Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 109725 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yaldi Ilham Sanubari
"Penelitian ini mengidentifikasi dan menganalisis respon Rusia dalam pembongkaran monumen-monumen Rusia yang dilakukan Ukraina melalui pemberitaan media yang didanai oleh Rusia yaitu Russia Today (RT) yang dianalisis dengan model framing. Selama terjadinya invasi yang dilakukan oleh Rusia kepada Ukraina, media menghasilkan banyak berita dengan beragam kasus mengenai Invasi Rusia ke Ukraina. Pembongkaran empat tokoh monumen Rusia dapat diasumsikan sebagai bentuk Russophobia yang dilakukan oleh otoritas Ukraina di beberapa kota, yaitu Dnepr, Kyiv, Kharkiv, Odesa, dan Zhitomir. Penelitian ini menggunakan analisis framing Semetko & Valkenburg (2000) didukung dengan lima bentuk frame yang telah diidentifikasi dari penelitian sebelumnya yaitu frame konflik, frame human interest, frame konsekuensi ekonomi, frame moralitas, dan frame tanggung jawab. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah unit-unit berita milik Russia Today (RT) periode 16 Agustus—29 Desember 2022 berbasis bahasa Inggris. Hasil penelitian menunjukkan Russia Today (RT) secara aktif menggunakan empat frame untuk mendukung pemerintah Rusia dalam mendiskreditkan pemerintah Ukraina dalam menghilangkan simbol-simbol budaya dengan melakukan pembongkaran monumen milik Rusia.

This study identifies and analyzes Russia's response to the dismantling Russian monuments by Ukraine through media coverage funded by Russia, namely Russia Today (RT), which is analyzed using the framing model. During the Russian invasion of Ukraine, the media produced much news with various cases regarding the Russian invasion of Ukraine. The demolition of four Russian monument figures is assumed to be a form of Russophobia by the Ukrainian authorities in several cities, namely Dnepr, Kyiv, Kharkiv, Odesa, and Zhytomyr. This study uses Semetko & Valkenburg (2000) framing analysis supported by five forms of frames identified from previous research: conflict, human interest, economic consequence, morality, and responsibility. The data used in this study are from English-based news units owned by Russia Today (RT) for the period August 16—December 29, 2022. The study results show that Russia Today (RT) actively uses four frames to support the Russian Government in discrediting the Ukrainian Government in eliminating cultural symbols by dismantling Russian monuments."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Elsa Marsha Ananda
"Film Aftershock (唐山大地震) adalah film karya sutradara Feng Xiaogang yang dirilis pada 22 Juli 2010 di Cina. Film ini mengisahkan tentang dampak dari gempa di Tangshan (1976) yang membuat seorang ibu (Li Yuanni) harus memilih antara menyelamatkan anak laki-lakinya (Fang Da) atau anak perempuannya (Fang Deng). Pada akhirnya, Li Yuanni pun memilih Fang Da tanpa mengetahui bahwa keputusan tersebut akan memberikan pengaruh besar terhadap hidupnya dan kedua anaknya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konflik batin tokoh Li Yuanni, Fang Da, dan Fang Deng pasca gempa Tangshan 1976. Selain itu, penelitian ini juga akan membahas tentang perjuangan ketiga tokoh tersebut untuk bangkit dari keterpurukan bersama dengan pembangunan kembali kota Tangshan. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif-analisis. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa tokoh ibu dan kedua anaknya dalam film Aftershock sama-sama mengalami konflik batin yang diakibatkan oleh gempa bumi Tangshan. Meskipun demikian, hal tersebut tidak menyurutkan semangat mereka untuk berjuang melanjutkan hidup dan bangkit dari kehancuran, sama seperti kota Tangshan yang akhirnya bangkit dari kehancuran akibat gempa.

