Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 61498 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maryam Khansa Kamila
"Penelitian ini membahas mengenai bentuk dan konteks tindak tutur ekspresif bahasa Jepang pada anime Spy X Family. Penelitian dengan metode kualitatif ini menggunakan teori tindak tutur yang dikemukakan oleh J.L. Austin yang kemudian disempurnakan oleh John R. Searle. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi bentuk tindak tutur ekspresif anime Spy X Family beserta penggunaannya. Tindak tutur ekspresif yang ditemukan dalam penelitian ini adalah tindak tutur ekspresif meminta maaf, berterima kasih, penyesalan, dan menyambut. Adapun tindak tutur meminta maaf dan berterima kasih merupakan tindak tutur yang lebih banyak ditemukan dan penggunaan kedua tindak tutur memiliki variasi yang beragam, Keberagaman pilihan tindak tutur ini dalam percakapan sehari-sehari bergantung pada konteks situasi dan kedudukan sosial mitra tutur.

This study discusses the form and context of Japanese expressive speech acts in the anime Spy X Family. This qualitative research uses the theory of speech acts put forward by J.L. Austin, which was later perfected by John R. Searle. The purpose of this research is to identify the forms of expressive speech acts in the anime Spy X Family and their uses. The expressive speech acts found in this study are those of apologizing, thanking, regretting, and welcoming. The speech acts of apologizing and thanking are more commonly found, and the use of the two speech acts has various variations. The diversity of these speech acts in everyday conversation depends on the context of the situation and the social position of the speech partners."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Rahil Fikriyah
"Penelitian ini adalah kajian tentang jenis-jenis tindak tutur ilokusi ekspresif yang  terdapat dalam  film Belanda 'Jongens', Film 'Jongens' merupakan film yang dirilis di tahun 2014 tentang pencarian jati diri seorang atlet estafet remaja bernama Sieger serta kebingungannya dengan seksualitas dan label diri. Tujuan dari kajian ini adalah untuk memaparkan tindak tutur ilokusi ekspresif apa saja yang terdapat di dalam film 'Jongens'. Kajian ini berlandaskan teori John Langshaw Austin dalam How To Do Things With Words dan John R. Searle dalam Speech Acts: An Essay in the Philosophy of Language dan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Terdapat total 32 tindak tutur ilokusi ekspresif yang dapat diidentifikasi dalam kajian ini dan tindak jenis ekspresif yang ditemukan adalah sarkasme, memberi sindiran, pujian, kekhawatiran, amarah, dan kekecewaan.

This research is a study of the types of expressive illocutionary speech acts through linguistic perspective contained in the Dutch film 'Jongens', the film 'Jongens' is a film released in 2014 about the search for the identity of a teenage relay athlete named Sieger and his confusion with his sexuality and self label. The purpose of this study is to describe what expressive illocutionary speech acts are in the film 'Jongens'. This study is based on the theory of John Langshaw Austin in How To Do Things With Words and John R. Searle in Speech Acts: An Essay in the Philosophy of Language and uses a qualitative descriptive method. There are a total of 32 examples of expressive illocutionary speech acts that can be identified in this study and the identified expressive acts are sarcasm, praise, worry, anger, and disappointment.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dave Emmilio Zegno Fudi
"Berlin sebagai ibukota Jerman tidak hanya dikenal dengan peninggalan historis dalam bentuk budaya material (material culture) seperti monumen atau bangunan dengan gaya arsitektur tertentu, tetapi juga menyimpan kisah spionase dunia pada era Perang Dingin. Sebagai “pusat pertarungan“ ideologi Perang Dingin, Berlin sangat lekat diasosiasikan dengan spionase. Kesan ini sering diangkat sebagai tema berbagai produk media, baik yang diproduksi di dalam atau luar Jerman. Salah satu produk media populer yang mengangkat tema spionase di Berlin adalah serial manga Spy X Family (2019) karya Tetsuya Endo. Penggambaran kota Berlint dalam serial manga ini dapat dimaknai sebagai representasi Berlin pada era Perang Dingin. Dengan menganalisis serial manga ini secara semiotik, penelitian ini bertujuan untuk memperlihatkan bagaimana Berlin sebagai wilayah sentral pada era Perang Dingin direpresentasikan dalam budaya populer. Analisis semiotik terhadap penggambaran landscape dan kehidupan di kota Berlint dalam manga Spy X Family ini merepresentasikan kota Berlin sebagai pusat spionase yang tertata rapi dan menyediakan ruang tinggal yang layak bagi penduduknya.

