Ditemukan 87056 dokumen yang sesuai dengan query
Imadera Intan Jatu Pangestika
"Salah satu kegiatan pelayanan farmasi klinik yang dilakukan apoteker di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo adalah Pelayanan Informasi Obat (PIO). Salah satu jenis dari Pelayanan Informasi Obat (PIO) adalah PIO aktif dimana apoteker menyediakan informasi yang dapat berupa leaflet, buku pedoman maupun buletin. Nasogastric Tube (NGT) merupakan istilah untuk pemasangan suatu selang yag dimasukan melalui hidung sampai lambung. Adminitrasi obat melalui NGT memerlukan perhatian khusus karena tidak semua bentuk sediaan per oral dapat diberikan melalui NGT. Hal ini karena ketidaktepatan dalam pemilihan bentuk sediaan obat dapat mengakibatkan efektivitas dari obat yang diberikan berkurang, tersumbatnya tube hingga dapat menyebabkan timbulnya toksisitas obat. Apoteker harus memastikan bahwa perawat memiliki informasi yang cukup untuk memerikan obat dengan aman. Tujuan ditulisnya laporan ini yaitu untuk mempelajari peran apoteker di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo dalam memberikan Pelayanan Informasi Obat (PIO) melalui pembuatan Buku Pedoman Pemberian Obat melalui Nasogastric Tube (NGT) Tahun 2022 di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Kegiatan yang dilakukan meliputi studi literatur, pemilihan obat dan penyusunan informasi pemberian obat melalui NGT. Pedoman ini dibuat berdasarkan studi literatur dan disusun berdasarkan obat yang tersedia di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo yang tertera pada Formularium Rumah Sakit RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo untuk membantu dalam pemberian obat melalui NGT kepada pasien dengan benar. Buku pedoman ini memuat informasi mengenai pemberian obat melalui NGT sebanyak 202 item obat dengan jenis obat meliputi jenis sediaan tablet/ kaplet, tablet/ kaplet salut selaput, kapsul gelatin keras dan tablet salut gula.
One of the clinical pharmacy service activities carried out by pharmacists at RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo is the Drug Information Service (PIO). One type of Drug Information Service (PIO) is an active PIO where pharmacists provide information in the form of leaflets, manuals or bulletins. Nasogastric Tube (NGT) is the term for the installation of a tube that is inserted through the nose to the stomach. Administration of drugs through the NGT requires special attention because not all oral dosage forms can be administered through the NGT. This is because inaccuracy in the selection of drug dosage forms can result in reduced effectiveness of the drug given, and blockage of the tube which can cause drug toxicity. Pharmacists must ensure that nurses have sufficient information to administer medications safely. The purpose of writing this report is to study the role of pharmacists in RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo in providing Drug Information Services (PIO) through the creation of a 2022 Guidebook for Drug Administration through a Nasogastric Tube (NGT) at RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Activities carried out include literature studies, drug selection, and compiling information on drug administration through the NGT. This guideline was made based on a literature study and was prepared based on the drugs available at RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo listed on the Hospital Formulary of RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo to assist in administering drugs through the NGT to patients correctly. This guidebook contains information regarding the administration of drugs through the NGT as many as 202 drug items with types of drugs including tablet/caplet, film-coated tablet/caplet, hard gelatin capsules, and sugar-coated tablets."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Nur Firdiena Titian Ratu
"Obat termolabil menjadi salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanannya, mengingat stabilitas obat ini sangat dipengaruhi oleh suhu penyimpanan. Pedoman penyimpanan obat yang baik perlu diterapkan untuk memenuhi persyaratan mutu, keamanan, serta khasiat obat dan/ atau bahan obat yang didistribusikan serta dalam rangka keselamatan pasien (patient safety) sesuai dengan rekomendasi industri produsen. Tugas khusus ini diselesaikan menggunakan metode kualitatif dengan studi literatur sebagai sumber untuk memperbaharui buku Panduan Penanganan Obat Termolabil RSCM 2018. Berdasarkan data yang dikumpulkan, didapatkan total 35 nama dagang baru dari golongan antibiotik, antineoplastik, analgesik/ antipiretik, obat untuk saluran cerna, reagen, dan suplemen yang belum masuk ke dalam Buku Panduan Penanganan Obat Termolabil RSCM tahun 2018. Penyimpanan obat termolabil di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo sudah sesuai dengan data stabilitas penyimpanan dan Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 6 tentang Cara Distribusi Obat yang Baik khususnya pada bab Ketentuan Khusus Produk Rantai Dingin.
