Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 158486 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Margaretta Limawan
"Terdapat 200 anak dengan penyakit ginjal tahap akhir (PGTA) di Indonesia. Hampir 99% menjalani hemodialisis. Pasien dengan catheter double lumen (CDL) sering mengalami infeksi pada akses hemodialisis yang digunakan. Penelitian ini bertujuan melihat karakteristik pasien yang menjalani hemodialisis menggunakan CDL baik tunnelled (TCDL) maupun non-tunnelled (NTCDL), insidensi infeksi, faktor risiko yang memengaruhi terjadinya infeksi, dan angka kesintasan CDL. Penelitian ini adalah kohort retrospektif menggunakan data rekam medik pasien anak yang dipasang akses vaskular hemodialis oleh Divisi Bedah Vaskular RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) mulai Januari 2016 hingga Juli 2022. Sebanyak 154 pasien PGTA anak menjalani hemodialisis di RSCM. Didominasi oleh laki-laki, dengan median usia 14,0 tahun (range: 2,0–18,0). Terdapat 277 prosedur pemasangan akses vaskular, terdiri dari 164 NTCDL dan 113 TCDL. Komplikasi infeksi keseluruhan mencapai 220 kasus (79,4%), infeksi exit site 179 kasus (64,6%), dan catheter-related blood infection 41 kasus (14,8%). Faktor yang berhubungan dengan infeksi adalah leukositosis/leukopenia, hipoalbuminemia, dan lama pemakaian (p<0,05). Median survival NTCDL: 45,0 hari (IK95%: 39,2 – 50,8) vs. TCDL: 213,0 hari (IK95%: 149,6 – 276,4); Log-rank p <0,001. Tidak terdapat perbedaan karakteristik demografi, antara kelompok NTCDL dengan TCDL. Terdapat perbedaan angka median kesintasan (median survival) CDL sejak insersi hingga terjadi infeksi antara NTCDL dengan TCDL.

There were 200 children with end-stage renal disease (ESRD) in Indonesia. Nearly 99% undergo hemodialysis. Pediatric ESRD with catheters double lumen (CDL) often experienced hemodialysis access infections. This study aimed to find the characteristics of patients between tunnelled CDL (TCDL) and non-tunnelled (NTCDL), the incidence, risk factors, and survival of infection. This study was a retrospective cohort using medical record who had hemodialysis vascular access placement by the Division of Vascular and Endovascular Surgery RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital (CMH) from January 2016 to July 2022. A total of 154 pediatric ESRD underwent hemodialysis at CMH, dominated by males, with median age 14.0 years (range: 2.0–18.0).  There were 277 procedures for placing vascular access, 164 NTCDL and 113 TCDL. Overall infection occured in 220 cases (79.4%), exit site infection in 179 cases (64.6%), and catheter-related blood infection in 41 cases (14.8%). Factors associated with infection were leukocytosis/leukopenia, hypoalbuminemia, and duration of catheter use (p<0.05). NTCDL median survival: 45.0 days (95%CI: 39.2 – 50.8) vs. TCDL: 213.0 days (95%CI: 149.6 – 276.4); Log-rank p<0.001. There were no demographic characteristic differences between the NTCDL and TCDL groups. There was a median catheter survival difference between NTCDL and TCDL from insertion to infection episode."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Stephanus Johanes Charles Tangel
"Latar Belakang: Penyakit ginjal kronik pada anak memerlukan perhatian khusus, terutama dalam pemasangan catheter double lumen (CDL) untuk hemodialisis. Studi tentang faktor risiko disfungsi kateter pada anak dengan penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis bertujuan mengevaluasi hubungan antara parameter laboratorium, seperti kadar platelet dan albumin serum, dengan disfungsi kateter. Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman mengenai faktor risiko disfungsi kateter pada anak dengan penyakit ginjal kronik.

Metode: Studi ini memiliki desain studi potong lintang yang dilakukan dengan menggunakan sampel data rekam medik dari pasien-pasien anak yang sudah menggunakan catheter double lumen (CDL) tunnel mulai bulan September hingga Oktober 2023.

