Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 24476 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rahmah Dzakiyya Zahrah
"

Berdasarkan Instruksi Presiden No. 13 Tahun 1976 mengenai Jabotabek (Jakarta-Bogor-Tangerang-Bekasi) yang menyatakan bahwa wilayah Kota Bogor adalah salah satu kota penyangga (hinterland area). Kecamatan Cibinong, Kecamatan Bojonggede, dan Kecamatan Sukaraja adalah kecamatan yang termasuk dalam inner fringe Kota Bogor. Kecamatan tersebut juga memiliki jumlah penduduk terbanyak dan persentase lahan terbangun tertinggi jika dibandingkan dengan kecamatan lain yang termasuk dalam inner fringe Kota Bogor. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah dinamika perkembangan wilayah pinggiran Kota Bogor dari tahun 2009-2019 yaitu dengan menganalisis perkembangan permukiman dan keterkaitan keberadaan pusat kegiatan ekonomi dengan perkembangan permukiman. Dalam penelitian ini, dilakukan pengolahan data dengan menggunakan data citra satelit Landsat yang selanjutnya akan dianalisis menggunakan analisis spasial temporal untuk mengetahui kepadatan bangunan 2009-2019, serta data penggunaan lahan yang selanjutnya digunakan untuk analisis deskriptif untuk mengetahui perkembangan lahan permukiman. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk perkembangan permukiman yang terjadi di wilayah ini sebagian besar adalah bentuk extension dan infill yang pada umumnya terjadi pada wilayah wilayah yang lokasinya dekat dengan pusat kegiatan. Bentuk extension dan infill paling banyak terjadi di Kecamatan Cibinong, sedangkan bentuk leapfrog paling banyak terjadi di Kecamatan Sukaraja. Bentuk leapfrog ditandai dari adanya pembangunan permukiman di wilayah yang didominasi dengan bentuk kenampakan lahan pedesaan. Keterkaitan antara keberadaan pusat kegiatan ekonomi dengan perkembangan permukiman paling terlihat signifikan di sekitar Pusat Kegiatan Ekonomi Pakansari disebabkan kegiatan komersial dan elemen permukiman di kawasan ini paling beragam. Di sekitar Pusat Kegiatan Ekonomi Cilebut dan Bojonggede juga mengalami perkembangan permukiman, namun perkembangan ini tidak hanya dipengaruhi akibat keberadaan kegiatan ekonomi tetapi adanya faktor dari jalur transportasi


Based on Presidential Instruction No. 13 of 1976 regarding Jabotabek (Jakarta-Bogor-Tangerang-Bekasi) which states that the area of Bogor City is one of the buffer cities (hinterland area). Cibinong District, Bojonggede District, and Sukaraja District are sub-districts that are included in the inner fringe of Bogor City. This sub-district also has the largest population and the highest percentage of built-up land when compared to other sub-districts that are included in the inner fringe of Bogor City. This study aims to examine the dynamics of development in the suburbs of Bogor City from 2009-2019, namely by analyzing the development of settlements and the link between the existence of centers of economic activity and the development of settlements. In this study, data processing was carried out using Landsat satellite imagery data which will then be analyzed using spatial-temporal analysis to determine building density 2009-2019, as well as land use data which will then be used for descriptive analysis to determine residential land development. The results of this study indicate that most of the forms of settlement development that occur in this region are extension and infill forms which generally occur in areas that are located close to the center of activity. Extension and infill forms are most common in Cibinong District, while leapfrog forms are most common in Sukaraja District. The leapfrog form is marked by the existence of settlement development in areas dominated by the appearance of rural land. The connection between the existence of CBD and settlements developments is seen around the Pakansari CBD because it has most diverse of commercial activities and settlement elements. The Cilebut CBD and Bojonggede CBD are also occur settlement developments, but this development is not only influenced by the existence of economic activities but also by factors from transportation routes."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Bayu Hadi Erlangga
"ABSTRAK
Sarana angkutan umum di Kota Bogor bermula dari Becak, delman dan bemo. Ketiganya menjadi kendaraan penghubung dengan stasiun kereta dan pusat perdagangan. Namun, masyarakat lebih memilih bemo karena dapat melaju lebih cepat. Oleh karenanya, Pemerintah Kota untuk pertama kalinya menetapkan beberapa trayek bemo pada 1982 di pusat Kota Bogor. Minat masyarakat terhadap bemo mulai berkurang setelah peremajaan bemo menjadi angkot (angkutan kota), karena angkot memiliki kapasitas penumpang yang lebih banyak dari bemo. Setelah itu, Pemerintah Kota juga mulai menetapkan rute trayek angkutan umum yang meluas ke wilayah pinggiran kota pada 1994 dan di dominasi oleh kendaraan angkot.