Aftershock (唐山大地震) is a film by director Feng Xiaogang which was released on July 22, 2010 in China. This film tells about the impact of the earthquake in Tangshan (1976), which made a mother (Li Yuanni) have to choose between saving her son (Fang Da) or daughter (Fang Deng). In the end, Li Yuanni chose Fang Da without knowing that this decision would significantly impact her life and her two children. This study analyzes the inner conflicts of the characters Li Yuanni, Fang Da, and Fang Deng after the 1976 Tangshan earthquake. In addition, this study will also discuss the struggles of the three characters to rise from adversity along with the rebuilding of Tangshan City. This research is qualitative research with the descriptive-analytical method. The results of the study show that the mother and her two children in Aftershock both experience inner conflicts caused by the Tangshan earthquake. Even so, this did not dampen their enthusiasm to fight for life and rise from the destruction, just like the city of Tangshan, which finally rose from the destruction caused by the earthquake."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Novia Sarifa Az- Zahra
"Kekerasan seksual dalam konflik merupakan fenomena yang akrab dalam sejarah peperangan dan konflik dunia. Berdasarkan laporan Human Rights Watch dan PBB, kekerasan seksual kembali terjadi pada konflik Rusia-Ukraina 2022. Berbagai media massa, seperti media Inggris The Guardian dan media Rusia RIA Novosti, menyajikan topik ini dengan cara yang berbeda dalam artikel-artikelnya. Dalam pandangan konstruktivisme, perbedaan cara penyajian berita itu merupakan hal yang wajar karena berita bukanlah cermin realitas, melainkan hasil konstruksi dari proses pembingkaian. Lalu, bagaimana media The Guardian dan RIA Novosti membingkai kekerasan seksual dalam konflik Rusia-Ukraina selama 24 Februari–31 Desember 2022? Bertujuan untuk mengetahui bagaimana bingkai atas topik tersebut ditampilkan oleh The Guardian dan RIA Novosti, penelitian ini menganalisis artikel-artikel dari kedua media dengan model pembingkaian milik Robert Entman. Dari temuan penelitian ini, dapat dimaknai bahwa The Guardian membingkai topik kekerasan seksual dalam konflik Rusia-Ukraina 2022 sebagai masalah HAM dan transnasional, sedangkan RIA Novosti membingkai topik tersebut sebagai tuduhan palsu terhadap Rusia.

Conflict-related sexual violence is a familiar phenomenon inside the world's history of war and conflict. Based on Human Rights Watch and the UN's reports, sexual violence was occurring again in the 2022 Russia-Ukraine conflict. Various mass media, such as British media The Guardian and Russian media RIA Novosti, delivered this topic differently in their news articles. From the view of constructivism, the difference in the way of delivering news is prevalent because news is not a mirror of reality but the result of a construction from a framing process. Then, how did The Guardian and RIA Novosti frame sexual violence in the Russia-Ukraine conflict from 24 February–31 December 2022? Aiming to know how the frame of the topic was served by The Guardian and RIA Novosti, this study analyzes articles from both medias using Robert Entman's framing model. From the findings of this study, it can be interpreted that The Guardian framed the topic of sexual violence in the 2022 Russia-Ukraine conflict as a human rights and transnational issue, while RIA Novosti framed it as a false accusation against Russia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Satria Akbar
"Artikel ini membahas bagaimana bantuan keamanan militer CSTO dalam kerusuhan di Kazakhstan tahun 2022 dibingkai sebagai upaya penegasan pengaruh Rusia oleh media The New York Times. Menggunakan model analisis pembingkaian Pan & Kosicki, analisis ini bertujuan untuk membuktikan bahwa The New York Times sebagai media Barat tidak memberitakan keterlibatan militer CSTO sebagai bantuan, melainkan sebagai upaya Rusia untuk menegaskan pengaruhnya. Hasilnya The New York Times terbukti membingkai bantuan keamanan militer CSTO sebagai upaya penegasan pengaruh Rusia atas republik-republik bekas Soviet, yakni dengan menonjolkan Rusia atau Putin sebagai yang paling berperan, dan kemudian menggambarkan keterlibatan itu sebagai intervensi, keuntungan bagi Rusia sendiri, kedok untuk menetap tanpa batas waktu, bantuan yang tidak dibutuhkan dan tidak diinginkan, bantuan yang mengkhawatirkan masyarakat Kazakhstan, bantuan yang tidak tulus, menghambat proses demokrasi, serta merugikan masyarakat dan pemimpin Kazakhstan sendiri.