Hasil: Sebanyak 59 pasien memenuhi kriteria pada penelitian ini yang sebagian besar memiliki jenis kelamin perempuan (50,8%) dan berusia >10 tahun (69,5%). Kadar platelet yang tinggi berhubungan signifikan terhadap kejadian disfungsi kateter pada pasien anak dengan penyakit ginjal tahap akhir di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo (p=0,001). Kadar APTT tidak memiliki hubungan signifikan terhadap kejadian disfungsi kateter pada pasien anak dengan penyakit ginjal tahap akhir di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo (p=0,810). Kadar albumin serum yang rendah atau hipoalbuminemia berhubungan signifikan terhadap kejadian disfungsi kateter pada pasien anak dengan penyakit ginjal tahap akhir di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo (p=0,001). Faktor yang paling berpengaruh terhadap kejadian disfungsi kateter pada pasien anak dengan penyakit ginjal tahap akhir di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo adalah kadar albumin serum.

Kesimpulan: Kadar albumin dan platelet berhubungan signifikan terhadap kejadian disfungsi kateter pada pasien anak dengan penyakit ginjal tahap akhir di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Faktor yang paling berpengaruh terhadap kejadian disfungsi kateter pada pasien anak dengan penyakit ginjal tahap akhir di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo adalah kadar albumin serum.


Background: Chronic kidney disease in children requires special attention, particularly in the placement of double-lumen catheters (DLC) for hemodialysis. A study on the risk factors for catheter dysfunction in children with chronic kidney disease undergoing hemodialysis aimed to evaluate the relationship between laboratory parameters, such as platelet levels and serum albumin, and catheter dysfunction. This research is expected to enhance understanding of the risk factors for catheter dysfunction in children with chronic kidney disease.

Methods: This study employed a cross-sectional study design using medical record data samples from pediatric patients who had undergone double-lumen catheter (DLC) tunnel placement from September to October 2023.

Results: A total of 59 patients met the criteria for this study, the majority of whom were female (50.8%) and aged over 10 years (69.5%). High platelet levels were significantly associated with catheter dysfunction in pediatric patients with end-stage kidney disease at RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo (p=0.001). APTT levels did not have a significant association with catheter dysfunction in pediatric patients with end-stage kidney disease at RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo (p=0.810). Low serum albumin levels or hypoalbuminemia were significantly associated with catheter dysfunction in pediatric patients with end-stage kidney disease at RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo (p=0.001). The most influential factor for catheter dysfunction in pediatric patients with end-stage kidney disease at RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo was serum albumin level.

Conclusion: Albumin levels and platelet are significantly associated with catheter dysfunction in pediatric patients with end-stage kidney disease at RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. The most influential factor for catheter dysfunction in pediatric patients with end-stage kidney disease at RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo was serum albumin level."

Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Trisha Rahmi Dian Reswara
"End-stage kidney disease (ESKD) pada anak berdampak tidak terbatas pada aspek kesehatan fisik, tetapi juga perubahan emosi dan perilaku. Namun, kondisi ini seringkali diabaikan. Di Indonesia, data mengenai gangguan emosi dan perilaku khususnya pada pasien ESKD anak yang menjalani hemodialisis (HD) jumlahnya pun terbatas. Studi potong lintang ini dilakukan untuk mengetahui prevalensi, jenis gangguan, dan asosiasi faktor-faktor yang berhubungan terhadap gangguan emosi dan perilaku pada pasien ESKD anak yang menjalani HD. Total 28 pasien ESKD anak di RSCM usia 4-18 tahun yang menjalani hemodialisis minimal 1 bulan diikutkan dalam penelitian. Skrining gangguan emosi dan perilaku diukur menggunakan PSC-17. Analisis bivariat dilakukan menggunakan uji Chi-Square/Fisher. Studi ini menemukan prevalensi gangguan emosi dan perilaku pada pasien ESKD anak yang menjalani HD di RSCM sebesar 32%, dengan persentase abnormal tertinggi pada subskala internalisasi (21,4%). Variabel jenis kelamin menunjukkan hubungan signifikan (p<0,05) terhadap gangguan emosi dan perilaku.

