Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 176868 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Cahyati
"Ikan sapu-sapu (Pterygoplichthys pardalis) ditemukan melimpah di perairan Situ Rawa Besar dengan ukuran yang bervariasi dengan kisaran 17,5 37 cm. Kebiasaan makanan ikan sapu-sapu di Situ Rawa Besar memiliki tingkat kesamaan yang tinggi dengan ikan lokal yang potensial untuk dibudidayakan, namun pengelompokan ikan sapu-sapu berdasarkan makanannya belum dapat ditentukan. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk mengkaji kebiasaan makanan, spektrum makanan, dan tingkat trofik ikan sapu-sapu di Situ Rawa Besar sebagai salah satu faktor yang menyebabkan kelimpahan ikan sapu-sapu di perairan. Pengambilan 30 sampel ikan sapu-sapu dilakukan secara acak dari perairan kemudian dilakukan pengukuran panjang, pembedahan, pengeluaran, serta pengamatan isi saluran pencernaan ikan untuk diidentifikasi komposisi makanannya. Pengamatan dilakukan menggunakan mikroskop cahaya perbesaran 100 kali dengan pengulangan tiga kali pada tiap sampel. Data yang didapat diolah dengan menggunakan Index of Preponderance, perhitungan luas relung, dan tingkat trofik. Makanan utama yang dimanfaatkan oleh ikan sapu-sapu di Situ Rawa Besar yaitu Cyanophyta sebesar 98,98% dan sisanya berupa makanan tambahan diantaranya yaitu Bacillariophyta sebesar 0,38%, Chlorophyta sebesar 0,36%, Euglenophyta sebesar 0,23% dan Cryptophyta sebesar 0,05%. Berdasarkan luas relung makanannya ikan sapu-sapu di Situ Rawa Besar bersifat spesialis karena memiliki nilai luas relung rendah yaitu sebesar 0,005 yang menandakan ikan tersebut selektif dalam memilih makanannya. Berdasarkan tingkat trofik ikan sapu-sapu di Situ Rawa Besar termasuk pada kelompok I sebagai ikan herbivora dengan nilai tingkat trofik sebesar 2. Ditinjau dari spektrum makanannya ikan sapu-sapu di Situ Rawa Besar termasuk ke dalam kelompok ikan monofagik yang hanya mengkonsumsi satu jenis makanan saja yaitu fitoplankton dari kelompok Cyanophyta sebagai makanan utama sehingga memiliki kisaran makanan yang sempit.

Sailfin catfish (Pterygoplichthys pardalis) are found abundantly in Lake Rawa Besar with a size range of 17.5—37 cm. The food habits of the sailfin catfish in Lake Rawa Besar have a high degree of similarity with local fish that have the potential to be cultivated, but the grouping of sailfin catfish based on their diet cannot be determined. Therefore, it is necessary to conduct research to examine the food habits, food spectrum, and trophic level of sailfin catfish in Lake Rawa Besar as one of the factors causing the abundance of sailfin catfish in the waters. The collection of 30 samples of sailfin catfish were carried out randomly from the waters and then the length measurement, dissection, ejection, and observation of the contents of sailfin catfish’s digestive tracts of the fish were carried out to identify the composition of the food. Observations were made using a light microscope with a magnification of 100 times with three repetitions for each sample. The data obtained is processed using the Index of Preponderance, the calculation of niche area and trophic level. The main food utilized by the sailfin catfish in Lake Rawa Besar is Cyanophyta  98.98% and the rest are in the form of additional foods including Bacillariophyta 0.38%, Chlorophyta 0.36%, Euglenophyta 0.23% and Cryptophyta 0.05%. Based on the breadth of the food niche, sailfin catfish in Lake Rawa Besar is specialist because it has a low niche area value of 0.005 which indicates that the fish is selective in choosing its food. Based on the trophic level of sailfin catfish in Lake Rawa Besar is included in group I as a herbivorous fish with a trophic level value of 2. In terms of its food spectrum, sailfin catfish in Lake Rawa Besar is included in the monophagic fish group that only consumes one type of food which is phytoplankton from Cyanophyta group as main food, so it has a narrow food range. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Galant Damar Aji
"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh meningkatnya polusi plastik yang menyebabkan pencemaran mikroplastik di perairan air tawar. Situ Rawa Besar, Depok merupakan salah satu situ yang tercemar oleh mikroplastik akibat aktivitas manusia di sekitarnya. Mikroplastik dapat berdampak negatif bagi organisme akuatik seperti ikan sapu-sapu Pterygoplichthys pardalis yang merupakan spesies invasif dan bioindikator pencemaran mikroplastik di situ. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelimpahan, bentuk dan warna mikroplastik pada air, sedimen, insang dan saluran pencernaan ikan sapu-sapu di Situ Rawa Besar serta menguji perbedaan kelimpahan mikroplastik pada tahun 2022 dengan 2023. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif untuk menganalisis kelimpahan, bentuk dan warna mikroplastik pada air, sedimen, insang, dan saluran pencernaan sapu-sapu di Situ Rawa Besar. Pengambilan sampel dilakukan di tiga stasiun. Parameter fisika-kimia air seperti suhu, pH, oksigen terlarut, dan kecerahan air diukur secara in situ. Sampel air 20 L disaring menggunakan plankton net dan sampel sedimen diambil menggunakan Ekman grab dan dikeringkan dengan oven, lalu ditambahkan larutan NaCl jenuh. Sampel ikan sapu-sapu diambil sebanyak 15 ekor dengan menggunakan jaring ikan. Sampel insang dan saluran pencernaan ikan dipisahkan dengan menggunakan dissecting set dan dilarutkan dengan HNO3 kemudian ditambahkan larutan NaCl jenuh. Perhitungan partikel mikroplastik dilakukan di bawah mikroskop dan sampel diletakkan pada Sedgwick Rafter Chamber. Mikroplastik dianalisis kelimpahannya dan diklasifikasikan menurut bentuknya (pellet, fiber, film, dan fragmen) serta dihitung persentase komposisi mikroplastik dalam sampel. Hasil penelitian pada tahun 2022 menunjukkan bahwa kelimpahan mikroplastik berkisar antara 12,67 – 20,33 partikel L-1 pada air, 14.400,00-38.400,00 partikel kg-1 pada sedimen, 250,67-386,67 partikel ind-1 pada insang, dan 313,33-369,33 partikel ind-1 pada saluran pencernaan. Kelimpahan mikroplastik tersebut lebih rendah dari kelimpahannya pada tahun 2023, yaitu berkisar antara 14,67-32,00 partikel L-1 pada air, 16.533,33-41.600,00 partikel kg-1 pada sedimen, 333,33-446,67 partikel ind-1 pada insang, dan 429,33-502,67 partikel ind-1 pada saluran pencernaan. Bentuk mikroplastik yang paling dominan adalah fiber pada air dan ikan sapu-sapu, fragmen pada sedimen. Warna mikroplastik yang paling dominan adalah biru pada air dan sedimen, hitam pada insang dan saluran pencernaan ikan sapu-sapu. Kelimpahan mikroplastik pada tahun 2023 lebih tinggi dibandingkan tahun 2022, dengan peningkatan sebesar 15,24% pada insang, 24,25% pada saluran pencernaan, 27,91% pada air, dan 7,12% pada sedimen. Penelitian ini menunjukkan peningkatan jumlah mikroplastik di Situ Rawa Besar seiring berjalannya waktu yang didukung oleh beberapa faktor seperti peningkatan populasi, peningkatan sampah plastik, aktivitas antropogenik, dan curah hujan.

