Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 103094 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ardhea Puti Hariana
"Penelitian ini membahas analisis kesalahan pelafalan bunyi vokal bahasa Jerman yang dilakukan oleh anak-anak pada rumah singgah Cahaya Anak Negri pada saat pembelajaran. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Data yang diambil untuk penelitian ini menggunakan metode simak dengan bantuan teknik rekam menggunakan telepon genggam. Hasil dari rekaman tersebut ditranskrip menjadi tulisan fonetis dan kemudian dianalisis menggunakan teori fonetik serta teori kesalahan dari Rues dkk, Dieling dan Hirschfeld, serta Edge. Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat beberapa responden yang melakukan kesalahan pelafalan bunyi vokal bahasa Jerman. Bunyi vokal yang dominan terjadi kesalahan pelafalan adalah bunyi pendek [ʏ], bunyi pendek [œ], dan bunyi [øː]. Kesalahan yang ditemukan berupa penghilangan bunyi, pergantian bunyi, dan penambahan bunyi vokal maupun konsonan lainnya. Berdasarkan hasil analisis tersebut, kesalahan yang dibuat oleh responden tergolong ke dalam Irrtümer atau errors, karena responden sudah mempelajarinya selama pembelajaran, tetapi tetap melakukan kesalahan. Ada pula faktor lain yang mendukung terjadinya kesalahan, yaitu perbedaan pada bunyi vokal bahasa Indonesia dan bahasa Jerman, salah satunya terletak pada kuantitas panjang dan pendek bunyi vokal serta grafemnya.

This research discusses the analysis of German vowel pronunciation errors made by children from a shelter house called Cahaya Anak Negeri during learning sessions. This is qualitative research that uses a descriptive approach. The data taken for this research used the listening method and recording techniques with the help of a cell phone. The results of the recording were transcribed into phonetic writing style by the International Phonetic Alphabet (IPA) and analyzed using phonetics and errors theory by Rues et al., Dieling Hirschfeld, as well as Edge. The results showed there are several respondents who make mistakes in the pronunciation of German vowels. The dominant vowel that mistakenly pronounces is a short sound of [ʏ], [œ], dan a long sound of [øː]. The errors were found in the form of omission of the vowel sounds, changes of the vowel sounds, and the addition of the vowel and consonant sounds. Based on the analysis results, the respondents made errors were an error called Irrtümer or error, where the respondents have learned the subject during classes, but still make mistakes. Some factors influence the occurrence of errors, namely the differences in Indonesian and German vowel sounds, one of which lies in the quantity of long and short vowel sounds and their graphemes."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Sugiyono
"The Social Stratification of Sundanese-Indonesian Phonetic InterferenceThis study is focused on Sundanese-Indonesian phonetic interference and their co-variation with social variables such as class, age, and using of Sundanese compared to Indonesian. The data was collected on two main styles, i.e., simple text reading and word list reading. The identifying of phonetic realization in respondent speech assisted by the CECIL software.
To claim that interference is coming from Sundanese, neither from another languages, the study takes Weinreich's criteria of bilingualism that emphasize using of both languages in active interaction. In other word, the understanding without speaking bilingual treated as nonbilingual speaker. It is very important because there are too many speakers who are using Arabic in Islamic ritual but they never use Arabic in daily conversation. The selected respondent was Sundanese and Indonesian speaker only.
The study find out that at least three of the social features have a strong correlation to the interference. The lowest interference level placed by the young speaker (second generation) with high education and with high frequency to speak in Indonesian than Sundanese. The middle position placed by the young speaker with lowest education level and speak in Sundanese more frequently than Indonesian. The other side placed by the first generation with at least middle education level. Between three main positions above spread the speakers with combination of social features, but the high to middle position dominated by the first generation and the middle to lowest level interference dominated by the second generation. This finding accepted by T-Student analysis on 95% significant degree."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1996
T8105
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ashby, Michael F.
"This accessible new textbook provides a clear and practical introduction to phonetics, the study of speech. Assuming no prior knowledge of the topic, it introduces students to the fundamental concepts in phonetic science, and equips them with the essential skills needed for recognising, describing and transcribing a range of speech sounds. Numerous graded exercises enable students to put these skills into practice, and the sounds introduced are clearly illustrated with examples from a variety of English accents and other languages. As well as looking at traditional articulatory description, the book introduces acoustic and other instrumental techniques for analysing speech, and covers topics such as speech and writing, the nature of transcription, hearing and speech perception, linguistic universals, and the basic concepts of phonology. Providing a solid foundation in phonetics, Introducing Phonetic Science will be invaluable to all students beginning courses in linguistics, speech sciences, language pathology and language therapy."
