Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 159766 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yane Andini
"Dalam novel Bilangan Fu karya Ayu Utami, dogmatisme menjadi tema utama yang digambarkan melalui tokoh Sandi Yuda atau Yuda dan Parang Jati atau Jati. Kedua tokoh tersebut dihadapkan pada dilema dan konflik batin, yaitu mempertanyakan norma-norma yang ada, mempertimbangkan nilai-nilai pribadi mereka, dan menghadapi konsekuensi dari keputusan yang mereka ambil. Dalam konteks itu, mereka harus berhadapan dengan dogmatisme. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dogmatisme yang ada pada novel Bilangan Fu. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan intrinsik dan sosiologi sastra. Dalam penelitian ini, ditemukan bahwa tokoh Yuda memiliki karakteristik rasionalis, skeptis, dan memiliki idealisme terhadap maskulinitas. Tokoh ini bersahabat dengan tokoh utama lain, yaitu Jati, yang digambarkan sebagai seorang spiritualis yang karismatik. Penelitian ini juga menyoroti dogmatisme terhadap beberapa idealisme dalam novel tersebut, termasuk dogmatisme pada rasionalisme, idealisme maskulinitas tokoh Jati, dan spiritualisme tokoh Jati. Dalam menghadapi dogmatisme, tokoh-tokoh ini menunjukkan keterbukaan, toleransi, dan spiritualisme kritis. Jati memiliki peran penting dalam menghadapi dogmatisme, yaitu mengajak untuk berdialog, saling menghormati, dan memandang keberagaman sebagai hal yang alami. Tokoh ini juga memperjuangkan keadilan sosial dan membebaskan diri dari belenggu tradisi dan norma yang menyempitkan. Melalui karakter Jati, Ayu Utami mengajak pembaca untuk merenungkan pentingnya memahami dan menghormati perbedaan serta berjuang menciptakan masyarakat yang inklusif dan adil.

In Ayu Utami's novel Bilangan Fu, dogmatism is the main theme depicted through the characters of Sandi Yuda or Yuda and Parang Jati or Jati. These two characters are faced with dilemmas and inner conflicts, questioning existing norms, considering their personal values, and facing the consequences of their decisions. In this context, they have to confront dogmatism. This research aims to examine the presence of dogmatism in the novel Bilangan Fu. The approach used is an intrinsic and sociological approach to literature. In this study, it was found that the character Yuda exhibits characteristics of being rational, skeptical, and having idealism towards masculinity. This character befriends another main character, Jati, who is portrayed as a charismatic spiritualist. This research also highlights dogmatism towards various idealisms in the novel, including dogmatism towards rationalism, the idealism of Jati's masculinity, and Jati's spiritualism. In facing dogmatism, these characters show openness, tolerance, and critical spiritualism. Jati plays an important role in confronting dogmatism by advocating for dialogue, mutual respect, and viewing diversity as natural. This character also fights for social justice and frees oneself from the shackles of limiting traditions and norms. Through the character of Jati, Ayu Utami invites readers to reflect on the importance of understanding and respecting differences and to strive for an inclusive and fair society. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Talitha Khalisya
"Kemerdekaan Kongo pada tahun 1960 tidak berarti kebebasan bagi bangsa Kongo dari pengaruh Prancis sepenuhnya. Di Kongo, kebudayaan Prancis masih menjadi rujukan untuk cara berpakaian yang necis dan gaya hidup yang mewah. Keberadaan komunitas La Sape menjadi sebuah tren untuk mengekspresikan diri melalui cara berbusana bagi masyarakat Kongo. Novel Tais-Toi et Meurs (2012) karya Alain Mabanckou menceritakan tokoh Julien Makambo, orang Kongo yang hidup di Paris dengan mengubah identitasnya menjadi José Monfort demi menjadi seorang Sapeur sejati. Lewat novel ini, disajikan potret mengenai gaya hidup mewah diaspora Kongo yang dengan titel Sapeur yang mereka miliki beserta cara mereka bertahan hidup di sana, meski harus menjadi kriminal. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap kedok La Sape yang telah menjadi budaya bangsa Kongo dan cara Sapeur bertahan hidup melalui perspektif wacana poskolonial dalam novel Tais-Toi et Meurs (2012). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan tekstual dan didukung oleh model fungsional dan skema aktan milik A. J. Greimas (1983). Teori identitas Stuart Hall (1994) dan teori mimikri Homi Bhabha (1994) juga digunakan dalam penelitian ini sebagai dasar dari wacana poskolonial. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa La Sape yang dianggap sebagai simbol kebebasan dari penjajahan justru merupakan peneguhan kolonialisme dan inferioritas yang menyebabkan para Sapeur terus melakukan mimikri pada gaya hidup bangsa penjajah.

