Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 93719 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dita Azzahra
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keberhasilan majalah HAI dalam membentuk karakter remaja Jakarta tahun 1977–1989. Majalah HAI merupakan majalah yang fenomenal di era Orde Baru, sehingga menjadi trendsetter remaja khususnya di Jakarta sepanjang tahun 1980-an. Hasil penelitian ini menemukan bahwa majalah HAI berhasil membentuk karakter remaja Jakarta melalui informasi yang disampaikan dan terbentuk ke dalam tiga fase, di antaranya fase dominasi komik, cerpen, dan cerbung, fase dominasi gaya hidup Barat, dan fase pemberitaan sekolah. Dalam ketiga fase yang berbeda ini, majalah HAI hadir tidak hanya sebagai majalah hiburan saja, tetapi juga sebagai kompas dalam mengarahkan kehidupan remaja ke arah yang positif di saat kondisi remaja awal era Orde Baru sedang mengalami perubahan akibat modernisasi yang sedang digalakkan oleh pemerintah. Pembentukan karakter yang dibangun oleh majalah HAI dikemas menyesuaikan dengan selera kehidupan remaja yang dinamis, sehingga majalah HAI menjadi populer dan mendapatkan respon yang positif dari pembacanya dan didorong pula oleh redaksional yang bersifat aktual, interaktif, dan gaul. Penelitian ini menggunakan studi literatur berupa majalah, koran, jurnal, dan buku. Penulis juga melakukan wawancara dan penyebaran kuesioner.

This study aims to analyze the success of HAI magazine in shaping the character of Jakarta teenagers in 1977–1989. HAI Magazine was a phenomenal magazine in the New Order era, so that it became a trendsetter for teenagers, especially in Jakarta throughout the 1980s. The results of this study found that HAI magazine succeeded in shaping the character of Jakarta teenagers through the information conveyed and formed into three phases, including the domination phase of comics, short stories, and short stories, the domination of Western lifestyles, and the phase of school reporting. In these three different phases, HAI magazine exists not only as an entertainment magazine, but also as a compass in directing the lives of adolescents in a positive direction when the condition of early adolescents in the New Order era was undergoing changes due to modernization being promoted by the government. The character formation built by HAI magazine is packaged according to the tastes of dynamic youth life, so that HAI magazine becomes popular and gets a positive response from its readers and is also encouraged by editorials that are actual, interactive, and slang. This study uses literature studies in the form of magazines, newspapers, journals, and books. The author also conducted interviews and distributed questionnaires."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ayunda Nurvitasari
"ABSTRAK
Tesis ini berfokus pada bentuk-bentuk pemberdayaan perempuan era digital yang dilakukan oleh majalah daring feminis pertama di Indonesia, Magdalene. Penelitian ini bertujuan memetakan bagaimana contributor Magdalene menanggapi, mengontestasi, ataupun menegosiasi norma patriarkal dalam konteks Indonesia dengan medium tulisan. Penggunaan narasi personal sebagai strategi kontributor disorot dalam penelitian ini untuk menelusuri wujud agensi perempuan dalam mengungkapkan opini, kritik, serta aspirasi mereka, yang dalam tataran lanjut turut mendorong perubahan sosial. Penelitian ini juga meninjau secara kritis mengenai posisi Magdalene dalam pergulatan diskursus konteks Indonesia terutama terkait implikasinya terhadap pola interaksi internet, yakni dengan cara melakukan analisis pada pola interaksi pembaca. Dengan menggunakan metode netnografi dan analisis tekstual, penelitian ini menyorot implementasi agensi perempuan dalam majalah daring Magdalene serta kompleksitasnya dalam pergulatan diskursus era digital. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa perwujudan agensi para kontributor berbeda satu dengan lainnya, tergantung pada pengalaman, cara pandang, serta lingkungan sosial. Pada isu interaksi pembaca, penelitian ini menemukan bahwa majalah daring Magdalene masih bersifat ekslusif pada kelompok individu tertentu saja sehingga argumen yang disuarakan hanya berputar pada ruang vakum echo-chamber . Meski demikian, eksklusivitas tersebut tak dapat dilepaskan dari konteks sosial-politik Indonesia. Dengan demikian, upaya membumikan wacana feminisme di Indonesia perlu mempertimbangkan berbagai aspek dan strategi. Kata Kunci: Majalah daring, patriarki, agensi, echo-chamber, MagdaleneTesis ini berfokus pada bentuk-bentuk pemberdayaan perempuan era digital yang dilakukan oleh majalah daring feminis pertama di Indonesia, Magdalene. Penelitian ini bertujuan memetakan bagaimana contributor Magdalene menanggapi, mengontestasi, ataupun menegosiasi norma patriarkal dalam konteks Indonesia dengan medium tulisan. Penggunaan narasi personal sebagai strategi kontributor disorot dalam penelitian ini untuk menelusuri wujud agensi perempuan dalam mengungkapkan opini, kritik, serta aspirasi mereka, yang dalam tataran lanjut turut mendorong perubahan sosial. Penelitian ini juga meninjau secara kritis mengenai posisi Magdalene dalam pergulatan diskursus konteks Indonesia terutama terkait implikasinya terhadap pola interaksi internet, yakni dengan cara melakukan analisis pada pola interaksi pembaca. Dengan menggunakan metode netnografi dan analisis tekstual, penelitian ini menyorot implementasi agensi perempuan dalam majalah daring Magdalene serta kompleksitasnya dalam pergulatan diskursus era digital. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa perwujudan agensi para kontributor berbeda satu dengan lainnya, tergantung pada pengalaman, cara pandang, serta lingkungan sosial. Pada isu interaksi pembaca, penelitian ini menemukan bahwa majalah daring Magdalene masih bersifat ekslusif pada kelompok individu tertentu saja sehingga argumen yang disuarakan hanya berputar pada ruang vakum echo-chamber . Meski demikian, eksklusivitas tersebut tak dapat dilepaskan dari konteks sosial-politik Indonesia. Dengan demikian, upaya membumikan wacana feminisme di Indonesia perlu mempertimbangkan berbagai aspek dan strategi.Kata Kunci: Majalah daring, patriarki, agensi, echo-chamber, Magdalene.

ABSTRACT
This thesis focuses on how women empowerment in the digital era is implemented by the first feminist online magazine in Indonesia, Magdalene. The purpose of this research is to map how Magdalene rsquo s contributors respond, contest, or negotiate patriarchal norms and values in Indonesian context by writing. The use of personal narration as a contributor rsquo s strategy to gain support is one of the highlights of this research, specifically to investigate women rsquo s agency while expressing opinion and critics. This research also critically examines the positioning of Magdalene in the contestation of discourse within the Indonensian context based on readers rsquo interaction. By using netnography and textual analysis as the main methods, this research highlights the implementation of women rsquo s agency and its complexity in online debates. The result of this research shows that the implementation of agency differs based on each personal experience, perspective, and social context. On top of this, readers rsquo interaction tends to show the exclusivity of the magazine as the discourses are merely consumed, understood, and echoed by those coming from similar backgrounds echo chamber , which is highly affected by the socio political context in Indonesia. Subsequently, the attempt to popularize feminism discourse in Indonesia should consider multiple aspects and strategies."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
T52064
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alessandro Georgie Putra