New York: Cambridge University Press, 2010
e20372430
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Mol, Hendrik, 1919-1981
The Hague ; Paris: Mouton, 1970
414 MOL f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ladefoged, Peter
Malden/Oxford: Blackwell, 2003
414.8 LAD p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Erniati
"Bahasa Melayu Ambon adalah bahasa yang tergolong sebagai rumpun atau dialek dari bahasa melayu standar yang dituturkan oleh masyarakat yang berada di wilayah Pulau Ambon, Pulau-pulau Lease, yaitu Saparua, Haruka Nusa Laut, Pulau Buano, Pulau Manipa, P-ulau Kelang, dan Kepulauan Watubela, Pulau Buru, Maluku Tenggara sampai Maluku Barat Daya. Bahasa Melayu Ambon memilikki 245.020 juta penutur yang tersebar di seluruh Kepulauan Maluku. Bahasa Melayu Ambon termasuk dalam rumpun bahasa Melayu Polinesia. Salah satu cara melestarikan bahasa Melayu Ambon ini diperlukan penelitian fonologi termasuk tentang karakteristik dan pendistribusianya dalam kata. Penelitian inibertujuan untuk mengetahui jumlah fonem bahasa Melayu dialek Ambon dan distribusinya dalam kata. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif-deskriptif. Hasil analisis menunjukan bahwa fonem yang terdapat pada Bahasa Melayu Ambon terdiri atas lima fonem vokal dan sembilan belas fonem konsonan."
Banten: Kantor Bahasa Provinsi Banten, 2019
400 BEBASAN 6:2 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sustiyanti
"Penelitian ini mengkaji pola intonasi dan pemarkah pola intonasi kalimat deklaratif dan interogatif bahasa Indonesia oleh penutur Lampung. Penelitian ini merupakan penelitian fonetik eksperimental dengan metode analisis data kuantitatif dan kualitatif. Kajian data menunjukkan bahwa dalam pola intonasi kalimat deklaratif berstruktur S-PO-K terdapat kecenderungan nada mendatar pada subjek, predikat, objek, menurun pada keterangan, garis dasar nada cenderung menurun, dan rentang nada relatif kecil. Pola intonasi kalimat interogatif konfiratoris cenderung naik pada subjek, predikat, objek, menurun tajam pada keterangan, dan rentang nada relatif besar. Pemarkah pola intonasi kalimat deklaratif berstruktur S-P-O-K adalah alir nada naik pada subjek, datar pada predikat, turun pada objek, naik-turun pada keterangan, garis dasar nada turun pada keterangan, nada akhir turun, dan garis dasar nada turun pada seluruh kontur. Pemarkah pola intonasi kalimat interogatif konfirmatoris adalah alir nada naik pada subjek, datar pada predikat sampai dengan awal keterangan, alir nada turun-naik-turun pada akhir keterangan, dan nada akhir turun.

This study examines intonation pattern and marker of intonation pattern of Indonesian declarative and confirmatory interrogative sentence spoken by Lampung speakers. The study is an experimental phonetics research using quantitative and qualitative data analysis method. The study reveals that the intonation pattern of the declarative sentence, which have subject-predicate-object-adjunct structure, tends to flat at subject, predicate, object, decline at adjunct, the baseline of contour is decline, and the pitch range is narrow relatively. The intonation pattern of the interrogative sentence tends to rise at subject, predicate, object, fall incisively at adjunct, and the pitch range is wide relatively. The markers of intonation pattern of declarative sentence, which have subject-predicate-object-adjunct structure is the rise pitch movement at subject, flat at predicate, fall at object, the rise-fall pitch movement at adjunct, the declination of baseline at adjunct, the fall final pitch, and the declination of baseline at the contour. The markers of intonation pattern of confirmatory interrogative sentence is the rise pitch movement at subject, flat at predicate to the beginning of adjunct, the fall-rise-fall pitch movement at the end of adjunct, and the fall final pitch."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
T26223
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Darsita
"Jatinegara Daum adalah sebuah wilayah yang terletak di Pulau Gadung Jakarta Timur. Penduduk yang bermukim di wi_layah tersebut tidak menggunakan bahasa Indonesia, sebagai bahasa pergaulannya sehari-hari. Adapun bahasa yang mereka pergunakan adalah bahasa Sunda. Bahasa Sunda yang dipergunakannya itu diperkenalkan oleh Pangeran Akhmad Jaketra, pada tahun 1619. Kini, bahasa itu masih tetap dipergunakan oleh keturunan Pangeran Akhmad Jaketra, sebagai bahasa pergaulan sehari-hari. Kendatipun, bahasa itu masih tetap dipergunakan sebagai bahasa pergaulan sehari-hari namun, jumlah pengikutnya dapat dikatakan berkurang karena mereka menganggap bahasa Sunda yang mereka pergunakan itu bahasa Sunda kasar. Oleh karena bahasa ini diperkirakan sudah berusia 300 tahun lebih, maka penelitian terhadap bahasa tersebut menjadi amat menarik, dan juga bahasa itu perlu untuk diinventarisasikan sebagai bahasa daerah yang terdapat di Indonesia, yang perlu diperkenalkan kepada semua masyarakat."
