Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 130790 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Deasyka Yastani
"Karsinoma hepatoseluler (HCC) merupakan masalah kesehatan global dengan tatalaksana yang belum optimal. Gambir adalah tanaman spesifik Indonesia, yang mengandung flavonoid, dan digunakan sebagai antikanker. Pada patogenesis HCC terjadi disregulasi CYGB, Nrf2, dan PDGFA. Jusman dkk mendapatkan bahwa senyawa dalam gambir dapat berikatan dengan PDGFA. Penelitian ini digunakan ekstrak etanol gambir (EG), dan bertujuan untuk menilai pengaruh EG terhadap viabilitas galur sel HepG2, dan ekspresi dari protein CYGB, Nrf2, dan PDGFA. Optimasi konsentrasi DMSO sebagai pelarut EG, dan konsentrasi EG pada HepG2 (IC50) dianalisis dengan uji MTT. Sel HepG2 diisolasi proteinnya dan ekspresi CYGB, Nrf2, dan PDGFA menggunakan ELISA. Analisis proliferasi sel HepG2 dengan uji BrdU. Hasil dari analisis viabilitas, proliferasi, dan ELISA dari kelompok kontrol dan perlakuan dibandingkan secara statistik. Hasil menunjukan pemberian EG konsentrasi 500; 1000; dan 2000 μg/mL menyebabkan penurunan viabilitas sel, proliferasi sel, serta penurunan ekspresi protein CYGB, Nrf2, dan PDGFA. Disimpulkan pemberian EG menurunkan viabilitas, dan proliferasi sel HepG2 serta terbukti menurunkan ekspresi CYGB, Nrf2, dan PDGFA.

epatocellular carcinoma (HCC) is a global health problem with treatment has not provided optimal results. Gambir is an Indonesian specific plant, which contains flavonoids, and is used as an anticancer. In the pathogenesis of HCC dysregulation of Nrf2, CYGB, and PDGFA occurs. Jusman et al found that compounds in gambir can bind to PDGFA. This study used gambir ethanol extract (EG), and aimed to assess the effect of EG on HepG2 cell proliferation, as well as the expression of CYGB, Nrf2, and PDGFA. Optimization of DMSO concentration as EG solvent, and EG concentration in HepG2 (IC50) were analyzed by MTT test. Protein of HepG2 were isolated and expression of CYGB, Nrf2 and PDGFA used ELISA. Analysis of HepG2 cell proliferation with BrdU assay. Results from viability, proliferation, and ELISA analyses of the control and treatment groups were compared statistically. The results showed the administration of EG concentration 500; 1000; and 2000 μg/mL led to decreased cell viability, cell proliferation, and decreased expression of CYGB, Nrf2, and PDGFA proteins. It was concluded that EG administration decreased the viability, and proliferation of HepG2 cells and was shown to decrease the expression of CYGB, Nrf2, and PDGFA."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maftuhatun Fista Amalia
"Keloid merupakan jaringan tumor jinak yang tumbuh akibat proses penyembuhan luka menyimpang. Keloid dapat menimbulkan masalah kosmetik maupun gangguan fungsi tubuh, terutama bila keloid timbul pada daerah persendian. Patogenesisnya belum sepenuhnya diketahui, namun fibroblas teraktivasi terlibat dalam dekomposisi kolagen berlebih pada matriks ekstraseluler. Di sisi lain, fibroblas mensintesis sitoglobin. Ekspresi sitoglobin berlebih dapat menekan proliferasi fibroblas. Berbagai terapi keloid hingga saat ini belum optimal karena masih sering terjadi rekurensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengaruh ekstrak etanol gambir (EG) terhadap viabilitas fibroblas keloid serta ekspresi sitoglobin, elastin dan desmosin. Penelitian dilakukan dengan isolasi dan kultur primer fibroblas keloid serta dianalisis nilai IC50 EG nya, serta ekspresi sitoglobin, elastin dan desmosin. Didapatkan hasil bahwa EG dapat menurunkan viabilitas fibroblas keloid dan signifikan meningkatkan ekspresi sitoglobin, elastin dan desmosin. Dengan demikian, EG berpotensi sebagai antikeloid.

