Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 161184 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nadya Rahmawati Putri
"Tahapan dari proses produksi obat diawali dengan proses persiapan bahan baik zat aktif maupun eksipien, kemudian dilanjutkan dengan proses pengolahan (mixing, granulasi, dan lain-lain) dan diakhiri dengan proses pengemasan primer dan sekunder. Salah satu bagian penting dalam produksi sediaan farmasi adalah proses pengemasan. Mesin pengemasan primer yang dapat digunakan oleh industri farmasi adalah menggunakan bottling machine. Banyaknya macam obat yang diproduksi oleh industri farmasi mengakibatkan banyaknya masalah yang dapat terjadi terutama dalam efektifitas dari waktu pengemasan. Perbaikan yang berkelanjutan terhadap waktu pengemasan primer dilakukan dengan line balancing untuk mengetahui speed optimum bottling machine serta mengidentifikasi, dan mengurangi minor stoppages pada proses pengemasan.

The stages of the drug production process begin with the process of preparing the active ingredients and excipients, then proceed with the processing (mixing, granulation, etc.) and end with the primary and secondary packaging processes. One important part in the production of pharmaceutical preparations is the packaging process. The primary packaging machine that can be used by the pharmaceutical industry is using a bottling machine. The large number of drugs produced by the pharmaceutical industry results in many problems that can occur, especially in terms of the effectiveness of packaging time. Continuous improvement of primary packaging time is carried out by line balancing to determine the optimum bottling machine speed and identify and reduce minor stoppages in the packaging process."
Depok: 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rima Melati
"Salah satu Pedagang Besar Farmasi (PBF) yang ada di Indonesia yaitu PT SamMarie Tramedifa. Peran penting seorang Apoteker di PBF yaitu menjadi penanggung jawab sebuah PBF yang tugasnya melakukan kegiatan pengelolaan sediaan farmasi di PBF tersebut mulai dari perencanaan, pengadaan, penyimpanan hingga pendistribusian sediaan farmasi. Manajemen pengelolaan sediaan farmasi yang kurang baik dapat menyebabkan beberapa permasalahan diantaranya pemborosan dalam penganggaran, pembengkakan biaya pengadaan dan penyimpanan, serta tidak tersalurnya sediaan farmasi sehingga dapat menyebabkan kerusakan dan kadaluwarsa. Pengelolaan persediaan obat yang optimal memberikan penghematan biaya pengadaan obat. Berdasarkan latar belakang tersebut maka akan dilakukan analisis pengendalian obat khususnya obat golongan pareto C yang mengalami penumpukkan stok yang melebihi stok maksimum berdasarkan data konsumsi per 25 Mei 2022 agar pada periode selanjutnya dalam lebih dikendalikan dalam kegiatan pengadaan sediaan farmasi sehingga lebih efesien dan efektif. Metode pengambilan data yang digunakan yaitu metode cross sectional retroospektif. Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan terdapat 42 item sediaan farmasi dalam kategori Pareto C yang memiliki jumlah stok di Gudang MDC melebihi batas stok maksimum yang ditetapkan, dengan persentase jumlah sebesar 12% dari jumlah obat dalam kategori pareto C. Dari jumlah tersebut disimpulkan total kelebihan harta dari dampak adanya stok berlebih dari sediaan farmasi khususnya yang masuk dalam pareto kategori C sebanyak Rp 61,865,739. Berdasrakan kesimpulan tersebut langkah yang dapat dilakukan dalam melakukan pengendalian pengadaan sediaan farmasi perlu diperhatikan terkait ROP dan stok maksimum sesuai yang telah ditetapkan di PT SamMarie Tramedifa dan dilakukan pengecekan berkala jumlah stok obat agar tidak terjadi penumpukan barang yang tidak terjual kecuali terdapat permintaan dari outlet.