Berlin is not only known for its historical heritage in the form of material culture, such as monuments or buildings with a particular architectural style, but also for keeping stories of world espionage during the Cold War era. As the arena of ideology contestation of the Cold War, Berlin is closely associated with espionage. This impression is often used as the theme of various media products produced inside and outside Germany. One of the popular media products with the theme of espionage in Berlin is the manga series Spy X Family (2019) by Tetsuya Endo. The depiction of the city of Berlint in this manga series can be interpreted as a representation of Berlin during the Cold War era. By analyzing this manga series semiotically, this study aims to reveal how Berlin, as a central region during the Cold War era, was represented in popular culture. This semiotic analysis of the depiction of landscape and life in the city of Berlint in the Spy X Family manga represents the city of Berlin as an espionage center that is neatly arranged and provides decent living space for its inhabitants."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Yunita Pratiwi
"Penelitian ini membahas tindak tutur direktif bahasa Jepang dalam anime Gakuen Babysitters. Teori tindak tutur direktif yang dikemukakan oleh Searle menjadi acuan dalam penelitian ini. Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini, yakni menjelaskan tuturan direktif yang disampaikan oleh dewasa kepada anak-anak dan tuturan direktif anak-anak kepada dewasa. Hasil penelitian ini menunjukan tindak tutur direktif dalam anime Gakuen Babysitter diperoleh data berjumlah 81. Tindak tutur direktif oleh dewasa kepada anak-anak berjumlah 44 data, terdiri dari perintah, permintaan, larangan, ajakan, dan izin. Tindak tutur direktif anak-anak kepada dewasa berjumlah 37 data, terdiri dari perintah, permintaan, dan larangan. Tuturan anak-anak cenderung menggunakan kata halus dan santun, seperti penggunaan bentuk ~te kudasai, ~naide kudasai, dan onegai shimasu. Berbeda dengan anak-anak, tuturan dewasa menggunakan bentuk yang terdengar kasar, memaksa dan penggunaanya hanya dapat digunakan oleh orang dengan status lebih tinggi, seperti bentuk ~ro, ~na, ~nasai, dan ~te kure.

This research discusses Japanese directive speech acts in the anime Gakuen Babysitters. The theory of directive speech acts put forward by Searle becomes a reference in this study. The purpose of this research is to explain the directive speech delivered by adults to children and children's directive speech to adults. The results of this study show that directive speech acts in the anime Gakuen Babysitter obtained data totaling 81. Directive speech acts by adults to children amounted to 44 data, consisting of commands, requests, prohibitions, invitations, and permissions. Directive speech acts of children to adults amounted to 37 data, consisting of commands, requests, and prohibitions. Children's speech tends to use subtle and polite words, such as the use of the forms ~te kudasai, ~naide kudasai, and onegai shimasu. In contrast to children, adult speech uses forms that sound harsh, forceful and can only be used by people with higher status, such as the forms ~ro, ~na, ~nasai, and ~te kure."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muh Fadlan Jagad Miftah Sale
"Penelitian ini membahas tindak tutur asertif dalam anime Kumichou Musume to Sewagakari. Selain itu, penulis juga membahas respons dari mitra tutur setelah mendengarkan tuturan asertif. Analisis dilakukan menggunakan teori J.R Searle (1979) bahwa tindak tutur asertif merupakan tuturan yang mengikat penuturnya atas kebenaran apa yang dikatakan (1979:12). Metode yang digunakan dalam penelitian ini kualitatif dengan teknik simak dan catat. Berdasarkan hasil analisis, peneliti menemukan sebanyak 31 tuturan asertif yang terdiri dari 11 fungsi menyatakan, 7 fungsi memberitahu, 5 fungsi menyarankan, 2 fungsi membanggakan, 3 fungsi mengeluh, 1 fungsi melaporkan. Fungsi yang sering ditemukan adalah fungsi menyatakan dibandingkan fungsi lainnya. Kemudian untuk respons mitra tutur ditemukan sebanyak 31 respons yang terdiri dari 20 respons verbal, 5 respons nonverbal, 1 tanpa respons.