Congo's independence in 1960 did not mean complete freedom for the Congolese nation from French influence. In the Congo, French culture is still a reference for dapper outfit and a luxurious lifestyle. The existence of the La Sape community has become a trend for self-expression through the attire of Congolese people. The novel Tais-Toi et Meurs (2012) by Alain Mabanckou tells of the character Julien Makambo, a Congolese living in Paris, by changing his identity to become José Monfort to become a true Sapeur. Through this novel, a portrait is presented of the luxurious lifestyle of the Congo diaspora with the title Sapeur that they have and how they survive there, even though they have to become criminals. This study aims to reveal the guise of La Sape, which has become the culture of the Congo people, and how Sapeur survives through the perspective of postcolonial discourse in the novel Tais-Toi et Meurs (2012). The method used in this study is a qualitative method with a textual approach and is supported by functional models and actan schemes belonging to A. J. Greimas (1983). Stuart Hall's (1994) identity theory and Homi Bhabha's (1994) mimicry theory are also used in this research as the basis of postcolonial discourse. The results of this study indicate that La Sape, considered a symbol of freedom from colonialism, is an affirmation of colonialism and inferiority which causes the Sapeurs to continue to mimic the lifestyle of the colonizers. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Mumbunan, Erma Elda
"Kebebasan adalah lmplan setiap manusia Beragam upaya dilakukan manusia untuk mencapai kebebasan, termasuk melalui kreasl sastra sebagal alat yang memerlkan realita. Karenanya, karya tldak terlepas darl lingkungan, pengarang, dan gagasan yang disertakan pengarang ke dalamnya.
Salah satu kelompok sastrawan yang banyak mendasari gagasan kesusastraan mereka pada kebebasan ialah Junges Deutschland yang hidup di masa Restorasi (1815-1848). Mereka bersandar pada ide kebebasan ideal Revolusl Perancis yang berintikan demokratisasl sosial dan ekonoml Salah seorang sastrawan Jerman Muda ialah Georg Buchner. Ia banyak melahlrkan karya yang, berbeda dengan rekan seangkatannya, banyak berkonsentrasi pada kebebasan dan revolusi sosial. lde kebebasan sosial Bilchner dltuangkan dalam salah satu adikarya yang menjadi karya terakhimya, drama Woyzeck. Adalah siratan makna kebebasan dalam drama ini yang menjadi masalah utama tesis.
Untuk kepentingan analisis digunakan dua teori. Pertama ialah drama terbuka Volker Klutz yang rnencirikan drama Woyzeck, dari segi alur, sebagai das Ganze in Ausschnirten, yakni terdiri dari potongan adegan yang sifatnya utuh dan otonom hingga tidak membentuk alur secara linear. Hal ini membuat kesatuan ruang clan waktu tidak dijumpai dan memungklnkan terjadinya satu atau lebih kejadian dalam satu satuan waktu pada satuan ruang yang berbeda dalam cerita, Dari segi penokohan, drama Woyzeok tidak diterjemahkan dalam makna 'kejatuhan? seperti tragedi pada umumnya. Karena karakter utama dalam drama juga tldak digolongkan sebagai pro-maupun antagonis. Melalnkan, dianggap sebagai wakil dari golongan miskin kebanyakan. Dari segl bahasa, terdapat kemungkinan keragaman pemakaian bahasa token, yaknl pertukaran darl banasa tlnggl (Hochsprache) ke bahasa rendan (Umgangssprache).