One of the Major Pharmaceutical Supplier (PBF) in Indonesia, namely PT SamMarie Tramedifa. The important role of a Pharmacist in PBF is to be in charge of a PBF whose job is to carry out pharmaceutical preparation management activities at PBF starting from planning, procurement, storage to distribution of pharmaceutical preparations. Poor management of pharmaceutical preparations can cause several problems including waste in budgeting, swelling of procurement and storage costs, and non- distribution of pharmaceutical preparations which can cause damage and expiration. Optimal drug inventory management provides savings in drug procurement costs. Based on this background, an analysis of drug control will be carried out, especially for pareto C class drugs which have stockpiles that exceed the maximum stock based on consumption data as of May 25, 2022 so that in the next period the procurement activities of pharmaceutical preparations are more controlled so that they are more efficient and effective. The data collection method used was a retrospective cross- sectional method. Based on the results of the study conducted, there were 42 items of pharmaceutical preparations in the Pareto C category that had stock in the MDC Warehouse that exceeded the maximum stock limit, with a total percentage of 12% of the number of drugs in the Pareto C category. From this amount it was concluded that the total excess assets from the impact of excess stocks of pharmaceutical preparations, especially those included in pareto category C as much as IDR 61,865,739. Based on these conclusions, it is necessary to pay attention to the steps that can be taken in controlling the procurement of pharmaceutical preparations related to the ROP and maximum stock according to what has been set at PT SamMarie Tramedifa and to periodically check the amount of drug stock so that there is no accumulation of unsold goods unless there is a request from an outlet."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Euntong Army
"Penelitian ini membahas mengenai efektivitas dan efisiensi mesin yang digunakan untuk produksi obat-obatan di PT. Soho Industri Pharmasi, penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan cara pengamatan langsung dan dengan melakukan perhitungan terhadap waktu henti pada mesin. Hasil penelitian ini menyarankan bahwa perlu adanya realisasi perubahan dari desain tranfer conveyor dan perlu adanya standarisasi dari sistem transfer conveyor tersebut agar mencapai potensi yang diinginkan. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa yang menyebabkan terjadinya penurunan OEE adalah loss time yang disebabkan oleh planned stoppages berupa waktu istirahat yang lebih dari 30 menit dan pergantian shift. Kemudian unplanned stoppages, berupa kendala pada jembatan penghubung yang tidak rata dan lengket yang dapat menhambat supply. Perbaikan pada sistem pergantian shift dan waktu istirahat serta desain transfer conveyor diharapkan dapat menjadi solusi dari permasalahan tersebut.

This study discusses the effectiveness and efficiency of machines used for the production of drugs at PT Soho Industri Pharmasi, this research is a quantitative study by direct observation and by calculating the downtime on the machine. The results of this study suggest that there is a need for the realization of changes from the transfer conveyor design and the need for standardization of the transfer conveyor system in order to achieve the desired potential. Based on the observations that have been made, it can be concluded that what causes a decrease in OEE is loss time caused by planned stoppages in the form of breaks of more than 30 minutes and shift changes. Then unplanned stoppages, in the form of constraints on uneven and sticky connecting bridges that can hamper supply. Improvements to the shift change system and rest time and transfer conveyor design are expected to be a solution to the problem.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fiona Natania Kurniadi
"Pedagang Besar Farmasi (PBF) merupakan perusahaan berbentuk badan hukum yang memiliki izin melaksanakan kegiatan pengadaan, penyimpanan, penyaluran obat dan/atau bahan obat sesuai perundang-undangan. PBF memiliki kewajiban memenuhi kondisi penyimpanan obat sesuai dengan rekomendasi industri farmasi yang memproduksi produk tersebut. PBF harus menjamin ruang penyimpanana telah memenuhi persyaratan suhu yang telah ditentukan, Dalam rangka mengidentifikasi area yang mengalami fluktuasi suhu, dilakukan pemetaan suhu/ mapping suhu. Pemetaan suhu di PT. Enseval Putera Megatrading dilakukan setiap 3 tahun sekali atau jika terdapat perubahan yang mampu mempengaruhi kontrol suhu. Oleh karena terdapat perubahan mesin pendingin ruangan yang digunakan maka dilaksanakan Mapping suhu pada gudang penyimpanan coolroom di PT. Enseval Putera Megatrading Jakarta 1. Mapping dilaksanakan dengan menempatkan 30 data logger sesuai dengan denah di Gudang coolroom pada 9 rak penyimpanan. Pengukuran suhu dilakukan selama 3 hari sejak tanggal 13 – 16 Februari 2023 dengan interval pengukuran suhu setiap 10 menit. data diolah menggunakan aplikasi Microsoft Excel untuk diketahui suhu tertinggi, terendah, rata-rata, dan rata-rata MKT. Berdasarkan hasil pengukuran telah terjadi penyimpangan suhu pada ruang penyimpanan gudang coolroom yaitu melebihi suhu 25°C sebanyak 6 lokasi pengukuran yang kemungkinan disebabkan karena terdapat perubahan pengaturan pada mesin pendingin ruangan.