Thermolabile drugs are one of the things that need to be considered in their storage, considering that the stability of these drugs is strongly influenced by storage temperature. Guidelines for good drug storage need to be implemented to meet the requirements for quality, safety and efficacy of drugs and/or drug substances being distributed as well as for patient safety in accordance with the recommendations of the manufacturer's industry. This special task was completed using a qualitative method with literature studies as a source for updating the RSCM 2018 Handbook for Handling of Thermolabile Drugs. Based on the data collected, a total of 35 new trade names were obtained from the classes of antibiotics, antineoplastic, analgesic/antipyretic, drugs for the gastrointestinal tract, reagents, and supplements that have not been included in the 2018 RSCM Handbook for Handling Thermolabile Medicines. Storage of thermolabile drugs at RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo complies with storage stability data and Drug and Food Control Agency Regulation Number 6 (2020) concerning Good Drug Distribution Methods, especially in the chapter on Special Provisions for Cold Chain Products."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Azizah Nusaibah
"Tenaga kefarmasian terdiri dari apoteker dan tenaga teknis kefarmasian. Dalam menjalankan praktik kefarmasian pada pelayanan fasilitas kefarmasian, hanya apoteker yang memiliki surat tanda registrasi yang bisa menjalankan dan menerapkan standar pelayanan kefarmasian di fasilitas pelayanan kefarmasian. Hal inilah yang menjadi dasar Program Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Indonesia bekerja sama dengan RSUP dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) dan Apotek Atrika untuk menyelenggarakan Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) bagi mahasiswa sebagai calon apoteker pada tahun 2020. Selama PKPA, mahasiswa diharapkan mampu memahami peranan, tugas, dan tanggung jawa apoteker di ruah sakit dan apotek sesuai dengan ketentuan dan etika pelayanan kesehatan da pelayanan kefarmasian
Pharmacy staff consists of pharmacists and pharmaceutical staff. In carrying out pharmaceutical practices in pharmaceutical service facilities, only pharmacists who have registration letters can carry out and apply pharmaceutical service standards in health service facilities. This is the basis of University of Indonesia’s Pharmacy Faculty Pharmacist Professional Program collaboration with RSUP dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) and Apotek Atrika to organize internship during the February – May 2020 period for students as prospective pharmacists. During the internship, students are expected to able to understand the roles, duties, and responsibilities of pharmacists in hospitals and pharmacies in accordance with the provisions and ethics of health services and pharmaceutical services."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia , 2020
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Annissatul Fitria
"Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan jaminan perlindungan kesehatan yang dikembangkan di Indonesia, dimana peserta akan mendapatkan pelayanan kesehatan yang komperhensif (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif) sesuai dengan indikasi medisnya. Dalam rangka mendukung pelaksanaan program tersebut, Kementerian Kesehatan berupaya untuk menjamin ketersediaan, keterjangkauan dan aksesibilitas obat dengan menyusun Formularium Nasional (Fornas). Sejak pertama kali diterbitkan pada tahun 2013, Fornas telah mengalami 4 kali revisi dan 7 kali perubahan (Adendum), baik dari segi jumlah item obat ataupun sediaan/kekuatannya. Rumah Sakit Umum Pusat Nasional (RSUPN) Dr. Cipto Mangunkusumo sebagai fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjutan yang menerapkan penggunaan Fornas pada pasien JKN juga perlu melakukan pembaruan data obat Fornas terhadap data obat Fornas terbaru. Laporan ini disusun bertujuan untuk memperbarui data terkait obat Fornas pada sistem EHR RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo terhadap Fornas edisi 2021 beserta adendumnya berdasarkan hasil tarikan dari sistem EHR pada 18 lokasi yang telah ditentukan, serta melakukan evaluasi terhadap penggunaan obat Fornas Periode Juli – Desember 2022 berdasarkan data obat Fornas yang telah diperbarui. Hasil dari pembaruan obat Fornas pada sistem EHR RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo diperoleh sebanyak 77 item obat kategori non Fornas yang sudah termasuk kedalam obat kategori Fornas dengan persentase pembaruan sebesar 4% dari total obat yang digunakan selama periode Juli – Desember 2022. Dengan adanya pembaruan terhadap obat Fornas ini diperoleh capaian rata-rata pelayanan resep obat Fornas pada periode Juli – Desember 2022 meningkat dari 96,07% menjadi 96,35%.