Teori kedua ialah strulcturalisme genetllc Lucien Goldmann Goldmann menekankan pada model atau slruktur global yaitu struldur yang tersusun dari struktur formal yang leblh kecil dan berfungsi menyatakan skema dasar sistem bubungan antarmanusia dan manusia dan semestanya. Setiap karya memuat pandangan dunla, yakni struldurasi mental, berupa gagasan atau konsep teoritis sebagai respon pengarang terhadap kondlsl tertentu dalam konteks keseiaranan tertentu. Sehlngga karya diartikan sebagai totalitas bermakna yang mellbatkan pengarang, karya, clan lingkungan yang melatarbelakangi kecluanya.
Pada analisis dijumpal model global "gerak tertahan" yang menyatakan akllvitas, harapan, dan tentangan, sekallgus disertai keterbatasan dan represi balk pslkologis, sosial, maupun ilmiah- Model ini memetakan pertentangan dua golongan masyarakat Jerman Muda: miskin dan tak berpendidikan vs. kaya dan berpendidikan yang terbagi secara horisonlal dan vertikal. Hubungan horisontal antargolongan miskin dilandai dengan tema isolasi, kebisuan bahasa, moral, kerja, 'Natur?, dan posisi objek, Hubungan antargolongan kaya ditandai dengan tema kekuasaan, represi, bahasa yang berbicafa, dan posisi subjek. Secara vertikal, model global tersebut menyatakan slstem dasar hubungan masyarakat, yakni ketertindasan golongan bawah darl golongan atas sebagai gambaran realita fatalismus masyarakat bawah. Tampilan model global lnl merupakan pindahan realita ketimpangan sosial masyarakat Jerrnan Muda Dari fakta tersebut, Bdchner berharap rakyat dapat berkaca dan mengenall dlrl dan nasib mereka dan berjuang demi kebebasan mereka. Harapan ini merupakan slratan makna kebebasan sebagal pandangan dunia Bflohner yang dldasari pada makna demokralisasi soslo-elronomi sepertl dildealkan Revolusi Perancis.

Freedom is every man?s dream. Men have done many to have their freedom, including through literary creation that depicts reality. Within this concern, a work is much more functioned as a tool to get the freedom.
One of literary groups that bases much of their literary ideal on freedom is Young Germany which exists around the Restoration period (1815-1848). Mostly, they lean against the French Revolutionarys idealism of freedom that centers on socio-economic democratization. One of the Young Germany writers is Georg Buchner. He produces works that, quite different from his literary generation, concentrate much on the idea of social revolution and freedom. His idea of social freedom is inserted in one of his masterpiece that happenned to be his last work, the play of Woyzeck. If is the implied idea of freedom within that very work that becomes the main problem of this thesis.
Two theories used for the analysis. Hrst is Volker Klotz's opened drama that characterizes Woyzeck, by its plot, as das Ganze in Ausschnitten, i.e. consists of many fragmented scenes which completed and autonomous so that they do not form such a linear plot. This, in turn, makes no unities of time and place be found; rather, makes possible one or more events take place within one unit of time and different unit of place. By its characterization, Woyzeck cannot be perceived in the sense of "tragic fall" as usuatly a tragedy is. For the play's main character is neither a pro- nor an antagonist. Except that he is just a common representative of the poor masses. By the language, there is possibility of diverse language usage by its characters, i.e. a switching from high-language (Hochsprache) into low-language (Umgangssplache).
Second is Lucien Gofdmann?s genetic structuralism_ Goldmann stresses on a global structure or model consisting of others more partial formal structures which constitutes the global schema or system of relationship between men and between them and universe. Each work contains world view, ie. mental structuring, in form of idea or theoretical concept as the writer?s response towards specific condition within specific historical context. A work, then, is assumed to be a meaningful totality that includes the writer, the work, and the surrounding environment backgrounding the two.