procurement, and storage of medicines and/or medicinal substances by law. PBF was required to fulfill drug storage requirements by the recommendations of the pharmaceutical industry. PBF must guarantee that the storage area meets the specified temperature requirements. To identify specific areas which develop fluctuations in temperature, temperature mapping was carried out. Temperature mapping at PT. Enseval Putera Megatrading was held once every 3 years or if any changes occurred that could affect temperature control. Mapping of there was a change of the air conditioner in the cool room storage warehouse at PT. Enseval Putera Megatrading Jakarta 1, temperature mapping must be carried out. Temperature mapping was carried out by placing 30 data loggers according to the plan in the cool room warehouse on 9 storage shelves. Temperature measurements were carried out for 3 days from 13 – 16 February 2023 with temperature measurement intervals every 10 minutes. All the data was processed using Microsoft Excel to find out the highest, lowest, average, and MKT average temperatures. Based on the measurement results, there has been a temperature deviation in the cool room warehouse storage room, the temperatures were exceeding 25°C in 6 measurement locations which may be due to a change in the settings on the air conditioner."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Uray Sandy Kurniawan
"Salah satu hal yang dapat mempengaruhi mutu produk adalah terjadinya kontaminasi silang pada produk obat, maka dari itu perlu dilakukan proses validasi pembersihan (cleaning validation). Hasil perhitungan PDE dapat digunakan untuk mengetahui nilai Maximum Allowable Carryover (MACO), yaitu batas yang dapat diterima untuk residu obat dipastikan tidak adanya kontaminasi silang untuk bets berikutnya yang akan diproduksi. Pada tugas khusus ini dilakukan validasi terhadap pembersihan alat-alat sampling yang diterapkan di PT. Mahakam Beta Farma. Validasi yang dilakukan diharapkan dapat menjadi bukti yang menjamin bahwa pembersihan alat-alat sampling akan senantiasa memberikan hasil yang efektif.Validasi pembersihan alat-alat sampling di PT Mahakam Beta Farma dilakukan mengikuti protokol yang tersedia dengan nama Sampling Tools Cleaning Validation. Pengukuran yang telah dilakukan terhadap air bilasan alat-alat sampling Liquid Sampler dan Volumetric Pipette ini menunjukkan hasil yang memenuhi spesifikasi. Hasil pengukuran pH berada pada rentang 5-7 untuk semua alat, hasil pengukuran konduktivitas berada dibawah 1,3 ?S/cm dan hasil pengukuran TOC berada dibawah 500 ppb. Sedangkan untuk parameter jumlah kontaminasi mikroba, hasilnya belum diketahui ketika laporan ini ditulis karena masih berada dalam masa inkubasiMembuat prosedur pembersihan terhadap alat-alat sampling Liquid Sampler dan Volumetric Pipette terhadap senyawa Penanda Y di PT. Mahakam Beta Farma, sehingga memberikan hasil pembersihan yang memenuhi syarat dan konsisten. Menguji hasil pengukuran pH, konduktivitas, Total Organic Carbon (TOC), dan jumlah mikroba dari hasil validasi pembersihan yang berada dalam batas penerimaannya.