Keloids are benign tumor that grow as a result of aberrant wound healing processes. Keloid can cause cosmetic problems and impaired body function, especially if they occur on joint area. The pathogenesis isn’t fully understood, but activated fibroblasts are involved in the decomposition of excess collagen in the extracellular matrix. In contrast, fibroblasts synthesize cytoglobin. Various keloid therapies until now haven’t been optimal due to numerous recurrences. This study aims to explore the effect of ethanolic extract of gambir (EG) on the viability of keloid fibroblasts and the expression of cytoglobin, elastin, and desmosine. The experiment done by isolation and primary culture of keloid fibroblasts and analyzed its IC50 EG value, and cytoglobin, elastin, and desmosine. The result showed that EG can decrease in keloid fibroblast viability and the expression of cytoglobin, elastin, and desmosine. Thus, EG has potential as an anti-keloid."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tika Nurhasanah
"Daun gambir (Uncaria gambir) mengandung katekin yang secara empiris dapat bersifat antihipertensi melalui mekanisme penghambatan Angiotensin Converting Enzyme (ACE) secara non-spesifik. Tekanan darah erat kaitannya dengan aktivitas jantung. Penggunaan daun gambir sebagai antihipertensi harus dipastikan keamanannya.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pemberian ekstrak etanol 70% daun gambir terhadap aktivitas listrik jantung pada tikus hipertensi. Tiga puluh enam tikus Sprague Dawley dibagi dalam enam kelompok yakni normal, negatif, atenolol dan tiga kelompok dosis. Induksi larutan NaCl (3,65 g/kg bb) diberikan pada setiap kelompok perlakuan, kecuali kelompok normal, secara per oral selama 14 hari. Pada hari ke-15 dilanjutkan pemberian sediaan uji berupa larutan CMC 0,5% (kontrol normal dan negatif), atenolol 13,5 mg/200 g bb, dan ekstrak daun gambir dengan dosis 200; 400; dan 800 mg/200 g bb hingga hari ke-28. Pengukuran aktivitas listrik jantung dilakukan pada hari ke-21 dan 28 dengan menggunakan elektrokardiogram CareWell®.
Hasil analisis menunjukan bahwa pemberian ekstrak etanol 70% daun gambir dosis 800 mg/200 g bb selama 7 hari dapat menurunkan laju jantung, memperbesar tegangan T, memperpanjang interval PR dan memperpanjang interval QT. Sedangkan, pemberian dosis 800 mg/200 g bb selama 14 hari hanya menurunkan laju jantung dan memperpanjang interval PR. Penggunaan ekstrak daun gambir pada dosis 800 mg/200 g bb sebagai antihipertensi memerlukan pengawasan karena dapat mempengaruhi aktivitas listrik jantung.

Gambir leaves (Uncaria gambir) contain catechin which empirically can be used as antihypertensive through its mechanism as non spesicific Angiotensin Converting Agent (ACE) inhibitor. Blood pressure is closely related to the heart activity. It is necessary to test the security of gambir leaves as antihypertensive against cardiovascular system.
This research aimed to know the effect of 70% ethanol extract of gambir leaves against heart electrical activity in hypertensive rats. Thirty male rats strain Sprague-Dawley were divided into six groups which used and administered orally with CMC liquid 0,5% (normal control), NaCl liquid 3,65 g/kg bw (negative control), atenolol, and three groups of gambir leaves extract. NaCl liquid as inducer was administered orally for 14 days, then on 15th day continued by giving the gambir leaves extract (200; 400; and 800 mg/200g bw), atenolol 13,5 mg/200g bw and CMC 0,5%. Heart electrical activity was measured on the day 21st and 28th using electrocardiogam CareWell®.