The National Health Insurance Program (JKN) is a health protection insurance developed in Indonesia, where participants will receive comprehensive health services (promotive, preventive, curative and rehabilitative) according to their medical indications. In order to support the implementation of the program, the Ministry of Health seeks to ensure the availability, affordability and accessibility of drugs by compiling the National Formulary (Fornas). Since it was first published in 2013, Fornas has undergone 4 revisions and 7 amendments (addendum), both in terms of the number of drug items or their dosage/strength. Rumah Sakit Umum Pusat Nasional (RSUPN) Dr. Cipto Mangunkusumo as an advanced level referral health facility that applies Fornas to JKN patients also needs to update Fornas drug data against the latest Fornas drug data. This report was prepared with the aim of updating data related to Fornas drugs in the EHR system of RSUPN Cipto Mangunkusumo on the 2021 edition of Fornas and its addendum based on the results of withdrawals from the EHR system at 18 predetermined locations, as well as evaluating the use of Fornas drugs for the period July - December 2022 based on updated Fornas drug data. The results of the Fornas drug update on the EHR system of RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo obtained 77 items of non-Fornas category drugs which were included in the Fornas category of drugs with a renewal percentage of 4% of the total drugs used during the period July - December 2022. With the renewal of Fornas drugs, the average achievement of Fornas drug prescription services in the July – December 2022 period increased from 96.07% to 96.35%."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Angelica Bunardi
"Asupan kebutuhan nutrisi dan obat yang cukup, berperan penting dalam tercapainya kesembuhan pasien. Namun, hal ini seringkali menjadi kendala bagi pasien yang secara fisik mengalami hambatan untuk diberikan asupan secara oral. Salah satu cara yang dapat digunakan oleh tenaga kesehatan di rumah sakit dalam mengatasi kendala ini adalah dengan menggunakan Enteral Feeding Tube (EFT). Salah satu contoh dari EFT sendiri adalah Nasogastric Tube (NGT) dimana selang dimasukkan melalui saluran orofaring posterior dan esofagus untuk tujuan akhir pemberian obat/nutrisi di lambung. Sediaan obat harus melewati tahap preparasi untuk disesuaikan sediaannya agar dapat disalurkan melalui NGT dan tetap dipertahankan karakteristik fisikokimia, biofarmasetik, dan faramkologis obat. Pelayanan Informasi Obat (PIO) merupakan salah satu pelayanan farmasi klinik oleh apoteker yang dapat dilakukan di rumah sakit. PIO dapat disalurkan dalam beberapa jenis, salah satunya adalah pembuatan buku pedoman. RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo membuat buku pedoman daftar obat yang dapat diadministrasikan melalui NGT dalam rangka membantu memberikan informasi terkait jenis dan nama obat yang kompatibel untuk diadministrasikan menggunakan selang NGT. Buku pedoman tersebut terkahir diperbarui pada tahun 2018. Laporan ini menyajikan pembaruan buku pedoman yang memuat informasi terbaru terhadap beberapa obat yang tercantum dalam daftar obat yang digunakan dalam RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo pada tahun 2022 beserta tahapan pemberiannya untuk mencapai keberhasilan pengobatan yang tepat.