This research examines assertive speech acts in the anime "Kumichou Musume to Sewagakari". Additionally, the author also discusses the responses from the interlocutors after listening to assertive utterances. The analysis is conducted using J.R Searle's theory (1979) that assertive speech acts bind the speaker to the truth of what is being said (1979:12). The method used in this research is observation and note-taking. Based on the conducted analysis, the researcher found a total of 31 utterances consisting of 11 stating functions, 7 informing functions, 5 suggesting functions, 2 boasting functions, 3 complaining functions, and 1 reporting function. The most frequently found function is the stating function compared to other functions. Regarding the responses from the interlocutors, a total of 31 responses were found, consisting of 25 verbal responses, 5 nonverbal responses, and 1 unresponsive."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rangga Ferizky Fadli
"Dalam dunia perfilman saat ini dikenal istilah sulih suara atau dubbing, sebuah istilah yang merujuk pada kegiatan mengubah audio percakapan dalam sebuah film menjadi bahasa lain sehingga bahasa film tersebut dapat dimengerti oleh masyarakat luas. Analisis dilakukan pada sebuah film animasi karya Hayao Miyazaki yang berjudul Spirited Away. Bahasa yang digunakan dalam film ini adalah bahasa Jepang, namun setelah ditayangkan di Netflix, memiliki beberapa opsi pilihan sulih suara dalam bahasa lain, salah satunya yaitu bahasa Arab. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis bagaimana tindak tutur ekspresif berbahasa Arab digunakan dalam film Spirited Away yang telah disulih suara berbahasa Arab. Dalam proses analisis data, data dianalisis berdasarkan teori tindak tutur ekspresif yang dikemukakan oleh Searle (1976), dan Guiraud, et al. (2011) serta teori tindak tutur ekspresif milik Austin (1962). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif deskrpitif dengan pendekatan pragmatik. Setelah dilakukan analisis, ditemukan tindak tutur ekspresif sebanyak 53 data dalam film Spirited Away. Tuturan tersebut terdiri atas: (1) Thanking (terima kasih) sebanyak 15 data; (2) Disapproving (ketidaksetujuan) sebanyak 8 data; (3) Praising (memuji) sebanyak 5 data; (4) Accusing (menuduh) sebanyak 5 data; (5) Welcoming (ungkapan menyambut atau selamat datang) sebanyak 5 data; (6) Approving (menyetujui) sebanyak 3 data; (7) Sadness (kesedihan) sebanyak 3 data; (8) Protesting (memprotes) sebanyak 3 data; (9) Guilt (rasa bersalah) sebanyak 2 data; (10) blaming (menyalahkan) sebanyak 2 data; (11) Apologizing (meminta maaf) sebanyak 2 data. Hasil analisis menunjukkan bahwa sulih suara bahasa Arab dalam film ini memadukan dua budaya, yaitu Jepang dan Arab, dalam aspek keramahtamahan dan kesopanan dalam interaksi sosial.