Result from analysis showed that giving 70% ethanol extract of gambir leaves dose 800 mg/200g bw for 7 days could decrease heart rate, increase T voltage, prolong PR and QT interval. While giving extract dose 800 mg/200g bw for 14 days only decrease heart rate and prolong PR interval. The use of gambir leaves extract dose 800 mg/200 g bw as antihypertensive should be supervised due its affect to heart electrical activity.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S45735
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Syahida Agustina
"Prevalensi hipertensi di Indonesia cenderung meningkat dari tahun ke tahun, tetapi 75,8% kasus hipertensi di masyarakat belum terjangkau pelayanan kesehatan. Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang berpotensi menghasilkan obat antihipertensi non-konvensional bagi masyarakat yang belum terjangkau pelayanan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek antihipertensi dari ekstrak etanol 70% daun gambir terhadap tikus putih jantan yang diinduksi NaCl. Penelitian dilakukan dengan menggunakan 36 ekor tikus Sprague Dawley jantan yang dibagi ke dalam enam kelompok yaitu kontrol normal, kontrol negatif, kontrol Tensigard®, dan tiga kelompok dosis. Induksi larutan NaCl (3,65 g/kg bb) diberikan pada setiap kelompok perlakuan, kecuali kelompok kontrol normal, secara peroral selama 14 hari. Pada hari ke-15 dilanjutkan pemberian sediaan uji berupa larutan CMC 0,05% (kontrol normal dan induksi), Tensigard®, dan ekstrak daun gambir dengan dosis 200; 400; dan 800 mg/200g bb hingga hari ke-28. Pengukuran tekanan darah sistol, diastol dan tekanan darah rata-rata dilakukan pada hari ke-14, 21 dan 28 menggunakan alat pengukur tekanan darah non-invasif CODA®. Kemudian, hasil dianalisis menggunakan SPSS dan hasil analisis statistik menunjukkan bahwa dosis 400 mg/200 g bb dan 800 mg/200 g bb dapat menurunkan tekanan darah secara bermakna (P ≤ 0,05) pada hari ke-28 dan dilakukan juga perhitungan persentase penurunan EEDG, yakni 92,59% dan 86,36% untuk tekanan sistol dan diastol dosis 400 mg/200 g bb, serta 48,15% dan 136,36% untuk tekanan sistol dan diastol dosis 800 mg/200 g bb.

Prevalency of hypertension cases in Indonesia is likely to increase from year to year, yet 75.8% cases of hypertension among people have not reached healthcare provider. Indonesias’ biodiversity has a potential to provide antihypertensive drugs whereas the healthcare providers have not reach. This study aimed to find out the antihypertensive effect of 70% ethanolic extract of gambir leaves against NaCl-induced white males rats. Thirty six rats Sprague Dawley strain devided into six group of six animals each were used and administered orally with CMC liquid 0.05% (normal control), NaCl liquid 3.65 g/kg bw (negative control), Tensigard® (comparative control) and three groups of gambir leaves extracts. Sodium chloride as inducer was administered orally for 14 days, then continued by giving CMC liquid 0.05%, Tensigard®, and the gambir leaves extract (200; 400; and 800 mg/200g bw). The blood pressure (systole, diastole, and average blood pressure) was measured on days 14th, 21st, and 28th using CODA® non-invasive blood pressure, and then the obtained data was processed by SPSS. Statistic analysis results show that dose 400 mg/200g bw and 800 mg/200g bw reduced blood pressure significantly (P < 0.05) on day 28th. In addition, percentage of reduction was calculated, 92.59% and 86.36% for systole and diastole of dose 400 mg/200 g bw simultaneously, also 48.15% and 136.36% for systole and diastole of dose 800 mg/200 g bw simultaneusly."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S47602