Children with end-stage kidney disease (ESKD) have behavioral and emotional difficulties in addition to physical health problems. But this condition is frequently disregarded. Data on emotional and behavioral issues among pediatric ESKD patients in Indonesia, especially those receiving hemodialysis (HD), is still scarce. The purpose of this cross-sectional study is to identify the prevalence, type, and correlation of variables associated with emotional and behavioral issues in pediatric hemodialysis patients. There were a total of 28 pediatric ESKD patients at RSCM, ages 4 to 18, who received hemodialysis treatment for at least one month included in this study. The children were screened for emotional and behavioral problems using PSC-17 questionnaire. Bivariate analysis was measured using Chi-Square/ Fisher test. This study discovered the prevalence of behavioral and emotional issues in children with ESKD receiving HD in RSCM is 32%, high proportion found in internalization subscale (21.4%). The risk of emotional and behavioral issues was shown to be significantly correlated with gender (p<0.05)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Beatrix
"Latar belakang: Kejadian penyakit ginjal kronik (PGK) pada anak berkembang dengan
cepat menuju penyakit ginjal tahap akhir (PGTA), yang sering disertai gejala saluran cerna termasuk infeksi Helicobacter pylori (H. pylori). Faktor risiko infeksi H. pylori pada anak PGTA yang menjalani dialisis termasuk status nutrisi, status sosioekonomi, kepadatan lingkungan, tipe dan durasi dialisis.
Tujuan: Mengidentifikasi faktor risiko infeksi H. pylori pada anak dengan PGTA yang
menjalani dialisis. Metode: Penelitian cross-sectional ini menganalisis data primer pasien anak dengan PGTA yang menjalani dialisis di RSUPN Cipto Mangunkusumo (RSCM) Kiara pada tahun 2023.
Hasil: Jumlah subyek penelitian ini adalah 47 anak yang terdiri dari 30 (63,8%) lelaki dan 17 (36,2%) perempuan. Nilai rerata usia adalah 13,15 ± 2,72 tahun. Mayoritas pasien tinggal pada pedesaan (57,4%), menjalani hemodialisis (70,2%) dengan durasi dialisis ≥1 tahun (55,3%), mengalami malnutrisi (51,1%) dengan status sosioekonomi rendah (61,7%), crowding index (CRI) >2 (66%), terinfeksi H. pylori (80,9%), memiliki skor frequency scale for the symptoms of GERD (FSSG) ≥8 (61,7%) dan skor pediatric quality of life inventory (PedsQL) <70 (97,9%). Berdasarkan analisis multivariat, faktor risiko yang berhubungan dengan infeksi H. pylori pada pasien anak dengan PGTA adalah kepadatan lingkungan (p=0,012) dan status sosioekonomi (p=0,048). Kesimpulan: Prevalens infeksi H. pylori pada anak dengan PGTA yang menjalani dialisis adalah sebesar 80,9% dengan reratan usia pasien 13.15 ± 2,72 tahun. Dari hasil analisis multivariat, faktor risiko infeksi H.pylori adalah kepadatan lingkungan (p=0,012) dan status sosioekonomi (p=0,048). Mayoritas pasien memiliki kualitas hidup yang terganggu.

