Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 143299 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Khonsa Rana Nabila
"Syngonium podophyllum memiliki variasi warna daun, yaitu merah muda, merah muda-hijau, dan hijau. Daun berwarna merah muda adalah yang paling diminati masyarakat. Spektrum warna cahaya diduga berperan dalam kemunculan beragam warna daun S. podophyllum. Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh spektrum warna cahaya terhadap warna daun dan pertumbuhan S. podophyllum. Penelitian dilakukan dengan menggunakan naungan warna (coloured shade cloth) berbentuk kubus dari plastik mika PVC transparan berwarna biru, hijau, dan merah yang masing-masing berisi empat polybag S. podophyllum. Data kualitatif berupa bentuk dan warna daun, serta data kuantitatif yang diukur, yaitu intensitas cahaya, intensitas UV-B, suhu, dan kelembapan. Hasil penelitian menunjukkan naungan warna berpengaruh terhadap kemunculan warna daun S. podophyllum. Naungan merah paling berpengaruh terhadap kemunculan daun berwarna merah muda. Selain warna daun, naungan warna juga berpengaruh terhadap pertumbuhan S. podophyllum. Naungan warna yang paling berpengaruh terhadap pertumbuhan S. podophyllum adalah biru. Hasil penelitian juga memperlihatkan bahwa S. podophyllum tidak hanya mengalami perubahan warna daun, tetapi juga mengalami perubahan bentuk daun. Penelitian lebih lanjut masih dibutuhkan untuk mengetahui nilai panjang gelombang spesifik guna memvalidasi spektrum warna yang paling berpengaruh terhadap kemunculan warna dan pertumbuhan S. podophyllum.

Syngonium podophyllum has a variety of leaf colors, including pink, pink-green, and green. Pink-colored leaves are the most desirable to the public. The spectrum of light colors is believed to play a role in the appearance of diverse leaf colors in S. podophyllum. The research was conducted to determine the main factors causing the formation of leaf color variations in S. podophyllum. The study was conducted to determine the effect of the light color spectrum on the leaf color and growth of S. podophyllum. The study used colored shade cloth in the form of cubes of transparent blue, green, and red PVC mica plastic, each containing four polybags of S. podophyllum. The qualitative data observed were the shape and color of the leaves. The quantitative data measured were light intensity, UV-B intensity, temperature, and humidity. The study results showed that the color shade influenced the appearance of leaf colors in S. podophyllum. The red shade had the most significant effect on the emergence of pink-colored leaves. In addition to leaf color, the color shade also affected the growth of S. podophyllum. The blue shade had the most significant impact on the growth of S. podophyllum. The results also revealed that S. podophyllum not only undergoes changes in leaf color but also changes in leaf shape. Further research is still needed to determine specific wavelength values in order to validate the color spectrum that has the most significant effect on the appearance of colors and the growth of S. podophyllum."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gita Maharani Rosa Wibowo
"Tanaman hias syngonium podophyllum menunjukkan variasi warna daun yang terbagi menjadi tiga, yaitu merah muda, kombinasi merah muda-hijau, dan hijau. Berdasarkan ketiga variasi tersebut, merah muda adalah warna daun yang paling diminati masyarakat. Intensitas cahaya matahari diduga berpengaruh terhadap variasi warna daun S. podophyllum. Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh intensitas cahaya terhadap variasi warna daun S. podophyllum. Syngonium podophylllum ditanam di dalam naungan paranet berbentuk kubus dengan kerapatan berbeda sebagai representasi intensitas cahaya yang diterima tanaman. Terdapat tiga perlakuan kerapatan paranet, yaitu 45%, 65%, dan 85%. Ketiga tanaman perlakuan dibandingkan terhadap tanaman kontrol yang ditumbuhkan tanpa naungan paranet. Pengambilan data berupa data kualitatif dan data kuantitatif dilakukan terhadap setiap tanaman. Data kualitatif berupa variasi bentuk dan warna daun, sedangkan data kuantitatif berupa pertumbuhan tanaman, kadar pigmen daun, dan parameter lingkungan. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh naungan paranet terhadap kemunculan warna daun S. podophyllum. Naungan paranet 85% memiliki tanaman dengan jumlah daun berwarna merah muda yang paling banyak dan laju pertumbuhan yang paling tinggi. Sementara itu, naungan paranet 65% menunjukkan peluang paling besar pada kemunculan daun berwarna kombinasi merah muda-hijau. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk mengetahui faktor internal yang paling berpengaruh terhadap perubahan warna daun S. podophyllum