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febry Lia Dharmanita
"Ekstrak Uncaria gambir (hunter) Roxb dapat bekerja sebagai antioksidan karena kandungan polifenol dan flavonoidnya. Senyawa ini diketahui dapat mencegah terjadinya pembentukan radikal bebas didalam tubuh yang dapat menyebabkan penuaan dini. Pada penelitian ini, gambir pada konsentrasi 0,1%, 0,5%, 1%, dan 2% (b/b) diformulasikan dalam sediaan krim. Efektifitas aktivitas antioksidan krim dibandingkan berdasarkan nilai faktor protektifnya yang di ukur dengan metode tiosianat. Pengukuran nilai faktor protektif dilakukan diawal dan setelah krim mendapat perlakuan dengan penyinaran sinar UV-A. Adanya penambahan gambir dengan konsentrasi yang berbeda-beda pada krim diperkirakan dapat mempengaruhi kestabilan fisik dari krim. Uji kestabilan fisik dilakukan melalui pengamatan pada penyimpanan suhu kamar; 40±2º C; 4º C , uji freze thaw dan uji mekanik. Parameter kestabilan yaitu dengan pengamatan organoleptis, pH, viskositas dan pengukuran diameter globul. Berdasarkan penelitian ini, dapat disimpulkan tidak adanya perbedaan bermakna aktivitas antioksidan awal krim maupun setelah penyinaran UV-A MED 300.000 mJ/cm2, tetapi setelah penyinaran UV-A pada MED 600.000 mJ/cm2 terlihat perbedaan bermakna aktivitas antioksidan krim gambir 1% dan 2% dibandingkan dengan aktivitas antioksidan krim gambir 0,1% dan 0,5%. Ketiga jenis krim yaitu krim gambir 0,1%; 0,5%;dan 1% menunjukkan kestabilan fisik pada penyimpanan suhu kamar; 40±2º C dan 4º C , uji freeze thaw dan uji mekanik yang berarti ketiga krim tersebut stabil pada penyimpanan selama satu tahun. Krim gambir 2% menunjukkan tanda-tanda ketidakstabilan pada penyimpanan 4º C."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S32734
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanang Yunarto
"Hiperlipidemia merupakan faktor risiko utama dalam aterosklerosis dan penyakit jantung koroner. Fraksi etil asetat dari ekstrak daun gambir (Uncaria gambir Roxb.) mengandung metabolit sekunder katekin yang memiliki potensi sebagai antihiperlipidemia dan menghambat aterosklerosis.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji efek antihiperlipidemia dan pencegahan aterosklerosis dari fraksi etil asetat daun gambir secara in vivo. Penelitian menggunakan 36 ekor tikus putih jantan galur Sprague Dawley berusia 2,5 bulan dibagi secara acak menjadi enam kelompok yaitu kelompok normal, kontrol negatif (air suling), kontrol positif (simvastatin 2 mg/200 g bb), dosis I (fraksi 5 mg/200 g bb), dosis II (fraksi 10 mg/200 g bb) dan dosis III (20 mg/200 g bb). Tikus diinduksi dengan makanan yang mengandung kolesterol dan lemak jenuh selama 28 hari, kecuali kontrol normal. Selanjutnya tikus diberi pengobatan selama 28 hari. Efek antihiperlipidemia dianalisa dengan mengukur kadar kolesterol total, trigliserida, LDL dan HDL. Untuk melihat penghambatan aterosklerosis dilakukan pengukuran tebal aorta dan pengamatan gambaran sel busa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jika dibandingkan dengan kontrol negatif, dosis III mampu menghambat kenaikan berat badan, menurunkan kadar kolesterol total, trigliserida, LDL, tebal aorta, sel busa dan meningkatkan HDL (p<0,05). Hasil pada dosis I hanya menurunkan kadar kolesterol total dan LDL, sedangkan pada dosis II mampu menghambat kenaikan berat badan, menurunkan kadar kolesterol total, trigliserida, LDL dan tebal aorta namun tidak meningkatkan kadar HDL.
Disimpulkan bahwa fraksi etil asetat daun gambir pada dosis 20 mg / 200 g bb mempunyai aktivitas antihiperlipidemia dan penghambatan aterosklerosis terbaik.