Background: The incidence of chronic kidney disease (CKD) in children increases rapidly towards end stage renal disease (ESRD) which is often accompanied with gastrointestinal symptoms include Helicobacter pylori (H. pylori) infection. Risk factors for H. pylori infection in ESRD children undergoing dyalisis include poor nutritional and low socioeconomic status, crowded environments, type and duration of dialysis. Objective: To identify risk factors of H. pylori infection in pediatric ESRD patients undergoing dialysis.
Methods: This cross-sectional study analyzed primary data on pediatric ESRD patients undergoing dialysis at Dr. Cipto Mangunkusumo National Central Public Hospital in 2023.
Results: The number of subjects in this study were 47 children, 30 (63.8%) boys and 17 (36.2%) girls. The mean value for age was 13.15 ± 2,72 years. Most patients lived in rural areas (57.4%), had hemodialysis (70.2%) with duration of ≥1 year (55.3%), had malnutrition (51.1%), with low socioeconomic status (61.7%), crowding index (CRI) >2 (66%), infected by H. pylori (80.9%), had frequency scale for the symptoms of GERD (FSSG) score of ≥8 (61.7%) and pediatric quality of life inventory (PedsQL) score <70 (97.9%). Based on multivariate analysis, the risk factors associated with H. pylori infection in pediatric ESRD patients were environmental density (p=0,012) and socioeconomic status (p=0,048).
Conclusion: Prevalence of pediatric ESRD patients who had dialysis that were infected by H. pylori was 80.9% and the age’s average value was 13.15 ± 2,72 years. Based on multivariate analysis, the risk factors for H. pylori infection were environmental density (p=0,012) and socioeconomic status (p=0,048). Most of the patients had low quality of life.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nina Halimah Sakdiah
"[Pasien hemodialisis dapat mengalami perubahan yang bisa menjadi suatu stresor pada dirinya. Penelitan ini untuk melihat gambaran psikopatologi pada pasien hemodialisis, merupakan penelitian deskriptif analitik menggunakan rancangan penelitian potong lintang dilakukan terhadap pasien di unit hemodialisis RSCM pada bulan Juli-November 2014 menggunakan kuesioner Symptom Check List 90 (SCL-90). Sebagian besar subyek penelitian menunjukkan adanya gambaran psikopatologi (50.5%) dengan gejala terbanyak adalah depresi, gangguan obsesif kompulsif, fobia, ansietas dan gejala tambahan. Terdapat hubungan antara variabel usia (p 0.028), pendidikan (p 0.008) dan pendapatan (p 0.031) dengan munculnya gejala psikopatologi;Hemodialysis patients can undergo changes that could be a stressor in itself. The study is conducted to see the psychopathology features in patients on hemodialysis. The design of the study was a cross-sectional analytic descriptive study which was conducted on patients in hemodialysis units in RSCM on July-November 2014 using Symptom Checklist 90 (SCL-90) questionnaire. Most of the study subjects showed psychopathology features (50.5%) with the prominent symptoms being depression, obsessive compulsive disorder, phobias, anxiety and additional symptoms. There is a correlation between age (p 0.028), education (p 0.008) and income (p 0.031) variables with psychopathology symptoms, Hemodialysis patients can undergo changes that could be a stressor in itself. The study is conducted to see the psychopathology features in patients on hemodialysis. The design of the study was a cross-sectional analytic descriptive study which was conducted on patients in hemodialysis units in RSCM on July-November 2014 using Symptom Checklist 90 (SCL-90) questionnaire. Most of the study subjects showed psychopathology features (50.5%) with the prominent symptoms being depression, obsessive compulsive disorder, phobias, anxiety and additional symptoms. There is a correlation between age (p 0.028), education (p 0.008) and income (p 0.031) variables with psychopathology symptoms]"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T58722
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahma Hidayati
"Konsep Teori Adaptasi Roy menekankan pada peningkatan adaptasi individu terhadap perubahan pemenuhan kebutuhan fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan interdependensi. Gangguan pada sistem perkemihan akan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan fisiologis khususnya kebutuhan cairan dan elektrolit. Peran perawat dalam hal ini adalah membantu individu beradaptasi terhadap empat mode pemenuhan kebutuhan, khususnya mode fisiologis : cairan dan elektrolit. Fokus utama bahasan adalah penerapan teori adaptasi Roy pada pasien dengan berbagai gangguan sistem perkemihan (30 kasus), penerapan EBN: Self Efficacy Training terhadap kepatuhan pembatasan cairan dan penggunaan media edukasi: Booklet Interaktif pada pasien penyakit ginjal tahap akhir. Hasil akhir dari penerapan Teori Adaptasi Roy menunjukkan adanya mekanisme adaptasi positif terhadap stimulus yang diterima pasien dan penerapan EBN menunjukkan adanya penurunan IDWG sebesar 0.58 kg. Sedangkan hasil evaluasi terhadap program inovasi menunjukkan bahwa media yang digunakan dapat diterima dengan baik oleh pasien.