The ornamental plant Syngonium podophyllum displays leaf color variations that are divided into three categories: pink, pink-green combination, and green. Among these variations, the pink color is the most preferred by the community. It is believed that the intensity of sunlight affects the leaf color variations of S. podophyllum. A study was conducted to determine the effect of light intensity on the leaf color variations of S. podophyllum. Syngonium podophyllum plants were grown under cube-shaped shade nets with different densities to represent the received light intensity. Three shade net densities were used as treatments: 45%, 65%, and 85%. These three treatment plants were compared to a control plant grown without shade net. Data were collected for each plant, including qualitative data such as leaf shape and color variations, and quantitative data such as plant growth, leaf pigment content, and environmental parameters. The research results indicate that shade nets have an influence on the appearance of leaf colors in S. podophyllum. The 85% shade net density resulted in the highest number of pink-colored leaves and the fastest growth rate. Meanwhile, the 65% shade net showed the highest probability of the pink-green combination leaf color. Further research is needed to determine the internal factors that have the most significant impact on the leaf color changes in S. podophyllum"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Aqmal Danish
"Syngonium podophyllum memiliki warna daun yang bervariasi. Variasi tersebut antara lain warna merah muda, kombinasi merah muda-hijau, dan hijau. Warna-warna yang terdapat pada daun dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal tanaman. Studi anatomi dilakukan untuk melihat bagaimana tampilan jaringan mesofil pada berbagai variasi warna daun yang dimiliki oleh S. podophyllum. Metode yang digunakan adalah metode sayatan segar dan metode parafin. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan tampilan jaringan mesofil pada tiap warna daun. Daun berwarna merah muda dari S. podophyllum memperlihatkan jaringan mesofil yang tidak berdiferensiasi menjadi palisade. Daun berwarna hijau menunjukkan jaringan mesofil yang terdiferensiasi menjadi palisade. Sementara itu, daun berwarna kombinasi merah muda-hijau menunjukkan adanya jaringan mesofil yang berdiferensiasi menjadi palisade maupun tidak. Penelitian menunjukkan hasil bahwa warna daun berkorelasi dengan struktur anatomi jaringan mesofil. Namun, perubahan warna yang terjadi pada daun S. podophyllum tidak memengaruhi struktur jaringan mesofil. Cahaya diduga merupakan salah satu faktor lingkungan yang memengaruhi variasi dan perubahan warna daun S. podophyllum, yang masih perlu dikaji lebih lanjut.

Syngonium podophyllum has a variety of leaf colors. The variations include pink, pink-green combination, and green. Internal and external factors influence leaf color. An anatomical study was conducted to observe the appearance of mesophyll tissue in the different leaf color variations of S. podophyllum. The methods used were fresh sectioning and paraffin methods. The research results indicated differences in the appearance of mesophyll tissue for each leaf color. Pink-colored leaves of S. podophyllum showed undifferentiated mesophyll tissue in the palisade. Green-colored leaves exhibited differentiated mesophyll tissue in the palisade. Meanwhile, leaves with a pink-green combination showed both differentiated and undifferentiated mesophyll tissue in the palisade. The study revealed that leaf color correlated with the anatomical structure of mesophyll tissue. However, the color changes that occur in S. podophyllum leaves do not affect the structure of mesophyll tissue. Light is thought to be one of the environmental factors that influence variation and changes in the leaf color of S. podophyllum, which still needs to be studied further.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soleh Arifin
"Syngonium podophyllum memiliki warna daun yang bervariasi. Variasi warna tersebut terdiri dari merah muda, kombinasi merah muda-hijau, dan hijau. Warna-warna yang terdapat pada daun dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal tanaman. Intensitas cahaya diduga merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap variasi warna daun S. podophyllum. Penelitian dilakukan menggunakan naungan paranet berbentuk kubus pada berbagai variasi kerapatan sebagai representasi intensitas cahaya yang diterima tanaman. Sistem naungan dan jumlah sampel tanaman di dalam naungan disusun menggunakan metode purposive sampling. Terdapat tiga perlakuan kerapatan paranet, yaitu 45%, 65%, dan 85% serta kontrol. Studi anatomi dilakukan untuk melihat bagaimana pengaruh intensitas cahaya terhadap tampilan jaringan mesofil pada berbagai variasi warna daun yang dimiliki oleh S. podophyllum. Preparat anatomi berupa sayatan segar yang disayat melintang (cross section) dengan metode hand section. Data yang diambil bersifat kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif berupa tampilan morfologi warna daun dan struktur anatomi jaringan mesofil daun, sedangkan data kuantitatif berupa ketebalan jaringan mesofil daun dan parameter lingkungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi warna daun berkorelasi dengan struktur anatomi jaringan mesofil. Meski demikian, belum ditemukan korelasi secara langsung antara struktur anatomi mesofil daun dengan variasi intensitas cahaya. Penelitian lebih lanjut masih dibutuhkan khususnya dalam menentukan area daun yang menjadi sumber sayatan, frekuensi pembuatan preparat yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan, serta metode sayatan yang menunjang keakuratan hasil pengukuran ketebalan jaringan.

