Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 50617 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Evan Marchel Yosugandi
"Pengadaptasian karakter telah digunakan secara luas di berbagai macam media untuk melestarikan sejarah masa lalu, walaupun pada karakter yang akan diadaptasi mungkin tidak sesuai dengan catatan sejarah. Salah satu contoh adaptasi pada media gim terdapat dalam gim bernama Fate/Grand Order. Gim ini sangat bergantung pada tokoh sejarah dalam pembuatan karakter, Salah satunya merupakan Anastasija Romanova putri dari Car’ Nikoláj II. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi adaptasi karakter Anastasia Nikolaevna di dalam gim Fate/Grand Order. Untuk mengetahui adaptasi Anastasija Romanova pada gim Fate/Grand Order, peneliti akan menggunakan teori adaptasi oleh Linda Hutcheon. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah metode sastra bandingan dengan sumber data utama yang meliputi dialog, ilustrasi, kemampuan (skill), dan material esensi (craft essense) yang ada pada gim Fate/Grand Order dengan gambar serta riwayat hidup Anastasija Romanova yang tercatat dalam sejarah. Hasil analisis menunjukkan terdapat beberapa persamaan dari Anastasija Romanova di kehidupan nyata dengan adaptasinya yang terdapat pada gim Fate/Grand Order.

Character adaptation has been widely used in various media to preserve the historical past, even though the characters to be adapted may match the historical records. One example of adaptation in gaming media is found in a game called Fate Grand/Order. The game relies heavily on historical figures in character creation, one of which is Anastasija Nikolaevna, the daughter of Car' Nikolai II. This research aims to examine how the game Fate/Grand Order adapts the character of Anastasija Romanova. To find out the adaptation of Anastasija Romanova in the game Fate/Grand Order, researchers will use the theory of adaptation by Linda Hutcheon. The research method used is the comparative method with the main data source which includes dialog, illustrations, skills, and craft essense materials in the Fate/Grand Order game with pictures and Anastasija Romanova's life history recorded in history. The analysis shows that there are some similarities between the real-life Anastasija Romanova and her adaptation in the Fate/Grand Order game."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Regina Riva
"Pada tahun 2003, pemerintah Indonesia mencanangkan Program Pendidikan Inklusi yang memungkinkan anak penyandang cacat untuk belajar bersama anak non penyandang cacat di sekolah umum/inklusi. Dengan adanya stigma dan labeling negatif terhadap kelompok penyandang cacat selama ini, banyak kalangan yang mengkhawatirkan bahwa akan sulit bagi anak penyandang cacat untuk beradaptasi dan diterima di sekolah inklusi.
Namun berdasarkan pengamatan peneliti, ternyata banyak juga anak penyandang cacat yang tidak mengalami hambatan berarti ketika mereka belajar bersama dengan anak non penyandang cacat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji bagaimana proses adaptasi antarbudaya anak penyandang cacat yang bersekolah di sekolah inklusi dan menemukan hal-hal apa yang melatarbelakangi kelancaran proses adaptasi tersebut.
Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis, pendekatan kualitatif, strategi fenomenologi, serta sifat penelitian deskriptif. Wawancara mendalam dilakukan terhadap 3 informan yang dipilih secara purposeful dengan teknik snowball. Unit analisis adalah siswa penyandang cacat yang bersekolah di sekolah inklusi. Untuk memperkaya data, siswa penyandang cacat terdiri dari yang cacat sejak lahir dan yang cacat saat dewasa.
Peneliti menggunakan model Proses Adaptasi Antarbudaya Daniel J. Kealey dan konsep diri untuk menganalisa dan menginterpretasi data yang terkumpul. Dari hasil penelitian terungkap bahwa secara umum proses adaptasi antarbudaya yang dialami oleh anak penyandang cacat di sekolah inklusi memiliki perbedaan satu dengan yang lainnya. Perbedaan yang ada dipengaruhi oleh tiga aspek berikut: (1) latar belakang kecacatan, (2) hubungan keluarga, dan (3) konsep diri masing-masing anak penyandang cacat.
Di samping itu, hasil penelitian juga mengungkap bahwa keberhasilan proses adaptasi antarbudaya dipengaruhi oleh aspek-aspek berikut: (1) dukungan dan didikan keluarga inti dan lingkungan sosial terdekat anak penyandang cacat, (2) role model yang mampu memotivasi anak penyandang cacat untuk berkembang, dan (3) konsep diri yang positif.

In 2003, the Government of Indonesia initiatied to implement inclusive education program that enables the handicapped children learn in the regular/inclusive school with the non handicapped children. However, negative stigma and labeling on the handicapped have made many people concern that the handicapped can not adapt well and are accepted in the inclusive school.
But based on my general observation, there are many of these children did not find such difficulties. The aim of this research is to study the process of intercultural adaptation of the handicapped in the inclusive school and to find the backgrounds that can smoothen the adaptation process.
This research used a constructivist paradigm, qualitative approach, fenomenology strategy and descriptive dispotition. In collecting data, three informans were selected purposefully through a snowball technique. The analysis units were the handicapped children enrolled in the inclusive schools.