The concepts of Roy's adaptation theory is to emphasize individual adapt to changes in his physiological needs, the self-concept, the role function, and the interdependence. The urinary system disorders are affecting a physiological need on human especially fluid and electrolyte needs. Nurses is necessary help patients to adapt in four modes adaptation needs, especially physiologic modes : fluid and electrolyte. The main focus of discussion is the use of Adaptation theory in 30 patients with disorder urinary system, Application of self efficacy training and interactive booklet. The final results adaptation theory is able to show the positive mechanisms of adaptation in patients with urinary system disorders. The result of evidence based nursing application was able to show IDWG decrease by 0.58 kg. While the final results of innovation program was able to show a media can be accepted by the patient.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Irfan
"Latar belakang: Pasien dengan Penyakit Ginjal Tahap Akhir (PGTA) yang menjalani hemodialisis dilaporkan adanya penurunan pendengaran. Beberapa studi mengatakan adanya hubungan antara hemodialisis dengan penurunan pendengaran. Penurunan pendengaran yang terjadi juga diduga adanya faktor risiko lain seperti usia, hipertensi, diabetes melitus dan riwayat/lamanya dilakukan hemodialisis. Beberapa penelitian, dikatakan masih kontroversi sehingga dibutuhkan penelitian lebih lanjut.
Metode: Penelitian potong lintang pre dan post ini melibatkan 50 subyek penelitian yang sesuai kriteria inklusi dan ekslusi. Pemeriksaan dilakukan dengan menilai pemeriksaan otoskopi, dilanjutkan dengan pemeriksaan timpanometri, audiometri nada murni dan DPOAE (Disortion Product Otoacoustic Emissions). Pemeriksaan fungsi pendengaran dilakukan secara pre post hemodialisis. Pengolahan data dilakukan dengan uji t berpasangan dan Wilcoxon Signed Ranks Test, P-value.
Hasil: Pada penelitian ini didapatkan adanya hubungan bermakna (p<0,001) antara perubahan rerata ambang dengar dan SNR (Signal to Noise Ratio) dengan terapi hemodialisis pada pasien PGTA.
Kesimpulan: Hemodialisis dapat menurunkan ambang dengar dan perubahan SNR terutama pada frekuensi tinggi. Pada penelitian ini perubahan ambang dengar dan SNR bersifat reversibel, diperlukan penelitian lanjutan untuk mengetahui perubahan ambang dengar dan SNR yang bersifat irreversibel.