ABSTRAK
Public transport in City of Bogor began from pedicab, horse cart and mobile. The three, became the feeder transport of train station and trading center. But, the trimobile was chosen by people interest because they can run faster. Therefore, the City Government for the first created the routes of trimobile on 1982 in the central of the city. The people interest about trimobile began to decrease after the replacement of trimobile to public-car, because their capacity are larger than trimobile. After that, the City Government also began to create the routes of public transport extends to side area of the city on 1994 and the routes was dominated by public-car."
2015
S60037
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Pauza Pratiwi
"ABSTRAK
Kota Pariaman merupakan salah satu kota di Indonesia yang memiliki kejadian gempa bumi yang sangat tinggi baik dari darat maupun dari bawah laut. Hal ini dikarenakan wilayah Kota Pariaman berbatasan langsung dengan Samudera Hindia yang menjadi tempat pertemuan dua lempeng tektonik yaitu Lempeng Eurasia dan Lempeng Indo-Australia. Tingkat kegempaan di bawah laut yang tinggi dapat memicu bencana tsunami. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis model dinamika spasial kawasan rawan tsunami di Kota Pariaman, kemudian dengan menggunakan metode Cellular Automata Markov Chains (CA-MC) model tersebut digunakan untuk memodelkan kawasan rawan tsunami di Kota Pariaman tahun 2030 berdasarkan faktor pendorong yang diberikan kepada model. Faktor pendorong yang digunakan dalam penelitian ini adalah ketinggian kawasan, kemiringan lereng, jarak dari garis pantai, jarak dari jalan raya, dan jarak dari sungai. CA-MC merepresentasikan tutupan lahan yang berubah tergantung pada sel tetangganya. Setelah model dihasilkan, model tersebut dianalisis berdasarkan RTRW Kota Pariaman tahun 2030 untuk membandingkan hasil model tersebut dengan RTRW eksisting. Untuk mendapatkan daerah rawan tsunami, model tutupan lahan tahun 2030 dilapisi dengan peta rawan tsunami. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari tahun 2018 hingga tahun 2030 telah terjadi peningkatan wilayah rawan tsunami dengan kelas rendah, sedang, dan tinggi di kawasan pemukiman.
ABSTRACT
Pariaman City is one of the cities in Indonesia which has a very high incidence of earthquakes both from land and from under the sea. This is because the Pariaman City area is directly adjacent to the Indian Ocean which is the meeting place for two tectonic plates, namely the Eurasian Plate and the Indo-Australian Plate. The high level of seismicity under the sea can trigger a tsunami disaster. This study aims to analyze the spatial dynamics model of tsunami prone areas in Kota Pariaman, then by using the Cellular Automata Markov Chains (CA-MC) method the model is used to model the tsunami prone areas in Kota Pariaman in 2030 based on the driving factors given to the model. The driving factors used in this study are the height of the area, the slope of the slope, the distance from the coastline, the distance from the road, and the distance from the river. CA-MC represents land cover that changes depending on neighboring cells. After the model is generated, the model is analyzed based on the RTRW for Kota Pariaman in 2030 to compare the results of the model with the existing RTRW. To get a tsunami prone area, the land cover model for 2030 is overlaid with a tsunami hazard map. The results show that from 2018 to 2030 there has been an increase in tsunami-prone areas with low, medium, and high classes in residential areas."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rucitra Deasy Fadila
"Skripsi ini membahas mengenai perkembangan tata Kota Bogor pada abad ke-18 hingga abad ke-20 dimana Istana Bogor menjadi titik awal berkembangnya bangunan kolonial lain yang masih berdiri hingga saat ini. Penelitian mengenai tata kota ini dilakukan agar dapat diketahui persebaran, perkembangan, dan hubungan komponen kota Bogor dari abad ke-18 hingga abad ke-20. Pada penelitian ini digunakan peta tahun 1898, 1914, dan 1946 agar dapat menunjukkan bagaimana perkembangan Kota Bogor dari abad ke abad. Dari penelitian ini kemudian diketahui bahwa Kota Bogor berkembang secara menyebar di sekitar Istana Bogor dan perkembangan terutama terlihat ke arah utara Kota Bogor. Juga diketahui bahwa Kota Bogor memiliki pembangunan signifikan di segala sektor pembangunan. Terutama perkembangan bangunan penelitian yang kemudian diikuti dengan bangunan pemerintahan.