This article discusses how CSTO's military security assistance in the Kazakhstan unrest in 2022 is framed as a Russia’s effort to assert its influence by The New York Times. Using the Pan & Kosicki framing analysis model, this analysis aims to prove that The New York Times as a western media does not report on CSTO's military involvement as aid, but as an attempt by Russia to assert its influence. As the result, The New York Times proved to frame the CSTO military security assistance as an effort by Russia to assert its influence over the former Soviet republics, by highlighting Russia or Putin as the most important, and then describing the involvement as intervention, a benefit for Russia itself, a guise for staying indefinitely, unneeded and unwanted assistance, assistance that worries the people of Kazakhstan, insincere assistance, hinders the democratic process, and is detrimental to the people and leaders of Kazakhstan itself."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
"Persoalan perubahan iklim yang mengedepankan pentingnya konsep pembangunan berkelanjutan merupakan persoalan kemanusiaan yang tidak bisa didekati semata-mata dari satu disiplin ilmu. Dalam persoalan ini terkandung dimensi-dimensi sosial, ekonomi, politik, hukum, dan bahkan budaya. Disamping itu, dikaitkan dengan pembuatan kebijakan (decision making), persoalan perubahan iklim juga melibatkan dimensi yang luas, dari dimensi lokal, nasional sampai internasional"
Jakarta: Hartomo Media Pustaka, 2014
577.22 MEN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Aliyah
"Mangrove merupakan tanaman yang memiliki banyak fungsi penting, diantaranya fungsi perlindungan dari ancaman perubahan iklim dan penyerap karbon di atmosfer. Mangrove memiliki tingkat adaptasi yang tinggi terhadap faktor abiotic disekitar, namun kemampuan adaptasi setiap mangrove berbeda, sehingga faktor abiotik bisa menjadi ancaman bagi keberadaan mangrove. Kebutuhan lahan yang terus meningkat seiring pertumbuhan penduduk juga menjadi tantangan dan ancaman kepada keberadaan mangrove di wilayah pesisir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan area mangrove dan faktor fisik yang menjadi ancaman terhadap mangrove. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif keruangan dengan memanfaatkan data penginderaan jauh. Hasil penelitian menunjukan bahwa perubahan area mangrove terjadi di keempat zonasi penelitian dimana terjadi penurunan luasan dari tahun 2017 hingga tahun 2020 sebanyak 1.030,40 Ha dan peningkatan di tahun 2021 sebanyak 199,53 Ha. Penurunan luasan mangrove memiliki temporal yang berbeda di setiap zona. Sedangkan peningkatan luasan terjadi di seluruh zona pada tahun 2021. Faktor yang menjadi ancaman bagi ekosistem mangrove adalah penurunan curah hujan lebih dari 500mm per tahun.