Syngonium podophyllum has a variety of leaf colors. The variations include pink, pink-green combination, and green. Plant internal and external factors influence leaf color. Intensity of sunlight is believed to be the most impactful factor that affect leaf color variations of S. podophyllum. The study was conducted using cube shaped shade net on several densities to represent received light intensity. Shade type and number of samples for each shade were arranged using purposive sampling method. Three shade net densities were used as treatments: 45%, 65%, and 85% along with control. Anatomical study was conducted to observe the effect of light intensity towards the appearance of mesophyll tissue in the different leaf color variations of S. podophyllum The anatomy slide was fresh sectioned in cross section with free-hand sectioning method. Data were collected for each plant, including qualitative data such as leaf color and mesophyll tissue anatomy, and quantitative data such as mesophyll tissue thickness and environmental parameters. The research results indicated that leaf color correlated with the anatomical structure of mesophyll tissue. Nevertheless, the direct correlation between mesophyll anatomy structure with variation of shade net densities has yet to be found. Further studies were required particularly on determining leaf area used in anatomy slide, frequencies of anatomy slide preparation in accordance to environment condition, as well as sectioning method which support the accuracy of mesophyll thickness measurement results."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Distribution of chlorophyll-A and its relation with eotrophication in Jakarta bay . Eutrophication has been recognized as a serious problem in estuarine systems for many years....."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Alsuhendra
"Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari daya terima minuman fungsional kaya antioksidan dari ekstrak klorofil rumput pahit dan antosianin ubi jalar ungu. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni-Agustus 2016 di Laboratorium Rekayasa dan Analisis Boga, Fakultas Teknik UNJ. Ekstraksi klorofil dari rumput pahit dilakukan dengan menggunakan larutan NaHCO3 pada konsentrasi 0.1% (b/v). Ekstrak klorofil tersebut selanjutnya ditambah dengan ion Cu2+ dalam bentuk CuSO4 sebanyak 100 mg Cu2+/L ekstrak klorofil rumput pahit untuk mendapatkan ekstrak klorofil yang lebih stabil. Sementara itu, ekstraksi antosianin dari ubi jalar ungu dilakukan dengan menggunakan pelarut air dan asam asetat 25% pada perbandingan 30:0.5. Ekstrak klorofil dan antosianin kemudian dicampur dengan perbandingan 1:1, 1:2, dan 1:3 untuk mendapatkan tiga minuman fungsional. Agar dapat diterima panelis, ke dalam campuran tersebut ditambahkan pemanis madu serta flavor pisang dan menthol. Minuman yang dihasilkan selanjutnya dinilai oleh 28 orang panelis agak terlatih dengan menggunakan uji organoleptik (uji hedonik). Hasil uji organoleotik memperlihatkan bahwa ketiga jenis minuman fungsional memiliki tingkat penerimaan agak suka hingga suka (skor 3.4-3.8) untuk aspek warna, rasa, dan aroma. Tidak ada perbedaan nyata tingkat penerimaan panelis terhadap warna, rasa, dan aroma untuk ketiga jenis minuman tersebut. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa rumput pahit dan ubi jalar ungu dapat digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan minuman fungsional.