This research was motivated by the increasing plastic pollution that causes microplastic contamination in freshwater bodies. Situ Rawa Besar, Depok is one of the lakes that is polluted by microplastics due to human activities around it. Microplastics can have negative impacts on aquatic organisms such as Amazon Sailfin Catfish Pterygoplichthys pardalis which is an invasive species and a bioindicator of microplastic pollution in the lake. This research aims to analyze the abundance, shape and color of microplastics in water, sediment, gills and digestive tract of sailfin catfish in Situ Rawa Besar and to test the difference in microplastic abundance between 2022 and 2023. This research uses descriptive quantitative method to analyze the abundance, shape and color of microplastics in water, sediment, gills, and digestive tract of sailfin catfish in Situ Rawa Besar. Sampling was done at three stations. Physico-chemical parameters of water such as temperature, pH, dissolved oxygen, and water clarity were measured in situ. Water samples of 20 L were filtered using plankton net and sediment samples were taken using Ekman grab and dried with oven, then added with saturated NaCl solution. Sailfin catfish samples were taken as many as 15 individuals using fish net. Gill and digestive tract samples were separated using dissecting set and dissolved with HNO3 then added with saturated NaCl solution. Microplastic particle counting was done under microscope and samples were placed on Sedgwick Rafter Chamber. Microplastics were analyzed for their abundance and classified according to their shape (pellet, fiber, film, and fragment) and the percentage composition of microplastics in the sample was calculated. The results of the research in 2022 showed that the abundance of microplastics ranged from 12.67-20.33 particles L-1 in water, 14,400.00-38,400.00 particles kg-1 in sediment, 250.67-386.67 particles ind-1 in gills, and 313.33-369.33 particles ind-1 in digestive tract. The abundance of microplastics was lower than its abundance in 2023, which ranged from 14.67-32.00 particles L-1 in water, 16,533.33-41,600.00 particles kg-1 in sediment, 333.33-446.67 particles ind-1 in gills, and 429.33-502.67 particles ind-1 in digestive tract. The most dominant shape of microplastics was fiber in water and sailfin catfish, fragment in sediment and digestive tract of sailfin catfish. The most dominant color of microplastics was blue in water and sediment, black in gills and digestive tract of sailfin catfish. The abundance of microplastics increased from 2022 to 2023, with an increase of 15.24% in gills, 24.25% in digestive tract, 27.91% in water, and 7.12% in sediment. This research shows an increase in the number of microplastics in Situ Rawa Besar over time supported by several factors such as population growth, increased plastic waste, anthropogenic activities, and rainfall."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dicky Yusuf Kurniawan
"Situ Kenanga merupakan salah satu jenis perairan berbentuk situ atau ekosistem lahan basah lentik yang mendapat campur tangan manusia. Salah satu situ bernama Situ Kenanga, terdapat di lingkungan Universitas Indonesia. Perairan ini diisi banyak ikan, termasuk ikan sapu-sapu. Berdasarkan hasil wawancara dengan karyawan pembersih situ, ikan ini tidak disukai oleh karyawan pembersih situ karena merusak dasar danau yang menyebabkan erosi. Selain itu, bangkai sapu-sapu menimbulkan bau tidak sedap yang mencapai Masjid UI. Metode yang digunakan adalah kualitatif. pengamatan lingkungan adalah sebagai berikut: cuaca hujan; rata-rata suhu udara 30℃; rata-rata suhu air 30,63℃ di inlet dan 30,27℃ di outlet; rata-rata kecerahan inlet 15,5 cm dan outlet 15 cm; rata-rata turbiditas inlet 52,77 NTU dan outlet 54,97 NTU; Rata-rata DO inlet 6,62 mg/L dan oulet 11,12 mg/L; Rata-rata pH inlet 8,75 dan outlet 9,48; Rata-rata kedalaman air pada inlet 31,17 dan outlet 20,83. Sampel ikan yang didapat berjumlah 75 ekor dengan yang memiliki gonad matang berjumlah 47 ekor. Rasio gonad antara betina dengan jantan , yaitu 1,94 : 1. Hasil tangkapan betina (31 ekor) dan jantan (16 ekor). Sebagian besar TKG III dan IV, yang berarti masa pemijahan. Hasil dari menunjukkan bahwa situ ini mampu memenuhi kehidupan ikan sapu-sapu.