This thesis is discussed about the development of Bogor from 18th until 20th century which is Bogor Palace as main development point to another colonial building that's still exist until now. This research is conducted in order to know the spread, development, relationship between component town in Bogor from 18th until 20th century. This research used several map of 1898, 1914, and 1946 in order to indicate how about the development of Bogor over the centuries. From this research is known that the city of Bogor is expanding spread around Bogor Palace that inclined to the north of Bogor. Is also known that city of Bogor has a significant development in all sectors of development especially the development of research buildings followed then by government buildings."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S42940
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kornelius Septyo Pramudito
"ABSTRAK
Daya tarik perkotaan telah mendorong terjadinya urbanisasi yang ditandai dengan perpindahan penduduk dan perubahan kegiatan dari pertanian menjadi non pertanian. Secara fisik hal ini terlihat dari perembetan lahan terbangun ke wilayah pinggiran perkotaan. Sebagai daerah pinggiran Kota Jakarta, Kabupaten Bogor dipengaruhi oleh tingkat pertumbuhan yang tinggi dan alih fungsi lahan yang meluas. Sebagai wilayah penyangga, perkembangan wilayah perkotaan di Kabupaten Bogor tentu harus dikendalikan karena pertumbuhan perkotaan yang terjadi di wilayah ini tentu akan berdampak pada munculnya dampak negatif seperti berkurangnya lahan pertanian produktif. Penurunan jumlah lahan pertanian produktif ini tentu akan berdampak pada menurunnya jumlah produksi pangan dan mengakibatkan semakin lebarnya kesenjangan kebutuhan pangan yang harus dipenuhi. Tingginya konversi lahan menjadi lahan terbangun mendorong perlunya upaya pengendalian perkembangan lahan terbangun di Kabupaten Bogor. Untuk itu dalam penelitian ini akan dilakukan analisis mengenai pola perkembangan lahan terbangun dan pengaruhnya terhadap lahan pertanian serta mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan lahan terbangun.
Penelitian ini bersifat experimental research dengan menggunakan teknik penelitian spatial statistik yang merupakan kombinasi pemanfaatan data statistik yang terdistribusi secara spasial yang ditampilkan dan dianalisis dengan menggunakan perangkat Sistem Informasi Geografis (SIG). Beberapa teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik deskriptif, analisis spasial, analisis korelasi dan anaisis kebijakan. Penelitian ini menggunakan data citra satelit LANDSAT dengan periode perekaman antara 2000, 2005 dan 2010. Untuk data sekunder penelitian ini menggunakan basis data Potensi Desa (PODES).
Berdasarkan hasil penelitian ini ditemukan bahwa pola perkembangan lahan terbangun di wilayah perkotaan memiliki laju konversi dan pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi (14% per tahun dan indeks sprawl sebesar 3,61) sehingga ini akan mendorong perubahan lahan terbangun yang cukup pesat. Tetapi berdasarkan hasil uji korelasi, perkembangan lahan terbangun yang tinggi tersebut ternyata tidak memiliki hubungan korelasi terhadap penurunan jumlah luas lahan pertanian. Hal ini disebabkan kemampuan elastisitas lokasi lahan pertanian yang cenderung berpindah dan/atau meningkat luasannya pada daerah peralihan dan zobikotdes. Selain itu, faktor yang mempengaruhi pola perkembangan lahan terbangun secara berurutan tingkat pengaruhnya adalah (1) Ketersediaan jalan; (2) Kepadatan Penduduk, (3) Kesesuaian Lahan; (4) Rasio Jalan per luas lahan terbangun; (5) Rasio fasilitas kesehatan; (6) Jumlah Fasilitas Ekonomi; (7) Rasio jalan per penduduk (8) Jumlah Penduduk dan (9) jumlah rumah tangga pengguna listrik PLN.