"Menswear dan lifestyle adalah dua hal yang umumnya melekat pada kehidupan seorang pria modern di Jakarta. Tingkat ketergantungan akan kedua hal tersebut ditandai dengan 13 840 pria se Indonesia yang terdaftar dalam sebuah forum menswear dan lifestyle Darahkubiru. Dari forum tersebut lah masing masing member bertukar pikiran dan saling memberikan informasi seputar menswear dan lifestyle. Dari situ lah kebutuhan akan mengonsumsi media serupa lainnya meningkat namun sejauh ini belum ada media lokal lainnya yang mewadahi kebutuhannya tersebut. Maka dari itu majalah menswear impor yang 'berselera' sama dengan forum tersebut menjadi incaran para lelaki yang menjadi responden penulis. Namun majalah menswear impor tentunya hanya memberikan informasi lifestyle dari negara asalnya. Lalu harganya pun cenderung mahal dan tidak praktis jika dibandingkan dengan tingginya mobilisasi pria modern di Jakarta. Untuk itu dibuatlah sebuah karya berupa majalah digital bernama Garcon yang mengabungkan antara konten menswear dari majalah impor tersebut lalu konten lifestyle Jakarta. Manfaat dari majalah digital Garcon antara lain yakni memberikan informasi seputar menswear dan lifestyle kepada para pria modern. Selain itu Garcon mengajak pembaca untuk konsumtif secara lebih cerdas dan berpikir independen. Namun yang terpenting Garcon menginginkan agar pembacanya tidak hanya tampil bergaya saja melainkan pula berwawasan luas dan global. Sedangkan tujuan dari Garcon sendiri menjadi pedoman bagi para lelaki modern di Jakarta. Garcon merupakan majalah digital bulanan yang diunggah di aplikasi smartphone Wayang Force. Selain memberikan informasi yang inspiratif menghibur dan juga mengajak pembacanya untuk berpikir. Garcon juga mengajak pembacanya untuk lebih interaktif. Majalah digital ini ditujukan untuk lelaki muda dengan usia 23 27 tahun SES A dan B

Generally menswear and lifestyle are two things that are attached to the life of a modern young gentleman in Jakarta. It is characterized by 13 840 members listed in darahkubiru com Indonesia's leading men's lifestyle and menswear forum in Indonesia. Since then the menswear media industry is feeling much of the same growth and attention that women's wear is in addition the social media also took a big part. However the men in Jakarta prefer to consume imported magazine while the magazine does not provide the lifestyle in Indonesia. The the price tends to be more expensive and impractical when compared to the high mobilization of the modern young gentlemen in Indonesia. As the conclusion the idea was conceived Garcon is a digital magazine which combines the Menswear content of the imported magazines and local's lifestyle content. The Benefits of Garcon digital magazine are to provide information about menswear and lifestyle to the readers as guide to the readers to create a smart spending plan to know practical tips and proven tips from PROS and experienced. While the purpose of the Garcon itself is as a lifestyle guide to the Indonesia's modern young gentleman Garcon is a daily digital magazine dedicated to the lifestyle and menswear of the Indonesia's modern young gentleman. Coverage include menswear sneakers Jakarta's lifestyle and culture sport women and love life in depth feature interviews and beyond. Target readers of this digital magazine are men with age range 23 up to 27 years old SES AB Class.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S53426
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fatimah Mardiyah
"Di tengah gempuran teknologi yang dahsyat, berbagai media cetak berusaha mempertahankan eksistensi dirinya. Selain konvergensi media sebagai upaya perluasan digital, beberapa media cetak pun menggunakan strategi crossmedia untuk melengkapinya. Pada saat beberapa media lain tidak menerapkan strategi tersebut secara utuh dan konsisten, majalah Harper’s Bazaar Indonesia mampu menerapkan strategi crossmedia secara utuh dan konsisten hingga saat ini. Crossmedia yang baik adalah crossmedia yang tidak hanya sekadar menggunakan banyak media, tetapi juga menyesuaikan konten dengan karakteristik medianya. Berdasarkan hasil analisis, Harper’s Bazaar Indonesia telah mempersiapkan dengan baik upaya perluasan digital yang dilakukan. Majalah tersebut pun cukup baik dalam menyesuaikan konten dengan berbagai media yang dimiliki, yaitu majalah cetak, e-magz, media online, dan media sosial. Jurnal ini akan membahas bagaimana upaya perluasan digital Harper’s Bazaar Indonesia, penerapan strategi crossmedia oleh Harper’s Bazaar Indonesia, dan penyesuaian konten terhadap karakteristik tiap media yang dimiliki.