A functional beverage made of chlorophyll extract from bitter grass and anthocyanin from purple sweet potato was formulated and evaluated. Chlorophyll was extracted using of NaHCO3solution with a concentrations of 0.1% (w / v) and then was stabilized with Cu2+ ions through the addition of CuSO4 as much as 100 mg Cu2+/L chlorophyll extract. Meanwhile, anthocyanin was extracted using a mixture of water and 25% acetic acid at a ratio of 30:0.5. Functional beverage was prepared by blending different ratios of chlorophyll and anthocyanin extracts(1: 1, 1: 2 and 1: 3). To increase the acceptance of the panelists, honey, banana flavor and menthol flavorwas added into the beverages. Sensory characteristic was evaluated by 28 panelists using hedonic test. Hedonic test found that the three types of functional beverages has a acceptance score between 3.4-3.8 or in the range rather like to like, both for the aspect of color, flavor, and aroma (p > 0.05). It can be concluded that the bitter grass and purple sweet potato can be used as raw material in making of functional beverages."
Jakarta: Universitas Negeri Jakarta. Fakultas Teknik, 2016
502 JMSTUT 17:2 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Wiza Iswanti
"Ekspresi gen adenosine triphosphate-binding cassette subfamily A member 1 (ABCA1) lebih rendah pada kanker kolon sehingga ekspor kolesterol yang terakumulasi di dalam sel-sel kanker oleh protein ABCA1 menjadi berkurang. Studi ini bertujuan mengetahui pengaruh ekstrak bekatul beras hitam yang mengandung antosianin terhadap ekspresi mRNA gen ABCA1 dan proliferasi sel kanker kolorektal. Studi ini dilakukan secara eksperimental pada galur sel HT-29. Antosianin diekstraksi dari serbuk bekatul beras hitam yang dimaserasi menggunakan pelarut etanol yang diasamkan dengan asam sitrat. 12 kelompok konsentrasi ekstrak dan satu kelompok kontrol digunakan untuk menentukan nilai konsentrasi penghambatan 50% proliferasi sel (Inhibitory concentration 50/IC50) dan IC % proliferasi sel masing-masing kelompok berdasarkan uji 3-(4,5- dimethylthiazol-2-yl)-5-(3-carboxymethoxyphenyl)-2-(4-sulfophenyl)-2Htetrazolium (MTS). Sel HT-29 diintervensi dengan ekstrak kemudian dilakukan pembacaan spektrofotometri 24 dan 48 jam pasca intervensi ekstrak. Satu nilai IC dipilih untuk acuan analisis ekspresi gen. Ada tiga kelompok konsentrasi ekstrak untuk pemeriksaan ekspresi gen, yaitu kelompok IC yang dipilih, kelompok dengan nilai di atas IC yang dipilih, dan kelompok kontrol. Ekspresi gen dianalisis secara kuantitatif relatif menggunakan quantitative polymerase chain reaction (qPCR). IC50 waktu inkubasi 24 jam adalah 1,57 mg/mL dan IC50 waktu inkubasi 48 jam adalah 1,35 mg/mL. Konsentrasi ekstrak bekatul beras hitam yang mengandung antosianin berkorelasi positif sangat kuat dengan aktivitas antiproliferatif dengan waktu inkubasi 24 jam (r=0,97; p = 0,001)dan waktu inkubasi 48 jam (r=0,95; p = 0,001). IC yang dipilih untuk analisis ekspresi gen adalah 1,7 mg/mL dan 2,0 mg/mL. Ekspresi relatif mRNA gen ABCA1 meningkat 2,32 kali lebih tinggi pada konsentrasi ekstrak bekatul beras hitam 2,0 mg/mL dibandingkan kontrol. Intervensi ekstrak bekatul beras hitam yang mengandung antosianin pada sel HT-29 meningkatkan ekspresi mRNA gen ABCA1 dan menghambat proliferasi sel.