Introduction: Patients with End Stage Renal Disease (ESRD) undergoing hemodialysis reported hearing loss. Several studies suggest a relation between hemodialysis and hearing loss. The decrease in hearing that occurs is also suspected to be due to other risk factors such as age, hypertension, diabetes mellitus and history/length of hemodialysis. Some research is said to be still controversial so further research is needed.
Methods: This cross-sectional pre and post study involved 50 research subjects who met the inclusion and exclusion criteria. The examination is carried out by assessing the otoscopic examination, followed by tympanometry, pure tone audiometry and DPOAE (Disortion Product Otoacoustic Emissions) examinations. Hearing function examination is carried out pre-post hemodialysis. Data processing was carried out using the paired t test and Wilcoxon Signed Ranks Test, P-value.
Results: In this study, it was found that there was a significant relationship (p<0.001) between changes in the average hearing threshold and SNR (Signal to Noise Ratio) with hemodialysis therapy in ESRD patients.
Conclusion: Hemodialysis can reduce hearing thresholds and changes in SNR, especially at high frequencies. In this study, changes in hearing threshold and SNR are reversible, further research is needed to determine whether changes in hearing threshold and SNR are irreversible.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Kholilah Alawiyah A.S.
"Banyak pasien dengan Penyakit Ginjal Kronik PGK mengalami masalah overload cairan akibat dari ketidakmampuan ginjal membuang hasil metabolime melalui eliminasi urin. Overload cairan salah satu penyebab terjadinya penyakit kardiovaskuler yang merupakan penyebab kematian tersering pada anak dengan PGK. Upaya untuk mengatasi overload cairan adalah dengan melakukan pembatasan cairan. Pemantauan keseimbangan cairan menggunakan format pencatatan yang melibatkan keluarga penting dilakukan untuk mengetahui keefektifan pembatasan cairan pasien. Tujuan penulisan ini adalah mengidentifikasi keoptimalan pemantauan cairan penggunaan fluid intake output chart khusus pasien PGK. Karya tulis ilmiah ini menggunakan metode studi kasus berupa penerapan intervensi pemantauan cairan menggunakan chart yang melibatkan keluarga. Hasil intervensi menunjukan penggunaan fluid intake output chart khusus pasien PGK efektif dalam menangani overload cairan dibuktikan dengan berkurangnya manifestasi overload cairan pasien. Penulis merekomendasikan penggunaan chart khusus tersebut untuk mengatasi kelebihan volume cairan pada pasien.

Some of patient with chronic kidney disease CKD experience fluid overload problems resulting from the inability of the kidneys to throw away metabolic outcomes through urinary elimination. Fluid overload is one of the causes of cardiovascular disease which is the most common cause of death in children with CKD. The attempt to overcome the fluid overload is by limiting the fluid. To determine the effectiveness of patient fluid restriction, it is necessary to monitor fluid balance using a recording format involving the family. The purpose of this paper is to identify the optimum use of fluid intake output chart special patient CKD for fluid monitoring. The method used in the writing of this scientific paper is a case study of the application of fluid monitoring interventions using a chart involving the family. The results of these interventions show that the use of a fluid intake output chart specifically for CKD patients is effective in dealing with fluid overload as evidenced by the reduced patient fluid overload manifestation. Therefore, this intervention is well used to develop nursing interventions so as to improve the quality of life of patients"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Puteri Wahyuni
"Latar Belakang: Hipertensi merupakan kasus terbanyak pada pasien hemodialisis HD . Tekanan nadi sentral merupakan prediktor yang kuat terhadap mortalitas dengan penyebab apa pun, banyak faktor yang mempengaruhi tekanan nadi sentral, baik secara langsung maupun tidak langsung, di antaranya adalah interdialytic weight gain IDWG . IDWG dikatakan berhubungan dengan mortalitas akibat penyebab apa pun, namun belum jelas mekanismenya.
Tujuan: Mengetahui tekanan nadi sentral dan korelasinya dengan IDWG pada pasien penyakit ginjal tahap akhir PGTA yang menjalani HD di RSCM.
Metode: Penelitian ini merupakan studi potong lintang pada pasien PGTA yang menjalani HD di RSCM. Dilakukan pemeriksaan tekanan nadi sentral dengan alat sfigmokor, dan dihitung IDWG dalam satu bulan terakhir, selanjutnya dikorelasikan.
Hasil: Didapatkan 67 subyek yang memenuhi kriteria inklusi. Median usia 53.0 rentang inter-kuartil [RIK] 44.0-62.0 tahun, subyek dengan jenis kelamin perempuan lebih banyak ditemukan. Lamanya menjalani HD median 51,3 RIK 23,8-88,8 bulan. Median tekanan nadi sentral 45 RIK 32,67-56,67 mmHg. Rerata IDWG adalah 2,71 simpang baku [SB] 1,08 kg atau 5,04 SB 1,88 . Tekanan nadi sentral tidak berkorelasi dengan IDWG dengan r = 0,088 p=0,478.
Simpulan: Tekanan nadi sentral pada pasien PGTA yang menjalani HD di RSCM mediannya sebesar 45 RIK 32,67-56,67 mmHg. Tekanan nadi sentral tidak berkorelasi dengan IDWG.