Mangroves are plants that have many important functions, including the function of protecting from the threat of climate change and absorbing carbon in the atmosphere. Mangroves have a high degree of adaptation to the surrounding abiotic factors, but the adaptability of each mangrove is different, so that abiotic factors can be a threat to the existence of mangroves. The need for land that continues to increase along with population growth is also a challenge and threat to the existence of mangroves in coastal areas. This study aims to determine changes in mangrove areas and physical factors that pose a threat to mangroves. The method used in this research is descriptive spatial analysis by utilizing remote sensing data. The results showed that changes in mangrove areas occurred in the four research zones where there was a decrease in area from 2017 to 2020 by 1.030,40 Ha and an increase in 2021 by 199,53 Ha. The decrease in mangrove area has a different temporal in each zone. Meanwhile, an increase in area will occur in all zones in 2021. Physical environmental factors that pose a threat to the mangrove ecosystem are a decrease in rainfall of more than 500 mm per year."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fiska Noviliyanti
"Perubahan lingkungan yang semakin nyata saat ini memiliki dampak yang cukup serius terhadap pertanian di Indonesia, tak terkecuali pertanian jahe di Kecamatan Mande, Kabupaten Cianjur. Hal ini merangsang para petani untuk melakukan adaptasi dalam teknik budidayanya sebagai bentuk penyesuaian dan penyelesaian terhadap permasalahan yang terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak dinamika lingkungan terhadap pertanian jahe di Kecamatan Mande dan menganalisis upaya adaptasi dalam menghadapi dinamika lingkungan menggunakan metode kualitatif. Penelitian ini menggunakan pendekatan Social-Ecological System (SES) yang memiliki sudut pandang bahwa perilaku adaptif yang dilakukan dapat dipengaruhi oleh ikatan sosial dan sosial-ekologis yang mengikat hubungan antar-manusia dan lingkungan. Analisis yang dilakukan adalah analisis perbandingan dan deskriptif spasial yang didapatkan dari hasil pengolahan data jenis tanah, topografi, curah hujan, suhu, dan kodifikasi dari hasil wawancara mendalam. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa perubahan curah hujan menyebabkan tanaman jahe menguning dan rimpang jahe menjadi busuk, sedangkan perubahan suhu yang terjadi menyebabkan pertumbuhan jahe terhambat dan kualitas jahe menurun. Jenis tanah gleisol yang tersebar di wilayah timur Kecamatan Mande merupakan tanah yang paling tidak sesuai untuk ditanami jahe karena sifatnya yang selalu jenuh air sehingga jahe mudah busuk. Sedangkan faktor topografi yaitu wilayah dengan ketinggian kurang dari 200 Mdpl dan lereng yang sangat curam atau lebih dari 30% juga dapat menghambat pertumbuhan jahe karena ketinggian yang sangat rendah memiliki suhu yang terlalu tinggi, sedangkan lereng yang sangat curam tidak dapat menahan air yang cukup untuk tanaman jahe. Selain itu, Terjadinya dinamika lingkungan fisik yang termanifestasikan pada perubahan curah hujan dan suhu menyebabkan terjadinya dinamika pada lingkungan sosial melalui kegiatan adaptasi yang dilakukan oleh petani. Dari enam jenis adaptasi, terdapat dua jenis adaptasi yang paling banyak dilakukan oleh para petani jahe di Kecamatan Mande, yaitu adaptasi berbasis pasar dan adaptasi reaktif, sedangkan jenis adaptasi yang paling sedikit dilakukan yaitu adaptasi institusional.

Environmental changes that are increasingly evident today have a serious impact on agriculture in Indonesia, including ginger farming in Mande District, Cianjur Regency. This stimulates farmers to make adaptations in their cultivation techniques as a form of adjustment and resolution to the problems that occur. This study aims to analyze the impact of environmental dynamics on ginger farming in Mande District and analyze adaptation efforts in the face of environmental dynamics using qualitative methods. This research uses the Social-Ecological System (SES) approach, which has a point of view that adaptive behavior can be influenced by social and social-ecological ties that bind human and environmental relationships. The analysis conducted was a comparative and descriptive spatial analysis obtained from the results of processing data on soil type, topography, rainfall, temperature, and codification of the results of in-depth interviews. The results of this study reveal that changes in rainfall cause ginger plants to turn yellow and ginger rhizomes to rot, while changes in temperature cause ginger growth to be inhibited and ginger quality to decline. The gleisol soil type in the eastern part of Mande sub-district is the least suitable for ginger cultivation because it is always water-saturated, making ginger easily rotten. Topographical factors such as areas with altitudes of less than 200 meters above sea level and very steep slopes of more than 30% can also inhibit the growth of ginger because very low altitudes have too high temperatures, while very steep slopes cannot retain enough water for ginger plants. In addition, the dynamics of the physical environment manifested in changes in rainfall and temperature cause dynamics in the social environment through adaptation activities carried out by farmers. Of the six types of adaptation, there are two types of adaptation that are most widely practiced by ginger farmers in Mande District, namely market-based adaptation and reactive adaptation, while the least type of adaptation is institutional adaptation."
