Ditemukan 91424 dokumen yang sesuai dengan query
Yusuf Kristiadi
"Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan indeks dan kerangka kerja kota cerdas berbasis lingkungan secara komprehensif dengan kerangka kerja Driver-Pressure-State-Impact-Response (DPSIR) untuk mengukur kinerja kota Jakarta untuk menjadi kota cerdas berkelanjutan. Penulis memasukkan indikator ekologi dan data perubahan lahan dalam deret waktu spasial (spatiotemporal) dan variabel persepsi perilaku masyarakat sebagai kebaruan dari penelitian sebelumnya, sehingga hasilnya dapat digunakan sebagai suatu kerangka evaluasi kinerja kota-kota di dunia dan dapat dikembangkan untuk penelitian lebih lanjut. Metode penelitian menggunakan metode bobot entropi dan metode Partial Least Square-Structural Equation Modeling (PLS-SEM). Hasilnya dengan pengolahan data sekunder dan data primer persepsi sosial, ditemukan 7 (tujuh) indikator ekologi yaitu kecepatan angin, suhu, curah hujan, konsentrasi rata-rata tahunan Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU), kelembaban, pH tanah, dan data perubahan lahan secara spatiotemporal melalui Indeks Vegetasi yang terbukti sangat berpengaruh untuk menilai kondisi ekologi lingkungan perkotaan, khususnya di kota Jakarta dengan kerangka kerja DPSIR. Kesimpulan dari penelitian ini, Jakarta sebagai sebuah kota saat ini mempunyai masalah kebutuhan air bersih, pengelolaan limbah air dan sampah, kebutuhan listrik, kebutuhan ruang terbuka hijau, dan kualitas udara seiring dengan pertumbuhan penduduknya sampai 10,61 juta jiwa pada akhir tahun 2021 dan menghasilkan pengembangan sebuah kerangka kerja untuk mendeteksi, dan mengerti keadaan sebuah kota dengan melakukan evaluasi secara komprehensif keadaan dan kinerja lingkungan sebuah kota cerdas berkelanjutan.
This study aims to develop a comprehensive index and framework for a smart city based on the environment with the Driver-Pressure-State-Impact-Response (DPSIR) framework to measure the performance of the city of Jakarta to become a smart sustainable city. The author incorporates ecological indicators and land change data in a spatial time series (spatiotemporal) and variables of perceptions of people's behaviour as a novelty from previous research, so that the results can be used as a framework for evaluating the performance of cities in the world and can be developed for further research. The research method uses the entropy weight method and the Partial Least Square-Structural Equation Modeling (PLS-SEM) method. As a result, by processing secondary data and primary data on social perception, 7 (seven) ecological indicators were found, namely wind speed, temperature, rainfall, annual average concentration of the Standard Air Pollutant Index (ISPU), humidity, soil pH, and land change data on an annual basis. spatiotemporal through the Vegetation Index which is proven to be very influential for assessing the ecological conditions of the urban environment, especially in the city of Jakarta with the DPSIR framework. The conclusion from this study, Jakarta as a city currently has problems with the need for clean water, wastewater and waste management, electricity demand, green open space requirements, and air quality as its population grows to 10.61 million people by the end of 2021 and resulting in the development of a framework for detecting and understanding the state of a city by comprehensively evaluating the state and environmental performance of a sustainable smart city. "
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership Universitas Indonesia Library
Sylvia Prisca Delima
"Ketahanan sosial-ekologi adalah kemampuan penyintasan masyarakat dalam menghadapi keterbatasan lingkungan agar dapat pulih apabila terjadi gangguan. Meskipun keterbatasan lingkungan alam dan sosial di Kota Batam dapat dikelola dengan kemajuan teknologi, potensi gangguan tetap perlu diperhitungkan agar perikehidupan dan kesejahteraan masyarakat tetap terjamin.