The expression of the adenosine triphosphate-binding cassette subfamily A member 1 (ABCA1) gene is lower in colon cancer so that the export of cholesterol accumulated in cancer cells reduced by the ABCA1 protein. This study aims to determine the influence of black rice bran extract containing anthocyanins on ABCA1 gene mRNA expression and colorectal cancer cell proliferation. This study was conducted experimentally on the HT-29 cell line. Anthocyanins were extracted from black rice bran powder using ethanol solvent acidified with citric acid. 12 groups of extract concentration and one control group were used to determine the inhibitory concentration of 50% of cell proliferation (IC50) and IC of each group based on the 3-(4,5-dimethylthiazol-2-yl)-5-(3- carboxymethoxyphenyl)-2-(4-sulfophenyl)-2H-tetrazolium (MTS) assay and spectrophotometric readings. HT-29 cells intervened with the extract after 24 and 48 hours of cells incubation. One IC value was selected as a reference for gene expression analysis. There were three groups of extract concentrations for gene expression examination, namely the selected IC group, the group above the selected IC value, and the control group. Gene expression was analyzed quantitatively relative using quantitative polymerase chain reaction (qPCR). The IC50 is 1.60 mg/mL and 1.35 mg/mL (24 and 48 hours of incubation time, respectively). The concentration of black rice bran extract containing anthocyanins is very strongly correlated with antiproliferative activity at 24 and 48 hours of incubation time (r = 0.97; p = 0,001 and r = 0.95; p = 0,001, respectively). The selected ICs for gene expression analysis are 1.7 and 2.0 mg/mL. ABCA1 gene mRNA relative expression increase 2.32 times higher at 2.0 mg/mL of black rice bran extract concentration than control. The intervention of black rice bran extract containing anthocyanin in HT-29 cells increases the ABCA1 gene mRNA expression and inhibits cell proliferation."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raisa Julia
"ABSTRAK
Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi pH awal medium CT terhadap kerapatan sel Cyanobacteria genus Synechococcus HS-7 dan HS-9 yang diinkubasi pada suhu 35 C telah dilakukan. Penelitian dilakukan selama 22 hari dari hari ke-0 t0 hingga hari ke-21 t21 . Penghitungan kerapatan sel dilakukan setiap hari t0 mdash;t21 , sedangkan pengukuran kandungan klorofil dilakukan selama 10 hari pada t0, t1, t2, t3, t4, t7, t10, t14, t17, dan t21. Terdapat 5 variasi perlakuan pH yang digunakan, yaitu pH 5, pH 6, pH 7, pH 8, dan pH 9. Setiap perlakuan dilakukan 3 kali pengulangan. Pengamatan dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Data yang diperoleh kemudian diuji menggunakan analisis statistika Spearman dan Friedman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi pH awal medium CT berpengaruh terhadap kerapatan sel Synechococcus HS-7 dan HS-9. Synechococcus HS-7 dan HS-9 dapat tumbuh baik pada pH 7. Berdasarkan uji analisis statistik, terdapat korelasi antara kerapatan sel dengan kandungan klorofil Synechococcus HS-7 dan HS-9, serta nilai pH awal medium CT yang berbeda tidak berpengaruh terhadap kerapatan sel Synechococcus HS-7 dan HS-9.

ABSTRACT
Research that aims to know the effect of initial pH variation of CT medium to the cell density of Cyanobacteria genus Synechococcus HS 7 and HS 9 were grown at temperature 35 C had been performed. The study was done for 22 days from day 0 t0 to day 21 t21 . Cell density calculations were performed everyday t0 mdash t21 while the measurement of chlorophyll content was performed for 10 days at t0, t1, t2, t3, t4, t7, t10, t14, t17, and t21. There were 5 variations of pH that used in this research pH 5, pH 6, pH 7, pH 8, and pH 9 . Each treatment carried out in 3 replications. Observations were done qualitatively based on the cell density while quantitatively based on statistical analysis using Spearman and Friedman tests. The results showed that the initial pH variation of CT medium affected the growth of Synechococcus HS 7 and HS 9. Synechococcus HS 7 and HS 9 grew well at pH 7. Based on statistical analysis there were correlation between the cell density and chlorophyll content, and the initial pH variation of the CT medium did not affect the growth of Synechococcus HS 7 and HS 9."