Adequate intake of nutritional and drug needs, plays an important role in achieving patient’s recovery. However, it is often be an obstacle for patients who physically experience difficulties in taking oral medicine. One way that can be used by health workers in hospitals to overcome this problem is to use an Enteral Feeding Tube (EFT). One of the example is Nasogastric Tube (NGT), where a tube is inserted through the posterior oropharynx and esophagus for the ultimate goal of administering drugs/nutrition to the stomach. The drug preparation will go through the preparation stage where it will be adjusted so that it can be channeled through the NGT hence still maintaining the physicochemical, biopharmaceutical and pharmacological characteristics of the drug. Drug Information Service (DIS) is one of the clinical pharmaceutical practice by pharmacists that can be performed in hospitals. DIS can be carried out in several types, including the manufacturing of guidebook. RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo involved in helping to provide information regarding the types and names of drugs that are compatible to be administered via NGT by creating a guidebook for the list of drugs that can be administered through the NGT. The guidebook itself was last updated in 2018. This report presents an updated guidebook that contains the latest information on several drugs from the list of drugs used in RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo in 2022 along with the steps of administration to achieve the success of proper treatment."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Puspa Yunita
"Praktik Kerja Profesi Apoteker di Puskesmas Kecamatan Duren Sawit untuk memahami kegiatan kefarmasian di Puskesmas sesuai dengan Permenkes No. 74 tahun 2016. Tugas khusus yang diberikan berjudul “Analisa Perubahan Regimen Terapi Antiretroviral (ARV) Periode Januari 2021 - Agustus 2022 pada Pasien ODHA di Puskesmas Kecamatan Duren Sawit”, dimana tugas ini bertujuan untuk mengetahui perubahan regimen terapi ARV serta mengetahui regimen terapi ARV terbanyak yang digunakan pada pasien ODHA di Puskesmas Duren Sawit. Beberapa obat ARV yang digunakan sebagai regimen terapi pasien ODHA di Puskesmas Duren Sawit diantaranya ARV FDC dan obat lepasan.
Pharmacist Professional Work Practice at the Duren Sawit District Health Center to understand pharmaceutical activities at the Health Center in accordance with Permenkes No. 74 of 2016. The specific assignment given was entitled "Analysis of Changes in Antiretroviral Therapy (ARV) Regimen for the January 2021 - August 2022 Period for PLWHA Patients at the Duren Sawit District Health Center", where this assignment aims to find out changes in ARV therapy regimens and find out the most ARV therapy regimens used in PLHIV patients at the Duren Sawit Health Center. Some of the ARV drugs used as a therapy regimen for PLHIV patients at the Duren Sawit Health Center include ARV FDC (Fix Drug Combination) and separate drugs.<"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Nur Firdiena Titian Ratu
"Layanan resep elektronik adalah salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk mencegah dan menurunkan kesalahan peresepan obat. Pada pelaksanaannya, pelayanan resep elektronik juga memiliki beberapa kelemahan, seperti kesalahan input obat oleh pemberi resep, biaya sistem terkait, serta kurangnya keamanan informasi medis pasien. Berdasarkan hal tersebut, perlu dilakukan evaluasi pelaksanaan pelayanan resep elektronik untuk mengembangkan dan menyempurnakan sistem yang telah ada demi meningkatkan keamanan pasien. Penelitian dilakukan secara kualitatif dengan studi literatur dan identifikasi masalah di lapangan sebagai sumber untuk mengevaluasi keabsahan atau legalitas dan keselamatan pasien dalam sistem peresepan elektronik. Hasil yang didapat menunjukkan bahwa penggunaan resep elektronik memberikan manfaat berupa penurunan kesalahan membaca obat, ketidaklengkapan penulisan informasi, serta kecepatan waktu pelayanan sehingga dapat meningkatkan keselamatan pasien. Permasalahan peresepan elektronik terkait keselamatan pasien berupa kesalahan input obat dapat diantisipasi dengan menambahkan fitur alarm atau peringatan terkait peresepan pada aplikasi peresepan elektronik meliputi indikasi, interaksi, dosis, serta efek samping yang dapat terjadi pada pasien sehingga angka kejadian medication error semakin dapat berkurang.