Riset ini bertujuan untuk mengkonstruksi model ketahanan sosial-ekologi dalam pembangunan berkelanjutan. Pendekatan riset menggunakan metoda gabungan dengan pendekatan kualitatif terkait kondisi ketahanan sosial-ekologi Kota Batam yang dianalisis menggunakan sarana Kualitas Kehidupan Sosial Budaya berbasis fuzzy logic interaksi antara elemen struktural, kultural dan prosesual berkenaan dengan capaian pembangunan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi ketahanan sosial-ekologi sangat terkait dengan dinamika lokal, regional dan global; spesifikasi dan spesialisasi lingkungan setempat, karakteristik region, serta faktor-faktor sosial budaya yang berpengaruh dalam menentukan kekhasan lingkungan yang menentukan ketahanan sosial-ekologi. Kondisi ketahanan sosial-ekologi juga dapat bervariasi secara spasial dan menurut waktu sehingga model konseptual ketahanan sosial-ekologi perlu mengakomodasi strategi implementasi yang bersifat multicompartment sekaligus terintegratif.
Social-ecological resilience is the community’s surviving ability to face environmental limitations and possible disruptions. Although physical and social environmental limitations in the City of Batam can be managed with technological advances, the potential of disruptions should be taken into account to assure the good community’s livelihood and welfare.This research is to construct a social-ecological resilience model in sustainable development. It is based on mixed method research with qualitative approach on the social-ecological resilience condition of the City of Batam; that is analyzed based on the Quality of Socio-Cultural Life that seeks through the fuzzy-logic-interaction between structural, cultural and processual elements on the results and transformation of development.The results show that the social-ecological resilience condition is related with dynamics of local, regional and global conditions, local environment specifications and specializations, regional characteristics, as well as socio-cultural factors that determine the social-ecological resilience condition that can vary spatially and according to time. Therefore, the conceptual model of social-ecological resilience in sustainable development should accommodate multi-compartment and integrative strategy of implementation."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2019
D2629
UI - Disertasi Membership Universitas Indonesia Library
Silviani Lionita Claudya Manik
"Sampah merupakan masalah umum yang dihadapi di perkotaan. Tren urbanisasi menyebabkan semakin pesatnya timbulan sampah di perkotaan sehingga diperlukan adanya solusi yang terintegrasi. Metode pengumpulan dan pengangkutan sampah di Indonesia saat ini masih dilakukan secara manual dan belum teintegrasi. Implementasi smart waste management system dengan meninjau pengelolaan sampah mulai dari pengumpulan dengan smart garbage bin, pengangkutan dengan truk yang terhubung IoT dan ICT ke fasilitas pengolahan sampah yang dapat dipantau dalam satu command center diharapkan dapat menjadi solusi untuk mencapai target KPI di IKN, yakni 60% daur ulang sampah di tahun 2045. Sampah yang sudah dipilah sejak awal kemudian akan dikelola dengan fasilitas recycle dan pengomposan di area TPST. Perhitungan biaya siklus hidup kemudian dilakukan untuk menilai kelayakan ekonomi penerapan smart waste management system di IKN.
Waste is a common problem faced in urban areas. The trend of urbanization has led to the rapid waste generation in cities, so an integrated solution is needed. Currently, the method of collecting and transporting waste in Indonesia is still done manually and not integrated. Implementation of a smart waste management system by reviewing the waste management procedure starting from collecting phase with smart garbage bins, transporting using vehicle truck connected with IoT and ICT to waste processing facilities that can be monitored in one command center is expected to be a solution to achieve the KPI target at IKN, that is 60% waste recycled in 2045. Waste that has been sorted from the start will be processed with recycling and composting facilities at the temporary waste collection area. Calculation of life cycle costs is then carried out to assess the economic feasibility of implementing a smart waste management system in IKN."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Rajagukguk, Hasan Basri
"Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dituntut untuk bertindak secara pintar dalam menghadapi permasalahan dan tantangan perkotaan yang dihadapinya. Menghadapai hal tersebut, Jakarta menerapkan Jakarta Smart City sebagai sebuah konsep pengembangan kota pintar dengan memanfaatkan pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk mengelola sumber daya kota secara efektif dan efisien dengan mengedepankan inovasi dan partisipasi warga. Acara Indonesia Smart Nation Award menempatkan Jakarta pada peringkat tiga kota pintar kategori provinsi. Guna meningkatkan kematangan kota pintar perlu diketahui sejauh mana tingkat kesiapan Jakarta Smart City saat ini.