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Difa Shafira
"Perkara litigasi perubahan iklim kini semakin berkembang dan dapat diidentifikasi
dalam berbagai yurisdiksi, termasuk Indonesia. Namun, karakteristik khusus dari
isu perubahan iklim yang berbeda dengan permasalahan lingkungan hidup
konvensional telah membawa berbagai isu hukum dalam litigasi perubahan iklim.
Salah satu isu yang muncul dalam litigasi perubahan iklim yang ditemukan adalah
kedudukan hukum sebagai hambatan prosedural. Dalam perkara Izin Lingkungan
PLTU Celukan Bawang yang merupakan perkara litigasi perubahan iklim terkait
Amdal pertama di Indonesia, gugatan Penggugat ditolak oleh PTUN Denpasar
karena dinilai tidak memiliki kedudukan hukum. Penelitian ini akan melihat
bagaimana kedudukan hukum dalam perkara litigasi perubahan iklim di Indonesia
muncul sebagai hambatan dengan membandingkan dengan Perkara Earthlife v.
MoE dan Border Power Plant v. DoE dan BLM . Lebih jauh lagi, Penelitian ini
akan melihat bagaimana PTUN Denpasar mempertimbangkan isu emisi Gas
Rumah Kaca sebagai elemen penting dalam litigasi perubahan iklim. Penelitian
ini berkesimpulan bahwa kedudukan hukum dapat menjadi hambatan bagi litigasi
perubahan iklim apabila terdapat inkonsistensi interpretasi terkait kedudukan
hukum di Pengadilan. Selain itu, PTUN Denpasar belum dapat melihat
kekhususan dari emisi gas rumah kaca yang merupakan karakteristik isu
perubahan iklim. Padahal, dengan kerangka hukum yang ada di Indonesia, perkara
ini memiliki potensi besar untuk mendorong pembaruan hukum.

Climate change litigation cases have been growing in numbers and identified in
various jurisdictions, including Indonesia. However, the characteristic on climate
change issues that differ from conventional environmental problems lead to
several legal issues arise in climate change litigation. One of them is legal
standing as the procedural barrier on climate change litigation. On Indonesia’s
first EIA related climate change litigation case, Celukan Bawang Coal-Fired
Power Plant, PTUN Denpasar rejected the plantiff’s claim as they failed to fullfill
the legal standing criteria. This study will examine how is standing provision in
Indonesia arises as a procedural barrier by comparing the case with two other
cases in two different jurisdictions,such as Earthlife v. MoE and Border Power
Plant v. DoE and BLM. Furthermore, this study will examine PTUN Denpasar’s
consideration on greenhouse gases emission as one of the core characteristics of
climate change issue. This study concludes that standing provision in Indonesia
may pose a procedural barrier for climate change litigation if interpreted
inconsistently by the court. In addition, PTUN Denpasar has failed to show an
adequate understanding on greenhouse gasses as the core of climate change issue.
Reflecting on Indonesia’s current legal framework, this case used to have a huge
potential on promoting legal reform.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Resifa Amanda Hellas
"Penelitian ini membahas bagaimana media barat melihat tanggapan Gereja Ortodoks Rusia sebagai sebuah keterlibatan dalam operasi militer khusus yang dilakukan oleh Rusia terhadap Ukraina dalam unit berita yang diterbitkan oleh Religion News Service (RNS). Penelitian ini bertujuan untuk menampilkan pembingkaian yang dilakukan oleh Religion News Service (RNS) atas keterlibatan Gereja Ortodoks Rusia dalam penyerangan tersebut. Teori yang digunakan dalam penelitian ini di ungkapkan oleh Kennet D. Wald (1988) yaitu Churches as Political Communities yang menjelaskan peranan gereja di dalam masyarakat terkait penyebaran paham politik. Penelitian ini menggunakan metode penelitian analisis framing milik Robert N. Entman (1993) dengan membedah unit berita menggunakan 4 perangkat yaitu define problems, diagnose causes, make moral judgement, dan treatment recommendation. Hasil penelitian menunjukkan Religion News Service (RNS) merupakan kantor berita yang bersifat sectarian dan telah membingkai respon yang diberikan Gereja Ortodoks Rusia sebagai keterlibatan dalam operasi militer khusus yang dilakukan oleh Rusia terhadap Ukraina.