Electronic prescription services are one of the efforts that can be made to prevent and reduce drug prescribing errors. In practice, electronic prescription services also have several weaknesses, such as drug input errors by prescribers, related system costs, and the lack of security of patient medical information. Based on this, it is necessary to evaluate the implementation of electronic prescription services to develop and perfect the existing system to improve patient safety. The research was conducted qualitatively by studying the literature and identifying problems in the field as a source for evaluating the legitimacy or legality and patient safety of the electronic prescribing system. The results obtained show that the use of electronic prescriptions provides benefits in the form of reducing drug reading errors, incomplete information writing, and speed of service time so as to improve patient safety. Electronic prescribing problems related to patient safety in the form of drug input errors can be anticipated by adding prescribing-related alarm or warning features to electronic prescribing applications including indications, interactions, doses, and side effects that can occur in patients so that the incidence of medication errors can be reduced."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Tiara Afifah Alfianti
2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Sakinah
"Pelayanan farmasi klinik yang dilakukan di Puskesmas salah satunya adalah evaluasi penggunaan obat. Penggunaan obat yang tidak rasional dapat menyebabkan resistensi antibiotik, masalah terapi obat, dan peningkatan biaya obat. Tujuan dari tugas khusus ini adalah untuk mengevaluasi penggunaan obat rasional di Puskesmas Kelurahan Cililitan berdasarkan indikator peresepan untuk tiga diagnosis penyakit (ISPA non pneumonia, diare non spesifik, myalgia) serta rerata item per lembar resep pada periode Agustus – Oktober 2022. Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengambil satu data peresepan setiap hari untuk tiap diagnosis penyakit dan dihitung persentase penggunaan antibiotik pada ISPA non pneumonia dan diare non spesifik, persentase penggunaan injeksi pada myalgia, serta rerata jumlah item obat yang diresepkan. Hasil menunjukkan bahwa persentase penggunaan antibiotik pada ISPA non pneumonia adalah 15% (Agustus) dan 10% (September dan Oktober). Persentase penggunaan antibiotik pada diare non spesifik adalah 10% (Agustus – Oktober). Persentase penggunaan injeksi pada myalgia adalah 0% (Agustus – Oktober). Rerata jumlah item obat adalah 3,18 item (Agustus), 3,02 item (September), dan 2,85 item (Oktober). Kesimpulannya adalah persentase penggunaan antibiotik pada ISPA non pneumonia dan penggunaan injeksi pada myalgia tidak melebihi batas toleransi yang ditetapkan (20% dan 1%). Sedangkan persentase penggunaan antibiotik pada diare non spesifik dan rerata jumlah item obat melebihi batas toleransi yang ditetapkan (8% dan 2,6 item).