Lake Kenanga is a type of water body known as a lake or lentic wetland ecosystem that has undergone human intervention. One of the lake, called Situ Kenanga, is located within the University of Indonesia. This water body is filled with fishes, including the sailfin catfish (Pterygoplichthys pardalis). According to interviews with the cleaning staff of the lake, the fish disliked because it damages the bottom of the, which leads to erosion. Furthermore, the carcasses of these fish emit an unpleasant odor that reaches the UI Mosque. The method used in this study is qualitative. Environmental observation: rainy weather; average was 30℃; the average water temperature was 30.63℃ at the inlet and 30.27℃ at the outlet; the average clarity was 15.5 cm inlet and 15 cm outlet; the average turbidity was 52.77 NTU at the inlet and 54.97 NTU at the outlet; the average dissolved oxygen (DO) was 6.62 mg/L inlet and 11.12 mg/L outlet; the average pH was 8.75 inlet and 9.48 outlet; the average depth was 31.17 cm inlet and 20.83 cm outlet. We collected 75 samples of fish, with 47 of them having mature gonads. The gonad ratio between females and males was 1.94 : 1, females (31 fish), males (16 fish). Maost of the fishes were in gonadal maturity stages III and IV, indicating the spawning period during sampling."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Rizkia Putri
"Keberadaan mikroplastik di perairan dapat mengancam biota di dalamnya. Penelitian dilakukan dengan tujuan menganalisis kelimpahan, bentuk, dan warna mikroplastik pada air, sedimen, insang dan saluran pencernaan ikan sapu-sapu Pterygoplichthys pardalis dari Situ Kenanga dan Situ Mahoni, Kampus Universitas Indonesia, Depok. Pengambilan sampel air dan sedimen dilakukan pada inlet, midlet, dan outlet kedua situ. Sampel air disaring menggunakan plankton net, sampel sedimen diambil menggunakan Ekman grab kemudian dikeringkan menggunakan oven, sampel P. pardalis sebanyak 15 individu diambil menggunakan cast net dari masing-masing situ, kemudian insang dan saluran pencernaannya diisolasi dan didestruksi menggunakan HNO3 65%. Tiap sampel yang diperoleh dilarutkan dengan larutan NaCl jenuh agar terjadi flotasi. Pengamatan dilakukan menggunakan mikroskop cahaya dan Sedgwick Rafter Chamber untuk meletakkan sampel, dengan mengamati bentuk, warna, dan jumlah partikel mikroplastik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk fiber, film, fragmen, granula, serta warna transparan, hitam, biru, dan merah muda ditemukan pada semua sampel. Kelimpahan mikroplastik di Situ Kenanga pada air sebanyak 48,26 ± 23,51 partikel L-1, sedimen 45837,04 ± 36305,97 partikel Kg-1, insang 290,48 ± 154,58 partikel g-1 atau 1156,44 ± 378,69 partikel ind-1, saluran pencernaan 134,37 ± 55,72 partikel g-1 atau 1364,89 ± 339,54 partikel ind-1. Kelimpahan mikroplastik di Situ Mahoni pada air sebanyak 48,63 ± 30,21 partikel L-1, sedimen 36237,04 ± 16702,60 partikel Kg-1, insang 287,23 ± 109,40 partikel g-1 atau 1153,78 ± 324,32 partikel ind-1, saluran pencernaan 123,77 ± 34,35 partikel g-1 atau 1304,44 ± 270,90 partikel ind-1. Tidak terdapat perbedaan signifikan antara kelimpahan mikroplastik di Situ Kenanga dan Situ Mahoni pada semua sampel.

The presence of microplastics in the water could threaten the biota there. This study was conducted to analyze the abundance, shapes, and colors of microplastics in water, sediment, gills and digestive tract of amazon sailfin catfish Pterygoplichthys pardalis from Situ Kenanga and Situ Mahoni, Universitas Indonesia Campus, Depok. Sampling of water and sediment were carried out at the inlet, midlet, and outlet of both situ. Water samples were filtered using plankton net, sediment samples were taken using Ekman grab and dried using an oven, as many as 15 individual P. pardalis samples were taken using cast net from each situ, then their gills and digestive tract were isolated and pulverized using 65% HNO3. Each sample obtained was dissolved with saturated NaCl solution for flotation to occur. Observations were made using a light microscope and Sedgwick Rafter Chamber to place each sample, by observing the shape, color, and number of microplastic particles. The results showed that the shapes of fibers, films, fragments, granules, as well as transparent, black, blue, and pink colors were found in all samples. The abundance of microplastics in Situ Kenanga water was 48.26 ± 23.51 particles L-1, sediment 45837.04 ± 36305.97 particles Kg-1, gills 290.48 ± 154.58 particles g-1 or 1156, 44 ± 378.69 ind-1 particles, digestive tract 134.37 ± 55.72 particles g-1 or 1364.89 ± 339.54 ind-1 particles. The abundance of microplastics in Situ Mahoni water was 48.63 ± 30.21 particles L-1, sediment 36237.04 ± 16702.60 particles Kg-1, gills 287.23 ± 109.40 particles g-1 or 1153, 78 ± 324.32 ind-1 particles, digestive tract 123.77 ± 34.35 particles g-1 or 1304.44 ± 270.90 ind-1 particles. There was no significant difference between the abundance of microplastics in Situ Kenanga and Situ Mahoni in all samples."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iwan Abdurrahman