The analysis shows "hindered move" as global model constituting activities, hopes, even protests that psychologically, socially, or scientifically barricaded or repressed. This model charts the clash between poor and uneducated vs. rich and educated classes of Young German society that divided horizontally and vertically. Horizontal relationship among poor masses typitied by themes of isolation, muted language, morality, working, ?literature, and object position; while among the rich power, repression, sounding language, and subject position. Vertically, the model constitutes basic system of societal relationship, i.e. subjugation of folks by the nobles, as a portrait of fafalism reality among the folks. The depiction of global model is nothing but a removal of the reality of social unequality into text as to people can mirror and recognize their own fates and selves. It is the people?s consciousness that they are being subjugated and, in turn, willing to fight for their freedom that becomes Buchner's implied meaning of freedom as his work's world view."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T4833
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Hakim
"Dari pengalaman saya dalam mempelajari Bahasa Inggris di Universitas saya, saya melihat banyak sifat dan kekhasan dalam bagaimana kelas mengaplikasikan pembelajaran Inggris. Tiap guru menggunakan approach pembelajaran dan pengajaran Bahasa Inggris secara berbeda, dengan banyak variasi dan tidak ada standar untuk semua kelas. Tiap approach berbeda dan tergantung terhadap sifat pengajar dan ketertarikan mahasiswa dalam topik kelas. Menurut saya, hal ini membuat proses pengajaran dan pembelajaran Bahasa Inggris menjadi tidak efektif. Harus ada study yang didedikasikan untuk mencari approach yang paling efektif untuk pembelajaran dan pengajaran Bahasa Inggris; yang sekaligus efektif dan bisa diterima oleh dosen dan mahasiswa. Untuk mencari solusi atas masalah ini, artikel ini mempresentasikan hasil literature review tentang approach pembelejaran dan pengajaran Bahasa Inggris yang efektif, serta hasil survei yang meneliti topik ini. Survey ini dilakukan dengan mengirimkan kuestioner ke mahasiswa dan dosen Program Sastra Inggris di Universitas X Depok. Hasil dari analisis menunjukkan konklusi yang baru dan menarik. Mahasiswa dan dosen tidak memiliki preferensi kuat untuk approach yang spesifik. Mereka lebih tertarik dengan approach campuran yang menggunakan elemen dari berbagai approach yang berbeda. Mereka juga ingin approach ini terbuka, tidak dibatasi oleh kurikulum yang ketat dan dapat beradaptasi berdasarkan kebutuhan dosen dan mahasiswa. Hasilnya, masih banyak perhatian yang perlu diberikan untuk meningkatkan standar kelas Bahasa Inggris supaya approach pembelajaran dan pengajaran yang baru dapat diimplementasikan secara efektif dan meluas.

rom my experiences when learning English at my University, I noticed some peculiarities in how the class approach English learning. The way each teacher used English learning and teaching approaches was very different, with a lot of variations and no clear standard for each class. The approach used depended on individual teacher and the interest of learners on each topic. In my opinion, the different approaches that were used often resulted in learning and teaching processes that were not as effective as they should be. There needs to be a study dedicated on finding the most effective approach to English learning and teaching; one that is effective and well-received by both students and teachers. To find a solution to this problem, this paper presents the results of a literature review on effective English learning and teaching approaches and the results of a survey about this particular topic. The survey was conducted by sending a questionnaire to the students and teachers of the English Studies Program at University X in Depok. The results of the analysis show new & interesting conclusions. Students and teachers have no strong preference for any specific approaches. Instead, they are more interested in mixed approaches that have many elements from different approaches. They also want these approaches to be open, not limited to a rigid curriculum and are able to adapt based on students’ or teacher’s needs. More care and attention are needed to improve English classroom standard as a whole to make sure that these new approaches to learning & teaching are implemented in as many classes as possible."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Puri Bestari Mardani
"ABSTRAK
Permasalahan segregasi rasial yang memisahkan orang kulit putih dan kulit hitam yang mengemuka di Amerika pada tahun 1960-an masih saja didiskusikan hingga saat ini dalam berbagai sektor kehidupan termasuk dalam karya sastra. The Help 2009 memperlihatkan hubungan perempuan beda ras yang harmonis di Amerika berlatar periode tersebut. Perbedaan gambaran ini menarik untuk diteliti lebih lanjut. Tesis ini mencermati konstruksi sisterhood antar ras dengan mencermati struktur narasi, khususnya fokalisasi yang digagas oleh Mieke Bal 1999 . Selain itu, pemahaman konsep sisterhood oleh bell hooks juga digunakan dalam tesis ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teks menawarkan bentuk sisterhood baru yang mewadahi semua perempuan sebagai alternatif dari bentuk sisterhood sesama ras. Meskipun teks mengusung nilai kesetaraan, masih terlihat keberpihakan teks terhadap kulit putih yang menunjukkan bahwa teks tidak terlepas dari zamannya. Teks membawa ide kontemporer pada konteks 1960-an sehingga pada akhirnya terlihat bahwa perbedaan warna kulit memang tidak dapat diterima baik pada komunitas kulit putih maupun kulit hitam.Kata Kunci : Fokalisasi, Hubungan Perempuan, Segregasi Rasial, Sisterhood.