One of the clinical pharmacy services carried out at public health center is the evaluation of drug use. Irrational use of drugs can lead to antibiotic resistance, drug therapy problems, and increased drug costs. The purpose of this special assignment was to evaluate rational drug use at the Cililitan Public Health Center based on prescribing indicators for three disease diagnoses (non-pneumonic URTI, non-specific diarrhea, myalgia) and the average item per prescription in the period August – October 2022. Data collection was carried out using the method of taking one prescription per day for each disease diagnosis and calculating the percentage of antibiotic use in non-pneumonic URTI and non-specific diarrhea, the percentage of injection use in myalgia, and the average of drug items prescribed. The results showed that the percentage of antibiotic used in non- pneumonic URTI is 15% (August) and 10% (September and October). The percentage of the used of antibiotics in non-specific diarrhea is 10% (August - October). The percentage of injections used in myalgia is 0% (August – October). The mean number of drug items was 3.18 items (August), 3.02 items (September), and 2.85 items (October). The conclusions are that the percentage of antibiotic use in non-pneumonic URTI and injection use in myalgia does not exceed the established tolerance limit (20% and 1%). While the percentage of antibiotic use in non-specific diarrhea and the average of drug items exceeded the established tolerance limit (8% and 2,6 items)."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Edenia Saumi
"Rinosinusitis merupakan inflamasi simtomatik yang terjadi pada sinus paranasal dan rongga hidung. Prevalensi rinosinusitis di dunia, termasuk di Indonesia, cukup tinggi. Apotek merupakan suatu sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukannya praktik kefarmasian, salah satu contohnya adalah pengkajian resep obat, oleh Apoteker. Pengkajian resep penting dilakukan untuk menganalisa adanya masalah terkait obat, serta sebagai upaya Apoteker untuk mencegah terjadinya kesalahan pemberian obat pada pasien (medication error), sehingga pasien dapat menggunakan obat secara rasional. Oleh karena itu, penting untuk melakukan pengkajian resep di Apotek. Penulisan tugas khusus ini bertujuan untuk mengkaji resep obat rinosinusitis yang terdapat di Apotek Roxy Sawangan periode Desember 2022 berdasarkan aspek administratif, kesesuaian farmasetik, dan pertimbangan klinis. Penulisan ini dilakukan dengan melakukan pemilihan resep obat rinosinusitis, melakukan studi literatur, dan melakukan pengkajian resep. Berdasarkan pengkajian, didapat kesimpulan bahwa masih terdapat beberapa persyaratan aspek yang belum terpenuhi. Pada aspek administratif, diketahui alamat pasien, berat dan tinggi badan pasien, serta tanggal penulisan resep tidak dituliskan pada resep. Pada aspek kesesuaian farmasetik, bentuk sediaan untuk semua obat serta kekuatan sediaan untuk beberapa sediaan tidak tertulis pada resep. Selain itu berdasarkan aspek pertimbangan klinis, diketahui terdapat ketidaktepatan dosis dan cara pemakaian pada beberapa sediaan.
Rhinosinusitis is a symptomatic inflammation that occurs in the paranasal sinuses and nasal cavity. The prevalence of rhinosinusitis in the world, including Indonesia, is quite high. A pharmacy is a pharmaceutical service facility where pharmaceutical practice is carried out, one example of which is the review of drug prescriptions by pharmacists. Reviewing prescriptions is important to analyze any problems related to medicines, as well as as an effort by pharmacists to prevent errors in administering medicines to patients (medication errors), so that patients can use medicines rationally. Therefore, it is important to review the prescription at the pharmacy. The purpose of writing this special assignment report is to examine prescriptions for rhinosinusitis medication available at the Roxy Sawangan Pharmacy for the period December 2022 based on administrative aspects, pharmaceutical suitability, and clinical considerations. This writing was done by selecting a prescription for rhinosinusitis medication, conducting a literature study, and reviewing the prescription. Based on the study, it was concluded that there were still several aspects of the requirements that had not been met. In the administrative aspect, it is known that the patient's address, the patient's weight and height, and the date the prescription was written are not written on the prescription. In the aspect of pharmaceutical suitability, the dosage form for all drugs and the dosage strength for some preparations are not written on the prescription. Based on aspects of clinical consideration, it is known that there are inaccuracies in the dosage and method of use in some preparations."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library