To enrich the research, informans were differentiated by children who born handicapped and children who became handicapped when they were grown up. To analyse and interpret the data, this research used the process of intercultural adaptation theory created by Daniel J. Kealey and self concept.
The research concluded that in general the process of intercultural adaptation of the handicapped in the inclusive school were varied one another. This differences were influenced by three aspects: (1) the background of their disability, (2) relationship within family, and (3) their self concept.
This research also found out that a succesful intercultural adaptation of the handicapped in inlcusive schools were influenced by the following aspects: (1) the support of direct family and the closest social environment, (2) role model as a motivator for the handicapped, (3) a positive self concept."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
"Pembangunan karakter bangsa merupakan proses sehingga harus dilakukan sejak usia dini. Oleh karena itu, diperlukan suatu konsepsi yang jealas dan kebijakan yang tepat dengan melibatkan berbagai pihak dalam implementasinya. Implementasi multi arah diasumsikan akan mempercepat proses tersebut dalam rangka menyelaraskan kebutuhan kehidupan di era globalisasi yang erat kaitannya dengan perkembangan IPTEK."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Wibawarta
"ABSTRAK
Utakata no Ki merupakan salah satu dari tiga buah karya awal Mori Ogai, yaitu Miahime, Utakata no Ki dan Fumizukai. Tiga karya ini banyak diilhami oleh pengalaman pribadi Ogai selama tugas belajar di Jerman selama kurang lebih empat tahun. Tiga karya tersebut sering disebut sebagai Doitsu Sambu Saku atau oleh-oleh dari Jerman.
Dalam makalah ini akan dibahas masalah kedirian yang muncul pada tokoh wanita, Marie. Selain itu juga akan diungkapkan hubungan karya ini dengan fakta ataupun tulisan Ogai lainnya.
Kaya ini ada dua sifat Marie yang tumpang tindih, yang pertama adalah marie gadis penjual bunga violet enam tahun yang lalu, sedangkan satunya lagi adalah Marie yang muncul bagaikan Dewi Bavaria yang angkuh seperti yang ditampilkan pada awal cerita ini. Karena tingkah lakunya yang eksentrik, Marie sering dikatakan gila. Tetapi sebenarnya tingkah lakunya yang aneh tersebut justru lahir dari kesadaran akan kediriannya. Hal ini dapat terjadi karena ia mengalami berbagai pengalaman pahit.
Tampak luar sepertinya, sepertinya Marie hancur oleh suatu tenaga besar, tetapi pada bagian dalamnya tidaklah demikian. Ia tetap menjaga dan mempunyai kebangaan serta kepercayaan diri. Ada semacam jarak psikologi antara dirinya dan para mahasiswa di sekitarnya, sehingga mereka tidak dapat memahami Marie. Hanya Kosei seorang yang dapat mengerti akan diri Marie tersebut.
Sesuai dengan judul karya ini, yang menjadi tema adalah seperti kata-kata yang muncul pada bagian akhir karya ini, yaitu : atonaki utakata no utateki yo, atau berarti : dunia yang bagaikan buih yang hilang tak berbekas. Hal ini melangkan sosok Marie dan kefanaan yang muncul dalam karya ini."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Suwardi
"ABSTRAK
Artikel ini mendeskripsikan etika kebijaksanaan dalam ajaran budi pekerti luhur penghayat kepercayaan. Pendeskripsian dilakukan dengan pemahaman analitis etnografis terhadap aktualisasi budi pekerti luhur penghayat kepercayaan kejawen. Pengumpulan data dilakukan dengan cara participant observation dan wawancara mendalam dengan informan secara snowballing. Hasil kajian menunjukkan bahwa etika kebijaksanaan dalam ajaran budi pekerti luhur penghayat kepercayaan kejawen dapat digolongkan dalam dua hal. Pertama, etika kebijaksanaan di tingkat paguyuban, yaitu hidup yang selalu mengedepankan sikap (1) pasrah, berserah diri kepada Tuhan secara total (sumarah) dan (2) bertindak jujur dan ikhlas. Kedua, penghayat hendaknya tolong-menolong. Etika kebijaksanaan ini merupakan
aktualisasi dari konsep tapa ngrame. Tapa ngrame dilakukan dengan semangat sepi ing pamrih yang diasumsikan akan menjadi perwujudan pandangan hidup ?memayu hayuning bawana.? Dengan cara ini penghayat meyakini bahwa hidup mereka kelak dapat mencapai cita-cita tertinggi, yaitu ?manunggaling kawula-Gusti.?
This article aims to describe wisdom etic in the dedactic of budi pekerti luhur on Javanese believe (vivify). The description is provided using ethnographic analytic on the actualization of budi pekerti luhur on Javanese believe. The data collection was held by taking participant observation and indepth interview with the informant using snowballing method. The study shows that budi pekerti luhur on Javanese believe can be categorized into two matters: The first, wisdom etic in congregation level i.c. life that always attitude of: (1) pasrah, submit to God totally (sumarah), and (2) the honest and sincere. The second, help mutual. This wisdom etic as actualization of concept tapa ngrame. Tapa ngrame conducted by sepi ing pamrih spirit than as shape of world view on memayu hayuning bawana. This way vivify believe that their the next time life can achievement of the desired high level on manunggaling kawula-Gusti."