Pengukuran tingkat kesiapan kesiapan kota pintar ini menggunakan metode Smart Cities Readiness Maturity Model and Self Assesment Tool yang telah mengadopsi standar BSI PAS 181:2014 tentang kerangka kerja kota pintar. Terdapat lima tingkatan kesiapan dari model tersebut yaitu tingkat Ad-hoc, Opportunistic, Purposeful & Repeatable, Oprationalised dan Optimised. Hasil analisis tingkat kesiapan melalui UP Jakarta Smart City memberikan nilai 1,46 atau masih dalam tingkat 1 (Ad-hoc). Peningkatan ke tingkat 2 dapat dilakukan dengan mengikuti praktik terbaik yang ada dalam model tersebut.
Provincial Government of Jakarta expected to act intelligently in the face of urban problems and challenges. Faced with this, Jakarta implements the Smart City concept development that uses Information and Communication Technology (ICT) to manage the city resources effectively and efficiently by promoting innovation and citizen participation. Indonesia Smart Nation Award puts Jakarta in third place within the provincial smart cities category. In order to increase the maturity level of Jakarta as smart city, we need to know the extend of Jakarta Smart City readiness currently. Such measurement of smart city readiness uses the Smart Cities Readiness Maturity Model and Self Assessment Tool that has adopted BSI PAS 181: 2014 standard for smart cities framework. There are five levels of readiness in this model, which are Ad-hoc, Opportunistic, Purposeful & Repeatable, Oprationalised and Optimised. The result of the analysis that was applied through Jakarta UP Smart City shows a score of 1.46 or still at level 1 (Ad-hoc). Improvement to level 2 can be done by following the best practices in this model."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2016
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Rafly Muzady
"Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) untuk mengatasi permasalahan nasional, antara lain terpusatnya pembangunan di pulau jawa, ketimpangan pembangunan nasional, serta permasalahan urban. Kemajuan teknologi dalam pengembangan kota yang mengedepankan aspek keberlanjutan menjadi solusi dalam mengatasi permasalahan multi dimensi (lingkungan, sosial, dan ekonomi) dalam pembangunan kota baru. Konsep smart sustainable city meningkatkan layanan dan taraf kualitas hidup, serta optimalisasi sumber daya dengan tetap mengedepankan aspek kemanusiaan. Kompleksitas pembangunan menyebabkan proyek dapat mengalami ketidaklayakan finansial yang berdampak pada kerugian pemerintah dan swasta serta mengancam keberlangsungan proyek.. Dengan kondisi tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan skema pendanaan yang optimal bagi model pengembangan konseptual IKN berbasis smart sustainable city. Pengembangan konseptual IKN akan disesuaikan dengan informasi terbaru dari regulasi dan publikasi yang telah terbit sebagai pemutakhiran desain sebelumnya. Melalui metode benchmarking akan dikembangkan komponen biaya initial cost, operation & maintenance cost, serta revenue yang akan digunakan untuk analisis life-cycle cost. Menggunakan kaidah time value of money akan dievaluasi kelayakan finansial dari nilai initial rate of return serta net present value. Dilakukan permodelan skenario untuk mengentukan komposisi pembagian komponen biaya yang optimal antara pemerintah dan swasta. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah pemutakhiran desain konseptual berdasarkan informasi terbaru dan skema pendanaan optimal berdasarkan desain tersebut.