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian di Situ Rawa Besar Depok, Jawa Barat untuk mengetahui beberapa aspek biologi reproduksi ikan sapu-sapu Hyposarcus pardalis Castelnau, meliputi Tingkat Kematangan Gonad (TKG), Indeks Kematangan Gonad (I KG), fekunditas, dan sebaran diameter telur yang dilakukan pada bulan Desember 1996. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah ikan sapu-sapu yang tertangkap sebanyak 88 ekor, dengan panjang total berkisar antara 258-465 mm dan berat antara 1 76,1-676,4 g. Perbandingan jenis kelamin jantan dan betina 1:1. Persentase Tingkat Kematangan Gonad (TKG) I, II, Ill, IV, dan V masing-masing 5,68%; 7,95%; 26,14%; 53,41%; dan 6,82%. Indeks Kematangan Gonad (1KG) berkisar antara 0,39--21,78% dengan rata-rata 8,18%. Fekunditas berkisar antara 1.388--9.037 butir dengan rata-rata 3.947 butir. Diameter telur berkisar antara 0,540--3,887 mm dengan rata-rata 2,513 mm. Meningkatnya Tingkat Kematangan Gonad (TKG) seiring dengan meningkatnya Indeks Kematangan Gonad (1KG) dan diameter telur."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Slim mudskipper, parapocryptes sp. is commanly found in estuary and brackish water pond area. Study on gonad maturity and food habits of this fish was done from February to June 2002...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Research of food habit and spawning season of snakehead fish (Channa straita Bloch) were conducted in reserve fishery sungai sambujur during June until December 2004 . ..."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Riznawaty Imma Aryanty
"The impact of Urbanization to food habits and socio-demographic characteristics was examined by comparing a total of 150 elderly subjects from rural, low income urban and middle income urban community (50 in each area) in Bandung district, West Java. All subjects had the same ethnicity (Sundanese). Urban subjects should migrated to the city for at least 30 years.
Data collection was done from January to March 1996. The data was collected through personal interview, anthropometric assessment and in-depth interview to selected individuals. These data collection was aimed to obtain information on food habits, health status, psychological well-being and nutritional status. Changes in food habits was gathered by using list of food which included current and past consumption frequency. Health status data was collected through subjective health reported by the subjects. Nutritional status was assessed by using several anthropometric measurement namely weight, height, armspan and calf circumference.
Changes in consumption frequency of several food items were found between current and past situation and also among areas. Several indicators of psychological well-being were also found significantly different among the three areas. No difference of nutritional status indices among areas were found.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rina Artining Anggorodi
"ABSTRAK
Pada masa kini, para wanita yang bekerja di luar rumah semakin meningkat jumlahnya. Untuk kondisi di Indonesia hal tersebut disebabkan oleh dua faktor, yaitu: (1) karena semakin meningkatnya tingkat pendidikan, sehingga mereka tentu saja ingin memasuki lapangan pekerjaan yang tersedia di masyarakat untuk memanfaatkan jerih payah pendidikan yang ditempuhnya; (2) karena kebutuhan dalam keluarga, sehingga para wanita pun harus bekerja untuk membantu perekonomian keluarga.
Faktor kedua inilah rupanya yang menjadi penyebab mengapa banyak para wanita bekerja diluar rumah, dan ini terjadi di desa Cimandala. Umumnya mereka bekerja di sektor industri, yaitu menjadi buruh pabrik dengan penghasilan per bulan Rp. 250.000,- yang dibayarkan secara dua mingguan. Dengan bekerjanya wanita di luar rumah, maka tidak ada yang menyediakan dan memasak makanan di rumah.
Jalan yang ditempuh para wanita tersebut dengan membeli makanan jadi yang tersedia di warung-warung makan, baik yang dekat rumah maupun warung yang berada di dekat pabrik, tempat para wanita tersebut bekerja. Sehingga menimbulkan hubungan ketergantungan antara para wanita pekerja pabrik dengan warung makan. Para wanita pekerja pabrik membutuhkan jenis makanan yang tersedia di warung makan untuk makan.keluarganya, dan warung makan pun mempunyai keuntungan dengan adanya langganan yang sering membeli makanan yang tersedia di warungnya.
Hal tersebut nemungkinkan menimbulkan resiko
kesehatan, yaitu: (1) kbersihan dan makanan yang
dijual di warung makan; (2) komposisi makanan yang
tersedia di warung makan, apakah sudah mencukupi
Dalam kehidupan rumah tangga sehari-hari, peranan ibu biasanya paling berpengaruh terhadap pembentukan kebiasaan makan keluarga, mengingat ibulah yang mempersiapkan makanan mulai dari mengatur menu, berbelanja, memasak dan menyiapkan serta menghidangkan jenis makanan tertentu sangat mempengaruhi jenis hidangan yang disajikan setiap hari.