Hyperlipidemia is the main risk factor for atherosclerosis and coronary heart disease. Ethyl acetate fraction of gambier leaves extract (Uncaria gambir Roxb.) contain secondary metabolite of catechin which have the potency to be used as antihyperlipidemic and inhibits atherosclerosis.
This study aimed to examine the antihyperlipidemia effect and to prevent atherosclerosis by ethyl acetate fraction of gambir leaves extract by in vivo. Thirty six male of Sprague Dawley strain 2,5 months old were randomly divided into six groups: normal group, negative group (aqueous), positive group (simvastatin 2 mg/200 g bw), dose I (5 mg/200 g bw fraction), II (10 mg/200 g bw fraction) and III (20 mg/200 g bw fraction) groups. Rats were induced with high cholesterol and saturated fat feeds for 28 days, except normal group. Furthermore, rats were given the treatment for 28 days. Antihyperlipidemia effects analyzed by measuring total cholesterol, triglycerides, LDL and HDL levels. The atherosclerosis inhibition was determined by measure of aortic thickness and foam cell observation.
The results showed (when compared than negative control), dose III can inhibit body weight gain, decrease of total cholesterol, triglycerides, LDL levels, aortic thickness, foam cells and increase HDL level (p <0.05). The results of dose I only decrease total cholesterol and LDL levels (p<0,05), whereas dose II can inhibit body weight gain, decrease total cholesterol, triglycerides, LDL levels and aortic thickness (p<0,05) but did not increase HDL levels (p>0,05).
The conclusion is the ethyl acetate fraction gambier leaves at dose 20 mg/200 g bb had the best antihiperlipidemia effect and inhibit of atherosclerosis."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
T43262
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Gambir diketahui telah lama digunakan sebagai antioksidan karena
mengandung senyawa flavonoid. Senyawa ini dapat mencegah pembentukan
radikal bebas yang menyebabkan terjadinya penuaan dini. Pada penelitian
ini, gambir pada konsentrasi 1% diformulasikan dalam sediaan sabun padat
dengan bahan dasar minyak zaitun dan minyak kelapa murni yang
direaksikan dengan natrium hidroksida. Formula sabun dengan bahan dasar
minyak zaitun dibandingkan terhadap formula sabun dengan bahan dasar
minyak kelapa murni. Formula sabun dievaluasi berdasarkan ketentuan
dalam SNI 06-3532-1994, yaitu kadar air, jumlah asam lemak, asam
lemak/alkali bebas, lemak yang tidak tersabunkan, dan minyak mineral.
Evaluasi lainnya meliputi organoleptis, pH, stabilitas fisik dan tinggi busa. Uji
stabilitas fisik dilakukan dengan penyimpanan pada suhu kamar dan 40±2°C.
Semua formula sabun memenuhi syarat SNI 06-3532-1994 dan sabun C dan
D menunjukkan ketidakstabilan fisik berupa perubahan warna selama
penyimpanan."
Universitas Indonesia, 2007
S32398
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susi Rahmiyati
"Hem merupakan komponen penyusun hemoprotein, salah satunya yaitu sitoglobin. Sitoglobin diketahui memegang peranan dalam perkembangan kanker. Saat ini, belum diketahui peran hambatan hem terhadap ekspresi CYGB pada sel lini sel kanker hati, HepG2 Penelitian ini bertujuan untuk melihat kemampuan penghambatan hem dalam mencegah proliferasi sel HepG2. Penghambatan hem dilakukan dengan menggunakan suksinil aseton.  Analisis aktivitas enzim ALAD diukur secara kolorimetrik. Analisis viabilitas dan proliferasi (doubling time) dilakukan dengan menggunakan MTT assay. Analisis ekspresi mRNA CYGB dilakukan dengan qRT-PCR. Ekspresi protein CYGB dianalisis dengan ELISA. Hasil yang diperoleh adalah hambatan sintesis hem pada sel HepG2 dengan menggunakan suksinil aseton berhasil dilakukan. Penurunan sintesis hem berdampak pada menurunnya ekspresi CYGB baik tingkat mRNA maupun protein. Viabilitas dan proliferasi sel HepG2 menurun seiring dengan meningkatnya konsentrasi suksinil aseton. Sebagai kesimpulan, pemberian suksinil aseton mampu menghambat sintesis hem karena menekan ekspresi CYGB yang berdampak pada penurunan viabilitas dan proliferasi sel HepG2.