ABSTRACT
The attractiveness of urban areas, has led to the occurrence of urbanization that is marked by the movement of population and activity changes from agricultural to non-agricultural. Physically , it is seen from the spillovers of built up area to the urban fringe areas. As a suburb of Jakarta , Bogor Regency influenced by high growth rates and widespread land conversion. As a buffer area , development of urban areas in Bogor Regency necessarily have to be controlled due to urban growth that occurred in the region will certainly have an impact on the emergence of negative impacts such as reduced productive agricultural land. The decrease in the number of productive agricultural land will certainly decrease the amount of food production and lead to the widening gap of food needs. The high conversion of land into built-up areas, requiring the need to control the development of the built up area in Bogor Regency. For that in this study will analyze the patterns of development of the built up area , and its effect on agricultural land as well as to identify the factors that influence the development of the built up area.
This study is an experimental research study using spatial statistical techniques that combine the use of statistical data that are spatially distributed and displayed and analyzed using the Geographic Information System (GIS). Some of the analytical techniques used in this research is descriptive statistical analysis, spatial analysis, correlation analysis and policy analysis. This study uses LANDSAT satellite image data with recording period between 2000, 2005 and 2010. This study used secondary data obtained from the Village Potential data (PODES).
Based on the results of this study found that the pattern of urban development in Bogor Regency has a high conversion rate and population growth (14 % per year and the sprawl index by 3.61 ) so that this will encourage changes in the built up area quite rapidly. But based on the results of the correlation, the correlation between the development of the built up area to decrease the amount of agricultural land showed no significant value. This happens due to the elasticity of the location capability of agricultural land is likely to shift and / or increase its range in the "daerah peralihan" and zobingkotdes. In addition , factors that influence the development of the built up area in sequence rate effect is (1) Availability of roads , (2) Population Density , (3) Land Suitability ; (4) Ratio Road to the extensive built-up area ; (5) Ratio of facility health, (6) number of facilities Economics ; (7) Ratio of road per resident (8) population and (9) the number of household users of electricity.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sidik Praptakuncara
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1986
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noni Huriati
"Perkembangan Kota Yogyakarta yang semakin tinggi intensitasnya dihadapkan pada keterbatasan lahan di pusat kota, akibatnya perkembangan akan mengarah ke daerah pinggiran kota yang secara administratif termasuk dalam wilayah Kabupaten Bantul dan Sleman. Penelitian ini menyampaikan penjelasan tentang perkembangan yang terjadi di daerah pinggiran Kota Yogyakarta, dilihat dari perkembangan permukimannya dalam kurun waktu tahun 1992-2006 terkait dengan variabelvariabel yang diteliti dan konsep keruangan Jawa di daerah tersebut. Perkembangan yang terjadi di daerah pinggiran ini dapat diidentifikasi dari perkembangan permukiman.
Perkembangan permukiman ini dipengaruhi oleh jaringan jalan, fasilitas pendidikan, ketetapan pemerintah dan prakarsa pengembang. Selain itu, pengaruh dari konsep keruangan Jawa juga masih terlihat dalam perkembangan yang terjadi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perkembangan yang terjadi bersifat memanjang dan konsentris, serta mengarah ke utara dan selatan, kemudian dari timur ke barat. Walaupun konsep keruangan Jawa tersebut masih terlihat, tetapi dalam perkembangan yang terjadi pola yang ada lebih dipengaruhi oleh keberadaan penarik lain seperti keberadaan kampus.

The development of Yogyakarta City that has inclined in intensity faced with the limitation of land in the city causes its development course to the urban fringe area, which administratively is in the Bantul and Sleman Regency. This research inform descriptions about the development that happens in the urban fringe area in Yogyakarta City, viewed from the development of its settlements during 1992-2006 concerned with the research variables and Javanese spatial concept in the area. The development which happens in urban fringe area can be identified from the change of settlement.
