients through Kimia Farma program, namely Telefarma."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Setyawati
"Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktik kefarmasian oleh apoteker. Praktek Kerja Profesi di Apotek Kimia Farma No.143 Bulan Februari Tahun 2016 bertujuan untuk memahami tugas dan tanggung jawab apoteker dalam pengelolaan apotek serta melakukan praktek pelayanan kefarmasian sesuai dengan ketentuan perundang-undangan dan etika yang berlaku, memiliki wawasan, pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman praktis untuk melakukan praktek kefarmasiaan di apotek, memiliki gambaran nyata tentang permasalahan kefarmasian serta mempelajari strategi dan kegiatankegiatan yang dapat dilakukan dalam rangka pengembangan praktek kefarmasian. Pelaksanaan praktek kerja di Apotek Kimia Farma No.143 dilakukan selama 4 minggu dengan tugas khusus yaitu kegiatan pelayanan kefarmasian di rumah (home pharmacy care).

Pharmacy is one of pharmaceutical care facility where a pharmacist can perform the pharmaceutical practices. Profession Internship at Pharmacy Kimia Farma No.143 Depok on February 2016 aims to understand the role and responsibilities of pharmacist in management of pharmacy and pharmaceutical practices, have perception, knowledge, skill, real experience in pharmaceutical practices and real illustration about any problem that occured in pharmaceutical practices, and find strategic ways to develop pharmaceutical practices. The profession internship program at Pharmacy Kimia Farma No. 143 runs in 4 weeks with special assignment is activities of pharmacy services at home (home pharmacy care).
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>