The development of the Nusantara Capital City (IKN) to overcome national problems, including the centralization of development on the island of Java, national development disparity, and urban problems. Advancement in technology used in urban development that also prioritize sustainability can be used to overcome multi-dimensional problems (environmental, social, and economic) faced in the development of new cities. The smart sustainable city concept improves services and quality of life, as well as optimizing resources while still prioritizing the human aspect. High complexity of the development could causes financial fesaibility resulting in losses to the government and the private sector and threatens the sustainability of the project. With these conditions, this study aims to produce an optimal funding scheme for the IKN conceptual development model based on a smart sustainable city. The conceptual development of IKN will be adjusted to the latest information from regulations and publications that have been published as an update to the previous design. Through the benchmarking method, initial cost components, operation & maintenance costs, and revenue will be developed which will be used for life-cycle cost analysis. Using the time value of money principle, the financial feasibility of the initial rate of return and net present value will be evaluated. Scenario modeling is carried out to determine the optimal composition of cost component sharing between the government and the private sector. The results obtained from this research are the updated o conceptual design based on the latest information and the optimal funding scheme based on the design."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Nurul Kurniasari Dela
"Jakarta, sebagai sebuah kota, selalu menghadapi masalah dan tantangan yang bergerak dinamis dan kian kompleks. Untuk mengatasinya, diperlukan pengelolaan perkotaan yang lebih baik agar pembangunannya dapat diarahkan untuk membuat kota menjadi lebih layak huni. Salah satunya, ialah dengan memanfaatkan teknologi, informasi, dan komunikasi melalui konsep smart city. Untuk bertransformasi menjadi smart city, Jakarta punya program Jakarta Smart City yang kemudian dikembangkan dari dimensi-dimensi penting yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana pengembangan dimensi smart governance pada Jakarta Smart City. Peneliti menggunakan pendekatan post-positivist, dan metode kualitatif.
Hasil analisis menunjukkan bahwa Jakarta Smart City telah mengembangkan dimensi smart governance, dengan memenuhi indikator partisipasi dalam pembuatan keputusan, transparansi, pelayanan publik dan pelayanan sosial, serta strategi politik dan perspektif. Pengembangan dimensi smart governance pada Jakarta Smart City ini diharapkan jadi penggerak untuk membangun dimensi esensial lainnya untuk mentransformasikan kota sepenuhnya menjadi smart city.
As a city, Jakarta is always facing problems and challenges which getting more complex each day. To overcome this, an urban development is needed, so that the city can be directed to be more livable. One concept to make urban development in the city becomes better is by using the technology, information, and communication through smart city. To be able to transform into a smart city, Jakarta has Jakarta Smart City, which then being developed in many dimensions. This research aims to analyze how the development of smart governance dimension in Jakarta Smart City. The research using post-positivist approach and qualitative methods. The analysis showed that Jakarta Smart City has developed a smart dimension of governance, to fulfill the indicators participation in decision-making, transparency, public services and social services, as well as political strategy and perspective. Development of smart governance dimension in Jakarta Smart City is expected to be the driving force to build other essential dimensions to completely transform the city into a smart city."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S62680
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Vina Ardelia Effendy
"Berdasarkan proyeksi dari Badan Pusat Statistik total jumlah penduduk Indonesia mencapai 271 juta jiwa pada tahun 2020. Menurut perkiraan tersebut, jumlah penduduk Indonesia bisa mencapai 300 juta pada tahun 2045. Kondisi ini, ditandai dengan pertumbuhan penduduk yang datang ke kota, serta konsekuensi lingkungan dan sosial. Konsekuensi lingkungan yang dapat terjadi yaitu meningkatnya pencemaran, degradasi ekosistem, dan kurangnya ruang untuk melakukan proses pengelolaan sampah. Salah satu masalah yang ditimbulkan dengan adanya sampah yang tidak dikelola yaitu bencana banjir. Dari masalah sampah yang menyebabkan bencana banjir, salah satu solusi yang ditawarkan yaitu penerapan kota cerdas, mengacu pada kota yang berbasis teknologi, perkembangan teknologi pada setiap bidang seperti pendidikan, energi, dan transportasi. Salah satu dimensi yang terdapat pada kota cerdas (smart city) yaitu smart environment. Smart environment memiliki area kerja diantaranya smart waste management. Hal tersebut didukung dari hasil wawancara dengan Deputi Bidang Transformasi Hijau dan Digital Otorita IKN. Tujuan dari penelitian ini memberikan perencanaan terkait smart waste management bagi Ibu Kota Nusantara (IKN) dari hulu ke hilir. Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data kualitatif dengan melakukan wawancara dan studi dokumen. Hasil penelitian berupa perencanaan smart waste management yang terdiri dari pemilahan, pengangkutan, pengolahan, dan pemrosesan akhir sampah. Penelitian ini didukung dengan riset yang dilakukan dari berbagai negara. Dalam perencanaan smart waste management dapat dilakukan penelitian lebih lanjut terkait pengolahan air limbah (lindi) secara terpusat. Penerapan prediksi terkait prediksi perubahan volume TPA yang diperoleh dari 3D model wilayah TPA. Selain itu, perlu adanya spesifikasi jenis kendaraan pengangkut sampah untuk setiap kategori sampah dan belum dilakukan pengumpulan data dari pakar sesuai bidang keilmuan.