2017
S68383
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika Oktaviani
"Terung (Solanum melongena L.) termasuk komoditas hortikultura yang dikonsumsi masyarakat sebagai bahan pangan maupun untuk pengobatan karena kandungan nutrisi yang bermanfaat bagi kesehatan. Pupuk N, P, dan K dapat digunakan untuk mengoptimalkan budidaya tanaman terung sehingga pemanfaatan buah terung dapat ditingkatkan. Penelitian bertujuan untuk menentukan rasio konsentrasi pupuk NPK terbaik, di antara 15:15:15, 20:15:15, 15:20:15, dan 15:15:20 terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman terung (Solanum melongena L.). Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok dengan empat perlakuan dan enam ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan rasio N:P:K pupuk berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah bunga, dan jumlah bunga yang membentuk buah. Perlakuan dengan rasio N:P:K 15:20:15 memberikan hasil terbaik pada parameter umur berbunga, jumlah bunga, kadar klorofil, dan jumlah bunga yang membentuk buah.

Eggplant (Solanum melongena L.) is a horticultural commodity that are consumed by the community as food and for treatment because of its nutritional content that is beneficial to health. N, P, and K fertilizer can be used to optimize plant cultivation so that the utilization of eggplant can be increased. The aim of the study was to determine the best ratio of NPK fertilizer, among 15:15:15, 20:15:15, 15:20:15, and 15:15:20 on the growth and production of eggplant (Solanum melongena L.). The experimental design used was a randomized block design with four treatments and six replications. The results showed that the difference in the ratio of N:P:K fertilizer had a significant effect on plant height, number of flowers, and number of fruit set from flower. The best NPK ratio is 15:20:15 for flowering age, number of flowers, chlorophyll content, and number of fruit set from flower."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nelvina Hartono
"Penelitian mengenai pengaruh pencahayaan LED merah terhadap laju pertumbuhan dan fiksasi CO2 mikroalga Spirulina platensis masih terus dikembangkan hingga saat ini, dimana mikroalga telah banyak dikenal sebagai organisme yang sangat efisien dalam menyerap karbon dioksida secara biologis dan mikroalga telah digunakan untuk memperbaiki kualitas udara dengan mengurangi kadar karbon dioksida dan meningkatkan jumlah oksigen. Pada penelitian ini, mikroalga Spirulina platensis dikultivasi menggunakan lampu LED merah dengan variasi intensitas cahaya (1000 lux, 3000 lux, dan 5000 lux) dan inokulum sel awal (OD 0,2, OD 0,3, dan OD 0,5) untuk mengetahui pengaruhnya terhadap jumlah biomassa kering, laju pertumbuhan, kemampuan fiksasi CO2, kandungan fikosianin, dan kandungan klorofil. Analisis menunjukan bahwa berat kering biomassa tertinggi dan laju pertumbuhan tertinggi didapatkan pada OD 0,5 dengan intensitas 5000 lux menggunakan lampu LED merah sebesar 0,069 mg/ml dan 0,0374 mg/hari. Lalu, fiksasi CO2 tertinggi didapatkan sebesar 0,00110 mg/mg alga menggunakan lampu LED merah pada intensitas 5000 lux. Kandungan fikosianin tertinggi didapatkan menggunakan lampu LED putih pada intensitas 3000 lux sebesar 0,033 mg/mg alga dan kandungan klorofil tertinggi didapatkan menggunakan lampu LED merah pada intensitas 3000 lux sebesar 0,883 mg/mg alga.

Research on the effect of red LED lighting on the growth rate and CO2 fixation of Spirulina platensis microalgae is still ongoing. Microalgae are well-known organisms that are highly efficient in biologically absorbing carbon dioxide. They have been used to improve air quality by reducing carbon dioxide levels and increasing oxygen levels. In this study, Spirulina platensis microalgae were cultivated using red and white LED lights with variations in light intensity (1000 lux, 3000 lux, and 5000 lux) and initial cell density (OD 0.2, OD 0.3, and OD 0.5) to determine their effect on dry biomass, growth rate, CO2 fixation ability, phycocyanin content, and chlorophyll content. The analysis showed that the highest dry biomass weight and growth rate were obtained at OD 0.5 with an intensity of 5000 lux using red LED lights, which were 0.069 mg/ml and 0.0374 mg/day, respectively. The highest CO2 fixation was obtained at 0.00110 mg/mg algae using red LED lights at an intensity of 5000 lux. The highest phycocyanin content was obtained using white LED lights at an intensity of 3000 lux, which was 0.033 mg/mg algae. The highest chlorophyll content was obtained using red LED lights at an intensity of 3000 lux, which was 0.883 mg/mg algae. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>