Demikian pula halnya seperti yang dialami oleh kedelapan informan di desa Cimandala, kampong Mandalasari. Kedelapan informan tersebut mempersiapkan makanan bagi keluarganya dengan cara membeli makanan yang sudah jadi di warung makan di dekat tempat tinggal mereka.
Pemilihan makanan dilakukan atas dasar selera para anggota keluarga (anak, suami dan diri ibu itu sendiri); harga makanan yang disesuaikan dengan kemampuan; keterbiasaan sewaktu masing tinggal bersama sedikit banyak akan mempengaruhi pemilihan makanan tersebut; rasa makanan pun mempengaruhi seseorang dalam memilih makanannya, serta apakah makanan tersebut cukup mengenyangkan atau tidak
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatmah
"Studi tentang kebiasaan makan ibu dan anak balita dilakukan terhadap 60 responden di dua keluarahan terpilih (Kelurahan Penggilingan mewakili wilayah berlatar belakang sosio ekonom rendahdan Keluarhan Rambuatan mewakili wilayah dengan sosio ekonomi tinggi) di wilayah Jakarta Timur. Metode kualitatif (Focus Group Discussion dan indept interview) digunakan dalam pengumpulan data untuk mengeksplorasi faktor-faktor yang mempengaruhi kebiasaan makan pada kedua kelompok di atas lalu dibandingkan pada kelompok sosek tinggi dan rendah. Hasil studi menunjukkan bahwa seperlima ibu-ibu yang termasuk kelompok gizi lebih (overweight) dari kedua kelompok sosek tinggi dan rendah memiliki gambaran sama yaitu sebagai berikut: mereka memiliki aktivitas fisik sedentary (mereka bekerja sebagai ibu rumah tangga dalam lingkup rumah tinggal yang kecil, dan menghabiskan 2-3 jam per hari untuk menonton televisi); mereka juga mengkonsumsi snack (ngemil) seharian sambil santai atau istirakat atau momong anak; dan mereka sering menghabiskan sisa makanan anak atau suami yang tidak habis dimakan. Sementara seperlima jumlah anak balita dengan kondisi gizi kurang (undrwight) baik kelompok sosio ekonomi tinggi dan rendah menunjukkan situasi dan kondisi yangsama yaitu mereka menderita penyakit infeksi ISPA, TBS dan bronkhitis; mereka senang bermain; dan mereka banyak jajan sehingga mempengaruhi nafsu makan mereka. Anak balita dari keluarga sosek tinggi cenderung mengkonsumsi snack dengan kalori tinggi seperti hamburger ayam goreng kentang goren dsbnya. Sementara anak balita dari kelompok ekonomi rendah cenderung membeli makanan kecil dengan kalori rendah seperti kerupik jellu dan permen. Kedua hasil di atas menyebabkan terjadinya perbedaaan status gizi kelompok ibu dan anak balita. Ibu memiliki status gizi kurang dan gizi lebih (double burden), sementara anak balita mereka menunjukkanstatus gizi kurang dengan prevalensi masing masing sekitar 20%.

A food habits study is reported from 60 respondents in the urban areas. A qualitative approach was undertaken to explore factors influencing food habits and to compare it within low and high socioeconomic status (SES) by using Focus Group Discussion (FGD) and indepth interview. One fifth of the overweight mothers (low and high SES) showed a similar condition as follow: they had low to moderate physical activity (they worked in a relatively small house and they spent 2-3 hours per day for watching television), they consumed snacks continuously for a whole day, and they ate left-over food of their children or husbands. One fifth of the underweight children 2-5 years old from both SES showed similar situation: they suffered from infectious disease (ARI, TBC, and bronchitis); they played a lot; and they lost appetite eating main meals after they consumed snacks. The high SES under-fives were more likely to buy snacks which were high in calorie such as hamburger, fried chicken, fried potatoes. While the low SES under-fives bought snacks which were considered as ?empty calorie? i.e. jelly, and candy. Both condition above caused the difference of nutritional status among mothers and their children. Mothers had double burden (underweight and overweight), while their children 2-5 years age suffered from under-nutrition (20%)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia; Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2002
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>