Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 55827 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rahmania Nerva
"Penelitian ini membahas adaptasi kata pinjaman dari bahasa Rusia ke bahasa Inggris dalam film A Clockwork Orange (1971) karya Stanley Kubrick. Film ini menggunakan bahasa Nadsat, yaitu bahasa yang banyak mengadaptasi kosakata pinjaman bahasa Rusia dengan mengikuti sistem bunyi, ejaan, gramatika dan semantik bahasa Inggris. Metode deskriptif kualitatif dan teori adaptasi kata pinjaman Arnold (2012) dan Haugen (1972) digunakan dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tujuh jenis adaptasi (adaptasi fonetis; adaptasi fonetis dan ejaan; adaptasi fonetis dan gramatika; adaptasi fonetis dan semantik; adaptasi fonetis, ejaan, dan gramatika; adaptasi fonetis, ejaan, dan semantik; dan adaptasi fonetis, ejaan, gramatika, dan semantik) dan dari tujuh jenis adaptasi tersebut terdapat kombinasi lebih dari satu jenis adaptasi.

This research discusses the adaptations of loanwords from Russian to English in Stanley Kubrick's film A Clockwork Orange (1971). This film uses Nadsat, a language that adapts loanwords of Russian vocabularies according to the sound systems, spellings, grammars and semantics of English. A qualitative descriptive method and loanword adaptation theories by Arnold (2012) and Haugen (1972) are used in this study. The results show that there are seven types of adaptation (phonetic adaptation; phonetic and spelling adaptation; phonetic and grammatical adaptation; phonetic and semantic adaptation; phonetic, spelling, and grammatical adaptation; phonetic, spelling, and semantic adaptation; and phonetic, spelling, grammatical, and semantics adaptation) and there are combinations of more than one type of adaptation."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Naura Alma Salsabila
"Penelitian ini membahas tentang kata serapan dari bahasa Arab ke dalam bahasa Rusia. Kata-kata pinjaman difokuskan pada kata benda yang ditemukan dalam wacana Islam di umma.ru milik Shamil Rifatovich Alyautdinov. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis penggunaan kata pinjaman dari bahasa Arab ke dalam bahasa Rusia pada platform online. Penelitian ini menggunakan teori dari Popov, Baxvalov & Konstantinov (2004), Bojčić (2012); teori morfologi bahasa Rusia dari Timberlake (2004), Kuzmina (2017), dan Karpov (2019); teori fonetik bahasa Rusia dari Kortland (1973), Valgina (2002), dan teori fonetik bahasa Arab dari Nasution (2017); teori ortografi bahasa Rusia oleh Boulware-Gooden dkk. (2015), Kerek & Niemi (2009), dan teori ortografi bahasa Arab oleh Aribowo (2013) dan Elkhateeb-Musharraf (2006). Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan teknik analisis data model Miles & Huberman (1984) (dalam Sugiyono, 2022). Hasil dari penelitian ini adalah transfonemik sebagian, Arabisme, dan terintegrasi karena kata pinjaman bahasa Arab mengalami penyesuaian morfologi kata benda, fonetik, ortografi sesuai dengan struktur tata bahasa Rusia dan kata-kata tersebut digunakan secara harfiah.
This research discusses Arabic loanwords into Russian. The loanwords are focused on nouns found in Islamic discourse on Shamil Rifatovich Alyautdinov's umma.ru. The purpose of this study is to analyze the use of Arabic loanwords in Russian on the online platform. This study uses the theories by Popov, Baxvalov & Konstantinov (2004), Bojčić (2012); the morphological theories of Russian by Timberlake (2004), Kuzmina (2017), and Karpov (2019); the phonetic theories of Russian by Kortland (1973), Valgina (2002) and the phonetic theory of Arabic by Nasution (2017); orthographic theories of Russian by Boulware-Gooden et al. (2015), Kerek & Niemi (2009), and Arabic orthography theory by Aribowo (2013) and Elkhateeb-Musharraf (2006). The research method used is qualitative research method with data analysis technique of Miles & Huberman (1984) model (in Sugiyono, 2022). The results of this study are partial transphonemic, Arabism, and integrated because Arabic loanwords undergo morphological noun, phonetic, orthographic adjustments in accordance with Russian grammatical structures and the words are used literally."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ariane Rosa
"Kontak yang terjadi antarbahasa dapat menimbulkan adanya penggunaan kata pinjaman pada suatu bahasa, seperti kontak antara bahasa Inggris dengan bahasa Prancis yang dikenal dengan anglicisme. Artikel ini akan membahas mengenai jenis anglicisme dan bagaimana proses pembentukan kata serapan bahasa Inggris, serta mengetahui apakah kata serapan sesuai dengan kebijakan kata serapan yang diberlakukan oleh Académie Française. Data yang digunakan adalah artikel musim semi/panas 2020 dari majalah Vogue Paris. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan teknik studi kepustakaan. Teori yang digunakan untuk mengklasifikasikan kata serapan bahasa Inggris adalah teori klasifikasi anglicisme oleh Picone (1996) dan untuk menganalisis pembentukan kata adalah teori pembentukan kata oleh Lehmann dan Martin-Berthet (2000). Hasil penelitian ini adalah kata serapan yang digunakan termasuk dalam beberapa bentuk anglicisme dan adapun yang terbentuk melalui proses derivasi dan komposisi. Selain itu, kata serapan yang digunakan tidak semua kata diterima penggunaannya oleh Académie Française. Hal ini menunjukkan gaya penulisan artikel dalam majalah Vogue Paris mengabaikan kebijakan bahasa yang diberlakukan oleh Académie Française dan pemerintah Prancis.