Based on projections from the Central Statistics Agency, the total population of Indonesia will reach 271 million people in 2020. According to these estimates, the total population of Indonesia could reach 300 million in 2045. This condition is marked by the growth of people coming to cities, as well as environmental and social consequences. Environmental consequences that can occur are increasing levels of pollution, ecosystem degradation, and lack of space to carry out waste management processes. One of the problems caused by unmanaged waste is flooding. From the waste problem that causes the flood disaster, one of the solutions offered is the application of smart cities, referring to technology-based cities, technological developments in every field such as education, energy, and transportation. One of the dimensions in a smart city is the smart environment. Smart environment has a work area including smart waste management. This is supported by the results of interviews with the Deputy for Green Transformation and the Digital Authority of IKN. The purpose of this study is to provide planning related to smart waste management for The New National Capital City (IKN) from upstream to downstream. This study uses a qualitative data collection method by conducting interviews and document studies. The results of the research are smart waste management planning which consists of sorting, transporting, processing and landfill for waste. This research is supported by research conducted in various countries. In addition, to improve smart waste management planning, further analysis can be carried out related to centralized wastewater (leachate) treatment. Application of predictions related to predictions of changes in landfill volume obtained from 3D models of landfill areas. In addition, it is necessary to have specifications for the types of waste transport vehicles for each category of waste and data collection has not been carried out from experts according to scientific fields."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Utoyo Harjito
"Manusia berperan penting dalam pembangunan terutama di perkotaan agar menjadi pemukiman yang sesuai dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) ke-11 yaitu menjadikan kota dan pemukiman manusia yang inklusif, aman, tangguh, dan berkelanjutan. Salah satu permasalahan perkotaan adalah mengenai kesenjangan antara jumlah populasi dan ketersediaan informasi, lahan, polusi, kriminalitas, kesenjangan sosial, dan sebagainya. Pada hakekatnya, kota memerlukan media informasi di ruang publik sebagai sarana informasi untuk membangun manusia sesuai dengan konsep Smart city yaitu masyarakat cerdas (Smart People). Media luar ruang telah berkembang dengan sentuhan teknologi menjadi media luar ruang digital sebagai bagian dari Internet of Things (IoT) yang merupakan komponen Information Communication Technology (ICT) dari pengejawantahan konsep Smart city. Kota Bogor yang menjadi percontohan Smart city menggunakan media luar ruang digital sebagai sarana informasi publik luar ruang. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif deskriptif dengan sebelas informan melalui purposive sampling. Hasil penelitian menyatakan media luar ruang digital pada ruang publik di Kota Bogor kurang menginformasikan edukasi, lebih menjadi sarana komersial dan tidak sesuai dengan konsep smart people. Dalam perkembangannya, munculnya bentuk praktik-praktik penguasaan ruang publik dengan pengelolaan media luar ruang yang diserahkan kepada golongan tertentu (private) yang hanya menjadi alat kepentingan komersil. Publik tidak hanya kurang mendapatkan informasi edukasi yang mencerdaskan namun juga kurang memiliki akses publik terhadap ruang publik itu sendiri.