Amidst the onslaught of technology, several printed media manage to maintain their existence. Besides media convergence as their digital expansion, some printed media use the crossmedia strategy to complement it. When many media don’t apply that strategy completely dan consistently, Harper’s Bazaar Indonesia magazine is capable to apply it completely and consistently until now. A good crossmedia strategy is a crossmedia that not only expand their media, but also adjust the content with the characteristics of each media or medium. Based on the outcome of the analysis, Harper’s Bazaar Indonesia has prepared the digital expansion well. The magazine is also quite good at adjusting content with every media they have, such as printed magazine, e-magz, online media, and social media. This journal will discuss how Harper’s Bazaar Indonesia expand their digital, apply the strategy of crossmedia, and adjust the content with every media they have. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Rosita Anggraini Tagor
"Penelitian ini mencoba mencermati perilaku mengkonsumsi majalah dan atau tabloid anak pada anak-anak usia sekolah (middle childhood, school age) Sampel populasi adalah murid-murid Sekolah Dasar (SD) di tiga lingkungan sosial di Jakarta yang diasumsikan SD di lingkungan bawah, menengah dan atas yang ditarik secara purposive. Responden adalah murid-murid SD berusia 7 - 12 tahun (kelas 2 - kelas 6 SD) yang membaca majalah dan atau tabloid anak sebanyak 439 anak, termasuk 3 anak sebagai informan.
Penelitian ini merupakan kombinasi studi kuantitatif dan kualitatif yang dilakukan secara bertahap. Tahap pertama studi kuantitatif, dan tahap selanjutnya studi kualitatif. Pengumpulan data kuantitatif melalui survei menggunakan kuesioner. Sedangkan studi kualititatif secara in-depth interviews. Hasil pengumpulan data kuantitatif diolah menggunakan SPSS (Statistical Package for Social Sciences). Dalam analisa hasil penelitian, data kualitatif disampirkan pada data kuantitatif sebagai gambaran pelengkap. Penuturan lengkap para informan disusun tersendiri dalam bentuk narasi.
Hasil uji statistik chi-square menunjukkan lingkungan sosial berpengaruh terhadap inisiatif membaca, cara memperoleh majalah atau tabloid anak, dan waktu membaca anak. Sementara lingkungan sosial tidak berpengaruh terhadap lama dan cara membaca. Lingkungan sosial berpengaruh terhadap motivasi membaca untuk memenuhi kebutuhan afektif, integratif personal dan pelepasan tekanan. Anakanak dari sekolah di lingkungan menengah dan atas cenderung berpendapat dengan membaca mereka dapat berimajinasi, memiliki pengetahuan baru dan tidak tegang lagi daripada anak-anak sekolah di lingkungan bawah .
Jenis kelamin berpengaruh terhadap pemenuhan kebutuhan afektif dan pelepasan tekanan. Anak perempuan cenderung merasa senang sekali saat membaca majalah atau tabloid anak dan tidak merasa tegang lagi dibanding anak laki-laki. Usia berpengaruh terhadap motivasi membaca untuk memenuhi kebutuhan kognitif, afektif, integratif personal, integratif sosial dan pelepasan tekanan. Anak-anak dalam kategori usia 7 - 8 tahun cenderung membaca untuk pemenuhan kebutuhan kognitif, integratif personal dan integratif sosial. Anak dalam kategori usia 9 - 10 membaca untuk memenuhi kebutuhan afektif. Sedangkan anak-anak dalam kategori usia 11 - 12 tahun membaca untuk pelepasan tekanan.

Children's Magazines and Tabloids Consumtion by School-Age Children (Research On Uses And Gratifications Approach Among Elementary School (SD) Students in the DKI Jakarta (Special Region Of Jakarta Area)This research attempts to look into the behavior of consuming children's magazines and/or tabloids among school-age (middle childhood, school (age) children). The population sample is Elementary School (SD) students at three social environments in Jakarta assumed to be SD within lower, middle and upper environments drawn purposively. The respondents are SD students of 7 - 12 years of age (level 2 - level 6 SD) reading children's magazines and/or tabloids totaling 439 children including 3 children as informers.
This research contitutes a combination of quantitative and qualitative studies conducted gradually. The first phase is quantitative study, and the subsequent phase qualitative study. Collection of quantitative data through survey using questionnaires.Whereas the qualitative study by means of in-depth interviews. The result of collection of quantitative data is processed using SPSS (Statistical Package for Social Sciences). In the analysis of research result, the qualitative data is attached to quantitative data as supplementary description. Full reports of the informers are compiled separately in the form of narration.