In the world of filmmaking today, the term dubbing is well known. It refers to the activity of changing the audio conversations in a film into another language so that the film's language can be understood by a wider audience. An analysis is conducted on an animated film by Hayao Miyazaki titled "Spirited Away." The language used in this film is Japanese, but after being broadcasted on Netflix, it offers several dubbing options in other languages, including Arabic. The aim of this research is to analyze how expressive speech acts in the Arabic language are used in the film "Spirited Away" after being dubbed in Arabic.During the process of data analysis, the data is analyzed based on the theory of expressive speech acts proposed by Searle (1976) and Guiraud, et al. (2011), as well as Austin's (1962) theory of expressive speech acts. The method used in this research is qualitative-descriptive research with a pragmatic approach. After the analysis, a total of 53 instances of expressive speech acts were found in the film "Spirited Away." These expressions consist of: (1) Thanking with 15 instances; (2) Disapproving with 8 instances; (3) Praising with 5 instances; (4) Accusing with 5 instances; (5) Welcoming with 5 instances; (6) Approving with 3 instances; (7) Sadness with 3 instances; (8) Protesting with 3 instances; (9) Guilt with 2 instances; (10) Blaming with 2 instances; (11) Apologizing with 2 instances. The analysis results indicate that the Arabic dubbing in this film combines two cultures, Japanese and Arab, in terms of hospitality and politeness in social interactions."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Mariana
"Tindak tutur dalam sebuah komunikasi mengandung maksud serta dapat  menimbulkan pengaruh pada mitra tutur. Setiap tindak tutur juga memiliki fungsi sosial yang melibatkan tata krama dalam bermasyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perbandingan jenis tindak tutur ilokusi representatif, direktif, dan ekspresif serta fungsi sosialnya dalam cerita pendek Tschick dan Flori geht zur Schule. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan menggunakan teori tindak tutur Searle. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa lebih banyak muncul tindak tutur direktif, yakni memerintah dengan fungsi sosial kompetitif pada cerita pendek Tschick, sedangkan pada cerita pendek Flori geht zur Schule lebih banyak muncul tindak tutur representatif, yaitu menyatakan, dan tindak tutur ekspresif, yakni mengeluh dan meminta maaf dengan fungsi sosial menyenangkan serta fungsi bekerja sama.
Speech act in a communication have purpose and can influence the speech partner. Each speech act also has a social function that involves social behavior. This study aims to describe the comparison of representative, directive, and expressive illocutionary speech acts and their social functions in the short story of Tschick and Flori geht zur Schule. The method used is qualitative using Searle`s speech act theory. The results of this study indicate that there are more directive speech acts, namely ordering with competitive social functions in Tschick short stories, while in the Flori geht zur Schule short stories there are more representative speech acts, namely states and expressive speech acts, namely complain and apology with pleasant social functions and cooperative functions."
2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Laily Rizkike Nenoningtyas
"ABSTRAK
Tindak tutur ekspresif digunakan untuk mengungkapkan sikap psikologis penutur terhadap keadaan tersirat dalam sebuah ilokusinya. Mempelajari tindak tutur memang sangat penting agar dapat memahami berbagai ujaran baik dalam kehidupan sehari-hari maupun pada karya sastra. Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan bentuk dan fungsi tindak tutur ekspresif dalam dialog percakapan karakter utama pada film About A Girl karya Mark Monheim (2015). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa fungsi tuturan ekspresif yang paling banyak terlihat dalam film ini adalah menyatakan sikap marah dan permintaan maaf, sedangkan bentuk tuturan yang terdapat film ini adalah tujuh tindak tutur langsung literal dan tujuh tindak tutur tidak langsung literal.

ABSTRACT
Expressive speech act is to tell or to say the attitude of the speaker psychologically to the implicit situation in illocution. Expressive speech art is important in daily life and also in literature to understand various statements. This research is being intended to describe forms and functions of expressive speech art in the dialogs between two main characters in a movie About a Girl by Mark Monheim (2015). The research method is qualitative method. The result of this research shows that the most function of expressive speech act in this film is angry statements and apologies. the speech act form in this film are seven literal direct speech acts and seven literal indirect acts.
"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dhar, Maloy Krishna
New York: Manas Publication, 2007
813 DHA o
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Novitasari
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai tindak tutur memuji secara eksplisit dan implisit dalam bahasa Jepang. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan tindak tutur memuji secara eksplisit dan implisit. Penjelasan mengenai tindak tutur secara eksplisit akan dipaparkan leksikon-leksikon yang secara lugas menyatakan pujian. Sedangkan, penjelasan mengenai tindak tutur implisit melalui ujaran-ujaran taklangsung yang mengimplikasikan pujian. Analisis masalah penelitian ini menggunakan teori tindak tutur yang dikemukakan oleh J.L. Austin dan John R. Searle, serta teori mengenai eksplikatur dan implikatur yang digagas oleh Paul Grice. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan desain deskriptif analisis yang berfokus pada variety show X Factor Japan. Hasil penelitian ini ditemukan tindak tutur memuji secara eksplisit, tindak tutur memuji secara implisit serta kombinasi antara tindak tutur memuji secara eksplisit dan implisit.

ABSTRACT
The focus of this study is the speech acts of compliment explicitly and implicitly in Japanese. This study aims to explain the speech acts of compliment explicitly and implicitly. Explanation of speech acts will be explicitly exposed by lexicon that plainly compliment. Meanwhile, the explanation of implicit speech acts through indirect utterances implies compliment. Analysis of this research problem using the theory of speech acts proposed by J.L. Austin and John R. Searle, as well as the theory of explicatures and implicatures who initiated by Paul Grice. This research is qualitative with descriptive analytical design that focuses on variety show X Factor Japan. The results of this study found speech acts of compliment explicitly, speech acts of compliment implicitly and a combination of speech acts of compliment explicitly and implicitly."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>