Contacts that occur between languages can lead to the use of loanwords in a language, for example, a contact between English and French, known as anglicism. This article will discuss the types of anglicism and the process of forming English loanwords, as well as find out whether loanwords are formed in accordance with the loanword policy imposed by Académie Française. The data used is the articles of the 2020 spring/summer season by Vogue Paris. This research is a qualitative research with literature study. The theory used to classify the English loanwords is the anglicism classification theory by Picone (1996) and to analyse how English loanwords are formed is the morphological theory by Lehmann and Martin-Berthet (2000). The results found of this study are that loanwords used are included in several types of anglicism and are formed through the process of derivation and composition. Moreover, not all loanwords that were used are accepted by Académie Française, this shows that the writing style of Vogue Paris’ articles still ignore the language policy imposed by Académie Française and the French government.
"
Jakarta: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Teraya Paramehta
"Adaptasi adalah sebuah dilema kontemporer dimana sebuah karya adaptasi seringkali dinilai berdasarkan kesetiaan maupun ketidak setiaannya terhadap karya sumber. Novel A Clockwork Orange yang ditulis oleh Anthony Burgess pada tahun 1962 diadaptasi ke layar lebar oleh sutradara Stanley Kubrick pada tahun 1971. Setelah dilayarputihkan, A Clockwork Orange menuai banyak kontroversi seputar permasalahan kekerasan karena banyak kasus kriminal yang kemudian mengikuti A Clockwork Orange baik di Amerika dan Inggris. Hal ini merupakan efek kultural yang diakibatkan oleh sebuah proses adaptasi. Perbedaan konvensi sastra (novel) dan film yang berbeda menghasilkan makna tematis dan ideologi yang berbeda.
Fenomena ini menarik penulis untuk meneliti lebih lanjut tentang esensi kekerasan secara tematis dan ideologis yang terdapat dalam baik novel dan film A Clockwork Orange. Karena alasan inilah penulis memilih tema kekerasan (yang dalam A Clockwork Orange disebut dengan "ultra-violence") dalam film dan novel A Clockwork Orange sebagai corpus penelitian, dan menggunakan teori adaptasi George Bluestone dari buku Novels into Film (1957) dan pendekatan obyektif (New Criticism) dari Kenneth Burke. Dalam buku Novels into Film (1957).
Dikemukakan bahwa perbedaan medium novel dan film pasti menghasilkan perbedaan pemaknaan. Namun perbedaan pemaknaan tersebut bukan hanya dari mutasi narasi novel ketika diadaptasi ke film, tetapi juga dari pemaknaan visual.
Penulis melakukan penelitian ini dengan membandingkan novel dan film secara tematis, dan kemudian melihat pesan ideologis novel dan film yang muncul dari perbedaan tematis tersebut. Novel A Clockwork Orange secara tematis menunjukkan bahwa kekerasan merupakan sebuah bagian dari fase proses pendewasaan seseorang. Hal ini dapat dilihat dengan menganalisa tiga hal dalam novel.
Pertama, penokohan karakter utama Alex yang menunjukkan bahwa Alex adalah seorang remaja pemberontak.
Kedua, setting pada novel yang menunjukkan keadaan distopia sebagai latar belakang pendukung kekerasan yang dilakukan Alex.
Dan ketiga, plot novel yang memiliki struktur yang dapat diinterpretasi sebagai simbol pendewasaan seseorang.