The result of chi-square test shows that the social environment affects the initiative to read, method of obtaining the children's magazines or tabloids, and the reading time. Whereas the social environment does not affect the length and method of reading. The social environment affects the motivation to read to meet personal affective, social integrative needs and release of tension. The children from the school within the middle and upper environment tend to be of the opinion that by reading they can imagine, obtain new knowledge and are no longer tense compared to the school students within the lower environment.
The type of sex affects the fulfillment of affective needs and release of tension. Girls tend to be very happy when reading children's magazines or tabloids, and no longer feel tense compared to boys. The age affects the motivation to read to fulfill the cognitive, affective, personal integrative, social integrative, and release of tension needs. Children in the age of 7 - 8 years tend to read for fulfillment of cognitive, personal integrative and social integrative needs. Children in the age category of 9 - 10 years read to fulfill the affective needs. Whereas children in the age category of 11 - 12 years read for release of tension.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutabarat, Tony Achri
"Marketing adalah elemen yang penting dalam bisnis. Betapapun bagusnya sebuah produk atau jasa, tanpa usaha dan strategi marketing yang tepat produk dan jasa tersebut tidak dapat dijual. Marketing mix terdiri dari produk, harga (price), tempat (place), dan promosi. Komponen promotion mix yang terakhir (promosi) adalah elemen komunikasi dan marketing. Promosi adalah hal penting yang perlu diperhatikan oleh seorang marketer. Sebuah produk atau jasa harus dipromosikan. Untuk menjalankan sebuah strategi promosi yang baik, beberapa hal harus diperhatikan oleh seorang promoter. Seorang promoter yang baik mengetahui apa yang diinginkan oleh konsumennya.
Tesis ini adalah tentang promosi dua majalah remaja, Anita dan Gadis. Peneliti memutuskan untuk meneliti keduanya karena Gadis dan Anita mengincar pasar yang sama: remaja perempuan. Performa keduanya berbeda. Gadis pada posisi atas dan Anita berada di bawah Gadis.
Tesis in bertujuan untuk menemukan perbedaan strategi promosi diantara kedua majalah remaja tersebut. Berdasarkan data yang didapat dari in-depth interview, peneliti menentukan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi sukses suatu kampanye promosi pada majalah Anita dan Gadis.

Marketing is an important element in business. No matter how excellent a service or a good is, it will not be sold without a marketing strategy. Marketing mix consists of product, price, place, and promotion. The last component (promotion) is the "communication" of marketing. Despite the importance of three other marketing mix promotion is the crucial thing that a marketer should pay attention to. A good product should be promoted. A good promoter is someone who understands the needs and wants of his customers.
This thesis is about promotion of two teenage magazines, Anita and Gadis. The writer decided to do research because both magazines have the same market: teenage girls. They have shown different performances, though. Gadis is the top magazine in the country. It existence has been known very well. Anita, on the other hand, is not that lucky.
The thesis focuses on finding out what the two magazines have done and have not done in terms of promotion. Based on the data obtained from in-depth interviews with the two magazines, the writer has made a conclusion and suggestion. Using the method of difference and method of agreement, the writer managed to find out what crucial efforts should be done to make a promotion successful.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T2921
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
B. Meity Harleni Soeleman
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1985
S17166
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pembangunan karakter bangsa merupakan proses sehingga harus dilakukan sejak usia dini. Oleh karena itu, diperlukan suatu konsepsi yang jealas dan kebijakan yang tepat dengan melibatkan berbagai pihak dalam implementasinya. Implementasi multi arah diasumsikan akan mempercepat proses tersebut dalam rangka menyelaraskan kebutuhan kehidupan di era globalisasi yang erat kaitannya dengan perkembangan IPTEK."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Wibawarta
"ABSTRAK
Utakata no Ki merupakan salah satu dari tiga buah karya awal Mori Ogai, yaitu Miahime, Utakata no Ki dan Fumizukai. Tiga karya ini banyak diilhami oleh pengalaman pribadi Ogai selama tugas belajar di Jerman selama kurang lebih empat tahun. Tiga karya tersebut sering disebut sebagai Doitsu Sambu Saku atau oleh-oleh dari Jerman.