1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Hidayat Widjayanto
"Penelitian mengenai pelafalan bahasa Arab dilakukan di TK. Bani Saleh, Bekasi, pada bulan Februari sampai Mei 2005, tujuannya adalah mendeskripsikan dan menganalisis bunyi-bunyi vokal, dan konsonan bahasa Arab yang dilafalkan oleh anak usia pra sekolah. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan landasan untuk membuat suatu metode pengajaran bahasa Arab yang dapat disesuaikan dengan umur anak-anak prasekolah. Hasilnya menunjukkan bahwa konsonan bahasa Arab yang belum dikuasai sama sekali oleh hampir seluruh responden adalah konsonan /?/. Hal tersebut dapat diketahui dari akumulasi jumlah berbagai bunyi konsonan bahasa Arab yang mengalami penyimpangan, bunyi /?/ menempati peringkat pertama dari penyimpangan bunyi konsonan bahasa Arab lainnya. Penyimpangan bunyi bahasa Arab juga berlaku pada konsonan bahasa Arab yang terdapat dalam bahasa Indonesia seperti bunyi /x/, /d/, /r/ dan /f/. Mengingat usia anak yang tergolong dini maka pengajaran bahasa Arab hendaknya difokuskan pada bidang fonologi terlebih dahulu."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2005
S13433
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faisal Loui Farahan
"Setiap bahasa di dunia ini memiliki bunyi bahasa yang berbeda-beda. Lain bahasa, lain pula bunyinya. Begitu pula dengan bahasa Jerman dan bahasa Jepang. Kedua bahasa ini memiliki sistem bunyi bahasa dan pelafalan yang berbeda. Interferensi dapat terjadi pada seseorang dalam pelafalan bunyi terutama bunyi bahasa asing, jika ia tidak memperhatikan sistem bunyi bahasa tersebut. Dalam tugas akhir ini dibahas interferensi pelafalan bunyi konsonan dalam bahasa Jerman oleh penyanyi berbahasa ibu bahasa Jepang Cyua dan Mika Kobayashi, yang menyanyikan lagu berbahasa Jerman. Selain itu, dibahas juga jenis interferensi yang dilakukan oleh kedua penyanyi tersebut. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data berasal dari lagu yang berjudul Vogel im Käfig dan Bauklötze. Penelitian ini dilakukan berdasarkan teori Weinreich dan Ternes dengan tujuan untuk mengetahui apakah ada interferensi/penyimpangan dari sistem bunyi bahasa Jerman, dan apa saja bentuk interferensinya pada kedua lagu tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan terjadinya interferensi pelafalan bunyi konsonan [ç], [h], [k], [ʁ], [ʃ], [ts], [v], [x], [z] dalam bahasa Jerman oleh kedua penyanyi tersebut. Berdasarkan jenis interferensi menurut Weinreich dan Ternes, terjadi 3 jenis interferensi yang dilakukan oleh kedua penyanyi tersebut, yaitu penggantian bunyi [ʁ], [ʃ], [ts], [v], [z], penghilangan bunyi [ç] dan [x], dan penambahan bunyi [h] dan [k].

Each language has its system, phonetically. Just like German, it has a phonetic system that can be interfered with when pronouncing it if the phonetic system is ignored. This research aims at the interference of German consonant pronunciation by Japanese singers, Cyua and Mika Kobayashi, who sing German songs. In this research, the types of interference according to Weinreich and Ternes will be discussed. This research uses a descriptive qualitative method to describe the interferences happened by both singers. The results of this study shows that the interference in the pronunciation of German consonants by both singers, such as [ç], [h], [k], [ʁ], [ʃ], [ts], [v], [x], [z] occurred. Based on the types of interference according to Weinreich and Ternes, there are 3 types of interference made by the two singers such as phone substitution ([ʁ], [ʃ], [ts], [v], [z]), phone omission ([ç] and [x]), and the addition of the phone ([h] and [k])."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>