Kata kunci: kota, ruang publik, smart city, smart people, SDG's
People play an important role in development, especially in urban areas so that they become settlements in accordance with the 11th Sustainable Development Goals (SDGs) which is to make cities and human settlements inclusive, safe, resilient, and sustainable. One of the urban problems is the gap between population size and the availability of information, land, pollution, crime, social inequality, and so on. In essence, cities need information media in public spaces as a means of information to build people in accordance with the Smart city concept, namely smart people. Outdoor media has developed with a touch of technology into digital outdoor media as part of the Internet of Things (IoT) which is an Information Communication Technology (ICT) component of the embodiment of the Smart city concept. The city of Bogor, which is a smart city pilot, uses digital outdoor media as a means of outdoor public information. This research was conducted with a descriptive qualitative approach with eleven informants through purposive sampling. The results of the study state that digital outdoor media in public spaces in Bogor City are less informative of education, are more of a commercial facility and are not in accordance with the concept of smart people. In its development, the emergence of the practice of controlling public space with the management of outdoor media that is handed over to certain groups (private) which is only a tool for commercial interests. The public not only lacks educational information, but also lacks public access to the public space itself. Keywords: city, public space, smart city, smart people, SDG's."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Yohan Adhi Styoutomo
"Pada tanggal 18 Januari 2022, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Pemerintah mengesahkan rancangan undang – undang (RUU) Ibu Kota Negara menjadi undang – undang (UU) sehingga Ibu Kota Jakarta akan digantikan dengan Ibu Kota baru yang bernama Nusantara. Berdasarkan rencana induk Ibu Kota Nusantara (IKN), IKN memiliki visi menjadi economic superhub melalui enam klaster dan dua enabler. Salah satu enabler adalah penerapan kota cerdas yang mendorong IKN sebagai kota berkelanjutan, bukan hanya liveable tetapi juga loveable. Tolak ukur keberhasilan kota cerdas di IKN dinyatakan melalui KPI, yaitu terpenuhinya seluruh konektivitas digital dan teknologi, informasi, serta komunikasi untuk seluruh penduduk dan bisnis. Guna mencapai target tersebut dibutuhkan infrastruktur cerdas yang merupakan salah satu komponen penting kota cerdas. Proses pengumpulan data dilakukan secara wawancara dan studi dokumen terkait IKN. Penerapan best practice studi dari negara lain dijadikan sebagai pertimbangan dari analisis pemilihan rancangan awal berdasarkan analisis SWOT. Penelitian ini menghasilkan rancangan awal jaringan fiber pada backbone menggunakan topologi double ring. Rancangan awal pusat komando dan kontrol digunakan untuk memantau sistem perkotaan, keselamatan dan keamanan, layanan pemerintah, lingkungan dan keberlanjutan, akses dan mobilitas, dan kelayakan huni. Rancangan awal pusat data di IKN diimplementasikan dengan membangun pusat data sendiri dan menjadikan pusat data IKN menjadi bagian dari pusat data nasional sehingga setiap kementerian atau lembaga tidak perlu membuat pusat datanya masing – masing. Rancangan awal penerapan infrastruktur kendaraan otonom di IKN menerapkan teknologi DSRC berbasis WiFi 802.11bd/802.11p. Implikasi teori dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya dalam perancangan infrastruktur cerdas pada ibu kota negara atau kota cerdas lainnya.
On January 18, 2022, the People's Representative Council (DPR) and the Government passed the draft law (RUU) on the State Capital to become law (UU) so that the capital city of Jakarta will be replaced with a new capital city called Nusantara. Based on the master plan for the Archipelago Capital City (IKN), IKN has a vision of becoming an economic superhub through six clusters and two enablers. One of the enablers is the implementation of smart cities that encourage IKN to become sustainable cities, not only liveable but also loveable. The benchmark for the success of smart cities in IKN is expressed through KPIs, namely the fulfilment of all digital connectivity and technology, information and communication for all residents and businesses. To achieve this target, smart infrastructure is needed, which is one of the essential components of a smart city. The data collection process was carried out using interviews and a study of documents related to IKN. The application of best practice studies from other countries is used as a consideration in the analysis of the selection of the initial design based on the SWOT analysis. This research produces a preliminary design of fiber network strategy on the backbone using a double-ring topology. Preliminary design of command-and-control center awales monitor urban systems, safety and security, government services, environment and sustainability, access and mobility, and habitability. Preliminary design of the data center at IKN is implemented by building its data center and making the IKN data center part of the national data center so that each ministry or agency does not need to create its own data center. Preliminary design for implementing autonomous vehicle infrastructure in IKN applies DSRC technology based on WiFi 802.11bd/802.11p. The theoretical implications of this research can be used as a reference for further study in designing smart infrastructure in national capitals or other smart cities."