Hem is a component of hemoprotein, one of which is cytogloblin. Cytoglobin is known to play a role in cancer development. Currently, the role of heme inhibitors on CYGB expression in the liver cancer cell line, HepG2, is unknown. This study aims to see the ability of heme inhibition in preventing HepG2 cell proliferation. Hem inhibition was carried out using succinyl acetone. Analysis of ALAD enzyme activity was measured colorimetrically. Viability and proliferation (doubling time) analyzes were performed using the MTT assay. Analysis of CYGB mRNA expression was performed by qRT-PCR. CYGB protein expression was analyzed by ELISA. The results obtained were thatinhibition of hem synthesis in HepG2 cells using succinyl acetone was successfully carried out. Decreased heme synthesis resulted in decreased CYGB expression both at the mRNA and protein levels. HepG2 cell viability and proliferation decreased with increasing succinyl acetone concentration. In conclusion, succinyl acetone was able to inhibit hem synthesis cause it suppressed CYGB expression which had an impact on reducing the viability and proliferation of HepG2 cells."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Albireza Ruhimat
"Kanker mulut merupakan kanker urutan ke-6 dengan insiden tertinggi di dunia. Pengobatan untuk berbagai jenis kanker termasuk kanker mulut masih sangat terbatas dan memiliki banyak efek samping sehingga perlu dicari pengobatan baru yang poten namun memiliki efek samping yang minimal. Kulit buah manggis yang sering dikonsumsi oleh masyarakat Asia Tenggara termasuk Indonesia diduga memiliki efek anti kanker karena mengandungksanton (α,β,γ mangostin). Penelitian ini bertujuan menguji efek sitotoksisitas ekstrak etanol kulit buah manggis terhadap sel kanker mulut dengan metodein vitro. Sel kanker mulut diberikan perlakuan berupa kontrol dan 8 konsentrasi (6,25μg/ml, 12,5 μg/ml, 25 μg/ml, 50 μg/ml, 100 μg/ml, 200 μg/ml, 400 μg/ml, 800 μg/ml).Pengujian secara in vitro pada sel kanker mulut yang diberi ekstrak etanol kulit buah manggis dengan dosis 6,25μg/ml – 800μg/ml dilihat viabilitas sel dibandingkan dengan kontrol. Viabilitas sel kanker diidentifikasi dengan MTT Assay kit. Setelah data didapatkan dan dianalisis menggunakan uji Kruskal-Wallis, didapatkan nilai p = 0,012 serta IC50 sebesar 4,9 μg/ml. Uji Post Hoc menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna antara kelompok kontrol dan perlakuan 6,25 μg/ml dengan kelompok lainnya.

Mouth cell cancer is the 6th most common cancer worldwide. The treatment for any kind of cancer including mouth cell cancer is limited and has many side effects, therefore novel and potent treatment with less side effects is needed. Pericarp of the mangosteen which is commonly consumed by Southeast Asian people including Indonesia, is suspected to have chemotherapy properties such as xanthone (α,β,γ mangosteen). This study aimed to find out the cytotoxicity level of ethanol extracts of mangosteen’s pericarp for mouth cell cancer byin vitro test. Mouth cell cancer was given eight different concentration (6.25μg/ml, 12.5 μg/ml, 25 μg/ml, 50 μg/ml, 100 μg/ml, 200 μg/ml, 400 μg/ml, 800 μg/ml) and control (medium). The viability of the mouth cell cancer was identified using MTT Assay kit. The result shows that the p value = 0.012 and the IC50 = 4.9 μg/ml using Kruskal-Wallis test. Post Hoc test show there are differences between the control and 6,25 ug/ml treatment group to the other treatment groups"
2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>