ABSTRACT
The issue of racial segregation that separated black and white people, which highlighted the life in America during 1960s, is still being discussed on various sectors of life including in literary works. The Help 2009 shows the harmonic relationship between women with different races in America on that period of time. This perspective is interesting to be analyzed. This thesis analyzes the construction of sisterhood between races using narrative structure, especially focalization initiated by Mieke Bal 1999 . In addition, an understanding of sisterhood concept by bell hooks is also used in this thesis. The results show that the text offers a new form of sisterhood that accommodates all women as an alternative from the form of the previous existing sisterhood. Although the text carries the value of equality, the text tends to take side to the white people which shows that the text is inseparable from its period. The text carries contemporary ideas in the 1960s context so it is certain that skin color differences are unacceptable to both white and black communities. Keywords Focalization, Racial Segregation, Sisterhood, Women rsquo s Relationship"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
T52053
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurrizka Sari
"Penelitian ini membahas perlawanan Grenouille sebagai wakil dari kelas marjinal terhadap kelas menengah di Eropa yang terdapat dalam novel Das Parfum karya Patrick Süskind. Tujuan penelitian ini adalah untuk memaparkan bentuk marjinalitas tokoh Grenouille dalam konteks sosialnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan sosiologi mengenai Sozialer Raum (ruang sosial), Habitus dan Distinktion menurut Pierre Bourdieu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Grenouille tidak hanya berhasil melakukan perlawanan terhadap kelas menengah, tetapi mampu menembus tatanan kelas yang lebih tinggi, yaitu kelas bangsawan.

The research examines the articulation of Grenouille's resistance as the representative marginal class against the European middle class in the novel Das Parfum from Patrick Süskind. The purpose of this research is to explain the marginality of Grenouille in his social context. Methode, which is used in this research, is the sociological approach about Sozialer Raum (social field), Habitus and Distinktion (distinction) from Pierre Bourdieu. The result of the research shows that Grenouille not only has succeeded to make resistence against the middle class, but also has reached into the higher class, which is the noble class. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S47435
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmawati
"Skripsi ini membahas peran kiai dan jawara Banten yeng terdapat dalam novel Jawara Angkara di Bumi Krakatau. Kiai dan jawara merupakan dua entitas yang penting dalam kebudayaan Banten. Peran kiai dan jawara Banten merupakan suatu topik yang menarik untuk dibahas karena keduanya merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat Banten. Hal tersebut pula yang menjadi benang merah dari novel Jawara Angkara di Bumi Krakatau. Untuk menganalisis peran kiai dan jawara dalam novel Jawara Angkara di Bumi Krakatau, penulis menggunakan teori sosiologi sastra.
Melalui pendekatan sosiologi sastra, penulis akan membandingkan peran kiai dan jawara dalam masyarakat Banten dengan peran jawara dan kiai yang terdapat di dalam novel Jawara Angkara di Bumi Krakatau. Selain itu penulis juga akan menganalisis bentuk pertentangan yang terjadi antara kiai dan jawara dalam novel Jawara Angkara di Bumi Krakatau. Hasilnya, penulis menemukan adanya kesamaan peran kiai dan jawara dalam masyarakat Banten dengan yang ada di dalam novel Jawara Angkara di Bumi Krakatau.

This under graduate thesis discusses the role of kiai and jawara in Banten society based on Jawara Angkara di Bumi Krakatau’s novel. Kiai and jawara are two important entities in Banten culture. The role of kiai and jawara in Banten society is an interesting topic todiscuss because they are an inseparable part of Bantenese people. It also became the common thread of the Jawara Angkara di Bumi Krakatau’s novel. To analyze the role of kiai and jawara in Jawara Angkara di Bumi Krakatau’s novel, the author uses the theory of literary sociology.