This change of settlement is affected by roads, facility of education, government policy and advisor?s developer. Furthermore,the influence of Javanese spatial concept can still be seen from development of settlement. The output of research shows that such development is linear and concentric, as well as directing to northward and southward, then from the east to the west. Though the Javanese spatial concept mentioned is still seen, however the development of the exiting pattern is affected more from on other variables such as the existence of campus.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S34156
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Mustika Subagjo
"Pada tahun 2015, cakupan persalinan tenaga kesehatan di Indonesia sebesar 85,55 , di Jawa Barat cakupan persalinan tenaga kesehatan sebesar 87,53 .Adanya kesenjangan sebesar 15,52 dengan target puskesmas pada persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan di Puskesmas Cipaku pada tahun 2016. Dari 170 kelahiran di Kelurahan Rancamaya, hanya 88 yang ditolong oleh tenagakesehatan dan 82 ditolong oleh dukun bayi.
Tujuan dari penelitian ini mengetahui lebih dalam alasan dan penyebab ibu memilih dukun bayi sebagai penolong persalinan di Kelurahan Rancamaya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, pengambilan informasi dengan cara wawancara mendalam pada ibu yang bersalin dengan dukun bayi pada tahun 2016 yang memiliki dan tidak memiliki kartu BPJSdan keluarga ibu, dukun bayi dan bidan.
Hasil penelitian menjelaskan kepemilikan kartu BPJS tidak berpengaruh dalam pemilihan tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan karena masyarakat memilih dukun bayi karena percaya dukun berperandalam upacara dan prosesi saat kehamilan dan persalinan yang sudah menjadi kebiasaan masyarakat, serta rasa nyaman bersalin dirumah dan pelayanan yang paripurna jika bersalin ditolong oleh dukun bayi. Oleh karena itu diperlukankerjasama lintas sektor tokoh masyarakat dan aparat sipil wilayah untuk mendukung program kemitraan bidan dengan dukun, serta menjadikan dukun rekan dalam pertolongan yang mengantar dan mendampingi pasien dalam persalinan.

In 2015, the scope of childbirth by health personnel in Indonesia was about 85.55 ,in West Java the scope of childbirth by health personnel amounted to 87.53 . Therewas a gap of 15,52 with target of public health center on the childbirth who wasassisted by health personnel at Cipaku public health center in 2016. From 170births in Kelurahan Rancamaya, only 88 births were helped by health personneland 82 births were helped by TBA traditional birth attendant.
The purpose of thisstudy is to know more deeply the reason and causes of pregnant mothers chooseTBA as their childbirth attendant in Kelurahan Rancamaya. This research usesqualitative method, the retrieval of information uses in depth interview on pregnantmothers who gave birth with TBA in year 2016 and who have or do not have BPJScard, the mothers rsquo family, TBA, and midwives.
The result of this study states thatthe ownership of BPJS card does not influence the choice of health personnel aschildbirth attendant, the society prefer to choose TBA because they believe the roleof TBA in the implementation of ceremony and procession during pregnancy andchildbirth which already become a habit that done by the society, as well as a senseof comfort giving birth at home, and plenary attendance when giving birth helpedby TBA. Therefore, the cross sector cooperation is needed such as public figureand regional civil apparatus to support midwife partnership program with TBA, aswell as to make the TBA become co worker in childbirth aid which to escorts andaccompanies the patients during childbirth.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S68797
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Surviawati
"Pertumbuhan penduduk di Kota Bogor semakin meningkat semenjak dibangunnya aksesibilitas yang memudahkan penduduk luar kota masuk dan keluar dari wilayah Kota Bogor. Semakin padatnya penduduk, semakin meningkat pula permintaan akan pembangunan lahan vegetasi menjadi lahan terbangun di Kota Bogor yang menyebabkan suhu cenderung meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola spasial Local Climate Zone (LCZ) sebagai klasifikasi tutupan lahan, pola spasial Land Surface Temperature (LST), dan menganalisis hubungan kedua variabel di Kota Bogor. Data-data yang digunakan pada penelitian ini, yaitu Citra Landsat, Google Earth Imagery, dan survey lapang. Hasil pengolahan data kemudian dianalisis dengan analisis spasial dan uji regresi linier dengan dummy variabel. Kota Bogor memiliki 13 klasifikasi LCZ dan didominasi oleh LCZ 6 (Open Low-rise) yang berada pada kerapatan bangunan tinggi dan kerapatan vegetasi yang rendah. Adapun distribusi LST di Kota Bogor didominasi oleh suhu tinggi yang tersebar di wilayah permukiman padat. Penelitian ini menunjukkan bahwa LCZ tipe bangunan akan meningkatkan nilai LST, sedangkan LCZ tipe tutupan lahan natural akan menurunkan nilai LST.