Analisis tersebut menghasilkan kesimpulan bahwa kekerasan dalam novel A Clockwork Orange dilihat sebagai sebuah bagian fase pendewasaan seorang remaja pemberontak seperti Alex. Hal tersebut menunjukkan posisi ideologis novel bahwa kekerasan dikritisi sebagai suatu hal yang satir; dimana kekerasan merupakan bagian dari kehidupan manusia yang dapat merugikan banyak orang namun keberadaannya tidak dapat hilang dari kehidupan manusia. Film A Clockwork Orange menginterpretasikan novelnya secara visual dengan gaya sutradara Stanley Kubrick. A Clockwork Orange kemudian mengalami stilisasi atau _gaya_ sesuai dengan interpretasi visual Kubrick. Kubrick memilih A Clockwork Orange versi terbitan Amerika Serikat dimana versi tersebut tidak menyertakan bab terakhir dalam novel. Ini mengakibatkan pergeseran makna tematis dan posisi ideologis. Hal ini dapat dilihat dengan menganalisis penokohan Alex, setting, plot dan musik dalam film yang membentuk pemaknaan baru secara visual.
Film A Clockwork Orange menunjukkan bahwa kekerasan dilihat sebagai bagian dari kehendak bebas manusia yang dirayakan. Secara tematis, kekerasan tidak lagi dilihat sebagai bagian dari proses pendewasaan, namun bagian dari kebebasan manusia. Adanya terjemahan visual ke dalam film dari apa yang ditulis dalam novel memberikan pemaknaan yang berbeda, yaitu kekerasan sebagai bagian dari kehendak bebas tersebut. Hal ini kemudian menunjukkan posisi ideologis film yang berbeda dengan novel, yaitu sebagai sebuah perayaan terhadap kebebasan.
Kesimpulan akhir dari penelitian ini menunjukkan bahwa novel dan film A Clockwork Orange memiliki pemahaman tematis dan posisi ideologis yang berbeda. Dalam novel, kekerasan dilihat sebagai bagian pendewasaan dan memiliki posisi ideologis dimana kekerasan dilihat sebagai sebuah satir kehidupan. Sementara dalam film, secara tematis kekerasan dilihat sebagai bagian dari kehendak bebas manusia, dan secara ideologis memperlihatkan bahwa kehendak bebas manusia merupakan suatu hal yang keberadaannya dirayakan. Hal ini menunjukkan bahwa dalam proses adaptasi, novel dan film berhubungan sebagai karya sumber dan interpretasinya, namun secara tematis dan ideologis, novel dan film merupakan karya yang dapat berdiri secara otonom dan dapat berdiri dengan pemaknaannya masing-masing."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S13955
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faisal Azhar
"Kontak bangsa Belanda dengan Indonesia berlangsung kurang lebih 3,5 abad. Kontak bahasa antara bahasa Belanda dan bahasa Indonesia pun tidak dapat terelakkan dan pengaruhnya pun dapat dilihat pada penggunaan kata serapan hingga kini. Tanpa disadari banyak kata serapan yang digunakan dalam penggunaan kata sehari-hari, begitu juga pada media daring terutama bidang teknologi, termasuk bidang otomotif. Fokus utama dari penelitian ini adalah pola morfologis kata serapan yang masih dapat ditemui pada media otomotif daring berbahasa Indonesia. Hasilnya, kata serapan polimorfemis dalam bahasa Belanda diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi monomorfemis dan polimorfemis.

The contact between Netherlands and Indonesian has lasted for approximately 3.5 centuries. Language contact between Dutch and Indonesian was not inevitable and its influence can be seen in the use of the loanwords until now. Unconsciously, many loanwords have been used in our daily communication and in the media, especially within the online technology including the automotive field. The main focus of this research is the morphological pattern of the loanwords which can still be found within the online automotive media in Indonesian language. As a result, polymorphemic words in Dutch had been borrowed to Indonesian as monomorphemic and polymorphemic loanwords."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S55110
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Burgess`s, Anthony
London: Bloomsbury, 2013
813.54 BUR c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Utami Novitarukmi
"[ABSTRAK
Tesis ini menyuguhkan terjemahan beranotasi novel The Kaisho. Anotasi dilakukan untuk menjelaskan masalah penerjemahan istilah budaya dan penyelesaiannya. Keunikan novel dari segi budaya dan keinginan untuk memperkenalkan budaya latar TSu menjadi dasar penerjemahan yang menganut ideologi pengasingan, tanpa mengabaikan ideologi pelokalan. Ideologi pelokalan hanya digunakan pada bagian-bagian tertentu untuk mencapai pemahaman pembaca TSa. Metode penerjemahan yang digunakan adalah metode semantis-komunikatif dengan penggunaan berbagai teknik yang mendukung kesepadanan makna dan kewajaran bentuk. Penerjemahan yang melibatkan teks sumber (TSu) yang menghadirkan sejumlah budaya kuat memerlukan upaya dari penerjemah agar tidak terjadi ?penjajahan budaya?. Keterlibatan teks sumber yang menghadirkan sejumlah budaya kuat di dalam penerjemahan ini memerlukan upaya penerjemah untuk menghindari ?penjajahan budaya?. Dalam situasi ini, penerjemah perlu mencondongkan pada lima aspek, (1) pemahaman karakteristik TSu; (2) pemahaman tentang calon pembaca TSa; (3) pemahaman budaya-budaya di dalam TSu dan budaya sasaran; (4) pemahaman makna dalam penyampaian pesan; dan (5) pemahaman bahwa ada perbedaan cara pengungkapan suatu ide pada dua budaya yang berlainan.