Background: Hypertension is the most prevalent case in patients undergoing hemodialysis HD . Central pulse pressure is a strong predictor of mortality of any cause. Many factors are related to central pulse pressure, either directly or indirectly, including interdialytic weight gain IDWG. IDWG are said to be associated with mortality of any cause in HD patients, but the mechanism underlying that association remained unclear.
Objective: To find central pulse pressure and its correlation with IDWG in end stage renal disease ESRD patients undergoing HD in Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Indonesia.
Methods: Cross sectional study on all ESRD patients undergoing HD in Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Central pulse pressure was measured using Sphygmocor. IDWG of patients within the last month were obtained, and then a correlation analysis was conducted on both variables.
Results: This study included 67 subjects that met inclusion criteria. The median range age of participants was 53.0 44.0 62.0 years old, with more female subjects present. The median range of duration of HD was 51.3 23.8 88.8 months. Median range of central pulse pressure was 45 32,67 56,67 mmHg. The mean of IDWG was 2.71 standard deviation SD 1.08 kg or 5.04 SD 1.88. This study found that there were no correlation between central pulse pressure and IDWG, r 0.088 p 0.478.
Conclusions: Median range of central pulse pressure in ESRD patients undergoing HD in CMGH was 45 32,67 56,67 mmHg. Central pulse pressure had no correlation with IDWG.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T58955
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tatu Meri Marwiyyatul Hasna
"ABSTRAK
Gangguan mineral tulang GMT merupakan salah satu komplikasi pada penyakitginjal kronik PGK . GMT-PGK menyebabkan gangguan sistemik padametabolisme mineral yang mengakibatkanabnormalitaskadar mineral, kelainanturn overtulang dan kalsifikasi pembuluh darah. Pada pasien PGK yang menjalanidialisis rutin GMT dapat meningkatkan angka mortalitas sebesar 20 . Penelitianini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan gangguanmineral tulang pada pasien yang menjalani hemodialisis rutin. Desain penelitian iniadalahcross sectional, menggunakan 72 responden pasien hemodialisis rutin diRSUPN. DR. Cipto Mangunkusumo Jakarta, dipilih dengan menggunakan TeknikConcecutive sampling. Data mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengangangguan mineral tulang ini diperoleh melalui wawancara dan data rekam medikpasiendalam tiga bulan terakhir. Analisis yang digunakan adalahuji chi-square,hasil uji statistik menyatakan terdapat hubungan yang bermakna antara faktor usia,jenis kelamin, status nutrisi: obesitas, lama menjalani hemodialysis dan kepatuhanpenggunaan pengikat posfatdengan GMT p0,05 . Penelitian inimerekomendasikan kepada praktisi kesehatan untuk membuat suatu protokoluntukdeteksi dini terjadinya resiko GMTpada pasien PGKyang menjalani hemodialisisberdasarkan faktor-faktor tersebut.

ABSTRACT
Mineral and bone disorder MBD is complications which may occur in chronickidney disease CKD . CKD MBD is characterized by systemic disorder of mineralmetabolism which leads to abnormality of blood mineral level, alterationof boneturnover, and calcification blood vessels that may result in an increased morbidityand mortality. MBD may increase mortality rate of CKD patients undergoingregular hemodialysis up to 20 . This study aimed to identify factors affectingmineral andbone disorder among patients undergoing regular hemodialysis. Thestudy design wascross sectionalwith total sample of 72 patients undergoingregular hemodialysis in RSUPN. DR. Cipto Mangunkusumo selected by consecutivesampling. Data regarding factors affecting mineral and bone disorder wereobtained through interview and medical record of the past three months. The datawere analyzed by chi square test. The result suggested that there was a significantcorrelation between age, sex, nutritional status obesity, time since firsthemodialysis and adherence to phosphate binder regimen and MBD p0.05 . Developing a protocol for early detection of complications dueto bone and mineral disorder is recommended for patient with CKD undergoingregular Hemodialysis."
2017
S67990
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>