One of the things that can affect product quality is the occurrence of cross-contamination in drug products, therefore it is necessary to carry out a cleaning validation process. The results of the PDE calculation can be used to determine the Maximum Allowable Carryover (MACO) value, which is the acceptable limit for drug residues to ensure there is no cross-contamination for the next batch to be produced. In this special assignment, validation was carried out on cleaning the sampling tools applied at PT. Mahakam Beta Farma. It is hoped that the validation carried out will provide evidence that guarantees that the cleaning of the sampling tools will always provide effective results. The cleaning validation of the sampling tools at PT Mahakam Beta Farma is carried out following the protocol available under the name Sampling Tools Cleaning Validation. Measurements that have been made on the rinse water of the Liquid Sampler and Volumetric Pipette sampling tools show results that meet specifications. The pH measurement results were in the range of 5-7 for all tools, the conductivity measurement results were below 1.3 ?S/cm and the TOC measurement results were below 500 ppb. As for the parameter of the amount of microbial contamination, the results were not yet known when this report was written because it was still in the incubation period. Create a cleaning procedure for the Liquid Sampler and Volumetric Pipette sampling tools for the Y Marker compound at PT. Mahakam Beta Farma, thus providing cleaning results that meet the requirements and are consistent. Testing the results of measurements of pH, conductivity, Total Organic Carbon (TOC), and the number of microbes from the cleaning validation results that are within their acceptance limits."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
M. Hibban Arasy
"Produk Cold Chain Product (CCP) memiliki persyaratan khusus untuk menjamin mutu produk baik dari tahap penerimaan, penyimpanan dan pendistribusian. Salah satu aspek penting dalam pendistribusian produk CCP adalah pengontrolan suhu produk dalam penyimpanan selama proses distribusi terjaga dalam rentang yang dipersyaratkan. Untuk memenuhi persyaratan kontrol suhu produk CCP, PT Enseval Megatrading Tbk menggunakan metode passive packaging dengan menggunakan wadah penyimpanan yang suhunya terkontrol dan termonitoring selama pengiriman. Pada pengemasan produk CCP secara passive, salah satu yang diperlukan adalah ice gel pack yang dikemas bersamaan dengan produk CCP di dalam suatu wadah yang sudah divalidasi. Untuk memastikan bahwa ice gel yang digunakan dalam proses distribusi produk CCP memiliki mutu yang baik maka dibutuhkan mesin Freezer yang telah melalui proses Kualifikasi mesin. Laporan ini akan berfokus terhadap pelaksanaan Kualifikasi Instalasi dan Kualifikasi Operasional terhadap salah satu mesin Freezer yang akan digunakan untuk membekukan ice gel.

Cold Chain Product (CCP) products have special requirements to guarantee product quality both from the reception, storage and distribution stages. One of the important aspects in the distribution of CCP products is controlling the product temperature in storage during the distribution process to maintain it within the required range. To meet the temperature control requirements for CCP products, PT Enseval Megatrading Tbk uses the passive packaging method using a storage container whose temperature is controlled and monitored during delivery. In passive packaging of CCP products, one thing that is needed is an ice gel pack which is packaged together with the CCP product in a validated container. To ensure that the ice gel used in the distribution process for CCP products is of good quality, a Freezer machine is needed that has gone through a machine qualification process. This report will focus on the implementation of Installation Qualification and Operational Qualification for one of the Freezer machines that will be used to freeze ice gel."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sekar Ayu Kinasih
"Pedagang besar farmasi (PBF) merupakan perusahaan berbentuk badan hukum yang memiliki izin untuk pengadaan, penyimpanan, penyaluran obat dan/atau bahan obat dalam jumlah besar sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Pengelolaan obat golongan narkotika diatur dalam Undang-Undang No.3 Tahun 2015 tentang Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan, dan Pelaporan Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi, serta Pedoman CDOB Tahun 2020. PBF Kimia Farma merupakan PBF di Indonesia yang memiliki izin untuk pendistribusian obat golongan narkotika. Berdasarkan beberapa penelitian sebelumnya, pengelolaan obat narkotika belum dilakukan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian mengenai evaluasi pengelolaan obat narkotika di PT Kimia Farma Trading & Distribution Jakarta 3. Penelitian dilakukan dengan metode observasional yang bersifat deskriptif dan evaluasi dengan desain penelitian cross sectional yang menggambarkan pengadaan, penyimpanan, penyaluran, pemusnahan, serta pencatatan dan pelaporan obat narkotika. Data diperoleh dari variabel yang berbentuk form checklist yang disesuaikan dengan pedoman pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 3 Tahun 2015 dan Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 6 Tahun 2020 tentang Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB). Berdasarkan evaluasi yang dilakukan, pengelolaan obat narkotika untuk pengadaan termasuk dalam kriteria “baik” dengan persentase 92%, evaluasi penyimpanan termasuk dalam kriteria “baik” dengan persentase 96%, evaluasi pendistribusian termasuk dalam kriteria “baik” dengan persentase 100%, evaluasi pemusnahan tidak dapat dinilai karena belum pernah dilakukan pemusnahan obat di PT Kimia Farma Trading & Distribution Jakarta 3, dan evaluasi pencatatan dan pelaporan termasuk dalam kriteria “baik” dengan persentase 100%. Maka, secara keseluruhan evaluasi pengelolaan obat narkotika di PT Kimia Farma Trading & Distribution Jakarta 3 termasuk dalam kategori “baik” dengan rata-rata persentase 97%.