Universitas Negeri Yogyakarta. Fakultas Bahasa dan Seni; Universitas Negeri Yogyakarta. Lembaga Penelitian, 2010
J-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
David Kusuma Wijaya
"Dengan menggunakan model komunikasi encoding/decoding Stuart Hall (1980), artikel ini mengkaji penggambaran moralitas dalam cerita video game Fate/Grand Order dan interpretasi moralitas tersebut oleh para pemainnya. Video game telah lama melewati periode di mana tujuan utamanya adalah untuk hiburan. Saat ini, banyak video game yang menawarkan pengalaman dan keterlibatan tingkat tinggi yang dipoles untuk para pemainnya, yang berkontribusi besar sebagai media yang memberikan kesempatan untuk merefleksikan banyak topik penting seperti agama atau moralitas. Artikel ini mengakui keterlibatan budaya dan sosial dalam bermain video game dan membantu mengeksplorasi batas-batas yang difasilitasi oleh struktur naratif dari game itu sendiri. Dengan menganalisis dan mengkritik cara narasi dalam game ini dibuat dan pemahaman para pemainnya, penulis berpendapat bahwa narasi game ini memunculkan sesuatu yang sering diabaikan dalam game-game lain dengan cerita yang serupa.

Using Stuart Hall’s (1980) encoding/decoding model of communication, this article examines the portrayal of morality in the story of the video game Fate/Grand Order and the interpretation of said morality by its players. Video games have long since passed the period where their sole purpose is for entertainment. Nowadays, many video games offer a polished, high-level experience and engagement to the players, considerably contributing as a medium that provides a chance for reflection on many important topics such as religion or morality. This article acknowledges the cultural and social involvement of playing video games and helps to explore the bounds that are facilitated by the narrative structure of the game itself. By analyzing and criticizing the way the narrative in this game is crafted and its players’ understanding of it, The writer argues that the game’s narrative brings forth something that is often neglected in other games with stories that are similar in nature."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Gieshania Pitaloka Gumilang
"Penelitian ini berfokus pada proses adaptasi antarbudaya slow tourist di Bali. Dengan menggunakan framework integrasi budaya oleh Anantamongkolkul et al (2019), penelitian ini melihat adaptasi sebagai konsekuensi dari proses akulturasi. Dengan menggunakan paradigma interpretif, penelitian ini bertujuan untuk memahami dan mendeskripsikan makna slow tourism dan slow tourist bagi para pelakunya di Bali, serta bagaimana proses akulturasi berjalan bagi slow tourist agar mereka dapat beradaptasi dengan lingkungan dan budaya masyarakat Bali. Studi kualitatif deskriptif ini pun dilakukan terhadap pelancong yang telah menghabiskan waktu yang panjang di Bali, yang mencari pengalaman kehidupan lokal, terlibat, serta berinteraksi dengan masyarakat, budaya, dan komunitas lokal. Metode wawancara mendalam pun dilakukan terhadap lima informan muda yang mewakili tiga negara Barat (Prancis, Spanyol, dan Belanda). Penelitian ini menemukan bahwa slow tourist memaknai perjalanan mereka sebagai perjalanan jangka panjang yang melibatkan keterlibatan tinggi dalam budaya dan masyarakat lokal, berbeda dengan perjalanan wisata mainstream pada umumnya. Kemudian, penelitian mengidentifikasi strategi integrasi budaya oleh para slow tourist dalam beradaptasi yang dibagi menjadi empat tahap, mulai dari tahap penyesuaian setibanya di destinasi tujuan dengan orientasi pencarian pengalaman hingga pembentukan destinasi tujuan sebagai rumah kedua dengan orientasi pembangunan kehidupan. Terakhir, penelitian ini pun menentukan faktor-faktor pendukung adaptasi slow tourist di Bali.

This research focuses on the process of intercultural adaptation of slow tourists in Bali. Using the cultural integration framework by Anantamongkolkul et al (2019), this study sees adaptation as a consequence of the acculturation process. By using an interpretive paradigm, this study aims to understand and describe the meaning of slow tourism and slow tourist in Bali, as well as how the acculturation process occurs so that they can adapt to the environment and culture of the Balinese people. This descriptive qualitative study was conducted on travelers who have/had spent a long time in Bali, who seek to experience local life, engage, and interact with local people, culture, and communities. In-depth interviews were conducted with five young informants representing three Western countries (France, Spain, and the Netherlands). This study found that slow tourists interpret their trips as long-term travel that includes high involvement in local culture and society, in contrast to mainstream tourism in general. Then, the research identified cultural integration strategies by slow tourists, which are divided into four stages, starting from the adjustment stage upon arrival at the destination (with the orientation to travel) to the establishment of the destination as a second home (with the orientation to build a life). Finally, this study also determines the factors that support the adaptation of slow tourists in Bali.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>