Population growth in the Bogor City has increased since the construction of accessibility which makes it easier for out-of-town residents to enter and exit the Bogor City area. The denser the population, the higher the demand for the development of vegetation land into built-up land in Bogor City, which causes temperatures to tend to increase. This study aims to determine the spatial pattern of the Local Climate Zone (LCZ) as a land cover classification, the spatial pattern of Land Surface Temperature (LST), and to analyze the relationship between the two variables in Bogor City. The data used in this study are Landsat imagery, Google Earth Imagery, and field surveys. The results of data processing were then analyzed by spatial analysis and linear regression test with dummy variables. Bogor City has 13 LCZ classifications and is dominated by LCZ 6 (Open Low-rise) which is at high building density and low vegetation density. The distribution of LST in Bogor City is dominated by high temperatures which are spread in densely populated residential areas. This study shows that the LCZ of the building type will increase the LST value, while the LCZ of the natural land cover type will decrease the LST value."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Trijondro Purwanto
"Perubahan penggunaan lahan merupakan fenomena yang selalu terjadi dalam perkembangan sebuah kota. Hal ini terjadi karena tuntutan akan ruang yang semakin besar seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. Tujuan penelitian ini untuk mengkaji perubahan penggunaan lahan pada kawasan suburban Kota Jambi, mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi serta, dan membandingkan perubahan yang terjadi dengan RTRW Kota Jambi tahun 2011-2031. Untuk melihat perubahan penggunaan lahan digunakan metode super impose peta. Kemudian perubahan yang terjadi dideskripsikan secara spasial. Faktor yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan digunakan uji statistik product moment. Variabel yang digunakan dalam menghitung perubahan penggunaan lahan adalah faktor fisik (lahan tergenang dan tidak tergenang), faktor sosial (kepadatan penduduk), fasilitas umum (jaringan PDAM dan PLN), dan aksesibilitas (kerapatan jaringan jalan dan moda transportasi).
Hasil analisis spasial penggunaan lahan di Kota Jambi selama periode tahun 2005 sampai 2011 telah mengalami perubahan. Luas lahan terbangun meningkat selama tahun 2005 sampai 2011 menjadi 1.864,35 Ha, sementara untuk lahan hutan mengalami penurunan menjadi 1.813,03 Ha untuk lahan hutan dan lahan pertanian mengalami penurunan 659,49 Ha. Hasil analisis statistik faktor lahan tidak tergenang, kepadatan penduduk, jaringan PLN dan PDAM, kerapatan jaringan jalan berpengaruh terhadap perubahan penggunaan lahan. Perlu evaluasi terhadap raperda RTRW 2011-2031, yang disebabkan karena cepatnya perubahan penggunaan lahan terutama lahan terbangun yang sangat cepat di Kota Jambi.

Land use change is a phenomenon that always occurs in the development of a city. This happens because the demand for space is growing along with the population increase. The purpose of this study to assess changes in land use in the suburban area of the city of Jambi, examines the factors that influence as well, and compare the changes that occurred to the RTRW Jambi City for 2011-2031. To see the changes in land use map used method of super impose. Then the changes described spatially. Factors affecting the use of land-use change product moment statistical tests. Variables used in calculating the land use change is a physical factor (land flooded and not flooded), social factors (population density), public facilities (network taps and PLN), and accessibility (density of road network and transportation).
Results of the spatial analysis of landuse in the Jambi City during the period of 2005 to 2011 have been amended. Land area woke up during the years 2005 to 2011 to 1864.35 ha, while for forest land decreased to 1813.03 hectares for forest land and agricultural land decreased 659.49 Ha. Statistical analysis of factors not flooded land, population density, PLN and PDAM network, road network density affect land-use change. Need to evaluate the draft RTRW 2011-2031, caused by the rapid changes in land use, especially built- up area in Jambi City.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
T34594
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>