Pharmaceutical wholesalers (PBF) are companies in the form of legal entities that have permits for the procurement, storage, distribution of drugs and/or medicinal ingredients in large quantities in accordance with statutory provisions. The management of narcotic class drugs is regulated in Law No. 3 of 2015 concerning Circulation, Storage, Destruction and Reporting of Narcotics, Psychotropics and Pharmacy Precursors, as well as the 2020 GDP Guidelines. PBF Kimia Farma is a PBF in Indonesia that has a permit for drug distribution narcotics class. Based on several previous studies, the management of narcotic drugs has not been carried out in accordance with applicable regulations. Therefore, it is necessary to conduct research on evaluating the management of narcotic drugs at PT Kimia Farma Trading & Distribution Jakarta 3. The research was conducted using an observational method that is descriptive and evaluation in nature with a cross- sectional research design that describes procurement, storage, distribution, destruction, as well as recording and reporting of narcotics. Data were obtained from variables in the form of a checklist adjusted to the guidelines in the Regulation of the Minister of Health of the Republic of Indonesia No. 3 of 2015 and Regulation of the Food and Drug Supervisory Agency Number 6 of 2020 concerning Good Drug Distribution Methods (CDOB). Based on the evaluation carried out, the management of narcotic drugs for procurement is included in the "good" criteria with a percentage of 92%, the storage evaluation is included in the "good" criteria with a percentage of 96%, the distribution evaluation is included in the "good" criteria with a percentage of 100%, the evaluation of destruction is not can be assessed because drug destruction has never been carried out at PT Kimia Farma Trading & Distribution Jakarta 3, and the evaluation of recording and reporting is included in the "good" criteria with a percentage of 100%. So, overall the evaluation of narcotic drug management at PT Kimia Farma Trading & Distribution Jakarta 3 is included in the "good" category with an average percentage of 97%."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nanda Nurhayati
"Bagian produksi merupakan inti dari pembuatan obat yang melakukan proses produksi dari bahan hingga menjadi produk jadi. Salah satu penunjang dalam berlangsungnya proses produksi adalah tersedianya gudang atau tempat penyimpanan. Tujuan penerapan prinsip 3R (Ringkas, Rapi, dan Resik) adalah untuk mengoptimalkan produktivitas di dalam gudang. Penerapan prinsip ringkas, rapi, dan resik dilakukan dengan cara dikaji dan diobservasi terlebih dahulu kemudian baru dibuat rencana tindak lanjut dan penerapannya. Gudang peralatan dan perlengkapan departemen produksi menjadi lebih terorganisir setelah penerapan prinsip ringkas, rapi, dan resik sehingga diharapkan produktivitas di dalam gudang menjadi lebih optimal.

The production part is the core of medicine manufacturing which carries out the production process from ingredients to finished products. One of the supports in the production process is the availability of a warehouse or storage place. The purpose of applying the 3S principle (Sort, Set in Order, and Shine) is to optimize productivity in the warehouse. The application of the principles of sort, set in order, and shine is carried out by studying and observing first and then making a follow-up plan and its implementation. The equipment and supplies warehouse of the production department becomes more organized after the application of the principles of sort, set in order, and shine, so that it is expected that productivity in the warehouse will be more optimal.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rezky Salma Mutmainah
"Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kefarmasian memperlihatkan perlunya pembaruan secara berkala terhadap kompendia sebagai acuan dalam pengawasan mutu obat. Farmakope Indonesia, sebagai kompendia utama di Indonesia, secara terus-menerus diperbaharui untuk mengakomodasi jenis dan sediaan obat terbaru serta memastikan kesesuaian dengan standar internasional. Sebagai tanggapan terhadap meningkatnya kasus Gagal Ginjal Akut Progresif Atipikal (GGAPA) pada anak-anak, pengawasan ketat terhadap sediaan farmasi, khususnya dalam bentuk likuid, diperketat oleh BPOM. Oleh karena itu, PT Ferron Par Pharmaceuticals perlu mengevaluasi dan menyesuaikan spesifikasi serta metode uji mereka dengan kompendia terkini guna memastikan kepatuhan dan keamanan produk. Dalam konteks ini, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kesenjangan dalam spesifikasi dan metode analisis serta menekankan pentingnya validasi metode analisis yang tepat guna memastikan produksi obat yang berkualitas dan aman bagi pasien. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan adanya kesenjangan dalam spesifikasi dan metode analisis antara produk yang digunakan oleh PT. Ferron Par Pharmaceuticals dengan kompendia yang berlaku. Ketika terdapat perbedaan detail spesifikasi, diprioritaskan yang lebih ketat, dan parameter yang belum diuji akan dianalisis tambahan. Validasi atau verifikasi protokol metode analisis menjadi krusial untuk menghasilkan prosedur yang eksplisit, tidak ambigu, dapat dieksperimentasikan, efektif, dan dapat direproduksi guna memastikan hasil uji yang akurat dan relevan bagi industri farmasi.