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Diah Kusumawati
"Peningkatan trafik mobile data di Indonesia diprediksi oleh CISCO akan meningkat sebesar 12 kali lipat pada tahun 2020. Trafik tersebut diprediksi akan terus bertambah dengan meluasnya pemanfaatan teknologi IoT secara masif sebagai salah satu tren teknologi masa depan. Pemanfaatan teknologi IoT di Indonesia digunakan untuk mendukung program smart city di berbagai kota dan diperkirakan akan berimplikasi pada kenaikan trafik. Sementara itu, Indonesia diperkirakan akan kekurangan spektrum mobile broadband sebesar 500 MHz pada tahun 2020. Implementasi teknologi IoT untuk mendukung smart city diperkirakan akan memperbesar defisiensi spektrum tersebut. Hingga saat ini belum ada penelitian yang menghitung prediksi jumlah kebutuhan spektrum untuk layanan IoT di Indonesia. Forum bersama industri elektronik di India IESA TIE IoT Forum telah melakukan prediksi jumlah kebutuhan spektrum untuk layanan IoT. Dalam rangka mendukung program pengembangan smart city di India, IESA TIE IoT Forum merekomendasikan alokasi spektrum tambahan sebesar 10 ndash; 20 MHz spesifik untuk layanan IoT. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung prediksi kebutuhan spektrum untuk layanan IoT dengan studi kasus Jakarta Smart City menggunakan metode perhitungan yang digunakan oleh IESA TIE IoT Forum. Hasil penelitian ini adalah kebutuhan spektrum untuk layanan IoT meningkat 17,27 dalam kurun waktu 2016-2021 dengan kebutuhan spektrum sebesar 18,67 MHz untuk skenario 1 dan 19,91 MHz untuk skenario 2. Kebutuhan spektrum tersebut dapat diantisipasi oleh regulator dengan memperhatikan ketersediaan alternatif spektrum saat ini, peluang industri dan inovasi IoT dalam negeri serta kebutuhan regulasi terkait IoT seperti standarisasi perangkat, harmonisasi spektrum dan sistem keamanan data.
In Indonesia, mobile data traffic is predicted by CISCO will increase significantly by 12 times in the period of 2015 ndash 2020. The traffic is predicted will grow continuously by widespread utilization of IoT technologies on a massive scale as one of the future technology. IoT is used to support the smart city program in various cities in Indonesia and expected to have implications in traffic growth. Meanwhile, Indonesia is expected to experience deficiency of 500 MHz spectrum for mobile broadband services in 2020. IoT implementation to support smart city is predicted to enlarge spectrum deficiency. There has been no study which calculates spectrum needs for IoT services in Indonesia. Electronics industrial collaboration forum in India IESA TIE IOT Forum has made predictions of spectrum need for IoT services. In order to support smart city in India, IESA TIE IoT forum proposed to allocate additional spectrum of 10 ndash 20 MHz specific for IoT services. This research aims to calculate spectrum need for IoT services in case of Jakarta Smart City. The results are spectrum need for IoT services increase by 17.27 in the period of 2016 ndash 2021 with the spectrum needs of 18.67 MHz for scenarios 1 and 19.91 MHz for scenarios 2. The spectrum needs should be anticipated by regulator to consider the availability alternative spectrum, opportunity and innovation IoT industry in Indonesia and the needs of regulations related to IoT for instance standardization of devices, spectrum harmonization and data security systems."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T46988
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library