This research discusses how the Western media see the Russian Orthodox Church's response as involvement in a special military operation carried out by Russia against Ukraine in a news unit published by the Religion News Service (RNS). This study aims to present the framing by the Religion News Service (RNS) of the Russian Orthodox Church's involvement in the attack. The theory used in this study was expressed by Kennet D. Wald (1988), namely Churches as Political Communities which explains the role of the church in society related to the spread of political understanding. This study uses Robert N. Entman's (1993) framing analysis research method by dissecting news units using 4 tools, namely define problems, diagnose causes, make moral judgments, and treatment recommendations. The results of the study show that the Religion News Service (RNS) has framed the response given by the Russian Orthodox Church as involvement in a special military operation carried out by Russia against Ukraine."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Josefine Nasya
"Medium penyebarluasan ideologi dan propaganda terkhusus dalam konflik Rusia-Ukraina tahun 2022 mayoritas bersumber dari media sosial. Selama konflik berlangsung, sebuah platform media sosial terkemuka di Rusia, Telegram, telah berperan penting dalam pendistribusian informasi yang faktual maupun non-faktual. Penelitian ini bertujuan untuk membahas konsep dan strategi proyek pemeriksa fakta, yang diusung administrator Telegram non-politik Rusia, berupa Telegram dengan nama Война с фейками dengan misi menangkal berita palsu yang dilanjut dengan paparan data faktual. Analisa juga mengkaji kritik penilaian terhadap saluran Telegram sebagai bentuk pembelaan Rusia terhadap perlawanan atas disinformasi narasi yang marak terjadi semasa konflik Rusia dan Ukraina di Bucha tahun 2022 berlangsung. Peneliti menggunakan kerangka teori Analisis Framing oleh Robert N. Entman (1993) dan metode pengumpulan data melalui Internet Searching berdasarkan referensi, artikel berita, hingga perundang-undangan yang relevan dengan objek penelitian. Data membuktikan, saluran Telegram Война с фейками telah berhasil menginvestigasi lebih dari 3000 berita palsu di wilayah Ukraina dan wilayah Bucha selama tahun 2022. Lebih lanjut, konsep dan strategi yang diterapkan oleh Telegram Война с фейками membuktikan efektivitasnya sebagai instrumen dalam mengcounter disinformasi yang disebarkan oleh media-media propaganda Ukraina terkait pembantaian di Bucha pada April 2022, yang ditujukan kepada Rusia.
The medium for disseminating ideology and propaganda, particularly during the Russia-Ukraine conflict in 2022, primarily stems from social media. Throughout the conflict, a prominent Russian social media platform, Telegram, has played a crucial role in distributing both factual and non-factual information. This study aims to discuss the concepts and strategies of a fact-checking project initiated by a non-political Russian Telegram administrator, named Война с фейками, with a mission to counter fake news followed by the presentation of factual data. The analysis also examines the criticism and assessment of the Telegram channel as a form of Russia's defense against the widespread disinformation narratives during the Russia-Ukraine conflict in Bucha in 2022. The researcher employs the Framing Analysis theory by Robert N. Entman (1993) and the data collection method through Internet Searching based on references, news articles, and relevant legislation to the research subject. The data shows that the Telegram channel Война с фейками has successfully investigated more than 3,000 fake news items in Ukraine and the Bucha area during 2022. Furthermore, the concepts and strategies implemented by Telegram Война с фейками demonstrate its effectiveness as an instrument in countering disinformation spread by Ukrainian propaganda media regarding the Bucha massacre in April 2022, which was directed at Russia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>