Authors will compare the role of kiai and jawara in the Banten society with kiai and jawara’s role which are present in the novel through approaching of sociology of literature. As the result, the authors found a common role of kiai and jawara in Banten society with existing in the Jawara Angkara di Bumi Karakatau’s novel.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S53433
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Atqo Ferip
"Skripsi ini membahas novel karya Seno Gumira Ajidarma yang berjudul Biola Tak Berdawai 2004 yang mengisahkan dunia batin seorang anak tunadaksa yang dibuang oleh orangtuanya ke sebuah panti asuhan yang khusus menerima bayi bayi tunadaksa Disebut dunia batin karena novel ini menggunakan tokoh anak tunadaksa sebagai pencerita Fokus penelitian ini adalah tokoh dan karakteristiknya dan juga pandangan tokoh tokoh dalam novel terhadap anak tunadaksa dengan metode fokalisasi Metode fokalisasi digunakan untuk mengetahui pandangan tokoh tokoh yang difokuskan kepada anak tunadaksa yang dipinggirkan oleh masyarakat Hasil penelitian menunjukkan bahwa karya sastra modern tidak terlepas dari kepentingan yang berusaha disisipkan oleh pengarangnya dan novel Biola Tak Berdawai mengandung kepentingan untuk menunjukkan rasa solidaritas terhadap anak tunadaksa

This thesis discussed a novel by Seno Gumira Ajidarma entitled Biola Tak Berdawai that tells the inner world of an abandoned child with physical disabilities Called inner world because of this novel used disabilities boy as a narrator Focus of this thesis is the character and their characteristics and the views from the characters about the children with physical disabilities using focalization methods The focalization methods used to see the views from characters about children with physical disabilities that have been marginalized by normal peoples The results showed that the modern literature is inseparable from the interests that seek inserted by the author And the Biola Tak Berdawai was containing the author rsquo s interest to showed the sense of solidarity to children with physical disabilities. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S52383
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Ayu Lastianti Suprobo
"Novel Ommeneль/Ottepel’/Salju Yang Mencair adalah salah satu karya terbaik Il’ja Grigor’evič Ėrenburg. Novel ini adalah novel realisme sosialis. Karakteristik realisme sosialis dianalisis melalui teori tokoh dan penokohan serta menggunakan karakteristik realisme sosialis melalui tokoh Dmitrij Sergeevič Koroteev dan Ivan Vasilevič Žuravlev dalam novel. Hasil analisis tokoh Dmitrij Sergeevič Koroteev dan Ivan Vasilevič Žuravlev yang menggunakan karakteristik realisme sosialis dalam novel tersebut dapat dibuktikan bahwa novel ini adalah novel realisme sosialis.

Ommeneль / Ottepel '/ The Thaw is one of the best novel written by Il’ja Grigor’evič Ėrenburg. This novel is classified to a socialist realism novel. Characteristics of socialist realism are being analyzed through characters and characterizations’s theory and using socialist realism through character Dmitrij Sergeevič Koroteev dan Ivan Vasilevič Žuravlev in the novel. Analysis result of Dmitrij Sergeevič Koroteev and Ivan Vasilevič Žuravlev characters using characteristics of the socialist realism in the novel can be proved that this is classified into socialist realism."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S45783
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pasaribu, Sally Florins Karina
"Penelitian ini mencari gambaran perempuan ideal yang ditawarkan kepada tokoh ich sebagai seorang gadis imigran Turki dalam novel Ein schnelles Leben. Teori yang digunakan dalam skripsi ini adalah teori analisis unsur intrinsik dan teori feminis multikultural. Teori feminis ini berfokus pada perjuangan perempuan non-eropa untuk terbebas dari diskriminasi dan stereotipe yang melekat pada dirinya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan konflik dan reaksi tokoh ich terhadap beragam tawaran gambaran perempuan ideal. Gambaran perempuan ideal yang ditemukan dalam analisis antara lain perempuan yang tidak terkekang, berani, penurut, menghormati orangtua.

This bachelor thesis is seeking the images of ideal woman which are offered to ich figure as a Turkish immigrant girl in novel Ein schnelles Leben. The theories used in this thesis are the theories of intrinsic and feminist multiculturalism. This theory focuses on non-European women's struggle to be free from discrimination and stereotypes attached to them. The images of ideal woman founded in the analysis were woman who has freedom, brave, obedient and respect parents. In the analysis there are also conflict between offered images of ideal woman and what ich figure really want to be."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S47236
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>