Advancements in pharmaceutical science and technology necessitate periodic updates to compendia as standards for drug quality control. The Indonesian Pharmacopoeia, a primary reference in Indonesia, is continually revised to accommodate new drug types and formulations and to ensure alignment with international standards. In response to the increasing cases of Atypical Progressive Acute Kidney Failure (GGAPA) in children, stringent monitoring of pharmaceuticals, particularly liquid formulations, has been enforced by the Indonesian FDA. Therefore, PT Ferron Par Pharmaceuticals needs to evaluate and align their specifications and testing methods with current compendia to ensure compliance and product safety. This study aims to identify gaps in specifications and analytical methods and underscores the importance of validating analytical methods to ensure the production of quality and safe drugs for patients. The conclusion of this study shows that there are gaps in specifications and analysis methods between the products used by PT Ferron Par Pharmaceuticals and the applicable compendia. When there are differences in specification details, the more stringent ones are prioritized, and parameters that have not been tested will be additionally analyzed. Validation or verification of analytical method protocols is crucial to produce procedures that are explicit, unambiguous, experimentable, effective, and reproducible to ensure accurate and relevant test results for the pharmaceutical industry.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ririn Edwatri Maulia
"Dalam pelayanan kesehatan kepada masyarakat melalui Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), Kementerian Kesehatan berupaya dalam menjamin ketersediaan, keterjangkauan dan aksesibilitas obat dengan menyusun Formularium Nasional (Fornas) yang digunakan sebagai acuan dalam pelayanan kesehatan di seluruh fasilitas kesehatan. Tujuan pengaturan obat dalam Fornas yaitu meningktakan mutu pelayanan kesehatan, melalui peningkatan efektifitas dan efisiensi pengobatan sehingga tercapau penggunaan obat rasional. Diharapkan dengan dikehatuinya gambaran harga pembelian obat formularium nasional di Rumah Sakit Universitas Indonesia dapat membantu bagian penggadaan rumah sakit untuk mempertimbangkan dalam pengadaan obat-obat tertentu. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif observasional dengan metode pengumpulan data retrospektif menggunakan data sekunder yag di dapat dari sistem informasi rumah sakit dan juga dari aplikasi apotek online. Berdasarkan hasil dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa terdapat 17 obat yang memiliki selisih harga yang lebih murah, dengan selisih nilai tertinggi adalah besar adalah tablet metilfenidat 10 mg, tablet kalsium laktat 500 mg, dan tablet beraprost 20 mcg.

In providing health services to the community through the National Health Insurance, the Ministry of Health strives to ensure the availability, affordability and accessibility of drugs by compiling the National Formulary which is used as a reference in health services in all health facilities. The purpose of regulating drugs in National Formulary is to improve the quality of health services, through increasing the effectiveness and efficiency of treatment so that rational drug use is achieved. It is hoped that by knowing the picture of the purchase price of national formulary drugs at the University of Indonesia Hospital, it can help the hospital procurement department to consider the procurement of certain drugs. This study uses a descriptive observational method with a retrospective data collection method using secondary data obtained from the hospital information system and also from the online pharmacy application. Based on the results and discussion, it can be concluded that there are 17 drugs that have a cheaper price difference, with the highest value difference being large, namely methylphenidate tablets 10 mg, calcium lactate tablets 500 mg, and beraprost tablets 20 mcg.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>