ABSTRACT
This thesis presents an annotated translation of the novel The Kaisho. Annotation is performed to explain the problem and its solution translation of the cultural terms. The uniqueness of the novel in terms of culture and the desire to introduce the cultural background of the source text become a basic of translation that adheres to the ideology of foreignization, without ignoring the localization of ideology. The localization only used on certain parts to achieve the target text reader comprehension. Translation method used is semantic-communicative methods with the use of various techniques that support the equivalence of meaning and reasonableness shape. The involvement of the source text that presents a strong culture in this translation requires some effort of the translator to avoid the ?culturally imperialistic?.In this situstion, translator needs to be leaned on five aspects of understanding, (1) understanding of the characteristics of source text; (2) understanding of the potential reader of the target text; (3) understanding of the cultures in the source text and the target text; (4) understanding of the meaning in the delivery of the message; and (5) an understanding that there are different ways of expressing an idea in two different cultures.;This thesis presents an annotated translation of the novel The Kaisho. Annotation is performed to explain the problem and its solution translation of the cultural terms. The uniqueness of the novel in terms of culture and the desire to introduce the cultural background of the source text become a basic of translation that adheres to the ideology of foreignization, without ignoring the localization of ideology. The localization only used on certain parts to achieve the target text reader comprehension. Translation method used is semantic-communicative methods with the use of various techniques that support the equivalence of meaning and reasonableness shape. The involvement of the source text that presents a strong culture in this translation requires some effort of the translator to avoid the “culturally imperialistic”.In this situstion, translator needs to be leaned on five aspects of understanding, (1) understanding of the characteristics of source text; (2) understanding of the potential reader of the target text; (3) understanding of the cultures in the source text and the target text; (4) understanding of the meaning in the delivery of the message; and (5) an understanding that there are different ways of expressing an idea in two different cultures., This thesis presents an annotated translation of the novel The Kaisho. Annotation is performed to explain the problem and its solution translation of the cultural terms. The uniqueness of the novel in terms of culture and the desire to introduce the cultural background of the source text become a basic of translation that adheres to the ideology of foreignization, without ignoring the localization of ideology. The localization only used on certain parts to achieve the target text reader comprehension. Translation method used is semantic-communicative methods with the use of various techniques that support the equivalence of meaning and reasonableness shape. The involvement of the source text that presents a strong culture in this translation requires some effort of the translator to avoid the “culturally imperialistic”.In this situstion, translator needs to be leaned on five aspects of understanding, (1) understanding of the characteristics of source text; (2) understanding of the potential reader of the target text; (3) understanding of the cultures in the source text and the target text; (4) understanding of the meaning in the delivery of the message; and (5) an understanding that there are different ways of expressing an idea in two different cultures.]"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
T43417
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hazrina Sabila Rifdah
"Translating works of fiction involves a complex task as the translators have to deal with not only the textual transference between two languages but also the mediation between two cultures. The study aims to examine the type of cultural words found in the novel Miss Peregrine’s Home for Peculiar Children and discuss the kind of translation ideology employed by the translator in translating the novel into Indonesian while also looking at the translation procedures used in translating the cultural words along with the translation method applied by the translator. The method used in conducting this study is a mixed-method between quantitative and descriptive qualitative methods with a focus on Chapters 6 and 7 of the novel. The study finds that cultural equivalent is the most used procedure in translating the identified cultural words. Moreover, the dominant translation method of the novel is the communicative translation method, and the dominant ideology employed by the translator is domestication. It can be concluded that the translator attempted to produce an acceptable and easy to understand translation text for the target readers by translating the source text close to the target language and its culture.