Dalam makalah ini akan dibahas masalah kedirian yang muncul pada tokoh wanita, Marie. Selain itu juga akan diungkapkan hubungan karya ini dengan fakta ataupun tulisan Ogai lainnya.
Kaya ini ada dua sifat Marie yang tumpang tindih, yang pertama adalah marie gadis penjual bunga violet enam tahun yang lalu, sedangkan satunya lagi adalah Marie yang muncul bagaikan Dewi Bavaria yang angkuh seperti yang ditampilkan pada awal cerita ini. Karena tingkah lakunya yang eksentrik, Marie sering dikatakan gila. Tetapi sebenarnya tingkah lakunya yang aneh tersebut justru lahir dari kesadaran akan kediriannya. Hal ini dapat terjadi karena ia mengalami berbagai pengalaman pahit.
Tampak luar sepertinya, sepertinya Marie hancur oleh suatu tenaga besar, tetapi pada bagian dalamnya tidaklah demikian. Ia tetap menjaga dan mempunyai kebangaan serta kepercayaan diri. Ada semacam jarak psikologi antara dirinya dan para mahasiswa di sekitarnya, sehingga mereka tidak dapat memahami Marie. Hanya Kosei seorang yang dapat mengerti akan diri Marie tersebut.
Sesuai dengan judul karya ini, yang menjadi tema adalah seperti kata-kata yang muncul pada bagian akhir karya ini, yaitu : atonaki utakata no utateki yo, atau berarti : dunia yang bagaikan buih yang hilang tak berbekas. Hal ini melangkan sosok Marie dan kefanaan yang muncul dalam karya ini."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Suwardi
"ABSTRAK
Artikel ini mendeskripsikan etika kebijaksanaan dalam ajaran budi pekerti luhur penghayat kepercayaan. Pendeskripsian dilakukan dengan pemahaman analitis etnografis terhadap aktualisasi budi pekerti luhur penghayat kepercayaan kejawen. Pengumpulan data dilakukan dengan cara participant observation dan wawancara mendalam dengan informan secara snowballing. Hasil kajian menunjukkan bahwa etika kebijaksanaan dalam ajaran budi pekerti luhur penghayat kepercayaan kejawen dapat digolongkan dalam dua hal. Pertama, etika kebijaksanaan di tingkat paguyuban, yaitu hidup yang selalu mengedepankan sikap (1) pasrah, berserah diri kepada Tuhan secara total (sumarah) dan (2) bertindak jujur dan ikhlas. Kedua, penghayat hendaknya tolong-menolong. Etika kebijaksanaan ini merupakan
aktualisasi dari konsep tapa ngrame. Tapa ngrame dilakukan dengan semangat sepi ing pamrih yang diasumsikan akan menjadi perwujudan pandangan hidup ?memayu hayuning bawana.? Dengan cara ini penghayat meyakini bahwa hidup mereka kelak dapat mencapai cita-cita tertinggi, yaitu ?manunggaling kawula-Gusti.?
This article aims to describe wisdom etic in the dedactic of budi pekerti luhur on Javanese believe (vivify). The description is provided using ethnographic analytic on the actualization of budi pekerti luhur on Javanese believe. The data collection was held by taking participant observation and indepth interview with the informant using snowballing method. The study shows that budi pekerti luhur on Javanese believe can be categorized into two matters: The first, wisdom etic in congregation level i.c. life that always attitude of: (1) pasrah, submit to God totally (sumarah), and (2) the honest and sincere. The second, help mutual. This wisdom etic as actualization of concept tapa ngrame. Tapa ngrame conducted by sepi ing pamrih spirit than as shape of world view on memayu hayuning bawana. This way vivify believe that their the next time life can achievement of the desired high level on manunggaling kawula-Gusti."
Universitas Negeri Yogyakarta. Fakultas Bahasa dan Seni; Universitas Negeri Yogyakarta. Lembaga Penelitian, 2010
J-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>