Menerjemahkan karya fiksi melibatkan proses yang kompleks karena penerjemah tidak hanya harus berurusan dengan transferensi tekstual antara dua bahasa tetapi juga dengan mediasi antara dua budaya. Studi ini bertujuan untuk menelaah tipe kata-kata budaya yang ditemukan di dalam novel Miss Peregrine’s Home for Peculiar Children dan mendiskusikan mengenai ideologi penerjemahan yang digunakan oleh penerjemah dalam menerjemahkan novel ini ke dalam bahasa Indonesia sekaligus melihat prosedur penerjemahan yang digunakan dalam menerjemahkan kata-kata budaya tersebut beserta metode penerjemahan yang diterapkan oleh penerjemah. Metode yang digunakan dalam melakukan studi ini adalah metode gabungan antara kuantitatif dan deskriptif kualitatif dengan fokus pada Bab 6 dan 7 dari novel. Berdasarkan studi ini, padanan kultural merupakan prosedur yang paling sering digunakan dalam menerjemahkan kata-kata budaya yang ditemukan. Selain itu, metode penerjemahan dominan dari novel ini adalah metode penerjemahan komunikatif, dan ideologi penerjemahan yang dominan diterapkan oleh penerjemah adalah domestikasi. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa sang penerjemah berusaha untuk menghasilkan teks terjemahan yang dapat diterima dan mudah untuk dipahami oleh pembaca target dengan menerjemahkan teks sumber secara dekat ke bahasa target serta budayanya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Arini Satyandita
"Penelitian ini membahas penerjemahan preposisi pemarkah lokatif dan adverbia lokatif bahasa Prancis ke dalam bahasa Indonesia dengan menganalisis padanannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa preposisi pemarkah lokatif bahasa Prancis dapat diberi padanan berupa preposisi pula dalam bahasa Indonesia, sedangkan adverbia lokatif bahasa Prancis tidak pernah berpadanan adverbia lokatif bahasa Indonesia, sebab bahasa Indonesia tidak mengenal adverbia lokatif. Oleh karena itu, kesejajaran bentuk dapat diterapkan dalam penerjemahan preposisi pemarkah lokatif, sebaliknya penerjemahan adverbia lokatif tidak terikat pada kesejajaran bentuk dan lebih mementingkan kesepadanan tekstual. Hasil analisis juga menunjukkan pergeseran dalam penerjemahan, baik pergeseran tataran maupun pergeseran kategori. Meskipun demikian, amanat yang terdapat dalam bahasa sumber tetap dapat tersampaikan dalam bahasa sasaran.

This research explains the translation of locative prepositions and locative adverbs in French language to Indonesian language by analyzing their Indonesian equivalents. It shows that there are Indonesian equivalents for French locative prepositions that work as prepositions as well, whereas Indonesian equivalents for French locative adverbs can never be determined as adverbs because there is no locative adverb in Indonesian language. Therefore, formal correspondence can be applied in the translation of locative prepositions. On the other hand, the translation of locative adverbs ignores formal correspondence but emphasizes textual equivalence. The result of the analysis shows translation shifts, both level shifts and category shifts. Nevertheless, the message in the source language still can be transferred in the target language."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S56458
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arie Andrasyah Isa
"ABSTRAK
Disertasi ini menyingkap strategi, ideologi, metode, dan teknik penerjemahan ungkapan sapaan bahasa Inggris-Amerika dan ungkapan sapaan bahasa Indonesia serta budaya kebahasaan yang terlibat di dalam penerjemahan. Penelitian kualitatif ini menggunakan tiga novel Amerika beserta terjemahan bahasa Indonesianya dan wawancara dengan penerjemah serta narasumber lain. Didukung oleh teori penerjemahan, ungkapan sapaan, dan budaya kebahasaan, penelitian ini menemukan dua ideologi penerjemahan yang berhulu pada strategi penerjemahan pemancaan (foreignization) dan pelokalan (domestication). Di samping itu, juga ditemukan tujuh metode penerjemahan dan dua puluh empat teknik penerjemahan serta budaya kebahasaan yang menyangkut kuasa (power) dan solidaritas (solidarity).

ABSTRACT
This dissertation reveals the translation strategies, ideologies of translation, translation methods, and translation techniques of American-English forms of address into their Indonesian translations within linguistic culture involved in the translation. This qualitative research employs three American novels with their translation versions and interviews with their translators and other resource persons. Through the theories of translation, forms of address theories, and linguistic culture, the research findings indicate that two ideologies of translation: foreignization and domestication. Besides, it is also found that there are seven methods of translation with twenty four techniques of translation and linguistic culture relating to power and solidarity."
Depok: 2015
D2108
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>